Sei sulla pagina 1di 10

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e

Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)


2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

FAKTOR-FAKTOR
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENCEGAHAN
JATUH PADA PASIEN RISIKO JATUH OLEH PERAWAT
DI RUANG NUSA INDAH RSUD TUGUREJO SEMARANG

Nugraheni 1 Baju Widjasena,2 Bina Kurniawan,2 Ekawati.


Marina Nugraheni, Ekawati 2
1
Mahasiswa Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM Undip
2
Dosen Keselamatan dan Kesehatan Kerja FKM Undip
e-mail: nugrahenimarina@gmail.com

Abstract:The
The incident of falling patient in hospital are three major medical
incidents that may cause minor injuries to death if there is notany prevention. The
beginning of research results indicated that most accident cases in RSUD
Tugurejo Semarang was patient falls cases and in the last two years y there was
incidence of patients
ents falling in Nusa Indah.
Indah This research aimed to analyzed the
related factors associated with falling patient prevention by nurses Nusa Indah
RSUD Tugurejo. This his research is a Descriptive correlation with cross sectional
approach. The population of this research consist of nurses who on duty in Nusa
Indah Room 2, 3, and 4. The sample of this research used a total sampling,those
sum of all nurses nurses who on duty d in Nusa Indah Room, totally 40 nurses.
nurses
Based on the analysist of data obtained using Rank Spearman Test, Test related
variabless to the fall prevention of falling risk patient were the knowledge of nurse
(p-value 0,02),), training (p-value
(p 0,035), and supervision (p-value
value 0,008).
0,0 While
unrelated variables to the fall prevention of falling risk patient were age (p-value
(p
0,863), tenure (p-value
value 0,680), and condition of infrastructur (p-value
value 0,495). The
researcher suggest to hospitals for prevention of falling patient tient are reform the
content of policies and guidelines related to the use of patient falls yellow bracelet
into yellow label at the door of the patient, create a Standard Operasional
Prosedur about prevention of falling patient more specifically, the establishment
esta
of the monitoring patient safety team of RSUD Tugurejo Semarang in each room
that played an active role in providing optimal monitoring implementation of
prevention patient falls and put up the yellow sign should match with risk fall
guidelines’ss sheets of RSUD Tugurejo Semarang.

Keywords : Safety
afety Patient, Prevention Falling Patient, Hospital
ospital

121
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PENDAHULUAN berkelanjutan dari risiko cidera pasien


Rumah sakit merupakan salah jatuh di rumah sakit.3
satu bentuk sarana kesehatan, baik RSUD Tugurejo Kota
yang diselenggarakan oleh Semarangmerupakan rumah sakit
pemerintah dan atau masyarakat tipe B yang telah
elah tersertifikasi KARS
yang berfungsi untuk melakukan dengan akreditasparipurna.
upaya kesehatan dasar atau Berdasarkan survey awal didapatkan
kesehatan rujukan dan upaya informasi bahwa kasus kecelakaan
kesehatan penunjang. Rumah sakit terbanyak yang terjadi di RSUD
sebagai instansi pelayanan Tugurejo Kota Semarang, yaitu kasus
kesehatan yang pasien jatuh.
berhubunganlangsung dengan pasien RSUD Tugurejo Kota
harus mengutamakan pelayanan Semarangmerupakan rumah sakit
kesehatan yang aman,bermutu, tipe B yang telah tersertifikasi KARS
antidiskriminasi,
idiskriminasi, dan efektif dengan dengan akreditasparipurna.
mengutamakan kepentingan Berdasarkan survey awalmelalui
pasiensesuai dengan standar wawancara dengan sekretaris tim K3
pelayanan rumah sakit.1 di RSUD Tugurejo pada bulan Juni
Keselamatan pasien atau 2016, diketahui bahwa kebijakan
patient safety merupakan sistem terbaru tentang pelaksanaan patient
pelayanan rumah sakit yang safety di RSUD Tugurejo
memberikan asuhan pasien secara Semarangtelah
ngtelah ditetapkan sejak
lebih aman. Keselamatan pasien tahun 2014dan kasus kecelakaan
adalah salah satu prosedur untuk terbanyak yang terjadi di RSUD
mencegah terjadinya cidera lanjut, Tugurejo Kota Semarang, yaitu kasus
yaitu dengan menetapkan standar pasien jatuh. Kemudian berdasarkan
pelayanan terkait pembuatan sIstem hasil wawancara awal dengan Kepala
pelaporan kejadian dan tindak Ruang Rawat Inap Nusa Indah
lanjutnya.2 diperoleh informasi bahwa
Pencegahan pasien jatuh RuangNusa Indah merupakan Ruang
dapat dilakukan dimulai dari: Rawat Inap Very Important Person
melakukan assesmen awal saat (VIP)yang
yang terdiri dari 3 ruangan, yaitu
pasien masuk untuk dirawat, dan Ruang Nusa Indah 2 menangani
assesmen lanjut apabila terdapat semua pasien (pasien penyakit
perubahan kondisi pada pasien dalam, bedah, dan syaraf) termasuk
dengan mengunakan Morse Fall pasien obgyn (pasien hamil) dan
Scale untuk pasien dewasa dan bayi, Ruang Nusa Indah 3 dan Ruang
Humpty Dumpty Scale untuk pasien Nusa Indah 4 menangani semua
anak-anak;
anak; menerapkan langkah- langkah pasien kecuali pasien obgyn dan
langkah untuk mengurangi jatuh bayi. Ruang Nusa Indah ndah terdiri dari
dengan menetapkan kebijakan dan 14 kamar setiap kamar terdapat 1
memasang gelang khusus penanda pasien dan tiap kamar ditangani oleh
pasien merupakan pasien jatuh 3-55 perawat setiap shiftnya. Menurut
tinggi; memonitor dan mengevaluasi data kepatuhan pemasangan stiker
berkala terhadap keberhasilan pasien jatuh yang peneliti dapat dari
pengurangan cidera akibat
akiba jatuh dan staf bidang mutu pelayanan rumah
dampak terkait lainnya menggunakan sakit Komite Mutu, Keselamatan, dan
form;; serta membuat Standar Kinerja memperlihatkan bahwa
Operasional Prosedur dan prosedur Ruang Nusa Indah 4 memiliki
mendukung pengurangan persentase kepatuhan pemasangan

122
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

stiker pasien jatuh pada bulan pengambilan sampel


mpel dengan
Januari-April
April 2016, yaitu 61%, 98%, mengambil semua anggota populasi
100%, dan 71%. 1%. Persentase ini menjadi sampel.25 Sehingga besar
terpaut cukup jauh dengan data pada sampel yang digunakan dalam
ruang rawat inap lainnya memiliki penelitian ini sebanyak 40 perawat.
kepatuhan yang rata-rata
rata selalu Data penelitian ini diperoleh melalui
100% pada tiap bulannya. Menurut angket yang diisikan oleh perawat di
hasil wawancara ra peneliti dengan Ruang Nusa Indah 2, 3, dan 4 yang
Kepala Ruang Nusa Indah 4 berjumlah 40 orang.
diperoleh informasi bahwa pernah
terdapat kejadian pasien jatuh pada HASIL PENELITIAN
tahun 2015, yaitu seorang manula Karakteristik Responden
terjatuh di kamar mandi dan dalam Sebagian
ebagian besar responden
res
keadaan tidak ada pengawas di berumur lebih dari 30 tahun dengan
kamar tersebut. Kepala Ruang Nusa sebanyak 21 orang (52,5%), berjenis
Indah 4 juga mengatakan bahwa kelamin perempuan sebanyak 31
sistem pencegahan pasien jatuh di orang (77,5%). Mayoritas responden
Ruang VIP sama saja dengan ruang tingkat pendidikan terakhir
terakhi DIII
rawat inap umum, hanya perbedaan Keperawatan sebanyak 27 orang
dalam segi fasilitasnya yang (67,5%) dan memiliki masa kerja
disediakan Air Conditioner
onditioner (AC),(AC) lama, yaitu lebih dari 3 tahun yaitu
kulkas, TV, serta electric bed.
bed sebanyak 26 orang (65,0%).
Besarnya peran perawat
terhadap keselamatan pasien
khususnya pengurangan
penguran risiko pasien
jatuh, membuat peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian mengenai
“Faktor-faktor
faktor yang Berhubungan
dengan PencegahanJatuh
Pencegahan Pasien
RisikoJatuholeh
atuholeh Perawat di Ruang
Nusa Indah
ndah RSUD Tugurejo Kota
Semarang”.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian
penelitia ini adalah
penelitian deskriptif korelasi,
korel yang
dilaksanakan pada bulan Juli– Jul
September 2016. Populasi dalam
penelitian ini adalah perawat yang
bekerja di ruangan yang memiliki
data pemasangan pasien jatuh yang
tidak stabil dan terdapat kejadian
pasien jatuh pada ruangan tersebut
dalam 2 tahun terakhir. Populasi yang
dimaksud adalah perawat yang
bekerja di Ruang Nusa Indah 2, Nusa
Indah 3, dan Nusa Indah 4, yaitu
sebanyak 40 orang.
orang.Teknik
pengambilan sampel dengan
caratotal
total sampling
sampling, yaitu:

123
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Variabel terkait Pencegahan Jatuh di Ruang Nusa


Indah
Frekuensi Persentase
Total Total
No Variabel (orang) (%)
(orang) (%)
Kurang Baik Kurang Baik
1. Pengetahuan 19 21 40 47,5 52,5 100
2. Kondisi Sarana 5 35 40 12,5 87,5 100
3. Kondisi 8 32 40 20,0 80,0 100
Prasarana
4. Sosialisasi 10 30 40 25,0 75,0 100
5. Pelatihan 12 28 40 30,0 70,0 100
6. Pengawasan 6 34 40 15,0 85,0 100
7. Pencegahan 19 21 40 47,5 52,5 100
Jatuh

124
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

PEMBAHASAN patient safety dengan pencegahan


Hubungan antara Pengetahuan jatuh pada pasien risiko jatuh di
Perawat dengan Pencegahan Jatuh Ruang Nusa Indah karena didalam
Pasien Risiko Jatuh pencegahan pasien jatuh, sebagians
Pengetahuan, kemampuan, besar perawat telah melakukannya
keterampilan, dan kepribadian dengan baik juga. Hal ini didukung
merupakan bagian dari karakteristik dengan jawaban perawat yang
individual yang akan mempengaruhi sebagian besar telah memiliki
perilaku organisasi.4 Pengetahuan pengetahuan mengenai dasar-dasar
dasar
sumber daya manusia bidang elemen patient safety dan tindakan
kesehatan termasuk perawat ketika terdapat pasien risiko jatuh
merupakan hal yang berhubungan tinggi. Sebagian besar
esar perawat hanya
dengan komimen n yang sangat kurang paham mengenai kategori
diperlukan dalam upaya untuk faktor risiko pasien jatuh. Dari hasil
membangun budaya keselamatan wawancara singkat yang dilakukan
pasien.5 dengan 5 perawat, perawat mayoritas
Penelitian yang dilakukan oleh mengatakan selalu membaca
Ayu Maulida menyatakan bahwa panduan keselamatan pasien apabila
pengetahuan yang g dimiliki perawat kurang paham/lupa prosedur
ada hubungan yang signifikan penanganan n pasien risiko jatuh.
dengan pencegahan risiko pasien Pengetahuan perawat
jatuh. Dalam
alam penelitian
penelit Ayu Maulida dipengaruhi dengan tingkat
sangat jelas bahwa pengetahuan pendidikan perawat pula. Mayoritas
tinggi tanpa didasari perilaku dan perawat memiliki tingkat pendidikan
sikap yang baik maka pencegahan terakhir DIII. Perawat dengan
pasien risiko jatuh tidak akan pendidikan yang cukup baik akan
terlaksana dengan baik.Hal baik. ini melakukan praktik keperawatan yang
didukung oleh penelitian yang y efektif dan efisien n yang selanjutnya
dilakukan Sumarianto dkk. yang akan menghasilkan pelayanan
melakukan
elakukan penelitia
penelitian tentang kesehatan yang bermutu tinggi.
hubungan pengetahuan dan motivasi Tingkat pendidikan yang cukup akan
terhadap kinerja perawat dalam memberikan kontribusi terhadap
penerapan program patient safety di praktik keperawatan. Tingkat
ruang perawatan inap RSUD Andi pendidikan seorang perawat akan
Makkasau Kota Pare Pare. Dalam D mempengaruhi dasar pemikiran
penelitian tersebut dapat
apat disimpulkan dibalik penetapan stan
standar
bahwa perawat dengan pendidikan keperawatan.Pendidikan
Pendidikan merupakan
yang tinggi akan
kan memiliki hubungan tingkat dasar dalam rangka
dengan penerapan program patient pengembangan pengetahuan, sikap
safety hal ini sama dengan hasil dan keterampilan. Pengembangan
penelitian sumarianto bahwa terdapat pendidikan kesehatan di Indonesia
hubungan antara pengetahuan perlu memperhatikan wawasan
dengan penerapan program patient keilmuwan, kerangka konsep serta
safety.6 orientasi pendidikan artinya bahwa
Hasil penelitian yang dilakukan
dilakuka kurikulum pendidikan dan
pada perawat Ruang Nusa Indah pengalaman belajar diupayakaan
menunjukan bahwa sebagian besar mengikuti kemajuan ilmu
perawat memiliki pengetahuan baik. pengetahuan dan teknologi yang
Sehingga terdapat hubungan antara berorientasi pada masalah kesehatan
pengetahuan perawat mengenai dan tuntutan pelayanan serta

125
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

kecendrungan pergeseran sistem ditetapkan oleh RSUD Tugurejo


pelayanan kesehatan.7Dengan Semarang mengatakan bahwa
demikian dapat disimpulkan
disim bahwa setelah melakukan
ukan asesmen kepada
semakin baik pengetahuan pasien dan intervensi label kuning
seseorang maka akan memberikan seharusnya langsung dilakukan tidak
dampak yang baik pula terhadap lebih dari 2 jam setelah dilakukannya
pencegahan pasienn jatuh di rumah asesmen pasien.
sakit.
Hubungan antara Kondisi
Hubungan antara Kondisi Sarana Prasarana dengan Pencegahan
dengan Pencegahan Jatuh Pasien Jatuh Pasien Risiko Jatuh
Risiko Jatuh Dukungan ketersediaan sarana
Dukungan ketersediaan sarana dan prasarana dapat berpengaruh
dapat berpengaruh
garuh terhadap terhadap terbentuknya perilaku.8Hal
terbentuknya perilaku.8Hal ini tidak ini tidak sejalan dengan penelitian
sejalan dengan penelitian yang yang dilakukan oleh Ni Luh Putu
dilakukan oleh Ni Luh Putu Ariastuti, Ariastuti, Ani Margawati dan Wahyu
Ani Margawati dan Wahyu Hidayati Hidayati yang memperlihatkan ada
yang memperlihatkan ada hubungan hubungan antara sarana prasarana
antara sarana prasarana dengan dengan pelaksanaan patient safety di
pelaksanaan patient safety di kamar kamar bedah RS Telogorejo
bedah
dah RS Telogorejo Semarang. Semarang.
Penelitian yang dilakukan di Penelitian yang dilakukan di
Ruang Nusa Indah RSUD Tugurejo Ruang Nusa Indah RSUD Tugurejo
Semarang ini diperoleh hasil bahwa Semarang ini diperoleh hasil bahwa
kondisi sarana yang menunjang kondisi prasarana yang menunjang
pencegahan pasien jatuh tidak pencegahan pasien jatuh
berpengaruh terhadap pencegahan berpengaruh terhadap pencegahan
jatuh pasien risiko jatuh. Beberapa jatuh pada pasien risiko risi jatuh.
perawat yang memiliki pencegahan Sebagian besar perawat yang
pasien jatuh baik menjawab bahwa mengatakan kondisi prasarana
sering membiarkan pagar penyangga Ruang Nusa Indah baik memiliki
tempat tidur pasien terbuka dan tidak pencegahan pasien jatuh yang baik
melakukan penutupan pagar pula, sehingga terdapat hubungan
penyangga ketika melakukan diantara variabel tersebut.
pengecekan rutin di kamar tidur Sedangkan sebagian perawat yang
pasien. Hal ini disebabkan
disebab karena memiliki pencegahan pasien jatuh jatu
sikap pasien yang menyerahkan kurang baik mengatakan bahwa
wewenang mengenai kondisi sarana prasarana lantai kamar mandi pasien
kamar kepada keluarga pasien yang sering tidak dilakukan pembersihan
menunggu dikala itu. secara berkala dan dibiarkan dalam
Hasil pengamatan yang peneliti keadaan licin sehingga berisiko besar
amati pada saat penelitian bahwa pasien dapat terjatuh dikamar mandi
dari total 5 pasien yang memiliki dan dari pihak perawat kurang
risiko jatuh tinggi, ada 3 kamar
k yang memberikan eduk
edukasi kepada
tidak dipasang label kuning sebagai keluarga korban untuk selalu
penanda pasien risiko jatuh tinggi. menjaga kebersihan ruangan pasien.
Label kuning tersebut tidak dipasang Perawat diharapkan mampu
lebih dari 6 jam lamanya. Padahal membantu mempertahankan
menurut panduan pasien jatuh yang lingkungan yang aman bagi pasien

126
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dan mengambil tindakan, untuk Ruang Nusa Indah didapatkan


mencegah terjadinya kecelakaan dan informasi bahwa sosialisasi berupa
melindungi pasien dari kemungkinan materi dengan melakukanlakukan review
efek yang tidak diinginkan dari suatu terkait tata laksanaka pencegahan
tindakan diagnotik atau pengobatan.
pengobatan pasien jatuh telah dilakukan sebulan
Perawat diharapkan mampu sekali bersamaan dengan
bertanggungjawab dan melindungi diadakannya rapat bulanan pada
hak pasien. Salah satu hak harus awal bulan di masing
masing-masing
dipenuhi adalah hak memperoleh ruangan. Rapat dihadiri oleh seluruh
keamanan dan keselamatan dirinya perawat yang bekerja pada Ruang
selama dalam perawatan di rumahr Nusa Indah tersebu
tersebut. Review
sakit.1 mendalam terkait penerapan
pencegahan pasien jatuh dilakukan
Hubungan antara Sosialisasi apabila terdapat kasus kecelakaan
dengan Pencegahan Jatuh Pasien ataupun cidera pada pasien. Tidak
Risiko Jatuh ada hukuman yang diberikan kepada
Sosialisasi ialah hubungan perawat apabila perawat lalai dalam
interaktif yang dengannya seseorang menjalankan tugasnya.
mempelajari keperluan
keperluan-keperluan
sosial dan kultural yang menjadikan Hubungan antara Pelatihan dengan
seseorang
rang sebagai anggota Pencegahan Jatuh Pasien Risiko
masyarakat. Sosialisasi
sialisasi juga Jatuh
mencakup proses yang berkaitan Pelatihan digunakan untuk
dengan kegiatan individu-individu
individu menyiapkan karyawan baru
untuk mempelajari tertib sosial menghadapi tantangan dalam
lingkungannya, dan menyerasikan pekerjaannya.4 Pelatihan juga dapat
pola interaksi yang terwujud dalam digunakan sebagai strategi yang
konformitas, nonkonformitas, dikhususkan untuk perubahan
penghindaran diri, dan konflik. perilaku, dengan cara mengarah
Hasil penelitian ini sejalan pada diperolehnya
iperolehnya ketrampilan.5
dengan penelitian yang dilakukan Namun selain untuk
oleh Tini, Raharjo, dan Heni yang mengembangkan ketrampilan,
menyatakan bahwa ada hubungan pelatihan juga memberikan
antara pelatihan dengan kepatuhan perubahan pengetahuan seseorang
penerapan prosedur keselamatan tentang suatu hal.10
pasien di Instalasi Rawat Inap II RSJ Hasil penelitian ini sejalan
Prof. dr. Soerojo Magelang.9 dengan penelitian yang dilakukan
Hasil penelitian di Ruang Nusa oleh Tini, Raharjo, dan Heni yang
Indah kepada perawat menyatakan menyatakan bahwa ada hubungan
bahwa sosialisasi tidak berhubungan antara pelatihan dengan kepatuhan
dengan pencegahan jatuh pada penerapan prosedur keselamatan
pasien risiko jatuh sebab semua pasien di Instalasi Rawat Inap II RSJ
perawat (yang memiliki pencegahan Prof.dr. Soerojo Magelang.9
pasien jatuh baik ataupun memiliki Sehingga dapat disimpulkan
pencegahan jatuh kurang baik) b bahwa keikutsertaan pelatihan oleh
mengatakan terdapat sosialisasi perawat berpengaruh terhadap
berupa materi mengenai pencegahan pencegahan
egahan jatuh pasien sebab
pasien jatuh sudah dilakukan setiap pelatihan tidak hanya berupa
setahun sekali. Hasil survey awal pemberian materi berupa
yang peneliti lakukan kepada Kepala pencegahan pasien jatuh saja tetapi

127
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

perawat dapat melihat/ praktik pasien jatuh di Ruang Nusa Indah


langsung bagaimana praktik dikarenakan mayoritas perawat yang
pencegahan pasien jatuh yang baik memiliki pencegahan pasien risiko
seperti yang telah di praktikan oleh jatuh baik mengatakan
menga adanya
pelatih perawat.
wat. Pertanyaan terkait pengawasan yang baik dari atasan
pelatihan yang diberikan kepada berupa nasihat dan teguran apabila
perawat ternyata dipersepsikan sama perawat didalam melakukan
dengan sosialisasi pencegahan pencegahan pasien jatuh masih
pasien jatuh. Tidak adanya pelatihan belum baik pelaksanaannya.
terkait pencegahan pasien jatuh yang Tim keselamatan pasien RSUD
pernah diadakan oleh RSUD Tugurejo Semarang yang telah
Tugurejo Semarang menjadi salah dibentuk menunjuk 1 orang pada tiap tia
satu
tu dasar tindakan pencegahan ruangg untuk menjadi penanggung
pasien jatuh yang tidak terlaksana jawab terkait keselamatan pasien.
dengan baik. Perlu diadakannya Tugas penanggungjawab tersebut
pelatihan pencegahan pasien jatuh hanya memberikan data pasien risiko
setidaknya 1 (satu) tahun sekali jatuh setiap bulannya melalui online
secara menyeluruh guna sebagai ke website rahasia tim KMKK (Komite
dasar pemahaman perawat terkait Mutu Keselamatan Kinerja).
menyamakan ilmu yang perawat Penanggungjawab tidak melakukan
dapat
pat pada masa pendidikan dengan pengawasan langsung terkait cara
praktik pelaksanaan pencegahan kerja perawat dalam memberikan
pasien jatuh di lingkungan kerja pelayanan pasien terkait pencegahan
sekarang. pasien jatuh. Sehingga apabila
terdapat kasus kecelakaan atau
Hubungan antara Pengawasan cidera pasien, penanggungjawab
dengan Pencegahan Jatuh Pasien tidak tahu alasan an pasti mengapa
Risiko Jatuh kecelakaan itu dapat terjadi
Pengawasan adalah proses dikarenakan beliau hanya
dalam menetapkan ukuran kinerja bertanggungjawab mengenai data
dan pengambilan tindakan
tindak yang jumlah pasien risiko jatuh
dapat mendukung pencapaian hasil tinggi/cidera.
yang diharapkan sesuai dengan Sebenarnya bentuk
entuk pengawasan
ditetapkan 11
kinerja yang telah ditetapkan. dan pengarahan terkait keselamatan
Pengawasan manusia dan pasien dapat berupa komunikasi dan
kegiatan-kegiatannya
kegiatannya bertujuan untuk melakukan supervise serta bentuk
mengetahui apakah kegiatan yang audit keselamatan pasien pada fungsi
berjalan sesuai dengan instruksi, pengendalian. Keberhasilan fungsi
rencana dan tata kerja. Pengawasan tersebut tergantung dari partisipasi
yang dilakukan dengan baik akan perawat dalam memberikan
dapat meningkatkan disiplin kerja dan pelayananan yang berkualitas bagi
tanggung jawab terhadap pekerjaan pasien. Sehingga tindakan
yang dilaksanakan.11 pencegahan pasien risiko jatuh dapat
Hasil penelitian menyatakan dilaksanakan dengan lebih baik lagi.12
bahwa sebagian perawat Ruang
Nusa Indah telah ah merasa diberikan KESIMPULAN LAN DAN SARAN
pengawasan oleh atasan mereka, Kesimpulan
yaitu Kepala Ruangan. Sehingga Pengetahuan perawat,
perawat kondisi
terdapat hubungan antara prasarana Ruang Nusa Indah,
pengawasan terhadap pencegahan pelatihan, dan pengawasan

128
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

berhubungan dengan pencegahan 5. Cahyono, Suharjo B., Membangun


jatuh pasien risiko jatuh di Ruang Budaya Keselamatan Pasien
Nusa Indah RSUD Tugurejo dalam Praktik Kedokteran.
Semarang. Yogyakarta:: Kanisius, 2008.
Sedangkan k
kondisi sarana 6. Sumarianto, Arif, dkk. Hubungan
Ruang Nusa Indah, sosialisasi, tidak Pengetahuan dan Motivasi
berhubungan dengan pencegahan terhadap Kinerja Perawat dalam
jatuh pasien risiko jatuh di Ruang Penerapan Program Patient Safety
Nusa Indah RSUD Tugurejo di Ruang Perawatan Inap RSUD
Semarang dan sosialisasi
s tidak Andi Makkasau Kota Parepare.
berhubungan dengan pencegahan Makasar:
sar: Fakultas Kesehatan
jatuh pasien risiko jatuh di Ruang Masyarakat Universitas
Nusa Indah RSUD Tugurejo Hasanuddin.
Semarang. 7. Winarti, Winda. Hubungan Beban
Kerja Perawat dengan
Saran Pelaksanaan dan
Bagi Rumah Sakit
Sakitadalah Pendokumentasian Asuhan
melakukan
elakukan pembaharuan isi Keperawatan di ICU RS PKU
kebijakan dan panduan pasien jatuh Muhammadiyah Yogyakarta.
terkait penggantian gelang kuning Yogyakarta: Sekolah Tinggi Ilmu
menjadi label kuning yang dipasang Kesehatan ‘Aisyiyah, 2015.
2
di depan pintu pasien,
pasien serta membuat 8. Notoadmodjo, S. Pendidikan dan
Standar Prosedur Operasional (SPO) Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta:
yang lebih spesifik terkait
ter waktu PT. Rineka Cipta. 2003.
pemasangan stiker risiko jatuh 9. Ariyati, Tini. Hubungan
setelah intervensi pasien risiko jatuh Karakteristik Perawat Dengan
pada assesmen awal pasien Kepatuhan Penerapan Prosedur
dilakukan. Bagi Perawat Ruang Nusa Keselamatan Pasien Di Instalasi
Indahdisarankan
disarankan dalam pemasangan Rawat Inap II RSJ Prof. Dr.
label kuning harus sesuai dengan SoerojoMagelang.
Magelang. Ungaran: UPT
lembar panduan risiko jatuh RSUD Ngudi Waluyo Ungaran, 2016.
Tugurejo Semarang. 10. Sudirman. Ilmu Pendidikan.
Bandung: Remaja Karya, 1987.
DAFTAR PUSTAKA 11. Manullang M. Manajemen Sumber
1. Departemen Hukum dan Daya Manusia.. Edisi Pert.
Perundang-Undangan.
Undangan. Undang- Yogyakarta: BPFE. 2001.
Undang Nomor 44 Tahun 2009 12. Potter, Patricia A. dan Anne G.
tentang Rumah Sakit, 2009. Perry. Fundamental Keperawatan
2. Departemen Kesehatan RI KKp Buku 1 Edisi ke-7. ke Jakarta:
RS. Panduan Nasional Salemba Medika, 2009Magelang.
2009
Keselamatan Pasien Rumah Sakit Ungaran: UPT Ngudi Waluyo
(Patient Safety) Edisi 2,
2 2008. Ungaran, 2016.
3. Departemen Kesehatan RI.
Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 1691 Tahun 2011 tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit,
2011.
4. Greenberg, Jerald dan Baron,
Robert A. Perilaku Organisasi.
Organisasi
Jakarta: Prentice Hall, 2000.

129
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal) (e
Volume 5, Nomor 2, April 2017 (ISSN: 2356-3346)
2356
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

130

Potrebbero piacerti anche