Sei sulla pagina 1di 5

PENGEMBANGAN WISATA ALAM BERBASIS EKOWISATA

DALAM PERSPEKTIF PELAYANAN PUBLIK


(Studi pada Disparbud Kabupaten Nganjuk)

Yoki Ferdinan, Mochamad Makmur, Heru Ribawanto


Jurusan Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang
E-mail: yokiferdinan@gmail.com

Abstract: Nature Based Ecotourism Development in the Perspective of Public Services (Studies
in the Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk). Nganjuk is one area in
East Java that has the potential to develop tourism in the region one Destinations Water
Propagating Roro Kuning. Nganjuk Travel offers tourism objects with each appeal, including Air
Propagating Roro Kuning but in the event of natural disasters in 2010 major landslides that hit
the sights consequently supporting infrastructure of these attractions were destroyed not be as
exposed to the brunt of stone besar. Kejadian also killed one victim and caused a lot of facilities
damaged infrastructure. Until finally closed in late 2010 until mid-2011, about seven months and
a cleaning cap over the remnants of tourism longsor. Sektor requires a good tourism development.
that could have potential in developed and obtain maximum results. From these explanations the
author uses descriptive research using qualitative research methods with a focus on research 1.
Development of nature-based ecotourism in the perspective of public services in Nganjuk 2.
Factors affecting the development of nature-based ecotourism in the public service perspective.

Keywords: development, ecotourism, public service

Abstrak: Pengembangan Wisata Alam Berbasis Ekowisata dalam Perspektif Pelayanan


Publik (Studi pada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk).
Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu daerah di Jawa Timur yang berpotensi untuk
mengembangkan pariwisata di daerahnya salah satunya Objek Wisata Air Merambat Roro Kuning.
Wisata Nganjuk menawarkan objek wisatanya dengan daya tarik masing-masing termasuk Air
Merambat Roro Kuning namun di tahun 2010 terjadi bencana alam tanah longsor besar yang
melanda objek wisata tersebut akibatnya sarana prasarana penunjang objek wisata tersebut hancur
tak berupa karena terkena terjangan batu batu besar.Kejadian tersebut juga menewaskan 1 korban
dan mengakibatkan banyak fasilitas sarana dan prasarana yang rusak. Hingga akhirnya di tutup di
2010 akhir sampai pertengahan 2011, sekitar 7 bulan tutup dan masa pembersihan ulang sisa-sisa
longsor.Sektor pariwisata memerlukan suatu pengembangan kepariwisataan yang baik. agar
potensi yang di miliki bisa dikembangkan dan mendapatkan hasil yang maksimal. Dari penjelasan
tersebut penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan metode penelitian
kualitatif dengan fokus penelitian 1. Pengembangan wisata alam berbasis ekowisata dalam
perspektif pelayanan publik di Kabupaten Nganjuk 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengembangan wisata alam berbasis ekowisata dalam perspektif pelayanan publik.

Kata kunci: pengembangan, ekowisata, pelayanan publik

Pendahuluan wisatawan untuk berkunjung ke daerah tersebut


Potensi pada sektor pariwisata Indonesia masih belum maksimal pada proses
sangat luar biasa banyak dan beragam, mulai dari pengelolaannya.
pariwisata alam dan pariwisata adat atau Apabila banyak wisatawan yang datang
kebudayaan. Hal ini terjadi karena Indonesia pada objek wisata daerah tersebut secara tidak
merupakan negara yang kaya akan suku dan adat langsung dapat meningkatkan pendapatan asli
di dalamnya, akan tetapi meskipun potensi sektor daerah itu sendiri. Selain itu masyarakat di
pariwisatanya sangat berlimpah namun masih sekitar objek wisata juga dapat memperoleh
banyak pariwisata di daerah yang belum keuntungan karena adanya lapangan pekerjaan
mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah. yang akan meningkatkan pendapatan dan
Hal tersebut menyebabkan sektor pariwisata kesejahteraan masyarakat sekitar, hal itu sejalan
yang seharusnya menjadikan dayatarik dengan penjelasan Spillane (1987, h.138) bahwa

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 12, Hal. 2123-2127 | 2123
“Pariwisata akan membawa berbagai c. Suatu proses yang bersangkutan dengan
menguntungkan dan sekaligus merugikan” pelaksanaan kebijakan–kebijakan pemerintah,
1. Kabupaten Nganjuk merupakan salah satu pengarah kecakapan–kecakapan dan tehnik–
bagian dari Provinsi Jawa Timur yang tehnik yang tak terhingga jumlahnya yang
mempunyai sektor pariwisata alam maupun memberi arah dan maksud terhadap usaha–
kesenian yang mempunyai prospek baik bagi usaha sejumlah besar orang.
daerah untuk ke depannya salah satunya Tujuan dari administrasi publik sendiri
adalah Air Merambat Roro Kuning, Air menurut Siagian (2011, h.30-32) antara lain:
Merambat Roro Kuning tidak cukup untuk a. Meningkatan kemakmuran rakyat, terlepas
menimbulkan minat wisatawan daerah dari sistem politik dan perekonomian yang
lainnya untuk berkunjung, karena pelayanan dianut oleh suatu Negara, semua Negara
yang diberikan wisatawan yang datang modern mengatakan semua negara itu adalah
kurang baik perlu adanya pelayanan yang “welfare state”
baik mulai dari pelayanan pembelian tiket b. Pemerintah wajib melayani warganya dengan
masuk, pelayanan tempat parkir dan fasilitas perlakuan yang sama.
tambahan untuk mempercantik Air Merambat
Roro Kuning agar pengunjung mau untuk 2. Pelayanan Publik
datang. Maka penulis merumuskan masalah Pelayanan publik (public service) menurut
Bagaimana Dinas Kebudayaan dan Rohman (2008, h.3) adalah suatu pelayanan atau
Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk dalam pemberian terhadap masyarakat yang berupa
melakukan pengembangan wisata alam penggunaan sarana dan prasarana publik yang
berbasis ekowisata dalam perspektif dilakukan oleh pemerintahan. Pemerintah, pihak
pelayanan publik. Tujuan penelitian untuk yang memberikan pelayanan adalah aparatur
mengetahui, mendeskripsikan dan pemerintah beserta segenap kelengkapan
menganalisis Pengembangan Wisata Alam kelembagaannya.
Berbasis Ekowisata Dalam Perspektif Pelayanan publik dikemukakan oleh
Pelayanan Publik di Kabupaten Nganjuk. Kurniawan (2005, h.7), bahwa pelayanan umum
Manfaat penelitian memperkarya khasanah adalah pelayanan yang mendahulukan
ilmu administrasi publik, khususnya yang kepentingan umum, mempermudah urusan
berkaitan dengan Pengembangan Wisata publik mempersingkat waktu pelaksanaan urusan
Alam Berbasis Ekowisata Dalam Perspektif publik dan memberikan kepuasan kepada publik.
Pelayanan Publik. Sedangkan Sinambela (2006, h.6) kualitas
pelayanan berhubungan erat dengan pelayanan
Tinjauan Pustaka yang sistematis dan komprehensif yang dikenal
1. Administrasi Publik dengan konsep pelayanan prima.
Administrasi publik menurut Chandler dan
Plano sebagaimana dikutip oleh Keban (2008, 3. Ekologi Administrasi Publik
h.3) adalah proses di mana sumber daya dan Menurut Dalton E. 1970 dalam Makmur
personel publik diorganisir dan dikoordinasikan (2009, h.3) berpendapat bahwa Ekologi adalah
untuk memformulasikan, mengimplementasikan, suatu konsep yang dipinjam dari bidang
dan mengelola (manage) keputusan–keputusan biologi,dimana istilah tersebut mengacu kepada
dalam kebijakan publik. studi organism dalam kaitannya dengan
Menurut pendapat Siagian (2011, h.2) lingkungan.
administrasi publik adalah keseluruhan kegiatan S. Pamudji 2000 dalam Makmur (2009,
yang dilakukan seluruh aparatur pemerintahan h.41), mengungkapkan bahwa Ekologi
dari suatu negara dalam usaha mencapai tujuan administrasi publik berfungsi sebagai perangsang
negara. para administrator (aktor) untuk berusaha dan
Menurut Piffner dan Presthus dalam sekaligus menerima hasil kerja mereka. Ekologi
Pamudji (1985, h.20-21) mendefinisikan semacam ini merupakan lingkungan hidup
administrasi publik sebagai: adminstrasi publik yang mempunyai faktor yang
a. Implementasi kebijakan pemerintah yang bersifat fisik alamiah dan faktor sosial
telah ditetapkan oleh badan–badan masyarakat (ideologi, politik, ekonomi, sosial
perwakilan politik. budaya, dan keamanan) yang dapat menimbulkan
b. Koordinasi usaha–usaha perorangan dan masalah yang harus dipecahkan oleh pembuat
kelompok untuk melaksanakan kebijakan kebijakan dan sebaliknya juga membantu
pemerintah. Hal ini terutama meliputi mengatasi masalah tersebut.
pekerjaan sehari–hari pemerintah.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 12, Hal. 2123-2127 | 2124
4. Pariwisata optimal, maka perlu adanya dukungan atau
Undang-Undang Nomor 10 tahun 2009, kerjasama dengan badan atau organisasi yang
pariwisata itu sendiri adalah segala sesuatu yang berkaitan langsung dengan pengembangan sektor
ada hubungannya dengan wisata atau, termasuk pariwisata tersebut seperti dengan Dinas
pengusahaan objek dan daya tarik wisata serta Pariwisata Daerah
usaha-usaha yang berhubungan dengan Dalam melaksanakan fungsi dan
penyelenggaraan pariwisata. peranannya dalam pengembangan pariwisata
Pariwisata bisa disebut kegiatan atau daerah, pemerintah daerah atau Dinas
perjalanan seseorang ke daerah lain untuk Kebudayaan Pariwisata Daerah Kabupaten
melihat situasi berbeda dengan daerahnya, Nganjuk yang bertanggung jawab dalam
dengan maksud untuk refresing, menghilangkan mengembangkan potensi pariwisata di daerah,
rasa kejenuhan di daerahnya. Pariwisata ada telah menyediakan sarana dan prasarana yang
hubungannya dengan kegiatan timbale balik diperlukan. Fasilitas-fasilitas guna penunjang
antara tempat wisata dengan pengunjung. wisata tersebut merupakan langkah untuk
mendukung jenis kegiatan wisatanya.
Metode Penelitian Penyediaan sarana dan prasarana wisata yang
Penelitian yang digunakan adalah penelitian telah di sediakan di Kabupaten Nganjuk di
kualitatif dengan menggunakan metode antaranya
deskriptif, karena dalam penelitiannya peneliti a. Hotel
berusaha untuk mendeskripsikan proses dan b. Restoran
kejadian yang sesungguhnya. Penelitian c. Fasilitas transportasi
kualitatif menurut William dikutip Moleong d. Bank dan Money Changers
(2012, h.6) Berdasarkan teori tentang penelitian e. Toko cinderamata
kualitatif tersebut, peneliti berkeyakinan untuk Kosentrasi untuk pengembangan objek-
menggunakan metode penelitian deskriptif, objek wisata di Nganjuk di lakukan dengan
karena metode penelitian ini memusatkan pada mengembangkan objek wisata yang sudah punya
deskripsi yang berupa kalimat – kalimat yang nama atau sudah dikenal banyak orang seperti
memiliki arti mendalam yang berasal dari Air Merambat Roro Kuning. Pengembangan
informan dengan berbagai hal yang yang dilakukan Dispar Kabupaten Nganjuk
adarelevansinyaFokus dalam penelitian ini terhadap objek wisata Air Merambat Roro
adalah (1) Pengembangan wisata alam berbasis Kuning sudah dilaksanakan sejak tahun 2008.
ekowisata dalam perspektif pelayanan publik di Dispar juga menambah fasilitas penunjang
Kabupaten Nganjuk, (2) Faktor-faktor yang sarana dan prasarana di objek wisata air
mempengaruhi pengembangan wisata alam merambat roro kuning. Namun di tahun 2010
berbasis ekowisata dalam perspektif pelayanan terjadi bencana alam tanah longsor besar yang
publik. melanda objek wisata tersebut akibatnya sarana
Lokasi penelitian adalah Dinas Kebudayaan prasarana penunjang objek wisata tersebut
dan Pariwisata Daerah Kabupaten Nganjuk hancur tak berupa karena terkena terjangan batu
sedangkan situs penelitian objek wisata Air batu besar.Kejadian tersebut jugamenewaskan 1
Merambat Roro Kuning.Sumber data yang di korban dan mengakibatkan banyak fasilitas
peroleh oleh peneliti adalah data primer dan data saranadan prasarana yangrusak. Hingga akhirnya
sekunder dan Pengumpulan data yang dilakukan di tutup di 2010 akhir sampai pertengahan 2011,
peneliti ada 3 yaituwawancara, observasi dan sekitar 7 bulan tutup dan masa pembersihan
dokumentasi.Sedangkan Instrumen penelitian ulang sisa-sisa longsor.
adalah peneliti sendiri, pedoman wawancara. Setelah bencana longsor tersebut Dispar
Peneliti menggunakan Analisis data Model sudah menyusun rencana untuk tahap perbaikan
Interaktifmenurut Miles dan Hubbermandikutip Air Merambat Roro Kuning. Tetapi tahap
Sugiono (2012, h.247) Ada empat tahap yakni perbaikan secara keseluruhan belum di lakukan
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, oleh Dinas Kebudayaan Pariwisata daerah di
dan penarikan kesimpulan. karenakan masih memprioritaskan untuk obyek
wisata yang lain. Jadi di tahun 2012 sampai 2013
Pembahasan rencana pengembangan untuk Roro Kuning
1. Pengembangan yang Dilakukan Dinas masih belum banyak yang dalam waktu dekat ini
Kebudayaan dan Pariwisata Daerah di kembangkan adalah wisata outbond dan
Kabupaten Nganjuk dalam perkemahan yang berpotensi sangat besar karena
Mengembangkan Pariwisata Daerah peminatnya yang banyak dari kalangan siswa
Pemerintah daerah agar dapat sekolah, mahasiswa, dan acara kantor. Jadi untuk
melaksanakan fungsi dan perannya secara

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 12, Hal. 2123-2127 | 2125
pengembangan di Air Merambat Roro Kuning berada di dataran tinggi di daerah
masih disekitar rekreasi alam hutan pinusnya. pegunungan. Sulitnya medan untuk
dijangkau mempersulit jika ingin
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi mengembangkan obyek wisata tersebut
Pengembangan Wisata di Kabupaten seperti penambahan fasilitas sarana dan
Nganjuk prasarana. Dengan lokasi seperti itu di
Di dalam pengembangan obyek wisata di khawatirkan melambungnya biaya angkut
Kabupaten Nganjuk tidak lepas dari faktor untuk menuju di obyek wisata tersebut.
pendukung dan faktor penghambat seperti yang c. Status kepemilikan lahan dengan pihak lain
dijelaskan dibawah ini : Objek wisata Air merambat roro kuning
A. Faktor pendukung berada di pegunungan di kawasan hutan
a. Objek wisata sudah punya nama di pinus, dengan status kepemilikan lahan
masyarakat luas. Dinas Perhutani.Dispar jika ingin
Melihat dari data pengunjung diatas Air mengembangan objek wisata tersebut harus
Merambat Roro Kuning sudah diminati bekerjasama dengan pihak perhutani agar
oleh masyarakat luas di daerah Jawa Timur pengembangan bisa berjalan secara lancar
maupun diluarnya, karenanya, Selain itu dan program-programnya bisa tercapai
pesona objek wisata Air Merambat Roro dengan maksimal.
Kuning yang eksotis dan keasrian alamnya d. Kurangnya kerjasama dengan pihak ketiga
membuat para pengunjung ingin kembali Belum adanya pihak ketiga yang
lagi ke objek wisata Air Merambat Roro menawarkan kerjasama dengan pemerintah
Kuning. Kabupaten Nganjuk dalam
b. Peran pemerintah dan masyarakat sekitar mengembangkan pariwisata daerah. Hal ini
Berdasarkan data yang di dapat oleh menjadi kendala karena jika adanya
peneliti Dispar mempunyai strategi yang kerjasama akan membantu dengan masalah
cukup baik, karennya Dispar terjun ke dana.
Lapangan langsung yaitu di tempat wisata
dengan menggandeng masyarakat sekitar Kesimpulan
objek wisata dengan cara member Berdasarkan program-program yang
pembinaan- pembinaan untuk menjaga dan dimiliki Dispar Kabupaten Nganjuk, program
melestarikan objek wisata yang ada. pengembangan objek wisata belum berjalan
c. Kordinasi dengan pihak terkait dengan baik dengan baik, masih belum maksimal dalam
Dengan hubungan baik antara pihak Dispar pengembangan objek wisata salah satunya objek
dengan masing-masing kordinator obyek wisata Air merambat roro kuning, karena objek
wisata itu sangat membantu Dispar wisata tersebut perlu perbaikan dan
bilamana ada sarana dan prasarana pengembangan yang lebih banyak lagi,
penunjang objek wisata yang rusak, dikarenakan dengan dana yang terbatas membuat
kordinator objek wisata melaporkan ke program pengembangan tidak berjalan dengan
pihak Dispar, dan pihak Dispar dapat baik. Padahal potensi yang dimiliki objek wisata
menerima langsung laporan itu dengan tersebut sangat luar biasa. Dalam pengembangan
baik. obyek dan daya tarik wisata adalah berupa
program-program atau rencana pembangunan
B. Faktor Penghambat potensi di tiap-tiap obyek wisata yang perlu di
a. Dana yang terbatas kembangkan lagi agar wisatawan semakin
Dana yang kita dapat ini merupakan dana banyak dan obyek wisatawan di Kabupaten
APBD yang sudah ditetapkan oleh Nganjuk semakin menarik dan patut di kunjungi.
pemerintah daerah. Dan Dispar Mulai pengembangan di infrastrukturnya sampai
mendapatkan dana yang tidak terlalu besar penambahan permainan anak dan area outbond di
dikarenakan sektor pariwisata merupakan sekitar obyek wisata Air Merambat Roro
bidang sekunder atau bidang pilihan. Kuning. Selain itu yang ingin dikembangkan lagi
Maksudnya adalah masih ada bidang- di obyek wisata Air Merambat Roro Kuning
bidang lain yang sangat utama dan lebih adalah wisata budaya yaitu upacara larungan
butuh dana yang cukup besar. Yaitu pada agar lebih dikenal oleh wisatawan di luar
bidang kesehatan, pendidikan, dan bidang Kabupaten Nganjuk Dalam meningkatkan peran
pertanian serta masyarakat di sekitar obyek wisata adalah
b. Lokasi geografis obyek wisata dengan berusaha berpartisipasi dalam melindungi
Melihat dari data diatas lokasi geografis dan menjaga obyek wisata tersebut, kerjasama
obyek wisata air merambat roro kuning membersihkan kawasan obyek wisata,

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 12, Hal. 2123-2127 | 2126
menyediakan tempat untuk penduduk sekitar wisata dan juga memberikan pembinaan kepada
yang ingin berjualan makanan dan minuman di masyarakat sekitar agar sadar wisata, maksudnya
sekitar tempat wisata dan juga memberikan memberikan pengarahan agar warga sekitar tidak
pembinaan kepada masyarakat sekitar tempat acuh dengan obyek wisata disekitar mereka.

Daftar Pustaka
Keban, Yeremis. (2008) Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik: Konsep, TeoridanIsu.
Yogyakarta, Gava Media.
Kurniawan, Agung. (2005). Transformasi Pelayanan Publik. Pembaruan.Yogyakarta.
Makmur, Mochammad. (2009).Ekologi Adminisrasi Publik Dalam Perspektif Implementasi
Kebijakan Publik. Malang.
Moenir, H.A.S. (2002) Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta, Bumi Aksara.
Moleong, J. Lexy. (2012) Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung, Rosdakarya.
Pamudji, S. (1985) Ekologi Administrasi Negara. Jakarta, Bina Aksara.
Rohman, Ahmad Ainur, M. Mas’udSa’id, SaifulArif, dan Purnomo. (2008). Reformasi Pelayanan
Publik, Program Sekolah Demokrasi, PlaCIPS, Averroes, dan KID. Malang.
Siagian, P. Sondang. (2001) Administrasi Pembangunan: Konsep, Dimensi, dan Sinerginya.
Sinambella, LijanPoltak. (2006) Reformasi Pelayanan Publik (Teori, Kebijakan dan
Implementasi).Jakarta, Bumi Aksara.
Spillane, J. James. (1991) Ekonomi Pariwisata. Yogyakarta, Kanisius.
Sugiyono. (2012) Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.Bandung, Alfabeta.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan. Jakarta, Pemerintah Republik
Indonesia.
Wahab, Salah, L. J. Crampon and L. M. Rothfield. (1992) Pemasaran Pariwisata. PradnyaParamita.

Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol. 3, No. 12, Hal. 2123-2127 | 2127

Potrebbero piacerti anche