Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
DI SUSUN OLEH
1. Oktavia andriyani (14080121)
2. Hadi trisaputro (14080124)
3. Ayu wulandari (14080126)
4. Nok fitrotul ulum (14080128)
5. Dwi isti artika sari (14080130)
6. Arum lestari (14080144)
7. Inas hafizah (14080145)
8. Dani wahyu hidayat (14080146)
9. Erni widiastuti (14080153)
I
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL...................................................................................................... I
C. Tujuan ..................................................................................................................... VI
A. KESIMPULAN ..................................................................................................... 43
II
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kesehatan yang ada, masyarakat makin kritis terhadap layanan mutu yang
Suatu organisasi idealnya harus peduli dengan mutu atau kualitas yang
Sakit sebagai sarana kesehatan yang utama masyarakat untuk upaya kesehatn,
maka sudah sewajarnya jika suatu Rumah Sakit tiada hentinya selalu berbrnah
III
instansi yang ada di rumah sakit dan profesi–profesi kesehatan yang ada di
masyarakat.
Sakit, Penunjang Medik yang juga harus berbenah diri untuk mendukung
mencapai hasil keluaran yang optimal tersebut. Instalasi Farmasi Rumah Sakit
hendaknya juga dapat merubah paradigma yang melekat padanya selama ini.
IFRS selama ini hanya terjebak di pelayanan stock, harus segera berbenah diri
di rumah sakit, merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem
urutan ke-2 bagi managerial Rumah Sakit. Salah satu bentuk pendekatan,
IV
Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah Pelayanan Informasi Obat dan
farmasi klinis merupan kerja tim, apoteker dengan profesi kesehatan lain
Farmasi Klinis lebih ditekankan dipelayanan rawat inap rumah sakit dan
dihasilkan dari pelayan informasi obat dan praktek Pelayanan Farmasi Klinis
yang cukup tinggi dari berbagai profesi yang ada terlebih apoteker, disampint
tantangan lainnya yang cukup beragam dari masyarakat dan managerial rumah
lainnya, seperti komite farmasi klinis, sofeware, sumber daya manusia yang
V
ada di Rumah Sakit juga perlu disiapkan baik kualitas dan kuantitasnya.
Metode evaluasi bagaimana yang akan diterapkan bagi komite farmasi klinis,
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana mutu pelayanan di rumah sakit ?
2. Apa yang dimaksud rumah sakit dan pelayanan farmasi rumah sakit ?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui mutu pelayanan di rumah sakit
sakit
VI
1
BAB II
ISI
A. Mutu Pelayanan
secara sistem oleh semua pihak, partisipasi aktif yang dipimpin oleh
disatu pihak dapat menimbulkan kepuasan pada setiap pasien sesuai dengan
penyelenggaraannya sesuai dengan standar dan kode etik profesi yang telah
pelayanan kesehatan.
telah berubah.
4. Persepsi manajer dan para tenaga kerja pelayanan kesehatan yang telah
banyak berubah.
pelayanan kesehatan.
semakin terancam.
produk dan jasa. Rumah sakit merupakan pelayanan produk dan jasa yang
utama pada pelayanan produk dan jasa meliputi lima dimensi penilaian yaitu
3
para staf dalam melakukan pelayanan bermutu yang menjamin bebas dari
Massachusetts).
bahwa suatu produk yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapan.
peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Oleh karena itu, fungsi rumah sakit
adalah:
dimensi produk, mutu, macam, jumlah, dan harga produk, fasilitas produksi,
produksi, biaya produksi (biaya pokok) dan harga jual, ada margin
keuntungan usaha. Adapun tugas pokok dari Farmasi Rumah Sakit meliputi:
rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Hal tersebut
menyebutkan bahwa pelayanan farmasi rumah sakit adalah bagian yang tidak
meliputi:
3. Pengkajian Resep
4. Dispensing
7. Konseling
9. Ronde/Visite Pasien
evaluasi pelayanan
evaluasi pelayanan
sakit.
persyaratan kefarmasian.
rumah sakit.
8
alat kesehatan
kesehatan
C. Farmasi Klinis
secara drastis dalam kurun waktu 40 tahun terakhir terjadi di abad ke 20.
dan tugas yang diemban, hubungan dengan profesi medis, tekanan pada
pelayan penderita (patient care), sikap aktif atau pasif pada pelayanan.
maka tugas dan fungsi farmasi berubah. Apoteker tidak banyak lagi meracik
obat karena obat yang diresepkan dokter kebanyakan obat jadi berkualitas
pada waktu yang tepat, dalam jumlah yang benar, membuat pasien tahu
2. Pharmacist-lah yang sangat handal dan terlatih serta pakar dalam hal
obat yang salah, penyalahgunaan obat dan penulisan resep yang irrasional.
10
aspek:
1. Manajemen
2. Farmasi Klinik
kepada pasien lebih dari orientasi kepada produk. Farmasis atau Apoteker
farmasis harus bertanggung jawab terhadap setiap saran atau tindakan yang
responsibility for a patient’s drug therapy needs, and is held accountable for
this commitment”.
pasien dan peresepan. Adapun filosofi farmasi klinis dengan peresepan yang
baik yaitu;
a. Ketepatan indikasi
pasien
d. Evaluasi terapi
e. Meminimalkan resiko
2. Meminimalkan Biaya
a. Untuk rumah sakit dan pasien (apakah obat yang dipilih paling
keberhasilan terapi
3. Konsultan keliling
Scheme)
perlindungan kesehatan
1. Konseling
6. Penanganan sitostatika
8. Mengenal reaksi yang tidak dikehendaki (karena obat) yang mungkin terjadi
17. Memberikan pendapat atau saran kepada tenaga professional kesehatan dan
6. Kesalahan dispensing
8. Indiosinkrasi pasien
(non compliance)
14. Gagal untuk mengenali dan menyelesaikan adanya keputusan terapi yang
tidak tepat
proses penyakit serta mencegah penyakit atau gejalanya. Namun tidak dapat
pengambilan dan penggunaan obat pasien rawat jalan dan pasien rawat inap.
obat kepada pasien dan tenaga kesehatan mengenai nama obat, tujuan
obat, efek samping obat, tanda-tanda toksisitas, cara penyimpanan obat dan
oleh dokter kepada pasien dengan metode open-ended question, apa yang
3. Komputer
4. Telpon
5. Lemari arsip
6. Kartu arsip
menyelesaikan masalah terapi obat dan untuk mencapai tujuan terapi. Tujuan
tujuan terapi individual, mencegah masalah terapi obat yang potensial terjadi
kemudian hari.
setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang
terjadi pada dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosis dan terapi. Tujuan dari pemantauan dan pelaporan efek
20
samping obat yaitu menemukan ESO (Efek Samping Obat) sedini mungkin
dan insidensi Efek Samping Obat yang sudah dikenal sekali, yang baru saja
dan pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami Efek Samping Obat,
Obat Nasional.
dari dispensing untuk mendapatkan dosis yang tepat dan aman, menyediakan
nutrisi bagi penderita yang tidak dapat menerima makanan secara oral atau
parenteral nutrisi dan dispensing sediaan farmasi pencampuran obat steril) dan
nutrisi.
bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi kesehatan lainnya
yang rasional.
inap bersama tim dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuannya yaitu
lain.
keterangan pada formulir resep untuk menjamin penggunaan obat yang benar.
dan penyelesaian masalah dalam satu buku dan buku ini digunakan oleh setiap
kunjungan.
ward/bangsal meliputi:
10. Memeriksa kesesuaian obat dan ketepatan dosis obat yang dipergunakan
12. Menanyakan riwayat pemakaian obat pada saat pasien masuk rumah sakit
untuk menjamin obat-obat yang digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan
saat ini atas pola penggunaan obat pada pelayanan kesehatan/dokter tertentu.
dengan yang lain. Penilaian berkala atas penggunaan obat spesifik Menilai
permintaan dari dokter yang merawat karena indeks terapi yang sempit.
24
serum dan plasma darah. Memeriksa kadar obat yang terdapat dalam plasma
kejadian
3. Memperbaiki peresepan
sakit
masukan.
dilaksanakan
cara pemberian serta dalam evaluasi terapi. Dengan kata lain peran
kurang normal atau aturan obat yang rumit (lansia atau polifarmasi)
indikator, suatu alat/tolok ukur yang hasil menunjuk pada ukuran kepatuhan
terhadap standar yang telah ditetapkan. Makin sesuai yang diukur dengan
Indikator atau kriteria yang baik sebagai berikut; harus sesuai dengan
munculnya masalah baru, ketiga tahap proses ini terjadi terus menerus bagi
seorang pasien.
obat yang diproduksi di rumah sakit sesuai CPOB (Cara Pembuatan Obat
aktual, tidak bias dan terkini kepada dokter, apoteker, perawat, profesi
kesehatan lainnya dan pasien atau keluarga pasien. Tujuan dari pelayanan
adanya pelayanan informasi obat proses pengunaan obat dapat diambil lebih
tepat, misalnya:
c. Seimbang
d. Ilmiah
antara lain:
tatap muka.
penggunaan obat-obatan.
rumah sakit dan meninjau terhadap obat-obat baru yang diajukan untuk
informasi obat.
konsumen secara aktif dan pasif. Menjawab pertanyaan dari pasien maupun
tenaga kesehatan melalui telepon, surat atau tatap muka. Membuat buletin,
dengan PKMRS melakukan kegiatan penyuluhan bagi pasien rawat jalan dan
obat
3. Komputer
4. Telpon - Faxcimile
5. Lemari arsip
6. Kartu arsip
untuk pelayanan informasi obat untuk 200 tempat tidur idealnya adalah 20
meter2 sedangkan untuk 400-600 tempat tidur seluas 40 meter2 dan untuk
referensi primer (informasi obat terbaru langsung dari peneliti, misal jurnal),
referensi sekunder (indeks atau abstrak dari original artikel, missal medline),
menjawab pertanyaan.
e. Urgency jawaban
tempat lainnya.
penanya.
kerja jika ada pertanyaan serupa akan lebih cepat mencari jawabannya.
d. Uraian pertanyaan.
i. Jawaban pertanyaan.
BAB III
PEMBAHASAN
yang aman, baik, layak, dan bermanfaat. Oleh sebab itu sudah seharusnyalah Rumah
Sakit dan Instalasi Farmasi Rumah Sakit juga meningkatkan produksi atau
mengedarkan komoditi yang bermutu serta memberikan yang terbaik bagi pelanggan
Pelayanan Farmasi Rumah Sakit merupakan bagian dari sistem jasa Pelayanan
Rumah Sakit. Pelayanan Farmasi Rumah Sakit juga harus berbenah diri melakukan
pelayanan profesi, adanya sistem pelayanan farmasi, serta ada standar pelayanan yang
segera dimulai dapat segera menjamin mutu pelayanan sesuai harapan semua pihak
yang terkait.
perkembangan yang cepat, harus dapat memilah informasi yang dibutuhkan. Adanya
hubungan signifikan antara pemakaian obat versus morbiditas dan mortalitas, biaya
Sakit akan mengubah pelayanan yang sifatnya individual menuju pelayanan berbasis
36
sistem dan terintegrasi. Artinya akan dikembangkan sistem dan mekanisme serta
prosedur yang dapat menjamin tidak terjadinya medication error, baik di rawat inap
maupun di pelayanan rawat jalan. Pelayanan Farmasi Klinik yang akan dilaksanakan
senantiasa meng-update informasi dan keilmuan yang berbasis pada bukti terkini
pasien dan peresepan dengan harapan dapat memberikan jaminan pengobatan lebih
rasional (efektif, aman, tersedia dan dengan biaya terjangkau) kepada pasien. Manfaat
Pelayanan Farmasi Klinis di Rumah Sakit untuk pasien berupa pelayanan untuk
kemugkinan besar biaya pengobatanpun dapat ditekan yang dikarenakan obat yang
diminum hanya yang diperlukan buat terapi saja. Disamping itu kepentingan, hak
pasienpun dapat lebih optimal terlayani Adapun manfaat bagi masyarakat umum,
tentang obat dan pengobatan dengan mengunakan obat relatif lebih mudah. Bagi
tenaga profesi kesehatan lainnya dengan adanya Pelayanan Farmasi Klinis dapat lebih
masing profesi kesehatan. Manfaaat umum bagi Rumah Sakit dengan adanya
mungkin dapat dilaksanakan dulu untuk mencapai Program Pelayanan Farmasi Klinis
yang ideal adalah Pusat Pelayanan Informasi Obat dan Sistem Distribusi Obat Unit
Dose Dispensing (UDD). UDD adalah layanan distribusi obat kepasien rawat inap
prescribing. Biasanya UDD diawali dari perawatan rawat inap intensif, misalnya di
ICU, CCU, PICU, NICU, Geriatri. Alur pelayanan UDD dari meliputi dokter menulis
diserahkan ke perawat. Ada berbagai manfaat yang didapat dari pendekatan Program
Pelayanan Farmasi Klinis dalam bentuk distribusi UDD ini. Manfaat bagi pasien
antara lain pasien mendapatkan pelayanan yang cito, segera terpenuhi kebutuhannya,
lebih hemat karena pasien hanya membayar perbekalan farmasi yang dibutuhkan hari
itu. Manfaat bagi Rumah Sakit, managerial, perbekalan farmasi lebih dapat terkontrol
karena hanya dibutuhkan untuk pelayanan satu hari saja dan juga makin tipis adanya
adalah pengawasan dan pengendalian perbekalan faramsi juga relatif lebih mudah,
medical error relatif lebih rendah, karena obat dicek 2 kali, oleh farmasis sewaktu
menyiapkan obat dan dicek lagi oleh perawat waktu menyerahkan obat ke pasien.
Dengan adanya system UDD peran apoteker dalam melayani pasien lebih terfokus
38
kualitasnya, sehingga bukan hal yang mustahil filosofi, tujuan, ruang lingkup
Pelayanan Farmasi Klinis di Rumah Sakit dapat terpenuhi setapak demi setapak.
Informasi Obat. Apoteker yang masih kurang percaya diri untuk memulai dan
kelompok kerja dan ketidak nyamanan kerja di Rumah Sakit. Adanya kuantitas
profesi kesehatan lainnya yang ada di Rumah Sakit. Adanya profesi kesehatan
lainnya di Rumah Sakit yang kurang komonikatif. Adanya kerjasama antara tenaga
kesehatan yang ada di Rumah Sakit dengan Pihak luar (eksternal) Rumah Sakit.
Untuk memenuhi harapan yang sesuai dengan tujuan dan manfaat yang akan
di ambil oleh Apoteker, Komite Farmasi Klinis, Instalasi Farmasi Rumah Sakit,
Diperlukan suatu Komite Pelayanan Farmasi Klinis dan Menganalisi Rasio manfaat
bangsal yang akan dipergunakan percobaan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan
hasil Pelayanan Farmasi Klinis. Walaupun waktu dan kuantitas tenaga bukan suatu
dalam waktu 2-3 tahun hasil, manfaat program Pelayanan Farmasi Klinis umumnya
tingkat keberhasilannya akan lebih optimal jika ada komitmen untuk bekerjasama
antar profesi kesehatan yang ada untuk mencapai tujuan pelayanan optimal bagi
40
pasien. Disamping itu profesionalisme, pengetahuan yang selalu ter up date serta
kuantitas dan kualitas dari masing-masing profesi kesehatan terlebih apoteker sanggat
antara tenaga kesehatan yang terlibat dan Pimpinan Rumah Sakit diperlukan untuk
lainnya, pasien serta keluarga pasien) memperoleh informasi dari perusahan atau
Dengan adanya Pelayanan Informasi Obat yang aktif dan selalu siap sedia
dalam melayani akan banyak berperan, memenuhi kebutuhan akan informasi obat
yang up to date ke Komite Farmasi dan Terapi, Komite Pelayanan Farmasi Klinis,
profesi tenaga kesehatan lainnya yang membutuhkan sumber informasi obat yang
cepat, mudah dan dapat dipercaya. Disamping itu masyarakat pengunjung Rumah
Sakit Koesma juga dapat memperoleh manfaat Pelayanan Informasi Obat melalui
pengunjung Rumah Sakit akan manfaat, tingkat keamanan pemakaian obat dan
pengobatan dengan obat. Adanya program penyebaran leflet, brosur, bulletin akan
41
Pelyanan Informasi Obat bisa juga menjadi salah satu ruang lingkup dari
Pelayanan Farmasi Klinis, pelayanan farmasi rumah sakit di Rumah Sakit. Pelayanan
Informasi Obat di Rumah Sakit hendaknya dibawah tanggung jawab seorang apoteker
obat di Rumah Sakit akan lebih baik lagi bila diberikan ruang gerak berstruktural
tersendiri, sehingga akan memberikan kontribusi yang lebih optimal sebagai bagian
Salah satu contoh kegiatan yang akan dilaksanakan oleh Pusat Pelayanan
Informasi Obat akan bekerja sama dengan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah
rumah sakit sehingga kualitas, mutu layanan rumah sakit akan lebih meningkat
disamping pengetahuan dan kesadaran masyarakat rumah sakit tentang obat juga akan
lebih meningkat.
referensi yang memadai serta aktif sehingga keberadaan dan fungsi dari layanan
informasi obat di rumah sakit besar dirasakan oleh tenaga kesehatan dan masyarakat
yang ada di rumah sakit. Selain itu supaya kegiatan-kegiatan Pelayanan Informasi
Obat kepada masyarakat rumah sakit bias lebih mengenal, mengetahui keberadaan
dan mendapatkan pelayanan yang terbaik diperlukan suatu tempat yang representatife
42
serta waktu yang terjadwal untuk menjalankan aktifitas pelayanan informasi obat di
Rumah Sakit baik untuk keperluan interen rumah sakit maupun masyarakat luas.
Perlu disadari akan peran, keberadaan Pusat Pelayanan Informasi Obat bagi
tenaga kesehatan lainya untuk menunjang sistem pelayanan yang ada di Rumah Sakit
memanglah dirasa penting. Maka dari itu dengan segala keterbatasan yang ada,
kompetensi yang segera dilimpahkan kepada seorang apoteker, mau tidak mau harus
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Sakit.
Anonim. 2006. Keputusan Direktur Jenderal Bina Kefarmasian Dan Alat Kesehatan
RI : 2006
Kurniawan, W. K., dan Chabib, L. 2010. Pelayanan Informasi Obat Teori dan
Siregar, Charles. JP., 2004. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Cetakan. I,
Siregar dkk. 2003. Farmasi Rumah Sakit Teori dan Penerapan. Buku Kedokteran
EGC : Jakarta
http://yuliantonagata.blogspot.co.id/2013/10/makalah-pelayanan-informasi-obat-
dan_20.html