Sei sulla pagina 1di 7

GAMBARAN PENERAPAN STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR PERAWATAN LUKA PADA POST


OPERASI FRAKTUR FEMUR TERTUTUP
DI RUMAH SAKIT SANTA ELISABETH
MEDAN TAHUN 2017

Sardo Hot Roganda Sinaga 1, Magda Siringoringo2


Staf Pengajar dan Mahasiswa STIKes Santa Elisabeth Medan

ABSTRACT

Background: Standard operating procedure (SOP) is the guide to start or to do some jobs,
where is the place to do, what should they do and how they can do it. The patient in post
operation facture close femur is one of category that should apply in keeping patient or
injuring them in correct way. Keeping the wound in correct way is the basic step to injure the
patient in sterile that follow procedure. The aim is to help the patient to get curing as soon as
possible from the wound.
Goal: : The aim from this case study is to see how they apply their knowledge to keep the
patient for injuring in post operation facture close femur in Santa Elisabeth hospital Medan
2017.
Methods: Case study method that may apply in here is Descriptive. The population is about
12 respondents, the instrument of this research is using post operation and the result will get
by Univariate analysis.
Result: From univariate analysis the result could divide into two categories these are good
application is about 83,3% and enough application is about 16,7%.
Conclusion: From the case study in The General implementation figure of standard
operational keeping care for injuring in post operation facture close femur in Santa Elisabeth
hospital Medan 2017, the result is good. And hopefully this procedure will keep in long time
and give the best service to make the patient feel good as well as they get the appropriate
procedure.

Keywords: Wound Care Procedure, Post Operation Fracture Femur

PENDAHULUAN Post operasi fraktur femur adalah


Perawatan luka adalah suatu tindakan masa setelah dilakukan pembedahan pada
yang dilakukan untuk membersihkan luka pasien yang mengalami cedera atau fraktur
dengan menggunakan prinsip teknik femur, yaitu menurut jenis fraktur dan jenis
steril.Tujuannya adalah untuk membersihkan operasi yang dilakukan yang dimulai pada
dan menghindari luka dari kotoran, saat pasien dipindahkan dari ruang bedah
membantu mempercepat timbulnya sel-sel sampai ke unit perawatan. Oleh karena itu,
epitel atau proses penyembuhan serta dalam ruangan perawatan perlu adanya
mencegah kemungkinan cacat atau jaringan pemberian asuhan keperawatan yang optimal
parut dan mencegah terjadinya infeksi (Text yaitu penatalaksanaan luka yang baik (Text
Book Kerylin Carville, 2007). Book Brunner & Suddarth, 2010)

1
Perawat berdasarkan fungsi dan peran orang (Medical Record RSElisabeth Medan,
yang utama adalah sebagai pemberi asuhan 2016).
keperawatan, yaitu membantu memenuhi Prinsip perawatan luka akut (pasca
kebutuhan pasien.Dalam peran tersebut pembedahan) steril khususnya fraktur femur
bahwa perawat harus memberikan pelayanan tertutup, penanganan luka secara steril,
atau asuhan keperawatan yang baik yaitu terutama pada fase inflamasi hingga
sesuai dengan prosedur tetap yang berlaku proliferasi yaitu sekitar 21 hari.Pada usia
sehingga mutu dan kualitas profesi luka 21 hari, luka menutup dengan
keperawatan tetap terjaga dan membawa kesempurnaan kulit sekitar 20% sehingga
hasil yang baik bagi pasien (Hidayat, 2010). kemungkinan kuman dapat mengkontaminasi
Pada era yang semakin modern luka sangat kecil. Pada prinsipnya, luka
sekarang ini, khususnya dalam dunia apapun akan mengalami proses peyembuhan
pelayanan kesehatan atau keperawatan di yang sama yaitu dari inflamasi hingga
rumah sakit, penatalaksanaan perawatan luka maturasi (Text Book Kerylin Carville, 2007).
post operasi pada pasien fraktur femur masih Dalam penelitian ini kesenjangan
belum optimal, yaitu kurang patuhnya yang muncul, dan nantinya akan
perawat dalam melakukan prosedur memunculkan pertanyaan pada studi kasus
perawatan luka post operasi dengan benar adalah perbedaan antara konsep teori dan
seperti melakukan perawatan luka operasi situasi praktek langsung kepada pasien.
dengan 1 set medikasi digunakan untuk Diantaranya adalah jumlah pasien post
pasien secara bersama-sama, perawat lupa operasi fraktur femur tertutup yang sedikit
untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah sehingga penulis sedikit sulit untuk
melakukan tindakan medikasi, perawat menyesuaikan dengan jumlah kriteria yang
kurang memperhatikan teknik steril seperti telah ditetapkan pada subjek studi kasus.
cara memakai sarung tangan steril yang Berdasarkan latar belakang atau
kurang baik (Penelitian Zolfika, 2016). fenomena diatas, maka penulis tertarik untuk
Pada studi pendahuluan kasus, melakukan penelitian studi kasus tentang
penulis menemukan data bahwa pada saat gambaran penerapan standar operasional
pasien dilakukan atau diberikan asuhan prosedur perawatan luka pada post operasi
keperawatan yaitu perawatan luka post fraktur femur tertutup di Rumah Sakit Santa
operasifraktur femur tertutup, hasilnya 6 dari Elisabeth Medan.
10 perawat yang melakukan tindakan, kurang
memperhatikan prinsip steril berdasarkan
METODE STUDI KASUS
standar operasional prosedur yang telah
ditetapkan. Rancangan Studi Kasus
Data pasien yang mengalami fraktur
Rancangan studi kasus pada
femur tertutup di Rumah Sakit Santa
umumnya merupakan strategi untuk
Elisabeth Medan, satu tahun terakhir (2016)
mendapatkan data yang dbutuhkan untuk
adalah sebanyak 38 orang.Dari 38 kasus
keperluan menjawab pertanyaan penelitian
fraktur femur, tidak semua dilakukan
serta sebagai alat untuk mengontrol atau
operasi, yaitu hanya 28 orang. Adapun jenis
mengendalikan pelbagai variabel yang
operasinya adalah ORIF sebanyak 9 orang,
berpengaruh dalam penelitian (Nursalam,
Arthoplasi 1 orang, Bipolar Herniathoplasti 1
2013).
orang, Bone Traction 1 orang, close
Jenis rancangan penelitian deskriptif
reduction 3 orang, Hermiathoplati 4 orang,
yang digunakan penulis adalah rancangan
Herniathoplasti 2 orang, Reconstruction 1
studi kasus.Studi kasus merupakan
orang, Reduksi factor 2 orang, Reparasi line
rancangan penelitian yang mencakup
struktur 3 orang, skeletal tractie 1 orang. Dan
pengkajian satu unit penelitian secara
yang paling banyak jenis operasi yang
intensif misalnya satu klien, keluarga,
dilakukan adalah ORIF yaitu sebanyak 9
kelompok, dan komunitas.Pada rancangan

2
studi kasus yang dilakukan penulis, metode Analisis Data Dan Penyajian Data
yang digunakan dalam mengumpulkan data Pada studi kasus ini, jenis analisa
adalah dengan penyebaran kuisioner dan data yang penulis pergunakan adalah analisis
lembar observasi melalui surat yang telah deskriptif.Analisis deskriptif adalah suatu
disusun. prosedur pengolahan data dengan
menggambarkan dan meringkas data secara
Fokus Studi ilmiah dalam bentuk tabel atau grafik
Fokus studi adalah kajian utama dari (Nursalam, 2013).Untuk mengukur
masalah yang akan dijadikan titik acuan keseluruhan observasi, hasil dikelompokkan
studi kasus. Fokus studi dalam studi kasus menjadi 3 kriteria yaitu baik, cukup dan
yang dilaksanakan oleh penulis adalah kurang.Pada kriteria “baik” bila jumlah skor
gambaran penerapan perawat dalam standar 76-100%, “cukup” bila jumlah skor 56-75%
operasional prosedur perawatan luka pada dan dikatakan kurangbila jumlah skor <56 %
post operasi fraktur femur tertutup. (Nursalam, 2013).Pada studi kasus, model
penyajian data berdasarkan skala yang
Instrumen Studi Kasus digunakan yaitu skala ordinal, adalah
Instrumen adalah cara-cara yang penyajian dalam bentuk tabel (Aris Santjaka,
digunakan untuk mengumpulkan data yang 2011).
dapat berupa test, pedoman, wawancara, Data kuisioner yang telah
observasi dan kuisioner (Nursalam, 2013). dikumpulkan akan dianalisa atau diolah.
Untuk memperoleh data hasil dalam studi Cara yang digunakan adalah dengan teknik
kasus sesuai dengan kriteria yang telah pengolahan secara manual.Langkah-langkah
ditentukan, metode atau cara perhitungan persiapan yang dilakukan adalah penilaian
yang digunakan adalah dengan lembar observasi.Lembar observasi yang
menggunakan rumus: (Aris Santjaka, 2011). telah terkumpul akan diperiksa ulang untuk
Frekuensi mengetahui kelengkapan datanya, setelah
% = Banyaknya data x100
data lengkap data tersebut akan diolah
Pengumpulan Data berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Pengumpulan data adalah suatu
proses pendekatan kepada subyek dan proses HASIL STUDI KASUS
pengumpulan karakteristik subyek yang
diperlukan dalam suatu penelitian. Langkah- Tabel Distribusi Frekuensi Karakteristik
langkah dalam pengumpulan data Responden Berdasarkan Umur, Jenis
bergantung pada rancangan penelitian dan Kelamin dan Pendidikan Perawat di
teknik instrument yang digunakan.Teknik Ruangan Santa Marta Dan Santa
pengumpulan data merupakan langkah yang Maria Rumah Sakit Santa Elisabeth
paling strategis dalam penelitian karena Medan Tahun 2017
tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data (Nursalam, 2013). Karakteristik Frekuensi Persentase
Pada studi kasus ini, peneliti (%)
menggunakan metode pengumpulan data Jenis kelamin
dengan cara memperkenalkan diri kepada Laki-laki - 0
responden, menjelaskan tujuan peneliti, Perempuan 12 100
menanyakan persetujuan responden,
Total 12 100
memberikan informed consent dan
Umur
memberikan atau menyebarkan kuisioner.
25-29 tahun 8 66.7
30-46 tahun 4 33.3
Total 12 100

3
Pendidikan Berdasarkan tabel diatas dapat
D3 9 75 diperoleh hasil bahwa distribusi frekuensi
Keperawatan 3 25 penerapan perawat dalam prosedur
Ners perawatan luka pada post operasi fraktur
Total 12 100 femur tertutupdalam fase kerja adalah dalam
kriteria baik yaitu sebanyak 10 orang
Berdasarkan tabel diatas dapat (83.3%).
diketahui bahwa responden berdasarkan jenis
kelamin, secara keseluruhan adalah Tabel Distribusi Frekuensi Penerapan
perempuan yaitu sebanyak 12 orang (100%), Standar Operasional Prosedur Perawatan
pada kelompok umur yang paling banyak Luka Pada Post OperasiFraktur Femur
adalah umur 25-29 tahun yaitu sebanyak 8 Tertutup Dalam Fase Terminasi di
orang (66.7%), dan pendidikan responden Ruangan Santa Marta dan Santa Maria
lebih dominan D3 Keperawatan yaitu Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
sebanyak 9 orang (75%). Tahun 2017
Fase Frekuensi Persentase
Tabel Distribusi Frekuensi Penerapan Terminasi (%)
Standar Operasional Prosedur Perawatan Baik 10 83.3
Luka Pada Post OperasiFraktur Femur Cukup 2 16.7
Tertutup Dalam Fase Orientasi di Kurang 0 0
Ruangan Santa Marta dan Santa Maria Total 12 100
Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan
Tahun 2017 Berdasarkan tabel dapat diperoleh
Fase Frekuensi Persentase hasil distribusi frekuensi penerapan perawat
Orientasi (%) dalam prosedur perawatan luka pada post
Baik 12 100 operasi fraktur femur tertutupdalam fase
Cukup 0 0 terminasi adalah dalam kriteria baik yaitu
Kurang 0 0 sebanyak 10 orang (83.3%).
Total 12 100
Distribusi Frekuensi Penerapan Standar
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diperoleh Operasional Prosedur Perawatan
hasil distribusi penerapan perawat dalam Luka Pada Post OperasiFraktur Femur
prosedur perawatan luka pada post operasi Tertutup di Ruangan Santa Marta dan
fraktur femurtertutup dalam fase orientasi Santa Maria Rumah Sakit Santa Elisabeth
adalah dalam kriteria baik yaitu sebanyak 12 Medan Tahun 2017
orang (100%).
Tabel Distribusi Frekuensi Penerapan Fase Frekuensi Persentase
Standar Operasional Prosedur Perawatan Orientasi (%)
Luka Pada Post Operasi Fraktur Femur Baik 10 83.3
Tertutup Dalam Fase Kerja di Cukup 2 16.7
Ruangan Santa Marta dan Santa Kurang 0 0
MariaRumah Sakit Santa Elisabeth Total 12 100
Medan Tahun 2017
Berdasarkan tabel diperoleh hasil
Fase Frekuensi Persentase distribusi frekuensi pada indikator penerapan
Kerja (%) standar operasional prosedur perawatan luka
Baik 10 83.3 pada post operasi fraktur femur tertutup,
Cukup 2 16.7 maka dapat disimpulkan yaitu dalam kriteria
Kurang 0 0 baik. Responden dengan penerapan
Total 12 100

4
perawatan luka baik sebanyak 10 orang Hal tersebut didukung dalam teori
(83.3%). (Hidayat, 2010) yaitu bahwa dalam fase
terminasi merupakan tahap dimana
Penerapan Standar Operasional Prosedur perawatakanmengakhiriinteraksinya
Perawatan Luka Pada Pos tOperasi Fraktur dengan pasien. Dan pada faseiniadalah
Femur Tertutup bertujuan untukmengevaluasi kemajuan
1. Fase Orientasi yang dialami pasien.Menurut peneliti
Pada fase orientasi diperoleh hasil bahwa pelaksanaan tindakan dalam fase
distribusi penerapan prosedur perawatan terminasi adalah baik yaitu responden
luka pada post operasi fraktur femur sudah melaksanakan sesuai dengan
tertutup adalah dalam kriteria baik yaitu prosedur yang telah disusun.
sebanyak 12 orang (100%). 4. Penerapan prosedur perawatan luka
Hal tersebutdidukung dalam teori Pada indikator penerapan standar
(Hidayat, 2010) yaitu operasional prosedur perawatan luka
padafaseorientasi,dimana pada post operasi fraktur femur tertutup,
perawatdanpasienpertamakalibertemu.De dapat disimpulkan yaitu dalam kriteria
ngan demikian perlu perawat dalam baik, responden dengan penerapan baik
membinahubungan saling percayadengan sebanyak 10 orang (83.3%).
pasien.Menurut peneliti bahwa Perawat berdasarkan fungsi dan
pelaksanaan tindakan dalam fase peran yang utama adalah sebagai
orientasi adalah sudah baik yaitu pemberi asuhan keperawatan, yaitu
responden sudah melakukan atau membantu memenuhi kebutuhan
melaksanakan semua komponen yang pasien.Dalam fungsi dan peran tersebut
telah disusun dengan baik. bahwa perawat harus memberikan
2. Fase kerja pelayanan atau asuhan keperawatan yang
Pada fase kerja diperoleh hasil optimal yaitu sesuai dengan standar
distribusi frekuensi penerapan prosedur operasional prosedur tetap yang berlaku
perawatan luka pada post operasi fraktur dan yang sudah ditetapkan (Hidayat,
femur tertutupadalah dalam kriteria baik 2010).
yaitu sebanyak 10 orang (83.3%). Pada hasil penelitian (Wirda,
Hal tersebut didukung dalam teori 2016) tentang perawatan luka akut
(Hidayat, 2010) yaitu bahwa dalam fase (pasca pembedahan) fraktur femur
kerja adalah tertutup, yang dapat dilaksanakan adalah
kerjasamaterapeutikperawatdenganpasien dengan memperhatikan teknik steril yaitu
.Tugasperawatpadafaseiniadalah dengan menggunakan sarung tangan
memenuhikebutuhan atau steril, mengggunakan alat steril,
mengembangkan polaadaptif pasien menggunakan balutan steril, lindungi
sertamelaksanakan kegiatan luka dengan menggunakan balutan
sesuaidenganperencanaan. Menurut penutup yang meminimalkan
peneliti bahwa pelaksanaan tindakan kontaminasi kuman dari luar seperti
dalam fase kerja adalah sudah baik yaitu balutan hydrocolloid, dan kasa.
bahwa responden sudah melaksanakan Menurut peneliti, dari hasil
sesuai dengan prosedur yang telah pernyataan tentang penerapan standar
disusun. operasional prosedur perawatan luka
3. Fase terminasi pada post operasi fraktur femur tertutup
Pada fase terminasi diperoleh hasil maka diperoleh hasil bahwa responden
distribusi frekuensi penerapan prosedur sudah melakukan perawatan luka dengan
perawatan luka pada post operasi fraktur baik yaitu sesuai dengan prosedur, hal
femur tertutupadalah dalam kriteria baik tersebut akan membawa hal yang baik
yaitu sebanyak 10 orang (83.3%).

5
bagi pasien yaitu mempercepat proses santa Maria, bahwa dalam melakukan
penyembuhan luka pasien. prosedur perawatan luka adalah dalam
kriteria baik.
KESIMPULAN
Berdasarkan studi kasus yang telah
dilakukan terhadap 12 responden diruangan DAFTAR PUSTAKA
rawat santa Marta dan santa Maria Rumah
Sakit Santa Elisabeth Medan tahun 2017, Aris Santjaka. (2011). Statistik Untuk
dapat disimpulkan bahwa penerapan standar Penelitian Kesehatan. Yogyakarta:
operasional prosedur perawatan luka pada 2011
post operasi fraktur femur tertutup dalam
ruangan santa Marta dan santa Maria Brunner & Suddarth.(2015). Keperawatan
menunjukkan dalam kriteria baik yaitu Medikal Bedah.Edisi 12. Jakarta: EGC
sebanyak 10 orang (83.3%).
________________. (2010). Textbook of
Medical Surgical Nursing. China:
SARAN Wolters Kluwer
Berdasarkan hasil studi kasus
mengenai gambaran penerapan perawat Hidayat.(2010). Pengantar Konsep Dasar
dalam standar operasional prosedur Keperawatan. Jakarta: Salemba
perawatan luka pada post operasi fraktur Medika
femur di Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan Tahun 2017, maka dapat disarankan Irma. (2013). Manajemen Perawatan Luka.
kepada: Jakarta. EGC
1. Bagi peneliti selanjutnya
Hasil studi kasus ini diharapkan Kerylin Carville (2007). Wound Care Manual.
dapat digunakan sebagai bahan Australia: Silver Chain Foundation
masukan dan menjadi data tambahan
bagi peneliti selanjutnya dalam Medical Record RS Elisabeth Medan . (2016).
meneliti gambaran penerapan standar Data Pasien Operasi Fraktur Femur
operasional prosedur perawatan luka Tertutup Medan: Medical Record RSE
pada post operasi fraktur femur Medan
tertutup.
2. Bagi Perawat Ruangan Santa Marta Muttaqin.(2013). Buku Ajar Asuhan
Dan Santa Maria Keperawatan Klien Gangguan
Hasil studi kasus ini diharapkan Muskuloskeletal. Jakarta: EGC
dapat memotivasi perawat untuk
melaksanakan perawatan luka sesuai NANDA NIC NOC. (2016). Diagnosis
dengan prosedur yang telah ditetapkan Keperawatan. Nursing Outcomes
sehingga membawa hasil yang baik Classification. Nursing Intervensions
bagi pasien yaitu dapat mempercepat Classifation: Jakarta: EGC
proses penyembuhan luka pada post
operasifraktur femur tertutup. Nursalam. (2013). Metodologi Penelitian Ilmu
3. Bagi Rumah Sakit Santa Elisabeth Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medan Medika
Bagi Rumah Sakit Santa Elisabeth
Medan diharapkan dapat sebagai data Patricia Gonce Morton. (2009). Text Book
tambahan masukan inforrmasi khususnya Critical Care Nursing. China: Wolters
bagi perawat yang bekerja dalam praktik Kluwer
keperawatan di ruangan santa Marta dan

6
Potter & Perry. (2010). Fundamental of
Nursing, Fundamental Keperawatan.
Buku 3. Edisi 7.Terj. Diah Nur
Fitriani. Jakarta: Salemba Medika

Ratna Hidayati. (2014). Praktik


Laboratorium Keperawatan Jilid 2.
Jakarta. Penerbit Erlangga

Rinaldi Aditya (2014). Closed Fraktur 1/3


Middle Femur Dextra.Volume 2. No
3. Fakultas Kedokteran
UniversitasLampung

Setiadi.(2007). Konsep Dan Penulisan Riset


Keperawatan. Yogyakarta: Graha Ilm

Wirda Faswita. (2016). Jurnal Ilmiah


Research Sains Vol.2No.2
TindakanPerawatanLukaPadaPasien
FrakturTerbuka Terhadap
PenyembuhanLuka Di Rumah
SakitHaji Medan.

Zairin Noor. (2013), Buku Ajar Gangguan


Muskuloskeletal. Jakarta: Salemba
Medika

Zolfika Anggraini. (2016).Jurnal Penelitian


Gambaran Implementasi Prosedur
Perawatan Luka Post Operasi Oleh
Perawat di RSU PKU Muhammadiyah
Bantul. Skripsi Srata
Satu,Universitas
Muhammadiya Yogyakarta.

Potrebbero piacerti anche