Sei sulla pagina 1di 9

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas petunjuknya kami
dapat menyelesaikan makalah sesuai dengan tugas yang diamanahkan kepada
kami, sehingga makalah ini dapat terselesaikan secara tuntas.

Harapan kami, semoga makalah dengan judul “PEMBUATAN TELUR ASIN”


ini membantu kami dalam panunjang penilaian dalam mata pelajaran Biologi
(Lintas Minat)ini, agar menjadi lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh kerena itu kami
harapkan kepada para guru, dan teman sekalian untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini,
sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini, sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Wassalamualaikum Wr.Wb
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................

KATA PENGANTAR ...................................................................................

DAFTAR ISI ...............................................................................................

BAB. I PENDAHULUAN ..........................................................................

1.1 Tujuan Praktikum ...............................................................................


1.2 Landasan Dasar/Teori ........................................................................

BAB. II METODOLOGI ...........................................................................

2.1 Bahan dan Alat ...................................................................................

2.2 Cara Kerja............................................................................................

BAB. III PENUTUP ..................................................................................

3.1 Hasil Pengamatan ..............................................................................

3.2 Pembahasan .......................................................................................

3.3 Kesimpulan .........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Praktikum

Sesuai dengan perumusan masalah, tujuan pembuatan makalah ini adalah


sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui cara pembuatan Telur Asin.


2. Apa sajakah kandungan gizi dalam Telur Asin.
3. Untuk mengetahui apakah dengan cara pengasinan itu dapat
membuat awet Telur.
1.2 Landasan Dasar/Teori
Ada beberapa cara pengawetan telur antara lain dengan cara
pengasinan atau penggaraman, dibuat tepung, dan dibuat pindang. Cara
yang paling banyak dilakukan adalah dengan cara pengasinan
menggunakan garam yang dicampur dengan batu bata merah halus.
Selain itu juga dapat dilakukan dengan menggunakan abu maupun
perendaman dalam larutan garam. Namun demikian menurut hasil
percobaan maupun pengalaman akan lebih baik jika digunakan
menggunakan bata merah. Memilih telur dapat dilakukan dengan cara
pengamatan, peneropongan, dan dapat juga dimasukkan kedalam air.
Bila mengapung maka telur tidak atau kurang baik dan apabila telur
melayang atau tenggelam berarti baik.
Pembuatan telur asin dapat menggunakan telur bebek maupun telur
ayam tetapi yang sering digunakan adalah telur bebek karena selain kulit
cangkangnya tebal bila dibuat telur asin rasanya lebih enak. Sebelum
dilakukan pengaweten telur harus dibersihkan terlebih dahulu dari
kotoran yang menempel selain untuk menjaga kebersihan juga untuk
membuka pori-porinya. Dengan cara melihat telur yang telah lama
dierami dan hampir menetas. Ternyata didalam telur terdapat mata
kehidupan. Larutan garam mempunyai sifat plasmolisis sehingga dapat
menerobos pori-pori kulit telur dengan tekanan. Telur asin yang baik
dapat diamati dengan cara membelah telur asin yang baik dapat diamati
dengan cara membelah telur asin yang sudah dimasak yaitu kuning
telurnya berwarna kecoklatan dan masir.
BAB II
METODOLOGI
2.1 Bahan & Alat
Bahan
 Telur bebek
 Garam
 Batu bata
 Abu gosok
 Air

Alat

 Amplas
 Wadah

2.2 Cara Kerja

1. Pilih telur yang bermutu baik (tidak retak atau busuk).


2. Bersihkan telur dengan jalan mencuci atau dilap dengan air hangat,
kemudian keringkan.

3. Amplas seluruh permukaan telur agar pori-porinya terbuka.


4. Buat adonan pengasin yang terdiri dari campuran abu gosok dan
garam, dengan perbandingan sama (1:4). Dapat pula digunakan
adonan yang terdiri dari campuran bubuk bata merah dengan garam.
5. Tambahkan sedikit air ke dalam adonan kemudian aduk sampai
adonan berbentuk pasta.

6. Bungkus telur dengan adonan satu persatu secara merata sekeliling


permukaan telur, kira-kira setebal 1-2 mm.
7. Simpan telur dalam wadah selama 6 hari. Usahakan agar telur tidak
pecah, simpan di tempat yang bersih dan terbuka.
BAB
III PENUTUP

3.1 Hasil Pengamatan

-Semakin lama telur yang telah dibalur dengan garam dan abu gosok disimpan,
kadar garamnya akan semakin tinggi. Sehingga telur akan semakin awet tetapi
rasanya akan semakin asam, dikarenakan semakin lama kadar garam dalam
telur akan semakin tinggi.

-Dalam pembuatan telur asin, ada yang menggunakan amplas ada yang tidak.
Amplas seluruh permukaan telur secara merata agar pori porinya terbuka,
sehingga mudah retak atau pecah

-Pemberian abu gosok pada pencapuran adonan telur asin bertujuan agar
garam dapat lebih mudah meresap. Sehingga dalam pembungkusan telur asin
bias lebih merata

-Setelah pemeraman dan perebusan, didapat 14 butir telur asin dengan variasi
ketebalan balutan 1-2 mm adonan yang masing-masing variasi terdiri dari 2
butir telur.

3.2 Pembahasan

Pembuatan telur asin ini bertujuan untuk meningkatkan daya simpan telur.
Secara tradisional telur asin biasanya dibuat dari telur itik dan memiliki daya
simpan antara 1-3 minggu. Ketahanan simpan ini dikarenakan kadar garam
yang tinggi. Dalam pembuatan telur asin ini, yang digunakan adalah adonan
abu gosok/batu batadan garam. Garam berfungsi sebagai pencipta rasa asin
dan sekaligus bahan pengawet karena dapat mengurangi kelarutan oksigen
(oksigen diperlukan oleh bakteri), menghambat kerja enzim proteolitik (enzim
perusak protein), dan menyerap air dari dalam telur.

Pengasinan telur umumnya dilakukan dengan dua cara, yaitu perendaman


dalam larutan garam dan pemeraman oleh adonan campuran garam dengan
tanah liat, atau abu gosok atau bubuk bata merah Prinsip kedua cara tersebut
adalah dehidrasi osmosis, yaitu proses pengurangan air dari bahan dengan
cara membenamkan bahan dalam suatu larutan berkonsentrasi tinggi, larutan
tersebut mempunyai tekanan osmosis tinggi. Dehidrasi osmosis (osmotic
dehydration) merupakan proses perpindahan massa secara simultan
(countercurrent flows) antara keluarnya air dari bahan dan zat terlarut
berpindah dari larutan ke dalam bahan.

Perpindahan massa osmosis dinyatakan sebagai kehilangan air (WL,water loss)


dan penambahan padatan, SG,solid gain). Aplikasi dehidrasi osmosis dalam
proses pengasinan, terlihat dengan keluarnya air dari dalam telur bersamaan
dengan masuknya larutan garam ke dalam telur.

Garam (NaCl) akan masuk ke dalam telur dengan cara merembes melalui pori-
pori kulit, menuju ke bagian putih, dan akhirnya ke kuning telur. NaCl mula-
mula akan diubah menjadi ion natrium (Na+) dan ion chlor (Cl-). Ion chlor inilah
yang sebenarnya berfungsi sebagai bahan pengawet, dengan menghambat
pertumbuhan mikroba pada telur. Makin lama dibungkus dengan adonan,
makin banyak garam yang merembes masuk ke dalam telur, sehingga telur
menjadi semakin awet dan asin. Lamanya telur dibungkus adonan ini harus
disesuaikan dengan selera individu yang akan mengonsumsinya.

Pada proses pembuatan telur asin terjadi pertukaran ion yang bersifat
stokiometri, yakni satu ion H+ diganti oleh suatu ion Na+. Pertukaran ion adalah
suatu proses kesetimbangan dan jarang berlangsung lengkap. Ion Na
didapatkan dari garam sedangkan ion H+ berasal dari air. Dengan demikian, ion
Na masuk kedalam telur dan kadar air berkurang, akibatnya telur menjadi asin.

3.3 Kesimpulan

1. Proses pengasinan telur bertujuan agar membuat telur menjadi lebih awet.

2. Proses masuknya garam ke dalam telur berlangsung secara dehidrasi


osmosis, ion Na didapatkan dari garam sedangkan ion H+ berasal dari air ,
dengan demikian ion Na masuk kedalam telur dan kadar air berkurang,
akibatnya telur menjadi asin.
DAFTAR PUSTAKA

-Di Berandaku, 2013. Makalah Pembuatan Telur Asin,


http://berandagustinjuna.blogspot.co.id

-Gendhenks, 2010. PEMBUATAN TELUR ASIN (PENGASINAN TELUR),


https://komputernrecipe.wordpress.com

Potrebbero piacerti anche