Sei sulla pagina 1di 9

Nama : Chandra Gunawan

NIM : E1031171021
PRODI : Ilmu Pemerintahan
Matkul : Sistem Ekonomi Indonesia

TUGAS
1) Perbedaan sistem ekonomi orde lama, orde baru, dan reformasi.
2) Hubungan antara infrastruktur dasar dengan pergerakan ekonomi di
Indonesia.
3) Rekomendasi solusi untuk mendongkrak percepatan pergerakan
ekonomi di Indonesia.

JAWAB
1. Pada masa Orde Lama, perekonomian Indonesia terbilang buruk dan
masih belum tertata. Hal ini dikarenakan Indonesia yang baru saja merdeka
banyak dihadapkan pada problematika dalam mempertahankan
kemerdekaan dan menata pemerintahan yang amat masih baru. oleh karena
itu, fokus pemerintah tidak tertuju pada pergerakan ekonomi. Namun pada
sektor militer dan projek mercusuar. Indonesia ditangan Soekarno dalam
pergerakan ekonomi anti dalam bantuan asing. Soekarno berpendapat
bahwa merdeka yang sesungguhnya adalah ketika bangsa itu mampu berdiri
di atas kakinya sendiri. Tentunya hal ini membawa dampak yang kurang
baik bagi perekonomian Indonesia. Ditambah terjadi inflasi hingga 600 %
pada tahun 1966 yang membuat kepercayaan rakyat menurun karena rakyat
tidak mendapat kesejahteraan ekonomi di Indonesia.
Selama satu setengah dasawarsa (1951-1966), perekonomian Indonesia
tumbuh relatif lamban. Prestasi ekonomi (diukur dengan pendapatan
nasional bruto atau produk domestik bruto) per kapita hanya tumbuh
setingkat 2,7% rata-rata per tahun. Pertumbuhan tertinggi prestasi ekonomi
per kapita terjadi pada tahun 1953, yakni sebesar 22,1%, yang tidak lain
adalah berkat adanya Perang Korea. Perang tersebut telah membuat ekspor
Indonesia meningkat pesat.
Pada masa Orde Lama, terdapat beberapa sektor usaha, misalnya sektor
pertanian, industri, perdagangan, dan lain - lain. Masing-masing sektor
menyumbang andil dalam perekonomian. Akan tetapi sektor yang paling
dominan adalah sektor pertanian, yang merupakan penyumbang terbesar
dengan andil lebih dari 50%. Sektor perdagangan menduduki peringkat
kedua dengan persentase sekitar 15 % disusul sektor industri dengan
persentase sekitar 5%. Sektor pertanian bukan saja merupakan penyumbang
terbesar dalam pembentukan produk nasional maupun produk domestik,
tetapi juga pemberi lapangan kerja yang utama bagi sebagian besar
penduduk Indonesia.

Pada Masa Orde Baru, ekonomi Indonesia mulai merangkak naik di


bawah pimpinan Soeharto. Dalam kepemimpinannya, ekonomi sebagai
panglima. Yang artinya pembangunan fokus bertuju pada ekonomi. Karena
jika ekonomi suatu negara baik, maka pemerintahan pun akan dapat berjalan
baik. Berbeda dengan Soekarno yang berorientasi ke dalam untuk
membangun ekonomi sehingga seolah menutup diri dari bantuan asing,
pada orde baru cenderung berorientasi keluar dalam membangun ekonomi.
Langkah Soeharto dibagi menjadi tiga tahap. Pertama, tahap penyelamatan
yang bertujuan untuk mencegah agar kemerosotan ekonomi tidak menjadi
lebih buruk lagi. Kedua, stabilisasi dan rehabilitasi ekonomi, yang
mengendalikan inflasi dan memperbaiki infrastruktur ekonomi. Ketiga,
pembangunan ekonomi. Hubungan Indonesia dengan negara lain dipererat
melalui berbagai kerja sama, Indonesia juga aktif dalam organisasi
internasional, terutama PBB, dan penyelesaian konflik dengan Malaysia.
Perekonomian Indonesia pada tahun 1970-an masih tergantung pada ekspor
migas, dan setelah terjadi resesi ekonomi(1984),pemerintah mengambil
kebijakan untuk memperkuat sektor non-migas dengan melakukan
deregulasi dalam bidang ekonomi Awalnya bantuan asing sulit diperoleh
karena mereka telah dikecewakan oleh Soekarno, namun dengan berbagai
usaha dan pendekatan yang dilakukan kucuran dana asing tersebut akhirnya
diterima Indonesia. Ekonomi Indonesia mulai bangkit bahkan akhirnya
menjadi begitu kuat.
Selama lebih dari 30 tahun pemerintahan Orde Baru Presiden Soeharto,
ekonomi Indonesia tumbuh dari GDP per kapita $70 menjadi lebih dari
$1.000 pada 1996. Melalui kebijakan moneter dan keuangan yang ketat,
inflasi ditahan sekitar 5%-10%, rupiah stabil dan dapat diterka, dan
pemerintah menerapkan sistem anggaran berimbang. Banyak dari anggaran
pembangunan dibiayai melalui bantuan asing. Pada pertengahan 1980-
an pemerintah mulai menghilangkan hambatan kepada aktivitas ekonomi.
Langkah ini ditujukan utamanya pada sektor eksternal dan finansial dan
dirancang untuk meningkatkan lapangan kerja dan pertumbuhan di bidang
ekspor non-minyak. GDP nyata tahunan tumbuh rata-rata mendekati 7%
dari 1987-1997, dan banyak analisis mengakui Indonesia sebagai ekonomi
industri dan pasar utama yang berkembang.
Krisis finansial Asia Tenggara yang melanda Indonesia pada
akhir 1997 dengan cepat berubah menjadi sebuah krisis ekonomi dan politik.
Respon pertama Indonesia terhadap masalah ini adalah menaikkan tingkat
suku bunga domestik untuk mengendalikan naiknya inflasi dan
melemahnya nilai tukar rupiah, dan memperketat kebijakan fiskalnya.
Pada Oktober 1997, Indonesia dan International Monetary Fund (IMF)
mencapai kesepakatan tentang program reformasi ekonomi yang diarahkan
pada penstabilan ekonomi makro dan penghapusan beberapa kebijakan
ekonomi yang dinilai merusak, antara lain Program Permobilan Nasional
dan monopoli, yang melibatkan anggota keluarga Presiden Soeharto.
Rupiah masih belum stabil dalam jangka waktu yang cukup lama.
Karena pada awal tahun 1990-an tersebut, ekonomi Indonesia mengalami
overheating, perkembangan permintaan tidak diimbangi dengan barang/jasa
yang menjadi awal mula terjadinya krisis moneter tahun 1998 dan
mengakhiri pemerintahan Orde Baru
Pada Masa Reformasi, perekonomian Indonesia ditandai dengan krisis
moneter yang berlanjut menjadi krisis ekonomi yang sampai saat ini belum
menunjukkan tanda-tanda ke arah pemulihan. Walaupun ada pertumbuhan
ekonomi sekitar 6% untuk tahun 1997 dan 5,5% untuk tahun 1998 dimana
inflasi sudah diperhitungkan, namun laju inflasi masih cukup tinggi yaitu
sekitar 100%. Pada tahun 1998 hampir seluruh sektor mengalami
pertumbuhan negatif, namun pada tahun 1999 terjadi perbedaan
pertumbuhan kondisi ekonomi Indonesia.
Pada masa Pemerintahan Presiden BJ. Habibie di bulan Agustus 1998,
dalam mengawali masa reformasi dan belum melakukan manuver-manuver
yang cukup tajam dalam bidang ekonomi maka Indonesia dan IMF
menyetujui program pinjaman dana untuk membantu dalam proses
pemulihan ekonomi. Selain itu, Habibie juga melonggarkannya untuk
mengendalikan stabilitas politik.
Di bulan Oktober 1999, pada masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman
Wahid program tersebut diperpanjang. Pada saat itu masih belum ada
tindakan yang cukup berarti untuk menyelamatkan negara dari keterpurukan.
Padahal, ada berbagai persoalan ekonomi yang diwariskan orde baru dan
harus dihadapi, antara lain masalah KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme),
pemulihan ekonomi, kinerja BUMN, pengendalian inflasi, dan
mempertahankan kurs rupiah. Presiden pun terlibat skandal Bruneigate
yang menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat.
Pada masa pemerintahannya masyarakat menaruh harapan besar kepada
Gusdur meskipun dalam hal perekonomian Indonesia mulai menunjukkan
adanya perbaikan. Namun selama pemerintahan Gusdur, praktis tidak ada
satupun masalah di dalam negeri yang dapat terselesaikan dengan baik.
Selain itu hubungan pemerintah Indonesia di bawah pimpinan Gusdur
dengan IMF juga mulai tidak baik. Ketidakstabilan politik dan sosial yang
tidak semakin surut selama pemerintahan Abdurrahman Wahid menaikkan
tingkat country risk Indonesia. Makin rumitnya persoalan ekonomi
ditunjukkan oleh beberapa indikator ekonomi. Seperti pergerakan Indeks
Harga Saham Gabungan yang menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang
negatif dan rendahnya kepercayaan pelaku bisnis terhadap pergerakan nilai
tukar rupiah terhadap dolar AS.
Masa pemerintahan Megawati Soekarno Putri mewarisi kondisi
perekonomian Indonesia yang sangat buruk. Namun kondisi nilai tukar
rupiah memang baik. Tahun 1999 IHSG cenderung menurun, ini disebabkan
kurang menariknya perekonomian Indonesia bagi investor dan karena
tingginya suku bunga deposito. Sehingga mengalami masalah-masalah yang
mendesak untuk diselesaikan, yaitu pemulihan ekonomi dan penegakkan
hukum. Inflasi yang dihadapi juga sangat berat. Rendahnya pertumbuhan
ekonomi Indonesia pada masa pemerintahan Megawati disebabkan antara
lain masih kurang berkembangnya investor swasta, baik dalam negeri
maupun swasta.
Pada masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono terdapat kebijakan
kontroversial, yaitu mengurangi subsidi BBM, atau dengan kata lain
menaikkan harga BBM. Kebijakan ini dilatar belakangi oleh naiknya harga
minyak dunia. Anggaran subsidi BBM dialihkan ke subsidi sektor
pendidikan dan kesehatan, serta bidang-bidang yang mendukung
peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan yang ditempuh untuk
meningkatkan pendapatan per kapita yang mengandalkan pembangunan
infrastruktur massal untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta
mengundang investor asing dengan janji memperbaiki iklim investasi. Di
satu sisi pemerintah berupaya mengundang investor dari luar negeri, tapi di
lain pihak, kondisi dalam negeri masih kurang kondusif.
Walaupun demikian, Indonesia telah mendapatkan kemajuan yang luar
biasa dalam menyediakan sumber keuangan dalam memenuhi kebutuhan
pembangunan, dan situasi ini dipersiapkan untuk terus berlanjut dalam
beberapa tahun mendatang, subsidi tetap merupakan beban besar pada
anggaran pemerintah. Walaupun terdapat pengurangan subsidi pada tahun
2005, total subsidi masih sekitar US$ 10 miliar dari belanja pemerintah
tahun 2006 atau sebesar 15 persen dari anggaran total. Selain itu, Bank
Indonesia juga menetapkan empat kebijakan untuk meningkatkan
pertumbuhan ekonomi nasional, yakni BI rate, nilai tukar, operasi moneter
dan kebijakan makro prudensial untuk pengelolaan likuiditas, serta makro
prudensial lalu lintas modal.
Pada 2010 Ekonomi Indonesia sangat stabil dan tumbuh pesat. PDB bisa
dipastikan melebihi Rp 6.300 Trilyun meningkat lebih dari 100 kali lipat
dibanding PDB tahun 1980. Setelah India dan China, Indonesia adalah
negara dengan ekonomi yang tumbuh paling cepat diantara 20 negara
anggota Industri ekonomi terbesar di dunia G20.
Perekonomian Indonesia pada kuartal IV-2013 sedikit membaik dengan
mencatat laju pertumbuhan year-on-year menjadi 5,72% meski lebih rendah
jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya yaitu
6,18%. Hal ini terutama disebabkan oleh tekanan pada transaksi berjalan
dan pelemahan nilai tukar rupiah yang dibarengi dengan kenaikan laju
inflasi. Tekanan pada transaksi berjalan yang mengalami defisit selama tiga
kuartal terakhir mendorong peningkatan suku bunga acuan sehingga
menekan investasi. Meski defisit transaksi berjalan menurun signifikan dari
USD 8,5 miliar pada kuartal sebelumnya menjadi USD 4 miliar pada kuartal
IV-2013, laju pertumbuhan ekonomi tahun 2013 hanya mencapai 5,78%
lebih rendah dari laju pertumbuhan ekonomi tahun 2012 yang mencapai
6,23%.
2. Infrastruktur merupakan segala macam sarana dan prasarana yang
menunjang kehidupan atau fasilitas yang dapat diterima secara umum oleh
masyarakat luas. Infrastruktur dasar meliputi, akses transportasi, akses
informasi, pelayanan kesehatan, pendidikan angkutan dan lain sebagainya.
Hubungan antara infrastruktur dasar dengan pergerakan ekonomi di
Indonesia adalah :
 Infrastruktur dasar menunjang laju perekonomian Indonesia. Hal ini
dikarenakan semakin memadai atau layak suatu infrastruktur dasar,
maka pergerakan roda ekonomi dapat berjalan dengan lancar dan
maksimal. Seperti jalan, jika jalan telah ada pada suatu daerah, maka
roda pergerakan ekonomi dapat berjalan dengan baik. Baik dalam
lingkup produksi, komsumsi dan distribusi.
 Infrastruktur dasar menjadi salah satu indikator tingkat keberhasilan
pergerakan ekonomi. Hal ini dikarenakan selain tingkat
kesejahteraan masyarakat, infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan,
akses informasi menjadi salah satu indikator keberhasilan
pergerakan ekonomi.
 Infrastruktur umum sebagai bentuk kokoh pergerakan ekonomi
Indonesia. Perekonomian merupakan hal yang relatif karena dapat
berubah-ubah sesuai dengan kemajuan dan perkembangan zaman.
Oleh karena itu infrastruktur umum inilah yang menjadi “wajah”
dari perekonomian Indonesia. Sekali lagi, infrastruktur umum
merupakan alat untuk mendongkrak laju perekonomian yang ada di
Indonesia.
 Kesimpulan dari hubungan antara infrastruktur dasar dengan
pergerakan ekonomi di Indonesia adalah, Infrastruktur dasar
merupakan alat atau sarana untuk mendongkrak laju
perekonomian di Indonesia. Sehingga dengan infrastruktur yang
baik, akan membuat perekonomian menjadi lebih baik, dan
perekonomian yang baik, maka kesejahteraan negara tersebut
akan baik pula.
3. Saran atau solusi yang saya tawari untuk mendongkrak laju percepatan
perekonomian yang ada di Indonesia adalah :
 Berkaca pada wawasan nusantara yang meliputi pengenalan letak
geografis, demografis, dan rekam jejak perjalanan sejarah Indonesia.
Hal ini akan mengubah orientasi kehidupan bangsa Indonesia
menjadi lebih bijak dan arif dalam menentukan kebijakan
pemerintahan dalam sektor ekonomi. Indonesia merupakan negara
kepulauan terbesar didunia, serta salah satu daratan penyumbang
paru-paru dunia. Hal ini merupakan aset yang sangat luat biasa jika
kita tahu, dan mengenal diri kita lebih dalam. Sehingga dalam hal
menentukan kebijakan kita tidak salah langkah dan pemanfaatan
sumber daya tersebut dapat berjalan maksimal.
 Peka terhadap kemajuan dan perkembangan zaman. Kita hidup di
era digital yang semuanya serba mobile dan praktis. Sebut saja gojek
misalnya. Gojek atau ojek online merupakan salah satu bentuk dari
pengembangan teknologi konfensional dalam bentuk digital untuk
sektor jasa. Namun realitanya gojek ini banyak menuai kontra
dengan dalih menyabet penghasilan ojek konfensional, dan
parahnya lagi pemerintah seolah ikut menekan kehadiran gojek di
tengah masyarakat. Apakah itu yang dikatakan peka? Jelas tidak.
Regulasi kebijakan dalam bidang ekonomi merupakan regulasi yang
dinamis, sehingga pemerintah harus peka terhadap isu global dalam
bidang ekonomi untuk mendongkrak perekonomian di Indonesia.
Contoh yang lain adalah Pay-Tren. Sistem pembayaran online yang
sangat praktis dan mudah untuk digunakan. Itu semua merupakan
contoh kecil dari fenomena dalam perkembangan teknologi yang
dapat digunakan untuk mendongkrak perekonomian yang ada di
Indonesia.
 Optimalisasi potensi alam dan manusia Indonesia. Indonesia
merupakan negara maritim terbesar di dunia, sehingga wisata
baharinya pun melimpah dan menjadi salah satu brand Indonesia
dimata dunia. Sebut saja Bali yang menjadi buah bibir perbincangan
manis dimata dunia. Serta kekayaan budaya yang dapat menjadi
daya tarik bagi wisatawan dalam maupun luar negeri untuk lebih
mengenal kebudayaan Indonesia. Dengan tata kelola dan sistem
yang baik, kita dapat menciptakan Bali-Bali baru yang ada di
Indonesia, menjadikan kekayaan budaya Indonesia menjadi wisata
sejarah multi budaya mancanegara, serta menjadikan alam Indonesia
menjadi pusat studi dalam melestarikan dan menjaga ekosistem
dunia. Sehingga dari sinilah yang akan melahirkan suatu profit yang
sangat besar bagi perekonomian Indonesia.

 Terlepas dari solusi di atas, kita hanya perlu sadar bahwa kita kaya,
kita bisa, kita ada untuk mensejajarkan Indonesia dengan negara-
negara besar dan maju serta Adidaya sekalipun. Namun sisa bekas
imprialisme dan kolonialisme yang mendoktrin Indonesia seolah
telah mendarah daging dan sulit untuk terlepas dari belenggu buruk
tersebut. Budaya adu domba, serakah, korupsi, egoisme, gengsi,
serta hal buruk lainnya membuat kita sulit untuk move on dari
kebiasan buruk kita. Sehingga negara lain sedang asyik
mempercanggih negaranya, kita masih sibuk dengan permasalahan
identitas dan persatuan.
Sebaik apa pun solusi jika tidak berlandas pada manusia Indonesia
yang baik dan berkualitas, maka hal tersebut akan percuma dan
hanya angan belaka. Maka Intinya adalah, bangkit, dan bergerak.
Kita Indonesia, kita satu bendera, perbedaan merupakan anugerah
dari Tuhan untuk kita, maka ayo bersama ciptakan Indonesia yang
lebih sejahtera.

Potrebbero piacerti anche