Sei sulla pagina 1di 50

FITOTERAPI

PENYAKIT AUTOIMUN

Disusun oleh:

Nur asma s somadayo


260112150564

PROGRAM PROFESI APOTEKER


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2016

1
ABSTRAK

Gangguan autoimun adalah kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh


yang membuat badan menyerang jaringannya sendiri. Sistem imunitas menjaga
tubuh melawan pada apa yang terlihatnya sebagai bahan asing atau berbahaya.
Plants with antiinfective properties, plants with eliminating properties, Plants
with digestive antiinflammatory properties, Plants with hormonal properties ,
Plants with general antiinflammatory properties melalui mekanisme Cleansing
heating cooling tonification. Tanaman yang digunakan diantaranya 56 jenis
tanaman yaitu : Allium sativum (garlic) , Berberies vulgaris (berberry)
Echinacea sp (echinacea) Hypericum perforatum (st johns wort) Tavandula spp
(lavender) Thuja occidentalis (arbor-vitae) Apium graveolens (celery) Articum
lapa (burdock) Arctostapylous uva-uri (bearberry) : Betula spp (birch) Berberis
equifolium Fumaria officinalis (Galium aparine (claves) Gaultheria
procumbens (wintergreen) Inula helenium (elecampane)Jugians nigra (walnut
bark) Rumex crispus (yellow dock) Scophularia nodosa (fogwort) Solidago
spp Taraxacum officinale (dendelion root) Triforium pratense (red clover)
Uritica dioica (nettle leaf ) Aloe vera (aloe juice) Calendula officinalis
(marigold Discorea villosa (will yam) Filipendula ulmaria (meadowsweet)
Hemamelis virginiana (witchhazel) Matricaria reculita and Chamsemelun
mobile (will and Roman chamomiles) Myrica cerifera (bayberry) Symplytum
officinale (comfrey leaf)Ulmus rubra (slippery elm) Caulophyllum thalictroides
(blue cohosh). Cimicifuga racemosa (black cohosh). Pfaffia paniculata
(Brasilian gingseng). Smillax spp (sarsaparilla). Fraxinus ex.tisior
(ash)Harpagophytum procumbents (devil’s claw)Gualacum spp (lignum vitae)
Menyanthes trifoliate (bogbean). Populus spp (poplar bark) Salix spp (willow
bark). Tanacetum parthenium (feverfew) Zingiber officinale Garcinia
mangostana Urtica dioica L Annona muricata Andrographis paniculata Nees
Centella asiatica Agathosma betulina (P.J. Bergius) Gynura pseudochina
(Lour.) DC Orthosiphon aristatus Sida rhombifolia L Pluchea indica (L.)
Less.Curcuma domestica Val Zingiber officinale Rosc Asparagus officinalis

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadurat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah Fitoterapi terapan dengan judul
fitoterapi pada penyakit autoimun Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran. saya
juga berterimakasih pada Prof.Dr. Moelyono Moektiwardojo, MS.,Apt selaku
dosen mata kuliah Fitoterapi terapan .

saya sangat berharap makalah ini sangat berguna dalam menambah


wawasan serta pengetahuan kita mengenai judul fitoterapi pada penyakit autoimun
saya menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Oleh
sebab itu,saya berharap adanya kriik, saran, dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah dibuat meningat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
membangun. Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya.

Jatinangor,mei 2016

Penulis

3
Daftar isi
Kata pengantar ............................................................................................. ii
Kata pengantar ............................................................................................. iii
Daftar isi....................................................................................................... iv

Bab i pendahuluan ........................................................................................ 1


1.1 Latar belakang ............................................................................... 1

1.2 Tujuan .......................................................................................... 1


Bab ii isi ....................................................................................................... 2
2.1 definisi ................................................................................................... 2
2.2 beberapa faktor etiologi .......................................................................... 3
2.3 Faktor perkembangan penyakit autoimun ................................................ 4

2.4 penyebab autoimun secara umum ............................................................ 4


2.5 gejala autoimun....................................................................................... 5
2.6 diagnosa autoimun .................................................................................. 6
2.7 penyakit penyakit autoimun .................................................................... 6
2.8 Anatomi .................................................................................................. 12

2.9 Terapi pada keadaan autoimun ................................................................ 13

2.10 tanaman herbal yang digunakan untuk terapi support


penyakit autoimun................................................................................... 15
2.11 sediaan obat herbal yang beredar di pasaran ......................................... 36
Bab iii kesimpulan ........................................................................................ 42
Daftar pustaka .............................................................................................. 44

4
BAB I

Pendahuluan

1.1 latar belakang

Indonesia, yang merupakan salah satu daerah tropis memiliki keanekaragaman


ekosistem yang berupa flora & fauna, species, dan genetika yang tergolong cukup
besar dibanding negara-negara lain di dunia Di Indonesia ada sekitar 30,000
species tanaman yang sebagian besar tersebar di wilayah hutan hujan tropis. Dari
species tanaman yang ada tersebut lebih dari 3300 species (11%) merupakan
tanaman yang mempunyai khasiat obat dan baru sekitar 300 species yang telah
dimanfaatkan oleh masyarakat yang berupa obat tradisional atau jamu

Gangguan autoimun adalah kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang


membuat badan menyerang jaringannya sendiri. Sistem imunitas menjaga tubuh
melawan pada apa yang terlihatnya sebagai bahan asing atau berbahaya.

Beberapa antigen ada pada jaringan sendiri tetapi biasanya, sistem imunitas
bereaksi hanya terhadap antigen dari bahan asing atau berbahaya, tidak terhadap
antigen sendiri. Sistem munitas kadang-kadang rusak, menterjemahkan jaringan
tubuh sendiri sebagai antigen asing dan menghasilkan antibodi (disebut
autoantibodi) atau sel imunitas menargetkan dan menyerang jaringan tubuh sendiri.
Respon ini disebut reaksi autoimun. Hal tersebut menghasilkan radang dan
kerusakan jaringan. Efek seperti itu mungkin merupakan gangguan autoimun, tetapi
beberapa orang menghasilkan jumlah yang begitu kecil autoantibodi sehingga
gangguan autoimun tidak terjadi.

Fitoterapi adalah pengobatan dan pencegahan penyakit menggunakan tanaman,


bagian tanaman, dan sediaan yang terbuat dari tanaman. Tumbuhan herbal atau obat
adalah tanaman yang secara tradisional digunakan untuk fitoterapi. Bagian penting
dari fitoterapi adalah tanaman atau bagian tanaman yang dapat berfungsi sebagai
obat.

1.2 Tujuan : 1. Untuk mengetahui apa itu penyakit autoimun dan tanaman yang
digunakan dalam terapi autoimun

5
BAB II

Isi

2.1 Definisi

Gangguan autoimun adalah kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang


membuat badan menyerang jaringannya sendiri. Sistem imunitas menjaga tubuh
melawan pada apa yang terlihatnya sebagai bahan asing atau berbahaya. Bahan
seperti itu termasuk mikro-jasad, parasit (seperti cacing), sel kanker, dan malah
pencangkokan organ dan jaringan. Bahan yang bisa merangsang respon imunitas
disebut antigen. Antigen adalah molekul yang mungkin terdapat dalam sel atau di
atas permukaan sel (seperti bakteri, virus, atau sel kanker).

Beberapa antigen ada pada jaringan sendiri tetapi biasanya, sistem imunitas
bereaksi hanya terhadap antigen dari bahan asing atau berbahaya, tidak terhadap
antigen sendiri. Sistem munitas kadang-kadang rusak, menterjemahkan jaringan
tubuh sendiri sebagai antigen asing dan menghasilkan antibodi (disebut
autoantibodi) atau sel imunitas menargetkan dan menyerang jaringan tubuh sendiri.
Respon ini disebut reaksi autoimun. Hal tersebut menghasilkan radang dan
kerusakan jaringan. Efek seperti itu mungkin merupakan gangguan autoimun, tetapi
beberapa orang menghasilkan jumlah yang begitu kecil autoantibodi sehingga
gangguan autoimun tidak terjadi. Sistem kekebalan pada keadaan tertentu tidak
mampu bereaksi terhadap antigen yang lazimnya berpotensi menimbulkan respon
imun. Keadaan tersebut disebut toleransi kekebalan (immunological tolerance) dan
terjadi melalui beberapa mekanisme, yaitu :

1. Deleksi klonal, yaitu eliminasi klon (kelompok sel yang berasal dari satu sel)
limfosit, terutama limfosit T dan sebagian kecil lmfosit B, selama proses
pematangan;
2. Anergi klon, yaitu ketidakmampuan klon limfosit menampilkan fungsinya;
3. Supresi klon, yaitu pengendalian fungsi “pembantu” limfosit T.

Pada umumnya, sistem kekebalan dapat membedakan antar antigen diri (self
antigen) dan antigen asing atau bukan diri (non-self antigen). Dalam hal ini terjadi
6
toleransi imunologik terhadap antigen diri (self tolerance). Apabila sistem
kekebalan gagal membedakan antara antigen self dan non-self, maka terjadi
pembentukan limfosit T dan B yang auto reaktif dan mengembangkan reaksi
terhadap antigen diri (reaksi auto imun)

2.2 Beberapa faktor etiologi


a. Genetik
Faktor ini dibuktikan perannya melalui adanya fakta di mana kejadian
penyakit serupa pada kembar monozigotik sebanyak kira-kira 20% dibandingkan
dengan pada kembar dizogotik yang hanya 3%. Kemudian juga ditemukan fakta
bahwa anggota keluarga yang tidak manifes secara klinik, ternyata menunjukkan
adanya autoantibodi di serum. Fenomena terakhir ini juga merupakan indikasi
bahwa manifestasi klinik penyakit autoimun ditentukan juga oleh faktor pencetus
lainnya, misalnya faktor lingkungan / non-genetik. Selanjutnya, jenis HLA tertentu
yang dulu dianggap merupakan predisposisi terhadap penyakit autoimun, ternyata
berkaitan dengan pembentukan autoantibodi tertentu seperti anti ds-DNA, anti Sm
dan antifosfolipid.

b. Non-genetik
Obat-obatan seperti hidralazin, procainamid dan D-penicillamin dapat
mencetuskan lupus eritematosus pada manusia. Sinar matahari, khususnya
ultraviolet juga berefek serupa karena akan memacu keratinosit membentuk IL-1.
Hal lainnya adalah virus serta hormon seksual. Eksaserbasi yang terjadi seiring
dengan daur haid merupakan petunjuk peran hormon seks ini.

c. Imunologik
Kelainan fungsi sistem imun diduga mendasari proses terjadinya lupus.
Letak kelainan masih kontroversial, semula diduga sebagai akibat sel B yang
hperaktif pada perangsangan poliklonal, namun belakangan ini ditemukan indikasi
bahwa letak kelainan adalah pada sel T penolong. Mekanisme imunologik yang
mendasari kerusakan jaringan pada umumnya adalah hipersensitifitas tipe III

7
2.3 Faktor perkembangan penyakit autoimun
Penyakit autoimun timbul akibat patahnya toleransi kekebalan diri dan
dipengaruhi oleh berbagai faktor (multi faktor). Faktor-faktor yang bersifat
predisposisi dan/atau bersifat kontributif adalah:
1. Genetik, yaitu haplotipe HLA tertentu meningkatkan risiko penyakit autoimun.
Reaksi autoimun dijumpai .
2. Kelamin (gender), yaitu wanita lebih sering daripada pria.
3. Infeksi, yaitu virus Epstein-Barr, mikoplasma, streptokok, Klebsiella, malaria,
dll, berhubungan dengan beberapa penyakit autoimun;
4. Sifat autoantigen, yaitu enzim dan protein (heat shock protein) sering sebagai
antigen sasaran dan mungkin bereaksi silang dengan antigen mikroba;
5. Obat-obatan, yaitu obat tertentu dapat menginduksi penyakit autoimun;
6. Umur, yaitu sebagian besar penyakit autoimun terjadi pada usia dewasa.

2.4 Penyebab autoimun secara umum

Reaksi autoimun dapat dicetuskan oleh beberapa hal :


Senyawa yang ada di badan yang normalnya dibatasi di area tertentu
(disembunyikan dari sistem kekebalan tubuh) dilepaskan ke dalam aliran
darah. Misalnya, pukulan ke mata bisa membuat cairan di bola mata
dilepaskan ke dalam aliran darah. Cairan merangsang sistem kekebalan tubuh
untuk mengenali mata sebagai benda asing dan menyerangnya.
Senyawa normal di tubuh berubah, misalnya, oleh virus, obat, sinar
matahari, atau radiasi. Bahan senyawa yang berubah mungkin kelihatannya
asing bagi sistem kekebalan tubuh. Misalnya, virus bisa menulari dan
demikian mengubah sel di badan. Sel yang ditulari oleh virus merangsang
sistem kekebalan tubuh untuk menyerangnya.
Senyawa asing yang menyerupai senyawa badan alami mungkin
memasuki badan. Sistem kekebalan tubuh dengan kurang hati-hati dapat
menjadikan senyawa badan mirip seperti bahan asing sebagai sasaran.
Misalnya, bakteri penyebab sakit kerongkongan mempunyai beberapa antigen
yang mirip dengan sel jantung manusia. Jarang terjadi, sistem kekebalan
tubuh dapat menyerang jantung orang sesudah sakit kerongkongan (reaksi ini
bagian dari demam rheumatik).
8

Sel yang mengontrol produksi antibodi misalnya, limfosit B (salah satu
sel darah putih) mungkin rusak dan menghasilkan antibodi abnormal yang
menyerang beberapa sel badan. Keturunan mungkin terlibat pada beberapa
kekacauan autoimun. Kerentanan kekacauan, daripada kekacauan itu sendiri,
mungkin diwarisi. Pada orang yang rentan, satu pemicu, seperti infeks virus
atau kerusakan jaringan, dapat membuat kekacauan berkembang. Faktor
hormonal juga mungkin dilibatkan, karena banyak kekacauan autoimun lebih
sering terjadi pada wanita.

2.5 Gejala Autoimun

Gangguan autoimun dapat menyebabkan demam. Gejala bervariasi


bergantung pada gangguan dan bagian badan yang terkena. Beberapa
gangguan autoimun mempengaruhi jenis tertentu jaringan di seluruh badan
misalnya, pembuluh darah, tulang rawan atau kulit. Gangguan autoimun
lainnya mempengaruhi organ khusus. Sebenarnya organ yang mana pun,
termasuk ginjal, paru-paru, jantung dan otak bisa dipengaruhi. Hasil dari
peradangan dan kerusakan jaringan bisa menyebabkan rasa sakit, merusak
bentuk sendi, kelemahan, penyakit kuning, gatal, kesukaran pernafasan,
penumpukan cairan (edema), demam, bahkan kematian.

Gejala klinik :

 Ruam kulit pada pipi dan hidung yang menyerupai gambar kupu-kupu
(butterfly rash), arthritis, demam, pleuritis dan fotosensitif.
 Demam yang tak diketahui sebabnya,
 Arthritis yang menyerupai arthritis rheumatoid atau demam reuma,
 Rambut rontok, anemia/ kelainan hematologik lainnya,
 Peradangan mukosa, kelainan ginjal,
 Gejala neurologik berupa kejang bahkan psikosis, dan serositis.

9
2.6 Diagnosa Autoimun

Pemeriksaan darah yang menunjukkan adanya radang dapat diduga sebagai


gangguan autoimun. Misalnya, pengendapan laju eritrosit (ESR) seringkali
meningkat, karena protein yang dihasilkan dalam merespon radang
mengganggu kemampuan sel darah merah (eritrosit) untuk tetap ada di darah.
Sering, jumlah sel darah merah berkurang (anemia) karena radang
mengurangi produksi mereka. Tetapi radang mempunyai banyak sebab,
banyak di antaranya yang bukan autoimun. Dengan begitu, dokter sering
mendapatkan pemeriksaan darah untuk mengetahui antibodi yang berbeda
yang bisa terjadi pada orang yang mempunyai gangguan autoimun khusus.
Contoh antibodi ini ialah antibodi antinuclear, yang biasanya ada di lupus
erythematosus sistemik, dan faktor rheumatoid atau anti-cyclic citrullinated
peptide (anti-CCP) antibodi, yang biasanya ada di radang sendi rheumatoid.
Antibodi ini pun kadang-kadang mungkin terjadi pada orang yang tidak
mempunyai gangguan autoimun, oleh sebab itu dokter biasanya
menggunakan kombinasi hasil tes dan tanda dan gejala orang untuk
mengambil keputusan apakah ada gangguan autoimun.

2.7 Penyakit penyakit autoimun :


1. Systemic lupus erytematosus (SLE) (kronis)
2. Antiphospholipid syndrome (APS)
3. Addison
4. Seliaka

5. Hepatitis Autoimun
6. Alopecia areata
7. Ankylosing Spondylitis
8. Myasthenia Gravis
9. Systemic Sclerosis
10. Rheumatoid Arthritis

10
1. SYSTEMIC LUPUS ERYTHEMATOSUS (SLE)

Systemic lupus erythematosus (SLE) adalah suatu penyakit inflamasi kronik yang
idiopathic, mengenai kulit, sendi, ginjal, paru-paru, membrana serosa, sistem saraf,
hati dan berbagai organ tubuh yang lain. Seperti penyakit autoimun yang lain
kejadiannya ditandai oleh periode remisi dan relaps. Gejala yang paling sering
ditemukan adalah kelelahan. Demam, penurunan berat badan, myalgia dan
arthralgia juga merupakan gejala yang sering ditemukan.

Patofisiologi

Penyakit SLE tampaknya terjadi akibat terganggunya regulasi kekebalan yang


menyebabkan peningkatan autoantibodi yang berlebihan. Gangguan imunoregulasi
ini ditimbulkan oleh kombinasi antara faktor-faktor genetik, hormonal dan
lingkungan. Obat-obat tertentu hidralazin, prokainamid, isoniazid, klorpromazin
dan beberapa preparat antikonvulsan disamping makanan seperti kecambah alfalfa
turut terlibat dalam penyakit SLE akibat senyawa kimia atau obat-obatan.

2. ANTIPHOSPHOLIPID SYNDROME (APS)

Sindroma antibodi antifosfolipid (antibody antiphospholipid syndrome, APS)


didefiinisikan sebagai penyakit trombofilia autoimun yang ditandai dengan adanya
1) antibody antifosfolipid (antibody antikardiolipin dan/ atau antikoagulan lupus)
yang menetap (persisten) serta 2) kejadian berulang thrombosis vena/ arteri,
keguguran, atau trombositopnia. Sindrom ini pertama kali diusulkan oleh Hughes
dan Harris antara tahun 1983-1986, oleh karena itu sindrom ini dikenal juga
sebagaii sindrom Hughes.
Antibodi antifosfolipid (antiphospholipid antibody, aPLA) didefiinisikan sebagai
immunoglobulin yang bereaksi dengan dinding biologis sel bagian luar yang
komponen utamanya adalah fosfolipid.
patofisiologi
Asosiasi klinik trombosis dari anti-b2GPI dan anti-anneksin V berupa trombosis
vena dan/atau arteri; antioksidan LDL berupa trombosis arteri; sedangkan LA (aPL
dependen protrombin) dapat berupa perdarahan atau trombosis, tetapi thrombosis
vena dan/atau arteri lebih sering dijumpai daripada perdarahan.
11
3. Pengertian Addison’s Disease

.Penyakit Addison adalah gangguan yang melibatkan terganggunya fungsi dari


kelenjar korteks adrenal. Hal ini menyebabkan penurunan produksi dua bahan
kimia penting ( hormon ) biasanya dirilis oleh korteks adrenal: kortisol dan
aldosteron (Liotta EA et all 2010). Patofisiologi

Penyakit addison atau insufiensi adrenokortikal, terjadi bila fungsi korteks adrenal
tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan pasien akan hormon-hormon korteks
adrenal. Atrofi autoimun atau idiopatik pada kelenjar adrenal merupakan penyebab
pada 75% kasus penyakit addison ( Stern & Tuck, 1994 ). Penyebab lainnya adalah
Tuberkulosis ( TB ) dan histoplasmosis merupakan infeksi yang paling sering
ditemukan dan menyebabkan kerusakan pada kedua kelenjar adrenal.

4. Seliaka

Seliaka adalah gangguan autoimun dari usus kecil yang terjadi pada orang genetik
cenderung dari segala usia dari bayi dan seterusnya tengah. Gejala termasuk diare
kronis, gagal tumbuh (pada anak), dan kelelahan, tetapi mungkin tidak ada, dan
gejala pada sistem organ lainnya telah dijelaskan. Sebagian pertumbuhan diagnosis
sedang dilakukan pada orang tanpa gejala sebagai akibat dari skrining meningkat.
Penyebab : Seliaka ini disebabkan oleh reaksi terhadap gliadin, sebuah prolamin
(protein gluten) ditemukan dalam gandum, dan protein serupa yang ditemukan
dalam tanaman dari suku Triticeae (yang termasuk kultivar lainnya seperti barley
dan gandum).

5. Hepatitis autoimun (AIH),


Hepatitis autoimun merupakan penyakit hati menahun yang difus ditandai dengan
adanya kematian sel hati, pembentukan jaringan ikat yang disertai pembentukan
benjolan. Hal ini dapat menyebabkan gangguan aliran darah ke hati dan
mengganggu fungsi hati. Sistem kekebalan tubuh biasanya membuat antibodi untuk
menyerang bakteri, virus, dan kuman lainnya. Pada hepatitis autoimun,sistem
kekebalan tubuh membuat antibodi terhadap sel-sel hati yang dapat menyebabkan
kerusakan dan sirosis

12
patofisiologis
Penyebab dari hepatitis autoimun tidak diketahui. Beberapa agen diperkirakan
dapat dianggap sebagai pencetus terjadinya proses autoimun pada hepatitis
autoimun antara lain virus, bakteri, bahan kimia, obat, dan faktor genetik. Semua
virus hepatotropik dapat dianggap sebagai pencetus hepatitis autoimun, termasuk
virus measles, hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, herpes simpleks tipe
1 dan virus Epstein-Barr(Manns,1995;Manns,1999).

6. Alopesia areata
Alopesia areata adalah penyakit autoimun yang menyerang kulit kepala maupun
bagian kulit tubuh yang lain. Gejala awalnya berupa bercak yang bulat, kecil dan
halus pada kulit kepala, namun dapat berkembang menjadi kebotakan seluruh
rambut kepala ( alopesia totalis ) atau kehilangan seluruh rambut tubuh (alopesia
universalis). Pada alopesia areata juga sering ditemukan tanda awal berupa
perubahan kuku, sepertu kuku tampak menekuk ( Pitting ), dapat pula
berupa bercak atau garis putih, kehilangan kilau kuku, tampak rapuh dan
kasar. Alopesia areata ini dapat dialami oleh pria, wanita maupun anak – anak.

Patofi siologi
Patofi siologi alopecia areata belum diketahui jelas, diduga disebabkan oleh
kelainan autoimun yang diawali proses mediasi Sel-T. Proses ini diikuti
terbentuknya autoantibodi. Autoantibodi yang terbentuk ini akan mem- pengaruhi
fase anagen sehingga menjadi memendek, folikel rambut akan masuk ke fase
katagen yang mengakibatkan kerontokan.
7. Ankylosing spondylitis
Ankylosing spondylitis adalah juga suatu penyakit rematik sistemik, yang berarti ia
dapat mempengaruhi jaringan-jaringan lain diseluruh tubuh. Karena itu, ia dapat
menyebabkan peradangan atau luka pada sendi-sendi tulang lain yang jauh dari
spine, begitu juga pada organ-organ lain, seperti mata-mata, jantung, paru-paru, dan
ginjal-ginjal.

13
penyebab

Ankylosing spondylitis diwariskan secara genetik, dan mayoritas (hampir 90%) dari
pasien-pasien dengan ankylosing spondylitis dilahirkan dengan gen HLA-B27.
jaringan yang kronis yang berakibat dari aktivitas yang terus menerus dari sistim
imun tubuh pada ketidakhadiran dari infeksi yang aktif adalah tanda dari penyakit
peradangan autoimun.

8. Miastenia gravis

Miastenia gravis adalah salah satu penyakit gangguan autoimun yang mengganggu
sistem sambungan saraf (synaps). Pada penderita miastenia gravis, sel antibodi
tubuh atau kekebalan akan menyerang sambungan saraf yang mengandung
acetylcholine (ACh), yaitu neurotransmiter yang mengantarkan rangsangan dari
saraf satu ke saraf lainnya. Jika reseptor mengalami gangguan maka akan
menyebabkan defisiensi, sehingga komunikasi antara sel saraf dan otot terganggu
dan menyebabkan kelemahan otot.

Penyebab

Penyebab pasti reaksi autoimun atau sel antibodi yang menyerang reseptor
acetylcholine belum diketahui. Tapi pada sebagian besar pasien, kerusakan kelenjar
thymus menjadi penyebabnya. Maka itu kebanyakan si penderita akan menjalani
operasi thymus. Tapi setelah thymus diangkat juga belum ada jaminan penyakit
autoimun ini akan sembuh. Thymus adalah organ khusus dalam sistem kekebalan
yang memproduksi antibodi.

9. Sklerosis sistemik

Sklerosis Sistemik (Skleroderma) adalah penyakit sistemik kronis yang ditandai denganpenebalan
dan fibrosis kulit (skleroderma) dengan keterlibatan organ internal yang luasterutama paru, saluran
cerna, jantung dan ginjal. Fibrosis adalah pembentukan strukturseperti skar yang halus yang
menyebabkan jaringan mengeras dan mengurangi alirancairan melalui jaringan-jaringan. Stadium
dini dari penyakit ini berhubungan dengangambaran inflamasi yang menonjol, diikuti dengan
perubahan struktural dan fungsionalyang menyeluruh pada mikrovaskular dan disfungsi organ
yang progresif akibat dariproses fibrosis

14
Patofisiologi
Patofisiologi scleroderma dapat terjadi melalui 3 mekanisme yaitu : proses vaskulopati, aktivasi
respon imun seluler dan humoral, serta progresivitas fibrosis organmultiple.

10. Rheumatoid Arthritis

rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya


sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan,
nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi (Gordon,
2002). Engram (1998) mengatakan bahwa, rheumatoid arthritis adalah penyakit
jaringan penyambung sistemik dan kronis dikarakteristikkan oleh inflamasi dari
membran sinovial dari sendi diartroidial.

Patofisiologi

Pada rheumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya) terutama


terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-enzim
dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema,
proliferasi membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan
menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah
menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi. Otot akan
turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan degeneratif dengan
menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot (Smeltzer & Bare,
2002).

15
2.8 Anatomi

PENYAKIT AUTOIMUN ORGAN SPESIFIK DAN NON ORGAN SPESIFIK

16
2.9 terapi pada keadaan autoimun

Konsep pengobatan Herbal berbeda dengan konsep pengobatan modern. llmu


pengobatan modern memandang bahwa penyebab penyakit adalah kuman, bakteri,
atau virus. Maka jika seseorang diserang kuman, bakteri, atau virus, therapy
pengobatannya adalah membunuhnya menggunakan antibiotika atau obat lainnya.
Sementara, ilmu pengobatan herba memandang bahwa penyebab penyakit bukanlah
disebabkan oleh kuman, bakteri atau virus, karena kuman, bakteri atau virus ada di
mana-mana dan sangat mudah masuk ke dalam tubuh manusia melalui makanan,
minuman ataupun pernafasan. Menurut pengobatan herba yang menyebabkan
seseorang menjadi sakit adalah karena imunitas atau daya tahan tubuh orang
tersebut lemah. Jika daya tahan tubuhnya kuat, maka ia tidak akan terserang oleh
penyakit. Pengobatan herbal menggunakan herbal alami yang probiotik dan
mengobati secara holistik sumber utama penyakit.

Tujun pengobatan herbal adalah meningkatkan, memperbaiki dan memperkuat


sistem imunitas tubuh dari serangan kuman patogen. untuk membantu
penyembuhan kekuatan fitrah (sistem imuniti) dan mengembalikan keseimbangan
tubuh, bukan hanya untuk menghilangkan gejala saja (symptomatic treatment).

 Selain itu pengambilan herba bertujuan untuk mengatasi kekurangan zat makanan,
vitamin, mineral, dan unsur-unsur penting yang diperlukan oleh tubuh.
Zat kimia aktif alami dalam tanaman obat (herbal) lebih mudah dicerna oleh tubuh
 Penggunaan herbal akan semakin berkhasiat bila disinergikan dengan herbal lain
 Herbal tidak hanya menyembuhkan penyakit tetapi menjaga kesehatan tetapi dalam
kasus autoimun terapi menggunakan herbal untuk mendukung terapi dari pasien
autoimun
 Manusia mempunyai kekuatan penyembuhan sendiri yang berasal dari: 50%
Spiritual, 20% emosional, 20% pikiran, 10% fisik. Bila faktor-faktor tersebut
terganggu maka manusia akan sakit.

17
 Perbedaan Pengobatan Kimia dan Pengobatan herbal alami The concept of herbal
treatment Pengobatan herba tidak menyembukan penyakit secara cepat karena tidak
hanya menghilangkan symptom, tetapi melalui serangkaian tahapan untuk
menyembuhakan sumber utama penyakit dengan tahapan berikut:

1. Cleansing : Dalam proses ini herbal melakukan pembersihan tubuh dengan


mengeluarkan racun dalam tubuh/detoxsifikasi dan eliminasi toksin dikeluarkan
lewat muntah, urin, dahak dan keringat sedangkan detoxifikasi dan eliminasi lewat
mekanisme laxative, diuresis, choleretic, mucolytic, expectorant.
2. heating :melancarkan sirkulasi sehingga sistem imunitas bekerja kembali.

3. cooling:dengan cara menstimulasi sistem digestif

4. Tonification sel-sel yang rusak diganti dengan tumbuhnya sel-sel baru.Fungsi


organ yang terganggu berfungsi kembali seperti semula. Tahap akhir dari herbal
treatment

AUTOIMMUNITE DISIASES
Terlepas dari penggunaan obatnya nya obat obatan herbal untuk autoimun untuk
memberikan dukungan dalam penyembuhan non-spesifik dan perbaikan, strategi
fitoterapi khusus meliputi berikut ini. Pengobatan: radang akut otot, sendi dan
jaringan ikat. Manajemen: Rheumathoid arthritis, ankylosing spondylitis dan
penyakit sendi inflamasi kronis lainnya. Psoriasis, skleroderma dan bertahan
penyakit kulit lainnya. Karena penggunaan produk metabolit sekunder, perhatian
khusus diperlukan dalam fitoterapi terapan pada kasus. komplikasi penyakit
inflamasi oleh glomerulonefritis atau penyakit ginjal lainnya

18
2.10 Tanaman herbal yang digunakan untuk terapi support penyakit
autoimun ada 5 kategori yang terdiri dari :

 Plants with antiinfective properties


 plants with eliminating properties
 Plants with digestive antiinflammatory properties
 Plants with hormonal properties
 Plants with general antiinflammatory properties

1. Plants with antiinfective properties


1. Allium sativum (garlic) : heating, disinfectant, especially in lungs and gut.
2. Berberies vulgaris (berberry): cooling and drying
3. Echinacea sp (echinacea) : warming and promoting defences, particulary of throat
and upper gut wall
4. Hypericum perforatum (st johns wort) restoractive tonic with potential antivirasl
support
5. Tavandula spp (lavender) warming and stimulating
6. Thuja occidentalis (arbor-vitae) : warming and stimulating

plants with eliminating properties

7. Apium graveolens (celery): diuretic and eliminating acidic metabolism


through the kidneys particulary used in artritic disiase
8. Articum lapa (burdock) general eliminative particulary popular in skin
disease
9. Arctostapylous uva-uri (bearberry) : diuretic and urinary antiseptic , most
likely to be applied in artritic disease (often to be recomended in ankylosing
spondylitis)
10. Betula spp (birch) : diuretic , articularyused in artritic disease
11. Berberis equifolium (oregano grape) : cooling and drying , cholagogue and
popular in treating skin disease
12. Fumaria officinalis (common fumitory) cholagogue and popular in treating
skin disease
13. Galium aparine (claves) diuretic and lymphatic and used particulary in skin
disease

19
14. Gaultheria procumbens (wintergreen) topically warming and used over
inflmations
15. Inula helenium (elecampane) : warming and aiding elimination
(expectoration) from the lung
16. Jugians nigra (walnut bark) : general alternative and laxative remedy
17. Rumex crispus (yellow dock) cooling and drying with mild a perient
properties for helping bile and bowl elimination
18. Scophularia nodosa (fogwort) : warming and generally eliminative,
traditionally for aggressive skin disiase
19. Solidago spp (goldenrod) : traditional diuretic, used for skin conditions, with
some antiinflammatory properties
20. Taraxacum officinale (dendelion root) : cooling and drying with cholagogue
and diuretic properties popularly combined with apium for artritic disease and
as remedy in skin disease
21. Triforium pratense (red clover) : lymphatic and expectorant , used inskin and
joit disease
22. Uritica dioica (nettle leaf) : warming and nutritive taken internally, popular in
skin disease

Plants with digestive antiinflammatory properties

Sejumlah besar obat yang efektif untuk masalah dinding usus (scc p.145). Berikut
ini adalah opsi di rematik, kulit dan penyakit inflamasi kronis lainnya.

23. Aloe vera (aloe juice): reducing digestive wall inflammation


24. Calendula officinalis (marigold): lymphatic and reducing inflammation in
the throal and stomach.
25. Discorea villosa (will yam): antispasmodic and antiinflammatory on lower
gut wall, possibly steroidal effect systemically.
26. Filipendula ulmaria (meadowsweet): demulcent and astringent effect on
stomact wall overwhelming low levels of salicylates.
27. Hemamelis virginiana (witchhazel): astringent throughout the digestive
tract.
28. Matricaria reculita and Chamsemelun mobile (will and Roman chamomiles):
cooling and reducing inflammatory damage in the upper digestive tract.

20
29. Myrica cerifera (bayberry): warming and astringent, traditionally used in
fever management associated with diarrhea and dysentery.
30. Symplytum officinale (comfrey leaf): potent healing effects on gut wall, to be
used only in the short term.
31. Ulmus rubra (slippery elm): mucilaginous and healing on the upper digestive
tract, best used as an early stage of, and preparatory to, wider treatment.

Plants with hormonal properties

Banyak herbal kaya akan sigmasterol dan phytosterols berpotensi antiinflamasi lain.
Beberapa juga memiliki potensi untuk menyeimbangkan hormon seperti dibawah ini:

32. Caulophyllum thalictroides (blue cohosh).


33. Cimicifuga racemosa (black cohosh).
34. Pfaffia paniculata (Brasilian gingseng).
35. Smillax spp (sarsaparilla).
Plants with general antiinflammatory properties

The traditional herbal approach includes anti-inflammatories in the modern


medical sense. These remedies are, however, less powerfull than modern drugs and are
most useful as adjuncts t the therapeutic measures listed above.

Pendekatan herbal tradisional termasuk anti-inflamasi dalam arti medis modern.


obat ini, bagaimanapun, kurang kuat dibandingkan obat modern dan yang paling berguna
sebagai terapi tambahan

36. Fraxinus ex.tisior (ash): moderate anti-inflammatory containing coumarins that


inhibit T-cells and prostaglandin biosynthesis,32.
37. Harpagophytum procumbents (devil’s claw): mild antiinflammatory effects (see
monograph).
38. Gualacum spp (lignum vitae): traditional reputation in arthritic diseases.
39. Menyanthes trifoliate (bogbean): a bitter and hepatic remedy applied to
rheumatic conditions where such effects are useful.
40. Populus spp (poplar bark): containing salicylates with esthabilished
antiinflamatory properties,32.
41. Salix spp (willow bark): the original source of salicylates and with a strong
traditional repulation as an antirheumatic.
21
42. Tanacetum parthenium (feverfew): potential antiinflammatory properties (see
monograph).

1. Allium sativum (garlic) : heating, disinfectant, especially in lungs and gut.

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)
Sub Kelas : Liliidae
Ordo : Liliales
Famili : Liliaceae (suku bawang-bawangan)
Genus : Allium
Spesies : Allium sativum L.

Informasi : Dosis harian bawang putih 150 mg/kgBB. iung bawang putih dapat
dimakan mentah atau dimasak. Mereka juga dapat dikeringkan atau dibuat bubuk
serta digunakan dalam tablet dan kapsul. Siung bawang putih mentah dapat
digunakan untuk membuat minyak dan ekstrak cair.

2. Echinacea sp (echinacea) : warming and promoting defences, particulary of throat


and upper gut wall

Kingdom : Plantae

Subkindom : Traceobionta
Divisio : Magnolyopita
Class : Magnoliopsida
Subclass : Asteridae
Family : Asteraceae
Genus : Echinaceae Moench
Species : Echinaceae Purpurea (L.)
Informasi : Tumbuhan Echinacea yang digunakan sebagai obat adalah akarnya
sebanyak 500 mg akar kering

22
3. hypericum perforatum (st johns wort) restoractive tonic with potential antivirasl
support

Kingdom : Plant
Phylum : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Order : Theales
Family : Clusiaceae
Genus : Hypericum
Species : Hypericum perforatum L.
Informasi : 0.5 milligrams per kilogram untuk anti virus tanaman diapkan
berdasarkan dosis berat badan dan dibersihkan lalu direbus lalu hasil rebusan
dipekatkan sampai menjadi 1 gelas. Diminum selama beberapa hari

4. lavandula spp (lavender) warming and stimulating

Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida Sub Kelas: Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Lavandula
Spesies : Lavandula angustifolia Mill.

23
5. Apium graveolens (celery): diuretic and eliminating acidic metabolism through the
kidneys particulary used in artritic disiase

Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tanaman berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Apiales
Famili : Apiaceae
Genus : Apium
Spesies : Apium graveolens L
Khasiat Daun Seledri Untuk Tekanan darah tinggi mekanisme diuretic :
1. Siapkan 100g daun seledri yang masih segar, kengkap dengan batang, dan
akarnya
2. Cuci bersih daun seledri yang sudah kita siapkan tersebut
3. Tumbuk sampai halus
4. Tambahkan 1 gelas air bersih
5. Rebus air ramuan daun seledri tersebut
6. Biarkan sampai dingin, selanjutnya bagi menjadi dua
7. Minum ramuan tersebut dua kali sehari pagi dan sore

6. Articum lapa (burdock) general eliminative particulary popular in skin disease

Divisi : Spermatophyta
Sub Divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Arctium
Jenis : Arctium lappa L.

24
informasi : Pelancar air seni : Akar articum segar sebanyak 100 – 200 gram,
dicuci, direbus dengan 200 ml air sampai mendidih selama 5 menit, disaring, setelah
dingin diminum sekaligus, sehari sekali dan sebaiknya diminum pada pagi hari. dan
sore.
7. Triforium pratense (red clover) : lymphatic and expectorant , used inskin and
joit disease
Kingdom:Plantae

Division :Magnoliophyta
Class :Magnoliopsida
Order : Fabales
Family :Fabaceae
Subfamily :Faboideae
Genus : Trifolium
Species :Trifolium pretense L.

Kandungan Test ilmiah modern telah menunjukkan bahwa Trifolium


pretense atau semanggi merah mengandung isoflavon, bahan kimia nabati
yang menghasilkan efek seperti estrogen dalam tubuh.Dosis mungkin berbeda
dari orang ke orang, tetapi panduan umum adalah sebagai berikut: Ramuan
kering (yang digunakan untuk minum teh): 1 – 2 sdt bunga kering atau
puncak-puncak pembungaan mendalami 8 oz. air panas 1 / 2 jam, 2 minuman
– 3 cangkir sehari Ramuan bubuk (tersedia dalam kapsul): 40 – 160 mg per
hari, atau 28-85 mg isoflavon semanggi merah Tingtur (1:5, 30% alkohol

8. 8. Taraxacum officinale (dendelion root) : cooling and drying with


cholagogue

Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Asterales
Famili: Asteraceae
Genus: Taraxacum
Spesies: Taraxacum officinale

25
Informasi Kandungan Taraxacin , bahan aktif dalam dandelion bekerja untuk
merangsang pengeluaran cairan empedu, membatu mengatasi batu empedu, tonik
dosis 40 mg dalam berntuk serbuk Caranya ambil akar sekitar 30-60 gram,
kemudian rebus daun nya yang telah di cuci bersih kedalam panci dengan air kira-
kira 3 gelas selama kurang lebih 4 jam dengan api kecil. Direbus selama 4 jam
bertujuan untuk memberi proses etraksi pada obat. rebusan akar tadi di minum
dengan dosis 1 gelas 2X minum.

9. Aloe vera (aloe juice): reducing digestive wall inflammation

Klasifikasi Lidah Buaya


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom :Tracheobionta(Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (monokotil)
Ordo : Asparagales
Famili : Asphodelaceae
Genus : Aloe
Spesies : Aloe vera L.

Cara penggunaan

1. Siapkan 200 g lidah buaya yang masih segar, lengkap dengan batang, kupas kulit
luar
2. Cuci bersih lidah buaya yang sudah kita siapkan tersebut
3. Tambahkan 3 gelas air bersih
4. Rebus air ramuan lidah buaya tersebut
5. Biarkan sampai dingin,
6. Minum ramuan tersebut 3 kali sehari pagi dan sore

26
10. Calendula officinalis (marigold): lymphatic and reducing inflammation in the
throal and stomach.

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : asteraceac
Genus : calendula
Spesies : Calendula officinalis
Cara penggunaan

1. Siapkan 10-50 mg/kg BB bunga tanaman yang masih segar Cuci bersih yang
sudah kita siapkan tersebut
2. Tambahkan 3 gelas air bersih. Rebus air ramuan tanaman tersebut
3. Biarkan sampai dingin,Minum ramuan tersebut 3 kali sehari

11. Filipendula ulmaria (meadowsweet): demulcent and astringent effect on


stomact wall overwhelming low levels of salicylates
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Sub Divisi : Angiospermae


:
Ordo : rosales

Famili : rosaceae

Genus : flipendulia

Spesies : Flipendulia ulmari

27
Informasi : Flavonoid (3-5%) sebagian besar terdiri dari rutin dan glikosida
Quersetin ;kaemferol glikosida.Glikosida fenolik, termasuk spiraein
(salicyaldehyde primveroside) di bagian bunga, monotropitin (metil salisilat
primverosida) di daun dan bunga dosis 2,5-3,5 g bunga atau 4-5 g herbal per
hari 3-6 ml dari 1:2 ekstrak cair per hari, 7,5-15 ml dari 1:5 tingtur per hari.
Cara penggunaan
1. Siapkan 5 gr bunga tanaman yang masih segar Cuci bersih yang sudah kita
siapkan tersebut
2. Tambahkan 3 gelas air bersih
3. Rebus air ramuan tanaman tersebut
4. Biarkan sampai dingin,Minum ramuan tersebut 3 kali sehari pagi dan sore
5. Ada juga sediaan tinggtur seperti di pabrik

12. Inula helenium (elecampane) : warming and aiding elimination (expectoration)

Kingdom : Plantae
(unranked) : Angiosperms
Order : Asterales
Family : Asteraceae
Tribe : Inuleae
Genus : Inula
Species : Inula helenium

Informasi bahan aktif : alantolactone ,helenin , peimine , heleninalantolactone ,


inulinase, Kaldu rimpang dan akar Inula: 16 g (1 sendok makan) bahan baku
ditempatkan dalam sebuah mangkuk enamel, tuangkan 200 ml air panas dipanaskan
dalam air mendidih dengan aduk sesekali 30 m, didinginkan pada suhu kamar
selama 10 m, bahan baku yang tersisa memeras. Volume kaldu yang dihasilkan
dituangkan air matang untuk 200 ml. Ambil dalam bentuk panas 1/2 Cangkir 2 - 3
kali sehari untuk 1 jam sebelum makan.Bahan baku yang disimpan di tempat yang
kering,

28
13. Discorea villosa (will yam): antispasmodic and antiinflammatory on lower gut
wall, possibly steroidal effect systemically.

Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Bangsa : Liliales
Suku : Dioscoreaceae
Marga : Dioscorea
Jenis : Dioscorea villosa
Cara penggunaan
Didihkan dalam satu liter air selama 15 menit. Saring dan minum delapan ons dua
kali sehari.Cuci wild yam hingga bersih terlebih dahulu jika dikonsumsi dalam
keadaan mentah. Jika wanita hamil ingin mengkonsumsi wild yam lebih baik
berkonsultasi dengan dokter atau praktisi kesehatan sebelum mengkonsumsinya.

14. Hemamelis virginiana (witchhazel): astringent throughout the digestive tract.

Kingdom : Plantae
(unranked) : Angiosperms
(unranked) : Eudicots
(unranked) : Core eudicots
Order : Saxifragales
Family : Hamamelidaceae
Genus : hammamelis
Spesies : Hammamelis virginia
Informasi :Mengandung hammamelitannin, gallic acid 0.1-6 gr tanaman biasanya di
destilasi Ada 2 fungsi penting witch hazel untuk kulit, yakni sebagai astringent dan
desinfektan dengan menggunakan witch hazel jerawat yang mengalami peradangan
akan lebih cepat reda engatasi Psoriasis dan Eksim, Masalah kulit
seperti psoriasis dan eksim dapat diatasi dengan witch hazel. Kandungan anti-
inflamasi dapat membantu meredakan nyeri, gatal, kemerahan dan luka yang
berhubungan dengan gejala psoriasis dan eksim. (MD)

29
15. Matricaria reculita and Chamsemelun mobile (will and Roman chamomiles):

Klasifikasi ilmiah Matricaria recutita


Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Matricaria
Spesies : Matricaria recutita

Informasi :kandunganya kimia Matricaria recutita adalah nchamazulene, flavonoid


dan coumarin. Matricaria reculita atau dikenal dengan naman Chamomile dapat
digunakan untuk menyembuhkan sakit perut, radang pada usus, dan sebagai obat
tidur (penenang). Selain itu dapat digunakan untuk membuat teh herbal, yaitu
dengan menambahkan 2 sendok makan bunga chamomile kering per cangkir teh.
Untuk mengatasi sakit perut (yang meradang), direkomendasikan untuk meminum
secangkir teh chamomile setiap pagi tanpa sarapan selama 2 atau 3 bulan.

16. Myrica cerifera (bayberry): warming and astringent, traditionally used in fever
management associated with diarrhea and dysentery
Kingdom : Plantae
Division : spermatophyta
Subdivision : angiospermae
Class :dicottylodinae
Order :myricales
Family : myricaceae
Subfamily :Faboideae
Genus :myrica
Species :Myrica carifera

30
1. Siapkan 1 ons tanaman myrica atau bayberry yang masih segar Cuci bersih yang
sudah kita siapkan tersebut
2. Tambahkan 3 gelas air bersih
3. Rebus air ramuan tanaman tersebut
4. Biarkan sampai dingin,Minum ramuan tersebut 3 kali sehari pagi dan sore

17. Symphytum officinale L.


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (T.berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Boraginaceae
Genus : Symphytum
Spesies : Symphytum officinale L.
Informasi :
1. Siapkan 25 gram daun tanaman kompri / Symplytum officinale (comfrey) yang
masih segar Cuci bersih yang sudah kita siapkan tersebut
2. Tambahkan 2 gelas air bersih
3. Rebus air ramuan tanaman tersebut hingga tersisa 1 gelas
4. Biarkan sampai dingin,Minum ramuan tersebut 2 kali sehari pagi dan sore

18. Zingiber officinale


Klasifikasi Ilmiah
Divisi : Spermatophyta.
Sub-divisi : Angiospermae.
Kelas : Monocotyledoneae.
Ordo : Zingiberales.
Famili : Zingiberaceae.
Genus : Zingiber.
Species : Zingiber officinale

31
Informasi : Senyawa identitas (antiinflamasi):Gingerol, , Ekstrak200mg/kgBBhari
Maserasi1:7,5penyari, Spesifiknya pada penghambatan sitokinesis pro-inflamasi
dan sekresi senyawa inflamasi

19. Garcinia mangostana


Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Bangsa : Theales
Suku : Clusiaceae
Marga : Garcinia
Jenis : Garcinia mangostana (Cronquist, 1981).

Senyawa : Xanthones memblok nitrat oksida sintase (iNOS) dan cyclooxygenase-2


(COX-2). Senyawa : mangostins menurunkan prostaglandin (PGE2) dengan
penghambatan aktivitas COX-2 dan produksi NO (Kumar, 2013). Dosis Tikus : 10
dan 30 mg/kg secara oral Manusia : Dosis 59 mL/day for 30 days (Orozco, 2013)

20. Urtica dioica L


Kingdom : Plantae
Divisi : Angiospermae
Kelas : Rosids

Ordo : Rosales
Family : Urticaceae
Genus : Urtica
Spesies : Urtica dioica L
Komisi E jerman merekomendasikan dosis harian 4-6
gram simplisia jelantang dapat digunakan dalam bentuk teh , ekstrak cair (1:1, 45%
etanol 1,5-7.5 ml) atau tingtur 1:5, 40% etanol, 5ml

32
21. Annona muricata
Kingdom : Plantae ( Tumbuhan )
Divisi : Magnoliophyta ( Tumbuhan berbunga )
Kelas : Magnoliopsida ( berkeping dua / di kotil )
Ordo : Magnoliales
Famili : Annonaceae
Genus : Anonna
Spesies : Annona muricata

Manfaat daun sirsak yang terpenting memberikan efek anti tumor / kanker yang
sangat kuat, dan terbukti secara medis menyembuhkan segala jenis kanker. Selain
bermanfaat menyembuhkan kanker, buah sirsak juga bermanfaat sebagai anti
bakteri, anti jamur (fungi), efektif melawan berbagai jenis parasit / cacing,
menurunkan tekanan darah tinggi, depresi, stress, dan menormalkan kembali
system syaraf yang kurang baik. - Daun sirsak 10 buah yang sudah tua (warna hijau
tua) dicampur ke dalam 3 gelas air dan direbus terus hingga menguap dan air
tinggal 1 gelas saja. Air yang tinggal 1 gelas diminumkan ke penderita setiap hari
2-3 kali.

22. Andrographis paniculata Nees


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Scrophulariales
Famili : Acanthaceae
Genus : Andrographis
Spesies : Andrographis paniculata Nees

33
Andrograpolida mencegah transmisi virus ke sela lain dalam tubuh dan
menghentikan perkembanagn penyakit dengan mengubah sinyal antar sel. Ekstrak
metanol dari sambiloto menunjukan aktivitas melawan Plasmodium berghei salah
satu parasit transit malaria. Ekstrak metanolik ini mencegah terjadinya multiplikasi
parasit. Selain itu ekstrak sambiloto njuga efektif mematikan cacing filariasis yang
merusak saluran limpa.Dosis sambiloto relatif bervariasi hingga mencapai 1.200
mg. Dosis sambiloto adalah 40 mg per hari

23. Centella asiatica

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledone
Ordo : Umbillales
Famili : Umbilliferae (Apiaceae)
Genus : Centella
Spesies : Centella asiatica

Pegagan berasa manis, bersifat mendinginkan, memiliki fungsi membersihkan


darah, melancarkan peredaran darah, peluruh kencing (diuretika), penurun panas
(antipiretika), menghentikan pendarahan (haemostatika), meningkatkan syaraf
memori, anti bakteri, tonik, antispasma, antiinflamasi, hipotensif, insektisida,
antialergi dan stimulan.

Sebagai antiinfeksi : Ambil 20 lembar daun pegagan kemudian direbus dalam 3


gelas air hingga menjadi 3/4-nya. Ramuan tersebut diminum 3 kali sehari, masing-
masing 3/4 gelas.

34
24. Agathosma betulina (P.J. Bergius) Pillans – buchu

Kingdom :Plantae

Infrakingdom :Streptophyta
Division :Tracheophyta
Subdivision :Spermatophytina
Class :Magnoliopsida
Order :Sapindales
Family :Rutaceae
Genus :Agathosma
Species :Agathosma betulina (P.J. Bergius) Pillans – buchu

Agathosma betulina mengandung flavonoid (terutama diosmin), mucilago and resin


. Daun Buchu secara tradisional telah digunakan untuk pengobatan penyakit
gastrointestinal dan saluran urin. Ini juga di rekomendasikan untuk pengobatan
dispepsia, infeksi kulit dan rheumaris kronik. Penyiapan buchu dengan membuat
infus dari daun kering 3-6 gram perhari

25. Gynura pseudochina (Lour.) DC


Kingdom : plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae (Compositae)
Marga : Gynura
Jenis : Gynura pseudochina (Lour.) DC
Senyawa flavonoid bersifat antioksidan, antidiabetik, antikanker, antiseptik, dan
anti-inflamasi, 5 lembar daun dewa segar, cuci bersih seduh dengan 100 ml air
hangat, Saring dan minum sekali sehari.

35
26. Orthosiphon aristatus

Spesies : Orthosiphon aristatus


Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus

Informasi : Efek diuretik telah dibuktikan dengan percobaan farmakologi dan uji
klinis. Diduga efek ini disebabkan oleh flavonoid, mesoinositol, minyak menguap,
kalium atau efek sinergis dari senyawa-senyawa tersebut , osis untuk diuretkum
dipakai kurang lebih 25 gram daun segar atau yang sudah dikeringkan, direbus
dengan 2 gelas air selama 15 menit, terhitung setelah air mendidih. Hasil rebusan
diminum sehari dua kali 1/2 gelas pagi dan siang.

27. Sidaguri (Sida rhombifolia L)

Kingdom : Plantae
Subkingdom :Tracheobionta
Superdivisi : Spematophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familiy : Malvaceae
Genus : Sida
Spesies : Sida rhombifolia L

36
Sidaguri mengandung alkaloid ephedrinea terutama pada bijinya yang memiliki
efek mendinginkan badan (antipiretik), melancarkan pencernaan, menyusutkan
jaringan (adstringent), melancarkan produksi airseni (diuretik), dan menghambat
terbentuknya enzim oksidase yang menyebabkan penyakit sendi, termasuk asam
urat (sebagai anti gout). Cara penggunaan :

• 60 gram akar sidaguri dipotong kecil-kecil


• rebus dengan 3 gelas air hingga tersisa 1 gelas
• setelah dingin, saring dan minum 1 kali sehari tiap pagi

28. Pluchea indica (L.)


Kingdom : Plantae
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Asterales
Famili : Asteraceae
Genus : Pluchea
Spesies : Pluchea indica (L.) Less.
Anti-inflamasi: akar beluntas menunjukkan aktivitas penghambatan yang signifikan
terhadap carrageenin-, histamine-, serotonin-, hyaluronidase dan natrium yang
disebabkan peradangan sendi (Sibarani, et al., 2013) Sebanyak 8-16 gram Pluchea
indica direbus dalam air suhu 90 oC selama 30 menit  dekok

37
29. Curcuma domestica Val

Kingdom : plantae

Sub Divisi : Angiosspermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Familia : Zingiberaceae

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma domestica Val

Penelitian lain menyebutkan bahwa kunyit dapat mengendalikan NF-kappaB yang


mengendalikan aktivitas senyawa yang dapat meninmbulkan peradangan di bagian
persendian. NF-kappaB kini menjadi target kerja obat untuk penghambatan
terjadinya inflamasi yang disebabkan oleh RA. Dosis 1000 mg/kgBb / hari. Cara
menggunakannya., Rimpang Kunyit diparut ditambah air matang, diperas , airnya
diminum, rimpang dibuat tepung disedu dengan air panas ditambah madu
(Syarif,2012).

30. Zingiber officinale Rosc


Kelas : Angiospermae
Subkelas : Monocotyledonae
Ordo : Zingiberales
Famili : Zingiberaceae
Genus :Zingiber
Spesies :Zingiber officinale Rosc.

Di dalam rimpang jahe merah terkandung zat gingerol, oleoresin, dan minyak atsiri
yang tinggi Mekanisme kerja jahe yaitu Menghambat pelepasan prostaglandin
sehinnga tidak terbentuk inflamasi serta sebagai anti bakteri khusus bakteri
Klebsiella pneumonia Streptococcus aureus, Proteus mirabilis

38
31. Asparagus officinalis L.
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliales
Suku : Liliaceae
Marga : Asparagus
Jenis : Asparagus officinalis L.
Informasi : Asparagus mengandung fitokimia yang menghasilkan efek anti-
inflamasi sehingga membantu meringankan arthritis dan rematik,Sebagai diuretik
dan agen koleretik.

Preparasi : 1 sdm akar dan rimpang dalam bentuk dasar diseduh dalam cangkir air
mendidih dan masak dengan api kecil dalam keadaan tertutup selama 10 menit,
kemudian angkat dan diamkan selama 1 jam. Lalu minum sebanyak 1/4 cangkir
tiga kali sehari setengah jam sebelum makan

39
2.11 Sediaan obat herbal yang beredar di pasaran

1. Nama produk : ANTIOB

Kandungan dari obat herbal tersebut antara lain adalah :


Andrographis Paniculata (sambiloto) 70 mg
Caesalpinia Paniculata (kayu manis) 60 mg
Centella asiatica (Pegangan) 50 mg
Hedyotis corymbosa (Rumput Mutiara) 40 mg
Plantago mayor (Daun Sendok) 30 mg
Indikasi : Anti biotik Obat Jerawat dan Eksim
Aturan minum :3 x 2 kapsul sehari. Diminum setelah makan.
Obat herbal ini juga sudah mendapatkan ijin dari BPOM dan sertifikat halal dari
MUI nomor registrasi :POM TR. 133 374 201. Halal MUI 00260027540104
diproduksi oleh : PT Unique Herbamed Indonesia.

40
2. Nama produk : Nonik
Bentuk sediaan : kapsul
Komposisi : ekstrak Morinda citrifolia (Mengkudu atau pace) 500 mg
terstandarisasi 4 % morindin
Dosis :
Untuk pemeliharaan kesehatan : 1-2 x sehari.
Untuk pengobatan : 2 x 2 kapsul sehari.
Industri pembuat : PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul
Indikasi :
-Mempertahankan fungsi sel-sel normal
- Mengaktifkan reseptor insulin yang berakibat menurunkan kadar gula darah
- Memperlebar saluran pembuluh darah yang mengalami penyempitan dan
melancarkan peredaran darah
- Memiliki kemampuan adaptogen
- Efektif sebagai anti inflamasi dan antihistamin
- Memiliki zat membantu proses perawatan kanker yang efektif melawan sel-
sel abnormal
- Menormalkan tekanan darah
- Menurunkan kadar kolesterol dalam darah
Perhatian : Tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui.
Nomor registrasi : POM TR. 012 312 741
Harga : 1 botol isi 30 kapsul Rp. 59.000

41
3. Nama produk :Kapsul Jahe Merah Al Ghuroba

Bentuk Sediaan : Kapsul


Komposisi : Zingiberis Rhizoma var. Rubrum Extract 500 mg
Industri : CV. Al Ghuroba’
Indikasi : Membantu meredakan nyeri sendi dan pegal linu.
Cara Pakai : Diminum 3 kali sehari @ 1-2 kapsul,
Nomor registrasi : POM TR 133 368 121
Harga : Rp 35.000,00

4. Habbat Sehat

 KOMPOSISI : Nigella Sativa (Habatussauda)


Olive Oil (Minyak Zaitun)
Honey (Madu)
Zingiberis Rhizoma (Jahe)
 Indikasi: maag (sistem pencernaan), gangguan jantung dan ginjal, kencing manis,
TBC, insomnia, paru-paru kronis, stroke, kolesterol, darah tinggi, anemia, anti
inflamasi, kanker, rematik, nyeri persendian
 Bentuk Sediaan : Kapsul

42
 Aturan Pakai :Dosis Awal : 2 x 4 Kapsul Sehari Sebelum Makan Isi
: 100 Kapsul @500mg
 Harga : Rp 50.000,-
 No. Registrasi : POM TR 063.362.451
 Produksi : PT Habbatussauda Internasional, Bandung - Indonesia

5. Remago

Komposisi bahan :Ekstrak Zingiberis officinale var Rubra Rhizoma 300 mg


(setara dengan 14000 mg rimpang segar), ekstrak Kaempferia galanga 65 mg
(setara dengan 7500 mg rimpang segar).

Indikasi :

Membantu pengobatan rematik dan gangguan pada persendian (nyeri


sendi, bengkak-bengkak, kaku sendi).

Menekan rasa mual dan muntah.

Meringankan gejala pusing-pusing dan migrain.

Mencegah mabuk perjalanan.

Melancarkan sirkulasi darah

Bentuk sediaan : kapsul

Mekanisme kerja :

• Meningkatkan sirkulasi darah. Sebagai efek anti-inflamasi.Sebagai anti-piretik,


yang menurunkan suhu tubuh yang disebabkan oleh radang dan infeksi.

• Mengandung gingerol sebagai agen analgesik.

Perhatian : Tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui.

43
Aturan minum : 2 x 1 kapsul sehari atau sesuai petunjuk dokter.

Untuk pencegahan : 1 kapsul sehari.

Kemasan : Botol plastik isi 50 kapsul transparan.

Harga : Rp 42.000

Industri pembuat : PT. Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul

No registrasi : POM TR.092 303 941

6. javavera
 Indikasi :
· Mengurangi peradangan pada sendi
· Memperlambat penuaan dini
· Mengatasi gangguan pencernaan
· Meningkatkan fungsi Metabolisme
· Membantu penyembuhan luka sehabis operasi
· Maag
· Sembelit
· Ambeien
· Radang Tenggorokan
 Komposisi : Aloe Vera Folium 464,96 mg
 Aturan Pakai : Sehari 2 x 2 sloki (1 sloki = 25 ml)
 No Izin Produksi : POM TR. 063 656 151

44
7. bio natura

Indikasi Bio Natura :

• Membantu memelihara dan meningkatkan daya tahan tubuh

• Melindungi organ lambung dari infeksi bakteri

• Menghilangkan kembung (karminatif), mual, nyeri/perih lambung

• Mengobati radang lambung, tukak (luka lambung)

• membantu mengatasi diare akibat sekresi asam lambung

Komposisi Bio Natura :

Phylantus Urinaria 100 mg

Andrographis Paniculata 60 mg

Imperata Cylindrica 50 mg

Curcuma Xanthorrhiza 50 mg

Curcuma Longa 100 mg

caempheria Galanga 50 mg

Cymbopogon Citratus 50 mg

Aturan Pakai :

Pengobatan : 3 x 2 kapsul/hari Pencegahan : 1 x 2 kapsul/hari

Isi : 30 kapsul @ 450 mg

izin : POM TR 053345321

Pembuat : CV. Vermindo Internasional

45
BAB III

3.1 Kesimpulan

Gangguan autoimun adalah kegagalan fungsi sistem kekebalan tubuh yang


membuat badan menyerang jaringannya sendiri. Sistem imunitas menjaga tubuh
melawan pada apa yang terlihatnya sebagai bahan asing atau berbahaya. Fitoterapi
adalah pengobatan dan pencegahan penyakit menggunakan tanaman, bagian
tanaman, dan sediaan yang terbuat dari tanaman. Melalui mekanisme berikut:

1. Cleansing : Dalam proses ini herbal melakukan pembersihan tubuh dengan


mengeluarkan racun dalam tubuh/detoxsifikasi dan eliminasi toksin dikeluarkan
lewat muntah, urin, dahak dan keringat sedangkan detoxifikasi dan eliminasi lewat
mekanisme laxative, diuresis, choleretic, mucolytic, expectorant.
2. heating :melancarkan sirkulasi sehingga sistem imunitas bekerja kembali.

3. cooling:dengan cara menstimulasi sistem digestif

4. Tonification sel-sel yang rusak diganti dengan tumbuhnya sel-sel baru.Fungsi


organ yang terganggu berfungsi kembali seperti semula. Tahap akhir dari herbal

Mekanisme tanaman yang bekerja pada sistem imun :

 Plants with antiinfective properties


 plants with eliminating properties
 Plants with digestive antiinflammatory properties
 Plants with hormonal properties
 Plants with general antiinflammatory properties

Tanaman yang digunakan diantaranya 56 jenis tanaman yaitu :


1. Allium sativum (garlic)
2. Berberies vulgaris (berberry)
3. Echinacea sp (echinacea)
4. Hypericum perforatum (st johns wort)
5. Tavandula spp (lavender)
6. Thuja occidentalis (arbor-vitae)
7. Apium graveolens (celery)

46
8. Articum lapa (burdock)
9. Arctostapylous uva-uri (bearberry)
10. Betula spp (birch)
11. Berberis equifolium (oregano grape)
12. Fumaria officinalis (common fumitory)
13. Galium aparine (claves)
14. Gaultheria procumbens (wintergreen)
15. Inula helenium (elecampane)
16. Jugians nigra (walnut bark)
17. Rumex crispus (yellow dock)
18. Scophularia nodosa (fogwort)
19. Solidago spp
20. Taraxacum officinale (dendelion root)
21. Triforium pratense (red clover)
22. Uritica dioica (nettle leaf )
23. Aloe vera (aloe juice)
24. Calendula officinalis (marigold)
25. Discorea villosa (will yam)
26. Filipendula ulmaria (meadowsweet)
27. Hemamelis virginiana (witchhazel)
28. Matricaria reculita and Chamsemelun mobile (will and Roman chamomiles)
29. Myrica cerifera (bayberry)
30. Symplytum officinale (comfrey leaf)
31. Ulmus rubra (slippery elm)
32. Caulophyllum thalictroides (blue cohosh).
33. Cimicifuga racemosa (black cohosh).
34. Pfaffia paniculata (Brasilian gingseng).
35. Smillax spp (sarsaparilla).
36. Fraxinus ex.tisior (ash)
37. Harpagophytum procumbents (devil’s claw)
38. Gualacum spp (lignum vitae)
39. Menyanthes trifoliate (bogbean).
40. Populus spp (poplar bark)
41. Salix spp (willow bark).
47
42. Tanacetum parthenium (feverfew)
43. Zingiber officinale
44. Garcinia mangostana
45. Urtica dioica L
46. Annona muricata
47. Andrographis paniculata Nees
48. Centella asiatica
49. Agathosma betulina (P.J. Bergius)
50. Gynura pseudochina (Lour.) DC
51. Orthosiphon aristatus
52. Sida rhombifolia L
53. Pluchea indica (L.) Less.
54. Curcuma domestica
55. Val Zingiber officinale Rosc
56. Asparagus officinalis

48
Daftar pustaka

Carcinoma, Treated With Pericarp Extract of Garcinia Mangostana Linn In Rats. Journal of
Clinical and Diagnostic Research (4) : 3289-3297.

Chen Lih Geeng., Yang Ling-Ling., Wng Ching-Chiung. 2007. Anti-inflammatory Activity of
Mangostins From Garcinia mangostana. Graduate Institute of Biomedical and
Biopharmaceutical Sciences, National Chiayi Univerisity. Taiwan.

Chomnawang, Mullika Traidej., Surassmo Suvimol., Nukoolkarn Veena S., Gritsanapan


Wandee. 2007. Effect of Garcinia Mangostana on Inflammation Caused by
Propionibacterium acnes. Faculty of Pharmacy Mahidol University. Tahiland. Fitoterapi
78 . 401-408

Cronquist, A. 1981. An Integrated System of Classification of Flowering Plants. New


York: Columbia University Press. Cronquist, A. 1981. An Integrated System of
Classification of Flowering Plants. New York: Columbia University Press.

Fitoterapi Sistem Organ: Pandangan Dunia Barat terhadap Obat Herbal Global By
Supriyatna, R. Maya Febriyanti, Dewanto, Indra Wijaya, Ferry Ferdiansyah

Foster, S. 2005. Echinacea. University of Maryland Medical Centre sachin,a,s et al.


2007. evaluation of echinacea for the prevention of the common cold:a meta-analysis.
Lancert Infect Dis (Review); vol 7:473

Guyton, Arthur C., Hall, John E., 2007. BUKU AJAR FISIOLOGI KEDOKTERAN
Edisi 11. Alih bahasa : Irawati, et al. Jakarta : EGC

Harris ED Jr., 1993, Etiology and Pathogenesis of Reumatoid Arthritis. Dalam:


Textbook of Rheumatology.Philadhelpia:Saunders Co Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002,
Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2, Alih Bahasa Kuncara, H.Y, dkk, EGC, Jakarta

49
Induced Hepatocellular Carcinoma, Treated With Pericarp Extract of Garcinia
Mangostana Linn In Rats. Journal of Clinical and Diagnostic Research (4) James B.
Hudson, 2012, Applications of the Phytomedicine Echinacea purpurea (Purple
Coneflower) in Infectious Diseases, Journal of Biomedicine and Biotechnology
Volume 2012: 16

K.M.Kumar, K.H., Ramaiah Sudha., 2011, Pharmacologicl Importance of Echinacea


purpurea, International Journal of Pharma and Bio Sciences. 2 (4) : 307-309

Kumar, S., Bajwa, B.S., Kuldeep Singh., Kalia AN. 2013. International Journal of Advances
In Pharmacy, Biology and Chemistry. ISF Collega of Pharmacy. India vol 2(2): 2277-4688.
available in http://www.ijapbc.com/files/03-225.pdf

Mill, S and Bone, K, 2000, Principles and Practice of Phytotherapy “ Modern Herbal
Medicine, Churchill Livingstone, Edinberg – Toronto

Modul Pelatihan Herbalis Dasar ATM BIMA Yogyakartam Dr. Irman Sukirman,
Konsep Pengobatan Herbal. www.hpayogyakarta.blogspot.com

Orozco Febiola Gutierrez., Failla Mark L. 2013. Biological Activities and


Bioavailability of Mangosteen Xanthones : A Critical Review of the Current Evidence.
Interdisciplinary phD Program in Nutrition, The Ohio State University. Columbus.

V Vishnu Priya., G Sankari., Jainu Mallika., Surapaneni K M., Aishwary T S.,


Saraswathi P., S Chandra Sada Gopan V. 2010. Auto Fluorescence And Fourier
Transform – Infra Red (FTIR) Spectral Investigation on Di Ethyl Nitrosamine (DEN)
and phenolic profile of Echinacea purpurea, nettle (Urtica dioica L.), and dandelion
(Taraxacum officinale) after application of polyamine and phenolic biosynthesis
regulators. J Agric Food Chem. Jul 11;55(14):5689-96.

V Vishnu Priya., G Sankari., Jainu Mallika., Surapaneni K M., Aishwary T S., Saraswathi P.,
S Chandra Sada Gopan V. 2010. Auto Fluorescence And Fourier Transform – Infra Red
(FTIR) Spectral Investigation on Di Ethyl Nitrosamine (DEN) Induced Hepatocellular.
Hook I. McGee A. Henman M. Evaluation of dandelion for diuretic activity and variation
in potassium content. Int J Pharmacog. 1993;31:29–34
50

Potrebbero piacerti anche