1. DS= Iskemia Gangguan perfusi Pasien mengatakan nyeri dada, terasa jaringan jantung dalam 3 hari terakhir ini dan timbul dengan aktifitas ringan (mandi, makan). Nyeri selama kurang lebih 10 menit, hilang sendiri. Nyeri tidak menjalar ke lengan atau leher tetapi terasa berdebar. Malam sering keluar keringat dingin. DO= TD= 144/100 mmHg, nadi 150x/menit, suhu 36,50C. T inverted di V5-V6. CKMB 57, Trop T 0,027. ECHO ditemukan EF 45% DS= Pasien mengatakan nyeri dada 2. timbul dengan aktifitas ringan Angina Intoleransi aktivitas (mandi, makan). DO= Klien hanya istirahat di tempat tidur dengan posisi terlentang, mobilisasi px diatas tempat tidur, kebutuhan px dibantu oleh keluarga dan perawat.
DS= Px mengatakan dada terasa
berdebar. Malam sering keluar Risiko Penurunan 3. keringat dingin dan cepat lelah jika Penurunan curah jantung beraktivitas ringan (jalan). Pasien kontraktilitas miokard merupakan pasien lama harapan kita. Kx mengatakan memiliki riwayat DM sejak tahun 1995, HT sejak tahun 2000, riwayat CHF athun 2005 DO= ECG: AF, Rate 150x/menit, Poor R di V1-V4, T inverted di V5-V6. CKMB 57, Trop T 0,027. ECHO ditemukan EF 45%. Cardiomegali. DIAGNOSA KEPERAWATAN Tgl/jam Diagnosa Keperawatan 12 April Gangguan perfusi jaringan jantung berhubungan dengan iskemia ditandai dengan: 2010/ 08.15 DS= Pasien mengatakan nyeri dada, terasa dalam 3 hari terakhir ini dan timbul dengan aktifitas ringan (mandi, makan). Nyeri selama kurang lebih 10 menit, hilang sendiri. Nyeri tidak menjalar ke lengan atau leher tetapi terasa berdebar. Malam sering keluar keringat dingin. DO= TD= 144/100 mmHg, nadi 150x/menit, suhu 36,50C. T inverted di V5-V6. CKMB 57, Trop T 0,027. ECHO ditemukan EF 45% Risiko Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan kontraktilitas miokard ditandai dengan: 12 April DS= Px mengatakan dada terasa berdebar. Malam sering keluar keringat dingin 2010/ 08.15 dan cepat lelah jika beraktivitas ringan (jalan). Pasien merupakan pasien lama harapan kita. Kx mengatakan memiliki riwayat DM sejak tahun 1995, HT sejak tahun 2000, riwayat CHF athun 2005 DO= ECG: AF, Rate 150x/menit, Poor R di V1-V4, T inverted di V5-V6. CKMB 57, Trop T 0,027. ECHO ditemukan EF 45%. Cardiomegali.
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
(NOC) (NIC) 1 Pola nafas Setelah dilakukan askep NIC tidak efektif selama 3x24 jam pola nafas Airway Management : b/d klien menjadi efektif,1. Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw hiperventilasi, dengan kriteria : thrust bila perlu kecemasan - mendemonstrasikan batuk2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi efektif dan suara nafas yang3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas bersih, tidak ada sianosis buatan dan dyspneu (mampu4. Pasang mayo bila perlu mengeluarkan sputum,5. Lakukan fisioterapi dada mampu bernafas dengan6. Keluarkan secret dengan batuk atau suction mudah, tidak ada pursed7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan lips) 8. Lakukan suction pada mayo - Menunjukkan jalan nafas9. Berikan bronkodilator bila perlu yang paten (klien tidak10.Berikan pelembab udara merasa tercekik, irama11.Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan nafas, frekuensi pernafasan12.Monitor espirasi dan status O2 dalam rentang normal, tidak Respiratory Monitoring ada suara nafas abnormal) 1. Monitor rata-rata kedalaman, irama dan usaha espirasi - Tanda –tanda vital dalam2. Catat pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan rentang normal otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal 3. Monitor suara nafas seperti dengkur 4. Monitor pola nafas : bradipnea, takipnea, kusmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot 5. Catat lokasi trakea 6. Monitor kelelahan otot diafragma (gerakan paradoksis) 7. Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi atau suara tambahan 8. Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan nafas utama 9. Auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasil 2 Penurunan Setelah dilakukan asuhan NIC cardiac output keperawatan selama 3x 24 Cardiac Care b/d gangguan jam klien tidak mengalami1. Evaluasi adanya nyeri dada (intensitas, lokasi, durasi) stroke volume penurunan cardiac output,2. Catat adanya disritmia jantung (preload, dengan kriteria : 3. Catat adanya tanda dan gejala penurunan cardiac output afterload, - Tanda vital dalam rentang4. Monitor status kardiovaskuler kontraktilitas) normal (TD, Nadi, RR) 5. Monitor status pernafasan yang menandakan gagal - Dapat mentoleransi jantung aktivitas, tidak ada6. Monitor abdomen sebagai indikator penurunan perfusi kelelahan 7. Monitor balance cairan - Tidak ada edema paru,8. Monitor adanya perubahan tekanan darah perifer, dan tidak ada asites 9. Monitor respon klien terhadap efek pengobatan anti - Tidak ada penurunan aritmia kesadaran 10. Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari kelelahan 11.Monitor toleransi aktivitas pasien 12. Monitor adanya dispneu, fatigue, takipneu, dan ortopneu 13. Anjurkan pasien untuk menurunkan stress Vital Sign Monitoring 1. Monitor TD, Nadi, Suhu, dan RR 2. Catat adanya fluktuasi tekanan darah 3. Monitor vital sign saat pasien berbaring, duduk dan berdiri 4. Auskultasi TD pada kedua lengan dan bandingkan 5. Monitor TD, Nadi, RR, sebelum, selama, dan setelah aktivitas 6. Monitor kualitas dari nadi 7. Monitor adanya pulsus paradoksus 8. Monotor adanya pulsus alterans 9. Monitor jumlah dan irama jantung 10.Monitor bunyi jantung 11.Monitor frekuensi dan irama pernafasan 12. Monitor suara paru 13. Monitor pola pernafasan abnormal 14. Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit 15. Monitor sianosis perifer 16. Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar, bradikardi, peningkatan sistolik) 17. Identifikasi penyebab dan perubahan vital sign 3 Nyeri akut Setelah dilakukan asuhan NIC b/d agen keperawatan selama 3x 24 Pain Management injuri fisik janm nyeriklien berkurang,1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif ( lokasi, dengan kriteria : karakteristik, durasi, frekuensi,kualitas dan faktor - Mampu mengontrol nyeri pesipitasi) (tahu penyebab nyeri,2. Observasi reaksi non verbal dari ketidaknyamanan mampu menggunakan3. Ginakan teknik komunikasi teraipetik untuk mengetahui teknik nonfarmakologi pengalaman nyeri klien untuk mengurangi nyeri) 4. Evaluasi pengalaman nyeri masa lalu - Melaporkan bahwa nyeri5. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri berkurang dengan seperti suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan menggunakan managemen6. Ajarkan tentang teknik pernafasan / relaksasi nyeri 7. Berikan analgetik untuk menguranggi nyeri - Mampu mengenali nyeri8. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri (skala, intensitas, frekuensi,9. Anjurkan klien untuk beristirahat dan tanda nyeri 10. Kolaborasi dengan dokter jika keluhan dan tindakan - Menyatakan rasa nyaman nyeri tidak berhasil setelah nyeri berkurang Analgetic Administration - Tanda vital dalam rentang1. Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis dan normal frekuensi 2. Cek riwayat alegi 3. Monitor vital sign sebelumdan sesudah pemberian analgetik pertama kali 4. Berikan analgetik tepat waktu terutama saat nyeri hebat 5. Evaluasi efektifitas analgetik, tanda dan gejala (efak samping)
4 Intoleransi Setelah dilakukan asuhan NIC
aktivitas b/d keperawatan selama 3x 24 Energy Management fatigue jam klien tidak mengalami1. Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan intoleransi aktivitas, dengan aktivitas kriteria : 2. Dorong pasiem untuk mengungkapkan perasaan - Berpartisipasi dalam terhadap keterbatasan aktivitas fisik tanpa disertai3. Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan peningkatan tekanan darah,4. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat Nadi, dan RR 5. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi - Mampu melakukan secara berlebihan aktivitas sehari – hari secara6. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas mandiri 7. Monitor pola tidur dan lamanya tidur / istirahat pasien Activity Therapy 1. Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam merencanakan program terapi yang tepat. 2. Bantu pasienuntuk mengidentivikasi aktivitas yang mampu dilakukan 3. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial 4. Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan 5. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek 6. Bantu untuk mengidentivikasi aktivitas yang disukai 7. Bantu pasien/ keluarga untuk mengidentivikasi kekurangan dalam beraktivitas 5 Kurang Setelah dilakukan asuhan NIC pengetahuan keperawatan selama 3 x 24 Teaching : disease Process tentang jam pengetahuan klien1. Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit b/d bertambah tentang penyakit, proses penyakit yang spesifik 2. Jelaskan patofisiologi dari penyakit, dengan cara yang tepat kurangnya dengan kriteria : 3. Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit informasi - Pasien dan keluarga4. Gambarkan proses penyakit menyatakan pemahamannya5. Identivikasi kemungkinan penyebab tentang penyakit, kondisi,6. Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara prognosis dan program yang tepat pengobatan 7. Hindari harapan kosong - Pasien dan keluarga8. Sediakan bagi keluarga informasi tentang kemajuan pasien mampu melaksanakan9. Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan prosedur yang dijelaskan untuk mencegah komplikasi dimasa yang akan datang atau pengontrolan penyakit secara benar 10. Diskusikan pilihan terapi dan penanganan - Pasien dan keluarga 11. Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan menjelaskan kembali apa second opinion yang dijelaskan perawat 12. Instruksikan pasien mengenali tanda dan gejala untuk melap[orkan pada pemberiperawatan kesehatan, dengan cara yang tepat
Il Nervo Vago: Attiva il Potere Del Nervo Vago. Tutti gli Esercizi per Ridurre Malattie Croniche, Infiammazioni, Ansia, Depressione, Traumi e Molto Altro