Sei sulla pagina 1di 7

Waktu Premium Minyak Solar Gas 12 kg Gas 3 kg

Tanah

Harga Kenaikan Harga Kenaikan Harga Kenaikan


(Rp/liter) (%) (Rp/liter) (%) (Rp/liter) (%)

Ags 2003 34.200

Mar 2004 36.000

Des 2004 53.000

1 Mar 2005 2400 32,6% 2200 214,3% 2100 11,11%

1 Okt 2005 4500 87,5% 2000 -9,1% 4300 104,8%

Jul 2008 63.000

Agust 2008 69.000

24 Mei 2008 6000 33,3% 2500 25% 5500 27,9%

1 Des 2008 5500 -8,33% 2500 0% 5500 0%

15 Des 2008 5500 -9,10% 2500 0% 4800 -12,7%

15 Jan 2009 4500 -10% 2500 0% 4500 -6,25%


Okt 2009 70.200

22 Jun 2013 6500 44% 3000 20% 5500 22%

Jan 2014 92.200

10 Sep 2014 114.300

18 Nov 2014 8500 2500 7500

1 Jan 2015 7600 2500 7250 134.700

19 Jan 2015 6600 6400 129.000


(turun
5.700 rp
dari
134.700)
1 Mar 2015 134.000
(Naik 5000
rp, Dari
129.000)
29 Mar 2015 7300 2500 6900

1 April 2015 142.000


(naik
8.000rp
dari
134.000)
Premium Solar Minyak Tanah LPG 12kg LPG 3kg

BEFORE 6500 5500 2500 92.800


30,77% 36,36% tetap
10 Sep 2014 114.300

18 Nov 2014 8500 7500 2500


tetap
1 Jan 2015 7600 7250 2500 134.700
19 Jan 2015 6600 6400 129.000

1 Mar 2015 134.000

29 Mar 2015 7300 6900 2500

1 April 2015 142.000

2 Jan 2015 134.700

19 Januari 6.600 6.400 129.000


2015
28 Mar 2015 7.300 6.900

1 Apr 2015 142.000 16.000 s/d


20.000

http://www.pertamina.com/news-room/siaran-pers/pertamina-sesuaikan-harga-elpiji-12kg-
sebesar-rp1500-per-kg/

10 Sep 2014 05:00

Pertamina Sesuaikan Harga Elpiji 12kg Sebesar Rp1.500 per kg

JAKARTA, 10 September 2014 - PT Pertamina (Persero) memutuskan untuk menaikkan harga


Elpiji non subsidi kemasan 12 kg menyusul tingginya harga LPG di pasar Internasional dan
turunnya nilai tukar Rupiah yang menyebabkan beban kerugian perusahaan akan semakin tinggi.
Penyesuaian harga diputuskan sebesar Rp1.500 per kg (nett Pertamina) terhitung sejak tanggal
10 September 2014 pukul 00.00 waktu setempat.

Kebijakan korporasi ini ditetapkan setelah mendengarkan masukan Pemerintah dalam rapat
koordinasi di Kementerian Perekonomian tanggal 8 September 2014, sehingga Pertamina dapat
menyesuaikan harga sesuai dengan Permen ESDM No.26 tahun 2009 tentang Pendistribusian
Liquefied Petroleum Gas.
Penyesuaian ini merupakan pelaksanaan Roadmap Penyesuaian Harga Elpiji 12 kg secara
berkala sesuai hasil Rapat konsultasi Pemerintah dengan BPK RI pada tanggal 6 Januari 2014.

Dengan kenaikan ini, harga jual rata-rata Elpiji 12 kg nett dari Pertamina menjadi Rp 7.569 per
kg dari sebelumnya Rp 6.069 per kg. Apabila ditambahkan dengan komponen biaya lainnya,
seperti transport, filing fee, margin Agen dan PPN, maka harga jual di agen menjadi Rp 9.519
per kg atau Rp 114.300 per tabung dari sebelumnya Rp 7.731 per kg atau Rp 92.800 per tabung.

Apabila dibandingkan dengan harga keekonomian LPG, harga jual tersebut masih jauh di bawah
keekonomiannya. Berdasarkan rata-rata CP Aramco y-o-y Juni 2014 sebesar US$891,78 per
metric ton dan kurs Rp11.453 per US$, ditambah komponen biaya seperti di atas maka harga
keekonomian Elpiji 12kg saat ini seharusnya Rp15.110 per kg atau Rp181.400 per tabung.

Dengan Penyesuaian ini diharapkan dapat menekan kerugian bisnis Elpiji 12 kg pada tahun 2014
sebesar Rp452 miliar sehingga menjadi Rp5,7 triliun dari prognosa semula Rp6,1 triliun dengan
proyeksi tingkat konsumsi Elpiji 12kg mencapai 907.000 metric ton. Kerugian ini masih
melebihi proyeksi RKAP 2014 sebesar Rp5,4 triliun yang dipatok pada asumsi CP Aramco
sebesar US$833 per metric ton dan kurs Rp10.500 per US$.

Untuk itu, Pertamina juga telah menyampaikan kembali Roadmap Penyesuaian Harga Elpiji 12
kg secara berkala dalam rapat koordinasi dengan pemerintah, dimana penyesuaian tersebut dapat
dilakukan secara otomotis setiap 6 (enam) bulan hingga mencapai harga keekonomian di tahun
2016.

Untuk menjamin kelancaran pasokan kepada konsumen. Pertamina memastikan ketersediaan


suplai LPG di masyarakat baik untuk Elpiji 12 kg maupun Elpiji 3 kg. Antara lain dengan
meningkatkan stok LPG, dimana status hari ini dalam kondisi aman di atas 16 hari. Pertamina
juga melakukan optimalisasi jakur distribusi Elpiji melalui SPBU dan juga modern outlet.

Selanjutnya, Pertamina juga melakukan monitoring distribusi Elpiji 3kg sampai pangkalan
dengan aplikasi SIMOL3K (Sistem Monitoring Penyaluran Elpiji 3kg). Dalam menyonsong
penyesuaian harga ini, Pertamina juga telah melakukan sosialisasi kepada stakeholder dan
pengguna LPG secara kontinyu.
Sementara itu, dari total proyeksi konsumsi LPG tahun ini sebesar 6,11 juta metric ton, hanya
sekitar 2,5 juta metric ton yang dapat disediakan oleh total kapasitas produksi domestik, di mana
seluruhnya telah diserap Pertamina. Dengan demikian, maka pemenuhan kebutuhan LPG harus
diimpor sekitar 59%.

Potrebbero piacerti anche