Sei sulla pagina 1di 14

JOURNAL READING

Prevention of serious events in adults 65 years of age or older: A


comparison between high-dose and standard-dose inactivated
influenza vaccines

Disusun oleh :
Celine (406162058)
Reyna Lauwsen (406162068)
Stanislaus Hatta A. (406162064)
Gabriella Handayani (406162094)
Fenny (406162103)
Ary Setiawan Nheu (406162108)
Jessica Otniella Abigail C. (406162113)
Dicky Chandra (406162102)
Ignatius Jasen Hutomo (406162118)

Pembimbing :
dr. Noer Saelan Tadjudin Sp.KJ

KEPANITERAAN KLINIK ILMU GERIATRI


PERIODE 28 MEI – 8 JULI 2018
PANTI WERDHA KRISTEN HANA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
2018
LEMBAR PENGESAHAN

Journal Reading :

Prevention of serious events in adults 65 years of age or older: A comparison between high-
dose and standard-dose inactivated influenza vaccines

Disusun oleh :

Celine (406162058)

Reyna Lauwsen (406162068)

Stanislaus Hatta A. (406162064)

Gabriella Handayani (406162094)

Fenny (406162103)

Ary Setiawan Nheu (406162108)

Jessica Otniella Abigail C. (406162113)

Dicky Chandra (406162102)

Ignatius Jasen Hutomo (406162118)

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian Kepaniteraan Ilmu Geriatri

Panti Werdha Kristen Hana

Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

Jakarta, Juni 2018

dr. Noer Saelan Tadjudin, Sp.KJ


ABSTRAK
Vaccine 33 (2015) 4988–93

Prevention of serious events in adults 65 years of age or older:A


comparison between high-dose and standard-dose inactivatedinfluenza
vaccines
DiazGranados CA, Robertson CA, Talbot HK, Landolfi V, Dunning AJ, Greenberg DP

Latar belakang: Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa vaksin influenza inaktif dosis tinggi (IIV-
HD) 24,2% lebih berkhasiat daripada vaksin influenza inaktif dosis standar (IIV-SD) dalam mencegah
influenza simptomatik yang dikonfirmasi oleh laboratorium pada orang dewasa ≥65 tahun. Dalam
jurnal ini kami mengevaluasi efektivitas IIV-HD dibandingkan dengan IIV-SD dalam mencegah
penyakit serius yang dianggap sebagai kemungkinan gejala sisa atau komplikasi infeksi influenza.

Metode: Penelitian awal adalah percobaan double-blind, acak, aktif-terkontrol, multicenter. Partisipan
adalah orang dewasa ≥65 tahun secara acak untuk menerima IIV-HD atau IIV-SD, dan diikuti selama
6-8 bulan setelah vaksinasi untuk terjadinya influenza dan efek samping serius (serious adverse events
) (SAE). SAE adalah kejadian: menyebabkan kematian atau rawat inap (atau perpanjangannya);
dianggap membahayakan jiwa atau secara medis penting; atau mengakibatkan kecacatan. Untuk analisis
ini, SAE yang dilaporkan diklasifikasikan sebagai mungkin terkait dengan influenza oleh tiga dokter
yang buta dan tingkat per 1000 partisipan-musim dihitung. Efektivitas vaksin relatif (rVE) diperkirakan
sebagai (1 - Rasio Tingkat) × 100.

Hasil: 31.989 peserta yang terdaftar, dengan 15.991 menerima IIV-HD dan 15.998 menerima IIV-SD
secara acak, IIV-HD secara signifikan lebih efektif daripada IIV-SD dalam mencegah SAE yang
mungkin terkait dengan influenza secara keseluruhan (rVE, 17,7%; interval kepercayaan 95% [CI], 6,6-
27,4%) dan pneumonia berat (rVE, 39,8%; 95% CI) , 19,3–55,1%). Borderline signifikan diamati untuk
kemanjuran IIV-HD relatif terhadap IIV-SD untuk pencegahan semua penyebab rawat inap (rVE, 6,9%;
95% CI, 0,5-12,8%).

Kesimpulan: Dibandingkan dengan IIV-SD, IIV-HD mengurangi risiko SAE yang mungkin terkait
dengan influenza. Efektivitas relatif yang diamati terhadap radang paru-paru serius sangat penting
mengingat beban influenza dan pneumonia pada lansia
PEMBACAAN LITERATUR

Prevention of serious events in adults 65 years of age or older:A


comparison between high-dose and standard-dose inactivatedinfluenza
vaccines
DiazGranados CA, Robertson CA, Talbot HK, Landolfi V, Dunning AJ, Greenberg DP

PENDAHULUAN
Orang dewasa berusia 65 tahun dan lebih tua sangat rentan terhadap komplikasi dari
infeksi influenza, untuk sebagian besar rawat inap terkait influenza musiman dan kematian.
Tetap ada risiko influenza yang tinggi pada populasi ini meskipun ada perbaikan dalam tingkat
vaksinasi. Dengan demikian, vaksin influenza yang dirancang untuk lansia telah dianggap
sebagai kebutuhan medis namun jumlahnya kurang terpenuhi.

Uji coba double-blind, randomized, active-controlled, multicentered baru-baru ini


menunjukkan bahwa vaksin influenza inaktif dosis tinggi (IIV-HD) adalah 24,2% (95%
convidence interval [CI], 9,7% -36,5%) lebih efisien dibandingkan dengan vaksin influenza
inaktif dosis standar (IIV-SD) dalam pencegahan influenza simptomatik yang dikonfirmasi
oleh laboratorium pada orang dewasa berusia 65 tahun dan lebih tua.

Untuk menilai lebih kemajuan dan keberhasilan, 119 peserta studi setidaknya
mengalami serious adverse events (SAE) dari setiap penyebab pada kelompok IIV-HD
dibandingkan dengan kelompok IIV-SD. Terdapat risiko dalam mengembangkan penelitian
ini, setidaknya satu SAE selama penelitian secara signifikan, namun hasil lebih rendah di antara
penerima IIV-HD dibandingkan penerima IIV-SD (risiko relatif 0,92, 95% CI, 0,85-0,99),
menunjukkan bahwa IIV-HD dapat meningkatkan perlindungan terhadap terjadinya kejadian
serius terkait influenza

Menurut hasil terakhir National Hospital Discharge Survey yang dilakukan oleh
National Center for Health Statistics in the United States, penyebab utama perawatan di rumah
sakit pada orang dewasa 65 tahun atau lebih adalah penyakit jantung (termasuk penyakit
jantung iskemik dan gagal jantung kongestif), serebrovaskular penyakit, pneumonia, dan
neoplasma ganas
Selain keganasan, influenza dapat menjadi hal yang berperan penting dalam terjadinya
peristiwa terkait rawat inap (hospital infection), baik dengan memicu eksaserbasi dari kondisi
sebelumnya atau dengan keterlibatan langsung organ atau jaringan yang terkena. Oleh karena
itu harus ada perhatian khusus untuk kesehatan individu dan publik untuk mengevaluasi
dampak dari vaksin influenza pada terjadinya peristiwa kardio-pernafasan serius yang selama
ini dianggap sebagai komplikasi potensial atau gejala lanjutan influenza.

METODE PENELITIAN

Populasi penelitian berjumlah 31.989 partisipan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu IIV-HD
(Fluzone®High-Dose [Sanofi Pasteur, Swiftwater, PA, USA], mengandung 60 µg
hemagglutinin per strain vaksin) dan IIV-SD ( Fluzone [Sanofi Pasteur, Swiftwater, PA, USA],
mengandung 15 g hemagglutinin per strain). Setiap musim, peserta diikuti selama 6-8 bulan
setelah vaksinasi untuk kasus influenza dan SAE. SAE didefinisikan sebagai kejadian:
menyebabkan kematian atau rumah sakit (atau perpanjangannya); dianggap sebagai
mengancam jiwa atau secara medis penting; atau mengakibatkan kecacatan

 Kriteria inkulsi (tidak disebutkan secara eksplisit)


 Usia 65 tahun dan yang lebih tua
 Tingkat dari semua penyebab rawat inap dan kasus cardio-respiratory seperti
pneumonia, asma / COPD (penyakit obstruktifparing kronis) / peristiwa
bronkial, kejadian influenza (influenza yang didiagnosis di luar prosedur
penelitian oleh penyedia layanan kesehatan peserta), kejadian lain pernapasan,
kejadian arteri koroner , kejadian-kejadian gagal jantung kongestif, dan
kejadian-kejadian cerebrovascular
 Kriteria eksklusi (tidak disebutkan secara eksplisit)
 Partisipan yang tidak terdiagnosis SAE seperti cardio-respiratory
 Partisipan yang menolak prosedur
 Desain penelitian menggunakan cara multicenter clinical trial, double-blind randomized,
active-controlled
 Pengambilan sampel menggunakan cara double randomize sampling
 Penelitian ini dilakukan selama musim influenza 2011–2012 (Tahun 1) dan 2012–2013
(Tahun 2) di 126 pusat penelitian di Amerika Serikat dan Kanada.
 Pengobatan secara independen meninjau semua kategori diagnostik SAE yang dilaporkan
selama penelitian oleh dua dokter yang tidak mengetahui tugas kelompok studi ini
 Rasio rate (RRs) dan 2 sisi 95% CIs yang cocok diperkirakan menggunakan metode yang
diberikan oleh Blackwelder
 Relative vaccine effectiveness (rVE) dihitung sebagai (1 - RR) × 100. Analisis dilakukan
dalam Analisis Set Lengkap (FAS) sesuai dengan vaksin yang ditetapkan pada pengacakan
(intent-to-treat [ITT] analy-sis).
 FAS terdiri dari semua peserta yang menerima vaksin penelitian. Perkiraan diperoleh
untuk setiap musim penelitian dan untuk gabungan kedua musim. Signifikansi statistik
didefinisikan sebagai 2-sided 95% CI termasuk nilai nol (1 untuk RR dan 0 untuk rVE).

INTERVENSI

Terdiri 2 kelompok yaitu yang dberi IIV-HD (Fluzone®High-Dose [Sanofi Pasteur,


Swiftwater, PA, USA], mengandung 60 µg hemagglutinin per strain vaksin) dan IIV-SD (
Fluzone [Sanofi Pasteur, Swiftwater, PA, USA], mengandung 15 g hemagglutinin per strain).

HASIL PENELITIAN

Sebanyak 31.989 peserta terdaftar dalam penelitian, dimana 15.991 peserta


mendapatkan IIV-HD secara randomize (15.990 dimasukkan kedalam analisis ITT) dan 15.998
mendapat IIV-SD (15.993 dimasukkan kedalam analisis ITT) Hanya 24 peserta yang tidak
mendapat vaksin (0.08%). Sebanyak 14.500 pada tahun 1 (2011-2012) dan 17.489 pada tahun
2 (2012-2013). Pada kedua kelompok, usia rata-rata adalah 73,3 tahun, sebanyak 56-57%
pasien berjenis kelamin perempuan, sekitar 67% memiliki setidaknya satu penyakit komorbid
yang beresiko tinggi dan 74% pernah menerima caksin influenza sebelumnya. Rata-rata
follow-up berlangsung selama 226 hari untuk kedua kelompok.

Terdapat total 3173 kejadian rawat inap (semua penyebab), dimana 1590 pada
kelompok tahun 1 dan 1583 pada kelompok tahun 2. Sebanyak 948 kejadian serius pada system
kardiorespirasi yang dikaitkan dengan influenza, dimana 440 terjadi pada kelompok tahun 1
dan 508 pada keompok tahun 2. Dimana sebagian besar (94,8%) mengakibatkan rawat inap di
rumah sakit dan sebesar 6.9% berakibat fatal.

Tingkat semua penyebab rawat inap pada kedua kelompok peneitian adalah 6.9% (95%
CI, 0.5-12.8%) lebih rendah pada kelompok yang mendapat IIV-HD. Hasil pada kedua
kelompok penelitian digabungkan, dimana tingkat kejadian serius pada kardio-respirasi terkait
vaksin influenza lebih rendah pada kelompok yang mendapat IIV-HD. Pada kedua group
penelitian, secara konsisten didapatkan tingkat kejadian yang lebih rendah pada group yang
mendapat IIV-HD dalam hal kejadian serius kardio-respirasi terkait influenza secara
keseluruhan, pneumonia serius, gagal jantung kongestif yang serius dan kejadian respirasi lain
yang serius.

Tingkat kejadian yang secara signifikan lebih rendah pada kelompok yang
mendapatkan IIV-SD dibandingkan yang mendapat IIV-HD hanya didapatkan pada asma
berat, PPOK atau kejadian bronkial pada kelompok tahun 1. Pengurangan terbesar terjadi pada
pneumonia, dimana dilaporkan 39.8% lebih jarang pada kelompok yang menerima IIV-HD
(pada kedua kelompok): 46.4% pada kelompok tahun 1 dan 34.3% pada tahun 2.
DISKUSI
 Influenza terkait mortalitas & morbiditas tinggi terutama pada orang ≥ 65 tahun
 Vaksinasi adalah prevensi paling efektif
 Vaksin influenza dosis standar  perlindungan yang diransang lebih lemah
pada orang ≥ 65 tahun
 Untuk tingkatkan respon imun terhadap vaksin influenza pada lansia:
 Dosis lebih tinggi
 Adjuvant
 Sistem pemberian alternatif
 IIV-HD berisi 4x jumlah antigen hemaglutinin per strain dibandingkan dosis
standar.
 Peneliti mengamati bahwa IIV-HD lebih efektif daripada IIV-SD dengan efektifitas
secara keseluruhan 17,7%
 Meta-analisis terbaru dari uji terkontrol acak  vaksin influenza turunkan risiko
kejadian kardiovaskular mayor (kematian atau rawat inap akibat miokard infarct,
angina tak stabil, stroke, gagal jantung, atau revaskularisasi koroner darurat). Peneliti
mengamati efektivitas keseluruhan 24% dari IIV-HD daripada IIV-SD terhadap gagal
jantung kongestif.
 Tahun 1: Kejadian asthma/COPD/bronkial grup IIV-HD > IIV-SD
 Tahun 2: Kejadian asthma/COPD/bronkial grup IIV-HD < IIV-SD
 Digabungkan  Kejadian asthma/COPD/bronkial grup IIV-HD < IIV-SD
 Perbedaan epidemiologi pada 2 tahun penelitian
 Tahun pertama: aktivitas influenza rendah  kejadian mungkin tidak terkait
influenza
 Tahun kedua: aktivita influenza tinggi  proporsi kejadian bronchial terkait
influenza meningkat
 Pada pandangan peneliti, penjelasan yang paling mungkin dari kejadian bronkial yang
lebih tinggi pada grup IIV-HD pada tahun pertama adalah error acak dalam konten
dari perbandingan multipel.
 Keterbatasan
 Penelitian awal tidak ditujukan untuk tujuan dari analisis ini
 Luaran yang dievaluasi tidak harus spesifik influenza
 Pembanding dengan IIV-SD (kontrol aktif)  Efek dari IIV-HD dapat terlihat
lebih rendah
 Analisis mengevaluasi hubungan multipel tanpa koreksi untuk multiplisitas

KESIMPULAN

Analisis suplementer ini menujukkan bahwa dibandingkan IIV-SD, IIV-HD lebih baik
dalam mencegah penyakit kradiopulmoner serius yang merupakan sequelae potensial atau
komplikasi dari infeksi influenza. Efektivitas yang diamati terhadap pneumonia serius sangat
penting mengingat beban influenza dan pneumonia pada lansia.
CRITICAL APPRAISAL

Ya (Y)
Tidak Ada (N)
No Kriteria
Tidak Relevan
(TR)
Judul Makalah
1 Tidak terlalu panjang atau terlalu pendek Y
2 Menggambarkan isi utama penelitian Y
3 Cukup menarik Y
4 Tanpa singkatan selain yang baku Y
Pengarang dan Institusi
5 Nama-nama ditulis sesuai dengan aturan Jurnal Y
6 Abstrak satu paragraph atau terstruktur Y
7 Mencakup komponen IMRAD Y
8 Secara keseluruhan informative Y
9 Tanpa singkatan, selain yang baku Y
10 Kurang dari 250 kata Y, 241 kata
Pendahuluan
11 Ringkas, terdiri atas 2-3 paragraph Y
12 Paragraf pertama mengemukakan alasan dilakukan penelitian Y
13 Paragraf berikut menyatakan hipotesis atau tujuan penelitian Y
14 Didukung oleh pustaka yang relevan Y
15 Kurang dari 1 halaman Y
16 Disebutkan desain, tempat dan waktu penelitian Y
17 Disebutkan populasi sumber (populasi terjangkau) Y
18 Dijelaskan kriteria inklusi dan eksklusi N
19 Disebutkan cara pemilihan subyek (teknik sampling) Y
20 Disebutkan perkiraan besar sampel dan alasannya N
21 Besar sampel dihitung dengan rumus yang sesuai TR
22 Komponen-komponen rumus besar sampel masuk akal TR
23 Observasi, pengukuran, serta intervensi dirinci sehingga orang lain N
dapat mengulanginya
24 Ditulis rujukan bila teknik pengukuran tidak dirinci N
25 Pengukuran dilakukan secara tersamar N
26 Dilakukan uji keandalan pengukuran (kappa) N
27 Definisi istilah dan variable penting dikemukakan Y
28 Ethical clearance diperoleh N
29 Persetujuan subyek diperoleh Y
30 Disebut rencana analisis, batas kemaknaan dan power penelitian Y
31 Disebutkan program computer yang dipakai Y
Hasil Penelitian
32 Disertakan table karakteristik subyek penelitian N
33 Karakteristik subyek sebelum intervensi dideskripsi N
34 Tidak dilakukan uji hipotesis untuk kesetaraan pra-intervensi N
35 Disebutkan jumlah subjek yang diteliti Y
36 Dijelaskan subyek yang drop out dengan alasannya Y
37 Ketepatan numeric dinyatakan dengan benar Y
38 Penulisan table dilakukan dengan tepat Y
39 Tabel dan ilustrasi informative dan memang diperlukan Y
40 Tidak semua hasil di dalam table disebutkan pada naskah Y
41 Semua outcome yang penting disebutkan dalam hasil Y
42 Subjek yang drop-out diikutkan dalam analisis N
43 Analisis dilakukan dengan uji yang sesuai Y
44 Ditulis uji hasil statistika, degree of freedom dan nilai p Y
45 Tidak dilakukan analisis yang semula tidak direncanakan Y
46 Disertakan interval kepercayaan Y
47 Dalam hasil tidak disertakan komentar atau pendapat N
Diskusi
48 Semua hal yang relevan dibahas Y
49 Tidak sering diulang hal yang dikemukakan pada hasil N
50 Dibahas keterbatasan penelitian, dan dampaknya terhadap hasil Y
51 Disebut penyimpangan protocol dan dampaknya terhadap hasil Y
52 Diskusi dihubungkan dengan pertanyaan penelitian Y
53 Dibahas hubungan hasil dengan teori/penelitian terdahulu Y
54 Dibahas hubungan hasil dengan praktek klinis Y
Ucapan Terima Kasih
55 Ucapan Terimakasih ditujukan kepada orang yang tepat N
56 Ucapan Terimakasih dinyatakan secara wajar N
Daftar Pustaka
57 Daftar Pustaka disusun sesuai dengan aturan jurnal Y
58 Kesesuaian sitasi pada naskah dan daftar pustaka Y
Lain-Lain
59 Bahasa yang baik dan benar, enak dibaca, informative, dan efektif Y
60 Makalah ditulis dengan ejaan yang taat asas Y
CRITICAL APPRAISAL

1. Was true randomization used for assignment of participants to treatment groups?


Ya. Pada studi ini dikatakan bahwa pembagian partisipan usia 65 tahun ke atas antar grup
dengan ratio 1:1 dilakukan secara random (IIV-HD 15.990 : IIV-SD 15.993). Meski demikian,
tidak disebutkan jenis randomisasi yang digunakan apakah simple, stratified etc.

2. Was allocation to groups concealed?


Ya. Selama proses studi ini diberlakukan double-blinded dimana baik peneliti maupun
partisipan masing-masing grup tidak mengetahui intervensi yang diberikan apakah IIV-HD
maupun IIV-SD. Hal ini akan mengurangi bias seleksi dimana peneliti memilih menempatkan
partisipan dengan kondisi tertentu yang akan mempengaruhi hasil intervensi tertentu.

3. Were treatment groups similar at the baseline?


Ya. Disebutkan pada studi ini bahwa baseline klinis maupun karakteristik demografik pada
kedua grup seimbang. Pada kedua grup, rata-rata umur adalah 73,3 tahun, 56-57% jenis
kelamin wanita, sekitar 67% memiliki paling tidak 1 high-risk pre-specified comorbid illness
serta sekitar 74% menerima vaksin influenza pada musim sebelumnya.

4. Were participants blind to treatment assignment?


Ya. Selama proses studi ini diberlakukan double-blinded dimana baik peneliti maupun
partisipan masing-masing grup tidak mengetahui intervensi yang diberikan apakah IIV-HD
maupun IIV-SD. Hal ini, akan menghilangkan bias pada partisipan agar tidak memberikan
reaksi tertentu kepada intervensi tertentu.

5. Were those delivering treatment blind to treatment assignment?


Ya. Dua orang klinisi yang melaksanakan pemberian treatment (vaksin) tidak mengetahui
treatment yang diberikan apakah IIV-HD atau IIV-SD.

6. Were outcomes assessors blind to treatment assignment?


Tidak disebutkan apakah peneliti yang mengases ulang hasil dari intervensi mengetahui atau
tidak group mana yang mengalami intervensi IIV-HD maupun IIV-SD.

7. Were treatment groups treated identically other than the intervention of interest?
Ya. Kedua group baik yang diberikan dengan IIV-HD maupun IIV-SD sama-sama dipantau /
di follow-up setiap musim selama 6—8 bulan paska pemberian vaksin. Tidak ada perbedaan
perlakuan terhadap kedua grup.
8. Was follow up complete and if not, were differences between groups in terms of
their follow up adequately described and analyzed?
Pada penelitian ini tidak dicantumkan hasil selama proses follow up berapa partisipan yang
terus ikut dalam masa penelitian, berapa yang lost to follow up dan berapa yang memang keluar
dari penelitian. Dengan demikian, tidak dapat dipastikan apakah partisipan-partisipa tersebut
turut dianalisis atau tidak.
9. Were participants analyzed in the groups to which they were randomized?
Ya, dari total 31.989 partisipan yang dilibatkan dalam studi tersebut yang mana 15.991
partisipan di randomisasi ke dalam kelompok IIV-HD (15.990 orang diikutkan dalam analisisi
Intention-To-treat/ITT) dan 15.998 dirandomisasi ke dalam kelompok IIV-SD (15.993 orang
dimasukan ke dalam analisis ITT). Dan hanya 24 orang yang tidak menerima vaksin seperti
yang dirandomisasi.

10. Were outcomes measured in the same way for treatment groups?
Ya. Penelitian dibagi menjadi 2 tahun penelitian dengan panjang waktu rata-rata follow up
untuk kedua group adaalah 226 hari. Penelitian menggunakan prosedur dan instruksi yang
sama. Penelitian menggunakan skala yang sama yaitu angka kejadian serious adverse event
terutama serious adverse event kardiopulmonal yang berhubungan dengan infeksi influenza.

11. Were outcomes measured in a reliable way?


Outcome diukur dengan menggunakan blinding pada dokter yang memeriksa. Definisi Severe
Adverse Event manggunakan medical dictionary for regulatory activity versi 14.0 pada tahun
pertama dan versi 15.0 pada tahun kedua. Studi ini juga memasukan penyakit yang
kemungkinan terkait influenza. Namun tidak memastikan ada atau tidaknya patogen influenza
secara langsung sehingga memungkinkan terjadinya bias.

12. Was appropriate statistical analysis used?


Ya. Analisis dilakukan dengan menggunakan full analysis set. Dihitung rate ratio dan relative
vaccine effectiveness dengan CI 95% dan p-value gabungan tahun pertama dan kedua p 0,001.
13. Was the trial design appropriate for the topic, and any deviations from the
standard RCT design accounted for in the conduct and analysis?
Tidak studi ini dilakukan menggunakan standarad randomized controlled trial dengan
menggunakan double blinded, randomized controlled trial dan multicenter clinical trial. Dan
sesuai dengan studi sebelumnya yang juga menggunakan metode RCT

ANALISIS PICO
Patient/problem : Kelompok sampel terdiri dari orang dewasa berusia lebih dari sama
dengan 65 tahun di 126 pusat penelitian di Amerika Serikat dan Kanada,
tahun 2011-2012 dan 2012-2013
Intervention : IIV-HD dan IIV-SD
Comparison : Jurnal “Efficacy of high-dose versus standard-dose influenza vaccine
in older adults “. Diaz Granados CA, Dunning AJ, Kimmel M, Kirby D,
Treanor J, Collins A, et al. NEngl J Med 2014;371(7):635–45.
Jurnal “Comparative effectiveness of high-dose versus standard-dose
influenza vaccines in US residents aged 65 years and older from 2012
to 2013 using Medicare data: aretrospective cohort analysis” Izurieta
HS, Thadani N, Shay DK, Lu Y, Maurer A, Foppa IM, et al. Lancet
Infect Dis 2015;15(3):293–300.
Outcome : Hasil penelitian menunjukkan 31.989 peserta yang terdaftar, dengan 15.991
menerima IIV-HD dan 15.998 menerima IIV-SD secara acak, IIV-HD secara signifikan lebih efektif
daripada IIV-SD dalam mencegah SAE yang mungkin terkait dengan influenza secara keseluruhan
(rVE, 17,7%; interval kepercayaan 95% [CI], 6,6-27,4%) dan pneumonia berat (rVE, 39,8%; 95% CI)
, 19,3–55,1%). Borderline signifikan diamati untuk kemanjuran IIV-HD relatif terhadap IIV-SD untuk
pencegahan semua penyebab rawat inap (rVE, 6,9%; 95% CI, 0,5-12,8%). Dibandingkan dengan IIV-
SD, IIV-HD mengurangi risiko SAE yang mungkin terkait dengan influenza.

Potrebbero piacerti anche