Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
1
kubenci itu serangga, penyuka kucing dan
masih banyak lagi tentangku.
2
terlahir di keluarga yang bercukupan, dan
mempunyai orang tua yang baik.
3
masih bisa bersaing dengan teman
sekelasnya dan cukup aktif juga di organisasi
sekolah. Lalu adikku, adikku bernama
Komang Destri Febriani, lahir di Jepara
tanggal 14 Februari 2006. Dia paling rakus
di keluargaku, kalau ada snack atau
makanan ringan lainnya, bisa-bisa habis
dilahapnya. Dia itu anak yang paling ribet,
selalu butuh bantuan, paling memaksa, dan
lain-lain. Tapi namanya adik, mau bikin kesel
seberapapun aku masih tetep
menyayanginya, dan itu jujur dari hatiku
paling dalam, karena memang peran kakak
itu membantu dan mendukung segala
sesuatu yang dilakukan adiknya tapi
tentunya tetap aku bimbang mana yang
positif dan mana yang negatif. Dia sekarang
berada di ujung Sekolah Dasar, yaitu kelas 6.
4
Dia saat ini bersekolah di SDN 2 Panggang,
Jepara dan sebentar lagi menghadapi
banyak ujian-ujian semester, UN, US, dan
sebagainya. Aku yang sekarang juga masih
kelas 12, jadi yang namanya ujian itu udah
hal biasa, karena ketika harinya akan tiba,
siswa-siswi bisa mengerjakan ujian dengan
mudah dan mendapat nilai yang
memuaskan.
5
kepada semua anaknya. Memang itu sudah
sifat sewajarnya seorang Ayah kepada
anaknya, tapi entah mengapa aku merasa
ayahku ini yang paling terbaik dan paling
memahami anak-anaknya. Ayahku lahir di
bulan Februari sama seperti adikku, ayahku
tipe pekerja keras meskipun sekarang
perfomanya turun karena terkait masalah
usia yang semakin lama semakin tua. Jujur,
mungkin sampai sekarang aku belum
membahagiakannya tapi paling tidak aku
mencoba mendapatkan prestasi yang baik di
sekolah, bersikap sopan dan selalu
menghormatinya.
6
orangnya adil, ya memang kalau masalah
penting mana antara aku, kakakku, dan
adikku tentunya lebih mengutamakan
kepentingan adikku, karena dimata beliau
yang tua yang mengalah. Ibuku masih
berumur 40-an dan dalam kondisi yang
sehat. Hobi ibuku sekarang itu suka
membuat roti, seringnya membuat roti
pisang, tiwul, brownis. Pekerjaan ibuku
selain ibu rumah tangga, beliau juga penjual
roti yang memang sudah memiliki nama
meskipun hanya di wilayah perumahan. Di
keluargaku, ibuku adalah yang ribet kalau
misal ada sesuatu yang menurutnya masih
kurang dan perlu hal-hal lain yang harus
disiapkannya. Kondisi keluargaku yang
sekarang masih dilanda kesulitan ekonomi,
karena memang perkuliahan yang digeluti
7
kakakku sendiri membutuhkan banyak
biaya.
8
tidak punya teman di area kompleks, ini
alasan yang membuatku malas sekali keluar
rumah. Mungkin terakhir kali aku bermain
dengan teman sekomplek itu kelas 6 sd,
setelah itu aku mulai tergila-gila yang
namanya “Game Online” dan mulai
menghabiskan banyak waktu dan uang.
Tanpa kusadari ternyata kehidupan lamaku
makin lama makin hilang, aku mulai
kecanduan dan terus bermain game-game
hingga sekarang. Aku sudah mencoba
berbagai cara supaya kecanduanku hilang,
tapi sama saja. Semakin lama kutahan,
rasanya semakin sakit saja.
9
TK dulu, aku sangat suka sama mainan-
mainan kecil, kayak mobil-mobilan, lego,
robot-robotan, dll. Mungkin hampir setiap
minggu aku selalu minta mainan ke ayahku,
bahkan hingga sekarang mainan itu ada
yang masih aku simpan dibawah tempat
kasurku. Aku di masa TK suka menyendiri,
tidak terlalu aktif, sekolah TK cuma niatan
main doang, dan ini sangat berbalikan
dengan diriku yang super bikin onar di kelas,
bisa dibilang aktif juga, dan yang paling aku
gak sukai itu pubertas yang bisa dibilang
belum sempurna, wkwkwk. Perbandingan
wajahku yang dulu dengan sekarang sangat
jauh sekali, dan ini merupakan penyesalan
pertumbuhan di dalam hidupku :’)
10
dulu aku pernah menang juara ke 3 ajang
Photo Contest tingkat sekolah. Hal ini
mungkin gak ada terjadi lagi di periodeku
yang sekarang. Hal lain yang kuingat itu, aku
pernah ikut tim drum-band TK PERWANIDA,
TK dimana aku sekolah. Disini aku kebagian
memegang drum, jadi kalau ada festival
tingkat kabupaten biasanya sekolahku juga
di panggil untuk menampilkan performa tim
drum-band kami. Seiring berjalannya waktu,
aku sudah tidak menyukai bermain drum-
band dan memutuskan untuk keluar dari tim
itu.
11
menggunakan mobil dari Jepara-Bali, karena
saat itu orang tuaku masih belum pernah
menaiki pesawat dan merasa takut
mencoba, jadi mereka tetap memilih
menggunakan mobil. Perjalanan dengan
mobil kurang lebih sekitar sehari semalam,
karena memang jaraknya sendiri sudah
pindah pulau dan mungkin ini hampi
1000km. Tentu diperjalanan aku dan
keluargaku juga perlu istirahat, jadi kita juga
sering beristirahat di rumah makan dan
sering juga buang air kecil di Pom Bensin di
sekitar. Anehnya, ayahku yang menyetir
seperti tidak merasakan beban, mungkin ini
yang dinamakan rindu keluarga. Aku pernah
diceritakan ibuku tentang pengalaman
terburukku ketika pertama kali aku ke Bali.
Jadi, saat waktu mulai malam dan jalanan
12
sepi, ayahku mulai menaikkan kecepatan
mobilku dengan cukup kencang, tapi entah
mengapa ada seekor kucing melintas begitu
saja dan membuat ayahku kaget. Aku yang
awal mulanya posisi duduk, langsung
terjelungup kedepan dan kepalaku mulai
pusing. Akhirnya orangtuaku mengajak
beristirahat dulu di Pom Bensin untuk
meredakan kejadian tadi.
13
Perjalanan kapal kurang lebih 45
menit hingga sampai ke Pulau Dewata atau
Pulau Bali. Pertama kali masuk ke sana,
setiap kendaraan pasti dicek dan
kelengkapan pengemudi juga harus valid.
Setelah semua aman, kami diperbolehkan
melanjutkan perjalanan lagi. Ekspresi
awalku itu sangat takjub dengan kondisi
lingkungan sekitar yang memang sangat
beda dengan kota kelahiranku, Jepara. Dulu,
di hutan yang terlihat di samping-di samping
jalan, banyak sekali monyet yang
bergelantungan, tapi sekarang sudah jarang
sekali aku melihatnya.
14
Sesampainya disana, keluargaku
langsung disambut sama saudaraku disana.
Uniknya disana, 1 perumahan itu dibagi
banyak sub sub atau seperti lingkup
perumahan yang satu lingkupnya itu
berisikan 5-6 rumah, dan mereka sudah
seperti keluarga. Jadi nilai sosial mereka
sangat tinggi, dan ini patut ditiru. Disana aku
berjumpa saudaraku yang setahun lebih tua
dariku. Aku di ceritakan banyak hal disana
dan sering diajak ke sawah dengan
pamanku. Keluarga ayahku disana semua,
mulai dari kakek, nenek, tante, paman,
cuma ayahku yang berani merantau hingga
ke-Jawa dan akhirnya menetap di jawa
setelah bertemu ibuku. Disana hampir
semua kegiatan dilakukan dengan gotong-
15
royong, bahkan numpang makan itu sudah
seperti hal biasa.
16
kedua orang tuaku yang memilihkannya.
Akhirnya aku di daftarkan oleh kedua orang
tuaku di SDN 2 Panggang Jepara, kurang
lebih jaraknya sekitar 8km dari rumahku di
Tahunan.
17
kali aku ditinggal pergi sahabat yang sudah
menemaniku dari anak berumur 5 tahun
hingga aku kelas 4. Aku sangat
merindukannya hingga sekarang, sudah
hampir 10 tahun dia tidak pernah
mengunjungi kota Jepara, dan mungkin dia
sudah lupa denganku. Itu adalah
pengalaman berhagaku bagaimana
pentingnya mempunyai sahabat yang selalu
ada untuk menolongku. Mungkin kalo kami
bertemu lagi, aku juga sudah lupa
bagaimana wajahnya yang dulu, ditambah
pubertas juga kadang bisa merombak wajah
seseorang menjadi wajah yang baru. Aku
Cuma berharap semoga kamu selalu baik-
baik saja, kawan.
18
ini sudah jarang sekali aku dengar ketika aku
mulai masuk kelas 1 SD.
Jadi begini,
19
mengangguk karena memang dulu aku
orangnya masih pendiam, jadi aku lebih
suka mendiam dari pada ditanya-tanya. Tapi
ternyata hal ini sangat mempengaruhi
kondisi di sekitar lingkunganku. Misalnya
ketika ada temanku datang mencari
rumahku untuk berkunjung, lalu dia tanya ke
seseorang menggunakan nama panggilanku
“Kadek”. Tentunya banyak yang tidak tahu,
karena panggilanku di komplek itu Rian, dan
ini sering terjadi. Akhirnya semua teman
komplekku mulai memanggilku Kadek. Aku
sangat merindukan panggilan itu.
20
dia yang selalu menemaniku pulang
bersama. Waktu pertama kali aku naik
angkot sendiri, aku sangat deg-degan karena
takut tujuan pemberhentianku kelewatan.
Untuk itu aku selalu duduk di kursi belakang
supir agar aku bisa memberitahuinya
dimana aku nanti akan turun. Selama aku di
kelas 2, aku masih tipe orang pendiam, dan
lebih suka asik dengan urusanku. Aku masih
belum menerima hawa-hawa keberadaan
teman sekelasku. Ketika aku diajak ngobrol,
aku hanya meng-iyakannya. Tapi aku tidak
pernah sinis terhadap teman sekelasku,
hanya saja aku cenderung cuek
menanggappinya. Dan akhirnya aku hanya
punya seorang sahabat saja yg selalu aku
ajak bicara.
21
Sesudah aku lulus kelas 2 sd untuk
lanjut ke kelas 3 SD, aku dapat hadiah 1 buah
playstation seri ke-2 dari ayahku. Aku
memang pernah meminta ini ke ayahku
jauh-jauh hari, mungkin 5 bulan sebelum
pembagian rapot. Ayahku yang baru pulang
dari luar kota karena ada urusan pekerjaan,
membawa 1 kotak biru yang bertuliskan
PLAYSTASION 2. Disini aku senang sekali ,
karena mendapat console yang terbaru di
jaman itu. Karena ini pertama kali aku
mempunyai console ini, aku meminta
ayahku untuk menyalakannya dan mencoba
beberapa kaset untuk dimainkan. Aku masih
ingat game pertama yang kumainkan itu
berjudul LEGO Batman, game arcade yang
berlatar di Gotham, pulau yang dimiliki
keluarga Wayne. Game ini sengaja dipilihkan
22
oleh ayahku, mengingat umurku waktu itu
masih 8 tahun. Sampai saat ini aku masih
mengikuti kabar-kabar terbaru dari game
ini, aku masih menyukainya, karena
menurutku game ini selain lucu karena
bentuknya yang kecil dan kotak-kotak, disini
cerita gamenya juga bagus, banyak teka-teki
yang harus diselesaikan, dan juga gameplay
yang enak.
23
saja setiap aku bermain ps, aku selalu
melebihi 3 jam, tapi ini sudah termasuk
pengurangan terbaik yang pernah aku
lakukan. Karena biasanya aku hampir 6-7
jam berada di depan tv, tapi dapat aku
kurangi menjadi 3 jam perhari. Orang tua ku
masih mentelolir molornya 1 jam, tapi
mereka tetap berusaha untuk
mengingatkanku kalau dampak dari
berlama-lama di depan tv itu berbahaya.
Karena aku masih anak-anak yang belum
bisa memikirkan masa depan, aku tidak
mendengarkan perkataan itu, ibaratnya
seperti masuk telinga kanan, keluar telinga
kiri. Ternyata perkataan mereka benar,
akhirnya aku yang sekarang mempunyai
kelainan miopi sebab terlalu banyak berada
24
di depan tv yang selalu memancarkan
radiasi langsung tepat ke retinaku.
25
untuk melengkapi realita yang
menyedihkan.
26
lebih suka di jelaskan secara rinci, jadi
dibacakan orang lain. Selain itu, dulu aku
juga masih sering merengek meminta
mainan-mainan kecil, kalau tidak dituruti ya
nangis.
27
Aku berjanji kepada ibuku kalau aku
akan berubah, aku akan mencari teman dan
mulai berkumpul bersama yang lain.
28
teman-teman, dan mengerjakan sesuatu
yang tidak penting.
29
kosong ke sela-sela antara roda belakang
dengan rem. Jadi timbul gesekan antara
gelas aqua dengan roda yang meghasilkan
suara nyaring seperti kenalpot motor.
30
pertama bersama teman-temanku, tp ini
bukan yang terakhir.
31
Disana kami langsung masuk melewati jalur
samping, karena jarang ada yang menjaga,
jadi kami bisa masuk secara cuma-cuma.
Disana kami bersantai-santai dipinggir
pantai, berkeliling, melihat turis, dll. Setelah
dirasa bosan, akhirnya kami melanjutkan
perjalanan ke rumah. Nah, disini kami
sangat kelelahan, karena medan dari jepara
ke tahunan itu menanjak. Sudah capek dari
tahunan – jepara, ditambah lagi jalanan
yang menanjak yang membuat kami
kelelahan. Akhirnya kami sampai di rumah
sekitar pukul 10 pagi.
32
dan langsung menceramahiku dengan
nasihat-nasihat istimewa, dan aku tobat.
33
bermain game lagi di rumah, yang membuat
aku jarang bermain dengan lain.
34
Hal ini terus berlanjut hingga aku
SMP. Aku bersekolah di SMPN 2 Panggang
JEPARA. Seperti ketika aku sd dulu, aku tidak
pernah memilih sekolahku sendiri, pasti
orang tuaku yang menentukan. Bukan
memaksa, tapi aku memang baling benci
mengurus seperti ini, seperti memilih akan
bersekolah dimana, sisi baik dan buruknya
apa, dll. Aku tipe orang yang lebih suka
mengalir, jadi apa yang disarankan
seseorang asal pemikiran itu baik untukku,
aku bisa saja mengikutinya. Jadi aku masuk
SMP ini bukan karena pilihanku, tapi dari
saran ibuku. Asal sekolah itu bernama, aku
mau mau saja, aku termasuk salah satu
orang yang beruntung dari sekian banyak
orang yang mendaftar, padahal aku ketika
SD jarang sekali belajar, hanya saja aku
35
serius belajar ketika ada ulangan, tes, dan
ujian.
36
menyarankan aku untuk iku seleksi, dan
akhirnya aku mencoba. Disana lumayan
banyak pendaftar, aku sempat pesimis gak
akan lolos, karena aku tau mereka orang-
orang yang cerdas, sedangkan aku Cuma
orang mengandalkan kehokian semata. Hari
pertama kami seleksi dengan cara diberikan
soal soal untuk dikerjakan, jujur ini soal yang
mudah, karena materi yang di tanyakan itu
materi SD, seputar suhu, kecepatan, dll. Aku
cukup memahami materi itu, jadi waktu
pengumuman siapa yang lolos, tak kusangka
namaku muncul. Aku cukup senang untuk
hasil ini, hingga aku tau sebenarnya gimana
sulitnya jadi perserta olimpiade, semua rasa
senang itu hilang. Aku merasa seperti terus
ditekan, dan aku benci hal ini. Aku orangnya
gak suka dipaksa belajar, aku belajar kalo
37
mau belajar. Jadi setelah hampir 1,5 tahun
aku bergabung, akhirnya aku memutuskan
untuk keluar karena gak cocok sama
kepribadianku yang lebih sering menggeluti
dunia maya. Aku menempati kelas 7F,8I,9A.
Pertama kali aku menjadi ketua kelas itu
pada saat aku kelas 9, menurutku tugas
terberat seorang ketua itu mengatur gimana
caranya anggota yang lain. Jadi aku selalu
berupaya menjadi orang yang tidak egois,
berbaur dengan semua, tau menahu
masalah kelas, dll. Efek setelah aku jadi
ketua kelas, aku mulai mengerti tanggung
jawab yang dipikul oleh seorang kepala
Negara. Aku ingin menjadi pendekar,
pendekar wanita.
38
banyak pengalaman baru, indah, dan tak
terlupakan. Meskipun tidak bisa aku
ceritakan.
39
berguna ketika akan mendaftar perguruan
tinggi nanti.
40
ada pembullian atau hal-hal yang tidak
dinginkan. Aku bersyukur bisa masuk
sekolah ini, meskipun aku tidak merasakan
sesuatu yang beda dengan lingkungan
sekolah ini. Aku mendapat kelas IPA 3, jadi
sampai novel ini ditulis, aku masih kelas 12
IPA 3.
41
Lalu ketika aku kelas 11, tahun ini aku
hampir berumur 17 tahun, aku
membayangkan apa yang special di umur ke
17 ini, apakah aku menjadi lelaki sutuhnya
atau masih perlu mencari hal hal baru yang
lain. Di kelas 11 ini aku berwisata study tour
ke Bali bersama keluarga besar sma 1
angkatanku. Ini merupakan pengalaman
terbaik waktu aku SMA, meskipun aku sudah
sering mengunjungi Bali. Perasaan yang
timbul akibat kebersamaan yang erat ini
yang membuatku merasa ini adalah momen
paling indah di masa SMA yang gak mungkin
aku alami lagi xD.
42
baru lahir kemarin, mungkin karena menulis
novel ini kali ya :D
43
kalau bisa malah menaikkan nilaiku, untuk
keperluan memilih jurusan nanti.
44
Aku selalu berdoa kepada Tuhan Yang
Maha Esa untuk selalu membantuku dalam
menjalani hidup, selalu membimbingku ke
jalan yang benar, dan terus semangat
walaupun nanti aku banyak menemui
ringtangan-rintangan.
-TERIMA KASIH-
45