Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract
Diabetes Mellitus (DM) is a chronic disease that requires a continous self-care. A low level of
knowledge about self-care can worsen health condition and cause diabetes distress. The continuing
stress can cause hyperglycemia that lead to complications of DM. DSME/S is a structured health
education that facilitates DM patients in implementing and maintaining their behavior for sustainable
self-care. This research aimed to analyze the effect of DSME/S on diabetes distress in patients with
type 2 DM. This research was quasi experimental with non randomized control group pretest
posttest design. Thirty respondents in this study were divided into 15 respondents as the
intervention group and 15 respondents as the control group by consequtive sampling technique.
DSME/S was conducted in 6 sessions: 4 sessions in the hospital and 2 sessions at respondent's
house. The data were analyzed by using dependent t test and independent t test with significance
level of 0.05. The result of dependent t test revealed a significant difference of diabetes distress
between pretest and posttest both in the intervention group (p=0.001) and in the control group
(p=0.046). Furthermore, independent t test showed a significant difference between intervention
group and control group (p=0.001). The decrease of diabetes distress was higher in the intervention
group than control group. This result indicates that there was a significant effect of DSME/S on
diabetes distress in patients with type 2 DM. Nurses are expected to apply DSME/S as a discharge
planning to reduce diabetes distress in patients with type 2 DM.
Abstrak
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang membutuhkan perawatan diri
berkelanjutan. Tingkat pengetahuan yang rendah mengenai perawatan diri dapat memperburuk
kondisi kesehatan dan menyebabkan diabetes distress. Stres yang terus berlanjut dapat
menyebabkan hiperglikemia yang merupakan penyebab komplikasi DM. DSME/S merupakan
pendidikan kesehatan terstruktur yang memfasilitasi pasien DM dalam menerapkan dan
mempertahankan perilaku mereka dalam perawatan diri yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh DSME/S terhadap diabetes distress pada pasien DM tipe 2. Penelitian
ini menggunakan metode quasi experimental dengan desain penelitian pre-test and post-test with
control group design. Tiga puluh responden dalam penelitian ini dibagi menjadi 15 responden
sebagai kelompok intervensi dan 15 responden sebagai kelompok kontrol dengan teknik
consequtive sampling. DSME/S dilakukan dalam 6 sesi: 4 sesi di rumah sakit dan 2 sesi di rumah
responden. Data dianalisis dengan menggunakan uji t dependen dan uji t independen dengan taraf
signifikansi 0,05. Hasil uji t dependen menunjukkan perbedaan signifikan diabetes distress antara
pretest dan posttest baik pada kelompok intervensi (p=0,001) maupun pada kelompok kontrol
(p=0,046). Selanjutnya, uji t independen menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,001). Penurunan diabetes distress lebih tinggi pada
kelompok intervensi dibandingkan kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh signifikan DSME/S terhadap penurunan diabetes distress pada pasien DM tipe 2.
Perawat diharapkan menerapkan DSME/S sebagai discharge planning untuk meminimalisir
diabetes distress pada pasien DM tipe 2.
gelisah, dan rasa takut. Sedangkan laki-laki pada dapat mempengaruhi tingginya prevalensi
umumnya menikmati adanya konflik dan diabetes di negara tersebut. Hal tersebut
persaingan, bahkan menganggap konflik dapat disebabkan karena adanya perubahan gaya
memberikan dorongan yang positif. Hal tersebut hidup yang merupakan salah satu faktor risiko
menjelaskan ketika perempuan mendapat terjadinya diabetes terutama di kota-kota besar
tekanan, maka umumnya akan lebih mudah [16]. Penghasilan seseorang mempengaruhi
mengalami stres dibandingkan laki-laki [15]. seseorang untuk melakukan manajemen
Tingkat pendidikan responden kelompok perawatan DM. Keterbatasan finansial akan
perlakuan paling banyak adalah SD sederajat membatasi seseorang untuk mencari
yaitu sebanyak 10 responden (66,7%), informasi, perawatan, dan pengobatan untuk
sedangkan pendidikan responden kelompok dirinya [14].
kontrol paling banyak adalah SMA sederajat yaitu
sebanyak 8 responden (53,3%). Tingkat Diabetes Distress Sebelum dan Setelah
pendidikan memiliki pengaruh terhadap terjadinya diberikan DSME/S pada Kelompok
DM tipe 2. Orang dengan pendidikan tinggi Perlakuan
memiliki banyak pengetahuan mengenai Hasil dalam penelitian ini menunjukkan
kesehatan sehingga kesadaran akan pentingnya setelah diberikan DSME/S pada kelompok
menjaga kesehatan akan tinggi [16]. Namun, perlakuan terjadi penurunan yang signifikan
tingkat pendidikan juga berkaitan dengan rata-rata nilai diabetes distress sebesar
pekerjaan seseorang. Orang dengan pendidikan sebesar 0,65 yaitu dari 2,32 rata-rata sebelum
tinggi biasanya bekerja di kantoran dengan diberikan DSME/S menjadi 1,67 setelah
aktivitas fisik yang sedikit, sedangkan tingkat diberikan DSME/S. Setelah diberikan DSME/S,
pendidikan rendah biasanya bekerja buruh atau responden dengan tingkat diabetes distress
petani dengan aktivitas fisik yang cukup [16]. kategori distress ringan/ tidak distress
Tingkat pendidikan seseorang merupakan salah bertambah dari 1 responden (6,7%) menjadi 14
satu faktor yang mempengaruhi stres. Semakin responden (93,3%). Jumlah responden dengan
tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka tingkat diabetes distress kategori distress
semakin mudah berpikir rasional dan menangkap sedang berkurang dari 14 responden (93,3%)
informasi baru. Kemampuan analisis akan menjadi 1 responden (6,7%). Hasil tersebut
mempermudah individu dalam menguraikan sejalan dengan hasil penelitian oleh Wiastuti
masalah baru [17]. Semakin tinggi tingkat (2016) yang menunjukkan terjadi penurunan
pengetahuan seseorang, maka semakin tinggi nilai rata-rata stres sebesar 0,49 pada
tingkat keberhasilannya melawan stres [6]. kelompok perlakuan setelah diberikan DSME/S
Responden pada kedua kelompok baik selama 6 sesi dalam 6 minggu pada pasien
kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Patrang
lebih banyak bekerja sebagai wiraswasta yaitu 6 [4].
responden (40,0%) pada kelompok perlakuan Hasil uji statistik menunjukkan p value =
dan 8 responden (53,3%) pada kelompok kontrol. 0,001 < α (α = 0,05) yang berarti bahwa ada
Jenis pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi perbedaan yang signifikan antara nilai
aktivitas fisik yang merupakan salah satu faktor diabetes distress pretest dan postest pada
resiko DM tipe 2. Seseorang yang tidak bekerja responden kelompok perlakuan setelah
cenderung memiliki aktivitas kurang sehingga diberikan DSME/S. Hasil penelitian sejalan
meningkatkan resiko terjadinya DM tipe 2. dengan penelitian Wiastuti yang mendapatkan
Seseorang yang bekerja di kantoran cenderung hasil perbedaan diabetes distress sebelum dan
memiliki aktivitas fisik kurang, sedangkan setelah dilakukan DSME/S p=0,001 (p<0,05)
seseorang yang bekerja sebagai petani atau [4].
buruh cenderung memiliki aktivitas fisik cukup Pemberian DSME/S pada kelompok
[18]. Jenis pekerjaan seseorang berpengaruh perlakuan dapat menjadikan klien belajar
terhadap stres berkaitan dengan penghasilan bagaimana memecahkan masalahnya terkait
yang didapat dari pekerjaan tersebut [14]. DM, sehingga pengetahuan klien terkait
Penghasilan responden kedua kelompok manajemen diri pasien DM dapat meningkat.
dilihat dari besar UMR Kabupaten Jember tahun Semakin meningkat pengetahuan klien DM
2017 sama besar yaitu 12 responden (80%) mengenai manajemen diri DM, maka semakin
memiliki penghasilan kurang dari UMR dan 3 meningkat pula keberhasilannya melawan
responden (20%) lebih dari UMR. Tingkat diabetes distress. Selain mendapatkan
penghasilan dan kemakmuran suatu bangsa pendidikan kesehatan secara terstruktur,
dalam pemberian DSME/S juga terdapat unsur kecemasan, ketakutan, dan lain sebagainya.
support yang berupa dukungan oleh keluarga Individu yang sehat dapat melakukan banyak
atau orang terdekat klien yang dapat membantu aktivitas secara mandiri, namun ketika
dalam perawatan mandiri klien DM sehingga terdiagnosa penyakit kronis akan muncul
dapat meminimalisir terjadinya diabetes distress. ketakutan dan kecemasan atas eksistensi dan
Pada pemberian DSME/S dalam penelitian ini performasinya [21]. Berdasarkan hal tersebut,
terdapat satu sesi yang membahas manajemen tidak menutup kemungkinan hasil diabetes
stres. Hal tersebut dapat menyebabkan distress pada responden kelompok kontrol bisa
penurunan diabetes distress pada klien kelompok menurun ketika responden telah diperbolehkan
perlakuan. keluar dari rumah sakit dan melakukan
aktivitas seperti biasa di rumah karena telah
Diabetes Distress pada Pretest dan Posttest mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
pada Kelompok Kontrol Penurunan diabetes distress pada
Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi kelompok kontrol juga kemungkinan karena
penurunan rata-rata nilai diabetes distress responden mendapatkan pengetahuan dari
sebesar 0,04 yaitu dari 2,27 saat pretest menjadi tenaga kesehatan selama di rumah sakit.
2,23 pada posttest kelompok kontrol. Hasil uji Beberapa responden mengatakan selama di
statistik menunjukkan p value=0,046 < α (α=0,05) rumah sakit mereka mendapatkan pendidikan
yang berarti bahwa ada perbedaan signifikan kesehatan mengenai diet DM dari ahli gizi. Hal
antara nilai diabetes distress pretest dan postest ini dapat dilihat dari penurunan rata-rata nilai
pada responden kelompok kontrol. Namun diabetes distress pada poin “Saya merasa
demikian, tidak ada perubahan kategori distress bahwa saya tidak mengatur cukup ketat
pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran rencana makan saya yang baik” pada
akhir (posttest) pada kelompok kontrol yaitu kelompok kontrol dari 3,8 rata-rata saat pretest
tetap berada dalam kategori distress sedang. menjadi 3,67 saat posttest. Hal tersebut sesuai
Kelompok kontrol tidak diberikan DSME/S, dengan pendapat Khan et al., yang
melakukan aktivitas sesuai prosedur rumah sakit mengatakan bahwa tingkat pengetahuan
dan aktivitas sehari-hari seperti biasa dirumah. seseorang dapat mempengaruhi daya
Penurunan rata-rata nilai diabetes distress dapat tahannya terhadap stres, sehingga semakin
dimungkinkan karena beberapa faktor, seperti tinggi tingkat pengetahuan pasien DM
faktor herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik, mengenai penyakitnya, maka semakin tinggi
neurofisiologik, neurohormonal, dan faktor tingkat keberhasilannya melawan stres terkait
psikoedukatif yang terdiri dari faktor kepribadian, DM [6].
pengalaman, dan kondisi lingkungan [19].
Kemungkinan penyebab menurunnya rata- Pengaruh DSME/S terhadap Penurunan
rata nilai diabetes distress pada kelompok kontrol Nilai Rata-rata Diabetes Distress
karena pretest dan posttest dilakukan di tempat Rata-rata penurunan nilai diabetes
yang berbeda. Pretest dilakukan di rumah sakit distress pada kelompok perlakuan sebesar
dan posttest dilakukan di rumah klien. Kondisi 0,65, sedangkan pada kelompok kontrol
lingkungan dalam hal ini sangat berpengaruh. Hal sebesar 0,04. Hasil analisa uji statistik pada uji
ini sesuai dengan teori bahwa tingkat stres yang t independent terhadap variabel beda nilai
dialami pasien DM akan berbeda antara pasien diabetes distress pada kelompok perlakuan
DM yang dirawat di rumah sakit dan tidak. Hal dan kelompok kontrol yaitu p=0,001 (p<0,05)
tersebut berkaitan dengan hospitalisasi yang yang berarti bahwa terdapat perbedaan
merupakan pengalaman penuh tekanan terutama signifikan nilai diabetes distress antara
karena perpisahan dengan lingkungan normal kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hal
biasanya dimana orang lain berarti, seleksi ini menunjukkan adanya pegaruh pemberian
perilaku koping yang terbatas, dan perubahan DSME/S terhadap nilai rata-rata diabetes
status kesehatan [20]. Salah satu dampak sakit distress. Kesimpulan dari pernyataan tersebut
yang bisa terjadi pada individu yaitu terjadinya adalah Ha diterima dan membuktikan terdapat
gangguan psikologis. Keadaan sakit pada pengaruh signifikan pemberiaan DSME/S
individu dapat mengakibatkan stres, ketegangan, terhadap diabetes distress pada pasien DM
hingga mengalami kecemasan yang berat apabila tipe 2 di RSD dr. Soebandi Jember. Hasil
psikologisnya tidak disiapkan dengan baik. penelitian ini sejalan dengan penelitian
Proses terganggunya psikologis ini di awali Wiastuti yang menunjukkan adanya perbedaan
dengan adanya konflik terhadap dirinya seperti signifikan nilai stres antara kelompok
perlakuan dan kelompok kontrol dengan nilai uji t mengurangi terjadinya distress terkait diabetes
independent menunjukkan p = 0,001 (p < 0,05) dan depresi.
yang juga berarti bahwa terdapat perbedaan
signifikan nilai stres antara kelompok perlakuan Simpulan dan Saran
dan kelompok kontrol [4].
Diabetes distress menjadi beban bagi Simpulan dari penelitian ini yaitu rata-
pasien DM dan keluarganya. Diabetes distress rata usia responden dalam penelitian ini yaitu
mengacu pada reaksi psikologis negatif 57,36 tahun dan rata-rata lama mengalami DM
mengenai diabetes yang terkait dengan beban yaitu 3,80 tahun, sebagian besar responden
emosional dan kekhawatiran atas keadaannya berjenis kelamin perempuan, distribusi tingkat
yang harus mengelola penyakit kronis yang, rumit pendidikan responden sebagian besar
dan menuntut [2]. Stres pada pasien DM dapat berpendidikan SD sederajat, pekerjaan
memperburuk kondisinya karena stres dapat responden paling banyak yaitu wiraswasta,
meningkatkan kadar gula darah [22]. Pada mayoritas responden memiliki penghasilan
keadaan stres, sistem saraf simpatis akan kurang dari UMR. Ada pengaruh yang
menstimulasi kelenjar adrenal untuk signifikan DSME/S terhadap diabetes distress
mengeluarkan hormon epinefrin dan norepineftrin pada pasien DM tipe 2 di RSD dr. Soebandi
ke aliran darah yang juga menstimulasi sistem Jember dengan p=0,001 < α (α=0,05).
saraf dan menghasilkan efek metabolik yang Hasil penelitian ini dapat menjadi
akan meningkatkan kadar glukosa darah dan tambahan referensi pengetahuan terutama
meningkatkan laju metabolisme. Jika stres tetap perawat di rumah sakit khususnya rawat inap
menetap, hipotalamus akan menstimulasi pituitari untuk menerapkan DSME/S kepada pasien
anterior untuk memproduksi ACTH yang akan DM tipe 2 agar dapat menurunkan tingkat
menstimulasi pituitari anterior untuk memproduksi diabetes distress. Penelitian ini dapat menjadi
glikokortikoid, terutama kortisol. Kortisol akan acuan untuk penelitian selanjutnya yang dapat
menstimulasi katabolisme protein, melepaskan melakukan penelitian dalam jumlah sampel
asam amino, menstimulasi pengambilan asam yang lebih besar dan meneliti mengenai
amino oleh hepar dan konversinya menjadi efektifitas pemberian DSME/S terhadap
glukosa (glukoneogenesis). Semakin tinggi diabetes distress dengan mengontrol faktor-
tingkat stres yang dialami oleh pasien, maka faktor bias yang dapat mempengaruhi
penyakit DM yang diderita akan semakin penurunan diabetes distress. Penelitian
bertambah buruk [7]. selanjutnya juga dapat meneliti mengenai
Edukasi DM diperlukan bagi pasien dan perbedaan efektifitas pemberian DSME/S
keluarga untuk peningkatan pengetahuan dan secara individu dan berkelompok terhadap
motivasi sehingga dapat mencapai hasil yang penurunan diabetes distres.
optimal dalam pengelolaan DM [8]. Salah satu
bentuk edukasi untuk pasien DM yaitu DSME/S. Daftar Pustaka
DSME/S merupakan dukungan yang [1] Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
memfasilitasi pasien DM dalam melaksanakan Konsensus pengelolaan dan
dan mempertahankan perilaku yang dibutuhkan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di
untuk pengelolaan diri secara berkelanjutan Indonesia 2015. Jakarta: PB Perkeni;
seperti pengambilan keputusan, perilaku 2015.
perawatan diri, dan pemecahan masalah untuk [2] American Diabetes Association (ADA).
meningkatkan status kesehatan pasien [9]. Standar of medical care in diabetes-
Penelitian ini menunjukkan ada pengaruh 2017. Diabetes Care. 2017; 39(1).
pemberian DSME/S terhadap penurunan [3] Islam MR, Karim MR, Habib SH, Yesmin
diabetes distress. Klien yang terfasilitasi K. Diabetes distress among type 2
pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan diabetic patients. International Journal of
perawatan mandiri DM melalui pemberian Medicine and Biomedical Research.
edukasi DSME/S yang merupakan pendidikan 2013; 2(12).
kesehatan berbasis dukungan secara terarah dan [4] Wiastuti SM. Pengaruh Diabetes Self
terstruktur dapat belajar bagaimana memecahkan Management Education and Support
masalahnya terkait DM, sehingga distress terkait (DSME/S) terhadap stres pada pasien
DM dapat diminimalisir. Hal ini sesuai dengan diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja
salah satu manfaat DSME/S menurut ADA yaitu Puskesmas Patrang Kabupaten Jember.
dapat meningkatkan koping yang sehat serta Skripsi. Jember: Universitas Jember;