Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Kata kunci: kapang endo it, fermentasi goyang, metabolit sekunder, anti-
mikroba, dan Calotropis gigantea L. Dryand
Korespondensi:
Shirly Kumala
Email: fskumala@yahoo.com
Fermentasi goyang isolat kapang endofit λ=580 nm dan khamir disuspensikan kedalam
Isolat kapang endo it yang diperoleh ditum- tabung berisi 5 mL Potato Dextrose Broth di-
buhkan dalam medium Potato Dextrose Agar inkubasikan pada suhu 20o-25o C selama 18-24
(PDA) selama 7 hari dalam cawan Petri, diambil jam, lalu diukur kekeruhannya dengan spektro
sebanyak 5 potong biakan kapang berukuran UV-VIS pada λ=560 nm, diukur kekeruhannya
kurang lebih 1x1 cm. Potongan kapang tersebut 25% T. (8).
dimasukkan ke dalam medium fermentasi cair
PDY sebanyak 50 mL dalam Erlenmeyer 250 mL Uji aktivitas antimikroba
hingga didapat jumlah total media fermentasi se- Uji antimikroba terhadap khamir
banyak 100 mL. Fermentasi dengan shacker sela- Suspensi khamir diambil dipipetkan ke da-
ma 5 hari dengan kecepatan 120 rpm. Supernatan lam cawan Petri sebanyak 0,5 mL, lalu dituang-
dipisahkan dari biomassa dengan cara disentrifu- kan 15 mL Potato Dextrose Agar sebagai media
gasi dan disaring, lalu supernatan dipindahkan pertumbuhan khamir, kemudian dihomogen-
ke dalam medium dengan volume lebih besar se- kan dengan cara menggoyangkan cawan searah
banyak 1000 mL kemudian dilakukan fermentasi dan dibiarkan memadat selama 10 menit pada
kembali selama 7 hari. Supernatan dipisahkan suhu kamar. Secara aseptik, kertas cakram yang
kembali dari biomassa. Hasil fermentasi berupa sudah dijenuhkan di dalam fase n-heksana, etil
supernatan diekstraksi dengan pelarut organic asetat, dan n-butanol hasil ekstraksi selama
yang berbeda kepolarannya (5). 30 menit, diletakkan diatas media perbenihan
yang sudah memadat dengan menggunakan
Ekstraksi pinset steril dan antibiotik pembanding (nis-
Supernatan hasil fermentasi diekstraksi meng- tatin). Kemudian diinkubasi selama 18-24 jam
gunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan n- pada suhu 37o C. Daerah jernih (bening) diseki-
butanol secara bertingkat, hasil ekstraksi dipe- tar cakram menunjukkan adanya daerah ham-
katkan sampai diperoleh ekstrak kering pekat. bat mikroba (DDH) diukur dalam satuan milli-
Ekstrak kering kemudian digunakan untuk uji meter (mm) (8).
aktivitas antimikroba dan penapisan itokimia.
Uji antimikroba terhadap bakteri Gram-negatif
Uji aktivitas antimikroba dan Gram-positif
Dilakukan uji aktivitas antimikroba untuk Suspensi bakteri uji sebanayak 0.5 mL dipi-
masing-masing ekstrak, menggunakan metode petkan kedalam cawan Petri, lalu dituangkan 15
difusi agar menggunakan kertas cakram sebagai mL Nutrient Agar sebagai media pertumbuhan
pecadang. Mikroba uji yang digunakan adalah bakteri, kemudian dihomogenkan dengan cara
turunan dari Staphylococcus aureus ATCC 25923, menggoyangkan cawan searah dan dibiarkan
Bacillus subtilis ATCC 6633, Escherichia coli ATCC memadat selama 10 menit pada suhu kamar.
25922, dan Candida albicans ATCC 10231. Seba- Secara aseptik, kertas cakram yang sudah dije-
gai kontrol positif untuk bakteri Gram-positif nuhkan di dalam fase n-heksana, etil asetat, dan
dan Gram-negatif digunakan antibiotik kloram- n-butanol hasil ekstraksi selama 30 menit, di-
fenikol, kontrol positif untuk khamir digunakan letakkan diatas media perbenihan yang sudah
antibiotik nistatin. memadat dengan menggunakan pinset steril
dan antibiotik pembanding (kloramfenikol). Ke-
Penyiapan bakteri uji mudian diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu
Biakan dari masing-masing bakteri uji dalam 37o C. Daerah bening disekitar cakram menun-
kaldu pepton, yang berumur 18-24 jam, diukur jukkan adanya daerah hambat mikroba (DDH)
kekeruhannya dengan spektro UV-VIS pada diukur dalam satuan milimeter (mm) (8).
Tabel 1. Pengamatan Makroskopik Kapang Endofit Ranting Tanaman Biduri (Calotropis gigantea L.Dryand.)
Gambar 1. Isolat Tunggal Kapang Endofit Ranting Tanaman Biduri (Calotropis gigantea L.Dryand.)
Hari Ke-7 dengan Perbesaran 1000x
Keterangan : CG: Calotropis gigantea L.Dryand. ; r I : Ranting ke-1 ; r III : Ranting ke-3 ; b1 : Pohon kedua ;
c1 : Pohon ketiga ; e1 : Pohon kelima
meningkatkan suplai oksigen dalam medium dan Setelah itu dari hasil fermentasi, diambil super-
meningkatkan pertukaran panas sehingga distri- natannya kemudian di ekstraksi, dengan tujuan
busi suhu menjadi homogen di seluruh bagian untuk menarik senyawa metabolit sekunder ha-
substrat (10). Hasil penelitian didapatkan bahwa sil fermentasi yang terdapat dalam isolat kapang
media PDY merupakan media yang baik dan co- endo it biduri. Ekstraksi menggunakan 3 pelarut
cok untuk fermentasi kapang endo it, karena di- yang berbeda tingkat kepolarannya (n-heksana,
dalamnya mengandung karbon yang berasal dari etil asetat dan n-butanol) dikumpulkan, kemudi-
ekstrak kentang dan dekstrosa, ekstrak yeast se- an ekstrak yang didapat dipekatkan dengan alat
bagai sumber nitrogen (5,8). Fermentasi 4 isolat rotavapor kemudian diuapkan, dikeringkan dan
ranting dilakukan selama 5 hari sebagai awal dari dilakukan uji aktivitas serta penapisan itokimia.
penggojokan dengan metode goyang, lalu pada Ekstrak fase n-heksan kapang endo it dari ran-
hari ke-6 disentrifugasi,kemudian disaring dan ting ke-1 dan ranting ke-3 tanaman biduri (Calo-
di pindahkan ke dalam medium PDY baru de- tropis gigantea L.Dryand) tidak memberikan
ngan jumlah volume yang lebih besar kemudian zona hambat, yang menunjukkan tidak ada daya
dilakukan penggojokan kembali selama 7 hari. hambat pada pertumbuhan mikroba (Tabel 2).
Tabel 2. Hasil Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak n-heksan Metabolit Sekunder Kapang Endofit dari Ranting
Tanaman Biduri (Calotropis gigantea L.Dryand.) terhadap Staphylococcus aureus, Eschericia coli,
Bacillus subtilis, dan Candida albicans
1 0 0 0 0 27,05
Staphylococcus 2 0 0 0 0 26,25
aureus 3 0 0 0 0 29,30
ΣX 0 0 0 0 82,60
X 0 0 0 0 27,53
SD 0 0 0 0 1,50
X ± SD 0 0 0 0 27,53 ± 1,50
1 0 0 0 0 33,10
Eschericia coli 2 0 0 0 0 33,85
3 0 0 0 0 K 36,40
ΣX 0 0 0 0 103,35
X 0 0 0 0 34,45
SD 0 0 0 0 1,70
X ± SD 0 0 0 0 34,45 ± 1,70
1 0 0 0 0 30,30
Bacillus subtilis 2 0 0 0 0 32,75
3 0 0 0 0 31,45
ΣX 0 0 0 0 94,50
X 0 0 0 0 31,50
SD 0 0 0 0 1,20
X ± SD 0 0 0 0 31,50 ± 1,20
1 0 0 0 0 32,65
Candida albicans 2 0 0 0 0 34,25
3 0 0 0 0 31,25
ΣX 0 0 0 0 N 98,15
X 0 0 0 0 32,70
SD 0 0 0 0 1,50
X ± SD 0 0 0 0 32,70 ± 1,50
Keterangan: Diameter kertas cakram 6,00 mm ; K : Kloramfenikol ; N: Nistatin
Sedangkan pada ekstrak etil asetat metabolit negatif (Eschericia coli). Ekstrak etil asetat dari
sekunder kapang endo it dari memberikan zona isolat CG.r I b1 bersifat spektrum sempit hanya
hambat yang menunjukkan adanya daya ham- dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram-
bat pertumbuhan antimikroba (Tabel 3). Isolat positif dan dapat menghambat pertumbuhan
CG.r I c1 tidak dapat memberikan daya hambat khamir.
pada pertumbuhan baik untuk bakteri uk Gram- Ekstrak hasil fermentasi isolat kapang en-
positif (Staphylococcus aureus dan Bacillus do it ranting tanaman biduri (Calotropis gigan-
subtilis), maupun untuk pertumbuhan bakteri tea L.Dryand.) menunjukkan adanya potensi ak-
Gram-negatif (Eschericia coli), akan tetapi dapat tivitas antimikroba pada ekstrak etil asetat dan
menghambat pertumbuhan khamir (Candida ekstrak n-butanol adalah isolat CG.r III d1 (Ta-
albicans). Isolat CG.r I b1 dapat memberikan bel 4). Senyawa tersebut berdifusi keluar dari
daya hambat pertumbuhan bakteri Gram-posi- cakram ke dalam agar, menghambat pertum-
tif (Staphylococcus aureus dan Bacillus subtilis), buhan mikroba uji sehingga membentuk zona
dan khamir (Candida albicans) akan tetapi tidak hambat, diduga zat berkhasiat yang terkandung
dapat menghambat pertumbuhan bakteri Gram- di dalamnya sebagai antimikroba adalah senya-
Tabel 3. Hasil Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etil Asetat Metabolit Sekunder Kapang Endofit dari Ranting
Tanaman Biduri (Calotropis gigantea L.Dryand.) terhadap Staphylococcus aureus, Eschericia coli,
Bacillus subtilis, dan Candida albicans
wa lavonoid, dan kumarin. Daya hambat yang negatif (Eschericia coli), hal tersebut mungkin
terdapat pada ekstrak n-butanol aktivitasnya ti- disebabkan karena bakteri Gram-negatif mem-
dak lebih kuat dari ekstrak etil asetat jika dilihat punyai dinding sel dengan kandungan lipid
dari zona hambat yang terbentuk (zona hambat yang tinggi dan struktur dinding sel yang ber-
yang terbentuk dari ekstrak n-butanol lebih ke- lapis tiga (multi layer) yaitu lipoprotein, mem-
cil dibandingkan dengan esktrak etil asetat). bran luar fosofolipid dan liposakarida yang me-
Rata-rata zona hambat yang dihasilkan dari nyebabkan sulitnya zat antibakteri masuk ke
masing-masing ekstrak fase etil asetat dan fase dalamnya. Perbedaan struktur dinding sel, se-
n-butanol dari isolat kapang endo it hasil isolasi perti jumlah peptidoglikan, jumlah lipid, ikatan
dari tanaman biduri terhadap keempat mikroba silang, dan aktivitas enzim yang menentukan
uji memperlihatkan hasil yang berbeda-beda. penetrasi, pengikatan, dan aktivitas antibakteri
Kisaran zona hambat yang dihasilkan adalah (11). Bila dibandingkan kemampuan mengham-
6,2 mm sampai dengan 17,41 mm. Ekstrak dari bat pertumbuhan keempat mikroba uji antara
tiap isolat kapang endo it sebagian besar tidak masing-masing ekstrak fase etil asetat dan fase
memberikan daya hambat pada bakteri Gram- n-butanol dengan kontrol positif, yaitu cakram
Tabel 4. Hasil Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak n-butanol Metabolit Sekunder Kapang Endofit dari Ranting
Tanaman Biduri (Calotropis gigantea L.Dryand.) terhadap Staphylococcus aureus, Eschericia coli,
Bacillus subtilis, dan Candida albicans
antibiotik kloramfenikol dan cakram antibio- tivitas antimikroba adalah ekstrak dengan
tik nistatin, masing-masing ekstrak tersebut kode isolat kode isolat CG.r IIIb1 yang me-
terlihat efektif dalam menghambat keempat miliki aktivitas sebagai antibakteri terha-
mikroba uji namun tidak sebesar daya hambat dap Staphylococcus aureus, Bacillus subtilis
yang dihasilkan dari cakram antibiotik yang dan sebagai antikhamir terhadap Candida
digunakan. Ekstrak fase n-heksan dan bebera- albicans.
pa ekstrak fase etil asetat maupun ekstrak 3. Ekstrak n-butanol yang menghasilkan ak-
n-butanol yang tidak menunjukkan aktivitas tivitas antimikroba adalah ekstrak dengan
antimikroba pada uji yang dilakukan, mung- kode isolat CG.r IIId1, CG.r IIIe1 yang me-
kin mempunyai kandungan senyawa aktif yang miliki aktivitas sebagai antibakteri terha-
sama namun jumlahnya lebih kecil atau mung- dap Staphylococcus aureus, Bacillus subti-
kin mengandung senyawa aktif potensial yang lis, Escherichia coli dan sebagai antikhamir
berbeda namun memiliki aktivitas yang sama. terhadap Candida albicans.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 4. Ekstrak fase etil asetat hasil dari isolasi
metabolit sekunder kapang endofit digunakan kapang endofit ranting tanaman Biduri
dari ranting tanaman biduri (Calotropis gigan- pada isolat CG.rIIId1 memberikan adanya
tea L.Dryand.) memiliki potensi untuk dikem- potensi daya hambat terbesar dinyatakan,
bangkan menjadi senyawa antimikroba yang bahwa tanaman tersebut dapat dijadikan
perlu dipurifikasi dan diproduksi skala besar, salah satu tanaman yang memiliki aktivi-
untuk mendapatkan metabolit sekunder mur- tas antimikroba karena dapat menghambat
ni yang dihasilkan oleh kapang endofit. Oleh pertumbuhan untuk keempat mikroba uji
karena itu perlu dilakukan penelitian lebih yaitu bakteri Gram-positif (Staphylococcus
lanjut, untuk mengetahui senyawa aktif yang aureus, Bacillus subtilis), bakteri Gram-
terkandung dalam isolat kapang endofit dari negatif (Eschericia coli) dan khamir (Can-
daun dan ranting tanaman biduri (Calotropis dida albicans).
gigantean L.Dryand.) yang bersifat sebagai an- Pada penelitian ini digunakan Antibiotik
timikroba dalam produksi skala besar maupun Kloramfenikol sebagai kontrol positif. Pe-
purifikasi. milihan ini karena Kloramfenikol mempunyai
spektrum luas. Sebagai bakteri uji digunakan
bakteri Gram positif dan negatif. Penggunaan
KESIMPULAN Nistatin sebagai kontrol positif, karena pada
penelitian ini digunakan khamir Candida albi-
Hasil isolasi dan uji aktivitas antimikroba cans.
kapang endofit ranting tanaman biduri (Calo-
tropis gigantea L. Dryand.) :
1. Ekstrak fase etil asetat hasil dari isolasi UCAPAN TERIMA KASIH
kapang endofit ranting tanaman Biduri
mempunyai potensi daya hambat terbesar Peneliti menyampaikan terima kasih kepada :
pada isolat CG.r IIId1 (Didymella bryoniae 1. LIPI Microbial Cllection (LIPIMC) yang
galur MA71) terhadap keempat mikroba telah mengidentifikasi kapang endofit
uji yaitu bakteri Gram-positif (Staphylococ- dalam penelitian ini.
cus aureus, Bacillus subtilis), bakteri Gram- 2. Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Ke-
negatif (Eschericia coli) dan khamir (Can- dokteran Indonesia, yang telah memberi-
dida albicans). kan bakteri uji yang digunakan dalam
2. Ekstrak etil asetat yang menghasilkan ak- penelitian ini.