Sei sulla pagina 1di 8
Prosiding Seminar Nasional Fundamental dan Aplikasi Su Teknik Kimia 2011 Makalah 101 Estimasi Laju Dan Lokasi Pertumbuhan Co2 Frost Dari Campuran Cha+Coz Pada Peralatan Freeze-Out Heat Exchanger Pressurized Lng Dengan Tekanan Operasi 20 Barg Setiyo Gunawan’, Winarsih”, Andi Pratama’, Dian Puri PS? dan Gede Wibawa!* *Pusat Studi Energi dan Rekayasa Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111 Indonesia, Tel: 031-5990513, Fax: 031-5996670 *Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya 60111 Indonesia “E-mail: guibawa@chem-eng.its.ac.id 1. Pendahuluan ABSTRAK Keberadaan impurities seperti karbondioksida (CO2) dalam gas alam dapat menganggu proses kryogenik (cryogenic) dalam pencairan gas alam karena CO; pada suhu rendah akan membeku sehingga dapat menganggu proses. Oleh karena itu, kandungan CO; harus dihilangkan sesuai standar properti yang diinginkan. Saat ini, teknologi penghilangan CO, yang sedang dikembangkan adalah teknologi Cryogenic Freeze-Out ‘Area Heat Exchanger. Teknologi ini merupakan kryogenik sistem yang terintegrasi antara_pencairan dan penghilangan CO) menggunakan heat exchanger dimana Pemurnian zat pengotor berdasarkan pengaturan kondisi sehingga zat pengotor dapat membeku (frost) dengan memanfaatkan properti thermodinamika dari campuran gas alam. Metode pencairannya sendiri dapat dilakukan secara efisien dengan memanfaatkan reversed-Brayton cycle. Dalam penelitian ini dilakukan perhitungan untuk memprediksi kesetimbangan solid-vapor sistem CH,-CO, dengan menggunakan persamaan Peng-Robinson dan prediksi panjang heat exchanger, laju pembekuan solid €O:, lokasi terjadinya pembekuan CO, didalam heat exchanger, dan kondisi CO, keluar dengan menggunakan penggabungan persamaan kesetimbangan massa dan energi Dari hasil penelitian untuk pressurized LNG (20 bar g) perubahan fase dari gas menjadi solid secara langsung hanya terjadi pada konsentrasi dibawah 20 %mol. Untuk panjang heat exchanger, rate pembentukan solid CO2, lokasi terjadinya pembekuan CO; didalam heat exchanger, dan kondisi CO, keluar adalah sebesar 8.8 m, 2.83781.-6 ke/s- 1m, 2.6 m, dan 0.88 %mol. kata kunci (C02), LNG. ‘0 Removal, Cryogenic Freeze-Out Area Heat Exchanger, karbondioksida proyeksi ynsumsi gas alam dunia akan mencapai Perkembangan konsumsi gas alam di dunia mengalami peningkatan secara signifikan, yaitu meningkat rata-rata 1,6 persen tiap tahunnya Apabila dilihat dari pertumbuhan konsumsi gas alam dunia dalam 30 (tiga puluh) tahun ke depan berdasarkan data dan proyeksi dari Energy Information Administration (US) __ dalam International Energy Outlook tahun 2009, maka 153 trilliun standard cubic feet (TCF) pada tahun 2030. Gas alam yang merupakan bahan baku dari LNG dan LPG, mengandung kontaminan seperti gas karbondioksida (CO) dan sulfur (H.S). Gas karbondioksida (CO2) merupakan salah satu gas rumah kaca penyebab pemanasan global dimana sepertiga emisi CO, berasal dari pembakaran bahan baker. Selain itu, keberadaan CO, dalam gas alam (natural gas) mulai_menarik perhatian. Hal ini dikarenakan CO, merupakan gas yang bersifat asam dan jika bereaksi dengan air dapat membentuk senyawa yang bersifat asam kuat, yaitu asam karbonat (H2COs) yang dapat menyebabkan korosi pada sistem perpipaan. Sedangkan dalam pembuatan LNG, gas CO; harus dihilangkan terlebih dahulu agar tidak terjadi_pembekuan pada temperatur yang sangat rendah. Karena proses pencairan gas alam berjalan pada suhu sangat rendah (-161°C) sedangkan titik beku CO; sekitar - 78,4°C (Kartohardjono et al,, 2007). Kandungan CO, dalam gas alam dapat mengganggu jalannya proses pencairan gas alam menjadi LNG. Terdapat 5 metode yang dapat digunakan untuk menghilangkan kandungan CO2 dalam gas alam, Beberapa metode tersebut adalah ‘Amine Absorption System, — Membran, PSA (Pressure Swing Adsorbtion), Controlled Freeze Zone (CF2"), dan Cryogenic Freeze-Out Area Heat Exchanger. Cryogenic Freeze-Out Area Heat Exchanger adalah metode terbaru yang digunakan untuk menghilangkan CO, dalam kandungan gas alam. Konsep dasar dari metode ini adalah menghilangkan CO; dengan memanfaatkan perubahan fase secara langsung dari gas menjadi solid (CO, beku) di dalam heat exchanger secara cryogenic. Metode ini juga sesuai untuk feed gas dengan kadar CO; tergolong tinggi yaitu sekitar 15 hingga 65 %mol pada feed gas. Namun metode tersebut masih dalam penelitian skala laboratorium dan belum diketahui fenomena yang terjadi di dalam heat exchanger yang digunakan (Chang at el, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan evalusi terhadap fenomena pembekuan CO, dalam Penerapan Cryogenic Freeze-Out Area Heat Exchanger pada tekanan operasi 20 barg yang menyangkut distribusi temperatur, laju akumulasi solid CO2, dan kondisi konsentrasi CO. di dalam fase gas. 2. Bahan dan Metode 2.1 Definisi Penelitian Secara garis besar, penelitian ini dimaksudkan untuk —memprediksi _terjadinya pembekuan CO, dalam heat exchangers, mendapatkan laju pembentukan endapan es sebagai akibat perubahan fase CO, dari vapor menjadi solid (frost) didalam heat exchangers. Pada penelitian ini dilakukan simulasi menggunakan Hysys 7.0 untuk mendapatkan data yang akan digunakan dalam _memprediksi terjadinya pembekuan CO, dalam heat exchanger, dan digunakan pula Matlab untuk membantu dalam —_perhitungan — mendapatkan —_laju pembentukan endapan es, lokasi terbentuknya solid, dan keadaan konsentrasi CO. sebagai akibat perubahan fase CO, dari vapor menjadi solid (frost) didalam heat exchangers. 2.2 Prosedur Penelitian Pada penelitian ini dilakukan dengan tahapan yang secara skematis ditunjukkan dengan diagram alir pada Gambar 2.1 START I Penentuan sistem Heat Exchanger dan kondisi aliran t Prediksi Techadap Fenomena Pembekuan CO; didalam Heat ‘Exchanger padatekanan operasi 20 barg I ‘Simulasi proses aliran pada heat exchanger yang digunakan menyangkut distribusi temperatur, rate pembekuan, dan konsentrasi HASIL LJ Gambar 2.1 Diagram Alir Penelitian 2.3. Persamaan Untuk Menentukan Distribusi ‘Temperatur, Laju Akumulasi CO, Dan Kondisi Konsentrasi CO; Didalam Heat Exchanger. Persamaan neraca energi untuk dua jenis aliran diatas yaitu mix dan N, secara steady state dapat ditunjukan pada persamaan_ berikut ini (Chang at el., 2010), (trenaCpene + theonCpeon )Bt = Pace P Cn ~ 2a) tinea Coue tga P Clay — Tia) a Dimana m, Cp, dan A adalah laju aliran massa, specific heat pada konstant pressure, dan heat transfer coeficient. Dimana P adalah flow parameter yang menunjukkan area perpindahan panas didalam heat exchanger dengan kontrol area terbatas yaitu Pd. Untuk komponen CHs, memilki neraca massa yang sangat sederhana pada sistem tersebut. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwasanya tidak ada perubahan massa dari CH. sebagai akibat dari pengendapan atau pembekuan. Sehingga hanya komponen CO, yang mengalami perubahan massa selama proses pendinginan campuran gas alam tersebut. Untuk CO, yang mengalami perubahan massa pada aliran dimana temperatur dibawah temperatur sublimasi, ditunjukan pada persamaan berikut SS = hy P Uecoa — Cour Tw) (23) for x 2X, Persamaan tersebut menunjukan jumlah akumulasi massa CO) disetiap posisi didalam heat exchanger yang dinyatakan dengan x. Dimana c adalah konsentrasi, hp adalah koefisien transfer massa CO, didalam CH,. Asumsi yang diambil adalah bahwasanya CO, berada dalam kesetimbangan antara solid-vapor pada saat x > Xo, resistensi oleh akumulasi CO, diabaikan. Sehingga pendinginan secara konveksi oleh refrigeran dapat ditunjukan dengan persamaan berikut ini haus P Taga ~ T+ ig (~S822) = by Pr Te) 9.4) Dimana jig adalah panas latent perubahan fase CO, dari vapor menjadi liquid. Untuk semua persamaan tersebut, lau aliran massa dan konsentrasi baik CH, maupun COz dapat diekpresikan sebagai : Titeus = Ccusthux Aux (25) C Pix —Pco2 * MrCH, cme Rena Tax (2.6) Titeon = Ccontimx Aux a.) ic — Pco2* MrC0, ‘COZ — Rco2 Tix (2.8) Yang didasarkan kepada Dalton’s model of Gas Mixture, koefisien perpindahan panas dan massa dapat diestimasikan dengan menggunakan analog! sebagai berikut : ex 2p = bo g¢2/3 ———_tx_ yaa = * 52/3 = (co2* eens Mpurx tare ux 729) Dimana f untuk campuran dan nitrogen dapat ditentukan dengan pendekatan menggunakan korelasi dari Reynold number sebagai : 16 - a (aminar) if 0.046 ‘ “) Reo? Caxbee: Pada pemilihan pipa smooth and round tube. Untuk perhitungan terhadap difusifitas massa digunakan pendekatan semiempirical (Fuller et al,, 1966), dimana fuller equation -7 7.75¢ 4, 105 4.001077 TH75 (sr +575) Piva + Ere? 6 10) Dag = 2.4, Aplikasi EOS —_ Peng-Robinson Memodelkan Pembentukan Solid CO, Pada bagian ini digunakan bentuk standar untuk dari EOS Peng-Robinson untuk —_menghitung kesetimbangan solid-vapor. EOS ini banyak digunakan untuk —melakukan—_permodelan kesetimbangan pada proses sistem produksi LNG (Eggeman et al., 2006). Persamaan yang digunakan diekspresikan sebagai berikut in CF gt bm (Bm) v- bm Atau dapat dieskpresikan dalam bentuk persamaan cubic: (1-8) 274 (A~ 38" 28)e-(aB- BP BF) = 0 (2.12) dimana, a A= a (2.13) mae (2.14) Dalam mengaplikasikan persamaan EOS Peng-Robinson pada bentuk Komponen campuran, dalam hal ini adalah COz dan CH, maka mixing rules digunakan untuk menghitung a, dan by dari ‘campuran sebagai berikut : Oy = Bie Dyan Be (0,45) (1— ky) (2.25) bm = Th 2 by (2.16) dimana, Fy a= 045724 F814 m,(1-(E)'*) ? (217) b, = 0.0778 2 (2.18) dan, ‘m, = 0.37464 + 1.54226 w, — 0.26992 w? (2.19) Fraksi mol dari Komponen i dan jumlah komponen yang terlibat didalam campuran ditunjukan oleh 2; dan N. Dengan menggunakan EOS Peng-Robinson, maka dapat dihitung koefisien fugasitas dari masing-masing Komponen yang terlibat didalam campuran. Persamaan koefisien fugasitas tersebut dapat dievaluasikan sebagai berikut

Potrebbero piacerti anche