Sei sulla pagina 1di 13

ANALISIS SENYAWA GOLONGAN KORTIKOSTEROID SINTETIK

(DEKSAMETASON DAN PREDNISON) DALAM JAMU SECARA


KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

Lilis Sugiarti, Ricson P. Hutagaol dan Tb Achyadi


Fakultas MIPA, UNB Bogor
Jl. K. H. Soleh Iskandar Km. 4, Cimanggu, Tanah Sareal – Bogor 16166
Telp. 0252-8340217, 7535605
e-mail : lilis_suwarno@yahoo.co.id

ABSTRACT

Synthetic Compounds Analysis of Group Corticosteroids (Dexamethasone and


Prednisone) at medicinal Herbs with High Performance Liquid Chromatography (HPLC)

Additional of chemicals into the traditional medicine is often done to make it an instant potent drug,
that can attract customers. The chemicals that often added, one of which is a synthetic corticosteroid groups such
as dexamethasone or prednisone. Dexamethasone and prednisone is hard drugs that should be used under a
doctor's supervision. The purpose of this study was to analyze the content of the compound of synthetic
corticosteroid dexamethasone and prednisone in herbal medicine in Bogor on June of 2011. Samples were taken
from the traditional market Ciawi, Bogor. Samples that was taken consisted of herbs stiff, stamina enhancer and
appetite enhancer, each sample consist of two brands and was taken twice of sampling. Sampling was conducted
in the first week of June and the second sampling conducted during the third week in June where samples were
taken from the same brand with a different batch number. Phase analysis included qualitative and quantitative
analysis of compounds dexamethasone and prednisone in herbal medicine phase HPLC, using a mixture of
deionized water: methanol : acetonitrile with composition 50 : 30 : 20, C18 column and UV-Vis detector at a
wavelength of 244 nm. Based on the research, found a compound dexamethasone on ten samples from twelve
samples analyzed, respectively by 0.52 mg/g, 0.54mg/g, 1.78 mg/g, 1.79 mg/g, 0 , 59 mg/g, 0.49 mg/g, 0.22 mg/g,
0.22 mg/g, 0.19 mg/g and 0.18 mg/g. The amount of content in different brands of herbal medicine
dexamethasone significantly different, whereas the content of dexamethasone on a brand drugs at the time of
sampling or a different batch numbers, were not significantly different. In addition to samples A1 and A2 were
found dexamethasone, prednisone also found the compound, each 1.56 mg/g and 1.92 mg/g, with prednisone
significantly different content.

Keywords : Dexamethasone, Prednisone, Corticosteroid, HPLC

AB STRAK

Penambahan bahan kimia ke dalam obat tradisional sering kali dilakukan untuk membuat obat tersebut
menjadi manjur secara instan, sehingga dap at menarik minat konsumen. Bahan kimia y ang biasa ditambahkan
salah satuny a adalah golongan kortikosteroid sintetik sep erti deksametason atau p rednison. Deksametason dan
p rednison merup akan obat keras y ang p enggunaanny a harus dalam p engawasan dokter. Tujuan p enelitian ini
adalah menganalisis kandungan seny awa golongan kortikosteroid sintetik deksametason dan p rednison dalam
jamu y ang beredar di kota Bogor p ada bulan Juni tahun 2011. Samp el diambil dari p asar tradisional Ciawi,
Bogor. Samp el y ang diambil terdiri dari jamu p egal linu, p enambah stamina dan p enambah nafsu makan,
masing–masing terdiri dari dua merek dan diambil sebany ak dua kali samp ling. Samp ling p ertama dilakukan
p ada minggu p ertama bulan Juni dan samp ling kedua dilakukan p ada minggu ketiga bulan Juni dimana samp el
diambil dari merek y ang sama dengan nomor batch y ang berbeda. Tahap analisis melip uti analisis kualitatif
maup un kuantitatif seny awa deksametason dan p rednison dalam jamu secara KCKT, menggunakan fase gerak
camp uran dari air deionisasi : metanol : asetonitril dengan komp osisi 50 : 30 : 20, kolom C18 dan detektor UV –
Vis p ada p anjang gelombang 244 nm. Berdasarkan p enelitian, ditemukan adany a seny awa deksametason p ada
sep uluh samp el dari dua belas samp el y ang dianalisis, masing – masing sebesar 0,52 mg/g, 0,54 mg/g, 1,78 mg/g,
1,79 mg/g, 0,59 mg/g, 0,49 mg/g, 0,22 mg/g, 0,22 mg/g, 0,19 mg/g dan 0,18 mg/g. Besarny a kandungan
deksametason dalam berbagai merek jamu berbeda secara ny ata, sedangkan kandungan deksametason p ada suatu
merek obat p ada waktu samp ling atau nomor batch y ang berbeda, tidak berbeda ny ata. Pada samp el A1 dan A2
selain ditemukan deksametason, juga ditemukan adany a seny awa p rednison, masing – masing 1,56 mg/g dan
1,92mg/g, dengan kandungan p rednison y ang berbeda ny ata.

Kata Kunci : Deksametason, Prednison, Kortikosteroid, KCKT


...........................................…………………………
2 Analisis Senyawa Golongan Kortikosteroid Sintetik
Analisis Senyawa
...........................................…………………………
Golongan Kortikosteroid Sintetik 2

PENDAHULUAN stamina dan penambah nafsu makan) untuk


meningkatkan khasiat jamu tersebut.
Pencampuran jamu dengan bahan– Kortikosteoid sintetik dibuat
bahan kimia berbahaya sering dilakukan dengan tujuan memperkuat efek – efek
oleh industri jamu (terutama industri glukokortikoid dan antiradangnya, serta
rumahan/home industry) untuk menjadikan menghilangkan sebanyak mungkin efek
jamu tersebut semakin berkhasiat secara mineralokortikoidnya. Kortikosteroid
instan. Hal tersebut terbukti melalui sintetik secara kimiawi dapat dibagi dalam
operasi pengawasan dan pengujian dua kelompok yaitu deltakortikoida dan
laboratorium oleh Badan Pengawas Obat fluorkortikoida. Deltakortikoida (adanya
dan Makanan Republik Indonesia (BPOM ikatan ganda pada atom C pertama dan
RI) dari tahun 2001 sampai tahun 2010, kedua atau disebut juga delta 1 – 2) seperti
dimana ditemukan sebanyak 178 merek prednison, memiliki daya glukokortikoid
obat tradisional yang dicampur/ ditambah lima kali lebih kuat dan daya
bahan kimia obat. mineralokortikoidnya lebih ringan
Pemerintah telah membuat dibandingkan dengan kortisol, sedangkan
peraturan tentang izin usaha industri obat lama kerjanya dua kali lebih panjang.
tradisional dan pendaftaran obat tradisional Sedangkan fluorkortikoida seperti
dalam Peraturan Menteri Kesehatan deksametason, merupakan turunan fluor
Republik Indonesia Nomor : dari prednisolon dengan satu atau dua atom
246/Menkes/Per/V/1990. Pada bab VIII, fluor pada atom C keenam/ C kesembilan
pasal 39 ayat 1(a) dan pasal 40 dijelaskan dalam posisi alfa. Fluorkortikoda memiliki
bahwa “industri obat tradisional atau daya glukokortikoid dan antiradang
industri kecil obat tradisional dilarang sepuluh sampai tiga puluh kali lebih kuat
memproduksi segala jenis obat tradisional dari kortisol dan daya mineralokortikoid
yang mengandung bahan kimia hasil nya praktis hilang sama sekali, waktu
isolasi atau sintetik yang berkhasiat obat” paruhnya lebih panjang (3 – 5 jam), karena
dan “obat tradisional tidak boleh perombakannya dalam hati dipersulit oleh
mengandung bahan lain yang tidak adanya substituen fluor, maka efeknya juga
tercantum dalam komposisi sebagaimana bertahan tiga sampai lima kali lebih lama
yang dilaporkan dalam permohonan dibanding kortisol (Tjay dan Kirana
pendaftaran” (Direktorat Pengawasan Obat Raharja, 2002).
Tradisional, 1994). Sehingga penambahan Deksametason dengan nama kimia
bahan kimia ke dalam jamu merupakan 9-fluoro-11β, 17, 21-trihidroksi-16α-
suatu tindakan yang melanggar hukum. metilpregna-1,4-diena-3,20-dion, memiliki
Bahan kimia yang sering rumus molekul C22 H29 FO5 dan berat
ditambahkan ke dalam jamu salah satunya molekul 392,5 g/mol (Morris dkk., 2008).
adalah obat golongan kortikosteroid Deksametason merupakan serbuk kristal
sintetik, hal ini dikarenakan obat berwarna putih atau hampir putih, tidak
kortikosteroid sintetik seperti berbau, stabil di udara, melebur pada suhu
deksametason atau prednison memiliki 250°C disertai peruraian (Bravo dkk.,
aksi farmakologi yang luas, sehingga dapat 2010). Berikut rumus bangun deksametason
digunakan dalam mengobati berbagai jenis menurut Morris dkk. (2008).
penyakit seperti penyakit reumatik, ginjal, Prednison adalah senyawa yang
alergi, asma, mata, kulit, hati dan lain – baru aktif setelah diubah dalam hati
lain (www.pediatrik.com, 2011). menjadi prednisolon. Kerjanya juga lebih
Disamping itu, menurut Tjay dan Kirana panjang (T1/2 = 3 jam) (Tjay dan Kirana
Raharja (2002) senyawa kortikosteroid Raharja, 2002). Prednison dengan nama
sintetik memberikan efek perasaan nyaman kimia 17,21-dihidroksipregna-1,4-diena-
dan segar, serta menambah nafsu makan, 3,11,20-trion, memiliki rumus kimia
sehingga senyawa ini sangat C21 H26 O5 dengan berat molekul 358,4
memungkinkan bila ditambahkan pada gram/mol. Prednison berupa serbuk kristal
jamu (terutama jamu pegal linu, penambah berwarna putih hingga hampir putih, tidak

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 1 – 11
...........................................…………………………
3 Analisis Senyawa Golongan Kortikosteroid Sintetik
Analisis Senyawa
...........................................…………………………
Golongan Kortikosteroid Sintetik 3

berbau, melebur pada suhu 230°C disertai CAS No. 67-56-1, asetonitril HPLC grade
peruraian (Bravo dkk., 2010). Berikut Fischer A998-4 CAS No. 75-05-8, kolom
rumus bangun prednison menurut Morris C-18 Agilent ZORBAK RX-C18 4,6 x 250
dkk. (2008). mm (5μm) SN USCU011907.
Melihat efek samping dari Peralatan yang digunakan dalam
deksametason dan prednison yang cukup analisis yaitu peralatan gelas seperti labu
serius, maka konsumsi jamu yang ukur, pipet ukur, botol fase gerak dan gelas
mengandung senyawa deksametason atau piala, neraca analitik Scaltec SBC 31
prednison sangat berbahaya bagi dengan kapasitas 220 gram, KCKT
kesehatan. Sehingga perlu dilakukan Shimadzu LC-10AD/Varian 9050, semprit/
analisis untuk mengetahui apakah masih syringe, ultrasonik Branson 5210, shak er
ada jamu yang beredar di kota Bogor IKA-Labortechnik AS1-9 HS 250 basic,
(selain yang telah ditemukan oleh BPOM sentrifus Hettich EBA 12, penyaring
RI) yang mengandung deksametason atau Millipore HATF 0,45 μm dan penyaring
prednison. Millex Phenex NY 0,45 μm.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Ruang lingkup penelitian ini terdiri
Maret – Juli 2011 di Laboratorium dari dua tahap yaitu sampling dan analisis.
Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Pada tahap sampling, sampel diambil dari
PT. Indofarma (Persero) Tbk dan pasar tradisional Ciawi, Bogor. Sampel
Universitas Nusa Bangsa bertujuan untuk yang diambil terdiri dari jamu pegal linu,
menganalisis kandungan senyawa golongan penambah stamina dan penambah nafsu
kortikosteroid sintetik deksametason dan makan, masing – masing terdiri dari dua
prednison dalam jamu yang beredar di kota merek dan masing – masing merek diambil
Bogor pada bulan Juni tahun 2011. sebanyak dua periode dengan tujuan
memperoleh variasi nomor batch, periode
METODE PENELITIAN pertama dilakukan pada minggu pertama
dan periode kedua dilakukan pada minggu
B ahan dan Alat ketiga bulan Juni tahun 2011. Kemudian
tahap analisis meliputi analisis kualitatif
Bahan yang digunakan dalam dan kuantitatif senyawa deksametason dan
analisis yaitu sampel jamu yang beredar di prednison dalam jamu secara KCKT
pasar tradisional Ciawi, Bogor pada bulan dengan menggunakan fase gerak campuran
Juni 2011 (deskripsi sampel dapat dilihat dari air deionisasi : metanol : asetonitril
pada Tabel 4), deksametason standar, dengan komposisi 50 : 30 : 20, kolom C18
prednison standar, air deionisasi, metanol dan detektor UV – Vis dengan panjang
HPLC/Spectro grade Tedia MS1922-001 gelombang 244 nm (Spies and J.
Crombeen, 2005).

O O
CH3 OH
CH3
HO H OH O OH
OH

CH3 H CH3 CH3 H


H
F H H H
O O

Gambar 1. Rumus bangun deksametason Gambar 2. Rumus bangun prednison

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 1 – 11
...........................................…………………………
4 Analisis Senyawa Golongan Kortikosteroid Sintetik
Analisis Senyawa
...........................................…………………………
Golongan Kortikosteroid Sintetik 4

Pros e dur K = [As / S] x Vp


Ws x 1000
Larutan standar deksametason
dengan konsentrasi 10 μg/ ml dalam fase K : Kandungan analat dalam sampel,
gerak (larutan A), larutan standar mg/gram
prednison dengan konsentrasi 10 μg/ ml As : Luas area analat pada larutan
dalam fase gerak (larutan B), dan larutan sampel
standar campuran deksametason dan S : Nilai slope yang dihasilkan dari
prednison dengan konsentrasi masing – kurva standar
masing 10 μg/ ml dalam fase gerak (larutan Vp : Volume pengenceran, ml
C). Larutan deret standar campuran Ws : Berat sampel yang ditimbang,
deksametason dan prednison dengan gram
konsentrasi 100 μg/ml dalam 50 ml larutan
fase gerak. Larutan sampel diambil secara Data yang diperoleh diolah
acak sebanyak 1 gram dalam 100 ml fase menggunakan analisis sidik ragam (anova)
gerak, disentrifus dengan kecepatan 3000 dan uji lanjutan Duncan’s Multiple Range
rpm selama 15 menit, diambil larutan Test (DMRT) dari suatu rancangan acak
beningnya. Sebelum diinjeksikan ke dalam kelompok dimana waktu sampling sebagai
KCKT semua larutan (larutan standar A, kelompok dan merek obat sebagai
standar B, standar C, deret standar dan perlakuan.
sampel) disaring dengan penyaring Millex
Phenex NY 0,45 µm ke dalam vial 10 ml. HASIL DAN PEMB AHASAN
Sistem kromatografi menggunakan kolom
C-18 Agilent ZORBAK RX-C18 4,6 x 250 A. Pe ngujian Ke s e s uaian Sis te m
mm (5μm) SN USCU011907 dengan laju KCKT
alir 1,2 ml/menit, detektor UV – Vis pada
panjang gelombang 244 nm dan volume Dalam analisis secara KCKT, pada
injeksi 50 µl. Cara penetapannya yaitu umumnya dikehendaki adanya kepastian
dengan menginjeksikan larutan standar C kesesuaian dan keefektifan sistem
sebanyak 5 kali, kemudian respon yang operasional yang digunakan. Untuk
diperoleh direkam dan dilakukan uji memastikan keefektifan sistem operasional,
kesesuaian sistem. Untuk mengetahui perlu dilakukan uji kesesuaian sistem
waktu retensi deksametason dan prednison sebelum digunakan. Pada hakikatnya
diinjeksikan larutan standar A dan larutan pengujian tersebut berdasar atas konsep
standar B. Setelah itu, larutan sampel bahwa elektronik, peralatan, zat uji dan
diinjeksikan dan direkam respon yang kondisi operasional analitik membentuk satu
diperoleh. Sedangkan untuk uji kuantitatif sistem analitik tunggal yang dapat diuji
diinjeksikan larutan deret standar. Masing– fungsinya secara keseluruhan (Soesilo
asing sampel diambil datanya dari tiga dkk.,1995).
ulangan percobaan. Untuk membuktikan Hasil penyuntikan larutan
ada tidaknya senyawa deksametason dan kesesuaian sistem (standar C) menunjukan
prednison dari sampel dilakukan dua puncak utama dengan waktu retensi
pembandingan dengan senyawa 4,992 dan 8,909 menit. Untuk lebih
deksametason dan prednison standar, memastikan waktu retensi kedua senyawa
dengan cara melihat waktu retensi tersebut, maka disuntikkan larutan
munculnya senyawa tersebut pada prednison dan deksametason standar
kromatogram KCKT. Apabila terbukti tunggal dan didapatkan waktu retensi
adanya senyawa deksametason atau prednison 4,988 menit dan deksametason
prednison pada sampel jamu yang 8,924 menit.
dianalisis, maka dilakukan penghitungan Data spesifik dikumpulkan dari
jumlah senyawa tersebut dengan hasil penyuntikan larutan kesesuaian
persamaan berikut : sistem sebanyak lima kali. Data – data
tersebut disesuaikan dengan parameter dan

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 1 – 11
...........................................…………………………
5 Analisis Senyawa Golongan Kortikosteroid Sintetik
Analisis Senyawa
...........................................…………………………
Golongan Kortikosteroid Sintetik 5

syarat uji kesesuaian sistem. Hasil uji identifikasi merupakan analisis kualitatif,
kesesuaian sistem yang didapat pada sehingga hasilnya dinyatakan dalam positif
analisis dapat lihat pada tabel 1. atau negatif. Identifikasi deksametason dan
Berdasarkan tabel 1 dapat dilihat prednison dalam jamu secara KCKT yaitu
bahwa hasil kesesuaian sistem yang dengan cara membandingkan waktu retensi
digunakan untuk analisis memenuhi puncak utama pada kromatogram larutan
persyaratan yang ditentukan, dengan standar dan larutan sampel. Hasil pengujian
demikian sistem KCKT dapat digunakan dinyatakan positif jika sampel memiliki waktu
untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. retensi yang sama dengan standar
Pengujian kesesuaian sistem dalam analisis (penyimpangan waktu retensi standar ± 2%)
secara KCKT harus dilakukan untuk (Soesilo dkk.,1995).
meyakinkan bahwa hasil analisis yang Berdasarkan pengujian didapatkan
didapatkan memang benar adanya. Pada rata – rata waktu retensi prednison dan
parameter resolusi untuk prednison deksametason standar serta penyimpangan
didapatkan nilai nol (0), sedangkan nya masing – masing 4,994 ± 0,100 menit
persyaratan lebih besar dari 1,5. Hal ini dan 8,913 ± 0,178 menit. Dengan
bukan berarti parameter tersebut tidak demikian, puncak – puncak pada sampel
memenuhi syarat, tetapi diartikan bahwa yang memiliki waktu retensi antara 4,895 –
tidak ada pemisahan antara puncak 5,094 menit dan 8,735 – 9,092 menit dapat
prednison dengan puncak sebelumnya dinyatakan positif mengandung prednison
(biasanya puncak pelarut) sehingga sistem dan deksametason. Hasil pengujian
alat KCKT memunculkan nilai nol. Hal ini identifikasi prednison dan deksametason
menunjukan bahwa pemilihan pelarut (fase dalam jamu yang dianalisis dapat dilihat
gerak), kolom dan panjang gelombang pada tabel 2.
yang digunakan memang sesuai karena Kode sampel A1, A2, B1, B2 dan
tidak ada gangguan dari fase gerak selanjutnya pada tabel 2 bukan menunjukan
terhadap kondisi analisis. pengulangan, tetapi merupakan kode untuk
membedakan nomor batch yang disampling
B. Ide ntifikas i De ks ame tas on dan pada minggu pertama dan minggu ketiga
Pre dnis on dalam Jamu bulan Juni
2011 dari merek jamu A, B dan seterusnya,
Setelah didapatkan sistem KCKT dimana masing – masing nomor batch
yang sesuai maka dapat dilakukan tersebut dianalisis sebanyak tiga kali
pengujian identifikasi. Pengujian ulangan pengujian.

Tabel 1. Hasil Uji Kesesuaian Sistem KCKT


Persyaratan Hasil Pengujian
No. Parameter Pengujian (Soesilo dkk., 1995)
Prednison Deksametason

1. Waktu retensi (t) SBR ≤ 2,0 % 0,19 % 0,22 %


2. Luas Area SBR ≤ 2,0 % 0,16 % 0,31 %

Jumlah lempeng > 1000 4966 5994


3. teoritis (n)

4. Faktor ikutan (T) ≤ 2,0 1,24 1,17


5. Resolusi (R) > 1,5 0 11
Keterangan : SBR = Simpangan Baku Relatif

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 1 – 11
...........................................…………………………
6 Analisis Senyawa Golongan Kortikosteroid Sintetik
Analisis Senyawa
...........................................…………………………
Golongan Kortikosteroid Sintetik 6

Tabel 2. Hasil Identifikasi Senyawa Deksametason dan Prednison dalam Jamu yang Beredar
di Pasar Tradisional Ciawi, Bogor pada Bulan Juni 2011

Senyawa yang Teridentifikasi


No. Kode Sampel
Prednison Deksametason
1. A1 Positif Positif
2. A2 Positif Positif
3. B1 Negatif Positif
4. B2 Negatif Positif
5. C1 Negatif Positif
6. C2 Negatif Positif
7. D1 Negatif Negatif
8. D2 Negatif Negatif
9. E1 Negatif Positif
10. E2 Negatif Positif
11. F1 Negatif Positif
12. F2 Negatif Positif
Keterangan : Deskripsi kode sampel dapat dilihat pada Tabel 4

Berdasarkan hasil identifikasi, mengganti bahan kimia obat yang


jamu yang dianalisis ternyata benar ditambahkan ke dalam jamu tersebut.
ditambahkan senyawa deksametason dan
prednison dengan tujuan menambah C. Kandungan De ks ame tas on dan
khasiat dari jamu tersebut. Ini artinya lima Pre dnis on dalam Jamu
merek jamu yang beredar di pasar Ciawi,
Bogor pada bulan Juni 2011, tercemar 1. De ks ame tas on
bahan kimia obat dan hanya sampel merek
D yang tidak teridentifikasi mengandung Dari dua belas sampel jamu yang
deksametason dan prednison. dianalisis, sampel dengan kode A1, A2,
Kemudian dengan memperhatikan B1, B2, C1, C2, E1, E2, F1 dan F2 positif
produsen pada kemasan jamu yang mengandung deksametason. Untuk
dianalisis, dapat dilihat bahwa jamu yang menentukan kandungan deksametason
teridentifikasi mengandung deksametason dalam jamu yang diteliti, maka diperlukan
dan prednison merupakan produk jamu kurva standar deksametason dari sejumlah
dari industri rumahan (home industry), deret yang diketahui konsentrasinya.
untuk itu masyarakat sebaiknya berhati – Kandungan deksametason dalam jamu
hati jika mengkonsumsi produk jamu dari dapat dilihat pada Tabel 3. Kemudian
industri rumahan. dengan melihat anjuran cara pemakaian
Sampel merek B, sebelumnya atau aturan minum jamu yang dianalisis,
pernah diteliti oleh badan POM pada tahun dapat diketahui jumlah asupan
2010 dan teridentifikasi mengandung deksametason per hari jika mengkonsumsi
parasetamol dan natrium diklofenak, namun jamu tersebut. Pada Gambar 3 dapat dilihat
berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa jumlah asupan deksametason dalam
sampel tersebut mengandung deksametason. berbagai sampel jamu yang dianalisis.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh lokasi Berdasarkan www.farmasiku.com
dan waktu sampling yang dilakukan berbeda (2011) deksametason merupakan obat anti
dengan yang dilakukan oleh badan POM inflamasi dan anti alergi yang sangat kuat.
atau mungkin juga produsen jamu tersebut Sebagai perbandingan 0,75 mg
deksametason setara dengan 20 mg

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 1 – 11
...........................................…………………………
7 Analisis Senyawa Golongan Kortikosteroid Sintetik
Analisis Senyawa
...........................................…………………………
Golongan Kortikosteroid Sintetik 7

hidrokortison atau 5 mg prednison. dan A2 yang positif mengandung prednison,


Sehingga penggunaan deksametason tidak selain mengandung deksametason. Jumlah
boleh dilakukan secara sembarangan. Dosis prednison yang didapat yaitu sebesar 1,5641
deksametason untuk pengobatan berkisar mg/g pada sampel A1 dan 1,9192 mg/g
antara 0,5 – 10 mg per hari (rata – rata 1,5 - pada sampel A2 atau sekitar 5,63 mg pada
3 mg per hari). sampel A1 dan 6,92 mg pada sampl
Pada Gambar 3, dapat dilihat A2 jumlah prednison yang dikonsumsi jika
jumlah asupan deksametason per hari dari melihat aturan minum obat tradisional
sepuluh sampel obat tradisional yang tersebut.
dianalisis berkisar antara 0,44 - 2,78 mg Efek prednison memang tidak
per hari dimana sampel merek F (jamu sekuat deksametason dimana dosis
penambah nafsu makan) mengandung prednison dalam satu hari berkisar antara
deksametason paling tinggi dibanding 5–60 mg sehari. Namun adanya kandungan
merek lainnya, artinya jika mengkonsumsi deksametason yang cukup tinggi pada
jamu tersebut sama saja seperti kita sampel A1 dan A2, dapat meningkatkan
mengkonsumsi deksametason yang efek kortikosteroid dari obat tradisional
digunakan untuk pengobatan. Hal ini tersebut.
tentunya sangat berbahaya, karena selain Penemuan prednison dalam obat
memiliki efek samping, dikhawatirkan tradisional memang tidak sebanyak
juga adanya kontra indikasi antara deksametason, hal ini mungkin
deksametason dengan bahan – bahan yang dikarenakan deksametason memiliki efek
terdapat pada jamu yang dianalisis. Selain terapi yang lebih kuat dan mungkin di
itu, konsumsi jamu hanya berdasarkan masyarakat deksametason lebih populer
aturan minum obat tersebut saja dan tanpa digunakan dibandingkan prednison,
adanya pengawasan dokter. sehingga para produsen obat tradisional
pun lebih banyak menggunakan
Pre dnis on deksametason sebagai bahan tambahan
yang berfungsi sebagai penambah khasiat
Berdasarkan analisis, dari dua pada jamu tersebut.
belas sampel yang diuji hanya sampel A1

Tabel 3. Kandungan Deksametason dalam Jamu yang Beredar di Pasar Tradisional Ciawi,
Bogor pada Bulan Juni 2011
Persyaratan Hasil Anal
No. Kode Sampel (PerMenKes RI No.246/
(mg/g) isis
Menkes/Per/V/1990)
1. A1 0 0,5242
2. A2 0 0,5357
3. B1 0 1,7764
4. B2 0 1,7855
5. C1 0 0,4986
6. C2 0 0,4922
7. D1 0 0,0000
8. D2 0 0,0000
9. E1 0 0,2239
10. E2 0 0,2173
11. F1 0 0,1854
12. F2 0 0,1784

Keterangan : Deskripsi kode sampel dapat dilihat pada Tabel 4

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 1 – 11
...........................................…………………………
8 Analisis Senyawa Golongan Kortikosteroid Sintetik
Analisis Senyawa
...........................................…………………………
Golongan Kortikosteroid Sintetik 8

Gambar 3. Histogram Jumlah Asupan Deksametason dalam Berbagai Sampel Jamu yang
Beredar di Pasar Tradisional Ciawi, Bogor pada Bulan Juni 2011

Tabel 4. Deskripsi Sampel yang Dianalisis

Merek P roduk / No Bets / Dosis


Nomor izin Kode Khasiat
No. Tanggal P rodusen Kandungan Sediaan P enggunaan
Sampel utama
edar Daluarsa
Tiara Cipta Centella asiatica, Kapsul
Depkes RI minosa pudical, Mengobati 2 kali sehari,
1. A1 5.12.2013 Usaha Glaziosa @1
No.ATDP (TCU) P hyllantnus superbal, pegal linu gram
1-2 kapsul

101655204473 A2 25.12.2014 urinalialinn, Sonchus


arvesisi.
Centella asiatica,
B1 2013.04.15 Glaziosa superbal,
B P J. Air Kapsul
minosa pudical, Mengobati 1 kali sehari,
2. P OM TR. Madu, @ 500
No.053348358 Magelang P hyllantnus pegal l inu mg 2 kapsul
B2 2013-08.5 urinalialinn, Sonchus
arvesisi
Radix panax ginseng,
C1 391139 Cornu cervi
pantotrichum, Radix Kap sul
Szeaun, Menambah 2 kali sehari,
3. C astragali seu hedysari, @ 400
Cina stamina 1-2 kapsul
Rhizoma atractylodis mg
C2 95312s
macrocephalae, Fructus
chaenomelis speciosa
Eurycomae Radix,
D1 CBGJ 0713 P anax Ginseng,

Solo Retrofracti fructus, stamina


4. P OM TR D2 CABK 0214 Zingiberis zerumberi @ 500
1-2 kapsul
082387841 rhizoma mg
P anak Ginseng,

E1 Jan 2013 Zingiberis Americansis


E P J. Sehat Menambah Kapsul 1-2 kali
Rhizoma, Zingiberis
5. P OM TR Demuk, Nafsu @ 500 sehari,
Rhizoma, Curcumae
No.003 211 215 E2 Jun 2013 Solo Makan mg 2 kapsul
Domestica Rhizoma,
Coriandri Fructus
Curcumae Aeruginosa,
P arkiabigloo bosa
Serbuk,
bend, Coriandum Menambah
P J. Jaya 1

sativum Lini, Zingiber Nafsu 2 kali sehari,


6. F F1 31.12.13 Sakti, aromaticum vahi, Makan bungkus 1 bungkus
Cilacap Curcuma xanthorriza @ 7,5
Roxb, Mirita fragrans, gram
Zingiber rhizoma

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 1 – 11
...........................................…………………………
9 Analisis Senyawa Golongan Kortikosteroid Sintetik
Analisis Senyawa
...........................................…………………………
Golongan Kortikosteroid Sintetik 9

D. Analis is Ragam (Anova) dikatakan bahwa kandungan deksametason


Kandungan De ks ame tas on dalam pada dua nomor bets yang berbeda dalam
Jamu satu merek sampel tidak berbeda secara
nyata jumlahnya, dengan demikian dapat
Hasil analisis deksametason dari diartikan bahwa produsen jamu tersebut
dua belas sampel yang disampling di pasar selalu menambahkan deksametason ke
tradisional Ciawi, Bogor pada bulan Juni dalam produknya dengan jumlah yang
2011 cukup bervariasi yaitu berkisar antara sama.
0,0000–1,7855 mg/g. Sehinggga untuk Sedangkan kandungan
melihat adanya perbedaan kandungan deksametason pada setiap perlakuan
deksametason pada dua belas sampel (merek jamu) sangat berbeda nyata,
tersebut digunakan pendekatan matematika sehingga untuk menguji perlakuan mana
dengan analisis sidik ragam dari suatu saja yang memberikan beda nyata
rancangan acak kelompok sebagaimana dilakukan uji lanjutan DMRT sebagaimana
disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6. disajikan pada Tabel 7. Setelah dilakukan
Berdasarkan hasil analisis sidik uji DMRT ternyata semua perlakuan
ragam dapat dilihat bahwa kandungan (merek jamu) berbeda nyata pada tingkat
deksametason antar kelompok (waktu kepercayaan 95% dan 99%. Dengan
sampling) tidak berbeda nyata pada tingkat demikian dapat dinyatakan bahwa semua
kepercayaan 95% maupun 99%. Hal ini merek jamu yang dianalisis memiliki
menunjukan bahwa kandungan kandungan deksametason yang berbeda –
deksametason pada sampel jumlahnya beda. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
tidak berbeda baik yang disampling pada produsen jamu menambahkan
minggu pertama maupun minggu ketiga deksametason ke dalam produknya dengan
dari nomor bets yang berbeda atau dapat jumlah yang berbeda – beda.

Tabel 5. Hasil Analisis Kandungan Deksametason (dalam mg/g) pada Beberapa Merek
Jamu dengan Rancangan Percobaan Acak Kelompok
Kelompok (Waktu Sampling)
Perlakuan
Kelompok 1 Kelompok 2
(Merek Jamu)
(Minggu ke-1 bulan Juni) (Minggu ke-3 bulan Juni)
A 0,5242 0,5357
B 1,7764 1,7855
C 0,4986 0,4922
D 0,0000 0,0000
E 0,2239 0,2173
F 0,1854 0,1784

Tabel 6. Hasil Analisis Sidik Ragam (anova) Kandungan Deksametason (dalam mg/g) pada
Beberapa Merek Jamu dengan Rancangan Percobaan Acak Kelompok
Ftabel
Sumber Variasi Dk JK KT Fhitung
95% 99%
Kelompok 1 0,00000003 0,00000003 0,001tn 6,61 16,26
Perlakuan 5 4,12747359 0,82549472 23685,72** 5,05 10,97
Galat 5 0,00017426 0,00003485
Total 11 4,12764788
tn
Keterangan : dk : derajat kebebasan : tidak berbeda nyata
JK : jumlah kuadrat – kuadrat **
: berbeda nyata
KT : kuadrat tengah

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 1 – 11
...........................................…………………………
10 Analisis Senyawa Golongan Kortikosteroid Sintetik
Analisis Senyawa
...........................................…………………………
Golongan Kortikosteroid Sintetik 10

Tabel 7. Hasil Uji DMRT


Perlakuan Rata – rata

(Merek Jamu) Tingkat Kepercayaan 95% Tingkat Kepercayaan 99%


A 0,52995 e 0,52995 e
B 1,78095 f 1,78095 f
C 0,49540 d 0,49540 d
D 0,00000 a 0,00000 a
E 0,22060 c 0,22060 c
F 0,18190 b 0,18190 b

Tabel 8. Deskripsi Sampel yang Dianalisis


Merek P roduk / No Bets /
Kode Khasiat Dosis
No. Nomor Tanggal P rodusen Kandungan Sediaan
Sampel utama P enggunaan
P endaftaran Daluarsa
Centella asiatica,

A A1 5.12.2013 Tiara Glaziosa superbal,


Kapsul

Depkes RI No. Cipta minosa pudical, Mengobati 2 kali sehari,


1. Usaha P hyllantnus @1 1-2 kapsul
TDP pegal linu
gram
101655204473 A2 25.12.2014 (TCU) urinalialinn, Sonchus
arvesisi.
Centella asiatica,
B1 2013.04.15 Glaziosa superbal,
B P J. Air Kapsul
minosa pudical, Mengobati 1 kali sehari,
2. P OM TR. Madu, @ 500
P hyllantnus pegal linu 2 kapsul
No.053348358 Magelang mg
B2 2013-08.5 urinalialinn, Sonchus
arvesisi
Radix panax ginseng,
C1 391139 Cornu cervi
pantotrichum, Radix Kapsul
Szeaun, Menambah 2 kali sehari,
3. C astragali seu hedysari, @ 400
Cina stamina 1-2 kapsul
Rhizoma atractylodis mg
C2 95312s macrocephalae, Fructus
chaenomelis speciosa
Eurycomae Radix,
D1 CBGJ 0 713 P anax Ginseng,
D Kapsul
Deltomed, Elephantopi Folium, Menambah 2 kali sehari,
4. P OM TR @ 500
Solo Retrofracti fructus, stamina 1-2 kapsul
082387841 mg
D2 CABK 0214 Zingiberis zerumberi
rhizoma
P anak Ginseng,
E1 Jan 2013 Zingiberis Americansis
E P J. Sehat Menambah Kapsul 1-2 kali

Rhizoma, Zingiberis
5. P OM TR Demuk , Rhizoma, Curcumae Nafsu @ 500 sehari,
No.003 211 215 Solo Makan mg 2 kapsul
E2 Jun 2013 Domestica Rhizoma,
Coriandri Fructus
Curcumae Aeruginosa,
P arkiabigloo bosa
Serbuk,

F1 31.12.13 bend, Coriandum Menambah


P J. Jaya sativum Lini, Zingiber Nafsu 1
2 kali sehari,
6. F Sakti, bungkus
aromaticum vahi, Makan 1 bungkus
Cilacap @ 7,5
Curcuma xanthorriza
Roxb, Mirita fragrans, gram
F2 1.1.14
Zi n g i b er rh i zo ma

E. Uji-t Kandungan Pre dnis on dalam 1,9192 mg/g. Nilai tersebut merupakan
Sampe l A1 dan A2 hasil rata – rata dari tiga kali ulangan
pengujian dari masing – masing sampel.
Hasil analisis kandungan prednison
dalam sampel A1 dan A2 yaitu sebesar
1,5641 mg/g dan sampel A2

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 1 – 11
...........................................…………………………
11 Analisis Senyawa Golongan Kortikosteroid Sintetik
Analisis Senyawa
...........................................…………………………
Golongan Kortikosteroid Sintetik 11

Rata – rata tersebut mungkin terlihat berbeda,


namun belum tentu berbeda secara statistik,
mungkin saja kedua rata – rata tersebut
berbeda karena kebetulan saja. Sehingga
beda dari dua hasil tersebut harus diuji lebih
dahulu, untuk melihat apakah beda rata – rata
tersebut benar – benar signifikan (Nazir,
2005).

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 1 – 11
...........................................…………………………
12 Analisis Senyawa Golongan Kortikosteroid Sintetik
Analisis Senyawa
...........................................…………………………
Golongan Kortikosteroid Sintetik 12

Salah satu cara untuk menguji DAFTAR PUSTAKA


beda antara dua rata – rata adalah dengan
menggunakan uji-t. Setelah dihitung Bravo, R. H. M. D. dkk. 2010. The United
didapatkan nilai thitung 13,28 sedangkan States Pharmacopeia. Ed. Ke – 33.
nilai ttabel pada tingkat kepercayaan 95% United Book Press Inc. Baltimore.
dan 99% masing-masing 2,776 dan 4,604.
Dengan demikian nilai thitung lebih besar Direktorat Pengawasan Obat Tradisional.
dari ttabel yang berarti bahwa nilai kedua 1994. Kodifik asi Peraturan
rata – rata hasil analisis pada sampel A1 Perundang – undangan Obat
dan A2 memang berbeda. Hal ini Tradisional. Jilid I. Departemen
menunjukkan bahwa jamu merek A Kesehatan Republik Indonesia.
ditambahkan senyawa prednison dalam Jakarta.
jumlah yang berbeda – beda setiap nomor
bets nya. Morris, M. dkk. 2008. European
Pharmacopoeia. Ed. Ke-6.
KESIMPULAN DAN SARAN Druckeréi C. H. Beck. Nőrdlingen.

Ke s impulan Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia


Indonesia. Bogor.
Berdasarkan penelitian, ditemukan
adanya senyawa deksametason pada Sethi, P. D. 2001. High Performance
sepuluh sampel dari dua belas sampel yang Liquid Chromatography
dianalisis, masing – masing sebesar 0,52 (Quantitative Analysis of
mg/g, 0,54 mg/g, 1,78 mg/g, 1,79 mg/g, Pharmaceutical Formulation).
0,59 mg/g, 0,49 mg/g, 0,22 mg/g, 0,22 CBS. New Delhi.
mg/g, 0,19 mg/g dan 0,18 mg/g. Besarnya
kandungan deksametason dalam berbagai Soesilo, S. dkk. 1995. Farmak ope
merek jamu berbeda secara nyata, Indonesia. Ed. Ke – 4. Departemen
sedangkan kandungan deksametason pada Kesehatan Republik Indonesia.
suatu merek obat pada waktu sampling Jakarta.
atau nomor batch yang berbeda, tidak
berbeda nyata. Pada sampel A1 dan A2 Spies J. dan J. Crombeen. 2005.
selain ditemukan deksametason, juga Separation of Corticosteroid .

ditemukan adanya senyawa prednison, Aplication Note. Varian


masing – masing 1,56 mg/g dan 1,92 mg/g, Application Laboratory.
dengan kandungan prednison yang berbeda Netherlands.
nyata.
Sweatmen, S. C. dkk. 2009. Martindale
Saran The Complete Drug Reference. Ed.
Ke – 36. The Pharmaceutical
Konsumen sebaiknya selalu Press. London.
berhati – hati dalam memilih jamu yang
dikonsumsi khususnya jamu pegal linu, Tjay, T. H. dan Kirana Rahardja. 2002.
penambah stamina dan penambah nafsu Obat – Obat Penting. Ed. Ke – 5.
makan. Salah satu cara yang bisa PT Gramedia. Jakarta.

dilakukan konsumen adalah memeriksa www.indofarma.co.id.


keberadaan izin eder dari produsen baik Dexamethasone 0,5 mg . [5 April
izin Depkes maupun BPOM. 2011].
www.pediatrik.com/buletin/20060

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 1 – 11
...........................................…………………………
13 Analisis Senyawa Golongan Kortikosteroid Sintetik
Analisis Senyawa
...........................................…………………………
Golongan Kortikosteroid Sintetik 13

220_uk51j3-buletin. pdf. Penggunaan k ortik


osteroid di k linik . [5 April 2011].

Jurnal Sains Natural Universitas Nusa Bangsa Vol. 2, No. 1, Januari 2012, 1 – 11

Potrebbero piacerti anche