Sei sulla pagina 1di 10

PENENTUAN KADAR AMPISILIN DALAM SEDIAAN FARMASI DENGAN

MENGGUNAKAN METODE TITRASI IODIMETRI TIDAK LANGSUNG

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Praktikum Kimia Farmasi Analisis 2

Oleh :
KELOMPOK 7 :
1. Femi Yulianti ( 31115076 )
2. Melfa Ristia ( 31115088 )
3. Sherinda Sondarisa ( 31115105 )
4.
FARMASI 3B

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


STIKes BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2018
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui kadar sampel (ampisilin) menggunakan metode titrasi
iodimetri tidak langsung.
.
B. TANGGAL PERCOBAAN : 13 April 2018
C. NO. SAMPEL : UNKNOWN
D. METODE
Metode yang digunakan pada praktikum kali ini adalah titrasi iodimetri tidak
langsung.
E. PRINSIP

Struktur Ampicilin

Pemisahan cincin β-Laktam dengan penambahan alkali berupa NaOH menjadi


asam – para aminobenzil menghasilkan penisilamin yang mereduksi iodium
maka kadar ampisilin dapat ditentukan.

F. DASAR TEORI
Ampisilina adalah antibiotika golongan penisilin semi sintetik, dipakai
secara per oral dan parenteral, aktif terhadap bakteri gram positif dan negative
dengan spectrum antibakteri. Absorpsi ampisislin pada pemberian per oral
umumnya berlangsung selama kira-kira 2 jam, tetapi jumlah ampisilin yang
diabsorpsi bervarisi antara 20 - 70%. Absorpsi ampisilin yang tidak sempurna ini
disebabkan oleh sifat-sifat amfoternya serta keterbatasan kelarutan dalam air dan
kecepatan disolusinya. Absorpsi diperlambat dengan adanya makanan, tetapi
tidak mempengaruhi jumlah total ampisislin yang diabsorpsi. Oleh
karenaabsorpsiampisilin pada pemberian per oral tidak sempurna dan sangat
bervariasi, maka perlu diteliti bioavailabilitasnya.
Ampisilin berbentuk anhidrat atau trihidrat mengandung tidak kurang dari
95,0% C16H19N3O4S dihitung terhadap zat anhidrat. Secara komersial, sediaan
ampisilin trihidrat untuk sediaan oral dan gram natrium untuk sediaan injeksi.
Potensi ampisilin trihidrat dan natrium penisilindihitung berdasarkan basis
anhidrous. Ampisilin trihidrat mempunyai kelarutan dalam air sekitar 6 mg/mL
pada suhu 200C dan 10 mg/mL pada suhu 400C. Ampisilin sodium berwarna
hamper putih, praktis tidak berbau, serbuk kristal, serbuk hidroskopis, sangat
larut dalam air, mengandung 0,9% Natrium Klorida. Pelarutan Natrium ampicilin
per mil memiliki pH 8 – 10. Jikadilarutkan secara langsung ampisilin trihidrat
oral suspense memiliki pH antara 5-7,5.
Reaksi-reaksi kimia yang melibatkan reaksi–oksidasi dipergunakan secara
luas dalam analisa titrimetrik. Ion-ion dari berbagai unsure dapat hadir dalam
kondisi yang berbeda, menghasilkan kemungkinan terjadi banyak reaksi redoks.
Dalam banyak prosedur analisis analitnya memiliki lebih dari satu kondisi
oksidasi sehingga harus di konversi menjadi satu kondisi oksidasi tunggal
sebelum titrasi (Day&Underwood,2004)
Titrasi redoks didasarkan pada pemindahan electron titran dan analit. Jenis
titrasi ini biasanya diikuti dengan potensiometri, meskipun pewarna yang
mengubah warna jika teroksidasi dengan kelebihan titran dapat digunakan.
Metode titrasi iodometri langsung (iodimetri) mengacu kepada titrasi
dengan suatu larutan iod standar. Metode titrasi iodometri tidak langsung
(iodometri) adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam
reaksi kimia(Basset,1994)
Titrasi iodometri dan iodimetri adalah salah satu metode titrasi yang
didasarkan padareaksi oksidasi reduksi. Metode ini lebih banyak digunakan
dalam analisa jika dibandingkan dengan metode lain. Alasan dipilihnya metode
ini karena perbandingan stokiometri yang sederhana pelaksanaannya, praktis dan
tidak banyak masalah dan mudah.. (Nurirjawati El Ruri, 2012)
Larutan standar yang digunakan dalam proses iodometri adalah natrium
tiosulfat. Garam ini biasanya berbentuk sebagai pentahidrat Na2S2O3.5H2O.
Larutan tidak boleh distandarisasi dengan penimbangan secara langsung, tetapi
harus distandarisasi dengan larutan bakuprimer. Larutan natrium tiosulfat tidak
stabil dalam waktu yang lama (Day&Underwood,2004)
Istilah oksidasi mengacu pada setiap perubahan kimiadimana terjadi
kenaikan bilangan oksidasi, sedangkan reduksi digunakan untuk setiap
penurunan bilangan oksidasi. Berati proses oksidasi disertai hilangnya electron
sedangkan reduksi memperoleh electron. Oksidator adalah senyawa dimana
atom yang terkandung mengalami penurunan oksidasi. Sebaliknya pada reduktor
, atom yang berlangsung bersama dan saling menkompensasi satu samalain.
Istilah oksidator reduktor mengacu pada suatu senyawa, tidak kepada atomnya
saja.(Khopkar,2003)
Warna larutan iodium adalah cukup kuat sehingga iodium dapat bekerja
sebagai indikatornya sendiri. Akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan
kanji, karena warna biru tua dari kompleks kanji-iodium dipakai untuk suatu uji
peka terhadap iodium (Day&Underwood,1986).
G. MONOGRAFI
1. Ampicilin

- Nama IUPAC : Asam (2,5, 5, R, GR)6 C(R)-2-amino-2-


fenilasetamido-3-dimetil-7 okso-4-ha-1-zobisiklo 3,2,0 heptana-2-2-
karboksilat (69,534)
- Nama Lain : Ampisilina
- Rumus Kimia : C16H19N3O4S
- BM : 349,41
- Pemerian : Serbuk hablur remik, tidak berbau, atau
hampir tidak berbau, rasa pahit
- Kelarutan : Larut dalam 170 bagian air, praktis tidak larut
dalam etanol 95% P

H. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
- Statif
- Klem
- Buret
- Gelas kimia
- Erlenmeyer
- Labu ukur
- Gelas ukur
- Batang pengaduk

2. Bahan
- Aquadest
- NaOH
- HCl
- KI
- Amylum
- Lieberman
- Buffer
- Na2S2O3
- Iodium

I. Prosedur
Isolasi sampel :

Sampel ditimbang 1 gram

+aquadest (agar ampicilin Larut dalam aquadest)

Vortex kemudian sentrifuga

Dekantasi

Endapan Filtrat

Vortex kemudian sentrifuga kembali Tampung

Dekantasi

Endapan Filtrat ke n kali lakukan uji kualitatif


Pembakuan blanko :

Masukkan NaOh kedalam


erlenmeyer

Tambahkan 5 mL larutan dapar dan


larutan I2 mL

Biarkan selama 20 menit dan


terlindung dari cahaya

Tambahkan indikator kanji 1 mL

Titrasi dengan menggunakan


Na2S2O3

Lakukan titrasi sebanyak 3 kali


Pembakuan Na2S2O3 :

Masukkan 50 mg kalium bikromat


kedalam erlenmeyer

Tambahkan iodium sebanyak 5 mL

Tambahkan HCL sebanyak 2 mL


titrasi dengan Na2S2O3

Tambahkan 3 tetes amilum dan


titrasi lagi dengan Na2S2O3 sampai
terjadi perubahan dari biru menjadi
kuning

Lakukan titrasi sebanyak 3 kali


Titrasi sampel :

10 mL larutan sampel masukkan ke


dalam erlenmeyer

Tambahkan 5 mL larutan dapar,


HCL 2 mL, Iodium 5 mL

Biarkan selama 20 menit dan


terlindung dari cahaya

Tambahkan 3 tetes larutan amilum

Titrasi dengan larutan Na2S2O3


sampai terjadi perubahan warna dari
biru ke bening

Lakukan titrasi sebanyak 3 kali

Potrebbero piacerti anche