Sei sulla pagina 1di 20

ANALISIS POTENSI EKONOMI DI SEKTOR DAN SUBSEKTOR

PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN KABUPATEN JEMBER


Ahmad Rizani
Universitas Borneo Tarakan
ahmadrizani@yahoo.co.id

Abstract
This study aims to examine the economic potential in the sector and sub-sector of
agriculture, forestry and fishery of Jember Regency. In addition, this study also
identifies and determines the leading sectors and sub-sectors in Jember Regency
to provide an overview of the leading economic activities that can be developed in
increasing the economic potential in Jember District. Analyzer used in this
research include analysis of Shift-Share, Location Quotient (LQ), and Growth
Ratio Model (MRP). From the research result, it can be seen that: (1) shift-share
analysis shows Jember Regency economy during 2010-2015 period increased by
Rp2,412.3 billion. The improvement of economic performance in Jember Regency
can be seen from positive sector of agriculture sector, forestry and fishery; (2)
Based on the analysis of Location Quotient (LQ) sector and the leading sub-sector
in Jember Regency there is 1 sector and 1 sub-sector having average LQ> 1 or
sector and subsector of the (potential) ie agriculture, farming, and plantation sub-
sector; (3) Growth Ratio Model (MRP) analysis shows that the dominant sectors
of growth and large contribution include estate crop sub-sector, agriculture and
hunting services sub sector, forestry and logging sector, and fishery sector; (4)
weighted results based on Shift-Share, Location Quotient (LQ) and Growth Ratio
(MRP) analysis were obtained by the highest ranking sub-category of the most
potential weighted crops sub-sector.

Keywords: Economic Potential, Shift-Share, Quotient Location (LQ), Growth


Ratio Model (MRP)
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi ekonomi di sektor dan subsektor
pertanian, kehutanan dan perikanan Kabupaten Jember. Di samping itu, penelitian
ini juga mengidentifikasi dan menentukan sektor dan subsektor unggulan di
Kabupaten Jember untuk memberikan gambaran kegiatan ekonomi unggulan yang
dapat dikembangkan dalam meningkatkan potensi ekonomi di Kabupaten Jember.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi analisis Shift-Share,
Location Quotient (LQ), dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP). Dari hasil
penelitian diperoleh bahwa : (1) analisis shift-share menunjukkan perekonomian
Kabupaten Jember selama periode 2010-2015 mengalami peningkatan sebesar
Rp2.412,3 milyar. Peningkatan kinerja perekonomian di Kabupaten Jember
tersebut dapat dilihat dari sektor dan subsektor pertanian, kehutanan dan
perikanan yang bernilai positif; (2) berdasarkan analisis Location Quotient (LQ)
sektor dan subsektor unggulan di Kabupaten Jember terdapat 1 sektor dan 1
subsektor yang mempunyai rata-rata LQ>1 atau sektor dan subsektor yang
unggulan (potensial) yaitu sektor pertanian, peternakan, perburuan & jasa
pertanian dan subsektor tanaman perkebunan; (3) analisis Model Rasio
Analisis Potensi Ekonomi di Sektor…..(Ahmad Rizani)

Pertumbuhan (MRP) menunjukkan bahwa sektor yang dominan pertumbuhan dan


kontribusi yang besar meliputi subsektor tanaman perkebunan, subsektor jasa
pertanian dan perburuan, sektor kehutanan dan penebangan kayu, dan sektor
perikanan; (4) hasil pembobotan berdasarkan analisis Shift-Share, Location
Quotient (LQ), dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) diperoleh subsektor
berdasarkan peringkat tertinggi hasil pembobotan yang paling potensial yaitu
subsektor tanaman perkebunan.

Kata Kunci : Potensi Ekonomi, Shift-Share, Location Quotient (LQ), Model


Rasio Pertumbuhan (MRP)

PENDAHULUAN peningkatan yang terus menerus pada


Gross Domestik Produk (GDP) atau
Istilah pembangunan dapat
Produk Domestik Bruto (PDB) suatu
diartikan berbeda oleh masing-masing
negara. Untuk daerah, makna
orang, daerah satu dengan lainnya
pembangunan yang tradisional
maupun negara satu dengan negara
difokuskan pada PDRB suatu
lainnya. Dalam pelaksanaannya
provinsi, kabupaten dan kota.
pembangunan disuatu daerah perlu
Pembangunan ekonomi daerah adalah
memperhatikan permasalahan yang
suatu proses dimana pemerintah
ada dan tantangan global yang akan
daerah dan seluruh komponen
dihadapi oleh daerah tersebut di masa
masyarakat mengelola berbagai
depan dengan mengacu pada nilai-
sumber daya yang ada dan
nilai luhur kepribadian bangsa untuk
membentuk suatu pola kemitraan
mewujudkan kehidupan masyarakat
untuk menciptakan suatu lapangan
yang maju, mandiri, berkeadilan,
pekerjaan baru dan merangsang
sejahtera dan mempunyai moral dan
perkembangan kegiatan ekonomi
etika yang mulia. Begitu juga dalam
dalam daerah tersebut. Tolok ukur
hal pembangunan ekonomi daerah
keberhasilan pembangunan dapat
yang merupakan serangkaian kegiatan
dilihat dari pertumbuhan ekonomi,
yang dilaksanakan oleh pemerintah
struktur ekonomi dan semakin
dan bersama-sama masyarakat dalam
kecilnya ketimpangan pendapatan
mengelola dan memanfaatkan sumber
antar penduduk, antar daerah dan
daya untuk meningkatkan taraf hidup
antar sektor (Arsyad, 2004: 7).
masyarakat didaerah.
Todaro (2000: 22) mengatakan
Secara tradisional
bahwa pembangunan merupakan
pembangunan memiliki arti
Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 138
Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

multidimensi dari suatu masyarakat verifikasi dalam pembangunan


untuk mencapai kehidupan yang lebih sehingga mendorong pembangunan
baik. Pembangunan ekonomi pada semakin maju. Dengan semakin luas
hakikatnya mengoptimalkan wewenang pada pemerintah daerah
bagaimana peranan sumber daya dan juga tuntutan dalam
dalam menciptakan kenaikan perkembangan perekonomian, maka
pendapatan yang terakumulasi pada pemerintah daerah dituntut untuk
sektor-sektor ekonomi yang tercermin berperan aktif dalam membuat
pada besarnya tingkat pertumbuhan terobosan yang mampu meningkatkan
ekonomi rata-rata per tahun. Tujuan pendapatan, produksi, dan
utama dari pembangunan ekonomi perekonomian dengan melakukan
daerah tersebut adalah untuk kegiatan ekonomi potensial dan
menciptakan kesejahteraan bagi unggulan dalam memenuhi kebutuhan
seluruh masyarakat yang ada di daerah atau lokal dan juga
daerah itu. Di karenakan meningkatkan kemampuan dalam
pembangunan ekonomi daerah pemenuhan permintaan pasar.
melibatkan multisektor dan pelaku Faktor penting yang
pembangunan maka dalam upaya menentukan keberhasilan suatu
mencapai tujuan tersebut, pemerintah pembangunan daerah adalah proses
daerah dan masyarakat setempat perencanaan, karena pembangunan
harus bersama-sama mengambil ekonomi tidak bisa hanya diserahkan
inisiatif dalam proses pembangunan kepada mekanisme pasar.
daerah. Oleh sebab itu, pemerintah Perencanaan dapat didefinisikan
daerah beserta partisipasi masyarakat sebagai suatu proses
juga menggunakan sumber daya yang berkesinambungan yang mencakup
ada harus mampu menaksir potensi keputusan atas pilihan-pilihan
ekonomi sumber daya yang berbagai alternatif penggunaan
diperlukan untuk merencanakan dan sumber daya untuk mencapai tujuan
membangun perekonomian daerah. tertentu pada masa yang akan datang
Dengan adanya otonomi daerah, (Arsyad, 2004: 19).
maka terbuka peluang bagi Widodo (2006: 111)
pemerintah daerah untuk melakukan mengatakan kegiatan perencanaan

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 139


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

pembangunan untuk mengembangkan serta peranan subsektor perkebunan


sektor ekonomi dimulai dengan dalam pembangunan perekonomian
melakukan identifikasi sektor Kabupaten Jember sangat penting
unggulan atau potensial ekonomi untuk dikaji secara lebih terperinci.
daerah. Perencanaan pembangunan Dengan mengetahui potensi
ekonomi memerlukan bermacam data ekonomi yang ada di Kabupaten
statistik sebagai dasar berpijak dalam Jember, maka perencanaan
menentukan strategi kebijakan, agar pembangunan daerah dalam
sasaran pembangunan dapat dicapai menghadapi masa yang akan datang
dengan tepat. Ada dua faktor utama dapat lebih terarah serta dapat
yang perlu diperhatikan dalam dijadikan dasar dalam penerapan
mengidentifikasikan potensi kegiatan kebijakan skala prioritas untuk
ekonomi daerah. Pertama, sektor mengoptimalkan pendayagunaan
ekonomi yang unggul atau yang potensi ekonomi daerah guna
mempunyai daya saing dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi.
beberapa periode tahun terakhir dan METODE PENELITIAN
kemungkinan prospek sektor ekonomi 1. Analisis Shift-Share
dimasa mendatang. Kedua, sektor Dalam menentukan sektor-sektor
ekonomi yang potensial untuk yang berkembang disuatu daerah
dikembangkan dimasa mendatang dengan melakukan perbandingan
walaupun pada saat ini belum perkembangan ekonomi daerah
mempunyai tingkat daya saing yang lainnya digunakan Shift Share.
baik. Dengan teridentifikasikannya Menurut Widodo (2006: 112-113)
potensi kegiatan ekonomi daerah analisis Shift-Share adalah salah satu
maka dapat disusun kebijakan teknik kuantitatif yang biasa
pembangunan yang berlandaskan digunakan untuk menganalisis
pada upaya meningkatkan perubahan struktur ekonomi daerah
pertumbuhan ekonomi. relatif terhadap struktur wilayah
Beberapa uraian tersebut di atas administratif. Pengaruh pertumbuhan
menunjukkan bahwa penelitian provinsi disebut pengaruh pangsa
tentang potensi ekonomi di sektor (Share), pengaruh bauran industri
pertanian, kehutanan dan perikanan disebut proporsional shift atau

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 140


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

mengukur perubahan relatif, dan Cij = Eij.(rij–rin) (keunggulan


pengaruh keunggulan kompetitif kompetitif wilayah referensi
disebut differential shift dalam sektor dan sub sektor i
menentukan seberapa jauh daya saing diwilayah studi j)
industri lokal dengan perekonomian Persamaan rij mewakili laju
yang dijadikan acuan. Itulah sebabnya pertumbuhan pada sektor sektor dan
disebut teknik Shift Share. sub sektor i diwilayah studi, rin
Menurut Creamer (1943) teknik mewakili laju pertumbuhan pada
analisis Shift Share ini membagi sektor sektor dan sub sektor i
pertumbuhan sebagai perubahan (D) diwilayah referensi, rn adalah
suatu variabel wilayah seperti, pertumubuhan ekonomi wilayah
pendapatan atau output selama kurun referensi, yang kemudian dapat
waktu tertentu menjadi pengaruh dikemukakan sebagai berikut:
pertumbuhan provinsi (N), industri rij = (E*ij – Eij) / Eij
mix (bauran industri) M, dan rin = (E*in – Ein) / Ein
keunggulan kompetitif (C). Untuk rn = (E*n – En) / En
menganalisis sektor i diwilayah j Dimana :
dirumuskan secara matematis sebagai Eij = nilai tambah sektor dan
berikut (lihat Soepono, 1993: 44): sub sektor i diwilayah studi j
Dij = Nij + Mij + Cij Ein = nilai tambah sektor sektor
Dimana : dan sub sektor i di wilayah
Dij = perubahan variabel PDRB referensi
wilayah referensi sektor dan En = pertumbuhan ekonomi
sub sektor i diwilayah studi j wilayah referensi
Nij = Eij.rn (pertumbuhan wilayah Seluruh variabel diukur pada
referensi sektor dan sub sektor suatu tahun dasar dan tanda
i diwilayah studi j) superscript (*) menunjukkan
Mij = Eij.(rin–rn) (bauran industri pertumbuhan ekonomi pada tahun
wilayah referensi sektor dan akhir yang dianalisis. Untuk suatu
sub sektor i diwilayah studi wilayah, pertumbuhan nasional atau
j) provinsi, bauran industri dan
keunggulan kompetitif dapat

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 141


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

ditentukan bagi suatu sektor atau sama pada daerah yang lebih luas
dijumlah untuk semua sektor sebagai wilayahnya. Semakin tinggi nilai LQ
keseluruhan wilayah. Persamaan Shift suatu sektor berarti semakin tinggi
Share untuk sektor tertentu (sektor pula competitive advantage daerah
dan sub sektor i) diwilayah tertentu yang bersangkutan dalam
(wilayah j) adalah: mengembangkan sektor tersebut.
Dij = Eij (rn) + Eij (rin – rn) + Eij (rij – Dalam analisis Location
rin) Quotient (LQ) biasanya digunakan
2. Analisis Location Quotient (LQ) untuk mengidentifikasi Produk
Menurut Arsyad (2004: Domestik Regional Bruto suatu
315317) analisis Location Quotient daerah dalam menentukan sektor
(LQ) merupakan teknik yang unggulan (basis) dan bukan sektor
digunakan untuk memperluas analisis unggulan (non basis). Bila sektor
Shift Share. Teknik ini membantu unggulan tersebut dikembangkan
untuk menentukan kapasitas ekspor dengan baik dan benar, maka akan
perekonomian suatu daerah dan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi
derajat self-suffiency suatu sektor daerah yang akan dapat meningkatkan
dimana Location Quotient (LQ) pendapatan daerah secara optimal.
dipakai untuk mengukur konsentrasi Perhitungan LQ bertujuan agar
dari suatu kegiatan (industri) dalam menggambarkan keunggulan
suatu daerah, yaitu dengan cara komparatif suatu daerah dengan
membandingkan peranannya dalam wilayah lainnya. Rumus yang
perekonomian daerah itu dengan digunakan dalam menentukan sektor
peranan atau kegiatan industri sejenis basis atau sektor unggulan adalah:
dalam perekenomian regional ataupun 𝐄𝐢𝐣 /𝐄𝐣
𝐋𝐐 =
nasional. 𝐄𝐢𝐧 /𝐄𝐧

Menurut Tarigan (2007: 82) Keterangan :

analisis Location Quotient (LQ) LQ = Location Quotient sektor dan

adalah salah satu indikator sederhana subsektor pertanian, kehutanan

yang menunjukkan “kekuatan” akan dan perikanan Kabupaten

besar dan kecilnya sektor pada suatu Jember

daerah dibandingkan sektor yang

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 142


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

Eij = PDRB sektor dan subsektor sektor yang sama pada ada
pertanian, kehutanan dan tingkat pusat (negara).
perikanan Kabupaten Jember
Ej = Total PDRB sektor dan
subsektor pertanian, kehutanan 3. Model Rasio Pertumbuhan
dan perikanan Kabupaten Menurut Yusuf (1999: 220-223)
Jember Kabupaten Jember Model Rasio Pertumbuhan (MRP)
Ein = PDRB sektor dan subsektor digunakan untuk menganalisis sektor
pertanian, kehutanan dan ekonomi potensial. Model ini
perikanan Provinsi Jawa Timur merupakan modifikasi lebih lanjut
En = Total PDRB sektor dan dari analisis Shift-Share. Untuk
subsektor pertanian, kehutanan merumuskan cara menganalisis
dan perikanan Provinsi Jawa Model Rasio Pertumbuhan adalah
Timur sebagai berikut:
Lebih jauh Bendavid-Val 1) Rasio pertumbuhan wilayah
(1991) dalam Kuncoro (2004: 183) referensi adalah perbandingan
memberikan pengukuran terhadap antara laju pertumbuhan sektor i
derajat spesialisasi dengan kriteria dengan laju pertumbuhan total
sebagai berikut: kegiatan (PDB) diwilayah
1) LQ > 1, berarti tingkat referensi, dengan rumusnya
spesialisasi sektor tertentu pada adalah:
tingkat daerah lebih besar dari ∆𝐄𝐢𝐫 /𝐄𝐢𝐫(𝐭)
𝐑𝐏𝐫 =
sektor yang sama pada tingkat ∆𝐄𝐫 /𝐄𝐫(𝐭)

pusat (negara). Keterangan :


2) LQ = 1, berarti tingkat RPr = Rasio Pertumbuhan PDRB
spesialisasi sektor tertentu pada sektor dan subsektor
tingkat daerah sama dengan pertanian, kehutanan dan
sektor yang sama pada tingkat perikanan Provinsi Jawa
pusat (negara). Timur
3) LQ > 1, berarti tingkat ∆Eir = Perubahan PDRB Provinsi
spesialisasi sektor tertentu pada Jawa Timur disektor dan
tingkat daerah lebih kecil dari

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 143


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

subsektor i pada tahun ∆Eij = Perubahan PDRB Kabupaten


analisis Jember sektor dan subsektor i
Eir(t) = PDRB Provinsi Jawa Timur pada tahun analisis
disektor dan subsektor i pada Eij(t) = PDRB Kabupaten Jember
tahun awal periode penelitian sektor dan subsektor i pada
∆Er = Perubahan PDRB Provinsi tahun awal periode penelitian
Jawa Timur disektor dan ∆Eir = Perubahan PDRB Provinsi
subsektor i pada tahun Jawa Timur sektor dan
analisis subsektor i pada tahun analisis
Er(t) = PDRB sektor dan subsektor Eir(t) = PDRB Provinsi Jawa Timur
pertanian, kehutanan dan sektor dan subsektor i pada
perikanan Provinsi Jawa tahun awal periode penelitian
Timur pada tahun awal Menurut Yusuf (1999: 223-225)
periode penelitian kombinasi hasil RPr dan RPs bisa
2) Rasio pertumbuhan wilayah studi menggambarkan kegiatan ekonomi
adalah perbandingan antara laju unggulan dengan empat klasifikasi:
pertumbuhan sektor dan 1) Nilai RPr (+) dan RPs (+) berarti
subsektor i diwilayah Kabupaten kegiatan tersebut baik pada
Jember dengan laju pertumbuhan wilayah referensi maupun pada
sektor dan subsektor yang sama wilayah studi dan mempunyai
diwilayah referensi, dengan pertumbuhan menonjol.
rumusnya adalah: 2) Nilai RPr (+) dan RPs (–) berarti
∆𝐄𝐢𝐣 /𝐄𝐢𝐣(𝐭) kegiatan tersebut pada wilayah
𝐑𝐏𝐬 =
∆𝐄𝐢𝐫 /𝐄𝐢𝐫(𝐭) referensi pertumbuhannya
Keterangan : menonjol akan tetapi pada
RPr = Rasio Pertumbuhan wilayah studi pertumbuhannya
Kabupaten Jember sektor dan belum menonjol.
subsektor pertanian, 3) Nilai RPr (–) dan RPs (+) berarti
kehutanan dan perikanan kegiatan tersebut pada wilayah
Provinsi Jawa Timur referensi pertumbuhannya tidak
menonjol akan tetapi pada

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 144


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

wilayah studi pertumbuhannya Berdasarkan tujuan penelitian,


menonjol. data-data yang diperoleh dalam
4) Klasifikasi 4, adalah bila RPr (–) penelitian ini dianalisis dengan
dan RPs (–) berarti kegiatan pendekatan kuantitatif yang
tersebut baik pada wilayah disesuaikan dengan alat analisis yang
referensi maupun wilayah studi digunakan. Dalam menentukan sektor
pertumbuhannya tidak menonjol. dan sub sektor unggulan dilakukan
4. Penentuan Bobot Penilaian dengan menganalisis dari sektor dan
Sektor Unggulan subsektor pertanian, kehutanan dan
Untuk melihat dan perikanan Kabupaten Jember pada
mengidentifikasi sektor unggulan di Produk Domestik Regional Bruto
Provinsi Jawa Timur telah dilakukan (PDRB) Kabupaten Jember yang
berbagai macam penggunaan alat merupakan daerah penelitian
analisis. Dikarenakan menggunakan dibandingkan dengan sektor dan
lebih dari satu alat analisis, maka dari subsektor pertanian, kehutanan dan
masing-masing hasil analisis dengan perikanan pada Produk Domestik
menggunakan alat analisis Shift- Regional Bruto (PDRB) Provinsi
Share, LQ dan MRP diberikan bobot Jawa Timur yang merupakan daerah
penilaian dengan menentukan referensi.
peringkat nilai yang ditetapkan untuk Hasil dari analisis data dan
masing-masing sektor. pembahasan digunakan dengan alat
Pemberian peringkat untuk setiap analisis secara berturut-turut yakni
sektor ekonomi di Provinsi Jawa analisis Shift-Share, analisis Location
Timur dilakukan dengan memberikan Quotient (LQ), dan Model Rasio
angka yang sesuai dengan jumlah Pertumbuhan (MRP). Hasil analisis
sektor ekonomi sebanyak 17 (tujuh yang telah diperoleh dengan
belas) sektor. Selanjutnya diberikan menggunakan alat analisis tersebut
nilai 1 (satu) sampai dengan 17 (tujuh selanjutnya dilakukan pembobotan
belas) sesuai dengan nilai dari untuk memperoleh gambaran tentang
masing-masing sektor. sektor dan subsektor ekonomi yang
PEMBAHASAN paling potensial.
A. Analisis Shift-Share

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 145


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

Dalam memberikan gambaran pertanian, kehutanan dan perikanan


sektor dan subsektor pertanian, Provinsi Jawa Timur digunakan alat
kehutanan dan perikanan yang analisis Shift-Share. Untuk
berkembang dalam meningkatkan mengetahui hasil analisis Shift Share
potensi ekonomi Kabupaten Jember dapat dilihat pada tabel 5 di bawah
dengan dibandingkan perkembangan ini:
ekonomi sektor dan subsektor
Tabel 1. Hasil Perhitungan Shift Share Sektor dan Subsektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Jember 2010-2015
No Sektor Nij= Mij= Cij= Dij=
Eij*rn Eij*(rin- Eij*(rij- Nij+Mij+Cij
rn) rin)
1 Pertanian,Peternakan, 2.003,64 (594,12) 670,38 2.079,90
Perburuan & Jasa
Pertanian
a Tanaman Pangan 620,98 (272,11) 196,43 545,30
b Tanaman 211,62 (50,22) 28,70 190,10
Holtikultura
c Tanaman Perkebunan 757,61 66,51 199,28 1.023,40
d Peternakan 390,12 (159,42) 59,29 290,00
e Jasa Pertanian dan 23,30 4,92 2,88 31,10
Perburuan
2 Kehutanan dan 61,92 84,96 (40,28) 106,60
Penebangan Kayu
3 Perikanan 138,72 177,89 (90,81) 225,80
Total 2.204,28 (331,27) 539,29 2.412,30
Sumber : data diolah
Dari tabel di atas terlihat bahwa dimana sektor yang memberikan
perekonomian Kabupaten Jember kontribusi terbesar adalah sektor
sektor dan subsektor pertanian, Pertanian,Peternakan, Perburuan &
kehutanan dan perikanan selama Jasa Pertanian sebesar Rp2.079,90
periode 2010-2015 mengalami milyar dimana subsektor tanaman
peningkatan sebesar Rp2.412,30 perkebunan menyumbang terbesar
milyar. Peningkatan kinerja dibandingkan subsektor lainnya yaitu
perekonomian di Provinsi Jawa Timur sebesar Rp1.023,40 milyar.
tersebut dapat dilihat dari sektor dan Kenaikan pertumbuhan
subsektor pertanian, kehutanan dan ekonomi sektor dan subsektor
perikanan yang bernilai positif pertanian, kehutanan dan perikanan di

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 146


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

Kabupaten Jember disebabkan oleh sektor dan subsektor pertanian,


beberapa faktor di antaranya kehutanan dan perikanan
pengaruh pertumbuhan ekonomi ditingkat provinsi.
Provinsi Jawa Timur, pengaruh 2. Pengaruh Bauran Industri (Mij)
bauran industri dan pengaruh Pengaruh bauran industri (Mij)
keunggulan kompetitif, untuk lebih dalam perekonomian di Provinsi
jelasnya dapat dirinci sebagai berikut: Jawa Timur memberikan
1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi kontribusi negatif sebesar
Provinsi Jawa Timur (Nij) Rp331,27 milyar. Dilihat dari
Pengaruh pertumbuhan ekonomi output yang dihasilkan bauran
sektor dan subsektor pertanian, industri sebagian besar sektor dan
kehutanan dan perikanan subsektor pertanian, kehutanan
Provinsi Jawa Timur (Nij) dan perikanan memiliki dampak
terhadap pertumbuhan ekonomi positif dan dampak negatif. Nilai
sektor dan subsektor pertanian, positif mempunyai arti bahwa
kehutanan dan perikanan tingkat pertumbuhan yang lebih
Kabupaten Jember memberikan cepat dari pertumbuhan sektor
kontribusi positif sebesar dan subsektor pertanian,
Rp2.204,28 milyar. Apabila kehutanan dan perikanan secara
dilihat dari pertumbuhan keseluruhan sedangkan nilai
ekonomi sektor dan subsektor negatif mempunyai arti tingkat
pertanian, kehutanan dan pertumbuhan yang lebih lambat
perikanan Kabupaten Jember dari pertumbuhan sektor ekonomi
dibandingkan dengan tingkat secara keseluruhan.
pertumbuhan relatif sektor dan 3. Pengaruh Keunggulan kompetitif
subsektor pertanian, kehutanan (Cij)
dan perikanan di tingkat provinsi Keunggulan kompetitif (Cij)
menunjukkan bahwa secara rata- disetiap sektor dan subsektor
rata sektor dan subsektor pertanian, kehutanan dan
pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami kenaikan
perikanan yang berada ditingkat dengan nilai total positif sebesar
kabupaten relatif lebih tinggi dari Rp539,29 milyar.

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 147


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

B. Analisis Location Quotient Kriteria sektor unggulan


(LQ) (potensial) mempunyai koefisien
Dalam menentukan sektor LQ>1, dimana sektor tersebut
tersebut unggulan (potensial) atau mempunyai prospek yang baik dalam
tidak digunakan metode analisis peningkatan perekonomian
Location Quotient (LQ). Dasar dari Kabupaten Jember. Untuk kriteria
perhitungan LQ tersebut adalah teori sektor yang tidak unggulan
basis ekonomi dimana akibat dari (potensial) mempunyai koefisien
suatu industri menghasilkan barang LQ<1, dimana sektor tersebut tidak
dan jasa baik untuk pasar didaerah mempunyai prospek yang baik
maupun untuk pasar di luar daerah terhadap peningkatan perekonomian
yang mengakibatkan arus pendapatan Kabupaten Jember.
akan mengalir ke daerah yang
bersangkutan.
Tabel 2. Hasil Perhitungan Location Quotient (LQ) Sektor dan Subsektor
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Jember, 2010-
2015
LQ Sektor dan Subsektor Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Rata-
No Sektor Keterangan
Jember Rata
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Pertanian,Peternakan,
1 Perburuan & Jasa 1,12 1,12 1,13 1,16 1,16 1,17 1,14
Sektor Basis
Pertanian
Sektor Non
a Tanaman Pangan 0,82 0,83 0,83 0,86 0,85 0,85 0,84
Basis
Tanaman Sektor Non
b 0,96 0,95 0,96 0,98 0,98 0,97 0,97
Holtikultura Basis
c Tanaman Perkebunan 2,21 2,19 2,21 2,21 2,20 2,27 2,21 Sektor Basis
Sektor Non
d Peternakan 0,88 0,86 0,86 0,89 0,91 0,89 0,88
Basis
Jasa Pertanian dan Sektor Non
e 0,94 0,94 0,90 0,92 0,93 0,94 0,93
Perburuan Basis
Kehutanan dan Sektor Non
2 0,88 0,88 0,84 0,79 0,81 0,79 0,83
Penebangan Kayu Basis
Sektor Non
3 Perikanan 0,41 0,40 0,40 0,37 0,36 0,36 0,38
Basis
Sumber : Data Diolah
Dari tabel di atas dapat dilihat LQ>1 atau sektor dan subsektor yang
bahwa terdapat 1 sektor dan 1 unggulan (potensial) dan sekaligus
subsektor yang mempunyai rata-rata merupakan basis ekonomi yang bisa

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 148


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

dikembangkan lebih lanjut yaitu (RPr) dan rasio pertumbuhan wilayah


sektor pertanian, peternakan, studi (RPs). Untuk wilayah referensi
perburuan & jasa pertanian dan adalah Provinsi Jawa Timur dan
subsektor tanaman perkebunan. wilayah studi adalah Kabupaten
Sektor dan subsektor tersebut Jember.
mampu melayani kebutuhan pasar Model Rasio Pertumbuhan
baik di dalam maupun di luar (MRP) merupakan pengembangan
Kabupaten Jember sedangkan sektor atau modifikasi dari model Shift-
dan subsektor lainnya belum mampu Share dimana dengan metode Shift-
melayani pasar di Kabupaten Jember Share hasil yang dicapai adalah hasil
atau belum mampu memasarkan hasil angka riil yang terdiri dari kontribusi
sektor tersebut ke daerah lain. dan pertumbuhan sedangkan pada
C. Analisis Model Rasio model MRP menghasilkan
Pertumbuhan (MRP) pertumbuhan berupa angka koefisien.
Analisis Model Rasio Kategori angka koefisien ini
Pertumbuhan (MRP) dilakukan adalah pertumbuhan suatu aktifitas
setelah melakukan analisis Location positif (+) atau negatif (–). Untuk RPr
Quotient (LQ). Analisis Model Rasio atau RPs > 1, maka RPr dan RPs
Pertumbuhan (MRP) digunakan untuk secara nominal positif (+) dan
mengetahui perbandingan laju sebaliknya bila RPr atau RPs < 1,
pertumbuhan sektor dan subsektor maka RPr dan RPs tersebut secara
dimasing-masing wilayah baik nominal negatif (–). Untuk
Kabupaten Jember maupun Provinsi mengetahui hasil analisis model rasio
Jawa Timur. Pada Model Rasio pertumbuhan dapat dilihat pada tabel
Pertumbuhan dibagi atas 2 (dua) yaitu 7 di bawah ini:
rasio pertumbuhan wilayah referensi
Tabel 3. Hasil Perhitungan Model Rasio Pertumbuhan Sektor dan Subsektor
Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur dan
Kabupaten Jember, 2010-2015
Model Rasio Pertumbuhan (MRP)
No Sektor RPr RPs
R N R N
1 Pertanian, Peternakan, Perburuan & 0,70 - 0,95 -
Jasa Pertanian
a Tanaman Pangan 0,56 - 0,80 -

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 149


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

b Tanaman Holtikultura 0,76 - 0,82 -


c Tanaman Perkebunan 1,09 + 1,23 +
d Peternakan 0,59 - 0,68 -
e Jasa Pertanian dan Perburuan 1,21 + 1,22 +
2 Kehutanan dan Penebangan Kayu 2,37 + 1,57 +
3 Perikanan 2,28 + 1,49 +
Sumber : Data Diolah

Untuk mengkombinasikan hasil yang memenuhi klasifikasi


RPr dan RPs bisa diklasifikasikan tersebut.
gambaran kegiatan ekonomi sektor 3. Klasifikasi 3, adalah bila RPr (–
dan subsektor pertanian, kehutanan ) dan RPs (+) berarti kegiatan
dan perikanan pada Kabupaten tersebut pada wilayah referensi
Jember dengan cara empat klasifikasi: pertumbuhannya tidak
1. Klasifikasi 1, adalah nilai RPr menonjol akan tetapi pada
(+) dan RPs (+) berarti kegiatan wilayah studi pertumbuhannya
tersebut baik pada wilayah menonjol. Dengan melihat pada
referensi maupun pada wilayah tabel 7 maka tidak ada sektor
studi dan mempunyai yang memenuhi klasifikasi
pertumbuhan menonjol. Dengan tersebut.
melihat pada tabel 7 maka 4. Klasifikasi 4, adalah bila RPr (–
sektor dan subsektor tersebut ) dan RPs (–) berarti kegiatan
adalah subsektor tanaman tersebut baik pada wilayah
perkebunan, subsektor jasa referensi maupun wilayah studi
pertanian dan perburuan, sektor pertumbuhannya tidak
kehutanan dan penebangan menonjol. Dengan melihat pada
kayu, dan sektor perikanan. tabel 7 maka sektor tersebut
2. Klasifikasi 2, adalah bila RPr adalah sektor pertanian,
(+) dan RPs (–) berarti kegiatan peternakan, perburuan & jasa
tersebut pada wilayah referensi pertanian, sektor tanaman
pertumbuhannya menonjol akan pangan, sektor tanaman
tetapi pada wilayah studi holtikultura, dan sektor
pertumbuhannya belum peternakan.
menonjol. Dengan melihat pada
tabel 7 maka tidak ada sektor

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 150


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

D. Metode Pembobotan Peringkat Pertumbuhan (MRP) selanjutnya


Sektor dan Subsektor diberi bobot untuk memperoleh
Unggulan gambaran tentang sektor-sektor
Hasil analisis yang telah ekonomi yang potensial
diperoleh dengan menggunakan sebagaimana nampak pada tabel
alat analisis Shift-Share, Location 9 di bawah ini:
Quotient (LQ), dan Model Rasio

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 151


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

Tabel 4. Hasil Pembobotan Berdasarkan Analisis Shift-Share, Location


Quotient (LQ), dan Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Sektor dan
Subsektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan Kabupaten Jember,
2010 – 2015
No Sektor Shift- Nilai LQ Nilai MRP Nilai Total Peringkat
Share (RPs) Nilai
(Dij)
1 Pertanian, 2.079,9 8 1,142 7 0,949 4 19 2
Peternakan,
Perburuan & Jasa
Pertanian
a Tanaman Pangan 545,3 6 0,838 3 0,802 2 11 4
b Tanaman 190,1 3 0,966 6 0,821 3 12 3
Holtikultura
c Tanaman 1.023,4 7 2,213 8 1,234 6 21 1
Perkebunan
d Peternakan 290,0 5 0,881 4 0,679 1 10 5
e Jasa Pertanian dan 31,1 1 0,928 5 1,220 5 11 4
Perburuan
2 Kehutanan dan 106,6 2 0,833 2 1,573 8 12 3
Penebangan Kayu
3 Perikanan 225,8 4 0,384 1 1,487 7 12 3
Sumber : Data Diolah
Pada tabel di atas dapat dilihat tentunya akan ikut mempengaruhi
peringkat masing-masing sektor hasil perlambatan ekonomi di Kabupaten
pembobotan berdasarkan analisis Jember, sehingga mempengaruhi
Shift-Share, Location Quotient (LQ), harga jual tembakau dan kualitas
dan Model Rasio Pertumbuhan tembakau yang dihasilkan, perubahan
(MRP) dimana berdasarkan peringkat cuaca yang tidak mendukung
tertinggi hasil pembobotan yang mempengaruhi pola tanam beberapa
paling potensial adalah subsektor komoditas andalan pertanian yang
tanaman perkebunan. merupakan sektor andalan penopang
Subsektor tanaman perkebunan pertumbuhan ekonomi.
menjadi paling potensial dikarenakan Hasil penelitian ini
Kabupaten Jember merupakan potensi berkesesuaian juga dengan
perkembangan usaha dibidang pernyataan Badan Pusat Statistik
perkebunan khususnya tembakau. Kabupaten Jember yang dituangkan
Dengan demikian, faktor alam dan dalam buku berjudul Produk
cuaca yang tidak mendukung Domestik Regional Bruto Kabupaten

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 152


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

Jember Menurut Lapangan Usaha Berdasarkan analisis LQ sektor


2010 – 2015 yang menyatakan bahwa unggulan di Kabupaten Jember
lapangan usaha kategori pertanian, selama periode 2010-2015 terdapat 1
kehutanan, dan perikanan memberi sektor dan 1 subsektor yang
kontribusi terbesar terhadap total mempunyai rata-rata LQ>1 atau
PDRB dimana lapangan usaha sektor dan subsektor yang unggulan
subkategori tanaman perkebunan (potensial) dan sekaligus merupakan
merupakan penyumbang terbesar basis ekonomi yang bisa
terhadap lapangan usaha kategori dikembangkan lebih lanjut yaitu
pertanian, kehutanan, dan perikanan. sektor pertanian, peternakan,
perburuan & jasa pertanian dan
KESIMPULAN
subsektor tanaman perkebunan.
Berdasarkan hasil analisis data
Hasil perhitungan analisis
yang dilakukan serta tujuan yang
Model Rasio Pertumbuhan (MRP)
ingin dicapai dalam penelitian ini,
menunjukkan bahwa berdasarkan
maka dapat dirumuskan beberapa
kombinasi RPr dan RPs sektor dan
kesimpulan sebagai berikut:
subsektor dominan pertumbuhannya
Hasil analisis Shift-Share
meliputi subsektor tanaman
menunjukkan bahwa struktur
perkebunan, subsektor jasa pertanian
perekonomian dari tahun pengamatan
dan perburuan, sektor kehutanan dan
2010-2015 Kabupaten Jember
penebangan kayu, dan sektor
dibandingkan dengan Provinsi Jawa
perikanan
Timur mengalami peningkatan
Hasil pembobotan berdasarkan
sebesar Rp2.412,3 milyar, hal
analisis Shift-Share, Location
tersebut disebabkan beberapa faktor
Quotient (LQ), dan Model Rasio
yakni pengaruh pertumbuhan
Pertumbuhan (MRP) diperoleh
ekonomi Provinsi Jawa Timur sebesar
subsektor berdasarkan peringkat
Rp2.204,3 milyar, pengaruh bauran
tertinggi hasil pembobotan yang
industri sebesar minus Rp331,3
paling potensial yaitu subsektor
milyar dan pengaruh keunggulan
tanaman perkebunan.
kompetitif sebesar Rp539,3 milyar.

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 153


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

Dari hasil penelitian yang


diperoleh maka dapat dikemukakan
beberapa saran-saran yang bisa
DAFTAR PUSTAKA
dipertimbangkan oleh pemerintah
Kabupaten Jember dalam menyusun Arsyad, Lincolin, 2004, Ekonomi
perencanaan pembangunan ekonomi Pembangunan, Edisi Keempat,
untuk meningkatkan potensi ekonomi STIE YKPN, Yogyakarta
daerah sebagai berikut: Badan Perencanaan Pembangunan
Daerah Pemerintah Provinsi
Agar pembangunan daerah
Jawa Timur, 2015, Booklet
Kabupaten Jember lebih berhasil
Informasi Perencanaan
maka Pemerintah Kabupaten Jember
Pembangunan Jawa Timur,
haruslah menentukan prioritas
Bappeda Jawa Timur
pembangunan yang didasarkan atas
Badan Perencanaan Pembangunan
potensi ekonomi yang dimilikinya
Nasional dan UNDP, 2007,
melalui pengembangan sektor dan
Studi Evaluasi Dampak
subsektor unggulan atau potensial.
Pemekaran Daerah Tahun
Supaya tidak terjadi 2001-2007, Edisi Juli 2008,
kesenjangan dan ketimpangan antar BRIDGE, Jakarta
sektor, maka Pemerintah Kabupaten Badan Pusat Statistik Indonesia,
Jember haruslah memanfaatkan Statistik Indonesia 2016, BPS
sektor dan subsektor yang unggulan Statistik Indonesia
dan potensial agar kesejahteraan Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa
masyarakat lebih meningkat. Upaya
Timur, Produk Domestik
yang dapat dilakukan di antaranya
Regional Bruto Provinsi Jawa
adalah menciptakan iklim investasi Timur Menurut Lapangan
yang kondusif melalui kebijakan- Usaha 2010-2015, BPS Provinsi
kebijakan daerah yang merangsang Jawa Timur
timbulnya investasi baru seperti Bendavid-Val, Avron, 1991, Regional
kemudahan perijinan dan melakukan and Local Economic Analysis
pemetaan tata ruang dan wilayah for Practitioner, Four Edition,
yang mendukung investasi.

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 154


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

Sage Publication inc, Edisi Pertama, Bappeda


California, USA. Provinsi Nusa Tenggara Barat,
Blakely, Edward J and Bradshaw, Mataram.
2002, Planning local Economic Nelson, C., Arthur, William, P.,
Development : Theory and Drumond, and David., Sawicki,
Practice, Third Edition, Sage 1994, Economic Base : Analysis
Publications, California, USA. of Employment Trends by
Boediono, 1999, Teori Pertumbuhan Economic Sector, Economic
Ekonomi, Edisi Pertama, Development Review, Summer,
Penerbit BPFE, Yogyakarta 32-36.
Hanham, R.Q., and Shawn, B., 2000, Rex, T.R., 1997, Key Arizona
Shift-Share Analysis and Economic Activities Identified,
Change in Japanese Arizona State University,
Manufacturing Employment, Monthly Newsletter on The
Growth and Change, Vol. 31, Arizona Economic, Vol. IV,
108-123. No. 9, 1-6.
Hassan, Mohd Khairul Hisyam, Richardson, Harry, 1977, Dasar-
Zakariah Abdul Rashid, Khalil Dasar Ilmu Ekonomi Regional,
Abdul Hamid (2011), East terjemahan oleh Paul Sihotang,
Coast Economic Region From Fakultas Ekonomi Universitas
The Perspective of Shift-Share Indonesia, Jakarta.
Analysis, International Journal Sjafrizal, 2008, Ekonomi Regional :
of Business and Society, Vol. Teori dan Aplikasi, Baduose
12, No. 1, 2011, 79-88. Media, Padang.
Kuncoro, M., 2004, Otonomi dan Soepono, Prasetyo, 1993, Analisis
Pembangunan Daerah : Shift-Share Perkembangan dan
Reformasi, Perencanaan, Penerapan, Jurnal Ekonomi dan
Strategi, dan Peluang, Penerbit Bisnis, No. 1 Tahun III: 43-54.
Erlangga, Jakarta. Sukirno, Sadono, 2007,
Munir, Badrul, 2002, Perencanaan Makroekonomi Modern
Pembangunan Daerah Dalam Perkembangan Pemikiran Dari
Persfektif Otonomi Daerah, Klasik Hingga Keynesian Baru,

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 155


Analisis Potensi Ekonomi Di Sektor dan... (Ahmad Rizani)

PT. Raja Grafindo Persada, Wijaya, A. 1996. Jurnal Ekonomi


Jakarta. Pembangunan Pilihan
Sukirno, Sadono, 2011, Ekonomi Pembangunan Industri : Kasus
Pembangunan : Proses, DKI Jakarta, No IV (2),
Masalah, dan Dasar Jakarta.
Kebijaksanaan, Lembaga Yeo, Benjamin J.K., 2010, Driving
Penerbit Fakultas Ekonomi UI the Knowledge Economy :
dan Bina Grafika, Jakarta. Explaining the Impact of
Tambunan, Tulus T.H, 2003, Regional Innovation Capacity
Perekonomian Indonesia, on Economic Performance,
Ghalia Indonesia, Jakarta Contemporary Management
Tarigan, Robinson, 2007, Ekonomi Research Pages 71-86, Vol. 6,
Regional Teori dan Aplikasi, PT No. 1, March 2010.
Bumi Aksara, Jakarta. Yusuf, Maulana, 1999, Model Rasio
Todaro, M.P, 2000, Pembangunan Pertumbuhan (MRP) Sebagai
Ekonomi di Dunia Ketiga, Edisi Salah Satu Alat Analisis
Ketujuh, Alih Bahasa Harris Alternatif Dalam Perencanaan
Munandar, Penerbit Airlangga, Wilayah Dan Kota, Aplikasi
Jakarta. Model : Bangka Belitung,
Widodo, Tri, 2006, Perencanaan Ekonomi dan Keuangan
Pembangunan : Aplikasi Indonesia, Vol. XLVII, No. 2 :
Komputer (Era Otonomi 221-233.
Daerah), Penerbit UPP STIM
YKPN, Yogyakarta.

Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 15, No. 2, Desember 2017 156

Potrebbero piacerti anche