Sei sulla pagina 1di 10

Manajemen IKM, Februari 2010 (22-31) Vol. 5 No.

1
ISSN : 2085-8418

Kajian Prospek Usaha Tanaman Hias Akuarium pada Kelompok Usaha


Bunga Air “Aqua Plantindo” di Ciawi Kabupaten Bogor
*1 2 3
Bambang Sukaca , Muhammad Syamsun dan Illah Sailah

1
Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP)
2
Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi Manajemen, Institut Pertanian Bogor
3
Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor

ABSTRACT

Study of Aquarium Decorative Plant Business Prospect at Bunga Air “Aqua Plantindo” Business
Group in Ciawi, Bogor Regency aims to identify the business feasibility in business development,
formulating the right strategy in the business development, to evaluate the performance of Bunga Air
“Aqua Plantindo” Business Group by using Balanced Scorecard (BSC) approach and to identify
partnership level category of aquarium decorative plant small industry.The result study was obtained the
Net Present Value (NPV) of Rp. 188.455.000,00, Internal Rate of Return (IRR) 38,63%, Profitability Index
(PI) 1,15 and Net B/C ratio 1,67, indicating the this business is considered to be feasible to be grown.
Calculation result of payback (PBP) this period was identified that the investment payback period is 2
years 3 months 18 days and shorter than investment life period for 5 years, so it is feasible and profitable.
Based on result of strategy analysis by using Strenghts, Weaknesess, Opportunities and Threats (SWOT)
analysis, the right strategy in the business development of Bunga Air “Aqua Plantindo” Business Group
by maintaining and improving product quality in accordance with the customers wants, maintaining and
improving the business/partnership relations with exporters and suppliers. The result of the analysis of
Internal-External (IE) matrix showed an internal factor of 2.702 and an external factor of 2.516, which put
the business in quadrant V, which are growth and stability. It means they must defend strategy that they
have been using up till now, and they must increase developing strategy of business. Result of evaluation
with Balanced Scorecard (BSC) indicates that financial performance from 2003-2007 in aquarium
decorative plant business at Bunga Air “Aqua Plantindo” Business Group was fairly good seen from
liquidity, solvability, efficiency in taking advantage of assets, net profits obtained, effectiveness and
productivity in making use of assets owned and in receivables collection. Based on the result of study
from customer perception with six attribute dimensions the service quality is fairly satisfactory. Seeing
from after sales service level, operation/production process and innovation process show that internal
business of Bunga Air “Aqua Plantindo” Business Group is considered fairly good. Observing from
performance aspect, organizational restructuring aspect, learning dynamic aspect, group member
satisfaction level aspect, knowledge management aspect, empowerment aspect and technology
application aspect indicate that from growth and learning perspectives at Bunga Air “Aqua Plantindo”
Business Group is considered fairly good. Partnership level between Bunga Air “Aqua Plantindo”
Business Group with PT. Nusantara Aquatic Exporindo and CV. Cahaya Baru is included in First Prime
Partnership Level. While the partnership level between Bunga Air “Aqua Plantindo” Business Group with
CV. Tropical Aquatic is included in Secondary Prime Partnership Level.

Key words: aquarium decorative plant, business service, partnership

PENDAHULUAN tanaman air yang mempunyai prospek untuk


dikembangkan, antara lain Anubias, Aponogeton,
Pemanfaatan tanaman air, khususnya Bacopa, Blixa japonica, Cabomba, Cryptocoryne,
tanaman hias akuarium, semakin berkembang Echinodorus, Egeria, Hygrophila, Microsorium
setiap tahun. Hal ini dapat dilihat di perumahan- dan Rotala macandra
perumahan, gedung-gedung perkantoran, hotel- Indonesia mempunyai banyak jenis tanaman
hotel berbintang, apartemen-apartemen bahkan di hias akuarium yang tidak dimiliki negara lain dan
pusat-pusat perbelanjaan. Daya tarik tanaman tersebar di seluruh propinsi. Namun umumnya
hias ini sangat tinggi, karena sosoknya berkesan masyarakat belum mengenal dan mengetahui
natural, eksotik dan dekoratif, sehingga banyak bahwa tanaman-tanaman itu diminati pasar dunia.
orang melirik untuk dijadikan salah satu Hampir semua jenis tanaman hias akuarium
komponen taman yang penting. Beberapa jenis memiliki potensi yang sangat besar untuk
_____________ dikembangkan, karena keindahan yang terpancar
*) Korespondensi : dianggap unik, natural dan dekoratif.
Jl. Medan Merdeka Timur No. 16 Jakarta Pusat Sejalan dengan perkembangan teknologi
Email: sukaca2001@yahoo.com seperti tersedianya pupuk, gas karbondioksida
(CO2), lampu-lampu yang menarik yang membuat
Kajian Prospek Usaha 23

tanaman air dapat tumbuh segar dan subur, strategi W-T dibuat berdasarkan pada kegiatan
sehingga mampu meningkatkan permintaan dan bersifat defensif dan ditujukan untuk
pamor tanaman hias akuarium semakin naik baik meminimalkan kelemahan yang ada, serta
di pasar dalam maupun di luar negeri. Bahkan menghindari ancaman.
saat ini banyak muncul akuaris berprofesi sebagai Peluang dan ancaman dievaluasi dengan
pendekor akuarium yang memiliki keahlian menggunakan matriks External Strategic Factors
memadukan tanaman air sebagai interior yang Analysis Summary (EFAS), sedang untuk
artistik. Pada tahun 2005, di Singapura telah kekuatan dan kelemahan dievaluasi dengan
th
digelar The 9 International Aquarium Fish, menggunakan matriks Internal Strategic Factors
Accessories Exhibition and Conference Analysis Summary (IFAS). Setelah melakukan
Aquarama yang sangat mendapat perhatian analisis SWOT, dilakukan penyusunan BSC
dunia. Para akuaris dunia bertemu dalam rangka dengan memandang 4 (empat) perspektif, yaitu
bisnis ikan hias dan tanaman air akuarium. perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis
Permintaan pasar dalam negeri dan luar internal dan pembelajaran dan pertumbuhan unit
negeri akan ikan hias dan tanaman hias akuarium bisnis mengukur kinerja perusahaan,
yang terus meningkat setiap tahunnya, pengendalian dan evaluasi.
merupakan peluang Indonesia untuk mengem- Perspektif keuangan dianalisa dengan
bangkan budidaya ikan hias dan usaha tanaman menggunakan analisis rasio neraca (likuiditas,
hias akuarium, karena mempunyai potensi yang solvabilitas dan rentabilitas), rasio laba rugi
cukup besar untuk menguasai perdagangan (Return on Asset atau ROA dan Net Profit Margin
dunia di masa yang akan datang. atau NPM) dan rasio neraca aktivitas (Receivable
Tujuan dari kajian ini (1) mengetahui Turn Over atau RTO dan Total Asset Turn Over
kelayakan bisnis industri kecil tanaman hias atau TATO), perspektif pelanggan dengan
akuarium dari sisi keuangan untuk pengem- menggunakan tolok ukur kepuasan pelanggan
bangan usahanya, (2) merumuskan strategi yang dan mutu pelayanan, perspektif bisnis internal
tepat dalam pengembangan usaha tanaman hias dengan tolok ukur inovasi, operasi dan
akuarium dari sisi kelembagaan, (3) meng- produktivitas. Perspektif pertumbuhan dan
evaluasi kinerja Kelompok Usaha Bunga Air pembelajaran dengan tolok ukur inovasi produk,
“Aqua Plantindo” dengan pendekatan Balance tingkat kepuasan anggota kelompok, aspek
Scorecard (BSC), (4) mengetahui kategori tingkat dinamika belajar, aspek pembaharuan organisasi
kemitraan pada industri kecil tanaman hias dan pemberdayaan individu.
akuarium. Rumusan strategi yang dihasilkan dari
analisis SWOT dalam bentuk sasaran dan tujuan-
tujuan strateginya diterjemahkan ke dalam empat
METODOLOGI perspektif BSC. Setiap sasaran strategik
ditetapkan inisiatif dalam mewujudkan sasaran
Lokasi kajian pada kelompok Bunga Air “Aqua tersebut, yaitu:
Plantindo” yang berlokasi di Ciawi Kabupaten a. Evaluasi Kinerja
Bogor. Keberhasilan pencapaian sasaran-
Aspek kelayakan usaha pada pengembangan sasaran strategik yang telah dipilih dengan
industri kecil tanaman hias akuarium dihitung menyusun BSC dengan memandang dari 4
dengan menggunakan analisis kuantitatif. Metode (empat) perspektif, yaitu perspektif keuangan,
analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah pelanggan, proses bisnis internal,
analisis kelayakan investasi dengan pembelajaran dan pertumbuhan
menggunakan beberapa instrumen, yaitu b. Kemitraan Usaha
Payback Periode (PBP), Net Present Value Untuk mengetahui kategori tingkat
(NPV), Internal Rate of Return (IRR), Profitability hubungan kemitraan usaha antara kelompok
Index (PI), Break Even Point (BEP) dan Benefit mitra dengan perusahaan mitra digunakan
Cost Ratio (B/C Ratio). tolok ukur proses manajemen kemitraan
Perumusan strategi pengembangan pada (perencanaan, pengorganisasian, pelaksana-
usaha tanaman hias akuarium dengan an dan efektifitas kerjasama) dan manfaat
menggunakan analisis Strengths, Weaknesess, dari kemitraan (ekonomi, teknis dan sosial)
Opportunities dan Threats (SWOT) menggunakan yang dapat dibagi dalam empat kategori
matrik SWOT. Matrik ini menghasilkan empat tingkat hubungan, yaitu :
kemungkinan alternatif strategi yaitu strategi S-O, 1) Kemitraan Pra Prima
strategi W-O, strategi S-T dan strategi W-T. 2) Kemitraan Prima
Strategi S-O dibuat berdasarkan pemanfaatan 3) Kemitraan Prima Madya
seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang. 4) Kemitraan Prima Utama
Strategi W-O dibuat berdasarkan pemanfaatan
peluang yang ada dengan cara mengatasi
kelemahan-kelemahan yang dimiliki. Strategi S-T
dibuat berdasarkan pemanfaatan kekuatan yang
dimiliki dengan menghindari ancaman dan

Vol. 5 No. 1
24 Kajian Prospek Usaha

HASIL DAN PEMBAHASAN 8% dan investasi kendaraan 19%. Dari investasi


yang dilakukan dapat dihitung umur ekonomis
Analisis Kelayakan Usaha dari tiap-tiap komponen untuk menentukan biaya
penyusutan setiap tahunnya. Biaya penyusutan
Analisis kelayakan usaha tanaman hias
digolongkan sebagai biaya tetap (fixed cost),
akuarium merupakan analisis terhadap rencana
karena besarnya tidak dipengaruhi oleh
usaha/pengembangan usaha tanaman hias
perubahan volume. Pengukuran besarnya
akuarium yang menyangkut berbagai aspek,
penyusutan setiap tahunnya dihitung dengan
antara lain aspek keuangan dengan analisis aliran
menggunakan metode garis lurus (straight line)
kas dari suatu investasi, aspek pemasaran, aspek
sesuai dengan umur ekonomisnya. Besarnya
operasi, sumber daya manusia (SDM) dan aspek
biaya penyusutan per tahun untuk masing-masing
lingkungan, sehingga dapat diketahui suatu usaha
komponen dapat dilihat pada Tabel 2.
tersebut layak atau tidak layak untuk dijalankan.
Keuangan merupakan aspek yang penting
Tabel 1. Kebutuhan modal investasi industri
dari sisi investor. Informasi keuangan diperlukan
tanaman hias akuarium
untuk memberikan gambaran perusahaan dan
perkembangannya. Aspek ini sangat penting No Uraian
Jumlah
%
karena sebagai dasar pengambilan keputusan Modal (Rp.)
ekonomi (Darsono, 2004). I. Tanah /Kolam 40.000.000 10
Dari hasil kajian terhadap usaha tanaman II. Bangunan dan Prasarana 161.500.000 43
hias akuarium dapat diketahui bahwa biaya III. Mesin dan Peralatan 75.430.000 20
IV. Inventaris Kantor 20.000.000 8
investasi (Tabel 1) untuk tanah adalah 10%, V. Kendaraan 70.000.000 19
modal investasi bangunan dan prasarana 43%, Total Investasi Awal 376.930.000 100
untuk mesin dan peralatan 20%, inventaris kantor

Tabel 2. Biaya penyusutan per tahun


Harga Umur Biaya
No Uraian %
Perolehan (Rp.) Ekonomis Penyusutan
1 Tanah 40.000.000 - - -
2 Bangunan 161.500.000 20 7.267.500 19
3 Mesin dan peralatan 75.430.000 5 13.577.400 35
4 Inventaris kantor 30.000.000 5 5.400.000 14
5 Kendaraan 70.000.000 5 12.600.000 32
TOTAL 38.844.900 100

Dari hasil kajian dapat diketahui bahwa b. Analisis NPV


pada tahun pertama, usaha tanaman hias Rp. 1.477.971.000 – Rp. 1.289.526.000 =
akuarium mengalami rugi/defisit Rp. Rp. 188.445.000.
321.284.000,00, karena adanya biaya investasi Nilai NPV Rp.188.455.000,00 berarti positif
Rp. 376.930.000,-. Pada tahun kedua, ketiga, (lebih besar dari nol) dalam lima tahun umur
keempat dan kelima akan mendapatkan laba proyek, sehingga usaha tanaman hias
bersih berturut-turut Rp. 111.285.000,00, Rp. akuarium layak dilaksanakan.
141.855.000,00, Rp. 223.731.000,00 dan Rp. c. Analisis IRR
392.419.000,00. 42,745
Menurut Umar (2005) dan Fuad, dkk (2003) = 30+ (40-30) = 38,63%
bahwa studi kelayakan terhadap aspek (42,745 – (-6,772)
keuangan perlu menganalisis prakiraan aliran
kas akan terjadi. Metode analisis yang Dari hasil perhitungan nilai IRR 38,63%
digunakan dalam kajian ini adalah analisis jauh lebih tinggi dari tingkat diskonto saat ini
kelayakan investasi seperti PBP, NPV, IRR, PI, 8%(bunga untuk PKBL dan komersial + 20%,
B/C Ratio dan BEP. maka bisnis tanaman hias akuarium layak
a. Analisis PBP dikembangkan.
= 2  (3  2)( 68.144.000,00 ) d. Analisis PI
223.731.000,00 Rp.1.477.971.000,00
 Rp.1,15
= 2 + 0,3 tahun = 2 tahun 3 bulan 18 hari. Rp.1.289.526.000,00
Nilai PI 1,15 berarti lebih besar dari pada 1
Berarti masa pengembalian investasi 2 (satu), maka bisnis tanaman hias akuarium
tahun 3 bulan 18 hari lebih singkat dari layak dikembangkan.
masa umur investasi selama 5 tahun, maka e. Analisis BEP
investasi pada tanaman hias akuarium Untuk mengetahui BEP pada usaha
dapat diterima dan layak untuk dijalankan. tanaman hias akuarium pada Kelompok Usaha

SUKACA et al Manajemen IKM


Kajian Prospek Usaha 25

Bunga Air ”Aqua Plantindo” dapat dihitung (17,33%), tahun 2006 pada produksi 330.371
dari data hasil penelitian sebagaimana batang adalah 40.527 batang (12,27%) dan
terdapat pada Tabel 3. Diketahui bahwa tahun 2007 pada produksi 427.257 batang
jumlah penjualan tanaman hias akuarium adalah 40.347 batang (9,44%). Titik impas
untuk mencapai titik impas BEP tahun 2003 usaha tanaman hias akuarium tercapai pada
pada produksi 123.200 batang adalah tingkat harga berturut-turut Rp. 920,00/batang
31.153 batang (25,29%), tahun 2004 pada (tahun 2003), Rp. 850,00/ batang (tahun 2004).
produksi 180.057 batang adalah 35.665 Rp. 1.036,00/batang (tahun 2005), Rp. 883,00/
batang (19,81%), tahun 2005 pada produksi batang (tahun 2006) dan Rp. 851,00/batang
267.743 batang adalah 46.390 batang (tahun 2007).

Tabel 3. Analisis perhitungan BEP pada Tanaman Hias Akuarium


Uraian 2003 2004 2005 2006 2007
a. Volume produksi 123.200 180.057 267.743 330.371 427.257
(batang)
b. Harga jual (Rp) 1.750 1.750 1.750 1.750 1.750
Penjualan (axb) (Rp) 215.600.000 315.099.995 468.550.005 578.150.003 747.699.995
c. Biaya Variabel (Rp) 73.261.155 112.961.155 237.461.155 251.761.155 323.711.155
d. Biaya Variabel per unit 595 627 887 762 758
(c/a) (Rp)
e. Biaya tetap (Rp) 40.038.845 40.038.845 40.038.845 40.038.845 40.038.845
Total biaya (Rp) 113.300.000 153.000.000 277.500.000 291.800.000 363.750.000
Perhitungan BEP
BEP (unit) 31.153 35.665 46.390 40.527 40.347
Persentase (%) 25.29 19.81 17,33 12,27 9.44
Jumlah penjualan 54.517.750 62.413.750 81.182.500 70.922.250 70.607.250
BEP harga 920 850 1.036 883 851

f. Analisis B/C ratio Nilai net B/C lebih besar dari 1 (satu),
B/C rasio merupakan perbandingan maka bisnis tanaman hias akuarium layak
antara jumlah nilai bersih sekarang yang dikembangkan.
positif dengan jumlah nilai bersih sekarang Gross B/C ratio merupakan perbandingan
yang negatif. Analisis ini untuk mengetahui antara present value (PV) dari gross benefits
tingkat besarnya tambahan manfaat pada dengan PV dari gross costs, maka besarnya:
setiap tambahan biaya (Tabel 4).
Net B/C ratio merupakan perbandingan Gross B/C = 1.477,985  1,15
antara jumlah nilai NPVB-C positif dengan 1.289,536
NPVB-C negatif, maka besarnya adalah: Nilai gross B/C lebih besar dari 1 (satu)
berarti bisnis tanaman hias akuarium layak
85,578  95,752  132,449  156,436
 1,669 untuk dikembangkan.
 281,766

Tabel 4. Analisis B/C ratio usaha Tanaman Hias Akuarium


C B B-C DF PV PV PV
Tahun
(Rp. Juta) (Rp. Juta) (Rp. Juta) 14% (Rp. Juta) Biaya Benefit
2003 536,884 215,600 -321,284 0.877 -281,766 470,847 189,081
2004 203,815 315,100 111,285 0.769 85,578 156,734 242,312
2005 326,695 468,550 141,855 0.675 95,752 220,519 316,271
2006 354,419 578,150 223,731 0.592 132,449 209,816 342,265
2007 446,281 747,700 301,419 0.519 156,436 231,620 388,056
1.289,536 1.477,985

Analisis Strategi Operasional Untuk merumuskan strategi pengembangan


usaha tanaman hias akuarium digunakan analisis
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai
SWOT, yaitu mengidentifikasi berbagai faktor
faktor secara sistematis untuk merumuskan
internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan
strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan
secara sistematik untuk merumuskan strategi
pada logika yang dapat memaksimalkan
perusahaan. Kemudian membandingkan antara
kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportuni-
faktor eksternal (peluang dan ancaman) dengan
ties), namun secara bersamaan dapat
faktor internal (kekuatan dan kelemahan).
meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan
Hasil identifikasi kekuatan faktor internal dapat
ancaman (Threats) (Rangkuti, 2006).
dijelaskan sebagai berikut:

Vol. 5 No. 1
26 Kajian Prospek Usaha

a. Mutu bibit dan produk yang baik d. Produk mudah layu memberikan nilai 0,12
memberikan nilai 0,384 (ranking 1), (ranking 4), menunjukkan penanganan pasca
menunjukkan bisnis ini berkembang ke panen harus benar, tidak boleh terkena
depan, apabila kelompok mampu langsung sinar matahari, cara pengepakan
mempertahankan mutu (bibit maupun yang benar dan tetap segar sampai di tangan
produk), sehingga mampu memenuhi konsumen.
keinginan pasar dan kepuasan konsumen. e. Sistem manajemen organisasi belum
b. Spesifikasi usaha dan pengalaman bisnis mendukung memberikan nilai 0,126 (ranking
tanaman hias akuarium memberikan nilai 5), menunjukkan bahwa sistem manajemen
0,340 (ranking 2), menunjukkan usaha ini organisasi memegang peranan penting dalam
spesifik dan berkembangnya sangat mengelola bisnis ini, mulai dari perencanaan,
ditentukan oleh pengalaman bisnis untuk pengorganisasian, tindakan sampai pengawas-
mengetahui keinginan konsumen/pasar. an/pengendalian.
c. Hubungan baik dengan eksportir dan
Hasil identifikasi peluang faktor eksternal dapat
pemasok memberikan nilai 0,273 (ranking
dijelaskan sebagai berikut :
3), menunjukkan bisnis ini bertahan dan
a. Permintaan tanaman hias akuarium tinggi
berkembang, apabila mampu menjalin
memberikan nilai 0,384 (ranking 1),
hubungan baik atau kemitraan berkesinam-
menunjukkan bahwa berkembangnya bisnis
bungan dengan eksportir dan pemasok.
tanaman hias akuarium tergantung pada
d. Keuletan Ketua kelompok dalam mengelola
permintaan pasar. Permintaan pasar yang
usaha memberikan nilai 0,276 (ranking 4),
tinggi merupakan peluang bagi kelompok,
yaitu peran Ketua kelompok dalam
sehingga harus mampu mempertahankan mutu
mengelola usaha sangat penting, terutama
produk sesuai dengan keinginan konsumen.
keuletan dalam bisnis mulai dari pembibitan,
b. Produk dikenal konsumen dan sudah memiliki
budidaya, penanganan pascapanen,
pembeli tetap memberikan nilai 0,348 (ranking
pemasaran dan manajemen usahanya.
2), menunjukkan kelompok sudah mampu
e. Keterampilan dan loyalitas SDM
menjalin kemitraan dengan konsumen,
memberikan nilai 0,222, menunjukkan
sehingga mempunyai pelanggan tetap dan
keterampilan dan loyalitas anggota, karena
peluang yang harus dipertahankan dengan
bisnis ini membutuhkan keterampilan,
cara menjaga mutu produk dan pelayanan.
kecepatan dan loyalitas tinggi, terutama
c. Harga stabil dan cenderung naik memberikan
pada penanganan pascapanen yang harus
nilai 0,27 (ranking 3), menunjukkan peluang
malam hari akibat keharusan menjaga mutu
bagi kelompok meningkatkan mutu produk,
produk.
sehingga harga jual dapat dinaikkan.
Hasil identifikasi kelemahan faktor internal
Hasil identifikasi ancaman faktor eksternal
dapat dijelaskan sebagai berikut:
dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kesulitan mendapatkan jenis bibit tertentu
a. Pesaing baru dalam dan luar negeri makin
memberikan nilai 0,063 (ranking 1),
meningkat, dengan nilai 0,061 (ranking 1),
menunjukkan kelompok ini belum dapat
menunjukkan semakin bertambahnya pesaing
memenuhi permintaan konsumen akibat
baru baik dari dalam dan luar negeri
beragamnya jenis tanaman yang diminta,
merupakan ancaman, sehingga kelompok
sehingga diperlukan upaya-upaya untuk
harus dapat meningkatkan daya saing yang
mendapatkan jenis tanaman yang
tinggi, antara lain meningkatkan mutu produk
dikehendaki konsumen dengan melakukan
dan pelayanan, serta menjaga kerjasama
upaya pengembangan informasi yang dapat
kemitraan yang baik.
mendapatkan jenis bibit tertentu.
b. Kenaikan biaya produksi, dengan nilai 0,077
b. Dukungan kondisi keuangan untuk
(ranking 2) menunjukkan untuk bertahan dan
pengembangan usaha kurang baik
mempunyai daya saing kelompok harus
memberikan nilai 0,082 (ranking 2),
melakukan efisiensi biaya operasional, dengan
menunjukkan dapat berkembang dengan
tidak mengurangi mutu produknya, sehingga
dukungan permodalan, terutama untuk
kenaikan biaya produksi bukan merupakan
meningkatkan kapasitas produksi dan
ancaman bagi kelompok. Disamping itu harus
pengembangan usaha dengan menjalin
menjalin hubungan kemitraan yang baik
hubungan dengan lembaga-lembaga
dengan para pemasok.
keuangan.
c. Menurunnya harga jual tanaman hias
c. Kapasitas produksi terbatas memberikan
akuarium, dengan nilai 0,080 (ranking 3)
nilai 0,104 (ranking 3), berarti bisnis
menunjukkan bahwa semakin banyaknya
berkembang, apabila mampu meningkatkan
pesaing harga cenderung menurun, untuk itu
kapasitas produksi dengan menambah luas
disarankan agar kelompok harus mampu
lahan budidaya dan menambah jumlah jenis
mempertahankan mutu produk dan pelayanan,
tanaman.
agar harga jual tetap bertahan.

SUKACA et al Manajemen IKM


28 Kajian Prospek Usaha

Tabel 5. Perumusan strategi kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo dengan matriks SWOT
Kekuatan/Strengths (S) Kelemahan/Weakness (W)
Faktor Internal 1. Mutu bibit dan produk baik 1. Kesulitan mendapatkan bibit
2. Hubungan baik dengan jenis tertentu
eksportir dan pemasok 2. Sistem manajemen organisasi
3. Spesifikasi usaha dan belum mendukung
pengalaman bisnis tanaman 3. Produk mudah layu
hias akuarium 4. Kapasitas produksi terbatas
4. Keuletan Ketua kelompok 5. Dukungan kondisi keuangan
dalam mengelola usaha untuk pengembangan usaha
5. Keterampilan dan loyalitas kurang baik
SDM 6. Kemampuan SDM terbatas
6. Kemitraan usaha terjalin baik
7. Jalur pemasaran sederhana
Faktor Eksternal 8. Lingkungan kerja bersifat
kekeluargaan
Peluang/Opportunities (O) Strategi S-O Strategi W-O
1. Permintaan tanaman hias akuarium 1. Mempertahankan dan 1. Mengupayakan modal dari
tinggi meningkatkan mutu produk investor atau lembaga
2. Citra produk dikenal konsumen dan sesuai keinginan keuangan untuk
sudah memiliki pembeli tetap pasar/konsumen pengembangan usaha
3. Pengembangan kemitraan cukup (S: 1,2,3,4,5; O: 1,2,4) (W: 1,2,4,5; O: 1,2,3,4,5, 6,7)
terbuka 2. Memelihara dan meningkatkan 2. Meningkatkan mutu SDM (W:
4. Jalur pemasaran masih terbuka luas hubungan bisnis dengan 1,2,3,4,5,6; O: 1,3)
5. Harga stabil dan cenderung naik eksportir dan pemasok 3. Menerapkan sistem
6. Ketersediaan sarana produksi (S: 2,3,4,5,6,7; O: 1,2,3,5) manajemen usaha
cukup 3. Mengembangkan kemitraan (W: 2,5; O: 1,3,4,6)
7. Upah tenaga kerja cukup murah usaha
(S: 2,4,6,7,8; O: 1,3,4,5,6,7)
Ancaman/Threats (T) Strategi S – T Strategi W – T
1. Pesaing baru dalam dan luar negeri 1. Meningkatkan hubungan bisnis 1. Mempertahankan mutu agar
makin meningkat dan kemitraan usaha berdaya saing di pasar dan
2. Hama dan penyakit (S: 2,3,5; T: 1) mampu bertahan
3. Kenaikan biaya produksi 2. Efisiensi biaya produksi (W: 3; T: 1)
4. Menurunnya pangsa pasar ekspor (S: 6, 7; T: 3) 2. Mengoptimalkan SDM yang ada
5. Menurunnya mutu produk (W: 2,4,5,6; T: 2)
6. Menurunnya harga jual produk

Dari analisis faktor strategi internal pada faktor strategi eksternal pada Kelompok Bunga Air
Kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo” diperoleh ”Aqua Plantindo” diperoleh nilai 2,516 di kuadran V
nilai 2,702 di kuadran V menunjukkan posisi menunjukkan pengaruh eksternal kelompok ini
internal kelompok ini dinilai rataan, yaitu dinilai sedang, yaitu mengidentifikasikan strategi
mengidentifikasikan strategi pertumbuhan stabilitas. Strategi yang diterapkan kelompok usaha
(Gambar 1). Strategi yang disarankan adalah ini harus tetap dipertahankan atau tanpa mengubah
mempertahankan dan meningkatkan mutu arah strategi yang telah diterapkan. Strategi yang
produk sesuai keinginan pasar/konsumen, disarankan adalah meningkatkan hubungan bisnis
memelihara dan meningkatkan hubungan bisnis dan kemitraan usaha, efisiensi biaya produksi dan
dengan eksportir dan pemasok, serta tetap mempertahankan mutu.
mengembangkan kemitraan usaha. Dari matriks

SKOR Tertimbang Faktor Internal


Kuat Rataan Lemah
(3.00 – 4.00) (2.00 – 2.99) (1.99 – 1.00)
4.0 3.0 2.0 1.0
4.0 I II III
Tinggi Pertumbuhan Pertumbuhan Penciutan
SKOR Tertimbang
Faktor Eksternal

3.0 IV V VI
Sedang Stabilitas Pertumbuhan Penciutan
Stabilitas
2.0 VII VIII IX
Rendah Pertumbuhan Pertumbuhan Likuidasi

1.0

Gambar 1. Analisis matriks IE

SUKACA et al Manajemen IKM


28 Kajian Prospek Usaha

Analisis Evaluasi Kinerja 4) Analisis NPM


Dalam melakukan evaluasi kinerja kelom- Pada tahun 2003-2005, kinerja kelompok
pok, digunakan empat perspektif BSC, yaitu: usaha mengalami penurunan nilai NPM,
a. Perspektif Keuangan tetapi pada tahun 2006 dan tahun 2007
1) Analisis Likuiditas mengalami kenaikan kinerja, sehingga nilai
Pada tahun 2003-2007, kelompok rasio semakin meningkat.
usaha ini mampu membayar hutang 5) Analisis RTO
jangka pendek dan mampu memanfaat- Pada tahun 2003-2007, kelompok usaha ini
kan aktiva lancar untuk usaha. mampu dan sukses melakukan penagihan
2) Analisis Solvabilitas piutang yang dimiliki.
Pada tahun 2003-2007 diketahui kelom- 6) Analisis TATO
pok usaha ini mempunyai kelebihan Pada tahun 2003 dan 2004, kelompok
aktiva (excess value) di atas hutangnya, usaha tidak produktif. Pada tahun 2005-
berarti mempunyai kemampuan 2007 cukup efektif dalam memanfaatkan
menyelesaikan semua kewajibannya. aktiva yang dimiliki dan produktif.
3) Analisis ROA b. Perspektif Pelanggan
Kelompok ini efisien dalam memanfaat- Untuk mengukur kepuasan pelanggan
kan aktivanya (operasional perusahaan) dilakukan penyebaran kuesioner kepada para
pelanggan untuk mengetahui tanggapan,
harapan dan tingkat persepsi terhadap
pelayanan (Tabel 6).

Tabel 6. Nilai kepuasan pelanggan Kelompok Usaha Bunga Air ”Aqua Plantindo”
Rataan Rataan Kepuasan
No. Atribut Mutu Pelayanan
Persepsi Harapan (%)
A Reliability
1 Tepat Waktu 3 3,8 78,95
2 Kesesuaian dengan promosi 3,1 3,4 91,18
Rataan 3,05 3,6 84,72
B Responsiveness
3 Kesigapan pekerja 3 3,5 85,71
4 Penanganan Keluhan 2,7 3,5 77,14
Rataan 2,85 3,5 81,43
C Assurance
5 Keramahan, perhatian dan kesopanan 3,3 3,4 97,06
6 Prestasi dan reputasi 3,2 3,8 84,21
Rataan 3,25 3,6 90,28
D Empathy
7 Kemudahan komunikasi 3,1 3,6 86,11
8 Kemampuan komunikasi pekerja 2,8 3,5 80,00
Rataan 2,95 3,55 83,10
E Tangibles
9 Penampilan fisik 2,8 3,2 87,50
10 Kebersihan dan kerapian 2,9 3,4 85,29
11 Kenyamanan ruangan 2,8 3,3 84,85
12 Penampilan pekerja 3,2 3,4 94,12
Rataan 2,93 3,33 87,97
F Dimensi Produk
13 Harga 3,3 3,6 91,67
14 Ukuran 3 3,9 76,92
15 Keragaman 2,8 3,9 71,79
Rataan 3,03 3,80 79,82
Rataan Kesesuaian 3,01 3,56 84,55

c. Perspektif Bisnis Internal (kesigapan pekerja dan penanganan


1) Proses Tingkat Layanan Purna Jual keluhan).
Dilihat dari mutu pelayanan, waktu 2) Proses Operasi/produksi
proses dalam melakukan pelayanan dan Untuk mengetahui tingkat produktivitas
efisiensi biaya untuk meningkatkan dapat digunakan analisis rasio TATO yaitu
keuntungan. Kelompok Bunga Air ”Aqua membandingkan penjualan bersih dengan
Plantindo” masih perlu meningkatkan rataan total aktiva hasilnya kelompok
lagi tingkat layanannya, karena masih usaha ini cukup efektif dalam memanfaat-
belum memenuhi harapan pelanggan kan aktiva yang dimiliki dan produktif.

SUKACA et al Manajemen IKM


Kajian Prospek Usaha 29

3) Proses Inovasi manfaat. Untuk mengetahui kategori tingkat


Kelompok usaha ini telah melakukan hubungan kemitraan digunakan tolok ukur proses
proses inovasi untuk memenuhi manajemen kemitraan (perencanaan, peng-
permintaan pasar yaitu sejak berdiri organisasian, pelaksanaan dan efektifitas
hingga saat ini mampu meningkatkan kerjasama) dan manfaat dari kemitraan (ekonomi,
jumlah jenis tanaman lebih dari 400%. teknis dan sosial).
Mengetahui tingkat hubungan kemitraan usaha
c. Perspektif Pertumbuhan Pembelajaran dengan didasarkan pada proses manajemen
1) Aspek Kinerja kemitraan dan manfaatnya, tingkat hubungan
Kelompok usaha ini masih perlu kemitraan usaha antara kelompok mitra dengan
meningkatkan kinerja untuk pengem- perusahaan mitra yang dapat dibagi dalam empat
bangan usaha tanaman hias akuarium kategori tingkat hubungan (Tabel 7). Tingkat
ke depan dengan mengevaluasi kinerja kemitraan terendah adalah Kemitraan Pra Prima,
yang telah dilakukan. selanjutnya meningkat menjadi Kemitraan Prima,
2) Aspek Pembaharuan Organisasi kemudian meningkat menjadi Kemitraan Prima
Berdasarkan hasil kajian, 30% Ketua Madya dan tingkat tertinggi adalah Kemitraan
kelompok banyak melakukan pembaha- Prima Utama.
ruan dalam organisasi dan 47,14%
responden mengatakan bahwa Ketua Tabel 7. Kategori nilai Kemitraan
kelompok selaku pemimpin telah
No. Nilai Kategori
melakukan langkah-langkah nyata untuk
kemajuan usaha. 1 > 750 Tingkat Kemitraan Prima Utama
3) Aspek Dinamika Belajar 2 501-750 Tingkat Kemitraan Prima Madya
Berdasarkan hasil kajian, 50% respon- 3 250-500 Tingkat Kemitraan Prima
den mengatakan Ketua sudah menerap- 4 < 250 Tingkat Kemitraan Pra Prima
kan sistem belajar dan bekerja dengan
baik, antara lain mengikuti berbagai Kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo” telah
pameran dan mengikutkan pelatihan- melakukan kemitraan usaha dengan 3 (tiga)
pelatihan anggota kelompoknya. perusahaan pelanggan utama, yaitu:
4) Aspek tingkat kepuasan anggota 1. PT. Nusantara Aquatik Exporindo
kelompok 2. CV. Cahaya Baru
Berdasarkan hasil kajian ini, responden 3. CV. Tropical Aquatic
mengatakan cukup puas dan puas ter- Hasil analisis (Tabel 8) menunjukkan bahwa
hadap kepemimpinan Ketua kelompok. kemitraan antara Kelompok Bunga Air ”Aqua
5) Aspek Pengelolaan Pengetahuan Plantindo” dengan PT. Nusantara Aquatic
Berdasarkan hasil kajian ini, ketua Exporindo dan CV. Cahaya Baru termasuk dalam
kelompok sudah menerapkan aspek katagori Tingkat Kemitraan Prima Utama (nilai 855
pengelolaan pengetahuan pada sebagi- dan 835) karena lebih besar dari 750. Berarti
an besar organisasi. hubungan tingkat kemitraan usaha tersebut, perlu
6) Aspek Pemberdayaan dikembangkan dan terus dilanjutkan, karena saling
Kelompok Bunga Air ”Aqua Plantindo” membutuhkan, saling menguntungkan, saling
sudah menerapkan secara menyeluruh memperkuat dan menghidupi. Sedangkan
terhadap aspek pemberdayaan. hubungan tingkat kemitraan antara Kelompok
7) Aspek Penerapan Teknologi Usaha Bunga Air ”Aqua Plantindo” dengan CV.
Dalam penerapan teknologi Kelompok Tropical Aquatic termasuk dalam katagori Tingkat
Bunga Air ”Aqua Plantindo” hanya dapat Kemitraan Prima Madya dengan nilai 745,
diterapkan pada sebagian besar sehingga berada pada nilai 501–750. Berarti
organisasi. hubungan tingkat kemitraan usaha ini masih perlu
dijalin lebih baik lagi dan perlu adanya
kesepakatan-kesepakatan kerjasama, agar dapat
Analisis Kemitraan Usaha berkelanjutan.
Dalam penelitian ini dilakukan kajian aspek
proses manajemen kemitraan dan aspek

Vol. 5 No. 1
30 Kajian Prospek Usaha

Tabel 8. Analisis aspek Kemitraan


Nilai faktor
PT.
Aspek Indikator Faktor yang dinilai Nusantara CV. Cahaya CV. Tropical
Aquatic Baru Aquatic
Exporindo
Proses Perencanaan Perencanaan Kemitraan 50 50 50
manajemen Kelengkapan 35 30 25
kemitraan Perencanaan
Pengorganisasian Bidang Khusus 25 25 0
Kontrak Kerjasama 50 50 50
Bentuk Kerjasama 45 40 15
Pelaksanaan dan Pelaksanaan Kerjasama 50 50 30
efektivitas Efektivitas Kerjasama
kerjasama - Kejelasan Peranan 25 25 25
- Kontinuitas Pasokan 25 25 25
- Mutu Pasokan 25 25 25
- Sistem Pembayaran 25 25 25
- Cara Pembayaran 25 15 10
- Penentuan Harga 25 25 15
Jumlah Nilai Aspek Proses Manajemen 405 385 295
Manfaat Ekonomi Pendapatan 100 100 100
Harga 50 50 50
Produktivitas 50 50 50
Risiko Usaha 50 50 50
Teknis Mutu 50 50 50
Penguasaan Teknologi 50 50 50
Sosial Keinginan Kontinyuitas 50 50 50
kerjasama
Pelestarian Lingkungan 50 50 50
Jumlah Nilai Aspek Manfaat 450 450 450
Total Nilai Aspek Proses Manajemen dan Aspek Manfaat 855 835 745

KESIMPULAN DAN SARAN 3) Melihat dari proses tingkat layanan


purna jual, proses operasi/produksi dan
Kesimpulan proses inovasi menunjukkan bahwa
bisnis internal Kelompok Bunga Air
a. Bisnis industri kecil tanaman hias akuarium
”Aqua Plantindo”dinilai cukup baik.
layak untuk dikembangkan, karena dari
4) Mencermati dari aspek kinerja, aspek
analisis profitabilitas diperoleh nilai NPV Rp.
pembaharuan organisasi, aspek
188.445.000,00, IRR 38,63%, PI 1,15 dan
dinamika belajar, aspek tingkat
Net B/C ratio 1,669.
kepuasan anggota kelompok, aspek
b. Strategi yang tepat dalam pengembangan
pengelolaan pengetahuan, aspek
usaha pada Kelompok Bunga Air ”Aqua
pemberdayaan dan aspek penerapan
Plantindo” adalah mempertahankan dan
teknologi, dari perspektif pertumbuhan
meningkatkan mutu produk sesuai
dan pembelajaran pada Kelompok
keinginan konsumen, memelihara dan
Bunga Air ”Aqua Plantindo” dinilai cukup
meningkatkan hubungan bisnis/kemitraan
baik.
dengan eksportir dan pemasok.
d. Tingkat kemitraan antara Kelompok Usaha
c. Hasil evaluasi dengan pendekatan BSC
Bunga Air ”Aqua Plantindo” dengan PT.
menunjukkan bahwa:
Nusantara Aquatic Exporindo dan CV.
1) Kinerja keuangan dari tahun 2003-2007
Cahaya Baru termasuk dalam kategori
pada usaha tanaman hias akuarium
Tingkat Kemitraan Prima Utama. Sedang-
pada Kelompok Bunga Air ”Aqua
kan tingkat kemitraan antara Kelompok
Plantindo” cukup baik, dilihat dari
Usaha Bunga Air ”Aqua Plantindo” dengan
likuiditas, solvabilitas, efisiensi dalam
CV. Tropical Aquatic termasuk dalam
memanfaatkan aktiva, laba bersih yang
kategori Tingkat Kemitraan Prima Madya.
diperoleh, efektifitas dan produktifitas
dalam memanfaatkan aktiva yang
Saran
dimiliki beserta penagihan piutangnya.
2) Hasil kajian dari persepsi pelanggan a. Disarankan melakukan strategi memper-
dengan enam dimensi atribut mutu tahankan dan meningkatkan mutu produk
pelayanan cukup puas. sesuai keinginan pasar/konsumen.

SUKACA et al Manajemen IKM


Kajian Prospek Usaha 31

b. Memelihara dan meningkatkan hubungan DAFTAR PUSTAKA


bisnis dengan eksportir dan pemasok, serta
mengembangkan kemitraan usaha. Darsono, A. 2004. Pedoman Praktis Memahami
c. Meningkatkan status kelembagaan dari Laporan Keuangan. Andi, Yogyakarta.
Kelompok Usaha menjadi CV atau PT,
Fuad, Christine, Nurlela, Sugiarto dan Paulus.
sehingga mampu melakukan ekspor sendiri
2003. Pengantar Bisnis. PT Gramedia
dengan cara mengoptimalkan SDM yang
Pustaka Utama, Jakarta.
dimiliki.
Rangkuti, F. 2006. Analisis SWOT Teknik
Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
Umar, H. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. PT
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Vol. 5 No. 1

Potrebbero piacerti anche