Sei sulla pagina 1di 9

Versi online / URL:

Volume 9, Nomor 1

ANALISIS OTENTISITAS HADIS DALAM HIMPUNAN PUTUSAN TARJIH


(HPT) MUHAMMADIYAH KE XXI DI KLATEN JAWA TENGAH

An Analysis Of Authenticity Hadis In The 21St Set Of Decisions Tarjih (HPT)


Muhammadiyah In Klaten Central Java

Syamsurizal Yazid

Jurusan Ahwal Syakhshiyyah, Fakultas Agama Islam


Universitas Muhammadiyah Malang
Email: syamsurizal_yazid@yahoo.com.sg

ABSTRACT

The kind of the research is library research. Because this research to be concerned with haditsh, so
the Writer uses methodology of takhrij and cross reference to analyze data. Takhrij is a method of deciding
authenticity of hadith in a book by evaluating the credibility of its chain of narrators (isnad) which is not
explained by its author. And cross reference is a method of research by comparing between a scholar’s
opinion with another which nally to be concluded. It can be said that about sixty one ahadeeth studied
there are authentic. Only two hadeeth are categorized weak: hadeeth number 3 of transplantation and
hadeeth number 4 of tube baby. And there is one hadeeth which is not categorized as hadeeth, but Imam
Sha’i’s speech, this hadeeth si mentioned at hadeeth number 13 of tube baby. Finally, hadeeth number
14 of tube baby is not hadeethy but only atsar comes from Ibnu Abbas. Beside that, there is hadeeth in HPT
which is mentioned its matan (contain) only without mentioning its narrators, as in the hadeeth number 3
of tube baby. Finally, there are some words of ahadeeth misprinted, as in the hadeeth number 1,14 dan 15
of tube baby and fasting.

Keywords: Hadith, Tarjih, HPT

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research). Karena yang diteliti adalah hadis-
hadis, maka dalam analisis datanya, Peneliti menggunakan metode takhrij dan cross reference (silang
rujuk) Takhrij adalah yaitu suatu cara mencari derajat kesahihan, sanad (rangkaian orang-orang yang
meriwayatkan), yang tidak diterangkan oleh penyusun atau pengarang suatu kitab. Sedangkan komparatif
atau cross reference (silang rujuk) yaitu membandingkan penilaian ulama tentang otentisitas dan tingkat
validitas suatu hadis, khususnya tingkat kredibelitas orang-orang yang meriwayatkannya, untuk kemudian
diambil suatu kesimpulan. Dari sejumlah 61 (enampuluh satu) buah hadis yang dilaklukan penelitian,maka
pada dasarnya hadisnya sahih. Hanya saja 2 hadis yang dinilai dhaif oleh ulama hadis, yaitu hadis nomor 3
tentang transplantasi yang diperselisihkan ulama hadis akan kesahihannya dan hadis nomor 4 tentang bayi
tabung yang dinilai dhaif. Sementara hadis nomor 13 tentang bayi tabung bukan hadis, melainkan ucapan
Imam Asy-Sya’i. Demikian juga hadis 14 tentang bayi tabung hanyalah atsar dari Ibnu Abbas, Sementara
itu ada hadis yang hanya disebutkan matan saja dengan tanpa menyebutkan perawinya, seperti hadis nomor
3 tentang bayi tabung., Ada juga di antaranya yang salah cetak, seperti dalam hadis 1,14 dan 15 tentang
bayi tabung dan hadis tentang puasa hari putih.

Kata Kunci : Hadis, Tarjih, HPT

PENDAHULUAN untuk melaksanakan ajaran-ajaran Islam,


sebab hadis tersebut merupakan sumber
Hadis yang merupakan ucapan (aqwal), pokok yang kedua setelah Al-Qur’an. Karena
perbuatan (af’al) dan ketetapan (taqrir) dari hadis merupakan sumber pokok kedua
Rasulullah s.a.w. mempunyai peranan yang dari ajaran Islam, maka hadis-hadis yang
sangat penting dalam Islam sebagai landasan dijadikan dasar untuk melaksanakan ajaran

Analisis Otentisitas Hadis Dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah ke XXI di Klaten Jawa Tengah 209
Syamsurizal Yazid JURNAL HUMANITY, ISSN 0216-8995

Islam haruslah yang sahih dan autentik, ulama Mutaqaddimin.


bukan hadis yang lemah, apalagi palsu.
Untuk mengetahui otentisitas dan tingkat Klasikasi hadis
validitas hadis tersebut diperlukan suatu
penelitian yang cermat, terutama penelitian Ulama – seperti katakan oleh Moulana
terhadap kredibelitas orang-orang yang Muhammad dalam Al-Balagh Journal (2002)
meriwayatkannya. mengelompokkan hadis (ahad) ini menjadi
empat macam: Hadis Sahih (authentic), hadis
Kaidah penetapan otentisitas dan tingkat Hasan (sound), hadis Dla’if (weak) and hadis
validitas hadis Maudhu’ (fabricated)
Hadis hasan adalah hadis yang syarat-
Seperti dikatakan oleh Muhammad syaratnya hampir mendekati syarat-syarat
Mustafa Azami, MA, Ph.D (1996: 82- hadis sahih, tapi belum sampai kepada
85) bahwa pada dasarnya kritik terhadap derajat hadis sahih tersebut. Jadi masih di
hadis—dalam makna untuk membedakan bawah tingkatan hadis shahih. Kalau terjadi
antara apa yang benar dengan yang salah— pertentangan antara kedua macam hadis ini,
sudah dimulai sejak masa Nabi. Hanya saja maka yang harus didahulukan adalah hadis
pada masa itu istilah ini mempunyai makna sahih.
“pergi menemui Nabi untuk mengecek Menurut Al-Dhafar bahwa apabila
dan membuktikan suatu ucapan beliau suatu hadis bertentangan—ada yang
yang disampaikan seseorang”. Abubakar mengatakan shahih, ada yang mengatakan
r.a. (khalifah pertama) dapat dianggap hasan dan ada yang mengatakan dla’if—
sebagai perintis dalam masalah kritik hadis. maka kedudukannya adalah hasan. Dan
Selanjutnya Umar bin al-Khaththab r.a. dan hadis dlaif bila berbilang jumlahnya dalam
Alin bin Abi Thalib, Aisyah r.a., Ibnu Umar, hal menuju sanadnya itu, maka hadis tersebut
dan lain-lain. naik tingkatannya menjadi hadis hasan. Yang
Dalam rangka menyaring hadis dan dimaksud dengan berbilang-bilang jumlahnya
memisahkan hadis sahih, hasan dan dhaif adalah dapat menutup kelemahannya karena
Ulama telah menetapkan kaidah-kaidah yang memang perawi-perawinya berbilang atau
harus ada dalam menentukan hadis-hadis matannya mempunyai saksi, sehingga
tersebut. Dengan kaidah-kaidah tersebut meningkatan menjadi hadis hasan lighairihi,
kita akan dapat mengetahui mana hadis yang yang menurut Jumhur (mayoritas) ulama
maudlu’ (palsu) ulama hadis Mutaqaddimin dapat dijadikan hujjah (argumentasi/dalil)
(terdahulu) telah berusaha mengumpulkan Jumhur ulama dapat menerima hadis Ahad
hadis dengan semata-mata berpegang kepada dan dapat dijadikan hujjah dalam urusan
usaha sendiri dan pemeriksaan sendiri amal asal diriwayatkan oleh orang-orang
dengan perjalanan untuk menemui para terpercaya dan adil. (Dhofar: 72-79)
penghafal hadis yang tersebar di berbagai Dalam hal pembagian hadis, Imam
daerah. Ibnu Mandah adalah seorang ulama Turmudzi merupakan orang yang pertama
terakhir yang mengadakan perjalanan ke kali mengkalsikasikan hadis menjadi hadis
berbagai daerah untuk mengumpulkan sahih, hasan dan dhai’if. (Ibnu Taimiyah, t.th.:
hadis-hadis. Ini menunjukkan bahwa pada 23.). Pada dasarnya ulama sepakat dalam
masa abad keempat Hijriyah ini dapat menetapkan syarat-syarat atau kriteria hadis
dikatakan bahwa semua ulama hadis menitik seperti yang dikemukakan di atas. Hanya saja
beratkan pada pemeriksaan sanad-sanad di antara mereka ada yang agak longgar, juga
hadis, tidak mengadakan perlawatan untuk ada yang ketat dalam menetapkan kriterianya
mengumpulkan hadis seperti yang dilakukan seperti Imam Bukhari dan Imam Muslim.

210 September 2013: 209 - 217


Versi online / URL:
Volume 9, Nomor 1

Implikasi dari perbedaan sikap tersebut PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN


merambah pada tataran aplikasi hukum
yang terkandung dalam suatu hadis. Mereka Dari hasil penelitian terhadap hadis-
sepakat bahwa hadis-hadis shahih menjadi h adi s dal am H PT M uh amm adi yah
sumber hukum Islam yang kedua setelah ke XXI di Klaten Jawa Tengah ,yang
Al-Qur’an. Tetapi di kalangan ulama terjadi meliputi: Persoalan pencangkokan cornea
perbedaan pendapat tentang hadis-hadis ,transplantasi, inseminasi, inseminasi buatan
lemah (dha’if) yang terkait dengan keutamaan dan bayi tabung, tuntunan puasa tathawwu,
beramal (fadla’il al-amal), targhib dan tarhib. puasa-puasa yang dilarang dan tuntunan
sujud sahwi. Jumlah hadis yang diteliti
METODE PENELITIAN adalah enampuluh satu hadis. Dari enampuluh
satu hadis yang diteliti ini pada umumnya
Teknik pengumpulan data merupakan hadis sahih. Hanya saja ada dua
hadis yang dinilai dhaif dan ada satu ucapan
Teknik pengumpulan data yang akan Imam Sya’i yang dikira hadis serta satu atsar
digunakan dalam penelitian ini adalah dari Ibnu Abbas. Selain dari itu ada beberapa
dokumentasi dan arsip (Goetz dan Le kata (matan) hadis yang salah cetak
Compte, 1984) adalah merupakan salah satu Dalam pembahasan ini hanya hadis-
teknik pengumpulan data yang non interaktif. hadis yang bermasalah saja yang akan
Teknik pengumpulan data dengan mencatat dikemukakan.
dokumen ini oleh Yin (1987) disebut content
analysis. Sedangkan untuk mendapatkan data Transplantasi
dengan metode dokumentasi dan arsip, maka
Peneliti akan menggunakan Himpunan Di dalam HPT disebutkan 3 hadis yang
Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah ke xxi berkaitan dengan transplantasi. Sementara
di Klaten Jawa Tengah. yang bermasalah adalah hadis nomor 3, ada
di antara ulama yang menilainya dhaif:
Teknik Analisa Data Dalam HPT disebutkan1:

Teknik yang d igunakan dalam


menganalisis data dalam penelitian ini adalah Sanad dan matan lengkap hadis di atas
takhrij, dan komparasi atau cross reference di dalam Sunan Abu Daud2:
(silang rujuk).
Takhrij adalah yaitu suatu cara mencari
derajat, sanad (rangkaian orang-orang yang
meriwayatkan), yang tidak diterangkan oleh
penyusun atau pengarang suatu kitab (Dr.
Mahmud Thahhan 1978: 10). Sanad dan matan lengkap hadis di atas
Sedangkan komparatif atau cross di dalam Sunan Ibnu Majah3:
reference (silang rujuk) yaitu membandingkan
penilaian ulama tentang otentisitas dan
tingkat validitas suatu hadis, khususnya
tingkat kredibelitas orang-orang yang
meriwayatkannya, untuk kemudian diambil
suatu kesimpulan. 1 HPT Muhammadiyah. Op.Cit., hal. 211
2 Sunan Abu Daud. Op.Cit., kitab al-janaiz, hadis
nomor 2792
3 Sunan Ibnu Majah. Op.Cit., kitab maa ja’a l janaiz,
hadis nomor 1605

Analisis Otentisitas Hadis Dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah ke XXI di Klaten Jawa Tengah 211
Syamsurizal Yazid JURNAL HUMANITY, ISSN 0216-8995

Ibnu Majah juga meriwayatkan hadis di Menurut Majelis Tarjih hadis di atas
atas melalui jalan lain4: diriwayatkan oleh Abd. Raaziq dari Abi
Said bin
Abi Hilal . Hadis di atas dikutip oleh
Majelis Tarjih dari Al-Jamiu as-shaghir6.
Mudah-mudahan yang dimaksud oleh
Menurut As-Sindi dalam Syarhu Sunan Majelis Tarjih adalah Imam Abdurrazaq Ash-
Ibnu Majah, dengan mengutip dari kitab Shan’ani bukan Abd. Raaziq.
Az-Zawaid, bahwa ada perawi hadis ini Imam Abdurrazaq Ash-Shan’ ani
y a n g tidak dikenal (majhul), meriwayatkan hadis di atas sebagai berikut7:
bahkan perawai yang ditinggalkan hadisnya
(matrukin), yaitu Abdullah bin Ziad.

Kata tidak didapatkan dalam riwayat


Abu Daud, melainkan dalam riwayat Ibnu
Majah. Tetapi didasarkan pada riwayat lain.
Lebih jelasnya dapat dilihat dalam Aunul Kata yang termaktub dalam HPT
Ma’bud syarhu Sunan Abi Daud berikut ini: ternyata salah cetak, yang benar adalah
Abu Daud meriwayatkan hadis yang
semakna dengan hadis di atas sebagai
berikut8:

Ibnu Majah meriwayatkan juga hadis di


Bayi Tabung atas sebagai berikut9:

Di dalam HPT disebutkan 15 hadis


yang berkenaan dengan bayi tabung. 1
hadis dinilai dhaif, yaitu hadis no.4 dan
1 hadis bukan termasuk hadis, malainkan
ucapan Imam Sya’I, yaitu hadis nomor 13; Di dalam HPT disebutkan10:
sementara hadis nomor 14 adalah atsar dari
Inbu Abbas; hadis nomor 3 hanya disebutkan
saja matannya dengan tanpa menyebutkan
6 Ibid
sanad; sedangkan hadis no dan 14 ada yang 7 Abubakar Abdurrazaq bin Hammam Ash-Shan’ani
salah cetak. (1403 H) Al-Mushannaf. Al-Maktab Al-Islami,
Dalam HPT disebutkan5: Beirut, juz 6, hal. 173
8 Sunan Abu Daud. Op.Cit., kitab an-nikah, hadis
nomor 1754
9 Sunan Ibnu Majah. Op.Cit., kitab an-nikah, hadis
4 Ibid., hadis nomor 1606 nomor 1853
5 HPT Muhammadiyah. Op.Cit., hal. 230 10 HPT Muhammadiyah. Op.Cit., hal. 236

212 September 2013: 209 - 217


Versi online / URL:
Volume 9, Nomor 1

Majelis Tarjih tidak menyebutkan Di dalam HPT disebutkan13:


orang-orang yang meriwyatkan hadis di atas.
Setelah dilakukan penelitian, ternyata
ada beberapa orang yang meriwayatkan hadis
di atas, antara lain:
Thabrani dan Imam Ahmad
meriwayatkan hadis ini sebagai berikut11: Sanad dan matan lengkap hadis di atas
di dalam Sunan Ibnu Majah adalah14:

Seperti disebutkan oleh As-Sindi dengan


mengutip dari Az-Zawaid, bahwa hadis ini
lemah (dhaif), sebab di antara perawinya
ada Isa bin Maimun yang disepakati akan
kelemahannya. Hanya saja hadis ini dikuatkan
oleh hadis lain (syahid)15.

Abu Ya’la dan Imam Abdurrazaq Dalam HPT disebutkan16:


meriwayatkan juga hadis ini sebagai berikut12:

Di dalam Suara Muhammadiyah


dijelaskan17:
Hadis ini sangat populer dan sering
disandarkan kepada Nabi. Namun ini
sesungguhnya bukanlah perkataan beliau
melainkan perkataan Imam al-Syafi’i.
Perkataan Imam Syafi’i ini tercantum
diantaranya dalam kitab Nasyarthi  Fadhl
Hamlah al-‘Ilmi (vol. I, hal.162) karangan
Muhammad bin Abdurrahman bin Umar, Tafsir
al-Siraj al-Munir (vol. IX, hal.162) karangan
Muhammad bin Ahmad al-Syarbaini, Tahdzib
al-Asma wa al-Lughat (hal. 78) karangan Abu
13 HPT Muhammadiyah. Op.Cit., hal. 238
11 Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub Abul Qasim Ath- 14 Sunan Ibnu Majah. Op.Cit., kitab an-nikah, hadis
Thabrani (1983), Maktabah Al-Ulum wal Hikam, nomor 1836
Mousul, juz 18, hal. 85 dan Musnad Ahmad, juz 15 As-Sindi.Op.Cit.
5, hal. 163 16 HPT Muhammadiyah. Loc.Cit
12 Ahmad bin Ali bin Al-Mutsanna Abu Ya’la Al- 17 Suara Muhammadiyah No. 07/TH.KE-97 1-15
Muoshuli, Darul Ma’mun Litturats, juz 12, hal April 2012 dan No.08/TH.KE-97 16-30 April
160-162 dan Al-Mushannaf. Op.Cit., juz 6, hal 171 2012 dari tulisan Nicky Alma Febriana Fauzi

Analisis Otentisitas Hadis Dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah ke XXI di Klaten Jawa Tengah 213
Syamsurizal Yazid JURNAL HUMANITY, ISSN 0216-8995

Zakariya Muhyiddin bin Syaraf al-Nawawi, Syawwal yang kesemuanya sahih.


al-Da’wah al-Salayyah (hal. 89) karangan • Puasa Hari Arafah (tanggal 9 Dzulhijjah)
Mahmud Abdul Hamid al-‘Asqalani, Mafatih : Di dalam HPT disebutkan 1 hadis yang
Tadabbur al-Sunnah, Hadzihi Hiya Zaujati berkenaan dengan puasa hari Arafah dan
karangan Abu Ahmad, dan Arsyi Multaqi hadis tersebut sahih.
Ahl al-Hadits. • Puasa Hari Asyura’ dan Tasu’a (tanggal
D ar i s emua ki tab di atas yan g 9 Muharram) : Ada 4 hadis yang
mencantumkan perkataan Imam al-Sya’i berekenaan dengan puasa Asyura
tersebut, seluruhnya menuliskan yang disebutkan di dalam HPT yang
kesemuanya sahih.
• Puasa bulan Sya’ban, Muharram dan
tanpa tambahan bulan-bulan Hurum: Ada 4 hadis juga
berkenaan dengan puasa Muharram dan
bulan-bulan Hurum yang disebutkan di
Hanya ada satu riwayat dari Imam Ali dalam HPT, yang semuanya sahih.
dalam Arsyifi Multaqi • Puasa hari putih dan tiga hari setiap
Ahl al-Hadits. bulan, berturut-turut atau berpisah-pisah
Penjelasan lain adalah18:
Ada 6 hadis yang berkenaan dengan
puasa hari putih yang dikutip di dalam HPT,
yang semuanya hadisnya sahih. Hanya saja
hadis nomor 1 ada kesalahan cetak sedikit,
yaitu:
Di dalam HPT disebutkan20:

Dalam HPT disebutkan19:

Hadis di dalam HPT ini adalah kesalahan


cetak pada kata yang seharusnya
Bahwasanya Ibnu ‘Abbas r.a. berkata: (Milhan).
Siramilah tanamanmu dari tempat tumbuhnya. Di dalam Sunan Abu Daud21:
(Tersebut dalam Tafsir Ath-Thabari 2/239)
Ada kesalahan cetak, di mana di dalam
teks Arabnya disebutkan Ath-Thabrani,
sedang kan di d al am ter jemahanny a
disebutkan Ath-Thabari. Yang benar adalah
yang termaktub di dalam terjemahannya. Yang dimaksud dengan Ibnu Milhan
di dalam hadis di atas adalah Qatadah bin
Puasa Sunnah yang disyariatkan. Milhan.
Adapun hadis di atas di dalam Sunan
• Puasa enam hari dalam bulan Syawwal Ibnu Majah adalah sebagai berikut22:
: Di dalam HPT disebutkan 2 hadis
20 HPT. Muhammadiyah. Op.Cit., hal. 280
tentang puasa enam hari di bulan 21 Sunan Abu Daud. Op.Cit., kitab ash-shaum, hadis
18 http://www.4muhammed.com. Diungguh Selasa, nomor 2093
17 Januari 2012, jam 12.29 PM 22 Sunan Ibnu Majah.Op.Cit., kitab ash-shiyam, hadis
19 HPT Muhammadiyah. Loc.Cit. nomor 1697

214 September 2013: 209 - 217


Versi online / URL:
Volume 9, Nomor 1

buah hadis yang dilaklukan penelitian,maka


pada dasarnya hadisnya sahih. Hanya saja 2
hadis yang dinilai dhaif oleh ulama hadis,
yaitu hadis nomor 3 tentang transplantasi
yang diperselisihkan ulama hadis akan
kesahihannya dan hadis nomor 4 tentang
bayi tabung yang dinilai dhaif. Sementara
hadis nomor 13 tentang bayi tabung bukan
hadis, melainkan ucapan Imam Asy-Sya’i.
Demikian juga hadis 14 tentang bayi tabung
Sanad dan matan lengkap dalam Sunan hanyalah atsar dari Ibnu Abbas.
An-Nasa’i adalah23: • Sementara itu ada hadis yang hanya
disebutkan matan saja dengan tanpa
menyebutkan perawinya, seperti hadis
nomor 3 tentang bayi tabung.
• Ada juga di antaranya yang salah cetak,
seperti dalam hadis 1,14 dan 15 tentang
bayi tabung dan hadis tentang puasa hari
Sementara sisanya adalah hadis-hadis putih
yang semuanya sahih dan tidak ada masalah.
Hadis-hadis tersebut adalah berkenaan Saran-saran
dengan puasa hari Senin dan Kamis dan
puasa Nabi Dawud;Puasa-Puasa Yang • Diharapkan PP Muhammadiyah Majelis
Dilarang (larangan berpuasa sepanjang Tarjih meninjau ulang hadis-hadis yang
masa, larangan menyambung puasa dua hari dinilai dhaif, lebih-lebih yang bukan
atau lebih tanpa berbuka, larangan berpuasa dikategorikan hadis, seperti ucapan
pada dua hari Raya, larangan berpuasa pada Imam Sya’i yang dikira sebagai hadis.
hari tasyriq, larangan berpuasa khusus hari • PP Muhammadiyah Majelis Tarjih
Jum’ah tanpa diikuti puasa pada hari sebelum diharapkan meninjau ulang dan
atau sesudahnya, larangan mendahului puasa mengoreksi kata-kata yang salah cetak
Ramadhan dengan berpuasa sehari atau dua di dalam HPT.
hari, kecuali jika anda terbiasa berpuasa, • Hendaknya PP Muhammadiyah Majelis
larangan istri berpuasa sunnah tanpa seiznin Tarjih dan Tajdid melakukan penulisan
suaminya, jika suaminya berada di rumah); ulang secara rapi terhadap HPT yang
hadis-hadis yang berkenaan dengan sujud ada sekarang.
sahwi (Lupa duduk tahiyyat awwal, ragu-ragu
dalam jumlah raka’at, raka’atnya kurang dan DAFTAR PUSTAKA
raka’atnya kelebihan) dan hadis-hadis yang
berkenaan dengan shalat sunnah sesudah Abadi, Abu ath-Thayyib Muhammad Syamsul
wudhu. al-Haq al-Adzim: Aunu al-Ma’bud
syarhu Sunan Abu Daud. Al-Maktabah
KESIMPULAN DAN SARAN as-Salayah, Madinah.
Adiwikarta, Endang Soetari, Prof. Dr. H. Ad.,
Kesimpulan M.Si dalam tulisannya yang berjudul
“Al-Takhrij”, Metode Studi Hadis”,
Dari sejumlah 61 (enampuluh satu) http://www.pikiran- rakyat.com
Abubakar Abdurrazaq bin Hammam
23 Sunan An-Nasa’i. Op.Cit., kitab ash-shiyam, hadis
nomor 2379 Ash-Shan’ani (1403 H) Mushannaf

Analisis Otentisitas Hadis Dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah ke XXI di Klaten Jawa Tengah 215
Syamsurizal Yazid JURNAL HUMANITY, ISSN 0216-8995

Abdurrazaq, Al-Maktab Al-Islami, Bardizbah (1987): Sahih Al-Bukhari ,


Beirut, cetakan kedua. Daru al-Qalam, Beirut
Ahmad bin Ali bin Al-Mutsanna Abu Ya’la Doodewaard, William Van (1996): Hadith
Al-Muoshuli, Darul Ma’mun Litturats Authenticity: A Survey of Perspectives,
Ahmad bin Syuaib Abu Abdurrahman unpublished article, The University of
An-Nasa’i(t.th) Sunan An-Nasa’i wa Western Ontario, London, Canada.
Syarhuhu oleh As-Sindi dan Imam Darimi, Ad, Abdullah bin Abdurrahman
Suyuthi, Daru Ihya’u At-Turats Al- bin, Abu Muhammad (1987) Sunan
Arabi, Beirut. Ad-Darimi,Daru Al-Kutub Al-Arabiy,
Ahmad bin Al-Husain bin Ali bin Musa Beirut.
Abubakar Al-Baihaqi (1994) Sunan Global Islamic Software Global
Al-Baihaqi Al-Kubra, Maktabah Darul Company(1991-1997.): CD-ROM Al-
Baz, Makkah Al-Mukarramah, juz 3 Mausuah al-Hadis Asy-Syarif -Kutub
Al-Hawuniy, Dhofar Ahmad Al-Usmaniy( at-Tis’ah
t.th.): “Muqaddimah Al-I’lai Al-Sunan Goetz, J.P. & Le Compte, M.D. (1984)
Qawaid  Ulum Al-Hadis”(Idarah Al- Ethnography And Qualitative Design in
Qur’an wa Al-Uluum Al-Islamiyah, Educational Research. Academy Press.
Pakistan) (Bahasa Arab) Inc., New York
Ali bin Umar Abul Hasan Ad-Daru Quthni Haddad (February 2, 2002) artikel dalam
Al-Baghdadi (1966) Sunan Ad-Daru jurnal Living Islamic Tradition http://
Quthni, Darul Ma’rifah, Beirut, juz 2 www.livingislam.org
Al-Albani , Muhammad Nashiruddin (1988) Haddad (February 2, 2002) artikel dalam
Dhaif Sunan Ibnu Majah, Al-Maktab jurnal Living Islamic Tradition (http://
Al-Islami, Beirut. www.livingislam.org
Al-Qardlawi, Yusuf (1994): Kaifa Nata’amal Halim, Ahmad Abdul bin Taimiah Al-Hurrani
ma’as Sunnah, cetakan ketujuh.Daarul Abul Abbas (t.th.) Majmu’ Al-Fatawa,
Kutub Al-Arabi, Mesir. (Bahasa Arab). Maktabah Ibnu Taimiah
Ath-Thahhan, Mahmud, Dr.( t.th.): Ushul Hajar, bin, al-Atsqalani, Ahmad bin Ali
at-Takhrij wa Diraasatu al-Asaanid. (1993): Fathul Baari. Mu’assasah ar-
Maktabah al-Ma’arif. Riyadh (Bahasa Risalah, Beirut (bahasa Arab).
Arab). Hanbal, Ahmad bin, Abu Abdullah Asy-
Azmi ,Muhammad Mustafa, MA , Syaibani (1949) Musnad Al-Imam
Ph.D(1996.): Metodologi Kritik Hadis. Ahmad, Daru Al-Ma’arif, Mesir
Terjemah Drs.A. Yamin. Pustaka Al- Hibban, Muhammad bin, bin Ahmad Abu
Hidayah, Bandung. Hatim At-Tamimi Al-Basti (1993) Sahih
As-Saghir, Falihuddin bin Muhammad, Dr. Ibnu Hibban bi Tartibi Ibnu Balban,
(2002) : Al-Hadis. Daaru Isybilia, Saudi Mu’assasatu Ar-Risalah, Beirut
Arabia (Bahasa Arab. http://www.4muhammed.com. Diungguh
As-Suyuthi, Jalaluddin Abdurrahman bin Selasa, 17 Januari 2012, jam 12.29
Abibakar(1979) Tadrib Ar-Rawi, jilid PM http://www.tunisia-web.com/vb/
l, Daar al-Kutub al-Ilmiah, Beirut. (Selasa, 17 Januari 2012, jam 13.02)
Ath-Thabrani, Abu al-Qasim Sulaiman Ismail bin Umar bin Katsir Ad-Dimasqi,
bin Ahmad (, 1415 H): al-Mu’jam Abul Fida (1401 H) Tafsir Ibnu Katsir,
al-Ausath. Ditahqiq oleh Thariq bin Darul Fikr, Beirut
Audhullah bin Muhammad Abdul Imam An-Nawawi. Arbain An-Nawawiyah
Muhsin bin Ibrahim al-Husaini. Daar Malik bin Anas bin Malik bin Abi Amir
al-Haramain. Mesir, juz 1 (1988). Al-Muwaththa’, Beirut
Bukhari, Al, Abdillah Muhammad bin Ismail Mansur bin Yunus bin Idris (1402 H)
bin Ibrahim bin Al-Mughirah bin Kasysyaf Al-Qanna’ ‘an Matani Al-

216 September 2013: 209 - 217


Versi online / URL:
Volume 9, Nomor 1

Iqna’ , Daru Al-Fikr, juz 1, _______ (1995) Himpunan Putusan Tarjih


Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah Muhammadiyah ke XX, XXI dan XII.
Abubakar As-Sullami An-Naisaburi Pimpinan Daerah Muhammadiyah kota
(1970) Sahih Ibnu Khuzaimah, Al- Malang.
Maktab Al-Islami, Beirut, juz 1 Al-Qardlawi, Yusuf (1994): Kaifa Nata’amal
Muhammad bin Salamah bin Ja’far Abu ma’as Sunnah, cetakan ketujuh. Daarul
Abdillah Al-Qadha’i (1986) Musnad Kutub Al-Arabi, Mesir. (Bahasa Arab).
Asy- Syihab, Mu’assasah Ar-Risalah, Quthni, Ad-Daru, Ali bin Umar Abu Al-
Beirut Hasan, Al-Baghdadi (1966) Sunan Ad-
Muhammad bin Abdullah Abu Abdullah Daru Quthni, Darul Ma’rifah, Beirut,
Al-Hakim An-Naisaburi (1990) Al- juz 1
Mustadrak Ala Ash-Shahihain, Darul Qurthubi, Al, Muhammad bin Ahmad bin
Kutub Al-Ilmiah, Beirut, juz 1 Abibakar bin Farh , Abu Abdillah. Daar
Muhammad bin Ali bin Muhammad Asy- asy-Sya’bi, Mesir, 1372 H, juz 13
Syaukani (1973) Nailu Al-Authar, Daru Suyuthi, As-, Jalaluddin Abdurrahman bin
Al-Jail, Beirut, juz 1 Abubakar (1979)Tadribu Ar-Rawi fi
Muhammad bin Jarir bin Zaid bin Khalid Syarhi Taqribi An-Nawawi, juz 1
Ath-Thabari Abu Ja’far (1405 H) Tafsir Syaukani, Asy, Muhammad bin Ali bin
Ath-Thabari, Darul Fikr, Beirut Muhammad: Nail al-Awthaar. Daar al-
Muhammad bin Abdur Rouf (1972) Faidhul Jail,jilid 1
Qadir, Darul Ma’arif, Beirut Shaleh, Ash- Subhi, Dr. (1959) Ulum Al-
Muhammad bin Hibban bin Ahmad Abu Hadis, Maktabah Jami’ah, Damaskus
Hatim At-Tamimi Al-Basti (1993) Sahih Sulaiman, Abu Daud bin al-Asya’ats as-
Ibnu Hibban, Mu’assasah Ar-Risalah, Sajastani al-Azdi(t.th): Sunan Abu
Beirut, hadis nomor 6586, juz 14 Dauddan ‘Aunu Al-Ma’bud syarhu
Malik bin Anas (1985)Al-Muwatha’, /Daru Sunan Abu Daud oleh Syamsul Haq
Ihya At-Turats Al-Arabi Muslim, Abu Abadi dan Ta’liqatu Ibnu Al-Qayyim
al-Husain, bin al-Hajjaj bin Muslim bin Al-Jauziah Maktabah al-Ashriah, Beirut
Ward (1954). Sahih Muslim. Daaru Ihya Suara Muhammadiyah No. 07/TH.KE-97
at-Turats al-Arabi 1-15 April 2012 dan No.08/TH.KE-97
Muhammad, Maulana (October 13, 2002) 16-30 April 2012 dari tulisan Nicky
dalam Al-Balagh Journal (http://www. Alma Febriana Fauzi
albalagh.net/qa/hadith_authenticity) Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub Abu Al-
Muhammad bin Yazid Al-Qazuwini Abu Qasim Ath-Thabrani, Al-Mu’jam Al-
Abdullah (1996):Sunan Ibnu Majah Kabir, Maktabah Al-Ulum wa Al-
wa syarhuhu oleh Imam Abu Al-Hasan Hikam, Al-Mosul, juz 22
Al-Hanafi yang dikenal dengan Al- Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub Abul Qasim
Sindi ,Daru Al Mar’ifah,Beirut Muslim Ath-Thabrani (1983), Maktabah Al-
American Society Journal ( October Ulum wal Hikam, Mousul
9, 2003) (http://www.masnet.org/ Thabrani, Ath-, Sulaiman bin Ahmad bin
historyasp.id Ayyub Abu Al-Qasim, Al-Mu’jam
Muhammad bin Isa bin Surah bin Musa Al-Kabir, Maktabah Al-Ulum wa Al-
bin Adh-Dhahhak (1983.) Sunan At- Hikam, Al-Mosul, juz 22
Tirmidzi, Daru Ihya’u at-Turats Al- Yin, R.K.(1987): Case Study Research:
Arabi Design and Methodes. CA. Sage
Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majlis Publication, Beverly Hill
Tarjih (1967) Himpuan Putusan Tarjih Yusuf bin Az-Zaki Abdurrahman Abul Hajjaj
Muhammadiyah. Pimpinan Pusat Al-Mizzi (1980) Tahdzibul Kamal,
Muhamadiyah Majlis Tarjih, Yogyakarta Mu’assasah ar-Risalah, Beirut

Analisis Otentisitas Hadis Dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) Muhammadiyah ke XXI di Klaten Jawa Tengah 217

Potrebbero piacerti anche