Sei sulla pagina 1di 56

Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida

Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Di dalam buku Introductory Mining Engineering (hasil tulisan
Howard L. Hartman, 1987) disebutkan pengertian mendasar mengenai
penambangan, yaitu suatu kegiatan, pekerjaan, dan industri yang
berkaitan erat dengan segala macam bentuk aktivitas penggalian /
pengambilan mineral, baik yang dilakukan di permukaan tanah (surface)
maupun di bawah tanah (underground). Secara garis besar, kegiatan
dalam bidang pertambangan ini mencakup tujuh tahapan umum, yaitu :
prospeksi (penyelidikan umum), eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi,
eksploitasi, penutupan tambang, dan pasca tambang. Dari ketujuh
tahapan tersebut, eksploitasi merupakan tahapan yang mempunyai paling
banyak dampak langsung terhadap kondisi lingkungan karena kegiatan
kerjanya yang mengarah pada perubahan topografi / kontur suatu wilayah
secara luas, seperti terbentuknya banyak lubang bukaan di permukaan
tanah (Gambar 1.).

Gambar 1. Contoh lubang bukaan pada tambang terbuka


(surface mining) tambang batubara di Tabalong,
Kalimantan Selatan.

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 1
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Gambar 2. Contoh lubang bukaan pada tambang bawah tanah


(underground mining) tambang batubara di Ombilin,
Sumatera Barat.
Jika dicermati dari kondisi iklimnya, maka Indonesia secara
umum dipengaruhi oleh dua jenis musim, yaitu : musim kemarau dan
musim hujan. Pada musim kemarau, lingkungan tambang menjadi kering
dan berdebu sehingga ada potensi ancaman kebakaran hutan dan
gangguan asap di sekitar tambang. Namun kondisi sebaliknya akan terjadi
jika musim hujan tiba, yaitu lingkungan kerja di tambang akan banyak
digenangi oleh air (akan terbentuk danau-danau kecil).
Lubang bukaan yang terbentuk selama kegiatan pertambangan
berlangsung dan tidak ditutup kembali setelah kegiatan pertambangan
selesai tentunya akan terisi oleh air (sump), baik oleh air permukaan (air
hujan) maupun air bawah tanah. Air yang tergenang ini umunya bersifat
asam (pH < 7) dan mengandung banyak logam berat, seperti : Fe, Zn, Pb,
dan logam berat lainnya, sehingga akan berdampak buruk terhadap
kondisi / kesuburan tanah dan makhluk hidup yang ada di atasnya apabila
jumlahnya melebihi batas aman yang sudah ditentukan. Selain itu, adanya
genangan air ini tentunya sedikit banyak juga akan berpengaruh terhadap
kelancaran kegiatan pertambangan itu sendiri.
Adanya air yang menggenangi lubang bukaan merupakan
masalah besar dalam kegiatan pertambangan pada tambang terbuka
maupun tambang bawah tanah. Aliran air permukaan ke arah penggalian
(front) pada tambang terbuka dapat menimbulkan berbagai macam
masalah operasional maupun logistik pada penambangan, seperti :

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 2
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

adanya air yang masuk ke dalam tambang tentunya harus dipompa


keluar, dan keharusan pembuatan kemiringan lereng yang sesuai, jalan
angkut, dan drainase untuk mencegah adanya erosi air. Selain itu, air
bawah tanah yang masuk ke tambang terbuka dapat menimbulkan
masalah-masalah, seperti : kondisi lereng yang jenuh terhadap air
menyebabkan naiknya gaya penyebab kelongsoran, dan adanya aliran air
tanah ke arah penggalian mengakibatkan terganggunya keseimbangan
gaya rembesan. Sedangkan pada tambang bawah tanah, masuknya air ke
lubang bukaan dapat menyebabkan munculnya beberapa masalah,
misalnya : permasalahan lingkungan air tanah karena adanya endapan,
emisi gas CO2, air asam tambang, dan emisi air panas (masalah
temperatur dan kelembapan), mengurangi efisiensi operasi mesin-mesin
tambang karena timbulnya korosi pada mesin, kabel / tali baja, dan kereta
tambang, kegagalan dalam menangani aliran air yang masuk tambang
dapat menghentikan kegiatan penyanggaan dan mungkin dapat
mengakibatkan kerusakan pada lubang bukaan (shaft). Adanya hal-hal ini,
pada akhirnya pasti akan berdampak pada meningkatnya biaya produksi
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengatasi /
menyelesaikan berbagai masalah tersebut.
Dari uraian di atas, dapat diartikan bahwa paradigma
perusahaan (manajemen dan karyawan) dan pelaksanaan semua
praktek / pengelolaan kegiatan usaha pertambangan haruslah yang baik
dan benar (good mining practice) yang mempunyai komitmen yang tinggi
untuk bersama-sama membangun peradaban sebagai suatu kegiatan
usaha pertambangan yang memenuhi ketentuan-ketentuan, kriteria,
kaidah, dan norma-norma yang tepat sehingga pemanfaatan sumberdaya
mineral memberikan hasil yang optimal dan dampak buruk yang minimal,
seperti apabila areal penambangan tergenang air maka kita harus
memikirkan cara untuk mengatasinya agar tidak merugikan bagi
perusahaan, masyarakat, maupun lingkungan sekitar.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi
masalah tersebut di atas adalah dengan cara memasang instalasi pipa

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 3
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

dan pompa pembuangan. Tetapi tentunya kita juga harus terlebih dahulu
memperhatikan dan melengkapi beberapa aspek sebelum merancang
instalasi pipa pembuangan tersebut, yaitu :
a. Aspek topografi, seperti : peta, kontur tanah, luas tanah, dan elevasi
b. Aspek hidrologi, seperti : data curah hujan dan debit air
c. Aspek hidrolika, seperti : saluran tertutup (yaitu : pipa, panjang pipa,
diameter pipa, dan lain-lain) dan saluran terbuka
d. Aspek perancangan, seperti : gambar, rancangan anggaran biaya /
cost, dan tender
e. Aspek pemasangan
f. Aspek perawatan.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dari adanya tugas mata kuliah Pengetahuan Teknik
dan Mesin Fluida ini mengenai perancangan instalasi pipa dan pompa
pembuangan air asam tambang adalah agar para mahasiswa, khususnya
yang sedang menimba ilmu di bidang teknik pertambangan dapat
mengetahui, memahami, dan menerapkan teknik perancangan dan
pemasangan saluran pipa dan pompa pada daerah tambang dengan
metode yang benar.
Sedangkan tujuan dari pelaksanaan tugas perancangan dan
pemasangan instalasi pipa dan pompa pembuangan air asam tambang ini
yaitu untuk memenuhi tugas besar yang merupakan bagian dari penilaian
dalam mata kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida tahun akademik
2007 / 2008. Selain itu tugas ini juga bertujuan untuk mengetahui dan
mempelajari sistem penyaliran / penirisan limbah hasil tambang dengan
penerapan kasus kegiatan kuasa pertambangan batubara di Kampung
Baru, Desa Batuampar, Kelurahan Sungaitiung, Kecamatan Cempaka,
Kota Banjarbaru yang selanjutnya dapat membuat instalasi pembuangan
limbah yang benar pada daerah tersebut.
1.3. Keadaan Umum Daerah

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 4
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Gambar 3. Peta wilayah Kota Tanjung, Tabalong dan lokasi konsesi


PKP2B batubara.

Ke
BJB

Lokasi Pendulangan Intan di Kelurahan Sungaitiung

Kawasan

Permukiman

Lokasi sump

Ke
CMPK

Gambar 4. Sketsa arah menuju lokasi sump

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 5
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

a. Letak / Keadaan Geografis


Secara astronomis, Kota Banjarbaru terletak pada koordinat
geografis 03027’00’’ – 03029’00’’ LS dan 114045’00’’ – 114045’45’’ BT
(berdasarkan peta Kota Banjarbaru berskala 1 : 5.000), sedangkan
lokasi penelitian (lokasi sump) secara astronomis terletak pada
koordinat 03031’56,75’’ LS dan 114053’73’’ BT (berdasarkan peta
topografi Kota Banjarbaru berskala 1 : 50.000). Selain itu juga, secara
administratif posisi Kota Banjarbaru berbatasan langsung dengan :
 Utara, berbatasan dengan Kecamatan Martapura Kabupaten
Banjar
 Timur, berbatasan dengan Kecamatan Karang Intan Kabupaten
Banjar
 Barat, berbatasan dengaan Kecamatan Gambut dan Aluh-Aluh
Kabupaten Banjar
 Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Bati-Bati Kabupaten
Tanah Laut.
Apabila diamati secara umum, Kota Banjarbaru (dengan
ibukotanya Banjarbaru) secara geografis terletak sangat strategis
karena diapit dan menghubungkan dua kota penting, yaitu
Banjarmasin dan Martapura. Oleh karena letaknya yang strategis
inilah, maka kita dapat dengan mudah menuju pusat kota Banjarbaru.
Kota Banjarbaru dapat dicapai baik melaui darat, laut, maupun udara
karena Banjarbaru berada di perlintasan utama di Kalimantan
Selatan, Bandara utama Kalimantan Selatan yang terletak di
Banjarbaru, serta jarak yang relatif dekat dengan Banjarbaru yang
memungkinkan hal tersebut di atas. Banjarbaru dapat dicapai melalui
jalan darat di manapun sepanjang terhubung dengan Kalimantan
Selatan secara langsung, misalnya : pusat kota Banjarbaru berjarak
35 km dari pusat kota Banjarmasin dan hanya berjarak 2 km dari
pusat kota Martapura. Bandar Udara (Bandara) Syamsuddin Noor
merupakan bandara utama di Kalimantan Selatan dan terletak di
Banjarbaru, dengan demikian akses dengan menggunakan

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 6
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

penerbangan ke Banjarbaru sangatlah mudah. Pusat kota Banjarbaru


dapat dicapai dengan waktu tempuh lebih kurang 10 menit dari
bandara Syamsudin Noor. Pelabuhan terdekat dengan Banjarbaru
adalah pelabuhan Trisakti yang terletak di Kota Banjarmasin. Pusat
Kota Banjarbaru dapat ditempuh dalam waktu lebih kurang 30 menit
dari Pelabuhan Trisakti baik menggunakan sarana angkutan darat
umum maupun pribadi. Sedangkan untuk mencapai lokasi sump di
kelurahan / desa Batuampar, Kecamatan Cempaka diperlukan waktu
lebih kurang 20 menit dari pusat kota Banjarbaru, baik dengan
menggunakan alat transportasi roda dua (roda 2) maupun roda
empat (roda 4).
b. Luas dan Keadaan Wilayah
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1999, secara
administratif Kota Banjarbaru terbagi atas 3 (tiga) wilayah kecamatan
dan 12 (dua belas) kelurahan. Luas wilayah Kota Banjarbaru adalah
371,30 km2 (37.130 ha). Namun pada tahun ini (2008) karena adanya
pemekaran wilayah, maka Kota Banjarbaru sekarang sudah terbagi
menjadi 5 (lima) wilayah kecamatan dan 20 (dua puluh) kelurahan.
Tabel 1. Luas Wilayah Tiap Kecamatan Di Kota Banjarbaru (ha)
No Kecamatan Luas (ha) Persentase
1 Banjarbaru
Banjarbaru Utara 508
Banjarbaru Kota 937
Sungai Besar 2.180
Loktabat 1.103
Luas dan persentase Kecamatan 4.728 12,733639
2 Landasan Ulin
Landasan Ulin Barat 6.048
Landasan Ulin Timur 2.982
Landasan Ulin Tengah 2.830
Guntung Payung 5.500
Luas dan persentase Kecamatan 17.360 46,754646
3 Cempaka
Sungai Tiung 2.403
Bangkal 2.240
Cempaka 8.274
Palam 2.125
Luas dan persentase Kecamatan 15.042 40,511716
Jumlah 37.130 100

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 7
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Sumber : Luas dihitung dari Peta Administratif Data Pokok


Pembangunan Kota Banjarbaru, 2003
Wilayah Kota Banjarbaru berada pada ketinggian 0–500 m
dari permukaan laut, dengan ketinggian 0–7 m (33,49 %), 7-25 m
(48,46 %), 25-100 m (15,15 %), 100-250 m (2,55 %) dan 250-500 m
(0,35 m). Sedangkan klasifikasi kelerengan (kemiringan tanah) dan
luas dan jenis kemampuan tanah di Kota Banjarbaru terbagi atas
empat kelas, sebagaimana diperlihatkan melalui dua tabel di bawah
ini.
Tabel 2. Luas dan Penyebaran Kelas Lereng Tiap Kecamatan Di Kota
Banjarbaru
Lereng (%)
No. Kecamatan / Kelurahan 0-2 2 - 8 8 - 15 15 - 25 Jumlah (ha)
1 Banjarbaru
Banjarbaru Utara 56,88 252,1 - - 309
Banjarbaru Kota 81,25 831,4 24,4 - 937
Sungai Besar 341,9 1.478 161 - 1.980
Loktabat 550 563 - - 1.113

2 Landasan Ulin
Landasan Ulin Barat 5.152 - - - 5.152
Landasan Ulin Timur 2.830 - - - 2.830
Landasan Ulin Tengah 2.782 - - - 2.782
Guntung Payung 4.028 471,3 - - 4.499,25

3 Cempaka
Sungai Tiung 876,3 1.415 312 - 2.603
Bangkal 1.186 1.054 - - 2.240
Cempaka 476,9 2.418 3.476 915 7.286
Palam 1.329 96,5 3.973 - 5.398,75
Jumlah 19.691 8.579 7.946 915 37.130
Persentase 53,03 23,1 21,4 2,46 100
Sumber : Dihitung dari Peta Kemampuan Tanah Skala 1 : 25.000
Data Pokok Kota Banjarbaru, 2003
Tabel 3. Luas dan Jenis Kemampuan Tanah Di Kota Banjarbaru
Jenis Kemampuan Tanah
No Kecamatan / Kelurahan A1bT A2bT A3bT A2cT Jumlah (ha)
1 Banjarbaru
Banjarbaru Utara 55,63 253,4 - - 309
Banjarbaru Kota - 937 - - 937
Sungai Besar 81,25 1.899 - - 1.980,125
Loktabat 124,4 1.169 - 65,629 1.359,004

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 8
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

2 Landasan Ulin
Landasan Ulin Barat 90,25 - 1.765 3.223,6 5.078,871
Landasan Ulin Timur 40 762,5 441 1.586,9 2.830
Landasan Ulin Tengah 296,9 1.465 - 1.020,6 2.782
Guntung Payung 1.184 2.481 - 835 4.500

3 Cempaka
Sungai Tiung 1.434 1.969 - - 3.403
Bangkal 1.958 1.282 - - 3.240
Cempaka 72,5 8.214 - - 8.286
Palam 1.576 848,8 - - 2.425
Jumlah 6.913 21.279 2.206 6.731,8 37.130
Persentase 18,62 57,31 5,94 18,13 100
Sumber data : Dihitung dari Peta Kemampuan Tanah Skala 1 :
25.000 Data Pokok Kota Banjarbaru 2003
Keterangan : A = Kedalaman efektif tanah lebih dari 90 cm
1 = Tekstur tanah halus
2 = Tekstur halus
3 = Tekstur kasar
b = Drainase tidak pernak tergenang
T = Tidak ada erosi
Berdasarkan Peta Geologi tahun 1970, penyebaran jenis
batuan di Kota Banjarbaru terdiri dari Alluvium (Qha) 15.929,375 ha
(48,44%), Formasi Martapura (Qpm) 11.414,5 ha (37,71%), Formasi
Binuang (Tob) 1.198,125 ha (3,64%), Formasi Tanjung(Tet)1.473,75
ha (4,48%), Formasi Kerawaian (Kak) 744.375 ha (2,26%), Formasi
Pitap (Kp) 2.122,875 ha (3,47%). Jenis tanah terbentuk dari faktor-
faktor pembentuk tanah antara lain : batuan induk, iklim, topografi,
vegetasi dan waktu. Tiap jenis tanah mempunyai karakteristik tertentu
yang membedakan antara satu dengan yang lainnya. Karakteristik
tanah tersebut misalnya berkaitan tingkat kepekaannya terhadap
erosi, kesuburan tanah, tekstur tanah, dan konsistensi tanah.
Untuk daerah pengamatan sendiri (di sekitar lokasi sump),
daerah ini termasuk dalam satuan perbukitan daerah Mandiangin dan
dalam formasi Tanjung (Tet). Perbukitan ini pada umumnya terletak di
lereng atau kaki gunung. Perbukitan yang terbentuk berasal dari hasil
gerakan massa tanah maupun batuan yang terjadi akibat pengaruh

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 9
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

aktivitas pergeseran massa tanah atau batuan pada pegunungan di


sekitarnya. Keadaan tanah dan vegetasi dari bukit-bukit tersebut tidak
jauh berbeda dengan keadaan yang terdapat pada gunung di
sekitarnya. Pada daerah pengamatan terdapat juga bukit batuan
yang terbentuk dari hasil sisa kegiatan pertambangan, pada
umumnya keadaan tanahnya gersang dan sangat jarang ditumbuhi
oleh pepohonan. Sementara itu formasi Tanjung (Tet) di daerah ini
dicirikan oleh adanya batupasir kuarsa berbutir halus hingga sedang
dengan ketebalan perlapisan 50 – 150 cm berstruktur sedimen
perairan halus dan perlapisan silang siur. Terdapat pula sisipan
batulempung berwarna kelabu yang sudah menyerpih dengan
ketebalan perlapisan 30 – 150 cm. Berdasarkan penelitian eksplorasi
sebelumnya, pada bagian bawah formasi ini dapat dijumpai lensa
batugamping berwarna kelabu kecoklatan, mengandung kepingan
spesies mollusca, chinoide, dan foraminifera yang diantaranya
nummultes javanus (veback) dan heterosfegma sp juga foraminifera
kecil seperti bentos dari keluarga million lidae yang menunjukan umur
lapisan batubara di formasi ini berumur (berkala) eosin yang
terendapakan di lingkungan paralesneretik dengan ketebalan formasi
(untuk material batubara) lebih kurang 750 m.

Gambar 5. Keadaan tanah dan tumbuhan (lingkungan sekitar)


wilayah tambang (sump)

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 10
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

c. Keadaan Penduduk
Berdasarkan data statistik pada tahun 2004, penduduk Kota
Banjarbaru berjumlah 147.750 jiwa. Mayoritas penduduk beragama
Islam yang sebagian besar dari suku Banjar dan juga terdiri dari
berbagai suku pendatang. Untuk penduduk yang bertempat tinggal di
sekitar lokasi tambang umumnya merupakan warga transmigran yang
berasal dari berbagai pulau di Indonesia. Secara rinci, jumlah
penduduk Kota Banjarbaru pada setiap kecamatan / kelurahan dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4. Jumlah Penduduk Banjarbaru Tahun 2004
No Kecamatan / Kelurahan Jumlah Penduduk (jiwa)
1 Banjarbaru
Banjarbaru Utara 11.714
Banjarbaru Kota 14.437
Sungai Besar 20.726
Loktabat 19.784
2 Landasan Ulin
Landasan Ulin Barat 8.813
Landasan Ulin Timur 15.068
Landasan Ulin Tengah 9.598
Guntung Payung 15.536
3 Cempaka
Sungai Tiung 7.018
Bangkal 4.249
Cempaka 13.609
Palam 7.198
Jumlah 147.750
Sumber : Kantor Statistik Kota Banjarbaru, Agustus 2004

Gambar 6. Wilayah permukiman masyarakat sekitar lokasi tambang

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 11
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Wilayah permukiman penduduk berjarak ± 200 m dari tempat


lubang bukaan yang diteliti. Sebagian besar mata pencaharian
penduduk Kota Banjarbaru yang bertempat tinggal di sekitar pusat
kota adalah pegawai, wirausahawan, pedagang, dan buruh.
Sedangkan bagi para penduduk yang tinggal di pinggiran Kota
Banjarbaru (seperti warga masyarakat di sekitar lokasi pengamatan)
umumnya menggantungkan mata pencahariannya pada bidang
pertanian, perkebunan, dan peternakan. Jenis usaha di bidang
pertanian meliputi usaha bercocok tanam tanaman padi dan palwija.
Untuk jenis usaha di bidang perkebunan meliputi usaha perkebunan
pisang dan karet. Untuk jenis usaha di bidang peternakan meliputi
usaha ternak sapi dan ayam. Di bawah ini adalah beberapa contoh
gambar bidang mata pencaharian yang dilakukan masyarakat sekitar
lokasi tambang.

Gambar 7. Lahan pertanian (sawah)

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 12
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Gambar 8. Ternak sapi dengan sistem gembala

Gambar 9. Lahan kebun pisang dan karet


d. Keadaan Bahan Galian
Dalam studi kasus ini, saya memilih satu wilayah kerja di
bekas areal pertambangan pada wilayah konsesi PKP2B PD.
Baramarta dengan kontraktor CV. Lukah yang berada di Desa
Batuampar, Kelurahan Sungaitiung, Kecamatan Cempaka, Kota
Banjarbaru, dimana nantinya saya akan merancang instalasi pipa dan
pompa pembuangan air yang dapat digunakan pada tambang
tersebut.
Pada saat pemantauan, kegiatan pertambangan telah
berhenti. Produksi batubara PD Baramarta secara keseluruhan

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 13
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

(untuk seluruh areal yang telah ditambang) adalah 176.726,32 ton


(2001) dan 636.619,41 ton (2002) (Indonesia Mineral & Coal
Statistics, 2003). Kualitas batubara untuk daerah di sekitar kelurahan
Batuampar menunjukkan beberapa nilai :
 Nilai kalori (adb) sebesar 6400 - 7200 kal/g
 Kadar sulfur (adb): 0,3 - 1,2 %
 Kadar abu (adb): 1 - 4 %
 Kelembaban total (total moisture; ar): 2 - 7 %
(Referensi : WP&B, 2003 dalam Indonesia Mineral & Coal Statistics,
2003).
Bahan galian di wilayah Banjarbaru cukup beragam, akan
tetapi luas dan deposit (cadangan) bahan galian yang baru diketahui
hanya tiga jenis, yaitu : batubara, intan, dan lempung. Berikut ini data
potensi bahan galian tersebut.
Tabel 5. Potensi Bahan Galian Kota Banjarbaru
Bahan Lokasi
Galian
No (Golongan) Kecamatan Kelurahan Keterangan
1 Intan (B) Cempaka Bangkal Luas areal ± 4 ha
Sungai Tiung Luas areal ± 1 ha
Palam Luas areal ± 3.75 ha
Cempaka Luas areal ± 3 ha

Landasan
2 Lempung (C) Ulin (LU) LU Timur Luas areal ± 3 ha
LU barat Luas areal 0,55 ha

Sumberdaya hipotek
3 Batubara (A) Cempaka Gunung Kupang 526.500 m3
Sumberdaya hipotek
Ujung Murung 292.000 m3
Sumberdaya hipotek
Batuampar 118.800 m3
Sumberdaya hipotek
Sungai Abit 201.200 m3
Sumberdaya hipotek
Palam 116.000 m3

Sumberdaya hipotek
Cempaka Sungai Tiwadak 140.000 ton
Sungai Rasak Ketebalan 0,5 m
Sumberdaya hipotek
Guntung Lurah 73.500 ton
Sungai Mandin I Sumberdaya hipotek

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 14
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

69.300 ton
Sumberdaya hipotek
Sungai Mandin II 22.400 ton
Sumberdaya hipotek
Cempaka 760.839 ton
Sumber :Kantor Wilayah Departemen Pertambangan dan Energi
Provinsi Kalimantan Selatan, 2004

BAB II
ASPEK DALAM PERANCANGAN INSTALASI

2.1. Aspek Topografi


2.1.1. Luas Tanah Area Tambang
Berdasarkan Laporan Pemantauan dan Pendataan Bahan
Galian Pada Bekas Tambang dan Wilayah Peti Di Kabupaten Banjar
dan Kota Banjarbaru oleh Pusat Sumber Daya Geologi pada tahun
2004, luas keseluruhan areal lahan konsesi PKP2B PD. Baramarta di
Kelurahan Batuampar seluas ± 0,02 km2 (2 ha), dengan areal bukaan
tambang (yang tergenang air asam tambang) seluas ± 0,00075 km 2
(750 m2) yang tersebar tidak merata di wilayah konsesi PKP2B
tersebut.

2.1.2. Kontur Tanah


Daerah-daerah atau wilayah di Banjarbaru umumnya terdiri
dari morfologi pegunungan dan perbukitan bergelombang dengan
ketinggian antara 200 - 600 meter dari permukaan laut yang dikenal
sebagai Pegunungan Bobaris. Satuan morfologi lainnya adalah

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 15
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

dataran rendah berupa padang alang-alang, dataran aluvial, dan


rawa-rawa.
Kontur tanah pada daerah tambang pun umumnya tidak
terlalu berbeda jauh dengan kondisi kontur tanah di Kota Banjarbaru
seperti yang telah dijelaskan di atas, karena untuk tambang batubara
sendiri kebanyakan cara menambangnya seragam di tempat ini, yaitu
menambang dengan membuat lubang bukaan yang tidak terlalu
dalam (openpit). Dengan cara penambangan yang seperti ini, maka
tidak akan terlalu mempengaruhi kontur tanah pada daerah tambang
tersebut, hanya saja menyisakan tumpukan tanah penutup
(overburden) dan tanah pucuk (top soil) yang tidak dikembalikan lagi
(direklamasi) dengan ketinggian tumpukan rata-rata 5 – 20 meter.
2.1.3. Elevasi Permukaan Tanah
Secara umum, daerah di sekitar Kelurahan Batuampar
termasuk juga daerah lingkar tambang merupakan daerah dengan
relief yang didominasi oleh pegunungan atau perbukitan dengan
kemiringan permukaan tanah yang cukup landai yaitu dengan elevasi
sekitar 400 - 500. Sementara itu, pada daerah lubang bukaan sendiri
hampir di seluruh sisi-sisinya terdapat tanah permukaan atau
tumpukan bekas tanah penutup (top soil) bercampur dengan tanah
pucuk di sekelilingnya dengan kemiringan lerengnya lebih dari 60 o.
Keadaan topografi suatu wilayah (khususnya elevasi
permukaan tanah) akan mempengaruhi atau dapat mencirikan dari
keadaan kemampuan atau kapasitas dari material-material yang ada
di tempat tersebut (tanah) untuk menampung jumlah air yang
menerobos masuk atau meresap, baik melalui permukaan tanah
maupun yang berasal dari bawah lapisan tanah tersebut. Untuk lahan
yang miring biasanya cenderung akan mempunyai cadangan atau
tampungan air yang lebih sedikit daripada lahan yang relatif datar,
karena air akan lebih cepat mengalir menjadi aliran permukaan dan
hanya sedikit yang mengalami infiltrasi, dengan kata lain kehilangan
air di lahan miring akan lebih besar.

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 16
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Gambar 10. Keadaan topografi umum lokasi sump


2.2. Aspek Hidrologi
2.2.1. Data Curah Hujan
Dalam perencanaan suatu sistem drainase, penggunaan data
curah hujan antara lain dapat digunakan untuk perhitungan dimensi
saluran, baik yang tertutup maupun yang terbuka. Hal ini karena
hujan merupakan komponen yang sangat penting dalam analisa
hidrologi pada perencanaan debit untuk menentukan dimensi saluran
drainase tersebut.
Curah hujan adalah besaran yang menyatakan tebalnya air
hujan yang jatuh di permukaan tanah dalam waktu tertentu, jika air
tersebut tidak meresap ke dalam tanah atau menguap ke atmosfer.
Keadaan iklim di Kota Banjarbaru dipengaruhi oleh dua
musim, yaitu musim panas dan musim hujan denga suhu udara
harian rata-rata berkisar antara 27,5 0 C sampai denga 280 C, suhu
tahunan rata-rata terendah 200 C terjadi bulan Agustus dan tertinggi
pada suhu 35,30 C terjadi pada bulan Oktober dengan kelembaban
udara 70 – 90 % dan kecepatan angin berkisar antara 20 – 34
km/jam. Data curah hujan yang tercatat selama 22 tahun terakhir ini
pada stasiun Klimatologi Klas I Banjarbaru rata-rata pertahun 2.472
mm dengan jumlah hari hujan rata-rata pertahun 169 hari, curah

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 17
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

hujan bulanan terendah 1 mm (Agustus) dan 13 mm (Juli) tahun


1991.
Untuk lebih jelasnya keadaan curah hujan di daerah
Banjarbaru, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 6. Rata-rata Curah Hujan dan Hari Hujan Bulanan Di Wilayah Kota
Banjarbaru (2000 – 2005)
Wilayah Kecamatan
Banjarbaru Landasan Ulin Cempaka
No. Bulan CH HH ICH CH HH ICH CH HH ICH
1 Januari 2512 119 27 1829 128 20 1761 105 27
2 Februari 1818 108 23 1874 105 24 1523 98 26
3 Maret 1497 96 21 1646 97 23 1446 85 28
4 April 1986 103 25 1748 91 25 1974 80 37
5 Mei 1091 91 17 1051 84 18 1151 73 27
6 Juni 1090 74 20 970 72 19 1140 73 27
7 Juli 730 65 16 1142 73 22 840 60 25
8 Agustus 646 58 16 777 60 19 276 27 20
9 September 748 46 23 640 55 17 628 55 22
10 Oktober 1105 83 19 1081 86 18 1072 91 22
11 Nopember 1434 101 20 1512 106 20 1124 97 22
12 Desember 2081 137 21 1768 150 17 1639 115 25
Sumber data : BMG Balai Wilayah III Banjarbaru 2005
Keterangan : CH = Curah hujan (mm), HH = Hari hujan, ICH =
Interval curah hujan

2.2.2. Data Debit Air


Debit adalah laju aliran sungai (dalam bentuk volume air)
yang melewati suatu penampang melintang sungai per satuan waktu.
Dalam sistem satuan SI besarnya debit dinyatakan dalam satuan
meter kubik per detik (m3/s).
Pengukuran debit suatu penampang dapat dilakukan secara
langsung di lapangan ataupun dengan pengolahan data yang telah
ada sebelumnya seperti : data curah hujan dan data intensitas curah
hujan. Pada pengukuran debit di salah satu areal bukaan tambang
yang tergenang air asam tambang (sump) di kelurahan Batuampar
ini, saya menggunakan metode pengukuran sederhana secara
langsung, yaitu pengukuran duga air. Cara pengukuran duga air ini
adalah dengan menggunakan rambu duga air (dalam hal ini saya

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 18
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

menggunakan pemberat yang diikatkan tali pada salah satu


ujungnya) kemudian membaca tinggi muka air dari dasar kolam
dengan menggunakan meteran.

Gambar 11. Penampang melintang sump beserta ketinggiannya


Dari pengukuran yang telah dilakukan, diperoleh data sebagai
berikut.
h1 = 2,525 m d1 = 0,5 m s1 = s2 = s3 = s4 = 15 m
h2 = 4,46 m d2 = 1,5 m
h3 = 5,81 m d3 = 2 m
h4 = 6,59 m d4 = 2,5 m
Berdasarkan data-data tersebut, selanjutnya dapat diketahui atau
dihitung volume keseluruhan penampang (bagian yang terendam air),
yaitu :
V1 = h 1 x d 1 x s 1 V 2 = h2 x d2 x s2
= 2,525 x 0,5 x 15 = 4,46 x 1,5 x 15
= 18,9375 m3 = 100,35 m3
V 3 = h 3 x d 3 x s3 V 4 = h4 x d4 x s4
= 5,81 x 2 x 15 = 6,59 x 2,5 x 15
= 174,3 m3 = 247,125 m3
Vtot = 2 x (V1 + V2 + V3 + V4)
= 2 x (18,9375 + 100,35 + 174,3 + 247,125)
= 2 x 540,7125
= 1081,425 m3

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 19
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Data hitungan volume penampang di atas dapat diasumsikan


atau dianggap sebagai data acuan untuk mengetahui debit air yang
ada di dalam lubang bukaan tersebut. Pengamatan penambahan
tinggi genangan air di sump ini dilakukan dari tanggal 13 - 27 April
2008 (± 14 hari). Jadi, data volume air di lubang bukaan tersebut
dapat disamakan (dianggap sama) dengan data debit air yang
tergenang, hanya saja satuannya yang berubah yaitu m 3/s, sehingga
kemudian dapat diasumsikan debit airnya yaitu :
Diketahui : Vtot. sump = 1081,425 m3
t = 14 hari = 336 jam = 1.209.600 detik
Ditanyakan : Q = ... ?
Jawab :Q=V/t
= 1081,425 / 1.209.600
= 0,000894035 m3/s
Jadi, debit air pada lokasi lubang bukaan (sump) ini yaitu sebesar
0,000894035 m3/s atau 8,94 x 10-4 m3/s.

2.2.3. Saluran Air yang Ada


Pada lokasi bekas areal penambangan (lokasi sump) maupun
di lokasi sekitarnya, tidak dijumpai adanya saluran air (baik saluran
air tebuka maupun saluran air tertutup) yang tertata dengan rapi.
Umumnya hanya dijumpai parit-parit kecil di atas permukaan tanah
yang dibuat dengan cara mencangkul sedikit permukaan tanah
tersebut. Jadi, untuk membuang air yang menggenang di dalam
lubang bukaan tambang (sump) secara cepat (efektif dan efisien)
tidak bisa mengandalkan pembuangan melalui saluran ini, maka
perlu adanya pembuatan suatu sistem saluran pembuangan air
(drainase) yang benar-benar diperhitungkan ukuran maupun
kapasitasnya.
Aliran air dalam suatu saluran dapat berupa :
 Aliran saluran terbuka (open channel flow)
 Aliran saluran tertutup (pipe flow)

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 20
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Keduanya dalam beberapa hal adalah sama, berbeda dalam


satu hal yang penting, yaitu :
 Aliran pada saluran terbuka harus memiliki permukaan bebas yang
dipengaruhi oleh tekanan udara bebas
 Aliran pada pipa tidak dipengaruhi oleh tekanan udara secara
langsung kecuali oleh tekanan hidrolik.
Perhitungan pada saluran terbuka lebih rumit dari pada
perhitungan pada saluran pipa bertekanan (saluran tertutup), karena :
 Bentuk penampang yang tidak teratur (terutama sungai)
 Sulit menentukan kekasaran (sungai berbatu sedangkan pipa
tembaga licin).
 Kondisi aliran lebih rumit berdasarkan kenyataan bahwa
kedudukan permukaan bebas cenderung berubah sesuai dengan
waktu dan ruang
 Kedalaman aliran dan debit kemiringan dasar saluran dan
permukaan bebas adalah tergantung satu sama lain.
Pada perancangan instalasi pembuangan air asam tambang
(sump) ini, saya memilih untuk menggunakan instalasi dengan
saluran tertutup, karena debit air pada lubang bukaan cukup kecil
sehingga jenis saluran tertutup sangat sesuai untuk diterapkan pada
lubang bukaan ini. Jadi, dalam perancangan instalasi pembuangan
air asam tambang ini cukup memakai pipa sebagai saluran
pembuangannya sehingga biaya yang kita keluarkan pun lebih kecil
dengan menggunakan jenis saluran tertutup ini.

2.3. Aspek Perancangan


2.3.1. Gambar Sump / Kolam

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 21
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Gambar 12. Lubang bukaan tambang yang tergenang air (sump)


2.3.2. Rancangan Anggaran Biaya / Cost / Biaya Rancangan
Dalam perencanaan biaya yang akan diperlukan untuk
perancangan instalasi pipa dan pompa, kita harus benar-benar teliti
sehingga biaya yang digunakan dalam pengolahan instalasi ini tidak
terlalu besar yang tentunya sedikit banyak akan berpengaruh pada
keuntungan yang akan diperoleh. Tentu saja hal ini bukan menjadi
patokan utama, kualitas material yang digunakan dalam
pembangunan instalasi ini tetap juga harus dipertimbangkan. Apabila
harga material tersebut murah tetapi kualitasnya jelek, maka hal ini
akan berdampak nantinya pada biaya yang mahal untuk perawatan
instalasi.
Untuk menghitung biaya rancangan keseluruhan, terlebih
dahulu kita harus menentukan jenis (kapasitas) pipa dan pompa yang
akan digunakan.
Tabel 7. Kesesuaian Ukuran Pipa Berdasarkan Debit Air Masuk
Debit air masuk maksimum (lt/min) Ukuran pipa peluap (mm)

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 22
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

0 - 49 40
50 - 208 50
209 - 378 65
379 - 624 80
625 - 1.343 100
1.344 - 2.422 125
2.423 - 3.936 150
lebih dari 3.937 200
Sumber : Buku Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing,
1984
Dari tabel di atas, kita dapat menentukan ukuran pipa (untuk sisi isap)
yang sesuai untuk digunakan pada areal lubang bukaan ini (sump)
yaitu sebagai berikut.
Diketahui : Q = 0,000894035 m3/s
Ditanyakan : Dpipa = ... ?
Jawab : Q = 0,000894035 m3/s
= 0,000894035 x 1.000 x 60
= 53,6421 lt/min
Berdasarkan tabel di atas, untuk debit air sebesar 53,6421 lt/min
maka ukuran pipa yang sesuai untuk digunakan yaitu berdiameter 50
mm (1,97 inci atau 2 inci).
Selain itu, untuk menghitung kapasitas pompa minimum yang
sesuai untuk digunakan pada pembuangan air kolam (sump) dengan
kondisi curah hujan, debit, dan lamanya waktu hingga kolam terisi air,
yaitu :
Diketahui : Rmaks. = 1974 mm
f = 0,95
A = 0,000195 ha
t = 14 hari
Ditanyakan : Qp = ... ?
Jawab : Qp = Q / (24 x 3.600 x t)
Q = 10 x f x R x A x 10
= 10 x 0,95 x 1974 x 0,000195 x 10
= 36,56835 m3
Qp = 36,56835 / (24 x 3.600 x 14)

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 23
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

= 0.030231771 m3/s
= 3,02 x 10-2 m3/s
Jadi, kapasitas pompa minimum yang dapat digunakan untuk
membuang air dari dalam kolam yaitu sebesar 3,02 x 10-2 m3/s.
Tabel 8. Curah Hujan Total dan Koefisien Limpas Total
Curah Hujan Total (mm) Koefisien Limpas Total
< 10 0
10-30 0,1
30-50 0,3
50-100 0,5
100-200 0,8
200-300 0,9
> 300 0,95
Sumber : Buku Pompa dan Kompresor, Pemilihan, Pemakaian, dan
Pemeliharaan, 1983

Tabel 9. Diameter Isap dan Cakupan Kapasitas Pompa Volut Kecil


(m3/min)
Kapasitas
50 Hz 60 Hz Diameter Isap (mm)
< 0,2 < 0,22 40
0,16-0,32 0,18-0,36 50
0,25-0,5 0,28-0,56 65
0,4-0,8 0,45-0,9 80
0,63-1,25 0,71-1,4 100
1-2 1,12-2,24 125
1,6-3,15 1,8-3,55 150
2,5-5 2,8-5,6 200
4-8 4,5-9 250
6,3-12,5 7,1-14 300
8-16 9-18 350
10-20 11,2-22,4 400
16-31,5 18-35,5 500
Sumber : Buku Pompa dan Kompresor, Pemilihan, Pemakaian, dan
Pemeliharaan, 1983
Berdasarkan tabel 9. di atas dengan kapasitas pompa di bawah 0,2
atau 0,22 m3/min (3,67 x 10-3 m3/s), maka kita dapat menggunakan
pompa berdiameter isap yang sama dengan diameter pompa yaitu 40

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 24
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

mm (1,58 inci atau 2 inci). Hal ini tentunya akan mempermudah dalam
pemasangan atau penyambungan pipa ke pompa karena tidak
memerlukan adanya reduser. Akan tetapi pada sisi buang kita
memerlukan adanya reduser karena diameter pipa yang digunakan
pada sisi buang lebih pendek daripada diameter pipa pada sisi isap,
hal ini agar air cepat mengalir sehingga dapat mempersingkat waktu
pembuangan.
Setelah kita dapat mengetahui jenis pompa dan pipa yang
sesuai untuk digunakan di lokasi sump ini, maka selanjutnya kita
dapat menghitung atau memperkirakan biaya keseluruhan untuk
pengadaan pipa dan pompa beserta aksesorisnya, pemasangan pipa
dan pompa beserta aksesorisnya, hingga biaya tidak terduga 89biaya
perawatan) seperti adanya kerusakan dari alat-alat tersebut secara
tiba-tiba. Berdasarkan kondisi lapangan, berikut ini adalah rincian alat
dan bahan yang sekiranya diperlukan dalam pengerjaan pembuangan
air dari dalam lubang bukaan tambang (sump), antara lain :
a. Pompa
Pada perancangan instalasi pompa dan pipa ini menggunakan
pompa sentrifugal volut tegak, karena menyesuaikan atau mengikuti
referensi dari buku Pompa dan Kompresor, Pemilihan, Pemakaian,
dan Pemeliharaan, 1983 bahwa untuk memompa air limbah dan
berlumpur maka pompa yang sesuai adalah pompa volut tegak jenis
sumuran kecil dimana zat cair dari impeler secara langsung dibawa ke
rumah volut.
Pompa volut yang digunakan pada instalasi ini adalah pompa
dengan merk dagang SHIMIZU PC-250BITsebanyak 1 unit.

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 25
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Gambar 13. Pompa SHIMIZU PC-250BIT


Tabel 10. Spesifikasi Pompa SHIMIZU PC-250BIT
SHIMIZU PC-250BIT
- Jet Pump 250 watt
- Daya hisap: 30m
- Total head : 60m
- Kapasitas: 60 lt/menit
- Pompa otomatis
- Anti karat

b. Pipa PVC
Pipa yang digunakan adalah pipa PVC yang mempunyai merk
dagang ”Unggul”. Pipa PVC merupakan pipa yang cocok untuk
digunakan pada perencanaan jaringan pipa ini karena dapat
dipergunakan dalam jangka waktu yang lama dan memiliki ketahanan
yang cukup kuat. Pipa PVC yang digunakan berukuran 2 inci untuk
sisi isap dan 1,5 inci untuk sisi buang karena menyesuaikan dengan
debit air yang ada. Pipa PVC yang diperlukan kurang lebih sebanyak
4 batang yang berukuran 2” dan 9 batang yamg berukuran 1,5”
dimana setiap batangnya mempunyai panjang 4 meter.

Gambar 14. Pipa PVC 2”

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 26
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Gambar 15. Pipa PVC 1,5”


c. Sambungan elbow 900
Sambungan elbow 900 digunakan untuk mempermudah
mengalirkan air dalam pipa yang terpengaruh oleh perubahan
topografi lahan. Sambungan elbow 90 0 pada instalasi ini digunakan
sebanyak 1 buah.

Gambar 16. Sambungan elbow 900 pipa PVC 2”


d. Sambungan elbow 450
Sambungan elbow 450 digunakan untuk mempermudah
mengalirkan air dalam pipa yang terpengaruh oleh perubahan
topografi lahan. Sambungan elbow 45 0 pada instalasi ini digunakan
sebanyak 4 buah.

Gambar 17. Sambungan elbow 450 pipa PVC 1,5”


e. Sambungan elbow 600
Sambungan elbow 600 digunakan untuk mempermudah
mengalirkan air dalam pipa yang terpengaruh oleh perubahan
topografi lahan. Sambungan elbow 60 0 pipa PVC 1,5” pada instalasi
ini digunakan sebanyak 2 buah.
f. Sambungan lurus

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 27
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Sambungan lurus digunakan untuk menyambungkan atau


menghubungkan dua pipa PVC agar menjadi satu rangkaian lurus, hal
ini biasanya disebabkan oleh ukuran pipa yang pendek tetapi lahan
yang harus dilalui cukup panjang. Sambungan lurus pada instalasi ini
digunakan sebanyak 3 buah yang berukuran 2” dan 4 buah yang
berukuran 1,5”.

Gambar 18. Sambungan lurus pipa PVC 2”

Gambar 19. Sambungan lurus pipa PVC 1,5”


g. Katup “putar” (slide valves)
Katup dipergunakan untuk membuka dan menutup aliran air
yang mengalir di dalam pipa, biasanya ditempatkan di sisi isap dan
sisi buang. Katup pada instalasi ini digunakan sebanyak 1 buah yang
berukuran 2” dan 1 buah yang berukuran 1,5”.

Gambar 20. Katup “putar” pipa PVC


h. Lem pipa PVC
Lem pipa dipergunakan untuk merekatkan antara dua
permukaan pipa. Lem pipa PVC pada instalasi ini digunakan kurang
lebih sebanyak 4 kaleng.

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 28
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Gambar 21. Lem pipa PVC


i. Saringan (filter)
Saringan yang akan digunakan ini merupakan saringan yang
dapat bekerja optimal pada sistem saringan lapisan sedimen.
Saringan dipergunakan untuk menyaring material atau benda-benda
agar tidak masuk ke dalam pipa yang mungkin saja dapat
menghambat aliran dalam pipa. Saringan pada instalasi ini digunakan
sebanyak 1 buah.

Gambar 22.
Saringan
j. Reduser

Reduser merupakan alat yang digunakan untuk menyambungkan


atau menghubungkan dua pipa PVC yang berbeda ukuran
diameternya atau mengalami perubahan ukuran secara mendadak,
misalnya pada instalasi ini terdapat reduser pipa untuk ukuran 2”
menjadi 1,5”. Reduser pada instalasi ini digunakan sebanyak 1 buah.
k. Seng
Seng yang akan digunakan merupakan seng yang mempunyai
tipe bergelombang pada permukaannya. Seng dipergunakan sebagai
bahan untuk membuat ruang atau tempat meletakan pompa dan
perlengkapan lainnya agar tidak cepat rusak terkena perubahan
cuaca. Seng yang dipergunakan adalah seng yang mempunyai merk
dagang “Gajah” dengan ukuran panjang 90 cm dan tebal 1,2 cm.
l. Paku seng

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 29
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Paku seng dipergunakan sebagai bahan untuk membuat


ruang atau tempat meletakan pompa dan perlengkapan lainnya agar
tidak cepat rusak terkena perubahan cuaca.
m.Papan
Papan dipergunakan sebagai bahan untuk membuat ruang
atau tempat meletakan pompa dan perlengkapan lainnya agar tidak
cepat rusak terkena perubahan cuaca. Papan yang dipergunakan
adalah tipe papan / kayu galar bermerk dagang “Borneo” dan
berukuran (5 x 10) per batang.
n. Paku papan / kayu
Paku papan / kayu dipergunakan sebagai bahan untuk
membuat ruang atau tempat meletakan pompa dan perlengkapan
lainnya agar tidak cepat rusak terkena perubahan cuaca. Paku kayu
yang dipergunakan adalah paku yang berukuran panjang 5 cm.
2 Kayu Reng
Kayu reng dipergunakan sebagai bahan untuk membuat
penumpu atau penopang pipa agar tidak membebani pompa. Kayu
reng yang dipergunakan bermerk dagang “Borneo” dan berukuran (3
x 4) per batang.
Tabel 11. Rincian Rancangan Anggaran Biaya Instalasi Pompa dan Pipa
Pembuangan Air Asam Tambang
No. Alat / Bahan Jumlah Harga Satuan Jumlah
1 Pompa 1unit Rp. 1.680.000,00 Rp. 1.680.000,00
2 Pipa PVC 2” 5 batang Rp. 26.000,00 Rp. 130.000,00
3 Pipa PVC 1” 8 batang Rp. 17.000,00 Rp. 136.000,00
Sambungan elbow
4 900 1buah Rp. 5.000,00 Rp. 5.000,00
Sambungan elbow
5 450 4 buah Rp. 6.000,00 Rp. 24.000,00
Sambungan elbow
6 600 2 buah Rp. 5.500,00 Rp. 11.000,00
7 Sambungan lurus 7 buah Rp. 7.000,00 Rp. 49.000,00
8 Katup 2 buah Rp. 20.000,00 Rp. 40.000,00
9 Lem pipa PVC 4 kaleng Rp. 2.500,00 Rp. 10.000,00
10 Saringan 1buah Rp. 30.000,00 Rp. 30.000,00
11 Reduser 1 buah Rp. 8.200,00 Rp. 8.200,00
12 Seng 16 lembar Rp. 20.000,00 Rp. 320.000,00
13 Paku seng ½ kg Rp. 9.000,00 Rp. 4.500,00
14 Papan 40 buah Rp. 25.000,00 Rp. 1.000.000,00

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 30
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

15 Paku papan 1kg Rp. 7.000,00 Rp. 7.000,00


16 Kayu reng 1 batang Rp. 8.000,00 Rp. 8.000,00
17 Biaya lain-lain - - -
Biaya pemasangan - Rp. 150.000,00 Rp. 150.000,00
Biaya listrik - Rp. 150.000,00 Rp. 150.000,00
Biaya pemeliharan
@ 6 bulan - Rp. 100.000,00 Rp. 100.000,00
Jumlah pengeluaran Rp. 3.862.700,00

2.3.3. Aplikasi Instalasi Rancangan


Penggunaan atau penerapan instalasi rancangan ini bersifat
insidentil, artinya apabila terdapat genangan air yang mengganggu
aktivitas penambangan pada lokasi tambang, maka instalasi pipa dan
pompa pembuangan ini dapat digunakan secara maksimal. Apabila
ada genangan air lagi di tempat lain yang hampir sama keadaan
topografinya maka model atau bentuk instalasi seperti ini dapat
dipergunakan lagi, dan materialnya pun ada yang dapat
dipergunakan lagi dengan cara memotong atau melepas bagian-
bagian tertentu, misalnya memotong sambungan dan mengambil
pipa lurusnya saja.

BAB III
INSTALASI DAN PERAWATAN

3.1. Gambar Instalasi Pompa dan Pipa

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 31
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Gambar 23. Instalasi pompa dan pipa


Keterangan gambar :
= kolam /sump
= saringan
= pipa
= sambungan lurus
= sambungan elbow 900
= sambungan elbow 600
= sambungan elbow 450
= katup
= pompa
= reduser
= penumpu / penopang pipa
Setelah diketahui model atau gambar dari rancangan instalasi
pipa dan pompa pembuangan air asam tambang seperti gambar di atas,
maka berikut ini dapat dijelaskan atau dihitung head losses dalam
rancangan tersebut.
Diketahui : Q = 8,94 x 10-4 m3/s
Disap = 0,0508 m
Dbuang = 0,0381 m
Lisap = 17,41 m
Lbuang = 29,9 m

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 32
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Zisap = 4,83 m
Zbuang = 6,2 m
g = 9,81 m/s2
Tair sump = 300 C
µair = 0,801 x 10-6 m2/s
fbelokan 45 = 0,236
fbelokan 60 = 0,471
fbelokan 90 = 1,129
fsambungan lurus = 2,797314426 (berdasarkan tabel,
fsaringan = 0,4 gambar, dan rumus
freduser = 0,211875 terlampir)
fkatup isap = 0,091657263
fkatup buang = 0,092085052
ρisap = ρbuang = 0,04325 kgf/cm2
γisap = γbuang = 0,9957 kg/l
Ditanyakan : Htotal pompa = ... ?
Jawaban :
♦ Kecepatan Aliran
Persamaan Kontinuitas
Q=vxA
Q1 = v1 x A1 → Q2 = v2 x A2
A1 = ¼ π D12
= ¼ x 3,14 x (0,0508)2
= 0,039878 m2
A2 = ¼ π D22
= ¼ x 3,14 x (0,0381)2
= 0,0299085 m2
v1 = Q / A1 v2 = Q / A2
= 8,94 x 10-4 / 0,039878 = 8,94 x 10-4 / 0,0299085
= 0,022418376 m/s = 0,029891168 m/s
♦ Koefisien Kerugian Gesek Dalam Pipa
Bilangan Reynold

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 33
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Re = (v x D) / µ
= (0,022418376 x 0,0508) / 0,801 x 10-6
= 1421,789639 → Aliran Laminer
fgesek untuk aliran laminer : f = 64 / Re
= 64 / 1421,789639
= 0,045013691
♦ Mayor / Primer Losses
 Sisi Isap
hf = f x (L / D) x (v2 / 2g)
= 0,045013691 x (17,41 / 0,050) x (0,022418376 2 / (2 x 9,81))
= 3,95175 x 10-4 m
 Sisi Buang
hf = f x (L / D) x (v2 / 2g)
= 0,045013691 x (29,9 / 0,0381) x (0,029891168 2 / (2 x 9,81))
= 1,608709 x 10-3 m
♦ Minor / Sekunder Losses
 Sisi Isap
# Saringan
hL = f x (v2 / 2g)
= 0,4 x (0,0224183762 / (2 x 9,81))
= 1,02464 x 10-5 m
# Sambungan lurus
hL = 3 x f x (v2 / 2g)
= 3 x 2,797314426 x (0,0224183762 / (2 x 9,81))
= 2,14967 x 10-4 m
# Belokan 900
hL =4 f x (v2 / 2g)
= 1,129 x (0,0224183762 / (2 x 9,81))
= 2,89203 x 10-5 m
# Katup
hL = f x (v2 / 2g)
= 0,091657263 x (0,0224183762 / (2 x 9,81))

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 34
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

= 2,34788 x 10-6 m
 Sisi Buang
# Reduser
hL = f x (v2 / 2g)
= 0,211875 x (0,0298911682 / (2 x 9,81))
= 9,64865 x 10-6 m
# Sambungan lurus
hL = 4 x f x (v2 / 2g)
= 4 x 2,797314426 x (0,0298911682 / (2 x 9,81))
= 5,09551 x 10-4 m
# Belokan 450
hL = 4 x f x (v2 / 2g)
= 4 x 0,236 x (0,0224183762 / (2 x 9,81))
= 4,29891 x 10-5 m
# Belokan 600
hL = 2 x f x (v2 / 2g)
= 2 x 0,471 x (0,0224183762 / (2 x 9,81))
= 8,57961 x 10-5 m
# Katup
hL = f x (v2 / 2g)
= 0,092085052 x (0,0224183762 / (2 x 9,81))
= 4,19349 x 10-6 m
∑hL sisi isap = mayor / primer losses + minor / sekunder losses
= 3,95175 x 10-4 + (1,02464 x 10-5 + 2,14967 x 10-4 +
2,89203 x 10-5 + 2,34788 x 10-6)
= 6,5165658 x 10-4 m
∑hL sisi buang = mayor / primer losses + minor / sekunder losses
= 1,608709 x 10-3 + (9,64865 x 10-6 + 5,09551 x 10-4 +
4,29891 x 10-5 + 8,57961 x 10-5 + 4,19349 x 10-6)
= 2,26088734 x 10-3 m
∑hL total = ∑hL sisi isap + ∑hL sisi buang
= 6,5165658 x 10-4 + 2,26088734 x 10-3

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 35
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

= 2,91254392 x 10-3 m
Dengan menggunakan persamaan Bernoulli:
Htotal pompa = [(ρ1- ρ2) / γ ] + (z1 – z2) + [(v12 – v22) / 2g] + ∑hL total
= [(0,04325 – 0,04325) / 0,9957] + (4,83 – 6,2) + [(0,022418376 2
- 0,0298911682) / (2 x 9,81)] + 2,91254392 x 10-3
= 0 + (-1,37) + (-0,0000199235) + 2,91254392 x 10 -3
= -1,37 m
Jadi, dalam pemilihan pompa harus diperhatikan spesifikasi pompa yang
memiliki head losses lebih besar dari -1,37 m agar air dapat dipompa ke
luar dari sump.

3.2. Pemasangan Pompa dan Pipa Pada Lokasi Tambang / Sump


3.2.1. Pemasangan Pompa
Saat melaksanakan kegiatan pemasangan pompa, kita perlu
memperhatikan segala macam hal yang berkaitan dengan perletakan
/ penempatan pompa, pondasi pompa, urutan pemasangan /
perakitan, dan pemeriksaan kelurusan. Uraian terperinci dari hal-hal
tersebut, sebagai berikut.
a. Perletakan / penempatan pompa
Penempatan pompa harus memperhatikan tiga hal, yaitu :
letak pompa terhadap zat cair yang di isap, faktor lingkungan, dan
penempatan instrumentasi / peralatan dalam rangkaian, seperti yang
akan dijelaskan berikut ini.
1. Letak pompa terhadap permukaan zat cair
Pompa harus diletakan sedekat mungkin dengan tadah
isap. Posisinya harus sedemikian rupa sehingga tidak
memerlukan terlalu banyak belokan pada pipa isap. Adanya hal ini
akan dapat mengurangi kerugian head isap sehingga kesulitan
dapat diperkecil.
2. Faktor lingkungan
Pompa sebaiknya diletakan pada tempat yang terlindung
dari cahaya matahari secara langsung, hujan, dan angin. Untuk

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 36
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

memudahkan pemeliharaan dan pemeriksaan, kamar pompa


harus dijaga baik secara alamiah maupun dengan menggunakan
kipas angin.
3. Penempatan instrumentasi
Alat ukur dan instrumentasi yang lainnya harus dipasang
sedemikian rupa sehingga memudahkan apabila dilihat atau
dibaca oleh operator pompa.
b. Pondasi
Dalam merencanakan pembuatan pondasi pompa
sebelumnya perlu diperhatikan hal-hal berikut ini.
1. Kekuatan
Pondasi harus dapat sepenuhnya menyerap getaran
pompa dan penggeraknya, di samping harus dapat menahan
beratnya.
2. Landasan
Jika pompa kopel langsung dengan penggerak mula atau
digerakkan melalui roda gigi, maka semuanya harus dipasang
pada satu landasan. Apabila dipergunakan transmisi sabuk (belt),
pompa dan motor penggerak dapat mempunyai landasan yang
terpisah. Namun dalam hal ini harus dijaga agar sabuk tidak slip
atau landasan tidak miring atau bergeser karena tegangan sabuk.
3. Letak landasan terhadap balok
Jika pompa akan dipasang pada lantai lempeng (slab)
beton, maka garis sumbu landasan pompa sebaiknya diletakkan
tepat segaris di atas sumbu balok lantai. Lebih baik lagi jika
landasan pompa dapat berdiri di atas dua balok.

4. Kedataran landasan
Agar landasan dapat duduk mendatar dengan baik pada
pondasi, perlu disiapkan celah sebesar 10 sampai 30 mm antara
bidang atas pondasi dan bidang dasar landasan. Setelah

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 37
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

landasan diletakkan mendatar pada pondasi, selanjutnya celah


diisi dengan aduk (grout).
c. Urutan pemasangan
Pemasangan ompa dan motor penggerak harus dilakukan
dalam urutan yang sesuai, yaitu sebagai berikut.
1. Perletakan mesin
Pompa dan motor penggerak harus diletakkan pada pondai
sedemikian rupa sehingga sumbu poros kedua mesin tersebut
dapat menjadi segaris dan mendatar sempurna. Untuk dapat
menyetel dengan teliti, diperlukan ganjal-ganjal berbentuk baji dari
baja. Tiap pasang baji terdiri dari dua baji, yaitu baji atas dan baji
bawah. Tiap pasang baji ini diganjalkan di bawah dasar landasan
mesin di antara lubang-lubang jangkar pada pondasi.
2. Pelurusan (centering) dan penetapan
Pompa dan penggeraknya pada umumnya sudah
diluruskan di atas satu landasan oleh pabrik pembuatnya.
Meskipun demikian perangkat ini tidak boleh langsung dijalankan
setelah dipasang di tempat, karena landasan yang dipakai
umumya tidak mempunyai kekakuan yang tinggi sehingga masih
mungkin terjadi deformasi elastis. Selain itu perlu diingat bahwa
pelurusan di pabrik umumnya dilakukan di atas bidang yang
sangat rata, berbeda dengan permukaan yang ada di tempat
pemasangan di lapangan. Jika baut-baut jangkar dikencangkan
pada permukaan beton yang tidak benar-benar rata di lapangan,
maka landasan akan mengalami perubahan bentuk sehingga
sumbu poros pompa dan motor penggeraknya menjadi tidak lurus
kembali.

d. Pemeriksaan kelurusan
Setelah pompa terpasang dan dioperasikan, pemeriksaan
kelurusan masih perlu dikerjakan secara periodik. Hal ini diperlukan
karena kelurusan dapat berubah karena berbagai hal, antara lain :

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 38
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

1. Perubahan bentuk (distorsi) rumah pompa karena pemuaian


dan pengerutan pipa-pipa
2. Perubahan bentuk struktur bangunan dari tanah
Ketidaklurusan yang terjadi pada pompa sebagai akibat dari hal-hal
tersebut di atas dalam jangka waktu yang cukup panjang akan
menimbulkan keausan yang cepat pada bantalan serta getaran yang
besar pada mesin. Karena itu kelurusan harus diperiksa dan dikoreksi
dalam jangka waktu tertentu. Adapun caranya adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan kelurusan
Pemeriksaan kelurusan dengan menggunakan mistar
pelurus (centering gauge) sepanjang kurang lebih 150 mm. Sisi
mistar diimpitkan dengan keliling kedua pasang kopling.
Kemudian celah antara sisi mistar dan keliling luar kopling diukur
dengan feeler. Dari pengukuran ini dapat diketahui apakah poros
cukup lurus atau tidak.
Jika di lapangan tidak tersedia mistar pelurus dapat
digunakan penggaris dari baja yang benar-benar lurus. Sebagai
pengganti feeler, jika alat ini juga tidak ada maka dapat digunakan
kertas surat kabar (tiap lemabr kertas tebalnya 0,1 mm), yang
dimasukkan pada celah untuk menaksir jaraknya.
2. Koreksi kelurusan
Jika kelurusan berubah karena perubahan pada tanah atau
yang lainnya setelah aduk mengeras, koreksi dengan baji tidak
mungkin lagi dilakukan. Oleh karena itu koreksi harus dilakukan
dengan menyesuaikan letak kaki motor di atas landasan. Caranya
adalah dengan menambah atau mengurangi plat pengganjal
(shim) pada celah di bawah kaki motor hingga persyaratan
tercapai. Dalam hal ini letak dowel (baut pas untuk mencegah
motor bergeser) yang ada di kaki motor harus dipindahkan di
dekatnya untuk membuat lubang yang dirim. Lubang dowel yang
lama tidak boleh dipergunakan karena posisi yang baru dari kaki
motor sudah bergeser terhadap landasan.

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 39
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Selain itu dalam pembuatan ruang pompa harus


direncanakan dengan memperhatikan jalan masuk mesin, tempat dan
ruangan untuk membongkar dan memasang pompa, jalan untuk
pemeliharaan dan pemeriksaan, papan tombol, pipa-pipa, penopang
pipa, saluran pembuang air, drainase ruangan, ventilasi, penerangan,
kran pengangkat, dan lain-lain.
Jika beberapa pompa akan dipasang di dalam ruangan yang
sama perlu diperhatikan jarak antar pompa. Jarak yang terlalu besar
kurang ekonomis. Tetapi jarak yang terlalu dekat dapat menimbulkan
pusaran di tadah isap sehingga akan mengakibatkan performansi
pompa yang buruk atau menyulitkan pada waktu operasi dan
pemeliharaan. Oleh karena itu sebagai pedoman dapat diambil jarak
minimum 1,0 m atau biasanya lebih dari 1,5 m sebagai ruang bebas
di sekeliling pompa.

Gambar 24. Tata letak pompa

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 40
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Gambar 25. Tata letak pompa untuk instalasi pipa dan pompa
pembuangan air asam tambang (sump)
3.2.2. Pemasangan Pipa / Jaringan Pipa
Kapasitas pemompaan dan umur pompa sering kali
ditentukan oleh kesempurnaan pemipaan. Oleh karena itu, pemipaan
harus direncanakan untuk mendapatkan performansi pompa yang
optimal. Pemasangannya pun harus dilakukan secara benar.
Beberapa hal khusus mengenai bagian-bagian pemipaan
akan diuraikan lebih lanjut secara terperinci berikut ini.
a. Pipa isap
Pipa ini memerlukan penanganan tertentu untuk memberikan
performansi yang baik pada instalasi pompa, seperti diuraikan di
bawah ini :
1. Pencegahan kebocoran
Penanganan khusus perlu dilakukan terhadap
kemungkinan masuknya udara ke dalam pipa isap. Hal ini tidak
mudah dideteksi, bila memungkinkan penggunaan pipa ulir harus
dihindari dan sebagai gantinya dipakai pipa berflens.
2. Pencegahan kantong udara
Dalam hal pipa beroperasi mengisap zat cair, pipa isap
harus dipasang dengan cara sedemikian rupa sehingga pipa akan

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 41
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

mempunyai arah menurun dari pompa ke tadah isap dengan


kemiringan 1/50 sampai 1/200. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari terbentuknya kantong udara.

Gambar 26. Contoh pemasangan pipa isap


3. Pemasangan saringan
Untuk mencegah benda-benda asing dan sampah terisap
ke dalam pompa. Oleh karena itu, pipa harus dipasang saringan /
filter.
4. Kedalaman ujung pipa
Ujung pipa isap harus dibenamkan di bawah muka zat cair
dengan kedalaman tertentu untuk mencegah terisapnya udara
dari permukaan. Kedalaman ini harus cukup meskipun permukaan
zat cair di dalam tadah isap turun sampai batas minimum.
5. Rantai penarik katup
Katup sering kali mendapat gangguan karena rusak atau
karena ada benda asing tersangkut pada dudukan katup. Untuk
mengatasi hal ini, dapat dipakai katup isap yang dilengkapi
dengan rantai penarik katup. Di sebelah atas, rantai ini
disangkutkan pada dudukan pipa isap.
6. Katup sorong
Pipa isap yang bekerja dengan isapan pada waktu
memasukkan zat cair tidak boleh dilengkapi dengan katup sorong.
Hal ini akan menimbulkan kebocoran udara atau menjadi kantong
udara. Dalam hal pemasukan dengan dorongan, katup sorong

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 42
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

diperlukan pada waktu pompa harus dilepas atau diperiksa.


Namun pemasangan katup ini harus dilakukan dengan cara yang
benar yaitu menempatkan pemutarnya di bawah atau di samping,
hal ini perlu untuk menghindari kantong udara. Katup ini harus
selalu dalam keadaan terbuka penuh kecuali pada waktu pompa
diperiksa atau dilepas.
7. Reduser dan belokan
Bila memakai reduser, untuk menyambung pipa isap yang
diameternya lebih besar daripada diameter lubang isap pompa
maka harus dipakai reduser jenis eksentrik. Hal ini dimaksudkan
untuk menghindari kantong udara.
Bila diperlukan belokan, jumlahnya harus diusahakan
sedikit mungkin dengan sudut belokan sekecil mungkin. Belokan
ini harus diletakkan sejauh mungkin dari pompa.

Gambar 27. Penyimpangan aliran dan cara mencegahnya


8. Pipa isap bersama
Penggunaan pipa isap bersama untuk pompa-pompa yang
dipasang paralel sama sekali tidak dibenarkan. Pipa semacam ini
akan menimbulkan kantong udara jika ada pompa paralel tersebut
tidak dioperasikan. Melalui paking tekan pompa ini, udara dapat
terisap masuk ke dalam pipa isap bersama sehingga mengganggu
kerja pompa-pompa yang lain. Jadi untuk pompa paralel
sebaiknya digunakan pipa isap individual.
b. Pipa keluar
Di bawah ini akan diberikan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam perencanaandan pemasangan pipa keluar, yaitu :

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 43
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

1. Diameter pipa dan kecepatan aliran


Diameter pipa harus ditentukan berdasarkan kecepatan
aliran di dalam pipa dan tidak perlu sama dengan diameter lubang
keluar pompa.
2. Pencegahan kantong udara
Kantong udara juga merugikan pada sisi keluar karena
dapat menimbulkan benturan air (water hammer). Untuk
mencegahnya dapat digunakan katup laluan udara (air vent valve)
yang dipasang pada bagian pipa yang melengkung ke atas. Katup
ini akan mengeluarkan udara yang terjebak dibagian atas
lengkungan pipa tersebut.
3. Pengamanan tekanan perapat
Beberapa sistem pompa mengeluarkan zat cair di ujung
pipa keluar pada ketinggian permukaan yang lebih rendah
daripada ketinggian sumbu pompa. Hal yang demikian ini dapat
menimbulkan tekanan negatif di dalam pompa sehingga udara
dapat terisap masuk melalui paking tekan pada poros.
4. Tinggi pipa sifon
Bila pipa keluar berbentuk sifon, maka titik tertinggi sifon
tersebut diukur dari permukaan zat cair di tadah isap tidak
melebihi head tertutup (shut off head) pompa. Jika head tertutup
ini dilebihi, maka pompa tidak akan mengalirkan zat cair pada
awal kerjanya.

Gambar 28. Pipa sifon

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 44
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Gambar 29. Petunjuk pemasangan pompa


3.2.3. Perawatan Instalasi
3.2.3.1. Perawatan Berkala
Pemakaian pompa secara terus-menerus perlu
diimbangi dengan perawatan yang secara berkala, agar
kinerja pompa dan pipa dapat maksimal. Pengecekan
terhadap hamparan pipa perlu dilakukan, sehingga kita dapat
mengetahui apakah terdapat kebocoran atau hal-hal lain yang
menyebabkan terhambatnya kinerja pompa. Apabila terdapat
kebocoran sebaiknya segera dilakukan penggantian pipa.
Pemeriksaan pompa dan pipa dapat dilakukan secara berkala
baik itu pemeriksaan harian, bulanan, maupun tahunan.
Dalam uraian ini akan dibahas segi pengelolaan
operasi maupun pemeliharaan pompa. Di sini akan
dikemukakan segi teknisnya saja, di samping sedikit segi
administratif.
1. Kartu kendali
Bila operasi normal pompa sudah dimulai, perlu
disediakan kartu pemeriksaan untuk setiap pompa.
Pemeriksaan dilakukan secara periodik sesuai dengan
ketentuan yang tercantum di dalam kartu ini.
Setiap kartu kendali harus berisi catatan mengenai
spesifikasi pompa, nama pabrik, hasil pemeriksaan pada
masa uji coba, serta pemeriksaan periodik yang dilakukan
selanjutnya. Contoh kartu kendali seperti di bawah ini.

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 45
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Tabel 12. Contoh Kartu Kendali

2. Butir dan jangka waktu pemeriksaan


Butir atau bagian yang perlu diperiksa beserta jangka
waktunya perlu ditentukan lebih dahulu. Ketentuan ini
selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk melaksanakan
pemeriksaan rutin. Atas dasar petunjuk ini kondisi mesin pada
saat pemeriksaan dibandingkan dengan harga-harga standar
yang diperoleh dari pemeriksaan-pemeriksaan sebelumnya.
Adapun frekuensi pemeriksaan seperti diuraikan
berikut ini.
a. Pemeriksaan harian
Hal-hal yang perlu diperiksa setiap hari adalah
sebagai berikut.
1. Temperatur permukaan rumah bantalan dan rumah
pompa : dapat dirasakan dengan tangan.
2. Tekanan isap dan tekanan keluar : penunjukan
manometer dan vakummeter harus dibaca.
3. Kebocoran dari kotak paking : diamati secara visuil.
4. Arus listrik : dibaca pada ampermeter.

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 46
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

5. Jumlah minyak pelumas di dalam rumah bantalan dan


perputaran cincin minyak : dirasakan dengan tangan,
dilihat, dan didengarkan.
b. Pemeriksaan bulanan
Setiap bulan tahanan isolasi pada motor pompa
benam harus diperiksa. Besarnya tahanan tidak boleh
kurang dari 1 MΩ.
c. Pemeriksaan tiga bulanan
Setiap tiga bulan diadakan pemeriksaan atau
penggantian berikut.
1. Penggantian minyak di dalam rumah bantalan.
2. Pemeriksaan gemuk : gemuk harus diganti jika
memburuk.
d. Pemeriksaan enam bulanan
Setiap enam bulan diadakan pemeriksaan berikut.
1 Pemeriksaan paking tekan dan selubung poros : jika
pada selubung poros terlihat alur-alur dalam karena
keausan, paking dan selubung poros harus diganti.
2. Keadaan kopling kaku antara poros pompa dan poros
motor : jika kelurusan banyak menyimpang dari harga
yang ditentukan pada waktu pompa dipasang, harus
dilakukan pelurusan kembali.
e. Pemeriksaan lima tahunan
Hal-hal yang diperiksa di sini, yaitu :
1. Keausan pada bagian-bagian yang berputar, terutama
besarnya celah pada cincin perapat (wearing ring).
2. Korosi di dalam rumah pompa.
3. Keadaan katup-katup dangan bagian yang bergerak
seperti katup cegah dan katup isap.
4. Kelurusan poros : harus dilakukan pelurusan kembali
setelah pompa dibongkar dan dipasang.

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 47
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

5. Tahanan isolasi motor benam : ukur kembali setelah


pembongkaran dan pemasangan kembali.
Meskipun jangka waktu pemeriksaan dapat bervariasi
tergantung pada jenis zat cair yang dipompa, laju aliran,
tingkat kepentingan pompa, dll., namun dapat dianjurkan
untuk mengadakan pemeriksaan menyeluruh (overhaul) yang
pertama dalam jangka satu tahun setelah pompa mulai
dipergunakan. Adapun jangka waktu pemeriksaan periodik
selanjutnya dapat ditetapkan berdasarkan hasil pemeriksaan
menyeluruh yang pertama.
3. Log operasi
Jika keadaan operasi tiap hari diamati dan dicatat,
setiap keadaan yang tidak normal mudah ditemukan sehingga
dapat segera diatasi. Juga setelah pompa beroperasi untuk
jangka waktu lama, jika tidak ada perbedaan dibandingkan
dengan keadaan pada awal operasinya, maka dapat
disimpulkan bahwa keausan di dalam pompa sangat kecil.
Dengan demikian overhaul tidak perlu dilakukan.
Tabel 13. Contoh Log Operasi Pompa

4. Penyediaan suku cadang


Macam dan jumlah suku cadang yang diperlukan
untuk pemiliharaan tergantung pada jenis pompa, jenis zat cair
yang dipompa, keadaan operasi, dan derajat kepentingan

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 48
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

pompa. Namun pada umumnya suku cadang yang perlu


disediakan dapat diuraikan seperti berikut ini.
a. Bagian yang perlu diganti pada setiap overhaul.
1. Paking tekan.
Paking dari tali kapas dengan grafit yang banyak
tersedia di pasaran kadang-kadang tidak dipandang
sebagai suku cadang yang perlu ada dalam simpanan
selama mudah didapat. Namun paking dari bahan
setengah logarn yang dicetak harus tersedia sebagai
suku cadang dalam simpanan.
2. Paking karet bulat dan paking gasket.
3. Minyak elumas.
Meskipun minyak bukan suku cadang namun
perlu ada persediaan minyak as dan gemuk sesuai
dengan yang dianjurkan oleh pabrik pompa. Juga sil
minyak perlu disediakan sebagai suku cadang.
b. Bagian yang harus segera diganti setiap ada kebocoran
Perapat mekanis yang bocor harus segera diganti.
Karena itu perapat mekanis harus selalu tersedia sebagai
suku cadang lengkap dengan gasket yang diperlukan.
c. Bagian-bagian yang harus diganti karena aus
1. Selubung poros.
Selubung poros yang melindungi poros terhadap
gesekan dengan paking di dalam rumah paking, sangat
mudah aus.
Jika keausan yang terjadi melebihi 2 mm pada
keliling luarnya, selubung harus diganti.
2. Cincin perapat dan bus.
Berbagai cincin perapat (wearing ring) dan bus
dengan celah sempit banyak dipakai di dalam pompa.
Jika bus ini aus, celah menjadi besar dan kebocoran di
dalam pompa akan membesar pula. Hal ini akan

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 49
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

menurunkan performansi pompa. Jika selisih diameter


cincin perapat atau bus yang membentuk celah tersebut
sudah lebih dari 1 mm, cincin atau bus harus diganti
untuk memulihkan performansi pompa.
3. Cakram pengimbang dan dudukan.
Karena keausan pada bagian ini dapat diukur
dari pergeseran tanda pada ujung poros maka suku
cadang penggantinya dapat dipersiapkan sebelum
overhaul dilakukan, sekiranya keausan yang ada
melebihi ketentuan pabrik.
4. Impeler dan pasak.
Jika celah pada cincin perapat membesar
menjadi lebih dari 0,5 mm karena aus, atau jika ujung
sudu banyak termakan kavitasi, maka impeler lebih baik
diganti. Juga jika pada alur pasak ditemukan retakan,
atau jika diameter dalam atau alur pasak sudah
membesar karena korosi, impeler sebaiknya diganti
baru. Pasak impeler liarus disediakan sebagai suku
cadang juga sebab pasak ini sering menjadi sangat tipis
karena korosi.
5. Poros.
Karena efek galvanik, bagian poros yang
bersinggungan dengan naf (hub) impeler dapat menjadi
kasar dan mengecil karena berkarat.
d. Bagian-bagian yang harus diganti jika terjadi bunyi dan
getaran yang tidak normal.
1. Bantalan bola dan bantalan rol serta bus bantalan.
2. Kopling flens luwes.
Jika bus karet sudah aus sehingga celah menjadi
sangat besar, atau jika baut bengkok, maka bus karet
dan baut harus diganti.

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 50
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

3.2.3.2. Perawatan Inspeksi


Pompa yang baru selesai dipasang atau yang
sudah lama tidak dipakai, harus terlebih dahulu diperiksa
sebelum dijalankan. Adapun prosedur pemeriksaannya adalah
sebagai berikut.
1. Pembersihan tadah isap dan pipa isap
Jika selama pembangunan instalasi ada benda asing,
kotoran atau sampah yang masuk ke dalam pipa isap atau
tadah isap, maka pompa akan mengalami gangguan yang
serius. Karena itu pompa harus diperiksa sebelum diuji coba
dan benda-benda yang dapat mengganggu dan merusak
harus disingkirkan. Perhatian khusus perlu diberikan kepada
pompa yang menggunakan perapat mekanis. Dalam beberapa
kasus tertentu, paking tekan harus dipakai lebih dahulu di
dalam kotak paking pompa dan kemudian setelah air di dalam
pompa benar-benar bersih, perapat mekanis dipasang.
2. Pemeriksaan sistem listrik
Ketepatan kapasitas pemutus sirkit, harga preset rele
arus lebih, dan ukuran serta sambungan kabel harus
diyakinkan. Untuk motor, terutama motor benam, tahanan
isolasinya harus diukur dan dipastikan bahwa harganya sesuai
dengan jaminan dari pabriknya.
3. Pemeriksaan kelurusan
Kelurusan poros pompa dan motor harus diperiksa
dengan cara dan standar. Jika ada penyimpangan, harus
dikoreksi lebih dahuiu.
4. Pemeriksaan minyak pelumas bantalan
Gemuk dan minyak untuk bantalan harus diperiksa
kebersihan dan jumlahnya.
5. Pemeriksaan dengan memutar poros
Poros harus dapat berputar dengan halus jika diputar
dengan tangan.

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 51
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

6. Pemeriksaan pipa alat pembantu


Semua katup pada sistem pipa pembantu seperti
pipa pendingin, pipa perapat untuk perapat mekanis, dan pipa
pengimbang, harus terbuka penuh. Jumlah dan tekanan air
pendingin dan air pelumas harus sesuai dengan persyaratan
yang ditetapkan.
7. Pemeriksaan katup sorong pada pipa isap
Katup sorong yang dipasang di tengah pipa isap
(pada sistem isapan dengan dorongan) harus dipastikan
dalam keadaan terbuka penuh.
8. Memancing
Pompa harus dipancing dengan mengisi penuh
pompa dan pipa isap dengan zat cair.
9. Pemanasan / pendinginan awal
Untuk pompa bertemperatur tinggi (atau pompa
bertemperatur rendah), zat cair dengan temperatur tinggi (atau
rendah) harus secara berangsur-angsur dimasukkan ke dalam
pompa untuk pemanasan (atau pendinginan) awal sebelum
pompa dijalankan. Dalam hal ini, temperatur awal pompa tidak
boleh berbeda lebih dari 25°C dengan temperatur kerjanya
setelah pompa beroperasi normal. Jika pemanasan
(pendinginan) awal ini kurang, pompa dapat macet atau
bergesek pada celah-celah sempit antara bagian yang diam
dan yang berputar.
10. Pemeriksaan arah putaran
Pemeriksaan arah putaran biasanya dilakukan
dengan terlebih dahulu melepas kopling atau sabuk yang
menghubungkan pompa dan motor penggerak. Motor
dihidupkan sendiri dan diperiksa putarannya. Namun untuk
pompa-pompa kecil pemeriksaan putaran dapat dilakukan
dengan menghidupkan pompa selama satu detik tanpa
melepas koplingnya.

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 52
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

Pada pompa benam, untuk pemeriksaan putaran


dapat digunakan kabel sementara. Katup keluar dibuka sedikit
dan pompa dijalankan untuk waktu singkat dalam salah satu
arah putaran dan manometer yang dipasang pada belokan
dibaca. Kemudian terminal motor diubah untuk memutar
pompa dalam arah yang berlawanan. Manometer dibaca dan
dibandingkan dengan penunjukan pada arah putaran yang
terdahulu. Tekanan yang lebih tinggi menunjukkan arah
putaran yang benar.
11. Penanganan katup keluar pada waktu start
Pada waktu strat, katup sorong pada pipa keluar
harus dalam keadaan terbuka penuh atau tertutup penuh,
tergantung pada jenis pompa yang dipergunakan sebagai
berikut.
a. Pompa sentrifugal: tertutup penuh.
b. Pompa aliran campur : biasanya tertutup penuh.
c. Pompa aliran aksial: terbuka penuh.
d. Pompa benam: katup keluar dibuka sedikit untuk
mengeluarkan udara yang terperangkap di dalam pipa
kolom.
Setelah pompa sentrifugal distart dengan cara di
atas, katupnya lalu dibuka pelan-pelan dan penunjukan
manometer diamati terus sampai menunjukkan tekanan
normal sebagaimana dinyatakan dalam spesifikasi pompa.
Operasi dalam keadaan katup tertutup tidak boleh
berlangsung terlalu lama karena zat cair di dalam pompa akan
menjadi panas sehingga dapat menimbulkan berbagai
kesulitan. Dalam keadaan katup tertutup pompa tidak boleh
dijalankan lebih dari 5 menit.
Untuk penanganan pompa yang tidak dipakai dalam
jangka waktu lama, maka dapat dilakukan hal-hal berikut.

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 53
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

1. Jika pompa tidak akan dioperasikan dalam jangka waktu


lama, zat cair di dalam pompa harus dibuang dan pompa
dikeringkan.
2. Permukaan-permukaan yang difinis pada bantalan, poros,
penekan paking, dan kopling, harus dilumuri minyak atau
zat pencegah karat untuk menahan korosi.

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 54
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan pembuatan rancangan instalasi pipa dan
pompa pembuangan air asam tambang seperti di atas, akhirnya kita dapat
menarik beberapa kesimpulan, yaitu :
1. Pembuatan rancangan instalasi pipa dan pompa dilakukan dengan
tujuan untuk membuang air asam tambang yang tergenang pada
wilayah penambangan, dimana apabila tidak dibuang akan
mengganggu aktivitas penambangan di tempat tersebut.
2. Pembuatan rancangan instalasi pipa dan pompa di wilayah
penambangan harus terlebih dahulu meninjau dan memperhatikan
beragam aspek yang akan mempengaruhinya, seperti : aspek
topografi, aspek hidrologi, aspek hidrolika, dan aspek perancangan.
3. Dalam aspek topografi kita harus memperhatikan keadaan wilayah di
daerah tersebut, seperti : relief permukaan, kontur tanah, dan elevasi.
Dengan memperhatikan aspek topografi ini, selanjutnya kita dapat
menentukan arah pembuangan dan jalur pipa yang akan dipasang.
4. Dalam aspek hidrologi kita harus memperhatikan curah hujan dan debit
air pada daerah / sekitar lokasi tambang tersebut. Curah hujan sangat
mempengaruhi banyak atau sedikitnya genangan pada lubang bukaan
tambang, sehingga selanjutnya kita dapat menentukan debit air yang
menggenang di lubang bukaan tersebut.
5. Jenis saluran dapat dibagi menjadi dua, yaitu saluran terbuka dan
saluran tertutup. Dalam instalasi pipa dan pompa pembuangan air
asam tambang di Kampung Baru, Kelurahan Batuampar ini
menggunakan jenis saluran tertutup (melewati rangkaian pipa) karena
debit air tidak terlalu banyak sehingga cukup efisien apabila
menggunakan jenis saluran ini.

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 55
Tugas Mata Kuliah Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida
Program Studi S1 Teknik Pertambangan-Fakultas Teknik Unlam

6. Aspek perancangan salah satunya meliputi pemilihan peralatan atau


mesin-mesin fluida dan perlengkapan lainnya yang harus disesuaikan
dengan keadaan daerah yang akan dipasang instalasi pipa dan pompa
tersebut.
7. Dalam hal pemasangan kita harus benar-benar tepat
memperhitungkan dan meletakan segala macam instrumen dalam
instalasi agar kinerja instalasi tersebut nantinya bisa semaksimal
mungkin. Demikian pula halnya dengan perawatan yang juga sangat
penting dalam menjaga instalasi yang sudah terpasang agar bisa tetap
berfungsi dengan baik. Agar instalasi tersebut dapat terus bekerja
secara maksimal, maka instalasi tersebut perlu adanya perawatan
berkala dan perawatan inspeksi.

4.2. Saran
Dalam perancangan instalasi pipa dan pompa pembuangan air
asam tambang hendaknya dibuat dengan mempertimbangkan beberapa
faktor, salah satunya faktor ekonomi sehingga instalasi tersebut harus
dibuat dengan pertimbangan biaya yang seefisien mungkin tanpa
mengorbankan faktor kualitas yang tentunya juga harus tetap terjamin.
Perawatan instalasi pipa dan pompa juga dapat lebih dimaksimalkan lagi
agar kinerja instalasi tersebut dapat terus meningkat.

Moch. Irwan Sofyan (H1C106083)® Pengetahuan Teknik dan Mesin Fluida @ 2008 56

Potrebbero piacerti anche