Sei sulla pagina 1di 10

Jurnal

Pengaruh Latihan Sirkuit Training dan Interval Training


Terhadap Peningkatan Kondisi Fisik

Agung Wibowo*, Akor Sitepu, Ade Jubaedi,


Fkip Universitas Lampung, Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1
Telp : 085273397068, Email : bungb83@gmail.com

Abstrak : Effect of Circuit Training and Interval Training on Increasing Physical


Conditions. The aim to be achieved in this study is to determine the improvement of physical
conditions through training training circuits and interval training. This research is using
experimental method. The sample in this study were students of SMP Negeri 1 Bukit
Kemuning who participated in football extracurricular activities totaling 30 students. Based
on the results of the study, it was found that training using the training and interval training
circuit methods had a significant influence on the level of physical condition, especially
VO2MAX students. Exercises using the circuit training method have a greater influence on
the level of physical condition of students, this can be seen from the results of calculating
the data obtained. The results showed that the average VO2MAX of students in the training
test final test was 42.16 greater than the interval training exercise with students' VO2MAX
41.3. The conclusion of this study is that training with the circuit training method is more
effective than the interval training exercise on the level of physical condition of the students
of football extracurricular at Bukit Kemuning 1 Junior High School.

Keywords : circuit training, Interval Training, Physical Conditions, Exercise, Football

Abstrak : Pengaruh Latihan Sirkuit Training Dan Interval Training Terhadap


Peningkatan Kondisi Fisik. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk
mengetahui peningkatan kondisi fisik melalui latihan sirkuit training dan interval training.
Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa
SMP Negeri 1 Bukit kemuning yang mengikuti ekstrakurikuler sepakbola yang berjumlah
30 siswa. Berdasarkan dari hasil penelitian di dapat bahwa latihan dengan menggunakan
metode sirkuit training dan interval training memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap tingkat kondisi fisik khusunya VO2MAX siswa. Latihan dengan menggunakan
metode sirkuit training memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap tingkat kondisi fisik
siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil penghitungan data yang diperoleh. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rata-rata VO2MAX siswa pada tes akhir latihan sirkuit training adalah
42,16 lebih besar dibandingkan dengan latihan interval training dengan rata-rata VO2MAX
siswa 41,3. Kesimpulan dari penelitian ini adalah latihan dengan metode sirkuit training
lebih efektif dibandingkan dengan latihan interval training terhadap tingkat kondisi fisik
siswa ekstrakulikuler sepakbola SMP Negeri 1 Bukit Kemuning

Kata kunci : circuit training, Interval Training, Kondisi Fisik, Latihan, Sepakbola.

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 1


Jurnal
PENDAHULUAN permainan yang dimainkan oleh dua regu
Olahraga merupakan bagian dari kehidupan yang masing-masing regu terdiri dari 11
sehari-hari yang tidak dapat dipisahkan, orang. Tujuan permainan sepakbola adalah
dan menjadi bagian dari masyarakat serta untuk memasukkan bola sebanyak mungkin
salah satu dari kebutuhan jasmani yang ke gawang lawan dan menjaga agar gawang
penting bagi manusia. Olahraga juga tidak kemasukan bola.
sebagai wadah pengembangan
pertumbuhan fisik untuk menuntaskan Permainan sepakbola yaitu permainan yang
tugas tumbuh kembang anak. menitik beratkan pada skill dan teknik
penguasaan bola yang matang. Untuk dapat
bermain sepakbola dengan baik seorang
Memasuki era modern, olahraga tidak pemain dituntut untuk menguasai beberapa
hanya menjadi wadah untuk menyehatkan keterampilan teknik dasar dengan baik.
tubuh agar bisa beraktifitas dengan Teknik dasar dalam sepakbola meliputi;
maksimal, akan tetapi juga sebagai sarana Kontrol (controlling), menggiring bola
untuk alat pemersatu bangsa, pendidikan (dribbling), menendang (kicking),
dan berprestasi. Sekolah adalah salah satu mengoper bola (passing), menembak bola
sarana anak untuk anak belajar bergerak (shooting), dan menyundul bola (heading).
dengan mata pelajaran pendidikan jasmani Tidak hanya itu, sepakbola merupakan
dan ekstrakurikuler untuk mengembangkan olahraga yang kompleks tidak hanya teknik
prestasi anak. Oleh karena itu, sangat dasar yang harus dimiliki tetapi faktor
pentingnya peranan olahraga untuk anak persiapan fisik juga sangat penting. Kondisi
tentunya dibutuhkan pembinaan yang baik fisik yang baik akan mendukung performa
dan berkesinambungan, salah satunya pemain di lapangan. Sehebat apapun teknik
adalah olahraga sepakbola yang sangat dan taktik pemain tanpa di dasari kondisi
digemari kalangan muda saat ini. fisik yang prima maka prestasi olahraga
tidak akan tercapai dengan maksimal.
Pendidikan jasmani di sekolah menengah
pertama mempunyai peranan penting dalam Komponen-komponen kondisi fisik yang
pertumbuhan dan perkembangan siswa. diperlukan agar dapat meningkatkan
Pendidikan jasmani berperan untuk prestasi olahraga adalah daya tahan,
memperbaiki posisi tubuh yang salah kekuatan, kecepatan, kelincahan, power,
sehingga mendekati sempurna seperti cara kelentukan, keseimbangan, dan koordinasi.
jalan dengan pundak miring atau
membukuk, lompat dan lari yang baik, jika Permainan sepakbola ini merupakan
gerak tubuh anak tidak sempurna akan olahraga yang kompleks, karena bukan
mengganggu kesehatan dan aktifitas fisik hanya teknis dan taktis yang harus dikuasai,
anak tersebut. Pada tahapan anak-anak tetapi kondisi fisik juga merupakan
mereka akan sangat suka bermain dan komponen yang yang sangat menentukan
sudah semestinya permainan dijadikan anak jalannya permainan, permain sepakbola
sebagai proses untuk memenuhi tugas memiliki perbedaan kondisi fisik dengan
memenuhi tugas tumbuh kembang anak. olahraga lain. Sepakbola membutuhkan
Ekstrakurikuler merupakan sarana anak tingkat kondisi fisik yang prima terutama
untuk bermain belajar dan berlatih bergerak daya tahan. Sepakbola merupakan
sesuai minat kegiatan olahraga. permainan yang dimainkan dengan waktu
relatif lama sehingga semua pemainnya
Salah satu olahraga yang populer di dituntut agar memiliki kondisi fisik yang
Indonesia adalah permainan sepakbola. prima sehingga tujuan permainan dapat
Sepakbola merupakan suatu olahraga tercapai dengan maksimal.

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 2


Jurnal
Kondisi fisik adalah suatu kesatuan yang METODE
utuh terdiri dari komponen- komponen Penelitian ini menggunakan metode
yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, eksperimen. Sampel dalam penelitian ini
baik peningkatan maupun pemeliharaannya adalah siswa SMP Negeri 1 Bukit
Artinya, bahwa di dalam usaha untuk kemuning yang mengikuti ekstrakurikuler
meningkatan kondisi fisik maka seluruh sepakbola yang berjumlah 30 siswa.
komponen tersebut harus dikembangkan, Rancangan dalam penelitian ini
meskipun pengembangannya dilakukan menggunakan: “Pretest dan Post test
dengan skala prioritas sesuai dengan Disign”. Pembagian kelompok di dasarkan
kebutuhan. pada tes awal kelincahan. Setelah hasil tes
awal dirangking kemudian subjek yang
Berdasarkan observasi yang dilakukan pada memiliki prestasi setara dipasang-
proses latihan sepakbola SMP Negeri 1 pasangkan kedalam kedua kelompok.
Bukit Kemuning dan wawancara dengan
pelatih, bahwa yang terjadi di lapangan Dengan demikian kedua kelompok tersebut
adalah pada saat melaksanakan sebelum diberi perlakuan merupakan
pertandingan sepakbola saat memasuki kelompok yang sama. Apabila pada
babak ke dua pemain mengalami penurunan akhirnya terdapat suatu perbedaan, maka
kondisi fisik yang drastis. Akibatnya, hal ini disebabkan adanya perlakuan yang
tujuan permainan tidak dapat tercapai. diberikan. Adapun pembagian kelompok
Penurunan kondisi fisik itu ditandai pada dalam penelitian ini menggunakan ordinal
saat peneliti melakukan tes kebugaran pairing sebagai berikut :
jasmani pada siswa pada saat latihan,
ternyata rata-rata kondisi fisik mereka
masih buruk. Semua itu terjadi akibat dari
kurang jelinya pelatih dalam mengatur
program latihan yang dijalankan dan
kurang sesuai model latihan dengan tujuan
yang ingin dicapai.

Jelas sangatlah memprihatinkan apabila


kondisi semacam itu terus berlanjut. Agar
proses latihan yang dilaksanakan berjalan
efektif dan sesuai dengan tujuannya Gambar 1. Pembagian kelompok
semestinya strategi latihan kondisi fisik
yang digunakan harus sesuai dengan variabel yang terdapat dalam penelitian ini
kebutuhan dan karakteristik siswa dan tidak sebagai berikut :
membosankan. Sebab bagaimana seorang 1. Variabel bebas adalah yang
pelatih akan dapat merancang model latihan mempengaruhi, yaitu latihan sirkuit
kondisi fisik dengan baik jika tidak sesuai training dan interval training.
dengan kebutuhan dan tidak memiliki 2. Variabel terikat adalah variabel yang
tujuan yang jelas. Untuk itu, peneliti ingin dipengaruhi, yaitu kondisi fisik.
melakukan penelitian tentang “Pengaruh
Latihan Sirkuit Training dan Interval Multistage Fitness Tes (Bleep Test) dan
Training Terhadap Peningkatan Kondisi Prosedur Pelaksanaan Bleep Test:
Fisik Peserta Ekstrakurikuler Sepakbola
SMP Negeri 1 Bukit Kemuning”. a. Bleep Test dilakukan dengan lari
menempuh jarak 20 meter bolak-
balik, yang dimulai dengan lari

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 3


Jurnal
pelan-pelan secara bertahap yang yaitu data Pre-test sebelum sampel
semakin lama semakin cepat hingga diberikan perlakuan/treatment, dan data
atlet tidak mampu mengikuti irama Post-test setelah sampel diberikan
waktu lari, berarti kemampuan perlakuan/treatment. Program latihan yang
maksimalnya pada level bolak-balik dilakukan yaitu selama 16 kali pertemuan.
tersebut. Pemberian treatment, latihan dilakukan tiga
b. Waktu setiap level 1 menit. kali dalam satu minggu, yaitu hari senin,
c. Pada level 1 jarak 20 meter ditempuh rabu, Jumat mulai pukul 15.30-17.30 WIB.
dalam waktu 8,6 detik dalam 7 kali
bolakbalik. HASIL DAN PEMBAHASAN
d. Pada level 2 dan 3 jarak 20 meter Data yang diperoleh dari hasil tes maupun
ditempuh dalam waktu 7,5 detik pengukuran masih belum berarti dan
dalam 8 kali bolak-balik. merupakan skor-skor mentah. Data-data
e. Pada level 4 dan 5 jarak 20 meter yang terdapat dalam penelitian diolah dan
ditempuh dalam waktu 6,7 detik dianalisis berdasarkan langkah-langkah
dalam 9 kali bolak-balik, dan penelitian yang telah diuraikan pada bab III.
seterusnya. Adapun hasil dari pengolahan dan analisis
f. Setiap jarak 20 meter telah ditempuh, data tersebut penulis uraikan pada tabel-
dan pada setiap akhir level, akan tabel dibawah ini:
terdengar tanda bunyi 1 kali.
g. Start dilakukan dengan berdiri, dan Tabel 1. Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata
kedua kaki di belakang garis start. dan simpangan baku kedua kelompok
h. Dengan aba-aba “siap ya”, atlet lari
sesuai dengan irama menuju garis Kelompok Periode Tes 𝑿̅ Sd
batas hingga satu kaki melewati garis
batas. Tes Awal 35.86 0.950
i. Bila tanda bunyi belum terdengar,
atlet telah melampuai garis batas, Latihan Tes Akhir 42.16 0.975
tetapi untuk lari balik harus Sircuit
menunggu tanda bunyi. Sebaliknya, Training Tes Awal 35.87 0.968
bila telah ada tanda bunyi atlet belum
sampai pada garis batas, atlet harus Latihan Tes Akhir 41. 0.987
mempercepat lari sampai melewati Interval 3
garis batas dan segera kembali lari ke Training
arah sebaliknya. Dari tabel diatas menunjukkan bahwa rata-
j. Bila dua kali berurutan atlet tidak rata tes awal kelompok latihan sircuit
mampu mengikuti irama waktu lari training sebesar 35.86 dengan simpangan
berarti kemampuan maksimalnya baku 0.950 dan rata-rata latihan interval
hanya pada level dan balikan training sebesar 35.87 dengan simpangan
tersebut. baku sebesar 0,968. Sedangkan rata-rata tes
k. Setelah atlet tidak mampu mengikuti akhir kelompok latihan sircuit training
irama waktu lari, atlet tidak boleh sebesar 42.16 dengan simpangan baku
terus berhenti, tetapi tetap sebesar 0.975 dan rata-rata latihan interval
meneruskan lari pelan-pelan selama training sebesar 41.4 dengan simpangan
3-5 menit untuk cooling down. baku sebesar 0.987.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian
ini menggunakan tes bleep test. Data yang
akan dikumpulkan dalam penelitian ini

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 4


Jurnal
Berdasarkan hasil perhitungan nilai rata
rata tes awal dan tes akhir latihan dengan
sirkuit training dan latihan interval training
dapat digambarkan dengan diagram
dibawah ini :

Gambar 5. Diagram Batang Hasil Tes Akhir


Latihan Sirkuit Training dan Tes Akhir
Latihan Interval traning

Berdasarkan diagram di atas didapatkan


hasil tes akhir latihan sirkuit training 42.16
Gambar 3. Diagram Batang Hasil Tes dan tes akhir latihan interval training 41.3
Awal dan Tes Akhir Latihan dengan bahwa terdapat perbedaan peningkatan
Sirkuit Training kondisi fisik siswa yang latihan dengan
sirkuit training dan interval training, yaitu
peningkatan kondisi fisik siswa dengan
Berdasarkan diagram di atas didapatkan
metode latihan sirkuit training lebih
hasil tes awal sirkuit training 35.86 dan tes
signifikan dibandingkan latihan dengan
akhir 42.16. bahwa terdapat peningkatan
metode interval traning.
dibuktikan dengan meningkatnya rata-rata
VO2MAX pada kondisi fisik Siswa pada Analisis Data
kelompok latihan sirkuit traning. Setelah diketahui hasil penghitungan nilai
rata-rata dan simpangan baku dari tes awal
dan tes akhir dari kedua kelompok sampel,
maka langkah selanjutnya adalah pengujian
analisis dengan menghitung uji normalitas.

1. Uji Normalitas

Tabel 2. Hasil pengujian Normalitas Kedua


Kelompok
Gambar 4. Diagram Batang Hasil Tes Awal
dan Tes Akhir Latihan Dengan Interval
Training.
Berdasarkan diagram di atas didapatkan
hasil tes awal interval training 35.87 dan tes
akhir 41.2 bahwa terdapat peningkatan
dibuktikan dengan meningkatnya rata-rata
VO2MAX pada kondisi fisik Siswa pada
kelompok latihan interval traning.

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 5


Jurnal
Dari tabel diatas bahwa taraf signifikan > Tabel 4. Hasil Paired Samples Correlation
0.05. Dari hasil pengujian normalitas (Pre-Test) dan (Post-Test) interval training
didapatkan hasil tes awal kelompok latihan
Paired Samples Correlations
interval training sebesar: 0.814 > 0.05
dengan tes akhir sebesar 0.848>0.05.
kriteria pengujiannya adalah tolak hipotesis N Correlation Si
g.
nol jika data yang diperoleh lebih kecil dari
0.05. Dalam hal lain hipotesis nol diterima.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
data tes awal dan tes akhir kelompok latihan Pair 1 PRE 15 .551 .033
interval training berdistribusi normal. & POST

Sedangkan dari hasil pengujian normalitas


latihan circuit training didapatkan data tes Berdasarkan tabel diatas didapat bahwa
awal 0.877>0.05 dengan tes akhir koefisien korelasi latihan interval training
0.928>0.05. kriteria pengujiannya adalah sebelum dan sesudah diberikan perlakuan
tolak hipotesis nol jika data yang diperoleh adalah .551 p-value 0.033 < 0,05 jadi
lebih kecil dari 0.05. Dalam hal lain kesimpulannya adalah terdapat pengaruh
hipotesis nol diterima. Dengan demikian secara signifikan.
dapat disimpulkan bahwa data tes awal dan
tes akhir kelompok latihan circuit training Tabel 5. Hasil Paired Samples Statistics
berdistribusi normal. (Pre-Test) dan (Post-Test) interval training

2. Uji Signifikan
a. Latihan Interval Traning

Tabel 3. Hasil Paired samples statistics


(Pre-test) dan (Post-test) Interval Training
Paired Samples Statistics
Std.
Pada uji signifikan perbedaan dengan
Mean N Std. Dev Error Mean menggunakan spss 16 didapatkan mean = -
5.433 menunjukan selisih dari hasil pre-test
dan hasil post-test, hasil t-hitung= -22.698
Pair 1 PRE 35.8733 15 .96841 .25004 df=14 dan p-value= 0.00 < 0.05 yang
berarti terdapat perbedaan yang signifikan
antara sebelum dan sesudah diberikan
POST 41.3067 15 .98740 .25494
perlakuan latihan interval training.

Nilai rata-rata VO2MAX siswa sebelum


diberikan latihan interval training 35.87
dan nilai rata-rata VO2MAX setelah
diberikan perlakuan latihan interval
training adalah 41.306 yang artinya bahwa
terdapat peningkatan VO2MAX dari tes
awal dan tes akhir sehingga VO2MAX
siswa meningkat.

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 6


Jurnal
b. Latihan Sirkuit Training
Tabel 8. Hasil Paired Samples Statistics
Tabel 6. Hasil Paired samples statistics (Pre-Test) dan (Post-Test)
(Pre-test) dan (Post-test) sirkuit training
Paired Samples Statistics

Mea N Std. Std.


n
Deviatio Error
n Mean

Pada uji signifikan perbedaan dengan


Pair 1 PRE 35.8600 15 .95079 .24549 menggunakan spss 16 didapatkan mean = -
6.30 menunjukan selisih dari hasil pre-test
dan hasil post-test, hasil t-hitung= -25.947
POST
42.1600 15 .97600 .25200
df=14 dan p-value= 0.00 < 0.05 yang
berarti terdapat perbedaan yang signifikan
antara sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan latihan sirkuit training.
Nilai rata-rata VO2MAX siswa sebelum
diberikan latihan sirkuit training 35.86 dan Dari hasil pengolahan data dihasilkan
nilai rata-rata VO2MAX setelah diberikan bahwa tingkat VO2MAX yang diperoleh
perlakuan latihan sirkuit training adalah menggunakan metode latihan Interval
42.160 yang artinya bahwa terdapat Training adalah 41.3 yang berada pada
peningkatan VO2MAX dari tes awal dan level cukup menurut norma VO2MAX
tes akhir sehingga VO2MAX siswa untuk klasifikasi umur 15-19 dan sirkuit
meningkat. training adalah 42.16 yang berada pada
level baik menurut norma VO2MAX Untuk
klasifikasi umur 15-19 yang artinya bahwa
Tabel 7. Hasil Paired Samples Correlation ada peningkatan yang signifikan dengan
(Pre-Test) dan (Post-Test) sirkuit training menggunakan latihan Sirkuit training

Paired Samples Correlations Pembahasan


Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis
N Correlation Sig. data diperoleh temuan sebagai berikut:
1. Latihan kondisi fisik dengan metode
sirkuit training memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap VO2MAX
siswa estrakurikuler sepakbola SMP
Pair 1 PRE & 15 .524 .045 Negeri 1 Bukit Kemuning. Dalam hal
POST ini, diharapkan pelatih dan siswa dapat
mengaplikasikan metode latihan
kondisi fisik ini untuk meningkatkan
Berdasarkan tabel diatas didapat bahwa VO2MAX siswa. Selain itu juga latihan
koefisien korelasi latihan sirkuit training kondisi fisik khususnya VO2MAX
sebelum dan sesudah diberikan perlakuan dengan metode sirkuit training
adalah .524 p-value 0.045 < 0,05 jadi memiliki keunggulan yaitu latihan lebih
kesimpulannya adalah terdapat pengaruh spesifik untuk tujuan meningkatkan
secara signifikan. VO2MAX siswa. Dari bentuk latihan
Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 7
Jurnal
ini diharapkan memberikan training dan interval training dapat
pengalaman praktis yang dapat digunakan sebagai metode latihan
membentuk perasaan dan kemampuan untuk meningkatkan VO2MAX siswa.
siswa untuk mempermudah dan Akan tetapi, dalam penggunaannya
meningkatkan latihan kondisi fisik. disesuaikan pada tujuan, karakteristik
Dengan kata lain, bentuk latihan dengan peserta, kesesuaian kondisi sarana dan
metode sirkuit training siswa dapat prasarana yang tersedia dan dengan
memahami dan merasakan hasil tidak mengabaikan norma-norma
peningkatan VO2MAX. pembebanan latihan seperti ; dengan
2. Latihan dengan metode interval memanipulasi volume, intensitas
training memberikan pengaruh yang latihan.
signifikan terhadap VO2MAX siswa
ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri Berdasarkan pada hasil penelitian ini
1 Bukit Kemuning. Dalam hal ini bahwa latihan dengan metode sirkuit
latihan dengan metode interval training memberikan dampak yang lebih
memberikan pembebanan latihan yang signifikan dibandingkan latihan dengan
bertahap dan dilakukan secara metode interval training
berkelanjutan. Harapannya metode ini
dapat menjadi salah satu rujukan latihan Berdasarkan dari hasil penelitian ini
guna meningkatkan VO2MAX siswa. peneliti merekomendasikan agar latihan
3. Latihan dengan metode sirkuit training dengan metode sirkuit training, karena
memberikan pengaruh yang lebih latihan dengan metode sirkuit training
signifikan dibandingkan latihan dengan memberikan hasil yang lebih signifikan
metode interval training untuk untuk meningkatkan VO2MAX siswa
meningkatkan VO2MAX siwa
ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri
1 Bukit Kemuning. Merupakan suatu SIMPULAN
fakta bahwa efektivitas suatu Berdasarkan hasil analisis data, hasil
keberhasilan latihan atau meningkatkan pengujian hipotesis dan hasil pembahasan
kondisi fisik khususnya VO2MAX penelitian yang telah diperoleh maka dapat
bergantung pada kesesuaian tuntutan dijelaskan beberapa kesimpulan dan saran
akan kebutuhan metode yang sebagai berikut:
digunakan pada aktivitas tersebut. 1. Secara keseluruhan terdapat perbedaan
Seperti pada permainan sepakbola, antara latihan sirkuit training dan
misalnya aspek fisik kebugaran atau interval training terhadap VO2MAX
VO2MAX yang banyak membutuhkan siswa ekstrakurikuler sepakbola SMP
keleluasaan gerak dan pembebanan Negeri 1 Bukit Kemuning
latihan aerobic yaitu dengan 2. Dari hasil penelitian diperoleh hasil
memberikan beban latihan fisik serta bahwa latihan dengan sirkuit training
meningkatkan kemampuan kapasitas memiliki hasil yang lebih baik dalam
vital paru-paru. Pengalaman tersebut peningkatan VO2MAX siswa
sangat dibutuhkan guna meningkatkan ekstrakurikuler sepakbola SMP Negeri
VO2MAX siswa. Oleh karena itu, yang 1 Bukit Kemuning.
dibutuhkan dalam peningkatan 3. Bagi siswa yang memiliki VO2MAX
VO2MAX adalah dengan program yang kurang baik direkomendasikan
latihan yang tersusun secara sistematis untuk menggunakan latihan dengan
dan sesuai dengan karakteristis siswa metode sirkuit training guna
serta tujuan latihan yang jelas. Masing- meningkatkan VO2MAX siswa.
masing pengaruh latihan sirkuit

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 8


Jurnal
Budiwanto, Setyo. 2012. Metodologi
Saran Latihan Olahraga. Malang: UM
Berdasarkan kesimpulan penelitian yang Press.
telah dikemukakan sebelumnya, maka
dapatlah diajukan beberapa saran dalam Carling, Christopher. Williams, A. Mark.
penelitian ini, sebagai berikut: & Reilly, Thomas. 2007.
1. Bagi guru pendidikan jasmani dan Handbook of Soccer Match
pelatih sepakbola disarankan dalam Analysis“A Systematic Approach
memberikan latihan dapat memilih to Improving Performance. New
strategi latihan yang benar-benar cocok York: Routledge Taylor & Francis
sesuai dengan karakteristik materi yang Group.
akan diajarkan maupun karakteristik
peserta didiknya. Dan untuk latihan Chapman, Stacey. 2012. Derse, Edward
peningkatan VO2MAX dalam & Hansen, Jacqueline. Soccer
sepakbola hendaknya menggunakan Coaching Manual. Los Angeles:
latihan dengan metode Sirkuit training. LA84 Foundations.
2. Kepada para peneliti yang berminat
untuk melakukan penelitian serupa, Coerver, Wiel. 2001. Sepak Bola
disarankan melibatkan variabel lain Program Pembinaan Pemain
yang cukup berpengaruh terhadap Ideal. Jakarta: PT Gramedia.
latihan VO2MAX dan objek penelitian
yang lebih diperluas, serta Crainn, William. 2007. Teori
mempertimbangkan faktor-faktor
Perkembangan Konsep dan
psikologis siswa guna pengembangan
penelitian dibidang pendidikan jasmani Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
khususnya olahraga sepakbola, Pelajar.
sekaligus memperkaya khasanah
dibidang ilmu keolahragaan. Greg, Gratz. 2009. Complete
Conditioning for Soccer. United
State: Human Kinetics.
DAFTAR PUSTAKA
Harsono. 1988. Panduan Kepelatihan.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Jakarta: KONIAhmadi, Nuril. 2007.
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Permainan Bola Basket. Solo: Era
Ba’tradiansar. 2016. Pengaruh Circuit Pustaka.
Training Terhadap Peningkatan Kemendikbud. 2014. Peraturan Menteri
Vo2max Wasit Asosiasi Pssi Pendidikan dan Kebudayaan
Kabupaten Jombang. Jurnal Republik Indonesia Nomor 62
Pendidikan Jasmani Indonesia Tahun 2014 tentang kegiatan
(volume 26 nomor 2) halaman 278 ekstrakulikuler pada Pendidikan
dasar dan Pendidikan menengah.
Augustyn Adam. 2011. The Britannica Jakarta: Kemendikbud.
Guide to Soccer. New York: Kraemer, Willian J. & Hakkinen, Keiji.
Britannica Educational Publishing, 2006. Strength Training for Sport.
Inc,. Finland: Blakcwell Science. Ltd.

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 9


Jurnal
Lennox, Jim. Rayfield, Janet. Steffen, Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
Bill. 2006. Soccer Skill & Drill. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
United States: Human Kinetics. Bandung: Afabeta.
Sukadiyanto. 2011. Pengantar Teori dan
Luxbacher, Joseph A. 2014. Soccer
Metodologi Melatih Fisik.
Steps To Success “Fouth Bandung: CV. Lubuk Agung.
Edition”. United States: Human
Kinetics. Tangkudung, James & Puspitarini,
Wahyuningtyas. 2012. Kepelatihan
Mielke, Danny. 2007. Dasar-Dasar Olahraga “Pembinaan Prestasi
Sepak Bola. Bandung: Pakar Raya. Olahraga” Edisi II. Jakarta: Cerdas
Muhajir. 2006. Pendidikan Jasmani
Jaya.
Teoridan Peraktik 1. Jakarta:
Erlangga.
Papalia, Diane E. & Feldman, Ruth
Duskin. 2014. Menyelami
Perkembangan Manusia. Jakarta:
Salemba Humanika.
Pekik, Djoko I. 2004. Bugar dan Sehat
dengan Berolahraga. Yogyakarta:
Andi Yogyakarta.

Sajoto. 1988. Pembinaan Kondisi fisik


dalam olahraga. Jakarta:
Depdikbud. Santrock, John W.
2008. Psikologo Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media.
Scheunemann, Timo S. 2012. Kurikulum
dan Pedoman Dasar Sepakbola
Indonesia. Jakarta: PSSI.
Soekarman. 1987. Dasar Olahraga untuk
Pembina, Pelatih, dan Atlet.
Jakarta:.inti daya press.

Sucipto, et.al. 1999. Sepak Bola. Jakarta:


Depdikbud. Dirjen Pendidikan
Dasar dan Menengah. Bagian
Proyek Penataran Guru SLTP
Setara D-III Tahun1999/2000.
Sugiyanto. 1996. Perkembangan dan
Belajar Motorik. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan
kebudayaan.

Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FKIP UNILA halaman 10

Potrebbero piacerti anche