Sei sulla pagina 1di 17

OPEN ACCESS

Journal of Issues in
Midwifery
E-ISSN : 2549-6581
Artikel Hasil Penelitian
Diterima : 06 Desember 2017
Direview : 09 Januari 2018
Dimuat : Desember 2017 – Maret 2018

Analisis Perilaku Kesehatan Dan Faktor Resiko Kejadian Preeklampsia


Pada Ibu Hamil Di Poliklinik Obstetri Gynekologi RSUD Kabupaten Kediri

Fitri Yuniarti1*), Wahyu Wijayati1, Dintya Ivantarina1

1. Program Studi D3 Kebidanan, STIKES Karya Husada Kediri


*)Email : fitri.mkk@gmail.com
Tlp : 08563693610

ABSTRACT
Preeclampsia is associated with significant pathological changes in maternal and fetal
blood vessels and placenta. The purpose of this study is to determine the health behavior
and risk factors that affect the incidence of preeclampsia in pregnant women in Obstetric
Gynecology Polyclinic of Kediri Regency Hospital. The study design used is descriptive
analytic with cross sectional approach. This study was conducted in June-August 2017
in Obstetric Gynecology Polyclinic of Kediri Regency Hospital. The population in this
study were all mothers who came to check their pregnancy in Obstetric Gynecology
Polyclinic of Kediri Regency Hospital with the number of samples obtained was 181
pregnant women in random sampling. Data were analyzed in univariate, bivariate with
chi square and multivariate test with multiple logistic regression test. The result of study
showed that there was a correlation between weight gain (p = 0.005) and medical history
(p = 0.022) to incidence of preeclampsia while education level, family income, service
range, transportation, nutritional status, ANC examination, KIA book ownership, mother
age, parity, family history of preeclampsia, obesity, twin pregnancy, gestational interval
and gestational diabetes, there is an insignificant relationship. The result of multivariate
analysis showed that the weight gain (p = 0.007) and medical history (p = 0.029) had a
significant association with the incidence of preeclampsia in pregnant women. Health
behaviors and risk factors that affect the incidence of preeclampsia in pregnant women
is the increase in maternal weight during pregnancy and medical history suffered by the
mother before pregnancy.
Keywords: Health Behavior, Risk Factors, Preeclampsia

1
2 Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 – Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 1-17

ABSTRAK
Preeklampsia berhubungan dengan perubahan patologis yang signifikan dari pembuluh
darah ibu dan janin serta plasenta. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perilaku
kesehatan dan faktor-faktor resiko yang mempengaruhi kejadian preeklampsia pada ibu
hamil di Poliklinik Obstetri Gynekologi RSUD Kabupaten Kediri. Desain penelitian yang
digunakan yaitu deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini
dilakukan pada bulan Juni-Agustus 2017 di Poliklinik Obstetri Gynekologi RSUD
Kabupaten Kediri. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang datang
memeriksakan kehamilannya di Poliklinik Obstetri Gynekologi RSUD Kabupaten Kediri
dengan jumlah sampel yang didapat yaitu 181 ibu hamil secara random sampling. Data
dianalisis secara univariate, bivariate dengan uji chi kuadrat dan multivariate dengan uji
regresi logistik berganda. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan kenaikan berat
badan (p=0,005) dan riwayat medis (p=0,022) terhadap kejadian preeklampsia
sedangkan pendidikan, pendapatan keluarga, jangkauan pelayanan, transportasi, status
gizi, pemeriksaan ANC, kepemilikan buku KIA, usia ibu, paritas, riwayat keluarga
preeklampsia, obesitas, kehamilan kembar, interval kehamilan dan diabetes gestasional
terdapat hubungan yang tidak signifikan. Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor
paling dominan terhadap kejadian preeklampsia adalah kenaikan berat badan (p=0,007).
Kenaikan berat badan (p=0,007) dan riwayat medis (p=0,029) mempunyai hubungan
yang bermakna dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil dan berperan sebagai
prediktor untuk kejadian preeklampsia dengan kuat prediksi sebesar 18% (R2=0,180).
Perilaku kesehatan dan faktor resiko yang mempengaruhi terhadap kejadian
preeklampsia pada ibu hamil yaitu kenaikan berat badan ibu selama hamil dan riwayat
medis yang diderita oleh ibu sebelum hamil.
Kata kunci: Kebutuhan, Pendidikan Seksualitas, Sekolah Dasar
3 Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 – Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 1-17

gangguan atau kelainan pernapasan


PENDAHULUAN (asfiksia) 44 (30,98%), prematuritas
Status kesehatan maternal atau BBLR 60 (42,25%), infeksi 8
merupakan salah satu indikator (5,63%), kelainan bawaan 19
untuk melihat derajat kesehatan (13,38%) dan gangguan lainnya 11
perempuan. Angka kesakitan dan (7,74%).3 RSUD Kabupaten Kediri
kematian ibu merupakan indikator merupakan rumah sakit rujukan
yang penting dalam terbesar di tingkat Kabupaten Kediri.
menggambarkan status kesehatan Menurut data yang didapatkan dari
maternal. Kesehatan ibu dan Anak Rekam Medis RSUD Kabupaten
(KIA) merupakan salah satu target Kediri pada Tahun 2015 penderita
yang ditentukan dalam tujuan preeklampsia yang dirawat di
AGENDA 2030 (Sustainable instalasi rawat inap obstetri dan
Development Goals) yang ke-3 yaitu poliklinik obstetri gynekologi
menargetkan AKI (Angka Kematian sebanyak 124 ibu hamil . 5

Ibu) 70 per 100.000 kelahiran hidup, Salah satu penyebab AKI dan
AKB (Angka Kematian Bayi) penyebab tidak langsung dari AKB
maksimum 12 per 1000 kelahiran adalah preeklampsia. Preeklampsia
hidup dan angka kematian balita adalah sindrom hipertensi kehamilan
maksimum 25 per 1000 kelahiran tertentu dengan kondisi multisistem
hidup1. Kesehatan ibu dan Anak dengan multifaktorial penyebab, unik
(KIA) merupakan salah satu target untuk manusia, yang berhubungan
yang ditentukan dalam SDGs 2030 secara signifikan terhadap angka
namun angka kematian ibu, bayi dan kematian dan kesakitan maternal
balita di Indonesia masih tergolong dan perinatal6,7. Kondisi yang
tinggi dan merupakan salah satu kompleks ini berhubungan dengan
masalah utama kesehatan. perubahan patologis yang signifikan
Data Dinkes Propinsi Jawa dari pembuluh darah ibu dan janin
Timur Tahun 2015 AKI berjumlah serta plasenta, termasuk
121, penyebab langsung AKI yaitu arteriolopathy desidua, infark,
perdarahan 21,81%, eklampsia/ perubahan iskemik dan abruption,
preeklampsia 36,29%, jantung oleh karena itu tidak mengherankan
12,93%, infeksi 22,90% dan bahwa hasil perinatal dipengaruhi
penyebab lain 6,07%. Sedangkan oleh sindrom ini, khususnya dalam
AKB di Propinsi Jawa Timur Tahun konteks penyakit berat. Penyebab
2015 sebesar 154 kematian bayi2. preeklamsia lainnya umumnya
Angka kematian ibu (AKI) di terkait dengan lesi plasenta.
Kabupaten Kediri Tahun 2016 Manifestasi vaskular yang
sejumlah 16 jiwa atau 65,73 per mendasari, dan adanya stres
100.000 kelahiran hidup. Penyebab oksidatif dan kerusakan endotel,
kematian ibu di Kabupaten Kediri mempengaruhi sirkulasi
antara lain perdarahan sebesar 7 uteroplasenta dan dapat
jiwa (43,75%), preeklampsia sebesar menyebabkan hambatan
6 jiwa (37,5%), penyakit lainnya 3 pertumbuhan janin dengan hipoksia
jiwa (18,75%). Angka kematian bayi yang mendasari dan asidosis yang
di Kabupaten Kediri Tahun 2016 bisa menyebabkan terjadinya
sebanyak 142 kematian bayi. IUFD8,9. Pada bayi akan
Adapun penyebab AKB adalah menyebabkan kelahiran
4 Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 – Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 1-17

prematuritas yang memberikan dan janin, melakukan rujukan dini


dampak terjadinya asfiksia, berat terencana apabila dibutuhkan
badan lahir rendah, serta komplikasi- sehingga mengurangi komplikasi ke
komplikasi lain yang berakibat ibu dan janin10.
kematian sedangkan pada ibu Berdasarkan latar belakang
preeklampsia dapat menyebabkan yang telah diuraikan di atas peneliti
terjadinya eklampsia (kejang tertarik untuk meneliti lebih lanjut
kehamilan) yang berujung pada perilaku kesehatan meliputi
kematian6. pendidikan, pendapatan keluarga,
Upaya yang dapat dilakukan jangkauan pelayanan, transportasi,
untuk menurunkan angka kesakitan status gizi, kenaikan berat badan,
dan kematian ibu dan bayi yaitu pemeriksaan ANC, kepemilikan buku
melakukan deteksi dini tanda dan KIA dan faktor-faktor yang
bahaya dalam kehamilan. Melalui mempengaruhi kejadian
tanda-tanda klinis pada saat preeklampsia meliputi usia ibu,
perawatan antenatal dengan paritas, riwayat keluarga, obesitas,
pemantauan kenaikan tekanan kehamilan kembar, interval
darah, proteinuria, kenaikan berat kehamilan, diabetes gestasional dan
badan selama hamil dan status gizi riwayat medis pada ibu hamil di
serta menghindari faktor-faktor yang Poliklinik Obstetri Gynekologi RSUD
beresiko untuk terjadinya Kabupaten Kediri.
preeklampsia dalam kehamilan. Tujuan penelitian ini untuk
Pedoman terbaru dari the National mengetahui gambaran tentang
Institute for Health and Clinical kejadian preeklampsia pada ibu
Excellence (NICE) hamil serta perilaku kesehatan dan
merekomendasikan skrining rutin faktor-faktor resiko yang
faktor risiko spesifik untuk pre- mempengaruhi preeklampsia di
eklampsia (nulliparity, usia yang Poliklinik Obstetri Gynekologi RSUD
lebih tua, indeks massa tubuh, Kabupaten Kediri.
riwayat keluarga preeklampsia,
riwayat penyakit ginjal atau METODE PENELITIAN
hipertensi kronis, kehamilan ganda, Desain penelitian yang
interval kehamilan lebih dari 10 digunakan adalah deskriptif analitik.
tahun, dan riwayat preeklampsia Adapun populasi dalam penelitian ini
pada kehamilan sebelumnya)9. adalah semua ibu yang datang
Adanya skrining rutin faktor resiko memeriksakan kehamilannya di
spesifik untuk preeklampsia dan Poliklinik Obstetri Gynekologi di
pemantauan perilaku kesehatan RSUD Kabupaten Kediri. Teknik
yang baik, diharapkan para ibu bisa sampling yang digunakan yaitu
melakukan pemeriksaan kehamilan random sampling. Sampel yang
secara rutin ke tenaga kesehatan digunakan adalah ibu yang datang
dan jika dideteksi adanya tanda memeriksakan kehamilannya di
bahaya atau komplikasi yang Poliklinik Obstetri Gynekologi di
menyertai kehamilan maka petugas RSUD Kabupaten Kediri yang
kesehatan bisa melakukan deteksi memenuhi kriteria inklusi sejumlah
dini kegawatdaruratan maternal dan 181 ibu hamil. Variabel dalam
neonatal, melakukan pemantauan penelitian ini terdiri dari variabel
secara intensif kesejahteraan ibu independen yaitu perilaku kesehatan
5 Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 – Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 1-17

dan faktor resiko preeklampsia,


variabel dependen yaitu kejadian HASIL PENELITIAN
preeklampsia pada ibu hamil. Pada tabel 1 berdasarkan
Pengumpulan data menggunakan distribusi frekuensi perilaku
data primer berupa lembar kuesioner kesehatan pada ibu hamil di poliklinik
dengan teknik wawancara terstruktur obstetri gynekologi RSUD
dan observasi dan data sekunder Kabupaten Kediri dapat diketahui
berupa rekam medik ibu hamil yang bahwa sebagian besar responden
memeriksakan kehamilan di poli memiliki tingkat pendidikan SD/SMP
obstetri gynekologi RSUD (56,4%), pendapatan keluarga > Rp
Kabupaten Kediri. Penelitian ini 1.456.000 (57,5%), jangkauan
dilakukan pada bulan Juni-Agustus pelayanan kesehatan dengan jarak
2017 di Poliklinik Obstetri Gynekologi tempuh >2 km (93,3%), kendaraan
RSUD Kabupaten Kediri dengan yang digunakan menuju tempat
sebelumnya dinyatakan laik etik oleh pemeriksaan kehamilan dengan
Komisi Etik Lembaga Penelitian dan motor/mobil pribadi (94,5%), status
Pengabdian Masyarakat STIKES gizi ibu dengan kondisi lila >23,5 cm
Karya Husada Kediri. Kemudian data (81,2%), kenaikan berat badan <11,5
diolah dan dianalisis secara kg (81,2%), jumlah kunjungan
univariate, bivariate dengan uji pemeriksaan ANC >4x (76,8%) dan
statistik chi kuadrat (x2) derajat memiliki buku KIA yang pernah
kepercayaan 95% dan tingkat dibaca untuk mengetahui isi dan
kemaknaan (alpha) 0,05 dan kegunaan buku tersebut (98,9%).
multivariate dengan uji statistik
regresi logistik berganda.

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Perilaku Kesehatan Pada Ibu Hamil di Poliklinik


Obstetri Gynekologi RSUD Kabupaten Kediri Bulan Juni-Agustus 2017
Variabel f (n=181) %
Pendidikan
SD/SMP 102 56,4
SMA 62 34,2
PT 17 9,4
Pendapatan Keluarga
< Rp 1.456.000 77 42,5
> Rp 1.456.000 104 57,5
Jangkauan Pelayanan
< 1 km 1 0,6
≥ 1 km 11 6,1
> 2 km 169 93,3
Transportasi
Jalan Kaki 1 0,6
Angkot 9 4,9
Motor/Mobil Pribadi 171 94,5
Status Gizi Ibu
Lila < 23,5 cm 29 16
Lila 23,5 cm 5 2,8
Lila > 23,5 cm 147 81,2
Kenaikan Berat Badan
< 11,5 kg 147 81,2
6 Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 – Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 1-17

11,5-16 kg 23 12,7
> 16 kg 11 6,1
Pemeriksaan ANC
1-3x 24 13,3
4x 18 9,9
> 4x 139 76,8
Kepemilikan Buku KIA
Tidak ada 2 1,1
Ada, dibaca 179 98,9

Pada tabel 2 berdasarkan riwayat preeklampsia (93,9%),


distribusi frekuensi faktor resiko obesitas termasuk dalam kategori
preeklampsia pada ibu hamil di normal (45,9%), kehamilan tunggal
poliklinik obstetri gynekologi RSUD (99,4%), interval kehamilan ≤ 5
Kabupaten Kediri dapat diketahui (53,6%), tidak ada yang menderita
bahwa sebagian besar responden diabetes gestasional (100%) dan
berusia 20-34 tahun (59,1%), paritas tidak ada yang memiliki riwayat
sebanyak 2-4x (64,1%), tidak ada medis atau penyakit yang diderita
dalam keluarga yang memiliki sebelum hamil (81,2%).

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Faktor Resiko Preeklampsia Pada Ibu Hamil di


Poliklinik Obstetri Gynekologi RSUD Kabupaten Kediri Bulan Juni-Agustus 2017
Variabel f (n=181) %
Usia Ibu
< 20 tahun 12 6,6
20-34 tahun 107 59,1
≥ 35 tahun 62 34,3
Paritas
1x 56 30,9
2-4x 116 64,1
> 4x 9 5
Riwayat Keluarga Preeklampsia
Tidak ada 170 93,9
Ada 11 6,1
Obesitas
Kurus 20 11
Normal 83 45,9
Gemuk 78 43,1
Kehamilan Kembar
Tunggal 180 99,4
Ganda 1 0,6
Interval Kehamilan
≤ 5 tahun 97 53,6
> 5 tahun 84 46,4
Diabetes Gestasional
Tidak ada 181 100
Riwayat Medis
Tidak ada 147 81,2
Diabetes Melitus 3 1,7
Hipertensi 31 17,1
7 Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 – Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 1-17

Pada tabel 3 berdasarkan bahwa ibu hamil yang mengalami


distribusi frekuensi kejadian preeklampsia sejumlah 18,8% dan
preeklampsia pada ibu hamil di yang tidak mengalami preeklampsia
Poliklinik Obstetri Gynekologi RSUD sejumlah 81,2%.
Kabupaten Kediri menunjukkan

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil di


Poliklinik Obstetri Gynekologi RSUD Kabupaten Kediri Bulan Juni-Agustus 2017
Variabel f (n=181) %
Preeklampsia
Ya 34 18,8
Tidak 147 81,2

Tabel 4. Hubungan Perilaku Kesehatan terhadap Kejadian Preeklampsia Pada


Ibu Hamil di Poliklinik Obstetri Gynekologi RSUD Kabupaten Kediri Bulan Juni-
Agustus 2017
Preeklampsia
Variabel Ya Tidak Total P
n % N % n %
Pendapatan Keluarga
< Rp 1.456.000 17 9,4 60 33,1 77 42,5 0,329
> Rp 1.456.000 17 9,4 87 48,1 104 57,5
Jangkauan Pelayanan
< 1 km 0 0 1 0,6 1 0,6 0,276
≥ 1 km 4 2,2 7 3,9 11 6,1
> 2 km 30 16,6 139 76,8 169 93,4
Transportasi
Jalan Kaki 0 0 1 0,6 1 0,6 0,738
Angkot 1 0,6 8 4,4 9 5
Motor/Mobil Pribadi 33 18,2 138 76,2 171 94,5
Status Gizi
Lila < 23,5 cm 3 1,7 26 14,4 29 16 0,446
Lila 23,5 cm 1 0,6 4 2,2 5 2,8
Lila > 23,5 cm 30 16,6 117 64,6 147 81,2
Kenaikan Berat Badan
< 11,5 kg 21 11,6 126 69,6 147 81,2 0,005
11,5-16 kg 9 5 14 7,7 23 12,7
> 16 kg 4 2,2 7 3,9 11 6,1
Pemeriksaan ANC
1-3x 3 1,7 21 11,6 24 13,3 0,656
4x 3 1,7 15 8,3 18 9,9
> 4x 28 15,5 111 61,3 139 76,8
Kepemilikan Buku KIA
Tidak ada 0 0 2 1,1 2 1,1 0,494
Ada, Dibaca 34 18,8 145 80,1 179 98,9
Pendidikan
SD/SMP 18 9,9 84 46,4 102 56,4 0,209
SMA 15 8,3 47 26 62 34,3
PT 1 0,6 16 8,8 17 9,4
8 Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 – Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 1-17

Berdasarkan tabel 4 diketahui transportasi, status gizi,


distribusi frekuensi perilaku pemeriksaan ANC, kepemilikan buku
kesehatan pada kejadian KIA terdapat hubungan yang tidak
preeklampsia yaitu tingkat signifikan terhadap kejadian
pendidikan SD/SMP (52,9%), preeklampsia.
pendapatan keluarga < Rp Berdasarkan tabel 5 diketahui
1.456.000 dan > Rp 1.456.000 distribusi frekuensi faktor resiko
(50%), jangkauan pelayanan kejadian preeklampsia yaitu berusia
kesehatan dengan jarak tempuh > 2 20-34 tahun (55,9%), paritas
km (88,2%), kendaraan yang sebanyak 2-4x (58,8%), tidak ada
digunakan menuju tempat dalam keluarga yang memiliki
pemeriksaan kehamilan dengan riwayat preeklampsia (77,5%),
motor/mobil pribadi (97,1%), status obesitas termasuk dalam kategori
gizi ibu dengan kondisi lila > 23,5 cm gemuk (55,9%), kehamilan tunggal
(88,2%), kenaikan berat badan < (99,4%), interval kehamilan ≤ 5
11,5 kg (81,8%), jumlah kunjungan (55,9%), tidak ada yang menderita
pemeriksaan ANC > 4x (82,4%) dan diabetes gestasional (100%) dan
memiliki buku KIA yang pernah tidak ada yang memiliki riwayat
dibaca untuk mengetahui isi dan medis atau penyakit yang diderita
kegunaan buku tersebut (100%). sebelum hamil (67,6%).
Responden yang tidak Responden yang tidak
mengalami preeklampsia sebagian mengalami preeklampsia sebagian
besar memiliki tingkat pendidikan besar berusia 20-34 tahun (59,9%),
SD/SMP (57,1%), pendapatan paritas sebanyak 2-4x (65,3%), tidak
keluarga > Rp 1.456.000 (59,2%), ada dalam keluarga yang memiliki
jangkauan pelayanan kesehatan riwayat preeklampsia (94,6%),
dengan jarak tempuh > 2 km obesitas termasuk dalam kategori
(94,6%), kendaraan yang digunakan normal (47,6%), kehamilan tunggal
menuju tempat pemeriksaan (99,3%), interval kehamilan ≤ 5
kehamilan dengan motor/mobil (53,1%), tidak ada yang menderita
pribadi (93,9%), status gizi ibu diabetes gestasional (100%) dan
dengan kondisi lila > 23,5 cm tidak ada yang memiliki riwayat
(79,6%), kenaikan berat badan < medis atau penyakit yang diderita
11,5 kg (85,7%), jumlah kunjungan sebelum hamil (84,4%).
pemeriksaan ANC > 4x (75,5%) dan Hasil penelitian pada tabel 5
memiliki buku KIA yang pernah menunjukkan terdapat hubungan
dibaca untuk mengetahui isi dan yang signifikan antara riwayat medis
kegunaan buku tersebut (100%). dengan kejadian preeklampsia
Hasil penelitian pada tabel 4 (P=0,022) sedangkan usia ibu,
menunjukkan hubungan yang paritas, riwayat keluarga
signifikan antara kenaikan berat preeklampsia, obesitas, kehamilan
badan dengan kejadian kembar, interval kehamilan dan
preeklampsia (P=0,005) sedangkan diabetes gestasional terdapat
tingkat pendidikan, pendapatan hubungan yang tidak signifikan
keluarga, jangkauan pelayanan, terhadap kejadian preeklampsia.
9 Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 – Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 1-17

Tabel 5. Faktor-Faktor Resiko Kejadian Preeklampsia Pada Ibu Hamil di


Poliklinik Obstetri Gynekologi RSUD Kabupaten Kediri Bulan Juni-Agustus 2017
Preeklampsia
Variabel Ya Tidak Total P
n % N % n %
Usia Ibu
< 20 tahun 2 1,1 10 5,5 12 6,6 0,859
20-34 tahun 19 10,5 88 48,6 107 59,1
≥ 35 tahun 13 7,2 49 27,1 62 34,3
Paritas
1x 12 6,6 44 24,3 56 30,9 0,776
2-4x 20 11 96 53 116 64,1
> 4x 2 1.1 7 3,9 9 5
Riwayat Keluarga Preeklampsia
Tidak ada 31 17,1 139 76,8 170 93,9 0,457
Ada 3 1,7 8 4,4 11 6,1
Obesitas
Kurus 2 1,1 18 9,9 20 11 0,209
Normal 13 7,2 70 38,7 83 45,9
Gemuk 19 10,5 59 32,6 78 43,1
Kehamilan Kembar
Tunggal 34 18,8 146 80,7 180 99,4 0,630
Ganda 0 0 1 0,6 1 0,6
Interval Kehamilan
≤ 5 tahun 19 10,5 78 43,1 97 53,6 0,766
> 5 tahun 15 8,3 69 38,1 84 46,4
Diabetes Gestasional
Tidak ada 34 18,8 147 81,2 181 100 181
Riwayat Medis
Tidak Ada 23 12,7 124 68,5 147 81,2 0,022
Diabetes Melitus 2 1,1 1 0,6 3 1,7
Hipertensi 9 5 22 12,2 31 17,1

Tabel 6. Variabel Dominan yang Tabel 6 kenaikan berat badan


Berhubungan dengan Kejadian merupakan faktor paling dominan
Preeklampsia Pada Ibu Hamil di yang berhubungan dengan kejadian
Poliklinik Obstetri Gynekologi RSUD preeklampsia pada ibu hamil di
Kabupaten Kediri Bulan Juni- Poliklinik Obstetri Gynekologi RSUD
Agustus 2017 Kabupaten Kediri dan berperan
Variabel P value R2 sebagai prediktor untuk kejadian
Kenaikan Berat 0,007 0,180 preeklampsia dengan kuat prediksi
Badan sebesar 18% (R2=0,180).
Riwayat Medis 0,029
10 Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 – Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 1-17

PEMBAHASAN ibu dalam hal pemenuhan status gizi


Analisis Perilaku Kesehatan ibu yang ditandai dengan kondisi lila
terhadap Kejadian Preeklampsia > 23,5 cm, jumlah kunjungan
Hasil penelitian terhadap pemeriksaan ANC > 4x dan memiliki
variabel perilaku kesehatan, buku KIA yang pernah dibaca untuk
menunjukkan bahwa terdapat mengetahui isi dan kegunaan buku
hubungan yang signifikan antara tersebut meskipun dari tingkat
kenaikan berat badan dengan pendidikan sebagian besar
kejadian preeklampsia dan kenaikan responden memiliki pendidikan
berat badan merupakan faktor paling SD/SMP.
dominan yang berhubungan dengan Temuan ini didukung beberapa
kejadian preeklampsia. Beberapa penelitian sebelumnya mengenai
penelitian menunjukkan bahwa pendidikan sebagai faktor risiko yang
kenaikan berat badan ibu yang tidak signifikan. Pendidikan rendah
berlebihan dikaitkan dengan risiko di sisi lain, mungkin saja secara tidak
preeklampsia, meskipun ini mungkin langsung mewakili status sosial
dikacaukan oleh peningkatan retensi ekonomi rendah dan faktor penentu
cairan pada preeklamsia yang sosio ekonomi terkait, yang dapat
berkontribusi terhadap berat badan berkontribusi perkembangan pre-
yang lebih tinggi11. Wanita dengan eklampsia. Ketidakpatuhan terhadap
kenaikan berat badan gestasional perawatan antenatal dapat
yang berlebihan memiliki meningkatkan resiko preeklampsia
peningkatan risiko gangguan yang disebabkan karena tingkat
hipertensif kehamilan sebesar 3 kali pendidikan yang menengah.
lipat (95% CI, 1,1-7,2) dan risiko Kurangnya akses terhadap
preeklampsia 4 kali lipat (95% CI, perawatan, misalnya, dapat
1,2-14,5), dibandingkan wanita menyebabkan manajemen prenatal
dengan kenaikan berat badan yang tidak memadai dan pada
gestasional normal12. akhirnya terjadi
Hasil variabel perilaku preeklamsia/eklampsia. Mikronutrien
kesehatan yang lain, menunjukkan dan kekurangan antioksidan juga
ada hubungan yang tidak signifikan berkontribusi terhadap
antara tingkat pendidikan, perkembangan preeklampsia3.
pendapatan keluarga, jangkauan Sosio-ekonomi juga memegang
pelayanan, transportasi menuju peranan penting dalam kerentanan
tempat pemeriksaan kehamilan, perempuan untuk mengalami
status gizi, jumlah pemeriksaan ANC preeklampsia. Wanita dengan
dan kepemilikan buku KIA dengan penghasilan lebih rendah memiliki
kejadian preeklampsia. Hal ini lebih banyak kesulitan dalam akses
diduga karena sebagian besar terhadap perawatan medis,
responden memiliki pendapatan mendapatkan diagnosis sejak dini,
keluarga > Rp 1.456.000 yang skreening deteksi dini dan terapi
termasuk di atas UMR Kabupaten yang tepat, dan mereka seringkali
Kediri, sehingga meskipun tidak mendapatkan nutrisi yang
jangkauan pelayanan kesehatan sesuai13. Hasil ini sejalan dengan
dengan jarak tempuh > 2 km masih penelitian yang dilakukan pada
dapat ditempuh dengan kendaraan masyarakat Brasil bagian timur laut
motor/mobil pribadi. Selain itu menunjukkan bahwa lima kluster di
penghasilan yang di atas UMR akan Natal dan distrik lain di Brasil yang
mempengaruhi perilaku kesehatan memiliki kepadatan penduduk tinggi
11 Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 – Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 1-17

serta rendahnya sosial ekonomi penyakit ginjal berat. Preeklampsia


memiliki pengaruh terhadap perilaku juga terjadi lebih sering diantara ibu
kesehatan ditandai dengan tingginya hamil dengan kondisi autoimun
angka preeklampsia pada ibu hamil. seperti lupus eritematosus sistemik
Ibu hamil yang kurang terlayani dan sindrom antibodi antifosfolipid11.
dalam hal perawatan kesehatan
memiliki frekuensi preeklampsia Usia Ibu dengan Preeklampsia
lebih tinggi yang sering terjadi pada Hasil penelitian ini menunjukkan
populasi ini14. ada hubungan yang tidak signifikan
antara usia ibu dengan kejadian
Analisis Faktor Resiko terhadap preeklampsia. Hasil penelitian ini
Kejadian Preeklampsia tidak sejalan dengan penelitian di
RSUP DR. M. Djamil Padang
Riwayat Medis dengan menunjukkan bahwa terdapat
Preeklampsia hubungan yang bermakna antara
Hasil penelitian menunjukkan usia ibu (p=0,006, OR=4,886) yang
bahwa ada hubungan yang berarti ibu hamil yang berumur < 20
bermakna antara riwayat medis ibu tahun dan > 35 tahun beresiko 4,886
hamil dengan kejadian kali beresiko untuk terkena
preeklampsia. Hasil penelitian ini preeklampsia dibandingkan dengan
sejalan dengan penelitian yang ibu hamil yang berumur antara 20-35
dilakukan di Poliklinik Obs-Gin RSJ tahun16. Menurut teori yang ada
Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Kota preeklampsia lebih sering
Manado dengan hasil ada hubungan didapatkan pada masa awal dan
antara riwayat hipertensi dengan akhir usia reproduktif yaitu usia
kejadian hipertensi pada ibu hamil remaja atau diatas 35 tahun. Ibu
(p=0,002)15. Hipertensi yang sudah hamil <20 tahun mudah mengalami
ada sebelumnya, diabetes, dan kenaikan tekanan darah dan lebih
gangguan vaskular (penyakit ginjal, cepat menimbulkan kejang.
kondisi autoimun) dikaitkan dengan Sedangkan umur lebih 35 tahun
preeklampsia. Wanita dengan seiring bertambahnya usia rentan
hipertensi kronis memiliki risiko 10- untuk terjadinya peningkatan
25% mengalami preeklampsia tekanan darah17.
dibandingkan dengan populasi Adanya hubungan yang tidak
umum. Risiko ini meningkat menjadi signifikan antara usia ibu dengan
31% pada wanita dengan durasi kejadian preeklampsia diduga
hipertensi yang lebih lama minimal sebagian besar responden berusia
empat tahun atau lebih dengan 20-35 tahun yang tergolong dalam
kondisi hipertensi berat. Diabetes usia bukan resiko tinggi. Hasil
pre-gestasional memiliki resiko 21% penelitian ini sejalan dengan
terjadi preeklampsia. Resiko penelitian yang dilakukan di RS
meningkat menjadi 36 sampai 54% Roemani Muhammadiyah Semarang
diantara wanita dengan diabetes bahwa tidak ada hubungan yang
yang lebih lama terkait dengan signifikan faktor umur dengan
penyakit mikrovaskular. Untuk kejadian preeklampsia (p=0,768,
penyakit ginjal ringan (kreatinin OR=1,190) artinya ibu hamil umur
serum kurang dari 1.5mg/dL), risiko resiko tinggi mempunyai peluang
preeklampsia diperkirakan 20 1,190 kali mengalami kejadian
sampai 25% tetapi lebih besar dari preeklampsia dibandingkan dengan
50% untuk wanita hamil dengan ibu hamil usia reproduksi27.
12 Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 – Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 1-17

Paritas dengan Preeklampsia preeklampsia, wanita yang ibunya


Hasil penelitian ini menunjukkan memiliki preeklampsia lebih mungkin
ada hubungan yang tidak signifikan untuk mengalami preeklampsia pada
antara paritas dengan kejadian kehamilannya. Pria yang dilahirkan
preeklampsia. Hasil penelitian ini karena preeklampsia cenderung
tidak sejalan dengan penelitian di menjadi ayah dengan preeklampsia.
RSU Bahteramas Sulawesi Baik wanita maupun pria, yang
Tenggara menunjukkan bahwa memiliki riwayat keluarga dengan
paritas merupakan faktor resiko preeklamsia dikaitkan dengan
kejadian preeklampsia dengan OR preeklampsia yang lebih parah pada
2,881 yang berarti ibu hamil dengan indeks kehamilan21. Hasil
paritas 1x atau primigravida pemindaian genom keluarga
mempunyai resiko mengalami Icelandic, yang mencakup 124
preeklampsia 2,881 kali silsilah dari 343 wanita yang terkena
dibandingkan dengan ibu hamil dampak preeklamsia, diterbitkan
dengan status paritas multigravida18. oleh Arngr'ımsson et al
Resiko preeklampsia pada mengungkapkan lokus kerentanan
kehamilan pertama sebesar 4,1% ibu untuk preeklampsia terdapat
dibandingkan dengan kehamilan pada kromosom 2p13. Hubungan
kedua sebesar 1,7% dan kehamilan genetik dengan kromosom 2q, 5q,
ketiga 1,8%. Hal ini membuktikan dan 13q ditunjukkan di kelompok
bahwa persalinan kedua dan ketiga preeklampsia Australian22. Adanya
merupakan persalinan yang aman hubungan yang tidak signifikan
dari preeklampsia.19 Tidak adanya antara riwayat keluarga
hubungan antara paritas dengan preeklampsia dengan kejadian
kejadian preeklampsia pada preeklampsia pada hasil penelitian
penelitian ini disebabkan sebagian ini disebabkan karena sebagian
besar responden dengan paritas 2-4 besar responden tidak ada yang
yang tergolong persalinan yang memiliki riwayat keluarga dengan
aman dari preeklampsia. preeklampsia. Sehingga tidak
memberikan resiko terhadap
Riwayat Keluarga Preeklampsia kejadian preeklampsia.
dengan Preeklampsia
Hasil penelitian ini menunjukkan Obesitas dengan Preeklampsia
ada hubungan yang tidak signifikan Hasil penelitian ini menunjukkan
antara riwayat keluarga menderita ada hubungan yang tidak signifikan
preeklampsia dengan kejadian antara obesitas dengan kejadian
preeklampsia. Riwayat keluarga preeklampsia. Hasil ini tidak sejalan
preeklampsia berkontribusi dengan penelitian yang dilakukan di
terjadinya preeklampsia (OR 2,3-2,6) RSUP DR. M. Djamil Padang
artinya riwayat keluarga menunjukkan bahwa terdapat
preeklampsia mempunyai resiko hubungan yang signifikan antara
mengalami preeklampsia 2,3-2,6 kali obesitas dengan kejadian
dibandingkan dengan ibu hamil yang preeklampsia (p=0,031, OR=4,060)
tidak memiliki riwayat keluarga yang berarti ibu hamil yang obesitas
dengan preeklampsia20. beresiko 4,060 kali untuk terkena
Preeklampsia memiliki komponen preeklampsia dengan ibu hamil yang
genetik yang jelas. Dalam sebuah tidak mengalami obesitas16.
studi antargenerasi tentang Obesitas adalah faktor risiko untuk
kontribusi ayah dan ibu terhadap preeklampsia, kondisi ini mungkin
13 Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 – Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 1-17

terkait dengan adanya stres Kehamilan Kembar dengan


oksidatif, peradangan dan fungsi Preeklampsia
vaskular yang berubah. Infiltrasi Hasil penelitian ini menunjukkan
vaskular neutrofil dan peradangan ada hubungan yang tidak signifikan
vaskular yang ekstensif telah antara kehamilan kembar dengan
dilaporkan pada ibu hamil kejadian preeklampsia. Hal ini
preeklampsia dan wanita gemuk23. disebabkan sebagian besar
Kegemukan dikaitkan dengan responden dengan kondisi
peradangan tingkat rendah dan kehamilan tunggal. Hasil ini sejalan
peningkatan sirkulasi inflamasi. dengan penelitian yang dilakukan di
Kadar protein C-reaktif plasma, TNF- RS Roemani Muhammadiyah
α, IL-6 dan IL-8 meningkat pada Semarang bahwa tidak ada
subyek obesitas, dan lemak tubuh hubungan yang signifikan kehamilan
adalah sumber yang mungkin dari ganda dengan kejadian
penanda inflamasi ini. Penanda preeklampsia (p=1)27. Kehamilan
peradangan adalah meningkatnya ganda merupakan faktor resiko
pembuluh darah wanita gemuk dan terjadinya preeklampsia (OR 3,5)
ini dapat menyebabkan target artinya kehamilan ganda mempunyai
vaskuler dalam perubahan vaskular resiko mengalami preeklampsia 3,5
yang berhubungan dengan kali dibandingkan dengan ibu hamil
preeklampsia. Obesitas juga terkait dengan kehamilan tunggal20.
dengan peningkatan sirkulasi tingkat
leptin, dan polimorfisme gen leptin Interval Kehamilan dengan
telah dikaitkan dengan peningkatan Preeklampsia
risiko pengembangan Hasil penelitian ini menunjukkan
preeklampsia24. ada hubungan yang tidak signifikan
Adanya hasil yang berbeda ini, antara interval kehamilan dengan
kemungkinan disebabkan karena kejadian preeklampsia. Adanya
sebagian besar responden tergolong hubungan yang tidak signifikan
dalam kategori tidak obesitas (kurus antara interval kehamilan dengan
dan normal). Wanita dengan indeks kejadian preeklampsia disebabkan
massa tubuh lebih rendah (IMT) karena sebagian besar responden
memiliki risiko preeklampsia lebih memiliki jarak kehamilan < 5 tahun.
rendah dibandingkan wanita dengan Hasil meta analisis semua penelitian
IMT lebih tinggi25. Pada wanita dari data kohort retrospektif di
dengan berat badan normal, negara berpenghasilan tinggi
peningkatan kadar adiponektin dapat ditemukan bahwa hanya dua dari
menekan ekspresi molekul adhesi empat dataset yang bisa dianalisis
pada sel endhotelial vaskular dan secara meta bahwa saat
sitokin. Produksi dari makrofag untuk membandingkan interval antar
meminimalkan proses inflamasi yang kehamilan dibawah 2 tahun dengan
terkait dengan kejadian interval 2-4 tahun, tidak ada
24
preeklampsia . Hal ini sejalan peningkatan risiko yang signifikan
dengan penelitian yang dilakukan di aOR=1,01 (95% CI 0,95-1.07). Di sisi
RSH Makassar yang menunjukkan lain, saat membandingkan interval
bahwa obesitas bukan merupakan lebih dari 4 tahun dengan interval 2-
faktor resiko dari kejadian 4 tahun, ditemukan kenaikan kecil
preeklampsia (p=0,417, yang signifikan, aOR = 1,10 (95% CI
OR=2,375)26. 1,02-1,19]. Sehingga disimpulkan
tidak adanya heterogenitas interval
14 Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 – Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 1-17

persalinan dengan kejadian endothelial, dan peningkatan sekresi


preeklampsia28. Jarak kehamilan >2 endotelin 1 (vasokonstriktor kuat).
tahun merupakan rekomendasi yang Resistensi insulin dapat mengurangi
tepat bagi wanita untuk hamil lagi. oksida nitrat, meningkatkan risikonya
Interval antar kehamilan pendek hipertensi dan penyakit
(<18 bulan) berhubungan dengan kardiovaskular23.
hasil kehamilan yang merugikan
karena penipisan KESIMPULAN
nutrisi ibu dan kegagalan untuk Perilaku kesehatan dan faktor
mengobati morbiditas. Sedangkan resiko yang mempengaruhi
interval antar-kehamilan yang terlalu terhadap kejadian preeklampsia
lama memungkinkan pemulihan alat- pada ibu hamil yaitu kenaikan berat
alat reproduksi ibu secara sempurna badan ibu selama hamil (p=0,005)
tetapi hal ini terkait dengan dan riwayat medis yang diderita
berkurangnya kesuburan, usia tua, oleh ibu sebelum hamil (p=0,022).
gangguan maternal dan perubahan Hasil analisis multivariat
pasangan yang juga terkait dengan menunjukkan faktor paling dominan
risiko pre-eklampsia yang lebih terhadap kejadian preeklampsia
tinggi. Analisis terbaru dari 894.476 adalah kenaikan berat badan
wanita dengan kehamilan berturut- (p=0,007). Kenaikan berat badan
turut dalam 18 negara di Amerika (p=0,007) dan riwayat medis
Latin menunjukkan bahwa interval (p=0,029) mempunyai hubungan
kelahiran yang lebih lama yang bermakna dengan kejadian
meningkatkan kemungkinan preeklampsia pada ibu hamil dan
preeklampsia29. berperan sebagai prediktor untuk
kejadian preeklampsia dengan kuat
Diabetes Gestasional dengan prediksi sebesar 18% (R2=0,180).
Preeklampsia Pendidikan, pendapatan keluarga,
Hasil penelitian ini menunjukkan jangkauan pelayanan, transportasi,
ada hubungan yang tidak signifikan status gizi, pemeriksaan ANC,
antara diabetes gestasional dengan kepemilikan buku KIA, pendidikan,
kejadian preeklampsia. Hal ini usia ibu, paritas, riwayat keluarga
disebabkan karena 100% responden preeklampsia, obesitas, kehamilan
tidak mengalami diabetes kembar, interval kehamilan dan
gestasional sehingga tidak memiliki diabetes gestasional terdapat
pengaruh terhadap kejadian hubungan yang tidak signifikan.
preeklampsia pada ibu hamil. Untuk membantu mengenali
Selama kehamilan normal, wanita dan mencegah resiko terjadinya
mengalami resistansi insulin singkat preeklampsia, petugas kesehatan
dan glikemia setelah makan. dapat meningkatkan kualitas
Peningkatan konsumsi gula pada pemeriksaan ANC dengan cara
wanita hamil dapat menyebabkan melakukan skreening deteksi dini
hiperglikemia, yang pada gilirannya preeklampsia dengan
menghambat vasorelaksinasi memperhatikan perilaku kesehatan
endotelium. Diabetes gestational yaitu kenaikan berat badan pada ibu
terkait dengan IMT tinggi dan hamil dan faktor resiko kejadian
peningkatan risiko preeklampsia24. preeklampsia yaitu riwayat medis
Terjadinya peningkatan resistensi yang diderita ibu sebelum hamil.
insulin atau pembengkakan telah Serta memberikan penyuluhan dan
dikaitkan dengan disfungsi sosialisasi mengenai idealnya
15 Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 – Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 1-17

kenaikan berat badan selama hamil 7. Saadat M, Nejad SM, Habibi G,


dan penyakit yang diderita ibu Sheikhvatan M. Maternal and
sebelum hamil (riwayat medis) yang Neonatal Outcomes in Women
beresiko terjadinya preeklampsia with Preeclampsia. Taiwan J
pada kehamilan. Untuk peneliti Obstet Gynecol: Vol 46, No 3.
selanjutnya disarankan melakukan 2007.
penelitian dengan menggunakan 8. Gruslin A, Lemyre B. Pre-
skreening deteksi dini preeklampsia eclampsia: Fetal Assesment and
dengan menggunakan metode yang Neonatal Outcomes. Best
berbeda, tidak berdasarkan pada Practice & Research Clinical
perilaku kesehatan dan faktor resiko Obstetrics and Gynaecology.
kejadian preeklampsia. 2011; 25: 491–507 Elsevier Inc.
9. North RA, McCowan LME,
UCAPAN TERIMAKASIH Dekker GA, Poston L, Chan
Penelitian ini dibiayai oleh Direktorat EHY, Stewart A W; Black M A,
Riset dan Pengabdian Masyarakat Taylor RS, Walker JJ, Baker PN,
Direktorat Jenderal Penguatan Riset Kenny LC. Clinical Risk
dan Pengembangan Kementerian Prediction for Pre-eclampsia in
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Nulliparous Women:
Tinggi sesuai dengan Surat Development of Model in
Perjanjian Penugasan Pelaksanaan International Prospective Cohort.
Program Penelitian 067/ SP2H/ 2011. Pubmed.
PPM/ K7/ KM/ 2017 Tanggal 10 10. Kementerian Kesehatan RI.
Maret 2017. Rencana Strategis Kementerian
Kesehatan Tahun 2010-2014.
DAFTAR PUSTAKA Jakarta; 2010.
1. Ririn H. SRHR dan Agenda 11. Jeyabalan, Arun. Epidemiology
2030. Indonesia: Rutgers WPF; of Preeclampsia: Impact of
2015. Obesity. Nutr Rev. Author
2. Dinkes Propinsi. Tentang AKI manuscript; available in PMC
dan AKB. Jawa Timur; 2015. 2014 October 01.
3. Fortner RT, Pekow P, Solomon 12. Bilano VL, Ota E, Ganchimeg T,
CG, Markenson G, Chasan- Mori R, Souza JP. Risk Factors
Taber L. Prepregnancy Body of Pre-eclampsia/Eclampsia and
Mass Index, Gestational Weight Its Adverse Outcomes in Low
Gain, and Risk of Hypertensive and Middle Income Countries: A
Pregnancy among Latina WHO Secondary Analysis.
Women. Am J Obstet Gynecol. PLOS ONE.www.plosone.org.
Feb; 2009 200(2):167 e161–167. March 2014.Volume 9.Issue 3.
[PubMed: 19070831]. E91198.
4. Dinkes Kabupaten. Profil 13. Delahaije DHJ, van Kuijk SMJ,
Kesehatan Ibu dan Anak Tahun Dirksen CD, Sep SJS, Peeters
2016. Kediri; 2017. LL, Spaanderman ME, Bruinse
5. RSUD Kabupaten Kediri. Rekam HW, Zuurendonk LD, van der
Medik Kejadian Preeklampsia Pos JAM, Duvekot JJ, van Eyck
Pada Ibu Hamil. Kediri; 2016. J, van Pampus MG, van der
6. Lin, Saunders et al. Pre- Hoeven MABHM, Smits LJ.
eclampsia has an Adverse Cost-Effectiveness of
Impact on Maternal and Fetal Reccurence Risk Guided Care
Death. Elsevier Inc. 2015. Versus Care as Usual in Women
16 Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 – Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 1-17

Who Suffered from Early-Onset Yogyakarta:Universitas Ahmad


Preeclampsia including HELLP Dahlan; 2010.
Syndrome in Their Previous 18. Afridasari, Sitti Nur; Saimin,
Pregnancy (the PreCare Study). Juminten; Sulastrianah. Analisis
BMC Pregnancy and Childbirth Faktor Resiko Kejadian
2010, 10:60, Preeklampsia. FK UHO; 2013.
http://www.biomedcentral.com/1 19. Diaz, Sonia H; Toh, Sengwee;
471-2393/10/60. Cnattingius, Sven. Risk of Pre-
14. Dantas, Edailna Maria de Melo; eclampsia in First and
Pereira, F V Marinho; Queiroz, J Subsequent Pregnancies:
Wilton; Dantas, Diogo Luis de Prospective Cohort Study. BMJ
Melo; Monteiro, G R Gois; 2009:338:b2255.doi:10.1136/bm
Duggal, Priya; Azevedo, Maria j.b2255.
de Fatima; Jeronimo, S M 20. Uzan, Jennifer; Carbonnel;
Bezerra; Araujo, A C P Marie; Piconne, Olivier; Asmar,
Fernandes. 2013. Preeclampsia Roland; Ayoubi, Jean-Marc. Pre-
is Associated with Increased eclampsia: Pathophysiology,
Maternal Body Weight in a Diagnosis, and Management.
Northeastern Brazilia Vascular Health and Risk
Population. BMC Pregnancy and Management 2011:7 467-474.
Childbirth 2013, 13:159, 21. Bushnell, Cheryl and Chireau,
http://www.biomedcentral.com/1 Monique. Review Article:
471-2393/13/159. Preeclampsia and Stroke Risks
15. Radjamuda, Nelawati dan During and After Pregnancy.
Montolalu, Agnes. Faktor-Faktor SAGE-Hindawi Acces to
Resiko yang Berhubungan Research Stroke Research and
dengan Kejadian Hipertensi Treatment Volume 2011, Article
pada Ibu Hamil di Poli Klinik Obs- ID 858134, 9 pages
Gin RSJ Prof. Dr. V. L. doi:10.4061/2011/858134.
Ratumbuysang Kota Manado. 22. Haram, Kjell; Mortensen, Jan
Jurnal Ilmiah Bidan ISSN: 2339- Helge; Nagy, B. Review Article:
1731 Volume 2 Nomor 1 Januari- Genetic Aspects of
Juni 2014. Preeclampsia and the HELPP
16. Nursal, Dien Gusta Anggraini; Syndrome. Hindawi Publishing
Tamela, Pratiwi; Fitrayeni. Corporation Journal of
Faktor Resiko Kejadian Pregnancy Volume 2014, Article
Preeklampsia pada Ibu Hamil di ID 910751, 13 pages
RSUP DR. M. Djamil Padang http://dx.doi.org/10.1155/2014/9
Tahun 2014. Jurnal Kesehatan 10751.
Masyarakat Andalas, p-ISSN 23. Walsh, SW. Obesity: a Risk
1978-3833, e-ISSN 2442-6725. Factor for Preeclampsia. Trends
10(1)38-44 @ 2016 JKMA. Endocrinol Metab 2007, 18:365–
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/ind 370.
ex.php/jkma/ 24. Reslan, Ossama M and A. Khalil,
17. Djannah, S. Gambaran Raouf. Molecular and Vascular
Epidemiologi Kejadian Targets in the Pathogenesis and
Preeklampsia/Eklampsia di RSU Management of the
PKU Muhammadiyah Hypertension Associated with
Yogyakarta Tahun 2007-2009. Preeclampsia. Cardiovasc
17 Journal of Issues in Midwifery, Desember 2017 – Maret 2018, Vol. 1 No. 3, 1-17

Hematol Agents Med Chem.


2010 October 1; 8(4):204-226.
25. Belogolovkin, V; Eddleman, KA;
Malone, FD; Sullivan, L; Ball,
RH; Nyberg, DA. The Effect of
Low Body Mass Index on the
Development of Gestational
Hypertension and Preeclampsia.
J Matern Fetal Neonatal Med
2007, 20:509–513.
26. Langelo, Wahyuny; Arsin,
A.Arsunan; Russeng, Syamsiar.
Faktor Resiko Kejadian
Preeklampsia di RSKD Ibu dan
Anak Siti Fatimah Makassar
Tahun 2011-2012. Makassar:
FKM Universitas Hasanuddin;
2012.
27. Sutrimah; Mifbakhuddin;
Wahyuni, Dwi. Faktor-Faktor
yang Berhubungan dengan
Kejadian Preeklampsia pada Ibu
Hamil di RS Roemani
Muhammadiyah Semarang.
Semarang: Universitas
Muhammadiyah; 2014.
28. Cormick, Gabriela; Betran, Ana
Pilar; Ciapponi, Agustin; Hall,
David R; Hofmeyr, G.Justus.
Inter-pregnancy Interval and
Risk of Reccurent Preeclampsia:
Systematic Review and Meta-
analysis. Reproductive Health
(2016) 13:83 DOI
10.1186/s12978-016-0197-x.
29. Mignini, LE; Carroli, G; Betrán,
AP; Fescina, R; Cuesta, C;
Campodinico, L; De Muncio B,
Khan KS. Interpregnancy
Interval and Maternal and
Perinatal Outcome in 894,476
Women: A Multicountry Study.
BJOG. 2015 Sep 24.doi:
10.1111/1471 0528.13625.

Potrebbero piacerti anche