Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
SASARAN i
I. Dasar-Dasar Hidrolik 1
I.1 Penggunaan Cairan Dalam Sistem Hidrolik 1
I.2 Hukum Pascal 2
I.2.1 Formulasi Pascal 3
I.2.2 Keuntungan Mekanis 5
I.3 Orifice 6
I.3.1 Oil Flow ke Tangki di Blok 7
I.3.2 Type Dasar Circuit 8
1
II.2.1.2 Vane Pumps 24
A. Vanes 25
B. Flex Plates 25
C. Vane Pump Operation 26
D. Balanced Vane Pump 27
E. Variable Vane Pump 28
II.2.1.3 Piston Pumps 28
A. Straight Housing Axial Piston Pump 29
B. Radial Piston Pump 31
II. 2.2 Non-Positive Displacement Pump 34
II.2.2.1 Centrifugal Impeller Pump 34
II.3 VALVE 35
II.3.1 Pressure Control Valve 35
II.3.1.1 Relief Valve 36
A. Simple Relief Valve 36
B. Pilot operated Relief valve, CLOSE Position 37
II.3.1.2 Sequence Valve 41
II.3.1.3 Pressure Reducing Valve 43
II.3.1.4 Pressure Differential Valve 45
II.3.2 Directional Control Valve 48
II.3.2.1 Spool Valve 48
II.3.2.2 Rotary Valve 54
II.3.2.3 Check Valve 55
II.3.2.4 Pilot Operated Check Valve 56
II.3.2.5 Make-up Valve 59
II.3.2.6 Solenoid Actuated Control Control Valve 60
A. Air gap Solenoid 60
B. Wet Armature Solenoid 61
III. I S O SYMBOL 67
III.1 Introduction 68
2
III.1.1. Pandangan Umum 68
III.1.2. Ruang Lingkup dan Tujuan 69
III.2. Aturan-aturan Symbol 69
III.3 Konduktor, Fluid 72
III.4 Penyimpan Energi dan Penyimpan Fluida 74
III.5 Fluid Conditioner 75
III.6 Cylinder 76
III.7 Controls 77
3
Hydraulic
Objectives:
4
Hydraulic
I. Dasar-Dasar Hidrolik
Sistem hidrolik mempunyai peran sangat penting dalam operasi alat
berat. Prinsip-prinsip dasar hidrolik digunakan ketika merancang dan
mengoperasikan sistem hidrolik untuk implement, sistem steering, sistem
brake, dan sistem power train. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, tidak
terlepas dari peralatan yang memanfaatkan prinsip-prinsip dasar hidrolik,
misalnya: dongkrak dll.
Prinsip-prinsip hidrolik berlaku ketika menggunakan cairan yang
bertekanan untuk melakukan kerja. Untuk itu ada beberapa hukum yang harus
dipahami dan akan dijelaskan pada pembahasan berikut.
2
Zat cair meneruskan tekanan ke semua arah (lihat gambar 1), zat
cair akan mengikuti bentuk dari wadah. Zat cair mengalir ke segala
arah melalui pipa-pipa dan hose dalam berbagai ukuran dan bentuk.
Gb. 1.2 Zat Cair Tidak Bisa Dimampatkan
Dibandingkan dengan zat lain sebagai contoh gas, jika ditekan gas
mempunyai ruangan yang lebih kecil dan displacement-nya menjadi berkurang.
Itulah sebabnya zat cair (cairan) sangat cocok digunakan dalam sistem hidrolik.
6
Gb. 1.4 Hukum Pascal
Contoh soal
Seperti contoh yang terdapat pada gambar di atas, 500 Pound gaya yang
bekerja pada piston kecil dengan jari-jari 2 inchi, menghasilkan tekanan
sebesar 40 Pound per Square Inch (Psi). Tekanan yang sama akan mampu
mendukung piston besar dengan jari-jari 3 inchi dengan berat beban 1130
Pound. Dengan rumus yang sederhana berdasarkan hukum Pascal, dapat
dijelaskan hubungan antara gaya (Force), Tekanan (Pressure) dan Luas
penampang (Area).
Pressure (Tekanan), adalah gaya yang bekerja pada setiap satuan luas
penampang. Pressure biasanya dinyatakan dalam:
7
Pounds per Square Inch (Psi)
Kilogram per Centimeter Persegi (Kg/Cm²)
KiloPascal (Kpa)
8
Dengan demikian besar gaya yang bisa ditopang oleh piston yang besar adalah:
F=PA
P = 40 psi
9
Pressure = Force
Area
Jawaban:
Load pada cylinder 1 adalah 250 lbs, load pada cylinder 3 adalah 150
lbs, sedangkan Area pada piston nomor 4 adalah 2 in².
I.3 Orifice
Berbicara masalah hidrolik, hal yang umum dipakai adalah istilah “ Pump
Pressure” (Tekanan Pompa). Tetapi perlu diingat bahwa pompa tidak
menghasilkan pressure. Pompa hanya menghasilkan ‘Flow’ (aliran
fluida/oli). Jika flow-nya dihambat, maka akan timbul pressure.
Pada gambar 7.a pump flow yang melalui pipa adalah 1 GPM (Gallon Per
Minute). Pada gambar tersebut, tidak ada hambatan untuk mengalir melalui
pipe. Oleh sebab itu pembacaan pressure adalah 0 (zero) untuk kedua gauge.
10
Gb. 1.7a Tanpa Orifice dan Gb. 1.7b Ada Orifice
Orifice menimbulkan hambatan terhadap pump flow. Pada saat oli
mengalir melalui sebuah orifice, maka akan timbul pressure pada sisi up stream
dari sebuah orifice (pressure yang diukur pada ruangan sebelum orifice.
Pada gambar 8.b, ada sebuah orifice di dalam pipa di antara kedua gauge.
Gauge pada sisi up stream dari orifice menunjukkan bahwa pressure 207 kPa
(30 psi) diperlukan untuk mengirim flow sebesar 1 GPM melalui sebuah orifice.
Tidak ada hambatan pada oli untuk mengalir setelah orifice. Itu sebabnya
gauge pada sisi down stream (ruangan setelah orifice) menunjukan 0 (zero)
kPa/psi.
Pada saat ujung dari pipa output-nya di plugged (blok), maka oil flow
yang menuju ke tangki juga di-blok. Positive displacement pump akan terus
memompa oli pada 1 GPM dan mengisi pipa-pipa saluran. Pada saat pipa-pipa-
nya terisi, hambatan terhadap flow yang mengalir ke pipa akan menghasilkan
pressure. Pressure yang ditimbulkan sama dengan Hukum Pascal yang
menyatakan bahwa ‘pressure yang bekerja pada suatu ruangan zat cair akan
11
diteruskan ke segala arah sama besar untuk masing-masing unit area yang
sama’. Nilai pressure dari kedua gauge adalah sama.
Pressure akan terus naik sampai pump flow di alihkan ke circuit yang lain
atau ke tangki. Hal semacam ini biasanya dilakukan oleh relief valve.
Jika total pump flow tidak dialihkan ke circuit yang lain, pressure di
dalam sistem akan terus naik dan menyebabkan kerusakan sistem tersebut
(meledak/jebol).
12
Dalam sebuah sistem dengan circuit parallel, pump oil akan mempunyai
prioritas untuk mengalir melalui resistance yang paling kecil lebih dahulu.
Pada gambar di bawah pompa men-supply oli ke tiga circuit parallel. Circuit
tiga mendapatkan prioritas yang paling rendah. Circuit satu mendapatkan
Pada saat oil flow mengisi saluran di sebelah kiri dari ke-tiga valve, pump oil
pressure naik ke 207 kPa (30 psi). Pump oil pressure akan membuka valve
pada pada circuit satu dan oli akan mengalir melaluinya.
Pada saat circuit satu sudah terisi, pump oil pressure mulai naik. Pump oil
pressure naik sampai 414 kPa (60 psi) dan membuka valve pada circuit dua.
Pump oil pressure tidak dapat terus naik sampai circuit dua ter-isi penuh.
Pump oil pressure harus melebihi 620 kPa (90 psi) untuk membuka valve
pada circuit tiga.
Harus ada sistem relief valve di salah satu circuit atau di pompa untuk
membatasi maksimum pressure di dalam sistem.
13
Hydraulic
Oil tank harus cukup kuat, punya kapasitas yang cukup dan bisa
memisahkan kotoran-kotoran. Hydraulic oil tank biasanya tertutup, tetapi tidak
selalu.
Komponen oil tank seperti terlihat pada gambar di atas:
Fill Cap, menjaga kotoran masuk lewat lubang yang dipakai untuk
mengisi dan menambahkan oli ke dalam tangki serta
menjaga/menutup pressurizes tank.
Sight glass, digunakan untuk meng-check level/permukaan dari oli.
Level oli seharusnya di-check saat oli masih dalam keadaan dingin.
Level oli akan benar bila permukaanya di tengah-tengah sight glass.
14
Supply dan Return Lines, Supply lines (hose menuju pompa)
memungkinkan oli mengalir dari tangki ke sistem. Return lines (saluran
kembali) memungkinkan oli mengalir dari sistem ke tangki.
Drain, terletak di bagian bawah tangki. Drain (saluran pembuangan)
digunakan untuk membuang oli lama dari tangki. Saluran drain juga
memungkinkan air dan endapan lain dalam oli dibuang.
15
membiarkan uadara masuk ke dalam tangki bilamana tank pressure drop
sampai 3,45 kPa (.5 psi).
Pada saat pressure di dalam tangki mencapai vaccum relief valve pressure
setting, maka valve akan membuka dan mengeluarkan udara yang terjebak
ke luar (atmosphere). Vaccum relief valve pressure setting bisa bervariasi
antara 70 kPa (10 psi) sampai 207 kPa (30 psi).
B. Vented Tank
16
Gambar 2.3 menunjukkan Vented tank atau Non-Pressurized tank. Tangki ini
berbeda dengan pressurized tank, dimana pada vented tank mempunyai
breather (lubang pernapasan). Breather memungkinkan udara keluar masuk
dengan bebas. Atmospheric pressure di atas oli menekan oli keluar dari
tangki menuju ke sistem. Breather mempunyai screen yang mencegah
kotoran masuk ke dalam tangki.
17
Transmitting power Lubricating
Sealing Cooling
Cleaning
B. Lubricating (Melumasi)
Hydraulic fluid (oil) harus bisa melumasi komponen-komponen yang
bergerak dalam sebuah hidrolik sistem. Komponen-komponen yang berputar
atau meluncur harus bisa berfungsi dengan baik tanpa harus bersentuhan
dengan komponen yang lain. Hydraulic oil harus bisa mempertahankan oil
film di antara dua permukaan untuk mencegah gesekan, panas dan
keausan.
18
C. Sealing (Menutupi)
Banyak komponen-komponen hidrolik di-design dengan menggunakan
hydraulic oil dari pada mekanikal seal dalam komponen. Viskositas
(kekentalan) dari oil akan membantu menentukan kemampuannya untuk
melapisi.
D. Cooling
Hidrolik sistem menghasilkan panas bila sedang mengubah mekanikal energi
ke hidrolik energi atau sebaliknya.
Pada saat oil bergerak melalui sistem, panas akan merambat dari
komponen-komponen yang lebih hangat ke cooler. Oil akan memberikan
panas tersebut ke reservoir atau cooler yang telah di-design untuk menjaga
oil temperature tidak melebihi batas.
E. Cleaning
Fungsi lain dari oil adalah membersihkan. Meskipun pada hidrolik tank sudah
ada screen, bukan tidak mungkin kotoran debu akan masuk ke dalam
sistem. Kotoran-kotoran ini akan dibawa oleh oil menuju ke tangki yang
kemudian akan ditangkap oleh filter yang ada di dalam tangki.
19
Viskositas zat cair dipengaruhi oleh temperature. Bilamana zat cair
menjadi lebih panas, maka viskositasnya akan menjadi lebih rendah. Begitu
juga bilamana zat cair-nya menjadi lebih dingin, maka viskositasnya akan naik.
Contoh yang sangat mudah adalah minyak sayur dimana viskositas akan
berubah bila temperature-nya berubah. Bila minyak sayur ada dalam kondisi
dingin, maka dia akan terasa kental dan lambat untuk dituangkan. Setelah
dipanaskan, maka minyak tersebut akan menjadi lebih encer dan mudah
dengan cepat dituangkan.
20
Ada tiga macam fluida tahan api: Water-glycol, water oil emulsion dan
synthetic.
Water-glycol fluid, berisi 35% sampai 50% air ( water inhibit
burning), glycol (synthetic chemical hampir menyerupai antifreeze)
dan water thickener. Additive ditambahkan ke dalam fluida untuk
memperbaiki lubrikasi dan untuk mencegah karat, korosi dan berbuih.
Water-glycol fluid lebih berat dibanding dengan oil dan bisa
menyebabkan pump cavitation pada kecepatan tinggi. Fluida ini bisa
bereaksi dengan metal tertentu dan seal dan tidak bisa
digunakan/dicampur dengan beberapa tipe cat.
Water oil emulsion, paling mahal dari semua fluida tahan api.
Jumlah yang sama dari air (40%) juga dipakai sebagaimana pada
water-glycol untuk mencegah pembakaran. Water-oil digunakan
dalam hidrolik oil system pada umumnya. Additive bisa ditambahkan
untuk mencegah karat dan buih.
21
Hidrolik oil tidak pernah aus. Digunakannya filter untuk menya ring
partikel-partikel dan bahan kimia akan sangat berguna bagi umur dari oil. Akan
tetapi, pada akhirnya oil akan menjadi terkontaminasi, dan itu harus diganti.
Pada machine-machine konstruksi, oil diganti secara teratur pada interval waktu
yang ditentukan.
Kontaminasi di dalam oil juga bisa digunakan sebagai indikator dari
keausan yang tinggi dan masalah-masalah lain yang akan muncul. Salah satu
program yang menggunakan oil yang sudah terkontaminasi sebagai sumber
informasinya adalah Caterpillar Schedule Oil Sampling Program (SOS)
22
ke pump outlet chamber. Volume dari chamber akan mengecil saat chamber
tersebut mendekati outlet. Hal ini akan memperkecil ukuran chamber dan
mendorong oil keluar melalui outlet passage. Pompa hanya menghasilkan flow
(gallon per menit, liter per menit, cubic centimeter per revolution, dll) yang
23
Positive displacement pump mempunyai clearance diantara komponen-
komponen-nya lebih kecil. Ini akan mengurangi kebocoran dan menghasilkan
efficiency yang lebih baik saat digunakan pada high pressure hydraulic system.
Output flow pada positive displacement pump pada dasarnya sama untuk setiap
putaran pompa. Positive displacement pump dikelompokkan menjadi dua
berdasarkan kontrol output dan konstruksi pompa.
1 2 3 4 8
5
6
1
9 1
1
0
24
maksimum dari gear pump dibatasi sampai 4000 psi. Pembatasan pressure ini
dilakukan karena adanya ketidakseimbangan hydraulic yang menjadi sifat dan
ada pada gear pump design. Ketidakseimbangan hydraulic akan menghasilkan
beban pada satu sisi pada shaft yang dilawan oleh bearing dan roda gigi yang
bersentuhan dengan housing. Gear pump menghasilkan volumetric efisiensi di
atas 90% pada saat pressure tetap berada pada range operasi yang diijinkan.
A. Gear Pump Flow
Output flow dari sebuah pompa gear ditentukan oleh kedalaman gigi dan
lebar gigi. Banyak dari produsen gear pump men-standard-kan pada
kedalaman gigi dan profil yang ditentukan oleh jarak garis tengah antara
gear shaft (1.6”, 2.0”, 2.5”, 3.0”). Dengan standard yang mengacu pada
kedalaman gigi dan profil, perbedaan flow dari pompa praktis ditentukan
oleh lebar gigi.
Pada saat pompa berputar, oli dibawa diantara roda gigi dan housing
dari sisi inlet menuju ke sisi outlet dari pompa. Arah perputaran drive gear
shaft ditentukan oleh lokasi dari inlet dan outlet port. Pada kebanyakan gear
pump, diameter inlet port lebih besar dari pada outlet port. Pada
bidirectional pump dan bidirectional motor, ukuran inlet dan outlet port akan
sama.
25
B. Gear Pump Force
Outlet flow dari sebuah gear pump dihasilkan dengan mendorong oil
keluar dari roda gigi pada saat bertemu di sisi outlet. Hambatan pada oil
flow akan menghasilkan pressure pada sisi outlet. Ketidakseimbangan dari
gear pump lebih disebabkan karena pressure yang ada di outlet port lebih
tinggi dari inlet port. Pressure yang lebih tinggi pada outlet port ini akan
mendorong gear ke arah sisi inlet port. Dengan demikian maka shaft
bearing akan menerima sebagian besar beban untuk mencegah keausan
yang berlebihan antara puncak roda gigi dan housing-nya. Pada pressure
yang lebih tinggi, gear shaft akan sedikit miring ke arah roda gigi. Hal ini
akan memungkinkan kontak antara shaft dan bearing yang akan
mengakibatkan shaft menjadi sedikit bengkok bila terjadi pressure yang
tidak balance.
Oli yang bertekanan juga diarahkan diantara sealed area dari pressure
balance plate dan housing-nya. Ukuran dari sealed area diantara pressure
balance plate dan housing-nya adalah apa yang membatasi jumlah force
yang menekan plate terhadap ujung daripada gear.
26
Ada dua tipe pressure balance plate yang digunakan di gear pump.
Tipe ini menggunakan isolation plate, back up untuk seal, seal mirip seperti
angka 3 dan sebuah retainer.
Tipe kedua mempunyai sebuah groove (alur) seperti angka 3 pada
permukaanya dan lebih tebal dari tipe pertama.
27
Gear pump dengan housing yang di-machining dengan ‘pocket’ untuk
roda gigi-nya mempunyai radius dari pocket wall menuju dasar pocket-nya.
Isolation plate atau pressure balance plate yang digunakan di pocket harus
mempunyai chamfer supaya masuk dengan pas ke pocket-nya.
Menggunakan isolation plate, seal retainer atau pressure balance plate
dengan ujung yang tajam di dalam housing pocket akan menekan pressure
balance plate ujung-ujung roda giginya dan akan menyebabkan kerusakan.
II.2.1.2 Vane Pumps
Vane pumps termasuk Positive displacement pumps. Pump output-nya
bisa fixed dan juga bisa variable. Keduanya menggunakan komponen yang
umum. Masing-masing pump mempunyai housing (1), Cartridge (2), mounting
plate (3), mounting plate seal (4), cartridge seal (5), cartridge back-up rings
(6), snap ring (7), serta input shaft dan bearing (8). Cartridge terdiri dari
support plate (9), ring (10), flex plate (11), slotted rotor (12), dan vane (13).
1
9 0
2 8 3 1
1
1 1
3
6
5 7
4 1
2
Slotted rotor diputar oleh input shaft. Vane bergerak masuk dan keluar
pada slot yang ada di dalam rotor dan menge-seal pada ujung luarnya terhadap
cam ring. Ring yang ada di dalam fixed pump displacement berbentuk elips,
sedangkan ring yang ada didalam variable pump displacement berbentuk
lingkaran/bundar. Flex plate menutup sisi dari rotor dan ujung-ujung vane-nya.
28
Dalam beberapa design pressure rendah, support plates dan housing menge-
seal sisi dari rotating rotor dan ujung-ujung vane. Support plate digunakan
untuk mengarahkan ke passage-passage yang ada di dalm housing. Housing
juga berfungsi sebagai support untuk komponen-komponen yang lain dari vane
pump, mengarahkan flow masuk dan keluar vane pump.
A. Vanes
Vane pertama sekali ditahan terhadap cam ring dengan centrifugal force
yang dihasilkan oleh putaran rotor. Bilamana flow-nya naik, pressure yang
dihasilkan dari hambatan terhadap flow itu sendiri diarahkan menuju
passage di dalam rotor di bawah vane (1). Ini terlihat pada gambar sebelah
kiri. Oli yang bertekanan yang ada di bawah vane ini akan berusaha
menjaga vane supaya tetap bersentuhan dengan cam ring (sealing
proccess). Untuk mencegah vane supaya tidak terlalu keras menekan cam
ring, vane-nya dichamfer di bagian belakang untuk mendapatkan balancing
pressure melewati ujung bagian luar (arah panah).
B. Flex Plates
Oli yang sama juga diarahkan di antara flex plate dan support plate untuk
menutup/menge-seal sisi dari rotor dan ujung dari vane. Ukuran dari seal
29
area di antara flex plate dan support plate adalah apa yang mengontrol
force yang menekan flex plate terhadap sisi dari rotor dan ujung dari vane.
Seal dengan bentuk yang lonjong harus dipasang di support plate dengan
salah satu sisi bundar ke dalam pocket dan sisi plastik yang rata terhadap
flex plate.
Pada saat rotor berputar di dalam cam ring-nya, vane keluar masuk di
dalam rotor slot untuk menjaga sealing terhadap ring-nya. Pada saat vane
30
bergerak keluar dari slotted rotor, terjadi perubahan volume diantara vane-
nya. Semakin besar jarak antara ring dan rotor, semakin besar pula volume
yang ditimbulkan. Volume yang membesar akan menimbulkan sedikit ke-
vaccum-an yang memungkinkan inlet oil ditekan menuju ke ruang di antara
vane oleh tekanan atmosphere atau tank pressure. Bilamana rotor terus
berputar, maka jarak antara ring dan rotor juga akan semakin kecil. Hal ini
mengakibatkan volume yang ada juga akan semakin mengecil. Hal ini
memungkinkan oil ditekan keluar dari segment rotor menuju ke outlet
passage dari pompa.
31
E. Variable Vane Pump
Variable output vane pump dikontrol dengan menggeser ring maju
dan mundur sesuai dengan pusat rotor-nya. Variable output vane pump
jarang penggunaanya. Jika ada kebanyakan dipakai aplikasi mobile
hydraulic.
2 3
1
6
5
32
Gb. 2.19 Komponen Piston Pump
Dua design piston pump yang dikenal adalah:
Axial Piston Pump
Radial Piston Pump
Kedua pompa ini merupakan Positive displacement pump, dan mempunyai
efisiensi yang tinggi. Output dari kedua pompa ini bisa fixed (tetap) dan juga
bisa variable (berubah-ubah).
33
sudutnya sendiri terhadap shaft-nya. Perubahan sudut ini membuat pump
flow bervariasi antara minimum dan maksimum setting meskipun shaft
speed-nya konstan.
Pada pompa yang lain, saat piston bergerak mundur, oil mengalir
melalui intake menuju ke piston. Pada saat pompa berputar, piston akan
bergerak maju, oil kemudian didorong cellar menuju ke system. Kebanyakan
piston pump yang digunakan pada mobile equiptment adalah Axial Piston
Pump.
Fixed displacement Axial Piston Pump and motor dapat dibuat dengan
housing yang lurus/axial (Gb. 2.20) dan housing yang bengkok/bent axis
(Gb. 2.21).
Piston pump dengan housing yang lurus (seperti yang terlihat pada gambar
2.20 kiri), piston ditahan oleh fixed swashplate. Sudut dari swashplate akan
menentukan jarak piston bergerak keluar masuk pada barrel chamber.
Semakin besar sudut dari swashplate semakin besar pula jarak pergerakan
piston dengan demikian pump output per revolution juga akan lebih besar.
Pada bent axis piston pump (Gb. 2.20 kanan), piston tersambung ke input
shaft dengan linkage atau ujung spherical piston yang pas masuk ke dalam
socket-nya pada plate. Plate-nya sendiri merupakan bagian yang tidak
34
terpisahkan dari shaft. Sudut housing terhadap poros pusatnya akan
menentukan jarak piston bergerak keluar masuk pada barrel chamber.
Semakin besar sudut daripada housing, akan semakin besar pula pump
output yang dikeluarkan per revolution. Output flow dari fixed displacement
piston pump tergantung kecepatan engine. Output flow hanya bisa dirubah
dengan merubah speed dari input shaft-nya.
Pada housing lurus fixed displacement piston motor, swashplate angle akan
menentukan speed dari output shaft-nya. Pada bent axis fixed displacement
piston motor, sudut daripada housing terhadap pusat poros menentukan
speed dari output shaft motor. Piston pump yang lebih kecil bekerja pada
pressure 10.000 psi. Piston pumps yang digunakan pada hydraulic system
bekerja pada pressure di bawah 7000 psi.
35
Gb. 2.22 Radial Piston Pump
Pada saat pompa berputar, gigi dari pinion dan ring gear tidak bertemu saat
berada pada sisi inlet port. Maka ruang yang kosong di antara gigi akan
menjadi lebih besar, ruangan ini kemudian diisi oleh inlet oil. Oil dibawa di
antara roda gigi pinion gear dan crescent, roda gigi ring gear dan crescent
menuju ke outlet port. Pada saat roda gigi melewati outlet port, ruang
kosong di antara gigi akan mengecil dan roda gigi akan kembali
bersentuhan. Kejadian ini akan menekan oil keluar dari antara roda gigi dan
menuju keluar.
Internal gear pump biasa digunakan sebagai charging pump pada piston
pump yang besar.
36
Conjugate Curve Pump
Conjugate curve pump (Gambar di atas), yang juga biasa disebut dengan
GEROTOR pump. Inner dan outer komponen berputar bersama-sama
dengan housing. Pemompaan dihasilkan dengan cara lobe dari komponen
inner dan outer masing-masing melakukan kontak/bersentuhan selama
berputar. Pada saat komponen inner dan outer berputar, komponen inner
akan berputar berkeliling di dalam komponen bagian luar. Inlet dan outlet
port terletak di ujung cover dari housing. Oil masuk melalui inlet dan dibawa
menuju outlet dan dikeluarkan saat lobe-nya bertautan.
Modified dari gerotor pump dipakai di banyak steering system hand
metering unit (HMU). Saat digunakan di HMU, outer gear-nya akan tetap
diam sementara inner gear-nya berputar.
37
Gb. 2.25 Axial Propeller Pump
38
1
Oil memasuki bagian tengah dari housing (5) di dekat input shaft dan
mengalir ke impeller. Sudu-sudu impeller yang melengkung akan mendorong oil
keluar terhadap housing. Housing-nya sendiri dibentuk sedemikian rupa untuk
mengarahkan oil menuju ke outlet port.
II.3 VALVE
Pada sistem hidrolik, valve berfungsi untuk:
Mengatur pressure
Mengatur flow
Mengatur arah
39
Gb. 2.27 Simple Pressure Relief valve
Pada Cracking Pressure
40
Relief Pressure Setting
Seiring dengan naiknya hambatan pada oil untuk mengalir, naik pula
volume dari oil karena terlalu banyak. Hal ini akan menaikkan pula circuit
pressure. Dengan naiknya pressure yang ada dalam circuit, akan
mengatasi tension spring dan relief valve akan membuka lebih jauh lagi.
Proses ini akan terjadi berulang-ulang sampai full pump flow dialirkan
melalui relief valve. Inilah yang disebut dengan ‘relief pressure setting’.
Simple relief valve biasa digunakan pada circuit yang mempunyai volume
full pump flow-nya rendah, atau digunakan pada circuit yang
memerlukan respon yang cepat. Ini membuat simple relief valve ideal
dipakai untuk membebaskan pressure yang tiba-tiba atau berfungsi
sebagai safety valve.
41
Gb. 2.28 Pilot Operated Relief Valve, CLOSE Position
42
Pilot operated Relief valve, OPEN Position
Pada saat system oil pressure mencapai relief valve spring setting (gb.
2.29), maka pilot valve membuka. Dengan membukanya pilot valve, oil
yang berada pada ruangan unloading valve spring akan di-drain ke
tangki. Bukaan dari pilot valve lebih besar dari orifice yang ada pada
unloading valve. Dengan demikian oil yang keluar ke tangki lewat pilot
valve akan lebih cepat dibanding yang masuk dari orifice unloading
valve. Hal ini membuat oil pressure pada unloading valve spring drop
dan memungkinkan oil pressure yang besar di bagian bawah unloading
valve berusaha mendorong valve ke atas. Oli yang berlebihan di drain
ke tangki melalui throttling hole yang ada pada unloading valve.
Lubang “throttling hole” memungkinkan unloading valve membuang oil
sesuai keperluan untuk menjaga relief pressure yang diperlukan.
43
Gambar di atas memperlihatkan Relief valve ISO symbol, memperlihatkan satu
kotak dengan valve tunggal pada posisi menutup/CLOSED. System pressure
dirasakan melalui pilot line pada bagian atas kotak dan mendorong valve (tanda
panah) terhadap spring. Pada kondisi normal operasi, pump flow di-blocked
oleh valve (normally closed).
Relief valve symbol terlihat pada gambar 2.31, memperlihatkan satu kotak
dengan valve tunggal pada posisi OPEN. Saat gaya dari system pressure
mengatasi gaya spring, symbol panah akan bergerak ke bawah (valve
membuka) dan menghubungkan saluran oli dari pompa ke tangki. Oli kemudian
mengalir menuju ke tangki.
Gambar 2.32 menunjukkan symbol dari ISO schematic untuk variable relief
valve. Variable relief valve merupakan single envelope valve dengan tanda
panah pada spring. Tanda panah tersebut menunjukkan bahwa spring tension-
nya bisa di-adjust.
44
II.3.1.2 Sequence Valve
Sequence valve, basic-nya adalah series pilot relief valve dengan circuit
tambahan. Sequence valve dipakai saat dua circuit disuplai oleh satu pompa
dan ada circuit yang diprioritaskan.
45
Gb. 2.33 Sequence Valve, OPEN Position
Gambar 2.33 merupakan gambar Sequence Valve, OPEN Position. Pada saat
pressure pada ruangan unloading valve spring melebihi setting dari pilot valve
spring, maka pilot valve-nya akan membuka. Dengan terbukanya pilot valve,
maka oil dalam ruangan unloading valve spring akan dibuang ke tangki. Hal ini
membuat oil pressure dalam ruangan unloading valve spring drop. Gaya dari
system pressure yang lebih tinggi akan mendorong unloading valve terhadap
spring yang memungkinkan oli dialirkan ke circuit 2. Sequence valve akan tetap
terbuka sampai pompa dimatikan, atau pressure di circuit 1 drop lebih rendah
dari setting spring pada sequence valve.
46
Cara kerja sequence valve sama dengan relief valve. Pada relief valve ruangan
spring spring biasanya dihubungkan dengan drain. Pada sequence valve, outlet
passage terhubung dengan circuit ke dua. Karena circuit ke-dua selalu
bertekanan selama sequence valve membuka, ruangan pilot valve spring harus
dihubungkan dengan drain/tangki.
Sistem Operasi
Pump Start-up
Gambar 2.35 memperlihatkan Pressure Reducing Valve pada posisi Normally
Open. Pada kondisi pump start-up, kekuatan spring akan menahan valve
spool dan piston ke kanan. Supply oil mengalir lewat pressure reducing valve
spool menuju ke controlled oil circuit (sisi downstream dari valve). Supply oil
47
yang menuju ke controlled oil circuit juga mengalir melalui passage ke piston
chamber di sisi sebelah kanan dari valve spool. Semua perubahan pressure
yang ada pada controlled oil circuit akan dirasakan juga di piston chamber.
Pada kondisi pump start-up, supply oil dan controlled oil mempunyai pressure
yang sama.
Pada saat oil pressure di controlled oil pressure meningkat, maka oil pressure
di piston chamber juga naik. Kenaikkan pressure pada piston chamber akan
membuat piston bergerak ke kiri menekan valve dan spring force. Pada saat
valve spool bergerak ke kiri, maka valve spool akan menghambat supply oil
yang lewat valve dan akan menurunkan controlled oil pressure.
Pergerakkan dari valve spool menghasilkan variable orifice antara supply oil
dan controlled oil circuit. Variable orifice memungkinkan oil flow banyak dan
sedikit sesuai dengan yang diperlukan guna mengontrol pressure pada
controlled oil circuit.
48
Oil dalam spring chamber harus di drain ke tank. Peningkatan pressure dalam
spring chamber akan meningkatkan pula setting dari valve.
Pump oil flow mengalir melalui NORMALLY OPEN valve melalui controled oil
circuit. Controlled oil circuit pressure dirasakan lewat pilot line dan
menggerakkan valve (panah) terhadap spring. Pada saat controlled pressure
bisa mengatasi spring force, valve (panah) akan bergerak ke bawah dan
menghambat oil flow mengalir menuju ke controlled oil circuit. Upstream
pressure bisa jadi terus meningkat. Akan tetapi downstream pressure tidak
akan naik melebihi pressure reducing valve setting.
Pada saat pressure controlled oil circuit turun, spring force akan
menggerakkan panah ke atas ke posisi membuka. Valve akan selalu mengatur
oil flow untuk menjaga controlled oil circuit.
49
II.3.1.4 Pressure Differential Valve
Sistem Operasi
Pump Start-up
Pressure differential valve berfungsi menjaga perbedaan pressure yang
tetap antara dua circuit. Pada saat pump start-up dan bilamana pressure di
primary circuit kurang dari 50 psi, spring force akan menjaga valve spool ke
kanan. Oil flow yang ke secondary circuit akan di-blocked. Perubahan
pressure pada primary circuit akan dirasakan oleh valve spool.
50
Gb. 2.39 Pressure Differential Valve, Normal Operating
51
Pressure differential valve ISO symbol (Gb. 2.40) adalah kombinasi antara
symbol pressure relief valve dengan pressure reducing valve.
Pressure dari inlet dirasakan oleh valve dan melawan spring force
sebagaimana terjadi pada pressure relief valve. Outlet pressure dirasakan oleh
valve dan bekerja bersama spring force. Perbedaan inlet dan outlet pressure
selalu sama dengan gaya spring pada valve spool tanpa memperdulikan
perbedaan pressure pada inlet port. Sebagai contoh, gaya sebesar 50 psi
akan menghasilkan pressure differential antara inlet dan outlet pressure
sebesar 50 psi juga. Spring bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan untuk
mendapatkan pressure differential.
II.3.2 Directional Control Valve
Directional control valve digunakan untuk mengarahkan ke circuit yang
lain dalam hydraulic system. Kapasitas maksimum dari flow dan pressure drop
melalui valve merupakan pertimbangan-pertimbangan utama. Directional
control valve bisa dioperasikan secara manual, hydraulic, pneumatic dan
electronic control. Faktor-faktor ini kebanyakan ditentukan selama initial system
design. Directional control valve digunakan untuk mengarahkan oli ke actuator
dalam hydraulic system.
52
Valve body-nya sendiri di-bor, di honing dan kadang-kadang dilakukan
heat treatment. Inlet dan outlet port di-bor dan di bikin ulir. Valve spool-nya di
machining dan dibuat dari baja tingkat tinggi, digosok dan dilakukan heat
treatment. Ada valve spool yang dilapisi dengan chrome. Pada saat
disassemble, hanya valve sajalah yang merupakan komponen yang bergerak.
Pada posisi HOLD, pump oil mengalir menuju valve body, di sekitar valve
spool dan kemudian kembali ke tangki. Pump oil juga mengalir menuju load
53
check valve. Saluran di belakang load check diisi dengan blocked oil. Blocked
oil dan load check valve spring menjaga load check valve tetap tertutup.
Valve spool juga mem-blocked oil yang berada di saluran untuk mengalir
menuju ke rod end dan head end dari cylinder.
head end di belakang load check valve dan cylinder rod bersama-sama
menuju ke tangki. Load check valve mencegah oil yang berada di cylinder
head end mengalir ke pump oil passage. Pump oil flow yang di blocked
menyebabkan pump oil pressure naik.
Gb. 2.42 Open Center Directional Control Valve in RAISE Position
54
Gambar 2.43, kenaikan pressure pada pump oil mengatasi pressure di belakang
load check valve (membuat load check valve tidak duduk). Pump oil mengalir
melewati load check valve dan valve spool menuju ke cylinder head end.Oil di
dalam cylinder rod end mengalir melewati valve spool menuju ke tank.
Basic Envelope
Symbol dasar valve ISO seperti terlihat pada gambar di atas, terdiri dari
satu atau lebih basic envelope. Jumlah envelope yang digunakan mewakili
jumlah posisi dimana valve tersebut bisa digerakkan.
55
Gb. 2.45 Valve Port
Valve Port
Terlihat pada gambar di atas adalah valve port yang tersambung pada
working lines. Valve dengan dengan dua port biasa disebut sebagai two-
way valve. Valve bisa punya beberapa posisi dan port sesuai kebutuhan.
Akan tetapi kebanyakan valve position berada pada range satu sampai
tiga, untuk valve port berada pada range dua sampai enam.
Flow Path
Pada gambar 2.46 berikut, garis dan panah yang berada di dalam sebuah
envelope, pada dasarnya dipakai untuk mewakili flow path dan arah di
antara port.
Gb. 2.46 Flow Path
56
atas mewakili closed center valve. Pada saat berada di HOLD position, close
center spool block semua oil flow.
ISO symbol yang di tengah mewakili tandem center valve. Saat berada
pada posisi HOLD, tandem center valve mem-block oil flow pada titik A dan B,
dengan demikian menghubungkan pompa dengan tangki.
57
Gb. 2.48 HOLD Position
58
dengan port pada valve body. Daripada shifting ke kanan atau ke kiri, valve-nya
berputar.
Pada diagram yang kiri, valve terhubung dengan pump ke cylinder rod
end. Oil di head end mengalir ke tank. Pada saat valve berputar 90˚, pump
terhubung ke head end dan oil di rod end mengalir ke tank.
Rotary valve yang terlihat di atas adalah four-way valve. Akan tetapi rotary
valve juga bisa two-way atau three-way. Rotary valve digunakan di low
pressure operation.
59
Lihat valve di sebelah kanan (Gb. 2.51). Saat pump oil pressure kurang
dari oil pressure di implement, check valve akan menutup dan mencegah
implement oil mengalir kembali melalui valve.
60
Pilot operated check valve kebanyakan sering digunakan di system operasi
dimana terdapat ‘drift’ problem. Pilot operated check valve menahan drift
pada toleransi yang sangat kecil.
61
Gb.2.52 Pilot Operated Check Valve Forward Flow dan Flow Blocked
Reverse Flow
Gambar 2.53 di atas memperlihatkan oil flow dari cylinder ke control valve.
Pada saat flow diperlukan, pilot oil dikirim ke pilot valve oil chamber. Pilot oil
pressure menggerakkan pilot valve dan rod ke kanan dan membuka check
valve. Cylinder oil mengalir melalui check valve menuju ke control valve dan
kemudian ke tangki.
Perbandingan pressure antara load pressure dan pilot pressure dirancang
sesuai dengan valve-nya. Perbandingan pressure-nya 3 : 1. Pressure yang
diperlukan untuk membuka check valve sama dengan 1/3 dari load
pressure. Load pressure sebesar 600 psi memerlukan pilot pressure sebesar
200 psi untuk bisa membuka check valve.
62
Symbol C melambangkan shuttle valve. Shuttle valve atau resolver valve
memungkinkan dua circuit yang terpisah untuk men- supply oil ke circuit
yang ke-tiga dengan tetap menjaga dua circuit yang terpisah terisolasi dari
yang lain. Symbol D melambangkan pilot operated check valve.
63
akan OPEN. Oil dari tangki akan mem-by pass pump dan mengalir secara
langsung melalui make-up valve menuju ke cylinder.
Gb. 2.55 Make-up Valve
64
Ada dua solenoid actuator yang populer yaitu ‘air gap’ dan ‘wet armature’.
A. Air gap Solenoid
Sebuah air gap solenoid diperlihatkan pada gambat 2.56 di atas.
Saat coil mendapatkan arus, akan timbul medan electromagnet. Seperti
halnya medan magnet akan ditimbulkan bilamana arus listrik mengalir
melalui sebuah kawat. Bila kawatnya lurus, maka medan magnet-nya
akan relatif kecil. Bilamana kawatnya dililit menjadi sebuah coil, maka
medan electro-magnetic akan menjadi lebih kuat. Medan magnet
tersebut akan membentuk garis-garis lingkar di sekeliling coil. Semakin
besar jumlah lilitan, medan magnet semakin kuat.
Saat aliran arus listrik melalui coil tetap, medan electro-magnet
akan menjadi sangat kuat seperti yang terjadi pada magnet permanen.
Medan electro-magnet akan menarik armature. Armature akan
menggerakkan push pin dan push pin akan menggerakkan valve spool di
dalam control valve.
Air gap solenoid dilindungi oleh sebuah cover. Air gap solenoid
juga mempunyai fasilitas ‘manual override’. Manual override
memungkinkan valve diaktifkan secara manual bilamana solenoid-nya
rusak. Sebuah metal pin kecil ditaruh di cover. Posisi dari pin sejajar
dengan armature. Pada saat pin ditekan kedalam cover, maka pin secara
mechanical akan menggerakkan armature. Kemudian armature akan
menggerakkan push pin yang man akan menggerakkan spool.
65
diletakkan di dalam tube dan terendam oleh hydraulic fluid dari
directional valve. Hydraulic fluid merupakan konduktor yang lebih baik
dari medan electro-magnet dibandingkan dengan udara. Oleh karena itu
wet armature solenoid mempunyai force yang lebih besar dibandingkan
dengan air gap solenoid.
Pada coil diberikan arus listrik, akan timbul medan electro-
magnet. Medan electro-magnet akan menggerakkan armature. Armature
akan menggerakkan push pin dan push pin akan menggerakkan valve
spool di dalam control valve.
Pada sebuah wet armature solenoid, manual override terletak
pada ujung tube yang juga merupakan housing dari armature dan push
pin. Manual override digunakan untuk mengecheck pergerakkan dari
directional valve spool.
66
Solenoid Controlled, Spring Offset, Pilot Operated, Two Position, 4-
way Directional Control Valve
Gambar berikut (2.58) memperlihatkan Solenoid Controlled, Spring Offset,
Pilot Operated, Two-Position, 4-way Directional Control Valve.
Solenoid controlled, spring offset, pilot operated, two position, directional
control valve tidak selamanya dipasang dengan dua solenoid.
Solenoid digunakan untuk menggerakkan pilot valve spool. Valve spool
kembali ke posisinya semula dengan sebuah spring. Saat system-nya di
design untuk oil flow yang lebih besar, maka dengan sendiri akan dipakai
valve dengan ukuran yang lebih besar. Gaya utama diperlukan untuk
menggerakkan valve spool yang besar. Solenoid diperlukan untuk
menimbulkan jumlah gaya yang juga besar. Pada tipe valve seperti ini,
sebuah solenoid controlled pilot valve yang relatif lebih kecil di taruh di atas
main valve spool yang lebih besar. Saat shifting diperlukan, oil yang
bertekanan akan mengalir dari small solenoid controlled pilot valve ke sisi
yang lain dari valve spool yang lebih besar.
Gb. 2.58 Solenoid Controlled, Spring Offset, Pilot Operated,
Two Position, 4-way Directional Control Valve
67
Gambar 2.59 memperlihatkan Solenoid Controlled, Pilot Operated, Three
Position, 4-way Directional Control Valve. Pilot valve dicontrol oleh dua
solenoid valve. Pilot valve juga mempunyai sebuah spring yang terletak
pada masing-masing ujung dari valve spool. Bilamana tak satupun solenoid
yang energize, maka valve spool spring menahan valve spool pada posisi
CENTER. Saat pilot valve berada pada posisi CENTER, pilot oil flow yang
menuju ke control valve yang lebih besar di blocked. Spring yang berada
pada ke-tiga posisi directional control valve akan mengembalikan posisi
control spool ke posisi center.
68
dari pada valve spool, maka valve spool akan bergerak dan menekan spring
pada ujung yang lainya. Pada saat pilot pressure di-drain, spring akan
mengembalikan spool ke posisi center.
Solenoid Failure
Kebanyakan kerusakan dari solenoid actuator saat valve stuck. Valve
spool yang stuck akan mencegah armature menutup secara benar.
Kebanyakan valve ‘stuck’ disebabkan oleh contamination. Kotoran seperti
endapan lumpur, bram, dan partikel yang lain akan tersangkut antara spool
dan bore yang menyebabkan spool-nya macet. Juga, partikel oil yang ter-
oksidasi bisa menimbulkan bahan yang melengket yang dapat menyumbat
clearance antara spool dan dinding bore sehingga menyebabkan macet
terhadap bore-nya. Lumpur, bram, dan partikel yang lain bisa dicegah
dengan menggunakan filter. Penggunaan oil yang benar dan penggantian
filter yang teratur dapat membantu mengurangi problem.
Pada saat valve stuck dan solenoid di-energize, solenoid coil
menerima aliran arus listrik yang konstan yang akan menghasilkan panas
yang berlebihan. Solenoid tidak di-design untuk meniadakan panas yang
berlebihan, akibatnya coil-nya bisa terbakar. Problem overheating sering
terjadi pada saat temperature udara luar yang cukup tinggi atau terjadi
system low voltage.
Solenoid rusak karena temperature udara luar yang cukup tinggi bisa
di control dengan meningkatkan aliran udara melalui solenoid. Temperature
dari oli hydraulic dapat diturunkan supaya lebih banyak panas yang diserap
dari solenoid melalui hydraulic system.
Kadang-kadang, design valve yang berbeda bisa dipasang pada saat
beroperasi di cuaca yang sangat panas. Harus dibuat pengaturan yang
cukup bagus untuk membuat sistem beroperasi pada temperature yang
lebih rendah.
Pada saat voltage ke coil terlalu rendah, medan electromagnet tidak
cukup kuat untuk menarik armature. Cuma, pada saat spool-nya stuck, arus
69
listrik akan terus mengalir melalui coil. Aliran arus listrik yang konstan ini
bisa menimbulkan panas yang berlebihan.
Faktor lain juga mempengaruhi operasi dan umur dari solenoid
actuator. Solenoid actuator bisa rusak bilamana terjadi perputaran arus
listrik yang berlebihan, seperti short circuit frekwensi dan voltage yang
salah.
70
solenoid di sebelah kanan di-energize, pump oil mengalir ke A dan oil di B
mengalir ke tangki.
71
Hydraulic
III. I S O SYMBOL
Tujuan dari digunakannya graphic symbol adalah untuk mendapatkan
pengertian yang menyeluruh dari fluid power system. Teknik ini bertujuan
untuk standarisasi dengan memakai simbol-simbol, suatu cara untuk
mendapatkan pengertian yang lebih mudah dalam cara menerangkan
komponen dari fluid power system. Hal ini dilakukan dengan menggunakan
basic simbol geometri seperti: lingkaran, bujur sangkar, persegi panjang, segi
tiga, busur, panah, garis, titik, tanda silang.
72
garis, lingkaran, kotak, ataupun simbol geometric yang lain merupakan suatu
bagian komponen yang nyata dan semuanya disambung bersama-sama
sehingga akan memperlihatkan bagaimana fungsinya, dan bagaimana dia
dirancang sebagai sirkuit yang lengkap.
Pada dasarnya, graphic simbol digunakan untuk menggambarkan fluid
power sistem dengan memecah komponen dalam bentuk seperti berikut ini:
1. Konduktor (fluid)
2. Menyimpan energi dan menyimpan fluid
3. Fluid conditioner (heater, coolers, filters, dll).
4. Linier devices (silinder).
5. Controls (manual, electrical spring, dll).
6. Rotary devices (pumps dan motors).
7. Instruments dan accessories.
8. Valves.
III.1 INTRODUCTION
III.1.1. Pandangan Umum
Fluid power system digunakan untuk men-transmit dan mengkontrol
power melalui penggunaan fluida yang bertekanan (zat cair atau gas) di dalam
circuit yang tertutup
Tipe dari simbol-simbol tersebut biasanya digunakan dalam
penggambaran circuit diagram untuk fluid power sistem yaitu Pictorial,
Cutaway, dan Graphic.
Pictorial symbol, bagus sekali untuk menunjukan komponen yang
saling berhubungan. Hal ini sulit di lakukan untuk mendapatkan
standard dari sebuah fungsi dasar.
Cutaway symbol, menekankan tentang konstruksi. Simbol ini
sangatlah komplek untuk digambarkan dan fungsinya juga tidak
kelihatan secara nyata.
Graphic symbol, menekankan fungsi dan cara operasi dari sebuiah
komponen. Simbol ini mudah untuk digambarkan. Fungsi komponen
73
dan cara operasinya jelas sekali kelihatan. Graphic symbol mampu
melampaui kendala bahasa dengan demikian bisa mem-promote
pengertian yang menyeluruh terhadap fluid power system.
74
C. Simbol bisa diputar atau dibalik tanpa merubah artinya, kecuali dalam
hal Lines untuk reservoir, vented manifold, accumulator dan receiver.
D. Line Technique
Bikin supaya tebal garis tetap sama. Tebal garis tidak akan merubah arti
dari symbol.
Solid Line
(Main line conductor, outline dan shaft)
Dash Line
(Pilot line untuk control)
Dotted Line
(Saluran Drain)
Center Line
(Enclosure Outline)
Instrument Line
(Indicator, Recorder, Sensor)
Line Crossing
(Tidak Berhubungan)
Atau
Lines Joining
Atau
75
E. Basic symbol bisa terlihat dalam beberapa ukuran. Ukuran-ukuran
tersebut bisa ber-variasi guna memperjelas suatu kasus.
Segitiga
Panah
F. Huruf kombinasi yang digunakan sebagai satu bagian dari graphic simbol
tidak perlu berupa singkatan.
G. Panah yang melewati sebuah symbol pada kira-kira 45° menunjukan bahwa
komponen tersebut bisa di-adjust/variabel.
) (
76
H. Panah dengan posisi parallel pada sisi dari sebuah simbol, berada di dalam
simbol, menunjukkan komponen tersebut merupakan pressure
compensate.
) (
●
J. Rotating shaft dilambangkan dengan panah yang menunjukkan arah
putaran.
77
Hydraulic
Plugged Port
Tidak Tersambung:
Tak Tersambung:
78
III.4 PENYIMPAN ENERGI DAN PENYIMPAN FLUIDA
Pressurizes:
Contoh:
Reservoir dengan Connecting Lines
Terlihat garis yang masuk atau keluar di bawah reservoir dipakai hanya
bilamana sambungan pada bagian bawah merupakan circuit pokok.
III.4.2 Accumulator
Accumulator, Spring Loaded
79
Accumulator, Weighted
Cooler
Segitiga yang di dalam menunjukkan
pelepasan panas.
Temperature Controller
Temperature di-maintain di antara
80
dua batasan yang telah ditetapkan
III.5.2 Filter-Strainer
III.5.3 Separator
Dengan Manual Drain
III.5.4 Filter-Separator
III.6 Cylinder
Single Acting
81
Double Acting
Fixed Cushion
Adjustable Cushion
III.7 CONTROLS
III.7.1 Spring
III.7.2 Manual
Digunakan sebagai symbol umum
tanpa menunjuk type secara khusus.
(Contoh: kaki, tungkai, lengan)
III.7.5 Pedal
82
Hydraulic
83
Dimulai dengan pembahasan basic sistem yang terdiri dari:
(1) Reservoir/ tank
(2) Fixed Displacement Pump
(3) Pressure Tap
(4) Open Center, Lever Actuated control valve
(5) Double-acting hydraulic cylinder
Pada System Open Center, aliran oli mengalir menuju control valve
setiap saat, apakah langsung ke tangki ataukah ke cylinder. Volume “oil
flow” yang besar & konstan dapat menghasilkan panas (apabila ada
restriction). Panas dapat mengurangi umur component.
Dengan memakai control valve yang besar dapat meminimalkan
restriction, demikian juga dengan memakai cooler dapat mengurangi efect
panas yang muncul. Namun hal ini tidak praktis dan mahal, serta
componentnya juga terlalu besar apabila dipasang pada mesin.
84
ataupun pada saat cylinder mendapat beban berat. Untuk proteksi
terhadap sistem tersebut, maka ditambah suatu komponen yaitu: Main
Relief Valve. Satu kekurangan system ini adalah pada saat system
berada pada high pressure, maka muncul panas yang tinggi sehingga
mengurangi umur komponen
Ada dua masalah lain yang berhubungan dengan sistem ini:
(1) “Sticky” – Gerak kontrol spool keras/lengket
(2) Speed Cylinder (kecepatan gerak cylinder) bervariasi terhadap speed
engine atau berubah sesuai beban kerja (hal ini menyebabkan jumlah
aliran juga berubah).
85
Dengan kata lain, flow atau pressure differensial naik maka
kecenderungan force mempertahankan spool untuk tetap terbuka juga
naik. Vector gaya, yang bekerja paralel terhadap centerline dari control
valve, adalah gaya yang berusaha mempertahankan stem tetap
terbuka. Pada contoh diatas, semakin besar spool menutup suply oli
(semakin kecil ukuran orifice), semakin besar pressure differensial
antara suplay dan workport, dan semakin besar gaya yang
mempertahankan spool untuk tetap terbuka.
Sebagai illustrasi, apabila anda sedang menutup pintu terhadap
hembusan angin. Sementara anda menutup pintu berarti anda
membuat restriction terhadap hembusan angin. Semakin rapat pintu
mulai tertutup, semakin kuat gaya yang bekerja terhadap anda. Apa
yang anda rasakan adalah efek flow dan pressure yang bekerja pada
orifice, dan dikenal sebagai flow force
Centering Spring
86
dilakukan dengan menambahkan spring di bawah spool untuk menutup
orifice pada saat operator me-release lever.
Perlu diingat, semakin besar flow atau sistem pressure maka akan
semakin besar “flow force”, dan semakin berat centering spring
berusaha mengembalikan spool ke posisi semula.
Efeknya control lever menjadi agak berat, sehingga menyebabkan
operator cepat fatiq/ bosan.
87
Gb. 4.6 Pressure Compensation
88
membatasi input flow (aliran masuk), hal ini berfungsi untuk memelihara
differensial pressure yang sama pada spool. Dengan begitu, diharapkan terjadi
konstan flow ke cylinder. Sebaliknya, juga akan terjadi aksi yang sama pada
penurunan engine speed.
Valve ini juga berfungsi meniadakan efek perubahan beban pada
cilinder. Sehingga variasi beban kerja tidak mempengaruhi kecepatan
implement, akibatnya kecepatan implement akan konstan.
Contoh kasus:
Diasumsikan workport pressure 500 psi. Pressure ini bekerja bersama pressure
spring sebesar 50 Psi di dalam pressure reducing valve dan menghasilkan 550
psi di dalam main control spool.
Pressure diferensial/ perbedaan pressure pada main control spool adalah 50 psi
yang mana merupakan nilai dari spring itu sendiri.
Apabila workport pressure meningkat menjadi 1000 Psi. Pressure ini akan
bekerja bersama pressure (nilai) spring (50 Psi) di dalam pressure reducing
valve dan menghasilkan 1050 Psi pada main control spool.
Pressure diferensial/ perbedaan pressure pada main control spool adalah 50 Psi
yang juga merupakan nilai dari spring.
Sekalipun load/ beban berubah, pressure diferensial pada main control spool
tetap sama, yang berakibat jumlah flow akan tetap konstan.
89
Pertama, pressure differensial pada pressure reducing valve itu
sendiri. Perbedaan pressurenya bervariasi tergantung perbedaan
pressure supply pompa dengan workport pressure (plus nilai spring)
Kedua, pressure differensial pada main control spool , yang dibatasi
dan dikontrol oleh spring pada pressure reducing valve
Contoh:
Suatu implement memerlukan 5-gpm dan berkembang 1000 Psi pada
workportnya. Pompa fixed displacement mempunyai kemampuan mensuplai
30 gpm. Nilai spring pada pressure reducing valve 50 psi, maka spring plus
workport pressure akan membatasi pressure downstream yang menuju
main control stem sebesar 1050 Psi. Selama implement tidak memerlukan
supply penuh, maka pressure pump supply akan naik sebesar 2700 Psi dan
kelebihan flow akan dikembalikan ke tanki melalui main relief valve.
Perbedaan pressure kedua adalah 1050 Psi – 1000 Psi sama dengan 50 Psi
dan merupakan nilai spring dari pressure reducing valve
90
Mengganti Fixed Displacement Pump dengan Variable Displacement
pump
91
Gb. 4.7 Flow Control Valve
Contoh kasus:
Implement memerlukan 5 gpm dan mengembangkan 1000 Psi pada
workportnya.Fixed Displacement Pump dapat mensuplai 30 gpm. Spring
di dalam flow control valve/ Dump valve mempunyai nilai 200 Psi, maka
harga spring plus workport pressure sebesar 1200 Psi ini bertindak
mengature pressure suplai pompa dan membatasinya sebesar 1200 ke
sistem.
Kelebihan flow yang tidak diperlukan oleh implement di drain ke tanki.
Nilai perbedaan pressure antara workport pressure dan pressure yang
boleh masuk ke sistem adalah 200 Psi sama dengan nilai spring pada
flow control valve. Nilai ini adalah Nilai “Margin Pressure”, yang akan
memberikan respon implement yang lebih baik.
Pada kasus ini, return suplai pompa ke tanki terjadi pada pressure
setting di bawah setting main relief pressure. Sehingga akan mengurangi
panas yang timbul dan memperpanjang umur component.
Sekarang yang menjadi masalah besar adalah adanya wasted hydraulic
horsepower (Hp Hydraulic yang terbuang).
Suatu sistem dimana pompa selalu mensuplai maksimum flow tanpa
memperhatikan keperluan implement. Kelebihan flow didrain ke tangki, ini
yang disebut wasted energy (energi yang terbuang)
92
Gb. 4.7 Variable Displacement Pump
Pompa ini menggunakan control valve untuk mengatur pump flow yaitu
dengan merubah sudut swashplate. Workport atau sinyal pressure akan
bekerja bersama spring Flow Compensator (di dalam pump control
valve), supaya bisa memberikan “margin pressure” dengan setting di
atas harga workport pressure.
Flow compensator spool berfungsi menyensing suplai pressure (sama
seperti flow control valve pada fixed displacement pump). Seiring
kebutuhan flow berubah karena perubahan posisi lever, perbedaan
pressure antara workport pressure dengan pump suplai pressure akan
berubah sebagai akibat reaksi terhadap perubahan posisi lever.
Ini akan menyebabkan posisi flow compensator spool berubah. Sehingga
akan mengirim flow banyak atau sedikit menuju ke large actuator piston
di dalam pompa. Selanjutnya akan merubah sudut swasplate pompa,
sehingga output pompa juga berubah.
Biasanya pompa ini juga dilengkapi dengan secondary control stem
(pressure compensator/ pressure cut off spool) yang akan memberi
reaksi terhadap pump suplai pressure dan akan terbuka pada set
pressure maksimum. Control ini akan mendestroke pompa (mengurangi
93
flow pompa) untuk menjaga maksimum sistem pressure tanpa
menggunakan main relief valve
Dengan men-set pompa dan control valvenya, dapat diperoleh
kebutuhan flow yang tepat sesuai dengan keperluan pressure
workportnya sehingga sistem dapat bekerja dengan lebih efisien
(dibanding sistem dengan fixed displacement pump).
Contoh kasus:
Formula untuk Horsepower hydraulic adalah:
(Gpm x psi)/1714 = Hp = gpm x psi x .000583
Apabila dipakai 30 gpm fixed displacement pump dan pressure pada
workport 1000 psi, Flow control (dump) valve menyensing workport
pressure dan bekerja bersama spring 200 psi (margin), maka Hydraulic
Horsepower (Hp) yang diambil dari engine:
30 gpm x (1000 psi + 200 psi) x .000583 = 21 Hp
Karena cylinder hanya memerlukan 5 gpm, maka hp yang digunakan
hanya: 5 gpm x (1000 psi x 200 psi) x .000583 = 3.5 Hp
Apa yang terjadi untuk 17.5 Hp (21 hp – 3.5 hp) sisanya yang diambil
dari engine? Ini adalah “wasted Hp” (Hp yang tidak terpakai), dan di
dump kembali ke tangki dalam bentuk panas.
Dengan menggunakan Variable Displacement, berapa kira-kira Wasted
Hp yang muncul? Secara praktek hampir tidak ada. Pompa akan
memberikan flow sesuai dengan kebutuhan pada pressure yang sedikit
lebih tinggi (Slightly) dari pada yang dibutuhkan.
5 gpm x 200 Psi x 0.000583 =0.58 Hp wasted, yang digunakan untuk
margin pressure
94
2. Horsepower yang terbuang menjadi berkurang, sehingga irit bahan bakar
Kembali ke basic diagram, fungsi Flow control (dump) valve dan main relief
valve dari pompa dihilangkan dan digantikan dengan “ Flow Compensator
atau Margin Spool” yang berfungsi mengontrol Flow, dan “Pressure
Compensator atau Pressure Cut-off Spool” yang berfungsi membatasi
maksimum pressure sistem.
Hydraulic
SOAL-SOAL
Jawablah
1. Sebutkan tiga sistem pada unit alat berat yang menggunakan prinsip-
Piston Rod
prinsip hidrolik. End
Piston
Piston Diameter = 8 in
2. Sebutkan dua keuntungan penggunaan zat cair/cairan.
Ro
3. Sebutkan Hukum Pascal d Rod Diameter = 3 in
Gauge A
5. Apa yang dimaksud dengan efektif area dari piston rod end?
6. Berapa tekanan yang ditunjukkan pada Gauge A?
7. Pada gambar berikut, berapakah tekanan yang ditunjukkan oleh masing-
masing Gauge?
Hydraulic
SOAL-SOAL
Jawablah
96
1. Fill Cap A. Mencegah kotoran berukuran besar masuk ke tangki
3. Supply Line C. Mencegah partikel besar masuk ketika fill cap dilepas
Hydraulic
SOAL-SOAL
Jawablah
1. Sebutkan fungsi utama dari fluida hidrolik!
2. Apa nama pengukuran resistansi aliran fluida pada temperatur tertentu?
3. Semua oli akan ……………… ketika temperatur naik dan ……………….
ketika temperatur turun.
97
4. Apa nama pengukuran perubahan kekentalan fluida sehubungan dengan
perubahan temperatur.
5. Sebutkan tiga tipe dasar fire resistant fluids.
Hydraulic
SOAL-SOAL
I. Jawablah
1. Mana diantara dua klasifikasi pompa berikut ini yang paling tidak efisien?
Positive Displacement atau Non-positive Displacement?
2. Mengapa demikian?
3. Sebutkan tiga tipe konstruksi dari positive displacement pump.
98
4. Mengapa tekanan sistem operasi maksimum pada gear pump dibatasi
pada 4000 psi?
5. Hitung output dari pump dengan rate 380 cc/rev yang turning pada 2000
rpm.
6. Jelaskan arah putaran dari input shaft pada gear pump dengan drive
gear pada top dan inlet pada sisi sebelah kiri.
7. Mengapa shaft bearing pada balanced vane pump lebih kecil dari bearing
pada gear pump?
8. Apa tipe disain piston pump yang bergerak mundur dan maju pada 90
pada shaft?
2. Apa yang melapisi bagian sisi rotor dan bagian akhir vanes pada sebuah
vane pump?
a. Cam ring b. Shaft
c. Flexplates d. Bearings
3. Apa nama tipe pompa yang aliran outputnya hanya dapat diubah dengan
mengubah kecepatan rotasi?
a. Fixed displacement b. Variable Displacement
c. Non-Positive Displacement d. Piston Pump
99
4. Apa nama tipe pompa yang aliran outputnya dapat diubah dengan
menjaga kecepatan rotasi?
a. Non-Positive Displacement b. Variable Displacement
c. Gear pump d. Fixed Displacement
5. Apa yang menyebabkan oli mengalir dalam inlet pump?
a. Tekanan atmosfir b. Tekanan tangki
c. Charge pump d. Tidak ada jawaban
100
III. Isilah dengan jawaban yang tepat
Gb. 1
101
Gb. 2
Gb. 3
102
Hydraulic
SOAL-SOAL
I. Jawablah
103
Hydraulic
SOAL-SOAL
I. Jawablah
1. Sebutkan dua alasan penggunaan directional control valve.
2. Sebutkan bagian directional control valve yang bergerak.
3. …………… menahan aliran oli melalui valve body.
4. …………… mengijinkan oli mengalir di sekitar spool dan melalui valve
body.
5. Pada ISO Symbol, jumlah amplop mewakili jumlah ………… yang
menunjukkan valve dapat bergeser/shifted.
6. Pada normal posisi, suplai oli mengalir melalui valve dan kembali ke
tangki. Valve merupakan …………………
7. Pada normal posisi, suplai oli melalui valve di blok. Valve merupakan
…………………
8. Pada ISO Symbol, gambar garis dan panah di dalam amplop digunakan
untuk mewakili …………………….
9. Tuliskan nama masing-masing simbol berikut:
104
10. Gambarkan lever operated, spring centered, three position, 4-way, open
center, dan directional control valve.
11. Apakah fungsi pemakaian manual override pada solenoid acktuator?
12. Jelaskan bagaimana solenoid actuator digunakan pada dua posisi valve!
13. Sebutkan tiga kondisi yang dapat menyebabkan solenoid overheating.
14. Jelaskan operasi dari check valve.
15. Apa yang terjadi jika check valve dipasang terbalik?
16. Dalam hal apa pilot operated check valve berbeda dari simple check
valve?
17. Apa yang dimaksud dengan pilot ratio dan pilot pressure?
105
20. Ketika tekanan beban pada pilot pressure ratio = 3 : 1, berapakah
minimum pressure yang dibutuhkan untuk membuka check valve berikut
ini?
106
107