Sei sulla pagina 1di 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Definisi
Fotolistrik dan Kajiannya dalam Kehidupan Sehari-hari”.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak
sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan
makalah ini. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga
tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar
kepada penulis dalam menyelesaikan makalah ini. Semua pihak yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan dalam penulisan makalah
ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan.

Samarinda, 2016

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1. Efek Fotolistrik .................................................................................. 3
2.2. Hamburan Compton ........................................................................... 6
2.3. Efek Compton .................................................................................... 7
2.4. Konsep Foton ..................................................................................... 8
2.5. Apakah Foton itu ? ............................................................................. 9
2.6. Percobaan ........................................................................................... 10
2.7. Pembahasan Proses Percobaan ......................................................... 11
BAB III. PENUTUP
3.1. Kesimpulan ....................................................................................... 13
3.2. Saran ................................................................................................. 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam fisika modern efek fotolistrik dan hamburan Compton merupakan
salah satu pokok bahasan yang mempunyai kedudukan istimewa karena
interpretasi mekanisme terjadinya peristiwa ini telah mengantarkan fisika pada
tahapan baru yang melahirkan fisika kuantum. Efek fotolistrik adalah pengeluaran
elektron dari suatu permukaan (biasanya logam) ketika dikenai, dan menyerap,
radiasi elektromagnetik (seperti cahaya tampak dan radiasi ultraungu) yang berada
di atas frekuensi ambang tergantung pada jenis permukaan.
Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa
electronvolts sampai lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi
efek fotolistrik menyebabkan langkah-langkah penting dalam memahami sifat
kuantum cahaya, elektron dan mempengaruhi pembentukan konsep Dualitas
gelombang-partikel. Hamburan Compton adalah suatu efek yang merupakan
bagian interaksi sebuah penyinaran terhadapsuatu materi. Efek Compton adalah
salah satu dari tiga proses yang melemahkan energi suatu sinar ionisasi. Atau
lebih sederhana dapat digambarkan bahwa untuk membangkitkan tenaga listrik
dari cahaya matahari kita mengenal istilah sel surya.
Namun tahukah kita bahwa sel surya itu sebenarnya memanfaatkan konsep
efek fotolistrik. Efek ini akan muncul ketika cahaya tampak atau radiasi UV jatuh
ke permukaan benda tertentu. Cahaya tersebut mendorong elektron keluar dari
benda tersebut yang jumlahnya dapat diukur dengan meteran listrik. Konsep yang
sederhana ini tidak ditemukan kemudian dimanfaatkan begitu saja, namun
terdapat serangkain proses yang diwarnai dengan perdebatan para ilmuan hingga
ditemukanlah definisi cahaya yang mewakili pemikiran para ilmuan tersebut,
yakni cahaya dapat berprilaku sebagai gelombang dapat pula sebagai pertikel.
Sifat mendua dari cahaya ini disebut dualisme gelombang cahaya. Meskipun sifat
gelombang cahaya telah berhasil diaplikasikan sekitar akhir abad ke19, ada
beberapa percobaan dengan cahaya dan listrik yang sukar dapat diterangkan
dengan sifat gelombang cahaya itu.
Pada tahun 1888 Hallwachs mengamati bahwa suatu keping itu mula-mula
positif, maka tidak terjadi kehilangan muatan. Diamatinya pula bahwa suatu
keping yang netral akan memperoleh muatan positif apabila disinari. Kesimpulan
yang dapat ditarik dari pengamatan-pengamatan di atas adalah bahwa cahaya
ultraviolet mendesak keluar muatan litrik negatif dari permukaan keping logam
yang netral. Gejala ini dikenal sebagai efek fotolistrik.

1.2. Rumusan Masalah Masalah


1. Apa itu efek fotolistrik?
2. Apa itu hamburan compton?
3. Bagaimana konsep foton?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui efek fotolistrik
2. Mengetahui hamburan Compton
3. Mengetahui konsep foton
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Efek Fotolistrik


Hasil-hasil eksperimen menunjukkan, bahwa suatu jenis logam tertentu
bila disinari (dikenai radiasi) dengan frekuensi yang lebih besar dari harga tertentu
akan melepaskan elektron, walaupun intensitas radiasinya sangat kecil.
Sebaliknya, berapapun besar intensitas radiasi yang dikenakan pada suatu jenis
logam, jika frekuensinya lebih kecil dari harga tertentu maka tidak akan dapat
melepaskan elektron dari logam tersebut. Peristiwa pelepasan elektron dari logam
oleh radiasi tersebut disebut efek fotolistrik, diamati pertama kali oleh Heinrich
Hertz (1887). Elektron yang terlepas dari logam disebut foto-elektron.
Efek fotolistrik membutuhkan foton dengan energi dari beberapa
electronvolts sampai lebih dari 1 MeV unsur yang nomor atomnya tinggi. Studi
efek fotolistrik menyebabkan langkah-langkah penting dalam memahami sifat
kuantum cahaya, elektron dan mempengaruhi pembentukan konsep Dualitas
gelombang-partikel. fenomena di mana cahaya mempengaruhi gerakan muatan
listrik termasuk efek fotokonduktif (juga dikenal sebagai fotokonduktivitas atau
photoresistivity ), efek fotovoltaik , dan efek fotoelektrokimia . Ketika seberkas
cahaya dikenakan pada logam, ada elektron yang keluar dari permukaan logam.
Gejala ini disebut efek fotolistrik. Efek fotolistrik diamati melalui prosedur
sebagai berikut. Dua buah pelat logam (lempengan logam tipis) yang terpisah
ditempatkan di dalam tabung hampa udara. Di luar tabung kedua pelat ini
dihubungkan satu sama lain dengan kawat. Mula-mula tidak ada arus yang
mengalir karena kedua plat terpisah. Ketika cahaya yang sesuai dikenakan kepada
salah satu pelat, arus listrik terdeteksi pada kawat. Ini terjadi akibat adanya
elektron-elektron yang lepas dari satu pelat dan menuju ke pelat lain secara
bersama-sama membentuk arus listrik.
Cahaya dipandang sebagai kuantum energi yang hanya memiliki energi
yang diskrit bukan kontinu yang dinyatakan sebagai E = hf. Konsep penting yang
dikemukakan Einstein sebagai latar belakang terjadinya efek fotolistrik adalah
bahwa satu elektron menyerap satu kuantum energi. Satu kuantum energi yang
diserap elektron digunakan untuk lepas dari logam dan untuk bergerak ke pelat
logam yang lain. Hal ini dapat dituliskan sebagai :

Energi cahaya = Energi ambang + Energi kinetik maksimum elektron


E = W0 + Ekm hf = hf0 + Ekm Ekm = hf – hf0

Persamaan ini disebut persamaan efek fotolistrik Einstein. Perlu


diperhatikan bahwa W0 adalah energi ambang logam atau fungsi kerja logam, f0
adalah frekuensi ambang logam, f adalah frekuensi cahaya yang digunakan, dan
Ekm adalah energi kinetik maksimum elektron yang lepas dari logam dan
bergerak ke pelat logam yang lain. Dalam bentuk lain persamaan efek fotolistrik
dapat ditulis sebagai Dimana m adalah massa elektron dan ve adalah dan
kecepatan elektron. Satuan energi dalam SI adalah joule (J) dan frekuensi adalah
hertz (Hz). Tetapi, fungsi kerja logam biasanya dinyatakan dalam satuan elektron
volt (eV) sehingga perlu diingat bahwa 1 eV = 1,6 × 10−19 J.
a) Mekanisme Emisi Foton dari sinar memiliki energi karakteristik yang
ditentukan oleh frekuensi cahaya. Dalam proses photoemission, jika
elektron dalam beberapa bahan menyerap energi dari satu foton dan
dengan demikian memiliki lebih banyak energi daripada fungsi kerja
(energi ikat elektron) dari materi, itu dikeluarkan. Jika energi foton terlalu
rendah, elektron tidak bisa keluar dari materi. Peningkatan intensitas sinar
meningkatkan jumlah foton dalam berkas cahaya, dan dengan demikian
meningkatkan jumlah elektron, tetapi tidak meningkatkan energi setiap
elektron yang dimemiliki. Energi dari elektron yang dipancarkan tidak
tergantung pada intensitas cahaya yang masuk, tetapi hanya pada energi
atau frekuensi foton individual. Ini adalah interaksi antara foton dan
elektron terluar.
b) Elektron dapat menyerap energi dari foton ketika disinari, tetapi mereka
biasanya mengikuti prinsip "semua atau tidak" . Semua energi dari satu
foton harus diserap dan digunakan untuk membebaskan satu elektron dari
atom yang mengikat, atau energi dipancarkan kembali. Jika energi foton
diserap, sebagian energi membebaskan elektron dari atom, dan sisanya
dikontribusi untuk energi kinetik elektron sebagai partikel bebas. Tidak
ada elektron yang dilepaskan oleh radiasi di bawah frekuensi ambang,
karena elektron tidak mendapatkan energi yang cukup untuk mengatasi
ikatan atom. Efek fotolistrik banyak membantu penduaan gelombang-
partikel, dimana sistem fisika (seperti foton dalam kasus ini) dapat
menunjukkan kedua sifat dan kelakuan sepertigelombang dan seperti-
partikel, sebuah konsep yang banyak digunakan oleh pencipta mekanika
kuantum. Efek fotolistrik dijelaskan secara matematis oleh Albert Einstein
yang memperluas kuanta yang dikembangkan oleh Max Planck. Hukum
emisi fotolistrik: 1. Untuk logam dan radiasi tertentu, jumlah fotoelektro
yang dikeluarkan berbanding lurus dengan intensitas cahaya yg digunakan.
2. Untuk logam tertentu, terdapat frekuensi minimum radiasi. di bawah
frekuensi ini fotoelektron tidak bisa dipancarkan. 3. Di atas frekuensi
tersebut, energi kinetik yang dipancarkan fotoelektron tidak bergantung
pada intensitas cahaya, namun bergantung pada frekuensi cahaya. 4.
Perbedaan waktu dari radiasi dan pemancaran fotoelektron sangat kecil,
kurang dari 10-9 detik.

Potensial Penghenti Hubungan antara arus dan tegangan diterapkan


menggambarkan sifat efek fotolistrik. Untuk diskusi, sumber cahaya menerangi P
piring, dan lain elektrode pelat Q mengumpulkan setiap elektron yang
dipancarkan. Kami bervariasi potensial antara P dan Q dan mengukur arus yang
mengalir dalam sirkuit eksternal antara dua lempeng. Jika frekuensi dan intensitas
radiasi insiden adalah tetap, arus fotolistrik meningkat secara bertahap dengan
peningkatan potensi positif sampai semua foto elektron yang dipancarkan
dikumpulkan. Arus fotolistrik mencapai nilai saturasi dan tidak meningkatkan
lebih lanjut untuk peningkatan potensi positif. Arus saturasi tergantung pada
intensitas pencahayaan, tapi tidak panjang gelombang. Jika kita menerapkan
potensi negatif ke piring Q sehubungan dengan plat P dan secara bertahap
meningkatkan itu, berkurang saat fotolistrik sampai nol, pada potensial negatif
tertentu di piring Q. potensi negatif minimum yang diberikan ke piring Q di mana
arus fotolistrik menjadi nol disebut potensial menghentikan atau memotong
potensial. Dalam rezim sinar-X, efek fotolistrik dalam bahan kristal sering
didekomposisi menjadi tiga langkah:
a) Inner efek fotolistrik. Lubang tertinggal dapat menimbulkan efek auger ,
yang terlihat bahkan ketika elektron tidak meninggalkan materi. Dalam
padatan molekul fonon sangat antusias dalam langkah ini dan dapat
terlihat sebagai garis dalam energi elektron akhir. Para photoeffect batin
harus diperbolehkan. Para aturan transisi untuk atom menerjemahkan
melalui model ketat mengikat ke kristal. Mereka adalah geometri untuk
osilasi plasma dalam bahwa mereka harus transversal.
b) Balistik transportasi setengah dari elektron ke permukaan. Beberapa
elektron tersebar.
c) Elektron melarikan diri dari bahan di permukaan.

Dalam model tiga langkah, elektron dapat mengambil beberapa jalur melalui
tiga langkah. Semua jalan dapat mengganggu dalam arti formulasi jalan
terpisahkan. Untuk negara permukaan dan molekul model tiga langkah apakah
masih masuk akal bahkan beberapa sebagai yang paling atom memiliki elektron
yang dapat menyebarkan beberapa elektron yang meninggalkan. Arus nol atau
tidak ada arus berarti tidak ada lagi elektron yang lepas dari permukaan logam
akibat efek fotolistrik. Nilai tegangan yang menyebabkan elektron berhenti
terlepas dari permukaan logam pada efek fotolistrik disebut tegangan atau
potensial penghenti (stopping potential). Jika V0adalah potensial penghenti, maka
Ekm = eV0 Persamaan ini pada dasarnya adalah persamaan energi. Perlu
diperhatikan bahwa e adalah muatan elektron yang besarnya 1,6 × 10−19 C dan
tegangan dinyatakan dalam satuan volt (V).

2.2. Hamburan Compton


Seberkas radiasi yang dikenakan pada lempeng (plat tipis) logam akan mengalami
hamburan. Intensitas radiasi terhambur tergantung pada sudut hamburannya.
Gambar berikut menunjukkan susunan peralatan dan hasil pengamatan hamburan
radiasi. Gejala tersebut tidak dapat dijelaskan dengan memandang radiasi sebagai
gelombang klasik.
Pada tahun 1923, Compton mempelajari hamburan radiasi tersebut di atas,
dan menerangkan sebagai berikut. Radiasi yang dikenakan pada lempeng logam
berinteraksi dengan elektron bebas dalam logam (tidak selalu menimbulkan efek
fotolistrik walaupun tenaganya cukup). Interaksi antara radiasi dengan elektron
bebas dalam logam berperilaku seperti tumbukan elastis antara dua partikel.
Mekanisme hamburan radiasi (kemudian disebut hamburan Compton atau efek
Compton) tersebut di atas dapat dijelaskan dengan memberlakukan hukum-hukum
kekekalan tenaga dan momentum linear secara relativistik. Percobaan Compton
merupakan salah satu dari tiga proses yang melemahkan energi suatu
sinarionisasi. Bila suatu sinar jatuh pada permukaan suatu materi sebagian
daripada energinya akan diberikankepada materi tersebut, sedangkan sinar itu
sendiri akan di sebarkan, sehingga energy radiasi yangdipancarkan lebih kecil dari
energi radiasi yang datang ( panjang gelombang lebih panjang
daripadasebelumnya ).
Hamburan Compton adalah suatu efek yang merupakan bagian interaksi
sebuah penyinaran terhadap suatu materi. Efek Compton adalah salah satu dari
tiga proses yang melemahkan energi suatu sinar ionisasi. Bila suatu sinar jatuh
pada permukaan suatu materi sebagian daripada energinya akan diberikan
kepadamateri tersebut, sedangkan sinar itu sendiri akan di sebarkan. Proses
hamburan Compton dianalisis sebagai suatu interaksi (―tumbukan‖ dalam
pengertian partikel secara klasik) antara sebuah foton dan sebuah elektron, yang
kita anggap diam.
Hamburan Compton terjadi apabila foton dengan energi hf
berinteraksidengan elektron bebas atau elektron yang tidak terikat dengan kuat
oleh inti, yaitu elektron terluar dari atom.Elektron itu dilepaskan dari ikatan inti
dan bergerak dengan energi kinetik tertentu disertai foton lain denganenergi lebih
rendah dibandingkan foton datang. Foton lain ini dinamakan foton hamburan.
Dalam hamburanCompton ini, energi foton yang datang yang diserap atom diubah
menjadi energi kinetik elektron dan fotonhamburan

2.3. Efek Compton


Pada efek fotolistrik, cahaya dapat dipandang sebagai kuantum energi
dengan energi yang diskrit. Kuantum energi tidak dapat digambarkan sebagai
gelombang tetapi lebih mendekati bentuk partikel. Partikel cahaya dalam bentuk
kuantum dikenal dengan sebutan foton. Pandangan cahaya sebagai foton diperkuat
lagi melalui gejala yang dikenal sebagai efek Compton. Jika seberkas sinar-X
ditembakkan ke sebuah elektron bebas yang diam, sinar-X akan mengalami
perubahan panjang gelombang dimana panjang gelombang sinar-X menjadi lebih
besar. Gejala ini dikenal sebagai efek Compton, sesuai dengan nama penemunya,
yaitu Arthur Holly Compton.
Sinar-X digambarkan sebagai foton yang bertumbukan dengan elektron
(seperti halnya dua bola bilyar yang bertumbukan). Elektron bebas yang diam
menyerap sebagian energi foton sehingga bergerak ke arah membentuk sudut
terhadap arah foton mula-mula. Foton yang menumbuk elektron pun terhambur
dengan sudut θ terhadap arah semula dan panjang gelombangnya menjadi lebih
besar. Perubahan panjang gelombang foton setelah terhambur dinyatakan sebagai
Dimana m adalah massa diam elektron, c adalah kecepatan cahaya, dan h adalah
konstanta Planck.

2.4. Konsep Foton


Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik.
Biasanya foton dianggap sebagai pembawa radiasi elektromagnetik, seperti
cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X. Foton berbeda dengan partikel elementer
lain seperti elektron dan quark, karena ia tidak bermassa dan dalam ruang vakum
foton selalu bergerak dengan kecepatan cahaya, c. Foton memiliki baik sifat
gelombang maupun partikel ("dualisme gelombang-partikel"). Sebagai
gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan menunjukkan
fenomena gelombang seperti pembiasan oleh lensa dan interferensi destruktif
ketika gelombang terpantulkan saling memusnahkan satu sama lain.
Selain energi partikel foton juga membawa momentum dan memiliki
polarisasi. Foton mematuhi hukum mekanika kuantum, yang berarti kerap kali
besaran-besaran tersebut tidak dapat diukur dengan cermat. Biasanya besaran-
besaran tersebut didefinisikan sebagai probabilitas mengukur polarisasi, posisi,
atau momentum tertentu.
Sebagai contoh, meskipun sebuah foton dapat mengeksitasi satu molekul
tertentu, sering tidak mungkin meramalkan sebelumnya molekul yang mana yang
akan tereksitasi. Deskripsi foton sebagai pembawa radiasi elektromagnetik biasa
digunakan oleh para fisikawan. Namun dalam fisika teoretis sebuah foton dapat
dianggap sebagai mediator buat segala jenis interaksi elektromagnetik, seperti
medan magnet dan gaya tolak-menolak antara muatan sejenis. Konsep modern
foton dikembangkan secara berangsur-angsur antara 1905-1917 oleh Albert
Einstein untuk menjelaskan pengamatan eksperimental yang tidak memenuhi
model klasik untuk cahaya. Model foton khususnya memperhitungkan
ketergantungan energi cahaya terhadap frekuensi, dan menjelaskan kemampuan
materi dan radiasi elektromagnetik untuk berada dalam kesetimbangan termal.
Fisikawan lain mencoba menjelaskan anomali pengamatan ini dengan model
semiklasik, yang masih menggunakan persamaan Maxwell untuk
mendeskripsikan cahaya.
Namun dalam model ini objek material yang mengemisi dan menyerap
cahaya dikuantisasi. Meskipun model-model semiklasik ini ikut menyumbang
dalam pengembangan mekanika kuantum, percobaan-percobaan lebih lanjut
membuktikan hipotesis Einstein bahwa cahaya itu sendirilah yang terkuantisasi.
Kuantum cahaya adalah foton. Konsep foton telah membawa kemajuan berarti
dalam fisika teoretis dan eksperimental, seperti laser, kondensasi Bose-Einstein,
teori medan kuantum dan interpretasi probabilistik dari mekanika kuantum.
Menurut model standar fisika partikel, foton bertanggung jawab dalam
memproduksi semua medan listrik dan medan magnet dan foton sendiri
merupakan hasil persyaratan bahwa hukum-hukum fisika memiliki kesetangkupan
pada tiap titik pada ruang-waktu. Sifat-sifat intrinsik foton seperti muatan listrik,
massa dan spin ditentukan dari kesetangkupan gauge ini. Konsep foton
diterapkan dalam banyak area seperti fotokimia, mikroskopi resolusi tinggi dan
pengukuran jarak molekuler. Baru-baru ini foton dipelajari sebagai unsur
komputer kuantum dan untuk aplikasi canggih dalam komunikasi optik seperti
kriptografi kuantum.

2.5. Apakah foton itu?


Ia tidak memiliki massa diam : foton bergerak dengan laju cahaya : ia
memenuhi hubungan E=hv , p=h/λ dan E=pc: bahkan merasa tarikan gravitasi
seperti partikel-partikel lain itu merupakan sifat-sifat yang jelasnya. Foton
mentransmisikan gaya electromagnet: dalam sudut pandang ini dua muatan listrik
berintereaksi dengan mempertukarkan ― foton (foton dipancarkan oleh salah satu
muatan dn diterima oleh muatan lainnya). Foton ini adalah foton khayal yang
hanya ada dalam kerangka matematik rumusan fisika teori , namun mereka
memiliki semua sifat foton nyata.
Foton tidak memiliki ukuran fisik dan tidak dapat dibelah karena mereka
tidak memiliki unsur-unsur penyusun dirinya. Beberapa percobaan , seperti yang
menyangkut efek interferensi seperti gelombang , sejumlah percobaan ini
memperlihatkan bahwa radiasi electromagnet berintereaksi seperti kuantum
partikel yang dikenal sebagai foton. Tentu saja tafsiran gelombang dan partikel
tidaklah seasas—partikel melepaskan energy nya dalam sejumlah paket yang
terpusat , sedangkan energy sebuah gelombang terbesar merata dalm seluruh
muka gelombangnya,.
Sebagai contoh , jika cahaya kita bayangkan berupa partikel-partikel
belaka , maka akan sulit sekali bagi kita untuk menerangkan pola interferensi
yang diamati dalam percobaan dua celah. Sebuah partikel hanya dapat melewati
dua celah : karena sebuah gelombang dapat terpisahkan , maka ia dapat melewati
kedua celah itu dan kemudian berpadu kembali
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Peristiwa pelepasan elektron dari logam oleh radiasi disebut efek fotolistrik,
diamati pertama kali oleh Heinrich Hertz (1887). Elektron yang terlepas dari
logam disebut fotoelektron.
2. Hamburan Compton adalah suatu efek yang merupakan bagian interaksi
sebuah penyinaran terhadapsuatu materi. Efek Compton adalah salah satu
dari tiga proses yang melemahkan energi suatu sinar ionisasi. Bila suatu
sinar jatuh pada permukaan suatu materi sebagian daripada energinya akan
diberikan kepadamateri tersebut, sedangkan sinar itu sendiri akan di
sebarkan.
3. Foton adalah partikel elementer dalam fenomena elektromagnetik. Sebagai
gelombang, satu foton tunggal tersebar di seluruh ruang dan menunjukkan
fenomena gelombang seperti pembiasan oleh lensa dan interferensi
destruktif ketika gelombang terpantulkan saling memusnahkan satu sama
lain.
DAFTAR PUSTAKA

Beiser, Arthur. 1999. Konsep Fisika Modern. Jakarta: Erlangga.


Daud, Jasruddin. M. 2005. Pengantar Fisika Modern. Makassar: State University
of Makassar Press.
Referensi Web : http://fisikaasikdotcom.wordpress.com/2012/03/16/efek-
fotolistrik http://id.scribd.com/doc/124621696/hamburan-kompton

Potrebbero piacerti anche