Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas petunjuknya kami
dapat menyelesaikan makalah sesuai dengan tugas yang diamanahkan kepada
kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan secara tuntas.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu kami
harapkan kepada para guru, dan teman sekalian untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini, sehingga
kedepannya dapat lebih baik.
Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI
Alat
Amplas
Wadah
-Semakin lama telur yang telah dibalur dengan garam dan abu gosok disimpan,
kadar garamnya akan semakin tinggi. Sehingga telur akan semakin awet tetapi
rasanya akan semakin asam, dikarenakan semakin lama kadar garam dalam
telur akan semakin tinggi.
-Dalam pembuatan telur asin, ada yang menggunakan amplas ada yang tidak.
Amplas seluruh permukaan telur secara merata agar pori porinya terbuka,
sehingga mudah retak atau pecah
-Pemberian abu gosok pada pencapuran adonan telur asin bertujuan agar
garam dapat lebih mudah meresap. Sehingga dalam pembungkusan telur asin
bias lebih merata
-Setelah pemeraman dan perebusan, didapat 14 butir telur asin dengan variasi
ketebalan balutan 1-2 mm adonan yang masing-masing variasi terdiri dari 2
butir telur.
3.2 Pembahasan
Pembuatan telur asin ini bertujuan untuk meningkatkan daya simpan telur.
Secara tradisional telur asin biasanya dibuat dari telur itik dan memiliki daya
simpan antara 1-3 minggu. Ketahanan simpan ini dikarenakan kadar garam
yang tinggi. Dalam pembuatan telur asin ini, yang digunakan adalah adonan
abu gosok/batu batadan garam. Garam berfungsi sebagai pencipta rasa asin
dan sekaligus bahan pengawet karena dapat mengurangi kelarutan oksigen
(oksigen diperlukan oleh bakteri), menghambat kerja enzim proteolitik (enzim
perusak protein), dan menyerap air dari dalam telur.
Garam (NaCl) akan masuk ke dalam telur dengan cara merembes melalui pori-
pori kulit, menuju ke bagian putih, dan akhirnya ke kuning telur. NaCl mula-
mula akan diubah menjadi ion natrium (Na+) dan ion chlor (Cl-). Ion chlor inilah
yang sebenarnya berfungsi sebagai bahan pengawet, dengan menghambat
pertumbuhan mikroba pada telur. Makin lama dibungkus dengan adonan,
makin banyak garam yang merembes masuk ke dalam telur, sehingga telur
menjadi semakin awet dan asin. Lamanya telur dibungkus adonan ini harus
disesuaikan dengan selera individu yang akan mengonsumsinya.
Pada proses pembuatan telur asin terjadi pertukaran ion yang bersifat
stokiometri, yakni satu ion H+ diganti oleh suatu ion Na+. Pertukaran ion adalah
suatu proses kesetimbangan dan jarang berlangsung lengkap. Ion Na
didapatkan dari garam sedangkan ion H+ berasal dari air. Dengan demikian, ion
Na masuk kedalam telur dan kadar air berkurang, akibatnya telur menjadi asin.
3.3 Kesimpulan
1. Proses pengasinan telur bertujuan agar membuat telur menjadi lebih awet.