Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
(WHO, 2006). Hand hygiene harus dilakukan pada seluruh indikasi yang
tangan yang dianjurkan oleh WHO adalah teknik mencuci tangan dengan
menggunakan 6 langkah cuci tangan. Sejak awal abad 19 mulai dikenal cara
cara yang efektif dalam mengontrol penyebaran mikroorganisme. Oleh karena itu
dengan menjaga kebersihan tangan yang baik
Infeksi nosokomial ini merupakan infeksi yang sering terjadi di rumah sakit.
di seluruh dunia . Sekitar 8,7% dari 55 rumah sakit yang berada di 14 negara yang
berasal dari Eropa, Timur Tengah, Asia Tenggara dan Pasifik menunjukkan adanya
infeksi nosokomial dan untuk wilayah Asia Tenggara sebanyak 10,0% berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh WHO.
Data mengenai infeksi nosokomial di Indonesia dapat dilihat dari data surveilans
yang dilakukan Departemen Kesehatan Republik Indonesia di 10 Rumah Sakit Umum
Pendidikan yang dilakukan pada tahun 1987. Dari data tersebut diperoleh angka infeksi
nosokomial yang cukup tinggi, yaitu sebesar 6 - 16% dengan rata-rata 9,8%. Tidak
hanya pasien rawat inap yang dapat tertular oleh infeksi nosokomial, tetapi seluruh
personil rumah sakit yang berhubungan dengan pasien juga dapat tertular, begitu juga
dengan penunggu dan pengunjung pasien. Penularan dari infeksi nosokomial ini dapat
terjadi dari satu pasien kepada pasien yang lainnya (cross infection) atau infeksi dari diri
sendiri dimana kuman sudah berada pada pasien kemudian berpindah tempat dan di
tempat yang baru menyebabkan infeksi yang disebut juga self infection / auto infection.
1. Hand Hygiene
mencegah penularan agen infeksius antar manusia atau dari daerah yang
memiliki kandungan mikroba tinggi, misalnya mulut, hidung, atau usus, ke
B. Tujuan
cuci tangan bersih, cuci tangan steril, dan cuci tangan aseptic.
mencuci tangan yang baik dan benar untuk kalangan medis maupun
tangan aseptik sama dengan persiapan dan prosedur pada cuci tangan
higienis atau cuci tangan bersih, hanya saja bahan deterjen atau sabun
tangan steril adalah menyediakan bak cuci tangan dengan pedal kaki
luas, kerja cepat), sikat scrub bedah dengan pembersih kuku dari
plastik, masker kertas dan topi atau penutup kepala, handuk steril,
Paduan cuci tangan dan desinfeksi ini berlaku pada seluruh unit yang berada di
rumah sakit.
3. Diantara: prosedur tertentu pada klien yang sama dimana tangan terkontaminasi,
untuk menghindari kontaminasi silang
4. Setelah:
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah
Sakit.
2. Undang-Undang Praktek Kedokteran No.29 pasal 45 ayat (3) tahun 2008
tentang panduan pemberian informasi dalam rangka persetujuan tindakan
kedokteran.
3. Peraturan Menteri Kesehatan No.269 / Menkes / Per / III / 2008 tentang
keselamatan dan kesehatan kerja.
4. Permenkes No : 269/ MENKES/ PER / III/ 2008 tentang Rekam Medis.
5. Permenkes No : 290/ MENKES/ PER/ III/ 2008 tentang Persetujuan
Tindakan Kedokteran.
6. Permenkes RI Nomor.755 tahun 2011 tentang Penyelenggara Komite Medik
di Rumah Sakit.
7. Permenkes RI Nomor 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.
8. Permenkes RI Nomor 1691 tahun 2011 tentang Keselamatan Pasien Rumah
Sakit.
BAB II
a. Wadah air dengan kran dan wadah atau tempat untuk menampung air
b. Gunakan larutan berbasisi alkohol tanpa air (handrub antiseptic)
Penggunaan handrub antiseptic untuk tangan yang bersih lebih efektif membunuh
flora residen dan flora transien daripada mencuci tangan dengan sabun antipetik atau
dengan sabun biasa dan air. Antiseptik ini cepat dan mudah digunakan serta
menghasilkan penurunan jumlah flora tangan awal yang lebih besar. Handrub antiseptic
juga berisi emolien seperti gliserin, glisol propelin, atau sorbitol yang melindungi dan
melembutkan kulit. Teknik untuk menggosok tangan dengan antiseptic dijelaskan
dibawah ini.
Langkah 2: Gosokkan larutan dengan teliti dan benar pada kedua belah tangan,
khususnya diantara jari-jari jemari dan dibawaha kuku hingga kering (sesuai dengan
cara mencuci tangan dengan air)
BAB III
A. Kesimpulan
Hand hygiene adalah istilah yang umum digunakan untuk mengarah
kepada semua kegiatan untuk membersihkan tangan. Cara terpenting untuk
mencegah penularan agen infeksius antar manusia atau dari daerah yang
memiliki kandungan mikroba tinggi, misalnya mulut, hidung, atau usus, ketempat
yang berpotensi terinfeksi adalah dengan cara mencuci tangan.
Dengan mencuci tangan menggunakan cairan antiseptik pada lima
momentum, yaitu sebelum melakukan prosedur aseptik, sebelum
berhubungan (kontak) dengan pasien, setelah bersentuhan dengan pasien,
setelah kontak dengan lingkungan di sekitar pasien, dan setelah kontak
dengan cairan tubuh yang memiliki resiko.
B. Saran
Hand hygiene harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah di
tetapkan karena ini merupakan cara untuk mencegah penularan agen infeksius.