Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
2.2 Etiologi
Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan penyulit,
merupakan penyebab prolapsus uteri, dan memperburuk prolaps yang sudah ada.
Faktor-faktor lain adalah tarikan pada janin pada pembukaan belum lengkap, prasat
Crede yang berlebihan untuk mengeluarkan plasenta, dan sebagainya. Jadi, tidaklah
mengherankan bila prolapsus genitalia terjadi segera sesudah partus atau dalam
masa nifas. Asites dan tumor-tumor di daerah pelvis mempermudah terjadinya
prolapsus uteri. Bila prolapsus uteri dijumpai pada nulipara, faktor penyebabnya
adalah kelainan bawaan berupa kelemahan jaringan penunjang uterus.[5]
2.7 Diagnosis
1. Anamnesis
Keluhan-keluhan penderita dan pemeriksaan ginekologik umumnya dengan
mudah dapat menegakkan diagnosis prolapsus genitalis. Pasien dengan prolaps
uteri biasanya mengeluhkan adanya benjolan yang keluar dari alat kelaminnya.[5]
Pasien biasanya mengeluhkan:[2]
• Rasa berat pada atau rasa tertekan pada pelvis.
• Pada saat duduk pasien meraskan ada benjolan seperti ada bola atau kadang-
kadang keluar dari vagina.
• Nyeri pada pelvis, abdomen, atau pinggang.
• Nyeri pada saat berhubungan.
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan genikologi biasanya mudah dilakukan, Friedman dan Little
menganjurkan sebagai berikut; Penderita dalam posisi jongkok disuruh mengejan
dan ditentukan dengan pemeriksaan dengan jari, apakah portio uteri pada posisi
normal atau portio telah sampai introitus vagina, atau apakah serviks uteri sudah
keluar dari vagina. Selanjutnya dengan penderita berbaring dalam posisi litotomi,
ditentukan pula panjangnya serviks uteri. Serviks uteri yang lebih panjang dari
ukuran normal dinamakan elongasio kolli.[5] Berikut adalah stadium untuk prolaps
uteri:[2]
Tabel 01. Lima stadium untuk prolaps.[2,8]
3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium tidak begitu banyak membantu. Tes
Papanicolaou (Pap smear sitologi) atau biopsi dapat diindikasikan pada
kasus yang jarang terjadi yang dicurigai karsinoma, meskipun ini harus
ditangguhkan ke dokter perawatan primer atau dokter kandungan.[2]
Pemeriksaan USG
Pemeriksaan USG bisa digunakan untuk membendakan prolaps dari
kelainan-kelainan lain.[2]
2. Terapi Konservatif
Latihan otot dasar panggul
Latihan ini sangat berguna pada prolaps ringan, terutama yang terjadi pada
pasca persalinan yang belum lewat 6 bulan. Tujuannya untuk menguatkan
otot-otot dasar panggul dan otot-otot yang mempengaruhi miksi. Namun
dari penelitian yang dilakukan oleh Cochrane review of conservative
management prolaps uterus yang diterbitkan pada tahun 2006
menyimpulkan bahwa latiahan otot dasar panggul tidak bukti ilmiah yang
mendukung. Caranya ialah, penderita disuruh menguncupkan anus dan
jaringan dasar panggul seperti biasanya setelah selesai berhajat atau
penderita disuruh membayangkan seolah-olah sedang mengeluarkan air
kencing dan tiba-tiba menghentikkanya.[5,8,9]
Pemasangan pessarium
Pengobatan dengan pessarium sebetulnya hanya bersifat paliatif, yakni
menahan uterus di tempatnya selama pessarium tersebut dipakai. Oleh
karena jika pessarium diangkat, timbul prolaps lagi. Meskipun bukti yang
mendukung penggunaan pessarieum tidak kuat, mereka digunakan oleh
86% dari ginekolog dan 98% dari urogynaecologists. Prisip pemakaian
pessarium ialah bahwa alat tersebut membuat tekanan pada dinding vagina
bagian atas, sehingga bagian dari vagina tersebut besereta uterus tidak dapat
turun dan melewati vagina bagian bawah. Pessarium yang paling baik untuk
prolaps genitalia ialah pessarium cincin, terbuat dari plastik.
Jika dasar panggul terlalu lemah dapat digunakan pessarium Napier.[5,8]
Ventrofiksasi
Pada wanita yang masih tergolong muda dan masih menginginkan anak,
dilakukan operasi untuk uterus ventrofiksasi dengan cara memendekkan
ligamentum rotundum atau mengikat ligamentum rotundum ke dinding
perut atau dengan cara operasi Purandare.[5]
Operasi Manchester
Pada operasi ini biasanya dilakukan amputasi serviks uteri, dan penjahitan
ligamentum kardinale yang telah dipotong, di muka serviks dilakukan pula
kolporafia anterior dan kolpoperineoplastik. Amputasi serviks dilakukan
untuk memperpendek serviks yang memanjang (elo ngasio kolli). Tindakan
ini dapat menyebabkan infertilitas, abortus, partus prematurus, dan distosia
servikalis pada persalinan. Bagian yang penting dari operasi Manchester
ialah penjahitan ligamentum kardinale di depan serviks karena dengan
tindakan ini ligamentum kardinale diperpendek, sehingga uterus akan
terletak dalam posisi anteversifleksi, dan turunnya uterus dapat dicegah.[5]
Histerektomi vagina
Operasi ini tepat untuk dilakukan untuk prolaps uterus dalam tingkat lanjut,
dan pada wanita yang telah menopause. Setelah uterus diangkat, puncak
vagina digantungkan pada ligamentum rotundum kanan dan kiri, atas pada
ligamentum infundibulo pelvikum, kemudian operasi akan dilanjutkan
dengan kolporafi anterior dan kolpoperineorafi untuk mencegah prolaps
vagina di kemudian hari.[5]
3.1 Simpulan
1. Prolaps uteri adalah turunnya uterus kedalam introitus vagina yang
diakibatkan oleh kegagalan atau kelemahan dari ligamentum dan jaringan
penyokong (fasia).
2. Partus yang berulang kali dan terjadi terlampau sering, partus dengan
penyulit, merupakan penyebab prolapsus uteri, dan memperburuk prolaps
yang sudah ada.
3. Prolapsus uteri tingkat I,dimana serviks uteri turun sampai introitus vaginae;
Prolapsus uteri tingkat II, dimana serviks menonjol keluar dari introitus
vaginae; Prolapsus uteri tingkat III, seluruh uterus keluar dari vagina,
prolapsus ini juga dinamakan prosidensia uteri.
4. Gejala yang sering mucul adalah Perasaan adanya suatu benda yang
mengganjal atau menonjol di genialia eksterna. Rasa sakit di panggul dan
pinggang (backache). Biasanya jika penderita berbaring, keluhan
menghilang atau menjadi kurang.
5. Penatalaksanaan pada prolaps uterus yaitu: observasi, konservarif, dan
terapi pembedahan.
DAFTAR PUSTAKA
9. Schorge JO, Schaffer JI, Halvorson LM, Hoffman BL, Bradshaw KD,
Cunningham FG. Williams Gynecology. The McGraw-Hill Companies.
2008.
11. Vita DD, Giordano S. Two Succesful Natural Pregnancies in a Patient with
Severe Uterine Prolapse: A Case Report. J Med Case Report 2011. [database
on the NCBI]. [cite on September 28, 2013]. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3180421/.