Sei sulla pagina 1di 8

Nurkamilah, et al, Pengaruh Diabetes Self Management Education and Support (DSME/S)….

Pengaruh Diabetes Self Management Education and Support


(DSME/S) terhadap Diabetes Distress pada Pasien Diabetes
Melitus Tipe 2 di RSD dr. Soebandi Jember
(The Effect of Diabetes Self Management Education and Support
[DSME/S] on Diabetes Distress in Patients with Type 2 Diabetes
Mellitus in dr. Soebandi Hospital of Jember)
Novita Nurkamilah, Rondhianto, Nur Widayati
Fakultas Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax. (0331) 323450
e-mail: rondhianto@unej.ac.id

Abstract
Diabetes Mellitus (DM) is a chronic disease that requires a continous self-care. A low level of
knowledge about self-care can worsen health condition and cause diabetes distress. The continuing
stress can cause hyperglycemia that lead to complications of DM. DSME/S is a structured health
education that facilitates DM patients in implementing and maintaining their behavior for sustainable
self-care. This research aimed to analyze the effect of DSME/S on diabetes distress in patients with
type 2 DM. This research was quasi experimental with non randomized control group pretest
posttest design. Thirty respondents in this study were divided into 15 respondents as the
intervention group and 15 respondents as the control group by consequtive sampling technique.
DSME/S was conducted in 6 sessions: 4 sessions in the hospital and 2 sessions at respondent's
house. The data were analyzed by using dependent t test and independent t test with significance
level of 0.05. The result of dependent t test revealed a significant difference of diabetes distress
between pretest and posttest both in the intervention group (p=0.001) and in the control group
(p=0.046). Furthermore, independent t test showed a significant difference between intervention
group and control group (p=0.001). The decrease of diabetes distress was higher in the intervention
group than control group. This result indicates that there was a significant effect of DSME/S on
diabetes distress in patients with type 2 DM. Nurses are expected to apply DSME/S as a discharge
planning to reduce diabetes distress in patients with type 2 DM.

Keywords: diabetes distress, DSME/S, Diabetes Mellitus

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.1), Januari, 2018 133


Nurkamilah, et al, Pengaruh Diabetes Self Management Education and Support (DSME/S)….

Abstrak
Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis yang membutuhkan perawatan diri
berkelanjutan. Tingkat pengetahuan yang rendah mengenai perawatan diri dapat memperburuk
kondisi kesehatan dan menyebabkan diabetes distress. Stres yang terus berlanjut dapat
menyebabkan hiperglikemia yang merupakan penyebab komplikasi DM. DSME/S merupakan
pendidikan kesehatan terstruktur yang memfasilitasi pasien DM dalam menerapkan dan
mempertahankan perilaku mereka dalam perawatan diri yang berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis pengaruh DSME/S terhadap diabetes distress pada pasien DM tipe 2. Penelitian
ini menggunakan metode quasi experimental dengan desain penelitian pre-test and post-test with
control group design. Tiga puluh responden dalam penelitian ini dibagi menjadi 15 responden
sebagai kelompok intervensi dan 15 responden sebagai kelompok kontrol dengan teknik
consequtive sampling. DSME/S dilakukan dalam 6 sesi: 4 sesi di rumah sakit dan 2 sesi di rumah
responden. Data dianalisis dengan menggunakan uji t dependen dan uji t independen dengan taraf
signifikansi 0,05. Hasil uji t dependen menunjukkan perbedaan signifikan diabetes distress antara
pretest dan posttest baik pada kelompok intervensi (p=0,001) maupun pada kelompok kontrol
(p=0,046). Selanjutnya, uji t independen menunjukkan adanya perbedaan signifikan antara
kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p=0,001). Penurunan diabetes distress lebih tinggi pada
kelompok intervensi dibandingkan kelompok kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh signifikan DSME/S terhadap penurunan diabetes distress pada pasien DM tipe 2.
Perawat diharapkan menerapkan DSME/S sebagai discharge planning untuk meminimalisir
diabetes distress pada pasien DM tipe 2.

Kata Kunci: Diabetes distress, DSME/S, diabetes mellitus

Pendahuluan mengalami stres dalam kategori rendah, dan


2 pasien (6,7%) mengalami stres dalam
Diabetes melitus (DM) merupakan suatu kategori sedang [5].
kelompok penyakit metabolik dengan Tingkat pengetahuan seseorang dapat
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena mempengaruhi daya tahannya terhadap
kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau stres. Semakin tinggi tingkat pengetahuan
keduanya [1]. DM merupakan penyakit yang seseorang, maka semakin tinggi tingkat
kompleks dan kronis yang membutuhkan keberhasilannya melawan stres [6]. Semakin
perawatan medis berkelanjutan dan pendidikan tinggi tingkat stres yang dialami oleh pasien
pengelolaan mandiri serta dukungan untuk diabetes, maka penyakit diabetes melitus
mencegah terjadinya komplikasi akut dan yang diderita akan semakin bertambah buruk
mengurangi risiko terjadinya komplikasi kronis [7]. Pasien yang mengalami peningkatan
[2]. Stres terkait diabetes disebut dengan pengetahuan dan motivasi akan mencapai
diabetes distress, yaitu kekhawatiran pasien hasil yang optimal dalam pengelolaan DM.
tentang manajemen penyakit, dukungan, beban Oleh karena itu, edukasi DM diperlukan bagi
emosional, dan akses ke perawatan mengenai pasien dan keluarga [8].
penyakitnya. Diabetes distress berbeda dari Salah satu bentuk edukasi dan
depresi, diabetes distress terjadi karena dukungan pada pasien DM tipe 2 yaitu
menderita diabetes dan bukan merupakan Diabetes Self Management Education and
distres psikiatri [3]. Support (DSME/S). DSME/S merupakan
Penelitian oleh Wiastuti pada 30 sampel pendidikan kesehatan terstruktur dan terarah
pasien DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas berbasis dukungan yang memfasilitasi pasien
Patrang Jember yang diukur menggunakan DM dalam melaksanakan dan
kuesioner DDS (Diabetes Distress Scale) mempertahankan perilaku yang dibutuhkan
didapatkan 20 (66,7%) pasien dalam kategori untuk pengelolaan diri secara berkelanjutan
stres sedang, dan 10 (33,3%) pasien dalam seperti pengambilan keputusan, perilaku
kategori stres ringan [4]. Penelitian oleh Sofiana perawatan diri, dan pemecahan masalah
et al. pada pasien DM tipe 2 di ruang rawat inap untuk meningkatkan status kesehatan pasien
RSD Arifin Achmad Pekanbaru diperoleh data [9]. Penelitian ini bertujuan untuk
dari 30 sampel, 16 pasien (53,3%) mengalami menganalisis pengaruh DSME/S terhadap
stres dalam kategori tinggi, 12 pasien (40%) diabetes distress pada pasien DM tipe 2 di

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.1), Januari, 2018 134


Nurkamilah, et al, Pengaruh Diabetes Self Management Education and Support (DSME/S)….

RSD dr. Soebandi Jember. Jenis kelamin Responden


Tabel 3. Distribusi Jenis Kelamin Responden
Metode Penelitian Kelompok Kelompok
Variabel perlakuan Kontrol
Penelitian ini menggunakan metode quasy Jumlah % Jumlah %
experiment dengan rancangan pretest-posttest Jenis
with control group design. Penelitian ini dilakukan Kelamin
8 53,3 5 33,3
di ruang rawat inap Adenium dan Anturium RSD Laki-laki
7 46,7 10 66,7
dr.Soebandi Jember pada 2 Mei – 27 Mei Perempuan
2017dan dilanjutkan di masing-masing rumah Total 15 100 15 100
responden. Teknik pengambilan sampel adalah
consequtive sampling dengan melibatkan 30 Pendidikan Responden
responden yang terbagi menjadi 15 responden Tabel 4. Distribusi Pendidikan Responden
kelompok perlakuan dan 15 responden kelompok Kelompok Kelompok
kontrol. Kelompok perlakuan diberikan DSME/S Variabel perlakuan Kontrol
yang dilakukan dalam 6 sesi, yaitu 4 sesi di Jumlah % Jumlah %
Pendidikan
rumah sakit dan 2 sesi di rumah responden.
SD Sederajat 10 66,7 6 40
Sedangkan kelompok kontrol tidak diberikan SMP Sederajat 2 13,3 1 6,7
DSME/S, melakukan aktivitas sesuai prosedur SMA Sederajat 2 13,3 8 53,3
rumah sakit dan kebiasaan sehari-hari di rumah. Perguruan Tinggi 1 6,7 0 0
Instrumen penelitian berupa kuesioner DDS Total 15 100 15 100
(Diabetes Distress Scale). Analisis data
menggunakan analisis deskriptif dan inferensial, Pekerjaan Responden
analisis inferensial berupa uji parametrik yakni uji Tabel 5. Distribusi Pekerjaan Responden
t dependen dan uji t independen dengan α=0,05. Kelompok Kelompok
Peneliti menggunakan program SPSS 23.0 untuk Variabel perlakuan Kontrol
proses pengolahan data dan analisis statistik. Jumlah % Jumlah %
Pekerjaan
Hasil Penelitian Tidak Bekerja 5 33,3 6 40,0
PNS 1 6,7 0 0
Karakteristik Responden Wiraswasta 6 40,0 8 53,3
Usia Responden Petani 2 13,3 0 0
Tabel 1. Distribusi Usia Resonden Pensiunan 1 6,7 1 6,7
Variabel Mean SD Min-Maks Lain-lain 0 0 0 0
Usia (tahun) Total 15 100 15 100
Kelompok 58,73 5,982 47-65
perlakuan (n=15) Penghasilan Responden
Kelompok kontrol 56,00 7,061 37-65 Tabel 6. Distribusi Penghasilan Responden
(n=15) Kelompok Kelompok
Total (n=30) 57,36 6,521 37-65 Variabel perlakuan Kontrol
Jumlah % Jumlah %
Lama Responden Mengalami DM Penghasilan
Tabel 2. Distribusi Lama Resonden mengalami <UMR 12 80 12 80
>UMR 3 20 3 20
DM
Total 15 100 15 100
Variabel Mean SD Min-Maks
Lama Mengalami
DM (tahun)
Kelompok perlakuan 2,93 1,710 1-7
(n=15)
Kelompok kontrol 4,67 2,582 1-10
(n=15)
Total (n=30) 3,80 2,146 1-10

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.1), Januari, 2018 135


Nurkamilah, et al, Pengaruh Diabetes Self Management Education and Support (DSME/S)….

Diabetes Distress Kelompok Perlakuan Pembahasan


Tabel 7. Perbedaan Nilai Diabetes Distress Karakteristik Responden
Sebelum dan Setelah DSME/S Rata-rata usia responden pada kelompok
Min- p perlakuan 58,73, sedangkan pada kelompok
Variabel Mean Median SD
Maks value kontrol menunjukkan rata-rata usia 56,00
Diabetes tahun. Usia tersebut masuk dalam rentang usia
1,76-
distress 2,32 2,35 0,32
2,94 lansia. Usia lansia berkaitan dengan terjadinya
Pretest
0,001 diabetes karena pada usia lansia fungsi tubuh
Diabetes
1,35- secara fisiologis akan menurun karena terjadi
distress 1,67 1,65 0,19
2,06 penurunan sekresi atau resistensi insulin
Posttest
sehingga kemampuan tubuh mengendalikan
Tabel 8. Perbedaan Kategori Diabetes Distress glukosa darah kurang optimal [10]. Usia lansia
Sebelum dan Setelah DSME/S biasanya memiliki tingkat stres yang lebih
rendah karena lansia telah memiliki rasa
Kategori Pretest (%) Posttest (%)
kepasrahan sehingga mampu menurunkan
Distress stressor yang diterimanya terkait penyakit DM
Ringan/ tidak 1 6,7% 14 93,3% [11].
distress Rata-rata lama responden mengalami DM
Distress yaitu 3,80 tahun dengan standar deviasi 2,146.
14 93,3% 1 6,7%
Sedang Lama responden mengalami DM paling singkat
Total 15 100% 15 100% yaitu 1 tahun dan paling lama yaitu 10 tahun.
Semakin lama seseorang mengalami diabetes,
Diabetes Distress Kelompok Kontrol maka semakin besar pula risiko mengalami
Tabel 9. Perbedaan Nilai Diabetes Distress komplikasi diabetes [12]. Komplikasi
pretest dan posttest makrovaskuler pada klien DM tipe 2 meningkat
Min- p pada tahun kelima setelah terdiagnosa DM
Variabel Mean Median SD [13]. Durasi diabetes melitus erat kaitannya
Maks value
Diabetes dengan peningkatan stress, akan tetapi jika
1,70-
distress 2,27 2,35 0,22 orang tersebut mampu mengendalikan dirinya
2,59
Pretest dalam memanajemen penyakitnya, maka
0,046
Diabetes tingkat stres terkait diabetes tidak akan tinggi
1,76-
distress 2,23 2,29 0,19 [3]. Seseorang yang menderita diabetes
2,47
Posttest dengan durasi lama akan mampu beradaptasi
dengan lingkungan jika mampu mengatur
Tabel 10. Perbedaan Kategori Diabetes Distress distress emosional dan dapat memberikan
pretest dan posttest suatu perlindungan diri terhadap ansietas dan
Kategori Pretest (%) Posttest (%) stres terkait diabetes [14].
Distress Ringan/ Responden dalam penelitian ini lebih
1 6,7% 1 6,7%
tidak distress banyak perempuan dibandingkan laki-laki.
Distress Sedang 14 93,3% 14 93,3% Jumlah responden perempuan sebanyak 17
Total 15 100% 15 100%
responden (56,67%) dan laki-laki sebanyak 13
responden (43,33%). DM lebih banyak
ditemukan pada perempuan dibandingkan laki-
Diabetes Distress Setelah DSME/S pada laki. Hal ini disebabkan karena perempuan
Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol memiliki LDL atau kolesterol jahat yang lebih
Tabel 11. Perbedaan Diabetes Distress tinggi dibandingkan laki-laki. Selain itu,
Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol perempuan juga memiliki aktivitas dan gaya
Setelah DSME/S hidup yang lebih mengarah pada faktor resiko
Mean p terjadinya DM [10]. Jenis kelamin berperan
Variabel t
Difference value terhadap terjadinya stres. Salah satu
Difference perbedaan respon antara laki-laki dan
Posttest-Pretest perempuan saat menghadapi konflik yaitu otak
antara kelompok -,620 -13,147 0,001 perempuan yang memiliki kewaspadaan
perlakuan dan negatif terhadap adanya konflik dan stres.
control Konflik memicu hormon negatif pada
perempuan sehingga memunculkan stres,

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.1), Januari, 2018 136


Nurkamilah, et al, Pengaruh Diabetes Self Management Education and Support (DSME/S)….

gelisah, dan rasa takut. Sedangkan laki-laki pada dapat mempengaruhi tingginya prevalensi
umumnya menikmati adanya konflik dan diabetes di negara tersebut. Hal tersebut
persaingan, bahkan menganggap konflik dapat disebabkan karena adanya perubahan gaya
memberikan dorongan yang positif. Hal tersebut hidup yang merupakan salah satu faktor risiko
menjelaskan ketika perempuan mendapat terjadinya diabetes terutama di kota-kota besar
tekanan, maka umumnya akan lebih mudah [16]. Penghasilan seseorang mempengaruhi
mengalami stres dibandingkan laki-laki [15]. seseorang untuk melakukan manajemen
Tingkat pendidikan responden kelompok perawatan DM. Keterbatasan finansial akan
perlakuan paling banyak adalah SD sederajat membatasi seseorang untuk mencari
yaitu sebanyak 10 responden (66,7%), informasi, perawatan, dan pengobatan untuk
sedangkan pendidikan responden kelompok dirinya [14].
kontrol paling banyak adalah SMA sederajat yaitu
sebanyak 8 responden (53,3%). Tingkat Diabetes Distress Sebelum dan Setelah
pendidikan memiliki pengaruh terhadap terjadinya diberikan DSME/S pada Kelompok
DM tipe 2. Orang dengan pendidikan tinggi Perlakuan
memiliki banyak pengetahuan mengenai Hasil dalam penelitian ini menunjukkan
kesehatan sehingga kesadaran akan pentingnya setelah diberikan DSME/S pada kelompok
menjaga kesehatan akan tinggi [16]. Namun, perlakuan terjadi penurunan yang signifikan
tingkat pendidikan juga berkaitan dengan rata-rata nilai diabetes distress sebesar
pekerjaan seseorang. Orang dengan pendidikan sebesar 0,65 yaitu dari 2,32 rata-rata sebelum
tinggi biasanya bekerja di kantoran dengan diberikan DSME/S menjadi 1,67 setelah
aktivitas fisik yang sedikit, sedangkan tingkat diberikan DSME/S. Setelah diberikan DSME/S,
pendidikan rendah biasanya bekerja buruh atau responden dengan tingkat diabetes distress
petani dengan aktivitas fisik yang cukup [16]. kategori distress ringan/ tidak distress
Tingkat pendidikan seseorang merupakan salah bertambah dari 1 responden (6,7%) menjadi 14
satu faktor yang mempengaruhi stres. Semakin responden (93,3%). Jumlah responden dengan
tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka tingkat diabetes distress kategori distress
semakin mudah berpikir rasional dan menangkap sedang berkurang dari 14 responden (93,3%)
informasi baru. Kemampuan analisis akan menjadi 1 responden (6,7%). Hasil tersebut
mempermudah individu dalam menguraikan sejalan dengan hasil penelitian oleh Wiastuti
masalah baru [17]. Semakin tinggi tingkat (2016) yang menunjukkan terjadi penurunan
pengetahuan seseorang, maka semakin tinggi nilai rata-rata stres sebesar 0,49 pada
tingkat keberhasilannya melawan stres [6]. kelompok perlakuan setelah diberikan DSME/S
Responden pada kedua kelompok baik selama 6 sesi dalam 6 minggu pada pasien
kelompok perlakuan maupun kelompok kontrol DM tipe 2 di wilayah kerja Puskesmas Patrang
lebih banyak bekerja sebagai wiraswasta yaitu 6 [4].
responden (40,0%) pada kelompok perlakuan Hasil uji statistik menunjukkan p value =
dan 8 responden (53,3%) pada kelompok kontrol. 0,001 < α (α = 0,05) yang berarti bahwa ada
Jenis pekerjaan seseorang dapat mempengaruhi perbedaan yang signifikan antara nilai
aktivitas fisik yang merupakan salah satu faktor diabetes distress pretest dan postest pada
resiko DM tipe 2. Seseorang yang tidak bekerja responden kelompok perlakuan setelah
cenderung memiliki aktivitas kurang sehingga diberikan DSME/S. Hasil penelitian sejalan
meningkatkan resiko terjadinya DM tipe 2. dengan penelitian Wiastuti yang mendapatkan
Seseorang yang bekerja di kantoran cenderung hasil perbedaan diabetes distress sebelum dan
memiliki aktivitas fisik kurang, sedangkan setelah dilakukan DSME/S p=0,001 (p<0,05)
seseorang yang bekerja sebagai petani atau [4].
buruh cenderung memiliki aktivitas fisik cukup Pemberian DSME/S pada kelompok
[18]. Jenis pekerjaan seseorang berpengaruh perlakuan dapat menjadikan klien belajar
terhadap stres berkaitan dengan penghasilan bagaimana memecahkan masalahnya terkait
yang didapat dari pekerjaan tersebut [14]. DM, sehingga pengetahuan klien terkait
Penghasilan responden kedua kelompok manajemen diri pasien DM dapat meningkat.
dilihat dari besar UMR Kabupaten Jember tahun Semakin meningkat pengetahuan klien DM
2017 sama besar yaitu 12 responden (80%) mengenai manajemen diri DM, maka semakin
memiliki penghasilan kurang dari UMR dan 3 meningkat pula keberhasilannya melawan
responden (20%) lebih dari UMR. Tingkat diabetes distress. Selain mendapatkan
penghasilan dan kemakmuran suatu bangsa pendidikan kesehatan secara terstruktur,

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.1), Januari, 2018 137


Nurkamilah, et al, Pengaruh Diabetes Self Management Education and Support (DSME/S)….

dalam pemberian DSME/S juga terdapat unsur kecemasan, ketakutan, dan lain sebagainya.
support yang berupa dukungan oleh keluarga Individu yang sehat dapat melakukan banyak
atau orang terdekat klien yang dapat membantu aktivitas secara mandiri, namun ketika
dalam perawatan mandiri klien DM sehingga terdiagnosa penyakit kronis akan muncul
dapat meminimalisir terjadinya diabetes distress. ketakutan dan kecemasan atas eksistensi dan
Pada pemberian DSME/S dalam penelitian ini performasinya [21]. Berdasarkan hal tersebut,
terdapat satu sesi yang membahas manajemen tidak menutup kemungkinan hasil diabetes
stres. Hal tersebut dapat menyebabkan distress pada responden kelompok kontrol bisa
penurunan diabetes distress pada klien kelompok menurun ketika responden telah diperbolehkan
perlakuan. keluar dari rumah sakit dan melakukan
aktivitas seperti biasa di rumah karena telah
Diabetes Distress pada Pretest dan Posttest mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
pada Kelompok Kontrol Penurunan diabetes distress pada
Hasil penelitian ini menunjukkan terjadi kelompok kontrol juga kemungkinan karena
penurunan rata-rata nilai diabetes distress responden mendapatkan pengetahuan dari
sebesar 0,04 yaitu dari 2,27 saat pretest menjadi tenaga kesehatan selama di rumah sakit.
2,23 pada posttest kelompok kontrol. Hasil uji Beberapa responden mengatakan selama di
statistik menunjukkan p value=0,046 < α (α=0,05) rumah sakit mereka mendapatkan pendidikan
yang berarti bahwa ada perbedaan signifikan kesehatan mengenai diet DM dari ahli gizi. Hal
antara nilai diabetes distress pretest dan postest ini dapat dilihat dari penurunan rata-rata nilai
pada responden kelompok kontrol. Namun diabetes distress pada poin “Saya merasa
demikian, tidak ada perubahan kategori distress bahwa saya tidak mengatur cukup ketat
pada pengukuran awal (pretest) dan pengukuran rencana makan saya yang baik” pada
akhir (posttest) pada kelompok kontrol yaitu kelompok kontrol dari 3,8 rata-rata saat pretest
tetap berada dalam kategori distress sedang. menjadi 3,67 saat posttest. Hal tersebut sesuai
Kelompok kontrol tidak diberikan DSME/S, dengan pendapat Khan et al., yang
melakukan aktivitas sesuai prosedur rumah sakit mengatakan bahwa tingkat pengetahuan
dan aktivitas sehari-hari seperti biasa dirumah. seseorang dapat mempengaruhi daya
Penurunan rata-rata nilai diabetes distress dapat tahannya terhadap stres, sehingga semakin
dimungkinkan karena beberapa faktor, seperti tinggi tingkat pengetahuan pasien DM
faktor herediter, konstitusi tubuh, kondisi fisik, mengenai penyakitnya, maka semakin tinggi
neurofisiologik, neurohormonal, dan faktor tingkat keberhasilannya melawan stres terkait
psikoedukatif yang terdiri dari faktor kepribadian, DM [6].
pengalaman, dan kondisi lingkungan [19].
Kemungkinan penyebab menurunnya rata- Pengaruh DSME/S terhadap Penurunan
rata nilai diabetes distress pada kelompok kontrol Nilai Rata-rata Diabetes Distress
karena pretest dan posttest dilakukan di tempat Rata-rata penurunan nilai diabetes
yang berbeda. Pretest dilakukan di rumah sakit distress pada kelompok perlakuan sebesar
dan posttest dilakukan di rumah klien. Kondisi 0,65, sedangkan pada kelompok kontrol
lingkungan dalam hal ini sangat berpengaruh. Hal sebesar 0,04. Hasil analisa uji statistik pada uji
ini sesuai dengan teori bahwa tingkat stres yang t independent terhadap variabel beda nilai
dialami pasien DM akan berbeda antara pasien diabetes distress pada kelompok perlakuan
DM yang dirawat di rumah sakit dan tidak. Hal dan kelompok kontrol yaitu p=0,001 (p<0,05)
tersebut berkaitan dengan hospitalisasi yang yang berarti bahwa terdapat perbedaan
merupakan pengalaman penuh tekanan terutama signifikan nilai diabetes distress antara
karena perpisahan dengan lingkungan normal kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Hal
biasanya dimana orang lain berarti, seleksi ini menunjukkan adanya pegaruh pemberian
perilaku koping yang terbatas, dan perubahan DSME/S terhadap nilai rata-rata diabetes
status kesehatan [20]. Salah satu dampak sakit distress. Kesimpulan dari pernyataan tersebut
yang bisa terjadi pada individu yaitu terjadinya adalah Ha diterima dan membuktikan terdapat
gangguan psikologis. Keadaan sakit pada pengaruh signifikan pemberiaan DSME/S
individu dapat mengakibatkan stres, ketegangan, terhadap diabetes distress pada pasien DM
hingga mengalami kecemasan yang berat apabila tipe 2 di RSD dr. Soebandi Jember. Hasil
psikologisnya tidak disiapkan dengan baik. penelitian ini sejalan dengan penelitian
Proses terganggunya psikologis ini di awali Wiastuti yang menunjukkan adanya perbedaan
dengan adanya konflik terhadap dirinya seperti signifikan nilai stres antara kelompok

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.1), Januari, 2018 138


Nurkamilah, et al, Pengaruh Diabetes Self Management Education and Support (DSME/S)….

perlakuan dan kelompok kontrol dengan nilai uji t mengurangi terjadinya distress terkait diabetes
independent menunjukkan p = 0,001 (p < 0,05) dan depresi.
yang juga berarti bahwa terdapat perbedaan
signifikan nilai stres antara kelompok perlakuan Simpulan dan Saran
dan kelompok kontrol [4].
Diabetes distress menjadi beban bagi Simpulan dari penelitian ini yaitu rata-
pasien DM dan keluarganya. Diabetes distress rata usia responden dalam penelitian ini yaitu
mengacu pada reaksi psikologis negatif 57,36 tahun dan rata-rata lama mengalami DM
mengenai diabetes yang terkait dengan beban yaitu 3,80 tahun, sebagian besar responden
emosional dan kekhawatiran atas keadaannya berjenis kelamin perempuan, distribusi tingkat
yang harus mengelola penyakit kronis yang, rumit pendidikan responden sebagian besar
dan menuntut [2]. Stres pada pasien DM dapat berpendidikan SD sederajat, pekerjaan
memperburuk kondisinya karena stres dapat responden paling banyak yaitu wiraswasta,
meningkatkan kadar gula darah [22]. Pada mayoritas responden memiliki penghasilan
keadaan stres, sistem saraf simpatis akan kurang dari UMR. Ada pengaruh yang
menstimulasi kelenjar adrenal untuk signifikan DSME/S terhadap diabetes distress
mengeluarkan hormon epinefrin dan norepineftrin pada pasien DM tipe 2 di RSD dr. Soebandi
ke aliran darah yang juga menstimulasi sistem Jember dengan p=0,001 < α (α=0,05).
saraf dan menghasilkan efek metabolik yang Hasil penelitian ini dapat menjadi
akan meningkatkan kadar glukosa darah dan tambahan referensi pengetahuan terutama
meningkatkan laju metabolisme. Jika stres tetap perawat di rumah sakit khususnya rawat inap
menetap, hipotalamus akan menstimulasi pituitari untuk menerapkan DSME/S kepada pasien
anterior untuk memproduksi ACTH yang akan DM tipe 2 agar dapat menurunkan tingkat
menstimulasi pituitari anterior untuk memproduksi diabetes distress. Penelitian ini dapat menjadi
glikokortikoid, terutama kortisol. Kortisol akan acuan untuk penelitian selanjutnya yang dapat
menstimulasi katabolisme protein, melepaskan melakukan penelitian dalam jumlah sampel
asam amino, menstimulasi pengambilan asam yang lebih besar dan meneliti mengenai
amino oleh hepar dan konversinya menjadi efektifitas pemberian DSME/S terhadap
glukosa (glukoneogenesis). Semakin tinggi diabetes distress dengan mengontrol faktor-
tingkat stres yang dialami oleh pasien, maka faktor bias yang dapat mempengaruhi
penyakit DM yang diderita akan semakin penurunan diabetes distress. Penelitian
bertambah buruk [7]. selanjutnya juga dapat meneliti mengenai
Edukasi DM diperlukan bagi pasien dan perbedaan efektifitas pemberian DSME/S
keluarga untuk peningkatan pengetahuan dan secara individu dan berkelompok terhadap
motivasi sehingga dapat mencapai hasil yang penurunan diabetes distres.
optimal dalam pengelolaan DM [8]. Salah satu
bentuk edukasi untuk pasien DM yaitu DSME/S. Daftar Pustaka
DSME/S merupakan dukungan yang [1] Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.
memfasilitasi pasien DM dalam melaksanakan Konsensus pengelolaan dan
dan mempertahankan perilaku yang dibutuhkan pencegahan diabetes melitus tipe 2 di
untuk pengelolaan diri secara berkelanjutan Indonesia 2015. Jakarta: PB Perkeni;
seperti pengambilan keputusan, perilaku 2015.
perawatan diri, dan pemecahan masalah untuk [2] American Diabetes Association (ADA).
meningkatkan status kesehatan pasien [9]. Standar of medical care in diabetes-
Penelitian ini menunjukkan ada pengaruh 2017. Diabetes Care. 2017; 39(1).
pemberian DSME/S terhadap penurunan [3] Islam MR, Karim MR, Habib SH, Yesmin
diabetes distress. Klien yang terfasilitasi K. Diabetes distress among type 2
pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan diabetic patients. International Journal of
perawatan mandiri DM melalui pemberian Medicine and Biomedical Research.
edukasi DSME/S yang merupakan pendidikan 2013; 2(12).
kesehatan berbasis dukungan secara terarah dan [4] Wiastuti SM. Pengaruh Diabetes Self
terstruktur dapat belajar bagaimana memecahkan Management Education and Support
masalahnya terkait DM, sehingga distress terkait (DSME/S) terhadap stres pada pasien
DM dapat diminimalisir. Hal ini sesuai dengan diabetes melitus tipe 2 di wilayah kerja
salah satu manfaat DSME/S menurut ADA yaitu Puskesmas Patrang Kabupaten Jember.
dapat meningkatkan koping yang sehat serta Skripsi. Jember: Universitas Jember;

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.1), Januari, 2018 139


Nurkamilah, et al, Pengaruh Diabetes Self Management Education and Support (DSME/S)….

2016. pasien diabetes melitus tipe 2 di Desa


[5] Sofiana LI, Elita V, Utomo W. Hubungan Rambipuji Kecamatan Rambipuji
antara stress dengan konsep diri pada Kabupaten Jember. Skripsi. Jember:
penderita diabetes mellitus tipe 2. Jurnal Program Studi Ilmu Kepeawatan
Ners Indonesia. 2012; 2(2). Universitas Jember; 2015.
[6] Khan TM, Sulaiman SAS, Hasalli MA. The [14] Restada EJ. Hubungan lama menderita
causes of depression? a survey among dan komplikasi diabetes meitus dengan
Malaysians about perception for causes of kualitas hidup pada penderita diabetes
depression. Asian Journal of melitus di Wilayah Puskesmas Gatak
Pharmaceutical and Clinical Research. Sukoharjo; 2016.
2008; 2(2). [15] Nasrani L, Purnawati S. Perbedaan
[7] Semeltzer & Bare. Brunner & Suddarth’s tingkat stres antara laki-laki dan
textbook of medical-surgical nursing. 8th ed; perempuan pada peserta yoga di Kota
2005. Terjemahan oleh Kencara HY, Ester Denpasar. e-jurnal medika udayana.
M, Hartono A, Asih Y. Buku ajar 2015; 4(15).
keperawatan medikal bedah Brunner & [16] Irawan D. Prevalensi dan faktor risiko
Suddarth. Vol 2. Edisi 8. Jakarta: EGC; kejadian diabetes melitus tipe 2 di
2005. Daerah Urban Indonesia (analisa data
[8] Ernawati. Penatalaksanaan keperawatan sekunder riskesdas 2007). Tesis. Depok:
diabetes melitus terpadu. Jakarta: Penerbit Fakultas Kesehatan Masyarakat
Mitra Wacana Media; 2013. Universitas Indonesia; 2010.
[9] American Diabetes Association (ADA). [17] Stuart & Sundeen. Buku saku
Diabetes Self-management Education and keperawatan jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC;
Support in type 2 diabetes: a joint position 2007.
statement of the American Diabetes [18] Fitriyani. Faktor risiko diabetes melitus
Association, the american association of tipe 2 di Puskesmas Kecamatan
diabetes educators, and the academy of Citangkil dan Puskesmas Kecamatan
nutrition and dietetics. Diabetes Care. Pulo Merak, Kota Cirebon. Skripsi.
2015; 38(1). Depok: FKM Universitas Indonesia;
[10] Jelantik IMG, Haryati E. Hubungan faktor 2012
risiko umur, jenis kelamin, kegemukan dan [19] Suparyanto. Konsep dasar stress
hipertensi dengan kejadian diabetes [Internet]; 2011. diakses melalui:
mellitus tipe ii di Wilayah Kerja Puskesmas https://www.scribd.com/doc/93107717/K
Mataram.Media Bina Ilmiah. 2014; 8(1). ONSEP-DASAR-STRES
[11] Wulandari DC. Hubungan antara persepsi [20] Potter & Perry. Fundamental of nursing:
terhadap penyakit dengan tingkat stress Fundamental keperawatan. Edisi 7.
pada penderita diabetes mellitus tipe ii di Jakarta: Salemba medika; 2009.
RSD dr. Haryoto Lumajang. Jurnal [21] Markam S, Slamet SS. Pengantar
Psikologi. Malang: Program Studi Psikologi psikologi klinis. Jakarta: UI-Press; 2003.
Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. [22] Widodo A. Stress pada penderita
Universitas Brawijaya; 2011. diabetes mellitus tipe-2 dalam
[12] Riyadi S, Sukarmin. Asuhan keperawatan melaksanakan program diet di klinik
pada pasien dengan gangguan eksokrin penyakit dalam RSUP dr. Kariadi
dan endokrin pada pankreas. Yogyakarta: Semarang. 2012; 1(1).
Graha Ilmu; 2008.
[13] Hikmah, DKN. Pengaruh senam diabetes
melitus terhadap status kardiovaskuler

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.6 (no.1), Januari, 2018 140

Potrebbero piacerti anche