Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract
This study aims to examine the economic potential in the sector and sub-sector of
agriculture, forestry and fishery of Jember Regency. In addition, this study also
identifies and determines the leading sectors and sub-sectors in Jember Regency
to provide an overview of the leading economic activities that can be developed in
increasing the economic potential in Jember District. Analyzer used in this
research include analysis of Shift-Share, Location Quotient (LQ), and Growth
Ratio Model (MRP). From the research result, it can be seen that: (1) shift-share
analysis shows Jember Regency economy during 2010-2015 period increased by
Rp2,412.3 billion. The improvement of economic performance in Jember Regency
can be seen from positive sector of agriculture sector, forestry and fishery; (2)
Based on the analysis of Location Quotient (LQ) sector and the leading sub-sector
in Jember Regency there is 1 sector and 1 sub-sector having average LQ> 1 or
sector and subsector of the (potential) ie agriculture, farming, and plantation sub-
sector; (3) Growth Ratio Model (MRP) analysis shows that the dominant sectors
of growth and large contribution include estate crop sub-sector, agriculture and
hunting services sub sector, forestry and logging sector, and fishery sector; (4)
weighted results based on Shift-Share, Location Quotient (LQ) and Growth Ratio
(MRP) analysis were obtained by the highest ranking sub-category of the most
potential weighted crops sub-sector.
ditentukan bagi suatu sektor atau sama pada daerah yang lebih luas
dijumlah untuk semua sektor sebagai wilayahnya. Semakin tinggi nilai LQ
keseluruhan wilayah. Persamaan Shift suatu sektor berarti semakin tinggi
Share untuk sektor tertentu (sektor pula competitive advantage daerah
dan sub sektor i) diwilayah tertentu yang bersangkutan dalam
(wilayah j) adalah: mengembangkan sektor tersebut.
Dij = Eij (rn) + Eij (rin – rn) + Eij (rij – Dalam analisis Location
rin) Quotient (LQ) biasanya digunakan
2. Analisis Location Quotient (LQ) untuk mengidentifikasi Produk
Menurut Arsyad (2004: Domestik Regional Bruto suatu
315317) analisis Location Quotient daerah dalam menentukan sektor
(LQ) merupakan teknik yang unggulan (basis) dan bukan sektor
digunakan untuk memperluas analisis unggulan (non basis). Bila sektor
Shift Share. Teknik ini membantu unggulan tersebut dikembangkan
untuk menentukan kapasitas ekspor dengan baik dan benar, maka akan
perekonomian suatu daerah dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
derajat self-suffiency suatu sektor daerah yang akan dapat meningkatkan
dimana Location Quotient (LQ) pendapatan daerah secara optimal.
dipakai untuk mengukur konsentrasi Perhitungan LQ bertujuan agar
dari suatu kegiatan (industri) dalam menggambarkan keunggulan
suatu daerah, yaitu dengan cara komparatif suatu daerah dengan
membandingkan peranannya dalam wilayah lainnya. Rumus yang
perekonomian daerah itu dengan digunakan dalam menentukan sektor
peranan atau kegiatan industri sejenis basis atau sektor unggulan adalah:
dalam perekenomian regional ataupun 𝐄𝐢𝐣 /𝐄𝐣
𝐋𝐐 =
nasional. 𝐄𝐢𝐧 /𝐄𝐧
Eij = PDRB sektor dan subsektor sektor yang sama pada ada
pertanian, kehutanan dan tingkat pusat (negara).
perikanan Kabupaten Jember
Ej = Total PDRB sektor dan
subsektor pertanian, kehutanan 3. Model Rasio Pertumbuhan
dan perikanan Kabupaten Menurut Yusuf (1999: 220-223)
Jember Kabupaten Jember Model Rasio Pertumbuhan (MRP)
Ein = PDRB sektor dan subsektor digunakan untuk menganalisis sektor
pertanian, kehutanan dan ekonomi potensial. Model ini
perikanan Provinsi Jawa Timur merupakan modifikasi lebih lanjut
En = Total PDRB sektor dan dari analisis Shift-Share. Untuk
subsektor pertanian, kehutanan merumuskan cara menganalisis
dan perikanan Provinsi Jawa Model Rasio Pertumbuhan adalah
Timur sebagai berikut:
Lebih jauh Bendavid-Val 1) Rasio pertumbuhan wilayah
(1991) dalam Kuncoro (2004: 183) referensi adalah perbandingan
memberikan pengukuran terhadap antara laju pertumbuhan sektor i
derajat spesialisasi dengan kriteria dengan laju pertumbuhan total
sebagai berikut: kegiatan (PDB) diwilayah
1) LQ > 1, berarti tingkat referensi, dengan rumusnya
spesialisasi sektor tertentu pada adalah:
tingkat daerah lebih besar dari ∆𝐄𝐢𝐫 /𝐄𝐢𝐫(𝐭)
𝐑𝐏𝐫 =
sektor yang sama pada tingkat ∆𝐄𝐫 /𝐄𝐫(𝐭)