Sei sulla pagina 1di 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat populer,


banyak dibahas oleh kalangan masyarakat di seluruh permukaan bumi kita ini.
Masalah pencemaran merupakan suatu masalah yang sangat perlu mendapat
penanganan secara serius oleh semua pihak untuk dapat menanggulangi akibat
buruk yang terjadi karena pencemaran, bahkan sedapat mungkin untuk dapat
mencegah jangan sampai terjadi pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan
terjadi bila daur materi dalam lingkungan hidup mengalami perubahan, sehingga
keseimbangan dalam hal struktur maupun fungsinya terganggu. Ketidak
seimbangan struktur dan fungsi daur materi terjadi karena proses alam atau juga
karena perbuatan manusia.

Dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan air yang bersih untuk


minum, memasak, mandi, mencuci dan kepentingan lainnya. Air yang kita
gunakan harus berstandart 3B yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
beracun. Tetapi banyak kita lihat air yang berwarna keruh dan berbau sering kali
bercampur dengan benda – benda sampah seperti plastik, sampah organic, kaleng
dan sebagainnya. Pemandangan seperti ini sering kita jumpai pada aliran sungai,
selokan maupun kolam- kolam. Air yang demikian disebut air kotor atau air yang
terpolusi. Air yang terpolusi mengandung zat- zat yang berbahaya yang dapat
menyebabkan dampak buruk dan merugikan kita bila di konsumsi.

Pencemaran air merupakan masalah global utama yang membutuhkan


evaluasi dan revisi kebijakan sumber daya air pada semua tingkat (dari tingkat
internasional hingga sumber air pribadi dan sumur). Telah dikatakan bahwa pousi
air adalah penyebab terkemuka di dunia untuk kematian dan penyakit, dan tercatat
atas kematian lebih dari 14.000 orang setiap harinya. Diperkirakan 700 juta orang
India tidak memiliki akses ke toilet, dan 1.000 anak-anak India meninggal karena
penyakit diare setiap hari. Sekitar 90% dari kota-kota Cina menderita polusi air

1
hingga tingkatan tertentu, dan hampir 500 juta orang tidak memiliki akses
terhadap air minum yang aman. Ditambah lagi selain polusi air merupakan
masalah akut di negara berkembang, negara-negara industri/maju masih berjuang
dengan masalah polusi juga. Dalam laporan nasional yang paling baru pada
kualitas air di Amerika Serikat, 45 persen dari mil sungai dinilai, 47 persen dari
danau hektar dinilai, dan 32 persen dari teluk dinilai dan muara mil persegi
diklasifikasikan sebagai tercemar.

Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan


antropogenik dan ketika tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air
minum, dan/atau mengalami pergeseran ditandai dalam kemampuannya untuk
mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan. Fenomena alam seperti
gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan
perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air.

Adapun latar belakang saya didalam CBR ini yaitu untuk mengetahui
pemaparan mengenai pencemaran lingkungan terkhusus pada pencemaran air dan
untuk mengetahui perbedaan dari beberapa buku dan mengetahui kelebihan dan
kelemahan masing-masing buku.

1.2. Rumusan Masalah


a. Jelaskan pengertian dari pencemaran lingkungan ?
b. Jelaskan pengertian dari pencemaran air ?
c. Bagaimanakah dampak dari pencemaran lingkungan
d. Bagaimanakah kondisi dari pencemaran lingkungan di Indonesia ?

1.3. Tujuan

a. Untuk mengetahui ciri-ciri umum tumbuhan Thallophyta dan Bryophyta.


b. Untuk Mengetahui Klasifikasi tumbuhan Thallophyta dan Bryophyta.
c. Mengetahui peran tumbuhan Thallophyta dan Bryophyta.

2
Tujuan selanjutnya yakni dengan mempelajari materi ini kita dapat
mengetahui akan kebesaran ciptaan Allah SWT, dari yang sederhana hingga ke
kompleks.

1. 4. Manfaat

Setelah kita mengetahui ciri-ciri klasifikasi dan peran tumbuhan ini maka
kita akan dapatkan manfaatnya, bagaimana kita seharusnya memelihara,
membedakannya dengan mudah. Manfaat melakukan critikal book reviewe adalah
agar buku yang dikeritik dapat direvisi sesuai dengan konten ataupun konteks
yang dikeritik. Hal ini dilakukan agar buku yang dikritik bisa menjadi lebih baik
lagi, baik dari isi maupun tampilan buku.

3
BAB II

KAJIAN TEORITIS

Menurut Purwadarminta dalam kamus umum Bahasa Indonesia, arti


pencemaran adalah pengotoraan. Namun kata pencemaran mengandung arti yang
lebih luas., sebab keadaan yang diperoleh agak berbeda, jika dibandingkan dengan
kata pengotoran. Dari pengertian diatas, maka peristiwa pencemaran sebenarnya
telah terjadi sejak awal sejarah manusia. Dalam undang-undang No. 4 tahun 1982
tentang ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup dan masalah pencemaran
tercantum dalam pasal 1 ayat 7. Ayat tersebut berbunyi sebagai berikut
“Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya lingkungan
hidup, zat, energi dan komponen lain kedalam lingkungan manusia atau oleh
berubahnya tatanan lingkungan

4
BAB III

IDENTITAS BUKU

Judul : Kependudukan Dan Lingkungan Hidup

Penulis : Abdurrahman Ritonga dkk

Penerbit : fakultas ekonomi universitas indonesia

Kota Terbit : Jakarta

Tahun : 2001

ISBN : 979-9242-33-9

Jumlah Halaman : X+226

5
2.2. Ringkasan Buku

BAB V

SISTEMATIKA, PERKEMBANGBIAKAN DAN PERAN DIVISI


THALLOPHYTA (TUMBUHAN TALUS)

5.1. Pengertian Thallophyta

Tumbuhan talus merupakan tumbuhan yang struktur tubuhnya masih belum


bisa dibedakan antara akar, batang dan daun. Sedangkan tumbuhan yang sudah
dapat dibedakan antara akar, batang dan daun disebut dengan tumbuhan kormus.

5.2. Ciri-Ciri Umum Tumbuhan Thallophyta

Tubuh berbentuk talus, tubuh terdiri dari satu sel yang berbentuk bulat dan
perkembangbiakan pada umumnya secara vegetatif (aseksual) dan generatif
(seksual).

5.3 Pembagian Divisi ke Dalam Anak Divisi

Berdasarkan ciri-ciri utama yang menyangkut cara hidupnya, divisi Thallophyta


dibedakan menjadi 3 anak divisi yaitu :

1. Ganggang ( Algae)
2. Cendawan atau Jamur (Fungi)
3. Lumut Kerak (Lichenes)

6
5.3.1 Ganggang (Algae)

Ganggang termasuk tumbuhan bertalus, tidak memiliki akar, batang dan daun
sejati. Tubuh alga terdapat berbagai zat warna (pigmen), yaitu :

1. Klorofil : Warna Hijau


2. Fikosantin : Warna Perang/ Cokelat
3. Fikoeritrin : Warna Merah
4. Karoten : Warna Keemasan
5. Xantofil : Warna Kuning

5.3.1.1 Klasifikasi Tumbuhan Yang Termasuk Kedalam Anak Divisi


Ganggang (Algae).

Anak divisi ganggang dapat dibedakan dalam tujuh kelas yaitu :

1. Kelas Chlorophyceae (Ganggang Hijau)

Mempunyai pigmen klorofil a, klorofil b, karoten, dan xantofil. Ganggang


ini dapat melakukan fotosintesis, memiliki cadangan makanan berupa amilum.
Perkembangbiakan terjadi secara vegetatif dan generatif. Kelas
Chlorophyceae terdiri dari beberapa ordo, antara lain : ordo Chlorococcales,
Ulotricales, Cladophorales, Chaetophorales, Oedogoniales, Siphinales.

2. Kelas Phaeophyceae (Ganggang Coklat/Perang)

Mempunyai pigmen fikosantin, klorofil a, klorofil b dan xantofil. Dinding


sel terdiri dari selulosa, pektin dan asam lagin. Perkembangbiakan dilakukan
secara vegetatif dengan fragmentasi, dan generatif dengan isogami dan
oogami. Kelas Phaeophyceae terdiri dari beberapa ordo yaitu : ordo
Phaeosporales, Laminariales,Dyctyotales, dan fucales.

3. Kelas Rhodhophyta (Ganggang Merah)

7
Mempunyai pigmen fikoeritrin dalam jumlah banyak dibandingkan
pigmen klorofil,karoten, dan xantofil. Ganggang ini pada umumnya banyak
sel (multiseluler) dan makroskopis, tidak berflagel, memiliki kemampuan
menimbun kalsium karbonat di dalam dinding selnya. Ganggang merah
berkembang biak secara vegetatif dan generatif.

4. Kelas Flagellata

Flagellata adalah kelompok ganggang yang merupakan penyusun


plankton, bersel tunggal, dan mempunyai inti yang jelas, dapat bergerak
dengan pertolongan satu atau beberapa bulu cambuk yang keluar dari suatu
tempat pada sel tersebut. kelas Flagellata dibagi menjadi beberapa ordo yaitu :
ordo Chrysomonadales, Heterochloridales, Cryptomonadales, Dinoflagellatae,
Euglenales, Phrotochloridales, Volvocales,

5. Kelas Conjugate (Ganggang Gandar)

Conjugate adalah ganggang yang berwarna hijau,, sel-selnya mempunyai


satu inti dan dinding sel terdiri dari selulosa. Conjugate merupakan golongan
ganggang dengan beraneka bentuk yang sebagian besar hidup dalam air tawar.
Conjugate dibedakan dalam dua bangsa/ordo yaitu, ordo Desmidiales dan
Zygnematales.

6. Kelas Charophyceae (Ganggang Karang)\

Sel-selnya mempunyai dinding selulosa, klorofil a dan klorofil b, dan zat


tepung sebagai hasil asimilasi, dan merupakan zat makanan cadangan.
Hidupnya di kolam atau selokan sebagai bentos. Talus berbuku-buku dengan
ruas-ruas yang panjang dengan cabang-cabang yang tersusun dalam suatu
karangan.

5.3.2 Jamur (Fungi)

8
Fungi yang hidup di darat dapt menghasilkan spora yang terbentuk di
dalam sel-sel khusus (askus), jadi merupakan endospora ada yang diluar basidium
disebut eksospora. Kebanyakan jamur dapat berkembang biak aseksual dengan
konidium. Pembiakan aseksual dapat berlangsung dengan berbagai cara, yaitu
isogami, anisogami, oogami, gametangiogami dan somatogami.

5.3.2.1 Klasifikasi Tumbuhan Yang Termasuk ke Dalam


Anak Divisi Jamur (Fungi )

Anak divisi fungi (jamur) dibedakan dalam 3 kelas yaitu :


1. Kelas Phycomycetes

Tumbuhan ini termasuk dalam tumbuhan tingkat rendah yang termasuk


dalam golongan jamur benang yang mempunyai hifa tidak bersepta, sel
vegetatif multinukleat, atau disebut thalus soenositik. Phycomycetes dibagi
menjadi enam ordo atau bangsa yaitu :
Bangsa Myxochytridiales, sel-selnya telanjang dan terpisah-pisah,
kebanyakan hidup sebagai parasit atau tumbuhan yang bertingkat rendah,
tetapi ada juga yang hidup pada tumbuhan darat. Bangsa Chytridiales, hidup
sebagai saprofit atau parasit pada tumbuhan dan binatang air. Sel-selnya
mempunyai dinding yang terdiri atas kitin. Bangsa Blastocladiales, dari
golongan ini warga yang rendah tingkat perkembangannya masih sangat
menyerupai chytridiales, misalnya Blastocladiaceaevariabillis dan Allomyces
javanicus, kedua-duanya hidup dalam tanah basah, mempunyai miselium yang
bercabang dengan dinding kitin. Bangsa Monoblepharidiales, tubuh
organisme ini berupa benang-benang halus, bercabang-cabang tidak bersekat,
jadi merupakan suatu pipa dengan banyak inti. Bangsa Oomycetales,
miselium terdiri atas hifa-hifa tidak bersekat-sekat, bercabang-cabang dan
mengandung banyak inti, sebagian hidup dalam air sebagin hidup di darat.
Bangsa Zygomycetales, terdiri atas cendawan yang hidup sebagai saprofit,
dengan misselium yang bercabang banyak, sebagian tidak bersekat, tetapi
untuk golongan tertentu telah memperlihatkan sekat-sekat.

9
2. Kelas Eumycetes

Berdasarkan alat perkembangbiakannya, Eumycetes dibagi dalam 3 anak


kelas, yaitu :
Ascomycetes, jamur ini mempunyai hifa bersepta, dan dapat membentuk
konidiofor. Secara vegetatif dapat berkembang biak dengan potongan hifa, dan
pada beberapa jenis dapat menghasilkan konidia secara aseksual. Fase konidi
jamur ini disebut juga fase imperfect. Fungi yang hanya dalam bentuk fase
imperfect disebut fungi imperfecti. Secara generatif dapat membentuk badan
buah yang disebut askokarp, yang di dalamnya terdapat askus (kantong) yang
menghasilkan askospora. Askospora merupakan hasil kariogami dan meiosis.

Basiodiomycetes, jamur ini mempunyai basidium yang berbentuk seperti


gada, tidak bersekat, dan mengandung 4 basiodispora di ujungnya. Pada jamur
tertentu mempunyai hymenium atau lapisan-lapisan dalam badan buah.
Deuteromycetes (Fungi Imperfecti), jamur yng termasuk kedalam kelas ini
adalah jamur yang tidak mempunyai bentuk (fase) seksual. Jamur ini
merupakan bentuk konidial dari kelas Asomycetes, dengan askus tidak
tertutup atau hilang karena evolusi.

3. Kelas Myxomycetes (Jamur Lendir)

Jamur lendir adalah kelompok fungi yang tidak memiliki klorofil, yang
secara filogenik tergolong ke dalam organisme yang sangat sederhana. Jamur
lendir pada fase vegetatif berupa massa protoplasma seperti lendir dan dapat
bergerak. Habitatnya terdapat tempat yang lembab, daun-daun gugur. Siklus
hidup melalui beberapa tahap, yaitu tahap pertama dengan masa lendir yang
disebut fase Plasmodium, tahap kedua terbentuk sporangium menjadi spora,
dan tahap ketiga dengan pertumbuhan spora menjadi Myxoflagellata dan
Myxoamoeba. Jamur lendir dapat berkembangbiak dengan cara vegetatif dan

10
generatif. Jamur lendir mempunyai dua tipe yaitu tidak bersekat
(Mixomycota) dan bersekat (Acrasiomycota). Siklus hidup Acrasiomycota
merupakan sel tunggal yang bebas. Sel berkumpul membentuk suatu masa
mulriseluler tunggal. Masa sel berbentuk siput, bergerak atau bermigrasi
menuju lokasi yang cacah.

5.3.3 Lumut Kerak (Lichenes)

Tumbuhan ini tergolong tumbuhan perintis yang ikut berperan dalam


pembentukan tanah. Tumbuhan ini bersifat endolitik karena dapat masuk pada
bagian pinggir batu. Dalam hidupnya lichenes tidak memerlukan syarat hidup
yang tinggi dan tahan terhadap kekurangan air dalam jangka waktu yang lama.
Alga dan jamur akan bersimbiosis membentuk lichenes baru jika bertemu jenis
yang tepat. Para ahli mengemukakan berbagai pendapat mengenai
pengelompokkan atau klasifikasi lichenes dalam dunia tumbuhan. Algae yang ikut
menyusun tubuh lichenes disebut gonodium, dapat bersel tunggal atau berupa
koloni.

5.3.3.1 Morfologi Thallus

A. Morfologi Thallus

Berdasarkan bentuk tubuhnya lichenes dibedakan atas empat bentuk yaitu :


a. Crustose, berukuran kecil, datar, tipis dan selalu melekat ke permukaan
batu, kulit pohon atau di tanah.
b. Foliose, relatif lebih longgar melekat pada substratnya. Thallusnya datar,
lebar, banyak lekukan seperti daun yang mengkerut berputar.
c. Fruticose, talus berupa semak dan memiliki banyak cabang dengan bentuk
seperti pita. Thallus tumbuh tegak atau menggantung pada batu, daun-
daunan atau cabang pohon.
d. Squamulos, memiliki lobus-lobus seperti sisik, berukuran kecil dan saling
bertindih dan sering memiliki struktur tubuh buah yang disebut podetia.

11
5.3.3.2 Klasifikasi Lichenes

Lichenes memiliki klasifikasi yang bervariasi dan dasar-dasar klasifikasinya


secara umum berdasarkan komponen cendawan yang menyusunnya yaitu :
a. Aschilichenes, cendawan penyusunnya tergolong pyrenomycetales, maka
tubuh buah yang dihasilkan berupa peritesium.
b. Basidiolichenes, berasal dari jamur Basidiomycetes dan alga
mycophyceae.
c. Lichenes Imperfect, deutromycetres fungi, steril.

5.3.3.4 Perkembangbiakan Lichenes

Perkembangbiakan lichenes melalui tiga cara yaitu perkembangan secara


vegetatif (fragmentasi, isidia, soredia), secara aseksual dan secara seksual.
5.3.3.5 Kegunaan Lichenes dalam Kehidupan

Lichenes memiliki banyak kegunaan dalam kehidupan yaitu :


a. Sebagai bahan makanan
b. Sebagai obat-obatan
c. Antibiotik

BAB VI
SISTEMATIKA, PERKEMBANGBIAKAN DAN PERAN
DIVISI BRYOPHYTA : KELAS HEPATICAE DAN MUSCI

6.1 Pengertian Bryophyta (Tumbuhan Lumut)

Lumut adalah divisi tumbuhan yang hidup di darat, dan umumnya memiliki
warna hijau dan berukuran kecil. Lumut hidup pada batu, kayu gelondongan,
pepohonan, dan di tanah. Lumut mempunyai sel-sel plastid yang dapat
menghasilkan klorofil a dan b, sehingga dapat membuat makanan sendiri. Lumut
termasuk ke dalam kingdom plantae, yang mana kingdom plantae meliputi semua

12
organisme yang multiseluler dan telah berdiferensi, eukariotik, dan dinding selnya
mempunyai selulosa.

6.2 Ciri-ciri Bryophyta


Ciri-ciri dari tumbuhan lumut (Bryophyta) adalah sebagai berikut :
a. Berukuran kecil dan jarang mencapai 15 cm
b. Bentuknya pipih seperti pita, dan adapula seperti batang dengan daun yang
kecil
c. Sel-sel penyusun tubuhnya mempunyai dinding sel yang tersusun atas
selulosa
d. Pertumbuhan pada lumut yaitu secara memanjang
e. Susunan gametangiumnya mempunyai susunan yang khas, yang sering
dijumpai pada tumbuhan paku, terutama arkegoniumnya
f. Daunnya setebal satu lapis sel, kecuali ibu tulang daun yang lebih dari satu
lapis
g. Batang dan daunnya mempunyai susunan yang berbeda, yaitu :
1) Selapis sel kulit, yang beberapa diantaranya membentuk rizoid
epidermis, rizoid tampak seperti benang yang berfungsi sebagai akar
dan menyerapa makanan dari air dan gram mineral.
2) Lapisan kulit dalam tersusun atas korteks, silinder pusat yang terdiri
dari sel penunjang atau parenkim yang memanjang, dan tidak
mengandung xilem dan floem.
3) Silinder pusat, terdiri atas sel parenkim yang berguna untuk
mengangkut ari dan garam mineral.
h. Sporofit terdiri atas :
1) Seta atau tangki
2) Vaginula
3) Apofisis
4) Kaliptra atau tudung
5) Kolumela

13
i. Sistem reproduksi bersifat metagenesis, yaitu reproduksi silih berganti
antara seksual (gametofit) dan aseksual (sporofit).

6.3 Klasifikasi Divisi Bryophyta


6.3.1 Kelas Lumut Hati (Hepaticeae)

Lumut hati dibagi menjadi 2 kelompok berdasarkan bentuk talusnya, yaitu


lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun. Alat kelamin terletak pada bagian
dorsal talus pada jenis terletak pada bagian terminal. Lumut hati berkembang biak
dengan oogami secara generatif, dan dengan fragmentasi, tunas, dan kuncup eram
secara vegetatif. Di dalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan dan
disebut dengan elatera, elatera ini akan terlepas saat kapsul terbuka, sehingga akan
membantu memancqarkan spora. Lumut hati dibedakan kedalam 3 bangsa yaitu :

1. Bangsa Lumut Tanduk (Anthocerotales)

Tubuh lumut tanduk menyerupai lumut hati yang menyerupai seperti talus,
tetapi sporofitnya berbentuk kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk
dari gametofit. Lumut tanduk banyak ditemukan di tepi-tepi sungai dan danau,
disepanjang selokan, ditepi jalan yang basah dan lembab. Salah satucontoh
dari lumut tanduk adalah Anthoceros laevis.

2. Bangsa Marchantiales

Lumut hati yang termasuk ke dalam bangsa ini memiliki susunan talus
yang agak rumit. Pada sisi bawah talus terdapat selapis selpsel yang
menyerupai daun yang dinamakan sisik-sisik perut atau sisik-sisik ventral,
selain itu pada sisi bawah talus terdapat rizoid-rizoid yangbersifat fototrof
negative dan dinding selnya mempunyai penebalan ke dalam yang bentuknya
seperti sekat-sekat yang tidak sempurna.

3. Bangsa Jungermaniales

14
Lumut yang termasuk ke dalam bangsa ini adalah lumut hati yang kecil,
hidup diatas tanah atau batang-batang pohon, di daerah tropika juga sebagai
epifit pada daun pohon-pepohonan dalam hutan. Bangsa ini meliputi kurang
lebih 900 jenis dan merupakan 90%dari semua hepaticeae.

6.3.2 Kelas Lumut Daun (Musci)

Lumut daun dan lumut sejati merupakan lumut yang sering kita jumpai
karena tempat hidupnya yang lebih terbuka dibanding lumut lain, bentuknya pun
lebih menarik.lumut dauin ini mempunyai rusuk pada bagian tengahnya dan rusuk
tersebut tersusu pada batang dengan mengikuti garis spiral, panjangnya dapat
bervariasi dari suatu bagian dari satu inci dan mencapai satu kaki. Pada rusuk
tengah ini mengandung sel yang memanjang, fungsinya untuk mengangkut air dan
zat-zat hara.
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodik
mengalami masa kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerakpun dapat
tumbuh. Selanjutnya lumut ini dapat dijunpai di atas rumput-rumput, diatas batuan
cadas, pada batang pohon dan cabang-cabang pohon, di rawa-rawa, tetapi jarang
di dalam air. Contoh nlumut ini adalah Polytricum juniperinum, Furaria,
Pogonatum cirratum, Aerobrysis longissima, dan lumut gambut. Lumut hati
(Musci) dibedakan dalam tiga bangsa, yaitu:

1. Bangsa Andreales

Bangsa ini hanya memuat satu suku, yaitu suku Andreacea, dengan satu
marga Andrea. Protonema berbentuk pita yang bercabang. Kapsul spora mula-
mula disleubungioleh kaliptra yang bentuknya seperti kopyah bayi. Jika sudah
masak pecah dengan 4 katup-katup.

2. Bangsa Sphagnales

Bangsa ini hanya terdiri atas satu suku Sphagnaceae dan satu marga
Sphagnum. Protonema tidak berbentuk benang, melainkan merupakan suatu

15
badan berbentuk daun kecil, tepinya bertoreh-toreh dan hanya terdiri atas
selapis sel saja.

3. Bangsa Bryales

Sebagian besar lumut masuk ke dalam bangsa ini. Pada bangsa ini kapsul
sporanya telah mencapai diferensiasi yang paling mendalam. Sporogoniumnya
mempunyai suatu tangkai yang elastis, yang dinamakan seta.

6.4 Perkembangbiakan Bryophyta

a. Reproduksi Vegetatif
Perkembangbiakan lumut secar avegetatif dapat dilakukan dengan banyak
cara, antara lain :
1) Membentuk tunas pada pangkal batang dan selanjutnya tunas terlepas dan
berkembang menjadi individu baru.
2) Membentuk stolon
3) Batang lumut yang bercabang-cabang mati, lalu cabnagnya tumbuh dan
berkembang menjadi individu baru.
4) Protonema primer membentuk individu baru.
5) Protonrma putus-putus menjadi banyak protonema
6) Membentuk kuncup

b. Reproduksi Generatif

Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya.


Tumbuhan lumut yang sering dijumpai merupakan bagian perkembangan
lumut pada tahap gametofit yang haploid. Sel-sel kelamin jantan dihasilkan
dari anteridium dan sel-sel kelamin betina terletak di dala arkegonium.
Anteridium yang masak akan melepaskan sel-sel sperma dan akan jatuh ke
dalam arkegonium. Sel-sel sperma berenang menuju arkegonium untuk
membuahi ovum. Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit. Sporofit
ini diploid dan berusia pendek. Sporofit akan membentuk kapsula yang

16
disebut sporogonium pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid
yang dibentuk melalui pembelahan meiosis. Sporogonium masak akan
melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang disebut
protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan
menumbuhkan gametofit baru. Reproduksi generatif dilakukan dengan dua
cara yaitu :
1) Membentuk spora haploid (n)
2) Membentuk pundi kuncup (gemma cup)

6.5 Peranan Bryophyta Dalam Kehidupan


Dalam kehidupan sehari-hari, tumbuhan lumut memiliki peranan yaitu :
a. Sebagai vegetasi perintis, yaitu dapat melapukkan batuan-batuan, sehingga
bertahap akan membentuk tanah baru yang berfungsi sebagai tempat
tumbuh tanaman lainnya.
b. Tumbuhan lumut yang hiduyp di hutan atau di atas permukaan tanah dapat
mencegah erosi dan mampu menyerap air sehingga dapat menyediakan air
pada musim kemarau.
c. Tumbuhan lumut yang sudah mati juga dapat dimanfaatkan sebagai
penambat zat organik dalam tanah sehingga tanah menjadi subur.
d. Marchantia polymorpha untuk mengobati gangguan fungsi hati.
e. Sphagnum sp. Sebagai pengganti kapas dan sebagai bahan bakar.
f. Sphagnum sp. Di daerah rawa akan membentuk tanah gambut.

17
BAB III
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN

3.1. Kelebihan Pada Bab V dan IV


a. Pada bagian 5.1 menjelaskan ciri-ciri, definisi, reproduksi, tumbuhan
thallophyta. Menggambarkan secara umum tanaman ini, hal ini terlihat
pada tumbuhan talus merupakan tumbuhan yang struktur tubuhnya masi
belum bisa dibedakan antara akar, batang, dan daun. Perkembangbiakan
pada umumnya secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual), dengan
spora sebagai alat perkembangbiakannya.
b. Pada bagian 5.2 menjelaskan bahwa Talus terkadang mempunyai
kemiripan dengan tumbuhan tingkata tinggi.
c. Pada bagian 5.3 menjelaskan tentang pembagian talus berdasarkan cara
hidupnya ada tiga yaitu : Ganggang (algae), Cendawan atau Jamur
(Fungi), Lumut Kerak (Lichenes).
d. Pada bagian ini dijelaskannya Klasifikasi tumbuhan yang termasuk ke
dalam anak divisi ganggang (algae) kedalam tujuh kelas, dituliskan pula
ordo dari masing-masing kelas.
e. Pada bagian 5.3.2.1 memaparkan pembagian kelas dari anak divisi jamur
kedalam 3 kelas yaitu Phycomycetes, Eumycetes, dan Myxomycetes. Pada

18
setiap kelas dipaparkan pembagian kelas dalam beberapa ordo dan disertai
dengan penjelasan dan gambar dari masing- masing kelas.
f. Pada bagian 5.3.3 menjelaskan bahwa alga dan jamur bersimbiosis
membentuk lichenes baru jika bertemu jenis yang tepat. Algae yang ikut
menyusun tubuh lichenes gonodium, dapat bersel tunggal maupun berupa
koloni.
g. Pada bagian 5.3.3.1 menjelaskan morfologi luar yang mangatakan bahwa
tubuh lichenes dinamakan Thallus yang secara vegetatif mempunyai
kemiripan dengan alga dan jamur.
h. Kemudian menjelaskan pembagian lichenes berdasarkan bentuknya yaitu :
Crustose, Foliose, Fruticose, Squamulose. Disertai pula dengan gambar
dan nama spesies dari masing-masing bagian.
i. Pada bagiab 5.3.3.2 menjelaskan bahwa lichenes memiliki klasifikasi yang
bervariasi dan dasar-dasar klasifikasinya secara umum. Ini berdasarkan
cendawan yang menyusunnya ada tiga yaitu : Ascolichenes,
Basidiolichenes, Lichen imperfect.
j. Pada bagian 5.3.3.3 menjelaskan taksonomi lichenes menurut Misra dan
Agrawal yang dimulai dari kelas hingga famili. Hal ini terlihat pada salah
satu contoh yang penulis buat : Klas Ascolichens, ordo Lecanorales,
family Lichinaceae.
k. Pada bagian 5.3.3.4 menjelaskan perkembangbiakan lichenes melalui tiga
cara yaitu secara vegetatif ( fragmentasi, soredia, isidia), aseksual dan
seksual.
l. Pada bagian 5.3.3.5 memaparkan macam- macam kegunaan dan bahaya.
Kegunaanya yaitu : sebagai bahan makanan, obat-obatan, dan sebagai
antibiotik.
m. Pada bagian 6.1 menjelaskan bahwa lumut mempunyai sel-sel plastid yang
dapat menghasilkan klorofil, A dan B, sehingga dapat membuat makanan
sendiri dan bersifat autotrof.
n. Pada bagian 6.2 Ciri-ciri tumbuhan dipaparkan dengan jelas.

19
o. Antara judul dengan isi yang dibahas sudah relevan, yaitu membahas
mengenai Botani Cryptogamae.
p. Cover buku menarik.
q. Identitas buku cukup lengkap, mulai dari judul buku, nama penulis,
penerbit, tahun terbit, kota terbit, e-mail terkait, dan ISSBN.
r. Kata pengantar buku sudah meliputi 3 komponen utama yaitu, ucapan puji
syukur, ucapan terima kasih dan harapan penulis.
s. Penjelasan di dalam buku dilengakapi dengan foot note.
t. Pembahasan isi di dalam buku secara umu dijelaskan secara lengkap.

3.2. Kekurangan Pada Bab V dan IV


a. Pada bagian judul : Sistematika, Perkembangbikan dan Peran Divisi
Thallophyta. Kata “Sistematika” sulit dipahami.
b. Pada bagian 5.1, perkembangbiakan secara vegetatif tidak dijelaskan
seperti perkembangbiakan generatif.
c. Pada bagian 5.3, menyajikan gambar, tetapi tidak disertai dengan nomor
gambar.
d. Pada bagian 5.3.1, menjelaskan : berdasarkan pigmen alga terbagi
menjadi lima, tidak ada dibuatnya gambar sehingga sulit untuk
memahami dan membedakan kelima alga ini
e. Pada bagian 5.3.1 tidak dijelaskan pula berdasarkan apa algae ini
dibedakan, maksud dari kemotaksis, serta penjelasan dari masing-masing
ordo.
f. Pada bagian 5.3.2 paragraf pertama diulang kembali pada paragraf dua,
tidak dijelaskannya makna dari kormotofora. Pada bagian paragraf ke
tiga kembali tidak dijelaskannya isogami, anisogami, oogami,
gamitangiogami, dan somatogami yang merupakan cara pembiakan
aseksual.

20
g. Gambar yang disajikan tidak memakai nomor dan nama, sama srperti
pada pada gambar halaman 81.
h. Pada halaman 88, 90, 92, gambar yang disajikan tidak memakai nomor
dan nama tumbuhan ini.
i. Pada halaman 89,95,96, 97, gambar tidak disertai dengan nomor.
j. Pada bagian kelas Charophyceae (ganggang karang) tidak dijelaskan
berdasarkan apa sehingga kelas ini merupakan golongan yang ter
asingkan.
k. Pada pembagian 5.3.2.1 anak divisi fungi dibedakan menjadi dua kelas
sedangkan yang di paparkan itu sebanyak tiga kelas, yaitu Phycomycetes,
Eumycetes dan Myxomycetes. Artinya disini tidak sinkronnya antara
judul dengan pembahasan.
l. Pada bagian 5.3.3 pernyataan paragraf 2 kalimat 3 tidak relevan dengan
pernyataan paragraf ketiga kalimat kedua.
m. Tidak relevannya antara judul "Kegunaan Lichenes dalam kehidupan
yang terletak pada bagian 5.3.3.5 dengan yang ada di daftar isi. Di daftar
isi kegunaan ini terletak pada bagian 5.3.3.4
n. Sementara di pembahasan bagian 5.3.3.4 menjelaskan perkembangbiakan
lichenes, dan di daftar isi tidak ada bagian perkembangbiakan lichenes.
o. Dalam sistematika klasifikasinya, tidak dijelaskan hingga Famili, Genus
dan Spesies.
p. Pada bagian 6.1 menjelaskan bahwa lumut berada diantara ganggang
hijau dan tumbuhan berpembuluh.
q. Pada bagian 6.2 dalam menuliskan poin-poinnya tidak mengguanakan
penomoran ataupu huruf, (menggunakan tanda )

21
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

Divisi ini meliputi tumbuh-tumbuhan yang memiliki ciri utama berbentuk


talus. Tumbuhan taus merupakan tumbuhan yang struktur tubuhnya masih belum
bias dibedakan antara akar, batang dan daun. Sedangkan tumbuhan yang sudah
dapat dibedakan adalah tumuhan kormus. Ciri lainya yaitu tersusun oleh satu sel
dan berbentuk bulat hingga mirip dengan tumbuhan tingkat tinggi. Perkembang
biakan secara seksual dan aseksual. Aseksual terjadi melalui peleburan gamet
didalam gametangium. Cara hidup pada tumbuhan thallus ada tiga cara yaitu :

Ciri-ciri umum tumbuhan thallophyta

1. Memiliki ciri utama tubuh yang berbentuk talus.


2. Terediri dari satu sel
3. Perkembang biakan secara generative dan vegetative.

22
Lumut adalah sebuah divisi tumbuhan yang hidup di darat, yang umumnya
berwarna hijau dan beukuan kecil. Lumut merupakan kelompok tumbuhan ini
penyebarannya menggunakan spora dan telah mendiami bumi semenjak kurang
lebih 350 juta tahun yang lalu. Ciri-ciri tumbuhan lumut Bryophyta :

1. kecil dan jarang mencapai 15 cm


2. Bentuknya piph seperti pita
3. Mempunya dinding sel yang tersusun atau selulosa
4. Pertumbuhan secara memanjang

5. Gametnya (arkegonium ataupun anteredium)


6. Daunnya setebal satu lapis sel
7. Batang dan daunnya mempunyai susunan yang bebeda.
8. Memiliki sporangium
9. System reproduksi bersifat metagenesis

4. 2. Saran
Dalam buku pasti ada kekurangan dan kelebihan sehingga dibutuhkannya
adanya penilaian, untuk adanya perbaikan dalam pembuatan buku
selanjutnya. Kami berterima kasih kepada penulis karena telah mengizinkan
bukunya untuk di krtik. Kami sebagai pengkritik berharap ada perbaikan
dipenulisan buku berikutnya. Dalam menulis sebuah buku banyak yang harus
diperhatikan, agar buku ditulis jauh dari kata kekurangan. Yang diperhatikan
meliputi pembahasan buku, penulisan isi buku, referensi yang digunakan, dan
banyak hal lainnya yang harus diperhatikan.

23
DAFTAR PUSTAKA

Ulfa, Widya Syarifah.2017. Botani Cryptogamae.Medan : Perdana Publishing

24

Potrebbero piacerti anche