Sei sulla pagina 1di 9

Table of Contents

Type chapter title (level 1) ........................................................................................................................... 1


Type chapter title (level 2) ........................................................................................................................ 2
Type chapter title (level 3) .................................................................................................................... 3
Type chapter title (level 1) ........................................................................................................................... 4
Type chapter title (level 2) ........................................................................................................................ 5
Type chapter title (level 3) .................................................................................................................... 6

PANTUN

Pantun adalah senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan. Dalam kesusastraan,
pantun pertama kali muncul dalam Sejarah Melayu dan hikayat-hikayat popular yang sezaman.
Kata pantun sendiri mempunyai asal-usul yang cukup panjang dengan persamaan dari bahasa
Jawa yaitu kata parik yang berarti pari, artinya paribasa atau peribahasa dalam bahasa Melayu.
Arti ini juga berdekatan dengan umpama dan seloka yang berasal dari India.
Pantun merupakan sastra lisan yang dibukukan pertama kali oleh Haji Ibrahim Datuk
Kaya Muda Riau, seorang sastrawan yang hidup sezaman dengan Raja Ali Haji. Antologi pantun
yang pertama itu berjudul Perhimpunan Pantun-Pantun Melayu. Genre pantun merupakan genre
yang paling bertahan lama. Pantun merupakan salah satu jenis puisi lama yang sangat luas
dikenal dalam bahasa-bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patun dalam bahasa Minang
Kabau yang berarti "petuntun". Dalam bahasa Jawa, misalnya, dikenal sebagai parikan , dalam
bahasa sunda dikenal sebagai PAPARIKAN dan dalam bahasa Batak dikenal sebagai umpasa
(baca: uppasa).
Pada mulanya pantun merupakan senandung atau puisi rakyat yang dinyanyikan (Fang, 1993 :
195). Pantun pertama kali muncul dalam Sejarah Melayu dan hikayat-hikayat popular yang
sezaman dan disisipkan dalam syair-syair seperti Syair Ken Tambuhan. Pantun dianggap
sebagai bentuk karma dari kata Jawa Parik yang berarti pari, artinya paribahasa atau peribahasa
dalam bahasa Melayu. Arti ini juga berdekatan dengan umpama atau seloka yang berasal dari
India. Dr. R. Brandstetter mengatakan bahwa kata pantun berasal dari akar kata tun, yang
terdapat dalam berbagai bahasa Nusantara, misalnya dalam bahasa Pampanga, tuntun yang
berarti teratur, dalam bahasa Tagalog ada tonton yang berarti bercakap menurut aturan tertentu,
dalam bahasa Jawa kuno, tuntun yang berarti benang atau atuntun yang berarti teratur dan
matuntun yang berarti memimpin, dalam bahasa Toba pula ada kata pantun yang berarti
kesopanan, kehormatan.
Van Ophuysen dalam Hamidy (1983: 69) menduga pantun itu berasal dari bahasa daun-
daun, setelah dia melihat ende-ende Mandailing dengan mempergunakan daun-daun untuk
menulis surat-menyurat dalam percintaan. Menurut kebiasaan orang Melayu di Sibolga
dijumpainya kebiasaan seorang suami memberikan ikan belanak kepada istrinya, dengan harapan
agar istrinya itu beranak. Sedangkan R.J. Wilkinson dan R.O. Winsted dalam Hamidy (1983:69)
menyatakan keberatan mengenai asal mula pantun seperti duga an Ophuysen itu. Dalam bukunya
“Malay Literature ” pertama terbit tahun 1907, Wilkinson malah balik bertanya ‘tidakkah hal itu
harus dianggap sebaliknya?’. Jadi bukan pantun yang berasal dari bahasa daun-daun, tetapi
bahasa daun-daunlah yang berasal dari pantun.
Zaman dahulu pantun menduduki tempat yang pentin g dalam kehidupan masyarakat,
khususnya masyarakat Melayu. Pantun banyak digunakan dalam permainan kanak-kanak, dalam
percintaan, upacara peminangan dan pernikahan, nyanyian, dan upacara adat. Secara umum
setiap tahap kehidupan masyarakat Melayu dihiasi oleh pantun.

SYAIR

Syair berasal daripada bahasa Arab, ertinya dalam bahasa Melayu ialah penyair. Syair dalam
pengertian puisi dalam bahasa Arab disebut qasidah atau sihir. Sampai sekarang istilah qasidah
itu masih popular di kampung-kampung yang gemar akan gambus Arab atau nyanyian-nyanyian
dalam bahasa Arab dengan nama qasidah. Panjang syair sama dengan panjang pantun, baik
kalimat mahupun jumlah suku katanya yang terdiri daripada empat kalimat, masing-masing
sejumlah lapan hingga sebelas suku kata.Umumnya sajak sama keempat baris itu: a, a, a, a, tetapi
ada juga yang bersajak a, b, a, b, seperti pantun. Pada zaman moden ini, manusia sudah banyak
yang mempunyai selera yang kritis terhadap sesuatu hasil seni sastera, syair dalam bentuk lma
itu tidak mampu lagi mewakili degupan jiwa mereka. Syair moden tidak mengutamakan
sajaknya, tetapi pilihan kata teknik dan isinya. dilihat dari isinya, syair hampir sama dengan
prosa, ada yang berupa hikayat, roman percintaan, dongeng dan sejarah, ratapan dan pendidikan.

CIRI-CIRI

PANTUN
Abdul Rani (2006:23) mengatakan bahwa ciri-ciri pantun sebagai berikut:

1. Terdiri atas empat baris.


2. Tiap baris terdiri atas 9 sampai 10 suku kata.
3. Dua baris pertama disebut sampiran dan dua baris berikutnya berisi maksud si pemantun.
Bagian ini disebut isi pantun.
4. Pantun mementingkan rima akhir dan rumus rima itu disebut dengan abjad /ab-ab/.
Maksudnya, bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ketiga dan baris
kedua sama dengan baris keempat.

Lain halnya menurut Harun Mat Piah (1989: 123-124) dalam Bahan Ajar Sastra Rakyat
(Elmustian, tanpa tahun:70-71), membagikan ciri-ciri pantun menjadi dua aspek, yaitu aspek
luaran dan dalaman. Aspek luaran adalah dari segi struktur dan ciri-ciri visual yaitu:

1. Terdiri dari rangkap-rangkap yang berasingan. Setiap rangkap terjadi dari baris-baris
yang sejajar dan berpasangan seperti 2,4,6,8 dan seterusnya. Rangkap yang paling umum
adalah empat baris.
2. Setiap baris mengandung empat kata dasar, dengan jumlah suku kata antara 8
hingga 10.
3. Adanya klimaks yaitu perpanjangan atau kelebihan jumlah unit suku kata atau perkataan
pada kuplet maksud.
4. Setiap stanza terbagi kepada dua unit yaitu pembayang dan maksud.
5. Mempunyai skema rima ujung yang tetap: a-b – a-b, dengan sedikit variasi a-a-a-a.
6. Setiap stanza pantun adalah satu keseluruhan mengandung sifat fikiran yang bulat dan
lengkap.
Ciri-ciri dalamannya adalah:

1. Penggunaan lambang-lambang tertentu mengikuti tanggapan dan pandangan dunia


masyarakat.
2. Adanya perhubungan makna antara pasangan pembayang dengan pasangan maksud,
sama ada secara kongkrit atau abstrak atau melalui lambang-lambang.

Sedangkan menurut Suroto (1989: 43), ciri-ciri pantun sebagai berikut:

1. Pantun tersusun atas empat baris dalam tiap baitnya.


2. Baris pertama dan baris kedua berupa sampiran.
3. Baris ketiga dan keempat merupakan isi/ maksud yang hendak disampaikan.
4. Jumlah suku kata dalam tiap baitnya rata-rata berkisar delapan sampai dua belas.

SYAIR

 Setiap bait terdiri atas empat baris


 Setiap baris terdiri atas 8-14 suku kata
 Bersajak a-a-a-a
 Semua baris adalah isi
 Bahasanya biasanya kiasan.

JENIS BENTUKNYA
Suroto (1989:44-45) membagi pantun menjadi dua bagian yaitu:
 pantun muda mudi, biasanya berisi percintaan.
 Pantun orang tua, biasanya berisi nasihat atau petuah. Itulah sebabnya, pantun ini disebut
juga pantun nasihat.
 Pantun anak-anak,biasanya berisi permainan
 Pantun jenaka, biasanya berisi sindiran sebagai bahan kelakar.
 Pantun teka-teki
b. menurut bentuknya atau susunannya:

 pantun berkait, yaitu pantun yang selalu berkaitan antara bait satu dengan bait kedua, bait kedua
dengan bait ketiga dan seterusnya. Adapun susunan kaitannya adalah baris kedua bait pertama
menjadi baris pertama pada bait kedua, baris keempat bait pertama dijadikan baris ketiga pada
bait kedua dan seterusnya.
 Pantun kilat, sering disebut juga karmina, ialah pantun yang terdiri atas dua baris, baris pertama
merupakan sampiran sedang baris kedua merupakan isi. Sebenarnya asal mula pantun ini juga
terdiri atas empat baris, tetapi karena barisnya pendek-pendek maka seolah-olah kedua baris
pertama diucapkan sebagai sebuah kalimat, demikian pula kedua baris yang terakhir.

Sedangkan Nursisto, dalam bukunya ikhtisar Kesusastraan Indonesia (2000:11-14)


pantun dibagi menjadi:
a) Berdasarkan isinya, pantun dibagi atas:
a. Pantun kanak-kanak
 Pantun bersukacita
 Pantun berdukacita
b. Pantun muda
 Pantun nasib atau pantun dagang
 Pantun perhubungan
- Pantun perkenalan
- Pantun berkasih-kasihan
- Pantun perceraian
- Pantn beriba hati
 Pantun jenaka
 Pantun teka-teki
c. Pantun tua
 Pantun adat
 Pantun agama
 Pantun nasihat
b) Berdasarkan banyaknya baris tiap bait dibagi menjadi:
 Pantun dua seuntai atau pantun kilat
 Pantun empat seuntai atau pantun empat serangkum
 Pantun enam seuntai atau delapan seuntai, atau pantun enam serangkum, delapan serangkum
(talibun).

Menurut Effendi (1983:29), pantun dapat dibagi menurut jenis dan isinya yaitu:
1. pantun anak-anak, berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi:
a. pantun bersukacita
b. pantun berdukacita
c. pantun jenaka atau pantun teka-teki
2. pantun orang muda, berdasarkan isinya dapat dibedakan menjadi:
a. pantun dagang atau pantun nasib
b. pantun perkenalan
c. pantun berkasih-kasihan
d. pantun perceraian
e. pantun beribahati
3. pantun orang tua, berdasarkan isinya data dibedakan menjadi:
a. pantun nasihat
b. pantun adapt
c. pantun agama

Tetapi, Abdul Rani (2006:23-27) mengklasifikasikan pantun berdasarkan isinya sebagai berikut:
1) Pantun Anak-Anak
a) Pantun anak-anak jenaka
b) Pantun anak kedukaan
c) Pantun anak teka-teki
2) Pantun Muda-Mudi
a) Pantun muda mudi kejenakaan
b) Pantun muda-mudi dagang
c) Pantun muda-mudi cinta kasih
d) Pantun muda-mudi ejekan

3) Pantun Tua
a) Pantun tua kiasan
b) Pantun tua nasihat
c) Pantun tua adat
d) Pantun tua agama
e) Pantun tua dagang

Syair Panji

Syair panji merupakan Syair pelipur lara yang bertema kisah pengembaraan dan peperangan,
selain itu dalam Syair panji pun terdapat unsur kisah percintaan.

Syair panji yang terkenal ialah Syair Ken Tambunan, Syair Ken Tambunan bercerita tentang
kisah percintaan Raden Puspa Kencana yang parasnya seperti Bidadari dengan Ken Tambunan.

Syair Romantis

Syair romantis juga berisi cerita pelipur lara yang bertemakan kehidupan para raja, permaisuri
dan putri. Syairnya pun banyak yang menceritakan keelokan rupa sang putri.

Contoh syair yang termasuk syair romantis ialah Syair Bidasari, Syair Yatim Nestapa, Syair
Abdul Muluk, Syair Sinyor Kosta dan Syair Tajul Muluk.

Syair Kiasan

Syair kiasan merupakan syair percintaan antara ikan, burung, bunga atau buah-buahan. Syair ini
disebut juga syair binatang dan bunga-bungaan. Isinya merupakan sindirian atau kiasan terhadap
suatu peristiwa.

Misalnya Syair Ikan Terubuk merupakan sayir sindiran bagi anak Raja Melaka yang meminang
Putri Siak. Contoh syair ini ialah Syair Burung Pungguk, Syair Kumbang dan Melati, Syair
Nyamuk dan Lalat, Syair Buah-buahan.

Syair Sejarah

Syair sejarah merupakan Syair yang berdasarkan pada cerita sejarah, seperti peperangan.
Misalnya Syair Perang Mengkasar, mengenai perang yang terjadi di Mengkasar tahun 1668-
1669, Syair Kaliwungu mengenai perang di Semarang tahun 1763, Syair Perang Palembang
mengenai penyerangan Belanda atas Kota Palembang pada tahun 1819-1821.
Syair Agama

Syair Agama merupakan Syair yang berisi ajaran agama dan nasihat bijak. Hamzah Fansuri ialah
tokoh yang pertama kali menulis Syair ini. Contoh Syair Agama ialah Syair Hamzah Fansuri,
Syair Perahu, Syair Dagang, Syair Tabir Mimpi dan Syair Raksi ( Syair ramalan kejadian ).

Demikianlah pembahasan mengenai Penjelasan Syair Beserta Ciri, Jenis Dan Contohnya
semoga dengan adanya ulasan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan anda semua,
terima kasih banyak atas kunjungannya. 🙂 🙂 🙂

Baca Ilmu Lainnya

 Popular
 Comments
 Tags

Penjelasan Makhluk Hidup Yang Dapat Membuat Makanan


Sendiri Lengkap

Pancasila Dalam Konteks Ketatanegaraan

15 Fungsi Pancasila Sebagai Sistem Filsafat

Pengertian Pancasila Sebagai Ideologi Bangsa


80 Ragam Bahasa Indonesia

70 Manfaat Biologi Dalam Bidang Pertanian

Pengantar Akuntansi Lengkap

Pengertian Pancasila Sebagai Sistem Nilai Secara Lengkap

1000 Fungsi Pancasila Sebagai Ideologi Dan Dasar Negara

Komponen Serta Tujuan Dan Contoh Makalah IMK


Lengkap

Potrebbero piacerti anche