Sei sulla pagina 1di 81

BAB 3

METODE PERANCANGAN

3.1 Studi Fisik Bangunan dan Lingkungan

3.1.1 Analisa Makro Bangunan dan Lingkungan

Bangunan ini berlokasi di Jalan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading Timur, Jakarta.

Dibangun oleh pengembang ternama di Indonesia yaitu PT. Agung Podomoro, pada awalnya

gedung ini berfungsi sebagai marketing office Gading City. Disekitar lokasi banyak

perumahan-perumahan komplek Kelapa Gading dan tidak jauh dari Mall Kelapa Gading 1

hanya sekitar 2 km saja dari lokasi bangunan. Disepanjang jalan tersebut juga terdapat

sekolah Santo Yakobus dan Puskesmas Bina Kasih. Sedangkan untuk seberang lokasi

terdapat kawasan industri dan dari lokasi yang telah diteliti bahwa lokasi ini strategis untuk

EF English First karena lokasi ramai penduduk dan dekat dengan sekolah.

Kelapa Gading Permai merupakan kawasan perumahan yang terus berkembang dengan

pesat dari tahun 90-an, saat ini telah banyak komplek perumahan di Kelapa Gading

diantaranya Gading Eight Residences, Gading Grande Residences, Kelapa Gading Griya dan

lain-lainnya.
Gambar 3.1.1.1 Site Plan (Sumber: Google Maps)

Gambar 3.1.1.2 Site Plan (Sumber: Google Maps)

3.1.2 Analisa Mikro Bangunan dan Lingkungan

Nama denah : Marketing Office Gading City

Developer : PT. Agung Podomoro

Alamat :Jalan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading Timur, Jakarta

Luas Bangunan : Lantai 1 ± 932 m²

Lantai 2 ± 719 m²

Lantai 3 ± 160 m²

Arah bangunan : Menghadap ke arah utara.

Bangunan yang digunakan sebagai kantor marketing ini memiliki 3 lantai yang secara

keseluruhan memiliki luas ±1811 m². Pencahayaan pada bangunan ini cukup banyak karena

bangunan ini menggunakan banyak material kaca pada sebagian kulit bangunan. Bentuk

bangunan yang tidak terlalu kaku dan modern terlihat pada bangunan independent ini.
Gambar 3.1.2.1 Tampak Depan Gedung Marketing Office Gading City

Gambar 3.1.2.2 Tampak Samping Gedung Marketing Office Gading City

Gambar 3.1.2.3 Lantai 1 Gedung Marketing Office Gading City


Gambar 3.1.2.4 Lantai 1 dan 2 Gedung Marketing Office Gading City

Berikut lingkungan yang berada disekitar bangunan:

1. Lapangan parkir

Lapangan parkir yang dimiliki oleh bangunan ini tidak berada di basement gedung atau

gedung parkir sendiri, tetapi lapangan parkir yang dimiliki berada disekitar bangunan

tersebut. Tidak terlalu banyak lapangan parkir yang tersedia tetapi cukup untuk

pengunjung yang datang.

2. Penghijauan

Selain gedung-gedung tinggi yang mengelilingi bangunan ini, penghijauan juga ada pada

bangunan tersebut. Dengan adanya pepohonan rindang dan tanaman hijau yang menghiasi

sekeliling bangunan ini, didukung dengan taman kering yang berada di lantai dasar dalam

bangunan.

3.2 Studi Aktifitas Manusia

3.2.1 Data Pengguna


Pengguna EF English First tidak hanya murid-murid yang belajar di pusat kursus bahasa

Inggris ini tetapi juga pengguna lainnya yang berhubungan dengan EF English First.

Diantaranya sebagai berikut:

1. Tamu
2. Murid
 TK 3-6 tahun
 SD 6-12 tahun
 SMP 12-14 tahun
 SMA 14-17 tahun
 Mahasiswa 17-22 tahun
 Business >22 tahun

3.Staff

4.Guru

5.Principal

Sedangkan untuk struktur organisasi EF English First sebagai berikut:

Principal /
Head

Service Accounting Manager


Deputy Operation
Cashier

Head Tutor Head Library Mini Theater


Teacher Receptionist Supervisor Supervisor

Teacher Receptionist

Bagan 3.2 Struktur Organisasi EF English First

3.2.2 Tugas dan Tanggung Jawab

Berikut tugas dan tanggung jawab per divisi:

1. Principal / Head
Bertanggung jawab penuh atas segala sesuatu yang berkaitan dengan EF English First

serta mengawasi kegiatan yang ada secara berkala.


2. Service Deputy
Bertanggung jawab penuh atas Tutor dan Teacher. Serta mengawasi kegiatan mereka.
3. Head Teacher
Bertugas sebagai pengajar bahasa inggris di ELC dan mengawasi kegiatan guru-guru

lainnya.
4. Teacher
Bertugas sebagai pengajar bahasa inggris di ELC.
5. Tutor
Berkerja di Marketing room yang bertugas sebagai konsultan siswa serta

mempromosikan EF English First.


6. Accounting

Bertanggung jawab atas semua yang berkaitan dengan masalah keuangan. Baik

pengeluaran dan pemasukan di ELC. Bertugas mengatur keuangan lembaga serta

menyusun laporan keuangan, perpajakan, anggaran pengeluaran dan penghasilan

bulanan atau tahunan, membayar gaji karyawan, membuat surat-surat yang

berhubungan dengan perbankan dan kemampuan keuangan lembaga.

7. Cashier
Menerima dan mencatat fisik kas yang diterima dan melaporkannya secara harian

dalam buku standar yang sudah dibuat.


8. Manager Operation
Bertanggung jawab untuk menghasilkan pengadaan barang-barang dan jasa-jasa dala

m organisasi dan membuat keputusan

yang berkaitan dengan fungsi operasi dan sistem transformasi yang digunakan.
9. Head Receptionist
Mengontrol kegiatan receptionist.
10. Receptionist

Bertugas :

1. Melayani tamu yang baru datang.


2. Menjawab telepon yang masuk.
3. Menyampaikan pesan yang diingin disampaikan.
4. Menjawab setiap pertanyaan yang diajukan tamu.
5. Memberikan informasi setiap pertanyaan yang disampaikan di telepon.
6. Menyapa setiap tamu yang hadir.
11. Library Supervisor
Bertugas maenjaga perpustakaan dan memberikan informasi kepada pengunjung

apabila kesulitan mencari buku. Bertanggung jawab atas buku-buku yang ada dan atas

keluar masuknya buku-buku di dalam perpustakaan.


12. Mini Theater Supervisor
Bertugas menjaga theater dan mengatur waktu peminjaman theater. Bertanggung

jawab atas ruangan theater serta dvd yang dipinjam.

3.2.3 Pola Aktifitas Pemakai

1. Tamu

Datang Receptionist Waiting Area Pulang

Bagan 3.2.1 Pola Aktifitas Pemakai (Tamu)

2. Siswa ( Anak-anak dan Remaja)

Computer
Mini Theater
Laboratorium

Datang Receptionist
Pulang
Class Room Library

Tutor

Bagan 3.2.2 Pola Aktifitas Pemakai (Student Anak-anak dan Remaja)

3. Siswa ( Dewasa )

Computer
Laboratorium

Mini Theater
Datang Receptionist Social Club

Tutor
Library
Complimentary
Class

Pulang
Encounter
Class

Bagan 3.2.3 Pola Aktifitas Pemakai (Student Dewasa)

3.2.4 Pola Aktifitas Pengelola

1. Principal

Datang Receptionist Ruang Office


Direktur

Teachers
Room

Pulang
Bagan 3.2.4 Pola Aktifitas Pengelola (Direktur/Owner)

2. Staff back office

Datang Receptionist Loker Office

Pulang
Bagan 3.2.5 Pola Aktifitas Pengelola (Staff Back Office)

3. Teachers

Datang Receptionist Loker Teacher’s


Room

Pulang Class Room


Bagan 3.2.6 Pola Aktifitas Pengelola (Teachers)

4. Receptionist

Datang Loker Receptionist


Back Office

Pulang

Bagan 3.2.7 Pola Aktifitas Pengelola (Receptionist)

5. Library Supervisor

Datang Receptionist Loker Library

Pulang

Bagan 3.2.8 Pola Aktifitas Pengelola (Library Supervisor)

6. Mini Theater Supervisor

Datang Receptionist Loker Mini Theater

Pulang

Bagan 3.2.9 Pola Aktifitas Pengelola (Mini Theater Supervisor)

7. Tutor

Datang Receptionist Loker Marketing


Office

Pulang
Bagan 3.2.10 Pola Aktifitas Pengelola (Tutor)

3.2.5 Pola Aktifitas Barang

Parkir Barang Entrance Library

Pulang

Mini Theater

Bagan 3.2.11 Pola Aktifitas Barang

3.3 Studi Fasilitas Ruang

3.3.1 Program Aktifitas dan Fasilitas

Fasilitas menunjang aktifitas-aktifitas yang dilakukan pengunjung di dalam pusat kursus

bahasa Inggris ini. Aktifitas dan fasilitas yang dimiliki oleh EF English First sebagai berikut :

1. Area Publik

a. Reception
b. Waiting Area
c. Cafe

Tabel 3.3.1.1 Aktifitas dan Fasilitas Area Public


2. Area Semi Publik

a. Social Club Area


b. Mini Bar
c. Mini Theater
d. Library
Tabel 3.3.1.2 Aktifitas dan Fasilitas Area Semi Public

3. Area Semi Privat

a. Computer Laboratorium
b. Encounter Class
c. Classroom
d. Complementary Class
Tabel 3.3.1.3 Aktifitas dan Fasilitas Area Semi Private

4. Area Privat

a. Director Room
b. Back Office
c. Teachers Room
d. Marketing Office ( Tutor )
Tabel 3.3.1.4 Aktifitas dan Fasilitas Area Private

5. Area Service

a. Loker
b. Gudang
c. Musholla
d. Toilet
e. Pantry
f. Janitor
g. Tangga
Tabel 3.3.1.5 Aktifitas dan Fasilitas Area Service

3.3.2 Matriks Hubungan Antar Ruang

Setiap ruangan di EF English First mempunyai aktifitasnya dan zonanya masing-masing, dan

itu mempengaruhi kedalam hubungan antar ruang. Hal itu bertujuan agar penempatan ruang

nantinya tidak akan merugikan kegiatan yang ada di dalam ruangan tersebut.
Tabel 3.3.2 Matriks Hubungan Antar Ruang

3.3.3 Diagram Sirkulasi Antar Ruang

Diagram sirkulasi antar ruang bertujuan agar pada saat melakukan peletakan ruang, tidak

akan terjadi tabrakan sirkulasi antara pengunjung, pengelola dan keluar masuk barang.
Gambar 3.3.3 Diagram Sirkulasi Antar Ruang

3.3.4 Zoning

1. Area Publik : 70,975 m²

Dengan sirkulasi 20% : 85,17 m²

2. Area Semi Publik : 292 m²

Dengan sirkulasi 20% : 350,4 m²

3. Area Semi Privat : 431,68 m²

Dengan sirkulasi 20% : 518,016 m²

4. Area Privat : 126,78 m²

Dengan sirkulasi 20% : 152,136 m²

5. Area Service : 203,228 m²

Dengan sirkulasi 20% : 243,873 m²


3.3.5 Grouping

1. Area Publik

a. Reception

b. Waiting Area

c. Cafe

2. Area Semi Publik

a. Social Club Area

b. Mini Bar

c. Mini Theater

d. Library

3. Area Semi Privat

a. Computer Laboratorium

b. Encounter Class

c. Classroom

d. Complementary Class

4. Area Privat

a. Director Room

b. Back Office

c. Teachers Room

d. Marketing Office ( Tutor )

5. Area Service

a. Loker
b. Gudang
c. Musholla
d. Toilet
e. Pantry
f. Janitor
g. Tangga
REKAPITULASI

Tabel 3.3.5 Rekapitulasi


Tabel 3.3.6 Persentase Kebutuhan Ruang
Tabel 3.3.7 Kebutuhan Ruang

3.4 Studi Permasalahan Khusus Interior

Permasalahan yang umum dijumpai pada perencanaan interior meliputi beragam aspek,

dalam hal ini elemen interior merupakan material yang perlu diolah sesuai dengan kebutuhan
EF English First. Dalam perancangan sebuah interior pasti akan menemukan masalah-

masalah yang berkaitan dengan interior. Baik masalah yang sering ditemui ataupun masalah

khusus. Banyak faktor yang dapat menghambat proses perancangan interior. Sebelum

menemukan masalah-masalah tersebut alangkah baiknya meninjau karakteristik dan sistem

sebagai berikut:

3.4.1 Tinjauan Karakteristik Garis dan Bentuk

Garis dapat dibedakan berdasarkan dalam beberapa pembagian yaitu:

1. Berdasarkan raut/bentuk:
a. Garis lurus
b. Garis lengkung
c. Garis patah
2. Berdasarkan karakter:
a. Garis tegas/garis keras
b. Garis lembut/garis ringan

Bentuk-bentuk pada EF English First umumnya tidak selalu kaku. Banyak dijumpai bentuk

furnitur dengan bentuk lengkung, contohnya pada area reception. Sedangkan untuk di area

kelas, sudut-sudut pada meja tidak memiliki sudut tajam untuk menghindari hal-hal yang

buruk pada siswa khususnya siswa yang masih anak-anak. (Faktor keamanan)

3.4.2 Tinjauan Sistem Furniture

Sistem furniture yang dipakai pada EF English First ini terdiri dari beberapa sistem, yaitu:

1. Sistem Built in Furniture

Sistem built in adalah furniture dibuat dengan cara mengukur lapangan terlebih

dahulu dan dibuat berdasarkan ukuran areanya serta pemasangan furniture

langsung pada tempatnya. Furniture yang telah dipasang tidak dapat di geser atau

dipindahkan. Sistem built in ini biasanya diterapkan pada dapur. Pada


perancangan EF English First, sistem built in furniture terletak pada dapur cafe,

rak buku, white board dan kursi mini theater.

Gambar 3.4.2.1 Sistem Built in Furniture ( Sumber : Google )

2. Sistem Loose Furniture

Sistem loose furniture adalah furniture yang dapat di geser atau di pindahkan.

Loose furniture dapat dibeli pada toko furniture atau dapat dibuat sesuai dengan

pesanan atau kebutuhan design yang diinginkan. Pada perancangan EF English

First, sistem loose furniture banyak terdapat di hampir seluruh area. Contohnya

saja, kursi dan meja di kelas.

Gambar 3.4.2.2 Sistem Loose Furniture ( Sumber : Google )

3. Sistem Knockdown Furniture


Knockdown furniture adalah sebuah kontruksi pada produk furnitur yang dalam

pembuatannya menggunakan sistem lepasan atau bongkar pasang. Atau furnitur


knockdown dapat diartikan sebagai furniture yang bisa dibongkar pasang

(dibongkar lalu dirakit kembali). Jadi kekuatan pada furnitur knockdown sebagian

besar berasal dari baut atau sekrup yang digunakan untuk merekatkan komponen-

komponen antar bagian, sebab dalam konstruksi ini tidak menggunakan lem sama

sekali pada sambungan antar komponennya. Pada perancangan EF English First,

sistem knockdown furniture diterapkan pada meja receptionist dan meja ruang

staff.

Gambar 3.4.2.2 Sistem Knockdown Furniture ( Sumber : Google )

Untuk perancangan interior pada EF English First, sistem furniture yang dipakai hampir

seluruhnya memakai sistem loose furniture terutama untuk area social club dan ruang-ruang

kelas karena lebih mudah untuk dipindahkan. Contohnya seperti kursi dan meja.

3.4.3 Tinjauan Material Lantai, Dinding dan Ceiling

Didalam perancangan interior, ada 3 elemen dasar yang membentuk ruang interior yang

sangat penting yaitu lantai, dinding dan ceiling. Elemen-elemen tersebut yang membentuk

sebuah konsep interior.

3.4.3.1 Lantai

Pengertian lantai adalah bagian dasar sebuah ruang, yang memiliki peran penting

untuk memperkuat eksistensi obyek yang berada di dalam ruang. Fungsi lantai secara umum

adalah menunjang aktivitas dalam ruang dan membentuk karakter ruang. Ketika orang
berjalan di atas lantai, maka karakter yang muncul adalah tahan lama, tidak licin dan

berwarna netral (tidak dominan). Lantai digunakan untuk meletakkan barang-barang seperti

kursi, meja, lemari, dan sebagainya serta mendukung berbagai aktivitas seperti berjalan,

anak-anak berlari, duduk di lantai, dan lain-lain.

Dilihat dari sisi struktur, beban yang diterima oleh lantai kadang cukup besar,

misalnya ketika kita memindahkan benda berat seperti lemari dengan cara menyeretnya.

Dengan demikian lantai memiliki peran penting mendukung beban-beban langsung dari

barang-barang dan aktivitas di atasnya.

Dari sisi estetika, lantai berfungsi untuk memperindah ruang dan membentuk karakter

ruang. Tema warna dan image yang ditampilkan dapat mengambil konsep apa pun sesuai

karakter yang dimunculkan. Beberapa tema yang dapat diterapkan seperti etnik tradisional,

modern minimalis, retro dan sebagainya.

1. Syarat material lantai

Karena fungsi setiap ruang dalam bangunan beragam, maka beragam pula desain

lantainya. Syarat bahan lantai di antaranya adalah: aman, awet, kuat, tahan lembab, mudah

dibersihkan dan menyerap panas. Material penutup lantai yang bersifat hangat adalah karpet,

parket, gabus, karet, sedangkan material bersifat dingin adalah marmer, keramik, granit .

Pada beberapa ruang harus dipasang lantai yang bahannya bertekstur kasar, seperti

kamar mandi dan teras. Kamar mandi adalah ruang yang paling sering terkena air, sehingga

licin dan beresiko menyebabkan pengguna terpeleset. Begitu pula dengan teras ketika terkena

tempias hujan, harus dipasang bahan lantai yang lebih kasar untuk mengindari resiko

pengguna terpeleset. Untuk cafe memakai bahan lantai yang mudah dibersihkan serta tidak

meninggalkan noda di pori-pori lantai dan nat sambungan yang dapat mengganggu keindahan

lantai.

2. Ukuran material lantai


Ukuran material lantai, khususnya marmer, granit, keramik, dan teraso, akan

berpengaruh pada kesan ruang. Jika ruang berukuran kecil atau sempit (kamar mandi), ukuran

bahan pilih yang kecil-kecil pula untuk memberi kesan luas pada ruangan. Sementara untuk

ruangan berukuran luas (lobby, ruang tunggu), bahan berukuran besar akan membantu

menyeimbangkan kesan luas ruang.

3. Jenis material lantai

Berikut ini adalah beberapa jenis material lantai dengan beragam karakteristiknya

sebagai pertimbangan aplikasi pada ruang.

a. Plester (concrete)
Jenis material ini tergolong paling sederhana dan paling murah, karena diperlakukan

seperti saat memplester dinding dan diaci hingga halus. Namun perbedaan dengan

perlakuan pada dinding adalah dilakukan langkah penggosokan lantai hingga halus

dan mengkilap. Warna yang ditimbulkan sama dengan warna semen-pasir dan

cenderung lebih gelap.


Pada beberapa penerapan yang dilakukan dengan merata (covering) pada luas ruang,

memiliki kelemahan ketika terjadi retak tidak dapat diganti dengan material dan harus

ditambal. Tambalan yang muncul secara estetika terlihat tidak bagus. Namun

penerapan dengan modul, akan mengurangi resiko tambalan yang berdampak pada

tidak sedapnya pandangan estetika.

Gambar 3.4.3.1 Lantai Plester ( Sumber : Google )


b. Keramik
Jenis material ini sangat lazim digunakan. Keramik punya fleksibilitas pakai tinggi

dan dapat diaplikasikan pada hampir seluruh bagian ruang. Selain kuat, lantai dari

bahan keramik juga tidak membutuhkan pemolesan dan mudah dalam perawatannya.

Kesan material keramik adalah hangat. Saat ini beragam tekstur keramik yang dijual

di pasaran, yang secara visual mirip dengan jenis material lain. Misalnya: keramik

bertekstur marmer, granit, kayu, batu, bata dan sebagainya.

Gambar 3.4.3.2 Lantai Keramik ( Sumber : Google )

c. Granit
Granit memiliki pori-pori yang lebih rapat, sehingga memiliki kemungkinan yang

lebih kecil untuk dimasuki air dan kotoran. Granit memiliki kesan dingin dan

berkesan kokoh. Batuan granit diperoleh dari bukit atau gunung granit. Namun sejalan

dengan perkembangan teknologi, saat ini juga telah disediakan granit buatan dengan

motif yang lebih beraneka dan harga yang lebih murah.

Gambar 3.4.3.3 Lantai Granit ( Sumber : Google )

d. Kayu
Yang paling umum adalah lantai parket (parquette), yang berasal dari kata parquetry.

Material kayu memiliki kesan hangat dan alami. Selain berasal dari kayu solid, bahan

parket saat ini juga berasal dari bahan non kayu seperti bambu. Jenis lainnya yaitu

laminate yang merupakan kayu olahan yang permukaannya adalah hasil printing.

Gambar 3.4.3.4 Lantai Kayu ( Sumber : Google )

e. Batu
Material batu alam juga sering dipakai sebagai bahan lantai antara lain batu kali

lempeng dan batu salagedang. Biasanya selain di lantai, banyak juga dipakai di taman

atau ditempel di tembok pagar, dan dinding pada interior rumah. Kedua jenis batu ini

cukup tahan terhadap cuaca, meskipun mencari tekstur batu yang kurang lebih

seragam tidak mudah, ditambah lagi lebar nat antar batunya tidak seragam. Tapi hal

itu justru menambah ruang menjadi semakin natural. Material batu ini memiliki kesan

dingin.

Gambar 3.4.3.5 Lantai Batu ( Sumber : Google )


f. Karpet
Lantai karpet dapat dibagi menjadi 2 jenis. Yang pertama adalah karpet satuan yang

biasa dipakai sebagai aksen pemanis ruangan. Motif dan warnanya sangat beragam

dengan bahan baku yang beragam pula. Ukurannya pun barmacam-macam dengan

bentuk kotak, persegi ataupun lingkaran. Jenis kedua adalah karpet yang secara

permanen ditempel pada lantai seluruh ruangan. Lantai jenis ini hanya cocok dipakai

di daerah subtropis atau ruangan yang memakai pendingin ruangan (AC). Kita sering

menemui jenis lantai ini di kantor atau kamar hotel. Kelebihannya adalah munculnya

kesan hangat, tidak berisik dan proses pemasangannya yang mudah. Karpet juga

cocok digunakan untuk tempat bermain anak karena permukaannya yang tidak keras.
g. Vinyl
Material ini sangat kuat, tahan api dan air sehingga banyak juga digunakan di

bangunan-bangunan publik. Vinyl banyak digunakan sebagai alternatif lantai parket

karena harganya lebih murah dan tahan rayap. Lantai vinyl tersedia dalam vinyl tile

(kotak atau persegi) dan vinyl sheet (bentuk gulungan/rol). Vinyl sheet umumnya

dikenal sebagai Linoleum. Pada umumnya rumah sakit menggunakan vinyl

dikarenakan mudah dibersihkan dan tidak menyimpan debu sehingga ruangan tetap

steril.

EF English First merupakan pusat kursus bahasa Inggris maka dari itu dibutuhkan

ketenangan dalam kegiatan belajar mengajar, agar dapat merendam suara orang berjalan,

hampir keseluruhan lantai pada EF English First akan menggunakan karpet. Karpet

merupakan material baik yang dapat merendam suara kaki orang berjalan khususnya wanita-

wanita yang sering menggunakan high heels. Berikut macam-macam karpet:

1. Wall to Wall karpet

Karpet ini merupakan karpet gulungan besar yang cara pemasangannya rata dari satu dinding

ke dinding lain yang menutupi seluruh lantai suatu ruangan.


Gambar 3.4.3.6 Wall to Wall karpet

2. Karpet tile

Karpet tile ini merupakan karpet kotak kecil-kecil yang berukuran 60cm x 60cm yang

dipasang seperti keramik. Motif karpet ini sangat banyak dan beragam.

Gambar 3.4.3.7 Karpet Tile

Selain karpet, alternatif lain yang dapat digunakan di pusat kursus bahasa Inggris adalah

parquete atau granit yang bisa digunakan pada area reception dan area tunggu.

3.4.3.2 Dinding

1. Definisi Dinding

Dinding adalah bagian bangunan yang sangat penting perannya bagi suatu konstruksi

bangunan. Dinding membentuk dan melindungi isi bangunan baik dari segi konstruksi

maupun penampilan artistik dari bangunan. Dinding adalah bagian dari bangunan yang

dipasang secara vertikal dengan fungsi sebagai pemisah antar ruang, baik antar ruang dalam
maupun ruang dalam dan ruang luar. Terdapat 3 jenis utama dinding, yaitu: dinding struktural

adalah dinding bangunan, dinding pembatas (boundary) dan dinding penahan (retaining).

Dinding merupakan salah satu elemen bangunan yang berfungsi memisahkan/membentuk

ruang. Ditinjau dari segi struktur dan konstruksi, dinding ada yang berupa dinding

partisi/pengisi (tidak menahan beban) dan ada yang berupa dinding struktural (bearing wall).

Dinding pengisi/partisi yang sifatnya non struktural harus diperkuat dengan rangka (untuk

kayu) dan kolom praktis-sloof-ringbalk (untuk bata). Dinding dapat dibuat dari bermacam-

macam material sesuai kebutuhannya, antara lain:

a. Dinding batu buatan : bata dan batako


b. Dinding batu alam/ batu kalic.
c. Dinding kayu: kayu log/ batang, papan, gypsum.
d. Dinding beton

2. Fungsi Dinding

Dinding sebagai pemisah ruangan pada bangunan.

Pada proyek EF English First, dinding berfungsi sebagai:

1. Dinding berfungsi sebagai pemisah antar ruang, baik antar ruang dalam maupun ruang

dalam dan ruang luar.


2. Dinding berfungsi sebagai kenyamanan, kesehatan, keamanan dan keindahan
- Sebagai pembatas ruang, memiliki sifat : privasi dan dalam skala, warna, tekstur.
- Sebagai peredam terhadap bunyi, baik dari dalam maupun dari luar.
- Sebagai pelindung terhadap gangguan dari luar (sinar matahari, isolasi terhadap

suhu, air hujan dan kelembaban, hembusan angin, dan gangguan dari

luar lainnya).
- Sebagai penyimpan surat-surat berharga seperti brankas di bank dan lain-lain.
- Sebagai pembentuk ruang, menambah keindahan ruang dan point of interest.
- Sebagai fungsi artistik tertentu misalkan dinding bangunan untuk pencahayaan

alami.

3. Jenis Dinding

Adapun jenis dinding yaitu:

1. Dilihat dari macamnya, dinding dapat digolongkan menjadi 3 bagian, yaitu:


a. Dinding Interior
Dinding Interior adalah dinding yang dipakai di dalam ruangan. Ada pemilik rumah

yang menginginkan rumahnya memiliki dinding permanen atau dinding massive, ada

juga pemilik yang menggunakan dinding bangunan yang mudah seperti menggunakan

partisi. Dinding partisi ini merupakan sekat pembatas yang dapat diangkat atau

dipindahkan.
b. Dinding Exterior
Adalah dinding yang letaknya di luar ruangan. Karena terletak di luar ruangan maka

dinding exterior harus kuat, indah, dan tahan cuaca, terutama disesuaikan dengan

cuaca daerah sekitar. Disebut harus kuat karena dinding exterior tersebut mengalami

kontak langsung dengan kondisi lingkungan seperti perubahan cuaca. Di daerah yang

sering terjadi gempa, sering hujan, dan tingkat cuaca panasnya tinggi, pemilihan jenis

materialnya untuk dinding sangat berpengaruh terhadap kekuatan dinding tersebut.

Sementara itu, disebut indah karena penampakan dari luar akan menjadi nilai tambah

pada sebuah rumah atau bangunan bila penampilannya indah.


c. Dinding Fungsi Khusus
Bila dinding mempunyai fungsi khusus, tentu jenisnya disesuaikan dengan fungsi

yang harus dibebannya. Misalnya dinding kedap suara, tentu dinding tersebut harus

terbuat dari bahan akustik yang disesuaikan dengan tingkat ambang kebisingan yang

dapat ditoleran.
2. Ditinjau dari bahan mentah yang dipakai, dinding bangunan dapat dibedakan atas:
a. Dinding Bata cetak/bata kapur,
adalah batu buatan yang dibuat dari campuran beberapa bahan dengan perbandingan

tertentu, Umumnya digunakan pada rumah-rumah sederhana di perkampungan, pagar

pembatas tanah dan lain sebagainya.


b. Dinding Bata celcon atau hebel
Terbuat dari pasir silika. Harganya lebih mahal dari pada bata merah. Ukuran

umumnya 10 cm x 19 cm x 59cm.
c. Dinding Partisi
Bahan yang dipakai umumnya terdiri dari lembaran multiplek atau papan gypsum

dengan ketebalan 9-12 mm.


d. Dinding Batako dan Blok Beton
adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan mentah: tras, kapur, pasir dengan

perbandingan tertentu. Batu buatan jenis ini bentuknya berlubang, model dan

lubangnya dibuat bermacam variasi model. Batako merupakan material untuk dinding

yang terbuat dari batu buatan/cetak yang tidak dibakar. Karena dimensinya lebih besar

dari bata merah, penggunaan batako pada bangunan bisa menghemat plesteran 75%,

berat tembok 50% - beban pondasi berkurang. Selain itu apabila dicetak dan diolah

dengan kualitas yang baik, dinding batako tidak memerlukan plesteran dan acian lagi

untuk finishing. Blok beton, adalah batu buatan yang dibuat dari campuran bahan

mentah: semen dan pasir dengan perbandingan tertentu.


e. Dinding Bata (bata merah)
Dinding bata merah terbuat dari tanah liat yang dibakar. Untuk dapat digunakan

sebagai bahan bangunan yang aman maka pengolahannya harus memenuhi

standar peraturan bahan bangunan Indonesia. Dinding dari pasangan bata dapat

dibuat dengan ketebalan 1/2 batu (non struktural) dan minimal 1 batu (struktural).

4. Material Dinding

Dinding adalah salah satu elemen rumah yang paling menentukan sisi keindahan rumah.

Sebagai bidang yang melingkupi aktivitas sehari-hari dalam ruangan, dinding berpengaruh

besar, terutama dalam menentukan kesan ruangan itu. Misalnya dinding rumah dicat merah

dan dinding dicat hijau muda, kesannya sudah lain sekali. Belum lagi bila dinding dilapisi

material alami atau material aslinya yang menimbulkan karakter khas masing-masing bahan.

Material ini boleh jadi menjadi atraksi utama dalam sebuah ruangan, karena keunikan yang

dimilikinya. Tidak jarang, material alami ditonjolkan lebih dari bentuk bangunan itu sendiri.

Berikut ini disajikan beberapa contoh material dinding yang umum digunakan dalam

bangunan:

a. Material dinding dari kaca buram, yang bisa diaplikasikan pada satu dinding.

Contohnya saja dinding pada back drop area receptionist.


b. Material bata ekspos juga bisa menjadi material yang menarik karena karakternya

yang kuat.
c. Dinding biasa dapat tampil maksimal dengan penggunaan cat. Cara ini adalah cara

yang paling umum dilakukan untuk meningkatkan kesan dinding agar lebih terlihat

menarik.
d. Dinding kaca, termasuk digemari dewasa ini. Dinding jenis ini memang

memungkinkan ruangan terlihat semakin lapang karena tidak ada batas pandangan.

Biasanya kaca diberi frame alumunium sebagai penguat konstruksinya.


e. Dinding ekspos semen, atau ekspos beton, dimana tekstur semen diperlihatkan.

Tekstur ini memiliki karakter sendiri yang tidak sama dengan karakter bahan lain

seperti dinding yang dicat.

Bangunan yang dipakai untuk pusat kursus bahasa Inggris ini menggunakan kaca dan dinding

bata ringan untuk kulit bangunannya. Sedangkan untuk penyekat didalamnya menggunakan

partisi gypsum, dinding bata dan kaca sebagai pembatas ruangan. Beberapa pertimbangan

menggunakan sekat gypsum adalah mudah dipasang dan mudah untuk di bongkar dan

sebagai peredam suara yang dalamnya diberikan lapisan rockwool. Khusus untuk area home

theater menggunakan dinding kedap suara yang akan dibahas pada tinjauan sistem akustik

ruang.

3.4.3.3 Ceiling

Ceiling yang berarti plafond mempunyai beberapa istilah yang berbeda, misalnya ada yang

mengenal plafond dengan sebutan langit – langit. Dalam sejarah, plafond berasal dari bahasa

belanda yang merujuk pada makna garis batas biasanya horizontal antara lantai dengan atap.

Adapun beberapa fungsi dari plafond antara lain :

a. Sebagai penutup, instalasi listrik, instalasi plumbing, instalasi AC, dan lain-lain

merupakan contoh jaringan yang umum kita jumpai disetiap bangunan. Agar instalasi
– instalasi tersebut tidak terlihat berantakan maka kita harus menutupnya. Disinilah

salah satu peran plafond sebagai penutup.

b. Sebagai pengikat udara, dalam dunia arsitektur kenyamanan adalah salah satu konsep

yang harus dijaga agar pengguna bangunan tersebut betah menempati bangunan

tersebut. Salah satunya adalah baiknya sirkulasi udara dalam bangunan itu sendiri.

Kaidah dari ventilasi udara menerangkan bahwa ruangan akan memiliki hawa dan

suhu yang sejuk jika posisi bukaannya searah dengan arah angin, mampu mengalirkan

udara segar ke dalam bangunan dan mampu membuang udara jenuh ke luar bangunan.

Jika pintu dan jendela berfungsi sebagai sirkulasi udara, fungsi plafond justru

menahan dan mengikat udara tetap berada di dalam bangunan. Udara yang mengalir

ke dalam bangunan akan dialirkan keatap dan di ikat dalam plafond dengan tujuan

udara dalam bangunan tersebut akan tetap stabil.

Menurut penggunaan material, plafond dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Accoustical Ceiling: berfungsi sebagai isolator suara dan mengurangi tingkat

kebisingan suara.

Gambar 3.4.3.7 Accoustical Ceiling ( Sumber : Google )

2. Luminous Ceiling: berfungsi untuk memendarkan cahaya dan memberi efek cahaya

khusus pada ruangan


Gambar 3.4.3.8 Lominous Ceiling ( Sumber : Google )

3. Baffle Ceiling: berfungsi meredam suara dan memberikan suasana tertentu pada

ruangan.

Gambar 3.4.3.9 Baffle Ceiling ( Sumber : Google )

Material Ceiling

1. Multiplek

Multiplek biasanya terdiri dari tiga lapisan kayu yang disusun secara berlapis.

· Kelemahan : Mudah melengkung, tidak tahan air, tidak tahan rayap.

· Keuntungan : Ringan, murah, mudah di aplikasi.

· Finising : Dengan cat minyak, dengan cat melamir dan plitur


2. Gypsum
Papan gypsum diklasifikasikan dari jenis performa papan dan ketebalannya.
1. Papan gipsum standard
Papan gypsum ini merupakan varian umum dari papan gypsum. Tebal yang tersedia

yaitu 9mm,12mm dan 15mm.


2. Papan gipsum tahan api
Papan gypsum ini mempunyai performa ketahanan terhadap api, durasi ketahanan

apinya tergantung dari sistem dinding partisi yang digunakan. Tebal yang tersedia

yaitu 12mm dan15mm.


3. Teakwood

Teakwood sejenis dengan triplek tetapi permukaannya lebioh halus dan di lapisi

dengan serat kayu jati.

· Finising : Dicat melamir atau di plitur.


4. Aluminium

Merupakan produk di bawah lisensi jepang, rangka yang di gunakan adalah rangka

besi holo,bisa juga rangka kayu.

· Kekuatan : Tahan api (20 0-400cc), tahan karat, tahan air, perawatan ringan, tidak

usah di cat

Pada perancangan interior pusat kursus bahasa Inggris ini, alternatif ceiling yang akan

digunakan adalah acoustic ceiling dan baffle ceiling. Penggunaan terhadap kedua jenis ceiling

tersebut karena keduanya yang dapat meredamkan suara. Sedangkan alternatif material

ceiling yang digunakan adalah gypsum dan aluminium. Gypsum merupakan bahan material

yang mudah dibentuk, dipasang dan dibongkar sedangkan bahan aluminium digunakan lebih

kepada unsur estetika ruang.

3.4.4 Tinjauan Karakteristik Warna

Survey tempat kursus dilakukan di Wallstreet, EF English First dan EEC. Ditinjau

dari hasil survey yang dilakukan pada ketiga tempat kursus bahasa Inggris tersebut, diketahui

bahwa ketiga tempat kursus tersebut menggunakan warna biru pada logo dan diterapkan pada

interior tempat kursusnya. Berikut macam-macam warna dan karakteristiknya :

1. Biru
Warna biru memiliki arti tersendiri sehingga banyak lembaga kursus maupun perusahaan-

perusahaan menggunakan warna tersebut. Warna ini meningkatkan ekspresi verbal,

komunikasi, ekspresi artistik dan kekuatan. Biru yang kuat (biru tua) akan merangsang

pemikiran yang jernih dan biru muda akan menenangkan pikiran dan membantu

konsentrasi. Biru adalah warna favorit para pria dan termasuk warna yang dingin. Kalau di

dunia desain logo, biru sering di sebut warna corporate karena hampir semua perusahaan

menggunakan warna biru sebagai warna utamanya. Biru merupakan warna yang termasuk

tenang dan bersifat profesional. Efek lain warna biru adalah sering di anggap sebagai

warna yang melambangkan kepercayaan dan trustfulness.

2. Merah

Merah adalah warna yang kuat sekaligus hangat. Biasanya di gunakan untuk memberikan

efek psikologi panas, berani, marah dan berteriak. Di dalam desain, warna merah

digunakan sebagai aksen karena sifatnya yang kuat.

3. Orange

Orange adalah hasil peleburan merah dan kuning, efek yang di hasilkan yaitu kuat dan

hangat. Pada sisi psikologis warna oranye memberikan kesan tidak nyaman, dan sedikit

gaduh. Mungkin karena sebab itu warna ini paling banyak di pakai untuk menarik

perhatian orang.

4. Kuning

Kuning adalah warna yang ceria dan menyenangkan. Warna kuning juga identik dengan

mainan anak-anak. Karena begitu kuatnya warna kuning ini, seringkali di gunakan untuk

mendapatkan perhatian orang.

5. Hijau

Hijau adalah warna yang tenang karena di kaitkan dengan lingkungan dan alam. Di dalam

desain, penggunaan warna hijau terapkan untuk memberikan kesan segar.


6. Coklat

Warna ini bersifat hangat dan bersahabat. Coklat adalah warna bumi, memberikan kesan

hangat, nyaman dan aman.

3.4.5 Tinjauan Sistem Pencahayaan

Pencahayaan seringkali dikategorikan ke dalam dua kelompok, pencahayaan alami

(daylighting) dan pencahayaan buatan (artificial lighting). Keduanya memiliki peranan yang

sangat penting karena berperan besar dalam menyampaikan informasi visual ke indera

penglihatan.

Secara umum, pencahayaan buatan merupakan buah karya manusia dalam memenuhi

kebutuhan cahaya pada siang hari maupun malam hari, terutama terhadap kebutuhan cahaya

di dalam ruangan. Kebutuhan yang akhirnya didukung oleh perkembangan teknologi ini,

membawa pencahayaan bukan saja sebagai pemenuh kebutuhan fungsional, tetapi juga

estetika dan kebutuhan lainnya.

Berbeda dengan pencahayaan buatan, pencahayaan alami lebih mengacu pada cahaya yang

bersumber pada benda-benda langit. Sumber cahaya datang dari matahari, pantulan cahaya

matahari yang diteruskan oleh bulan, serta cahaya bintang-bintang. (Manurung, 2012)

3.4.5.1 Sumber Cahaya

1. Cahaya alami

Cahaya alami gedung yang dipakai ini bersumber dari cahaya matahari yang masuk ke dalam

ruangan melalui kaca bangunan.


Gambar 3.4.5.1 Cahaya Alami ( Sumber : Google )

2. Cahaya Buatan

Fungsi utama penerangan buatan adalah memberikan cahaya yang menggantikan sinar

matahari. Namun di pihak lain, penerangan buatan ini juga bisa dirancang sedemikian rupa

untuk menciptakan suasana atmosfer tertentu. Bahkan penerangan buatan dapat menunjang

desain interior dan arsitektur sesuai keinginan. Dengan permainan cahaya lampu, detail dan

ornamen pada ruang dapat ditonjolkan sehingga penampilan ruangan menjadi semakin

menarik.

Beberpa tipe penerangan di dalam ruang, yaitu:

a. General Lighting
General lighting atau pencahayaan umum adalah sistem pencahayaan yang menjadi

sumber penerangan utama. Umumnya penerangan dilakukan dengan cara

menempatkan titik lampu pada titik tengah ruangan atau pada beberapa titik yang

dipasang secara simetris dan merata.


Lampu yang biasa digunakan untuk penerangan jenis ini adalah lampu tungsten atau

fluorescent strip atau fluorescent uplighter dengan reflektor. Ambient lighting atau

general lighting cocok digunakan pada area receptionist, waiting area, back office dan

ruang belajar yang biasanya membutuhkan penerangan cukup kuat untuk menunjang

seluruh aktivitas di dalamnya.


Gambar 3.4.5.2 General Lighting ( Sumber : Google )

b. Task Lighting
Task lighting merupakan sistem pencahayaan yang difokuskan pada suatu area dengan

tujuan membantu aktivitas tertentu. Task lighting juga dapat menjadi satu cara untuk

menghindari ketegangan mata ketika beraktivitas.


Seperti accent lighting jenis bohlam yang digunakan untuk task lighting umumnya

mempunyai reflektor integral untuk mengarahkan cahaya lampunya ke titik tertentu.

Bila tidak dilengkapi reflektor, bohlam dapat diletakkan dalam kap lampu, sehingga

cahayanya lebih terarah. Penggunaan task lighting sebaiknya dikombinasikan dengan

pemakaian ambient lighting untuk menghindari terjadinya bayangan.


c. Accent Lighting
Accent lighting digunakan untuk menyorot atau memfokuskan pada suatu benda agar

dapat lebih terlihat. Pemasangan accent lighting pada ruang dalam umumnya

digunakan untuk menyorot benda seni (artwork) atau menyorot lukisan.


Tipe lampu yang biasanya digunakan untuk penerangan jenis ini diantaranya adalah

spotlight, mini-spot, lampu halogen dan lampu tungsten yang semuanya berdaya

rendah. Accent lighting dengan lampu berdaya rendah juga dapat digunakan untuk

menampilkan tekstur dinding. Biasanya fitting lampu dilengkapi dengan reflektor

integral yang berguna untuk merefleksikan cahaya ke arah tertentu.

3.4.5.2 Teknik Pencahayaan Ruang


Jenis penerangan tidak hanya menghasilkan efek cahaya, tetapi juga menciptakan atmosfer

serta kualitas ruang.

a. Penerangan langsung ( direct lighting)

Penerangan langsung adalah suatu teknik pencahayaan yang paling sederhana dimana

sumber cahaya ditata agar bisa menyinari suatu area atau ruang secara langsung. Biasanya

teknik ini digunakan untuk ruang yang membutuhkan kualitas cahaya yang cukup terang dan

seringkali juga bermaksud menonjolkan bentuk lampu yang digunakan. Penerangan ini biasa

dipasang di ceiling.

Kelebihan dari jenis penerangan ini adalah kualitas cahaya yang sangat maksimal

karena cahaya lampu langsung jatuh pada benda atau ruangan yang diinginkan. Tetapi

kekurangannya, penerangan ini kurang artistik karena cahayanya sulit dimainkan. Terkadang

penerangan langsung ini kurang cocok untuk beberapa area, karena sifat cahayanya yang

agak keras.

b. Penerangan tidak langsung ( indirect lighting)

Penerangan tidak langsung adalah teknik pencahayaan yang menempatkan sumber

cahaya (lampu) secara tersembunyi, sehingga cahaya yang terlihat dan menerangi ruang akan

berupa pantulan cahaya, bukan cahaya langsung dari lampu. Lampu biasanya terletak

disamping ceiling yang diturunkan atau dibalik dinding, bisa juga dibalik lemari, dan lainya.

Karena cahaya yang keluar berupa hasil pantulan, yang keluar adalah biasan cahaya

yang lebih lembut. Tampilan ruangan pun menjadi lebih bersih dan simple karena lampu atau

sumber cahaya tidak terlihat.


Gambar 1 Gambar 3.4.5.3 Penerangan Tidak Langsung ( Sumber : Google )

Sumber cahaya, tipe penerangan dan teknik penerangan yang dijelaskan menjadi alternatif

penerangan disetiap area yang ada pada pusat kursus bahasa Inggris ini. Sumber cahaya

buatan lebih banyak digunakan pada hampir semua area yang ada sedangkan untuk sumber

cahaya alami hampir keseluruhan dimiliki pada area publik karena kulit bangunan yang ada

pada area tersebut menggunakan kaca sebagai dinding bangunan.

3.4.6 Tinjauan Sistem Penghawaan

Sistem penghawaan dapat dibagi menjadi 2 yaitu sistem pengahawaan alami dan

penghawaan buatan.

3.4.6.1 Penghawaan Alami

Penghawaan alami atau ventilasi alami adalah proses pertukaran udara di dalam bangunan

melalui bantuan elemen-elemen bangunan yang terbuka.

Sirkulasi udara yang baik di dalam bangunan dapat memberikan kenyamanan. Aliran

udara dapat mempercepat proses penguapan di permukaan kulit sehingga dapat memberikan

kesejukan bagi penghuni bangunan.

Pertukaran udara di dalam bangunan juga sangat penting bagi kesehatan. Di dalam

bangunan banyak terbentuk uap air dari berbagai macam aktivitas seperti memasak, mandi,

dan mencuci. Uap air ini cenderung mengendap di dalam ruangan. Aneka zat berbahaya juga

banyak terkandung pada cat, karpet, atau furnitur, yang timbul akibat reaksi bahan kimia
yang terkandung di dalam benda-benda tersebut dengan uap air. Jika bangunan tidak

memiliki sirkulasi udara yang baik, zat-zat kimia tersebut akan tertinggal di dalam ruangan

dan dapat terhirup oleh manusia. Pada bangunan ini, sistem pengahawaan alami terletak pada

lubang ventilasi jendela-jendela yang berada di samping kiri dan kanan gedung.

3.4.6.2 Penghawaan Buatan

Penghawaan buatan di sini memiliki pengertian bahwa udara dalam ruang dikondisikan

berdasarkan beban kalor yang terjadi pada ruangan tersebut. Berikut beberapa contoh

penghawaan buatan :

a. Penghawaan Buatan Exhaust


Exhaust fan biasanya digunakan pada kamar mandi agar udara bau yang ada di dalam

kamar mandi dapat terbuang keluar. Namun, apabila kamar mandi tersebut sudah

mempunyai ventilasi jendela sendiri, maka exhaust fan tidak diperlukan.

Gambar 3.4.6.1 Exhaust Fan ( Sumber : Google )

b. Penghawaan Buatan Air Conditioner


Air Conditioner yang biasanya dipakai adalah AC Sentral dan AC Split. AC Sentral

digunakan pada area terbuka seperti receptionist area, waiting area dan social club

area. Untuk AC split digunakan pada ruangan yang khusus seperti ruang direktur
yang penggunaannya dapat diatur dan suhu udaranya dapat di tentukan sewaktu-

waktu.

Gambar 3.4.6.2 AC Sentral ( Sumber : Google )

Gambar 3.4.6.3 AC Split ( Sumber : Google )

Pengahawaan yang ada pada pusat kursus bahasa Inggris ini sebagian besar dipengaruhi oleh

pengahawaan buatan dibandingkan dengan pengahawaan alami. Penghawaan buatan

ditempatkan pada toilet karena area tersebut membutuhkan sirkulasi udara yang cukup karena

harus membuang udara kotor melalui exhaust. Exhaust merupakan salah satu penghawaan

buatan. Sedangkan contoh penghawaan buatan lainnya adalah AC Sentral dan AC Split. AC

sentral akan digunakan pada area yang sering digunakan contohnya seperti ruang tunggu,

area reception, dan lainnya. Sedangkan AC Split digunakan pada ruang principal yang

kegunaan AC nya dapat diatur sendiri sesuai kebutuhan pemakai.


3.4.7 Tinjauan Sistem Akustik Ruang

Kata akustik berasal dari bahasa Yunani akoustikos, artinya segala sesuatu yang

bersangkutan dengan pendengaran pada suatu kondisi ruang yang dapat mempengaruhi mutu

bunyi. Akustik dipelajari pada berbagai bidang ilmu seperti: akustik fisika, psiko akustik, dan

lain lain sedang akustik arsitektur diterapkan untuk perencanaan gedung-gedung pertunjukan,

ruang sidang dan rumah tinggal.

3.4.7.1. Tujuan akustik

Akustik bertujuan untuk mencapai kondisi pendengaran suara yang sempurna yaitu murni,

merata, jelas dan tidak berdengung sehingga sama seperti aslinya, bebas dari cacat dan

kebisingan. Untuk mencapai kondisi tersebut sangat tergantung dari faktor keberhasilan

perancangan akustik ruang, keberhasilan perancangan akustik ruang, konstruksi dan material

yang digunakan.

Problem-problem akustik dianalisa dengan mendasarkan pada 5 faktor yaitu:

c. Sumber suara
d. Perambatan suara
e. Penerimaan suara
f. Intensitas suara
g. Frekuensi suara

3.4.7.2. Sifat Akustik

Akustik dalam desain interior sangat tergantung pada kondisi lingkungan, hal tersebut

dikarenakan reaksi manusia terhadap suara dalam berbagai lingkungan akustik bagunan lebih

bersifat subyektif dan kualitatif. Memperhatikan rambatan dan sifat gelombang suara dalam

ruang tertutup lebih sulit dan memerlukan studi khusus untuk menentukan jenis, jumlah dan

penggunaan bahan-bahan penyerap.

Dengan menggunakan test model yaitu suatu alat elektronik khusus untuk mengetes

rambatan suara pada material hingga bisa diketahui kekuatan suara.


Begitu pula perambatan dan sifat gelombang suara di udara terbuka, keberhasilannya

ditentukan oleh berbagai faktor seperti letak loudspeaker, arah angin, jumlah pengunjung dan

sebagainya. Perambatan gelombang bunyi pada tempat terbuka berbentuk bola yang teru-

menerus membesar tapi melemah. Teknik pengukurannya dengan menggunakan seberkas

cahaya optikal berbentuk garis-garis lurus yang dipancarkan ke setiap arah.

Pengertian akustik sangat luas dan beragam, meliputi hampir pada semua segi

kehidupan manusia, sejak bangun tidur, bekerja, beristirahat, berekreasi sampai kembali tidur

akan terus berhubungan dengan aspek akustik. Hubungan antara interior dengan akustik

ternyata tidak sebatas hanya pada perhatian penataan ruang dan perhitungan bagi pengguna

ruang tetapi juga terhadap penyimpangan termal, atmosfir, cahaya dan bunyi-bunyian yang

ditimbulkan oleh kondisi luar maupun yang berasal dari dalam gedung itu sendiri. Faktor-

faktor eksternal yang langsung menggangu sistem pendengaran di dalam ruang antara lain

berasal dari laju transportasi, pesawat terbang, bunyi petasan, ledakan dan lain-lain. Faktor

internal meliputi bunyi musik, pembicaraan yang keras, benturan dan lain-lain peralatan yang

kesemuanya perlu diatur guna mendapatkan kenyamanan komunikasi antar sesama.

Faktor-faktor lain yang juga ikut mempengaruhi keberhasilan tata suara di dalam

ruang antara lain faktor konstruksi bangunan, kualitas dan sifta bahan serta kondisi

lingkungan.

Kejelasan pendengaran pada hakekatnya ditentukan oleh tiga faktor yaitu:

a. Sumber bunyi
b. Jejak perambatan suara
c. Kondisi penerima

Ketiga faktor tersebut saling berkaitan dan harus dijaga keharmonisannya guna

mendapatkan kenyamanan dalam berkomunikasi. Akustik mengajarkan bagaimana mengatur


dan mengendalikan ketinggian sumber suara, peredaman kebisingan sehingga manusia

dengan nikmat bisa mendengar dan mengerti pesan-pesan yang disampaikan padanya.

3.4.7.3. Aspek Akustik pada Material Bangunan

Setiap material bangunan dan perabot ruang memiliki kondisi akustik yang berkemampuan

sebagai penyerap dan pemantul suara pada derajat tertentu, tergantung dari tipisnya bahan,

porositas, konstruksi serta frekuensi. Faktor tersebut tergantung dari sifat akustik tiap jenis

material.

- Bata, merupakan blok bangunan moduler, terbuat dari tanah liat, bersifat sebagai

pereduksi udara yang sangat baik terutama pada sistem dua paralel dibuat tanpa

hubungan dengan adukan semen atau tanpa pelapis.

Gambar 3.4.7.1 Batu Bata Merah ( Sumber : Google )

- Beton, material hasil campuran dari bahan semen, batu, pasir, besi tulangan, dan air

mempunyai daya kuat terhadap gaya tekan, digunakan untuk struktur slab atau

dinding struktural. Beton merupakan pereduksi kebisingan udara yang sangat baik,

dan tidak bersifat sebagai penyerap.


- Kaca, merupakan bahan transparan dari silikat yang sangat ringan, dan bersifat

sebagai pereduksi yang sangat baik terutama pada frekuensi menengah. Kualitas dapat

ditingkatkan dengan sistem berlapis dan berfungsi sebagai penyerap kebisingan tetapi

berisiko pada resonansi frekuensi rendah.


Gambar 3.4.7.2 Kaca ( Sumber : Google )

- Busa akustik, merupakan material penyerap yang baik sebagai bahan pengisi pada

kursi teater sehingga dengan kosongnya penonton tidak akan mengakibatkan

perubahan dengung dalam ruang.

Gambar 3.4.7.3 Busa Akustik ( Sumber : Google )

- Rockwool, adalah jenis wol mineral, yang sering berfungsi sebagai bahan isolasi

untuk rumah tinggal dan bangunan. Rockwool sering dibandingkan dengan glass

wool, karena keduanya adalah jenis umum dari isolasi bangunan. Keuntungan

menggunakan rockwool untuk mengisolasi/insulation lebih besar daripada kerugian,

karena ini jenis isolasi dapat menawarkan perlindungan tambahan terhadap

kebakaran, kerusakan air dan kebisingan. Rockwool adalah material insulation,

termasuk jenis isolasi termal dan akustik. Terbuat dari bahan tambang fiber ringan

dengan inti berupa batu alam yang dipadukan dengan damar panas.
Gambar 3.4.7.4 Rockwool ( Sumber : Google )

- Karpet, adalah jenis material yang berfungsi sebagai bahan absorbsi ruang dalam

bentuk elemen lantai dengan tingkat penyerapan tinggi. Keberhasilan fungsi

ditentukan oleh tebal karpet (Suptandar, 2004).

Gambar 3.4.7.5 Karpet ( Sumber : Google )

Sistem akustik ruang ini di gunakan pada mini theater, kelas, perpustakaan dan

laboratorium komputer EF English First. Namun, lebih ditekankan pada mini theater.

Alternatif bahan akustik yang akan digunakan pada mini theater adalah busa akustik,

rockwool atau karpet. Rockwool lebih mudah untuk diaplikasikan dengan material

lainnya, contohnya setelah pemasangan rockwoll, dinding dapat dilapisi dengan berbagai

lapisan material yang mendukung konsep ruang.

3.4.8 Tinjauan Sistem Keamanan dan Signage

3.4.8.1 Sistem Keamanan


Keamanan sangat penting sekali khususnya untuk bangunan public space untuk

menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Banyaknya orang-orang yang lalu lalang pada

area public space membuat keamanan semakin dibutuhkan dan harus lebih ditingkatkan.

Sistem keamanan pada EF English First ini menggunakan CCTV camera yang diletakan pada

setiap sudut ruangan publik. Selain itu, keamanan pada furniture juga diperlukan karena

mengingat kursus bahasa Inggris ini tidak hanya untuk kalangan dewasa dan remaja tetapi

untuk anak-anak berumur 3-10 tahun, maka dari itu sudut-sudut tajam pada furniture perlu

dihindari.

3.4.8.2 Signage

Kata signage berasal dari kata sign. Sign sebagai kata benda memiliki arti yang cukup luas

karena memiliki arti yang berbeda-beda tergantung pada ruang lingkupnya. Beberapa arti

sign antara lain :

a. Sebuah tampilan publik atau sebuah pesan.


b. Sebuah persepsi yang mengindikasikan sesuatu sebagai petunjuk yang terlihat bahwa

sesuatu telah terjadi.


c. Tingkah laku atau gerakan sebagai bahasa isyarat.

Secara umum, signage berarti segala macam bentuk komunikasi yang mengandung sebuah

pesan. Sebuah signage tidak terbatas pada kata-kata namun juga termasuk gambar, gerakan,

bau, rasa, tekstur, dan suara, atau dengan kata lain segala macam cara bagaimana sebuah

informasi dapat disampaikan atau diekspresikan oleh mahluk hidup.

Signage menurut Oxford Advance Learner Dictionary of Current English adalah sebuah kata

atau kata-kata, desain dan lain-lain pada sebuah papan atau lempengan untuk memberikan

peringatan atau untuk mengarahkan seseorang menuju sesuatu.

Berikut ini merupakan tipe-tipe dalam signage, antara lain:


a. Banner signs, terbuat dari material yang ringan seperti kain, kertas, dan plastik yang

tidak kaku. Tipe ini biasanya digunakan sebagai pemberitahuan sementara dari sebuah

acara.

Gambar 3.4.8.1 Banner Signs ( Sumber : Google )

b. Changeable-copy signs adalah signage yang memampukan tulisan yang tertulis di

atas, signage tersebut dapat diubah-ubah secara manual seperti message board di

suatu hotel atau restoran.

Gambar 3.4.8.2 Changeable-copy Signs ( Sumber : Google )

c. Electronic message center, menampilkan pesan pada sebuah layar elektronik yang

dapat diubah-ubah secara cepat dan efisien.

Gambar 3.4.8.3 Electronic Message Signs ( Sumber : Google )


d. Floor signs, merupakan signage yang dilukis atau dipasang di atas lantai. Biasanya

berupa tulisan atau simbol. Terkadang terlalu susah untuk dibaca dengan jelas, namun

tetap memiliki keuntungan yaitu memiliki daya tarik artistik dan keefektivitasan

dalam menuntun manusia menuju sebuah lokasi yang sulit untuk ditemukan.

Gambar 3.4.8.4 Floor Signs ( Sumber : Google )

e. Free-standing signs tidak terpasang pada bangunan. Biasanya disangga oleh satu atau

dua tiang, berdiri tegak terkait dengan tanah atau lantai.

Gambar 3.4.8.5 Free-Standing Signs ( Sumber : Google )

f. Suspended signs, biasanya digunakan untuk interior sign. Signage seperti ini bisanya

digantungdilangit-langit dengan rantai, kawat, senar, atau material lainnya. Jika

diposisikan di tempat-tempat strategis sepanjang perjalanan menuju suatu tempat

maka signage ini akan menjadi lebih efektif jika dibandingkan dengan wall signs.
Suspended signs juga umumnya digunakan ditempat-tempat dimana wall signs dan

free-standing signs tidak akan berintegrasi dengan desain arsitektural sebuah

bangunan.

Gambar 3.4.8.6 Suspended Signs ( Sumber : Google )

g. Wall signs, berfungsi sebagai exterior signs maupun interior signs. Signage ini

terpasang paralel dengan tembok sebuah bangunan, muncul tidak lebih dari 18 inci.

Signage ini hanya memiliki satu sisi saja dan umumnya berbentuk persegi empat.

Gambar 3.4.8.7 Wall Signs ( Sumber : Google )

h. Windows signs, ditempatkan didalam jendela dengan tujuan supaya dapat dilihat dari

arah luar. Signage ini harus jelas dan mampu dibaca dengan mudah.
Gambar 3.4.8.8 Windows Signs ( Sumber : Google )

Banyak alternatif signage yang dapat digunakan pada interior EF English First. Namun, perlu

dipertimbangkan kebutuhan jenis sign yang akan dipakai pada pusat kursus bahasa Inggris.

Suspended signs, windows signs dan wall signs digunakan pada pintu-pintu di setiap ruangan

dan pada area recepstionist. Changeable-copy sign lebih sulit untuk diterapkan pada EF

English First dibandingkan dengan electronic message center karena sulitnya mengganti-

ganti kata pada papan sign. Floor sign dapat digunakan menjadi alternatif sign pada pusat

kursus ini karena memudahkan siswa khususnya anak-anak untuk mencari area yang ingin

dituju.

Tujuan dan Fungsi Signage

Tujuan signage adalah untuk menghadirkan informasi secara konsisten sehingga individu

akan belajar untuk melihat pada beberapa tempat tertentu, untuk mengenalinya dengan

mudah dan mengiktinya dengan rasa percaya diri. Secara umum, seseorang membutuhkan

informasi pada pada tempat yang bercabang, pada tempat masuk dan keluar, sepanjang

koridor dan persimpangan, tangga, lift, dan tempat lainnya. Selain itu juga merupakan hal

yang sangat membantu bila sebuah informasi dipasang secara berulang di tempat yang

berbeda untuk benar-benar meyakinkan seseorang menangani kebenaran informasi atau

pilihan yang ditempuh atau dengan kata lain individu tersebut berada dalam jalur yang benar.

Signage memiliki beberapa fungsi penting bagi manusia, yaitu diantaranya:

a. Sebagai alat untuk membantu manusia dengan cara mengarahkan, mengidentifikasi

ruang atau struktur dan memberi informasi manusia dalam melakukan kegiatan dalam

suatu ruang.
b. Memperkuat kualitas lingkungan secara visual.
c. Melindungi kepentingan umum
3.4.9 Alternatif Zoning dan Grouping

3.4.9.1 Zoning

1. Lantai 1

Alternatif 1

Gambar 3.4.9.1 Alternatif 1 Zoning Lantai 1

+ -
Publik Dekat dengan pintu masuk
utama, mudah dijangkau
oleh tamu
Semi Privat Bagian depan semi privat Sebagian area semi privat
dapat digunakan untuk dekat dengan pintu masuk
kelas anak-anak sehingga utama
pengawasan oleh orang tua (Tingkat kebisingan tinggi)
lebih mudah dan dekat.
Privat Area privat dekat dengan Sebagian area privat dekat
view taman kering dengan pintu masuk
(tingkat kebisingan tinggi)
Service Mudah dijangkau area
privat, semi privat, dan
publik
Alternatif 2

Gambar 3.4.9.2 Alternatif 2 Zoning Lantai 1

+ -
Publik Dekat dengan pintu masuk
utama, mudah dijangkau
oleh tamu
Semi Privat Sebagian besar area semi Sebagian area semi privat
privat berada di belakang dekat dengan pintu masuk
(tingkat kebisingannya (Tingkat kebisingan tinggi)
rendah)
View ke arah taman kering
Privat Area privat dekat dengan
pintu masuk (tingkat
kebisingan tinggi)
Service Mudah dijangkau area
privat, publik, dan semi
privat
Alternatif 3

Gambar 3.4.9.3 Alternatif 3 Zoning Lantai 1

+ -
Publik Dekat dengan pintu masuk
utama, mudah dijangkau
oleh tamu
Semi Privat View ke arah taman kering. Sebagian area semi privat
Bagian depan semi privat dekat dengan pintu masuk
dapat digunakan untuk utama
kelas anak-anak sehingga (Tingkat kebisingan tinggi)
pengawasan oleh orang tua
lebih mudah dan dekat.
Privat Area privat berada
dibelakang
(Tingkat kebisingan
rendah)
Service Mudah dijangkau area
privat, publik, dan semi
privat
2. Lantai 2

Alternatif 1

Gambar 3.4.9.4 Alternatif 1 Zoning Lantai 2

+ -
Semi Publik Semi publik dekat dengan
void (view ke lantai 1)
Akses semi publik mudah
dari lantai 1.
Semi Privat Area semi privat dekat
dengan void (tingkat
kebisingan menengah)
Privat Privat dekat dengan service
memudahkan staff naik
turun lantai.
Service Mudah dijangkau oleh area
semi publik, semi privat,
dan privat
Alternatif 2

Gambar 3.4.9.5 Alternatif 2 Zoning Lantai 2

+ -
Semi Publik Semi publik dekat dengan
void (view ke lantai 1)
Akses semi publik mudah
dari lantai 1.
Semi Privat Area semi privat dekat
dengan void (tingkat
kebisingan menengah)
Privat Privat dekat dengan service
memudahkan staff naik
turun lantai.
Service Mudah dijangkau oleh area
semi publik, semi privat,
dan privat
Alternatif 3

Gambar 3.4.9.6 Alternatif 3 Zoning Lantai 2

+ -
Semi Publik Semi publik dekat dengan
void (view ke lantai 1)
Semi publik mudah
dijangkau dari 2 tangga
yang tersedia.
Semi Privat Area semi privat berada di
belakang sehingga tingkat
kebisingannya rendah.
Privat Privat dekat dengan service
memudahkan staff naik
turun lantai.
Service Mudah dijangkau oleh area
semi publik, semi privat,
dan privat.
3. Lantai 3

Alternatif 1

Gambar 3.4.9.7 Alternatif 1 Zoning Lantai 3

+ -
Semi Publik Semi publik jauh dari
tangga sehingga agak sulit
menuju ke area semi
publik.
Semi Privat Semi privat dekat dengan
tangga, privasinya kurang
baik.
Privat Privasinya terjaga karena
tidak memiliki akses
langsung dari tangga.
Alternatif 2

Gambar 3.4.9.8 Alternatif 2 Zoning Lantai 3

+ -
Semi Publik Akses mudah dari lantai 2
ke area semi publik
Semi Privat Semi privat dekat dengan
tangga, privasinya kurang
baik.
Privat Akses menuju privat agak
sulit karena terhalangi oleh
area semi privat
Alternatif 3

Gambar 3.4.9.9 Alternatif 3 Zoning Lantai 3

+ -
Semi Publik Area semi publik mudah
dijangkau dari lantai 2.
Semi Privat Area semi privat
mendapatkan privasinya
karena tidak dekat dengan
tangga.
Privat Privat mendapatkan view
kearah luar.
3.4.9.2 Grouping

1. Lantai 1

Alternatif 1

Gambar 3.4.9.10 Alternatif 1 Grouping Lantai 1

+ -
Reception Mudah dijangkau dari 2
pintu masuk
Cafe Mudah dijangkau oleh
tamu karena dekat dengan
pintu dan mudah terlihat
karena dindingnya
bermaterial kaca
Waiting Area Dekat dengan reception dan
cafe sehingga tamu dapat
menunggu
Classroom Sebagian classroom berada Tingkat kebisingan yang
di depan dan sangat efektif berada di depan lebih tinggi
untuk kelas anak-anak daripada kelas yang berada
sehingga pengawasan dibelakang.
orang tua terhadap anaknya
lebih mudah.
Computer Laboratorium Berada di belakang
sehingga tingkat
kebisingannya rendah.
Back Office Berada di belakang Jauh dari reception yang
sehingga lebih privasi. kadang saling
membutuhkan.
Teachers Room Dekat dengan classroom
dan dekat akses ke lantai 2.
Marketing Office Tidak terlalu jauh dengan
reception sehingga apabila
ada tamu yang datang tidak
terlalu jauh dan masih
terlihat.
Gudang Dekat dengan pintu
belakang sehingga keluar
masuk barang lebih mudah.
Loker Tidak terlalu dekat dengan
back office.
Musholla Dekat dengan toilet
sehingga memudahkan
untuk mengambil air
wudhu.

Alternatif 2

Gambar 3.4.9.11 Alternatif 2 Grouping Lantai 1


+ -
Reception Mudah dijangkau dari 2
pintu masuk
Cafe Mudah dijangkau oleh
tamu karena dekat dengan
pintu dan mudah terlihat
karena dindingnya
bermaterial kaca
Waiting Area Dekat dengan reception dan
cafe sehingga tamu dapat
menunggu
Classroom Berada di belakang dan
tingkat kebisingannya
rendah
Computer Laboratorium Berada di depan dan
material dinding bangunan
menggunakan kaca
sehingga sangat
mengkhawatirkan apabila
orang luar dapat melihat
kedalam Computer
Laboratorium yang
memiliki banyak komputer,
dapat mengakibatkan
kriminalitas.
Back Office Berada di belakang Jauh dari reception yang
sehingga lebih privasi. kadang saling
membutuhkan.
Teachers Room Dekat dengan classroom
dan dekat akses ke lantai 2.
Marketing Office Kurang terlihat dari area
publik, sehingga sulit bagi
orang tua murid atau tamu
yang ingin berkonsultasi.
Gudang Dekat dengan pintu
belakang sehingga keluar
masuk barang lebih mudah.
Loker Tidak terlalu dekat dengan
back office.
Musholla Dekat dengan toilet
sehingga memudahkan
untuk mengambil air
wudhu.
Alternatif 3

Gambar 3.4.9.12 Alternatif 3 Grouping Lantai 1

+ -
Reception Mudah dijangkau dari 2
pintu masuk
Cafe Mudah dijangkau oleh
tamu karena dekat dengan
pintu dan mudah terlihat
karena dindingnya
bermaterial kaca
Waiting Area Dekat dengan reception dan
cafe sehingga tamu dapat
menunggu
Classroom Berada di belakang dan
tingkat kebisingannya
rendah
Computer Laboratorium Berada di depan dan
material dinding bangunan
menggunakan kaca
sehingga sangat
mengkhawatirkan apabila
orang luar dapat melihat
kedalam Computer
Laboratorium yang
memiliki banyak komputer,
dapat mengakibatkan
kriminalitas.
Back Office Berada di belakang Jauh dari reception yang
sehingga lebih privasi. kadang saling
membutuhkan.
Teachers Room Dekat dengan classroom
dan dekat akses ke lantai 2.
Marketing Office Tidak terlalu jauh dengan
reception sehingga apabila
ada tamu yang datang tidak
terlalu jauh dan masih
terlihat.
Gudang Dekat dengan pintu
belakang sehingga keluar
masuk barang lebih mudah.
Loker Tidak terlalu dekat dengan
back office.
Musholla Dekat dengan toilet
sehingga memudahkan
untuk mengambil air
wudhu.

2. Lantai 2

Alternatif 1

Gambar 3.4.9.13 Alternatif 1 Grouping Lantai 2


+ -
Social Club Area Akses dari lantai 1 tertutup
oleh library.
Library Dekat dengan akses tangga
memudahkan pengguna ke
library.
Mini Bar Berada ditengah social club
area dan library dan jauh
dari kelas-kelas lainnya.
Marketing Office Akses menuju marketing
office mudah karena dekat
dengan tangga.
Encounter Class Tingkat kebisingan lebih
rendah dari pada area
lainnya karena berada di
pojok bangunan.
Complimentary Class Akses menuju
complimentary class
mudah karena dekat dengan
tangga.
Gudang Dekat dengan tangga,
keluar masuk barang lebih
mudah

Alternatif 2

Gambar 3.4.9.14 Alternatif 2 Grouping Lantai 2


+ -
Social Club Area Berada dekat dengan kelas-
kelas lainnya sehingga
lebih mudah dan lebih
efektif.
Library Sebagian area library
memiliki view yang bagus.
Mengarah ke depan
bangunan dan kulit
bangunan menggunakan
material kaca.
Mini Bar Berada ditengah social club
area dan library dan jauh
dari kelas-kelas lainnya.
Marketing Office Akses menuju marketing
office mudah karena dekat
dengan tangga.
Encounter Class Tingkat kebisingan lebih
rendah dari pada area
lainnya karena berada di
pojok bangunan.
Complimentary Class Akses menuju
complimentary class
mudah karena dekat dengan
tangga.
Gudang Dekat dengan tangga,
keluar masuk barang lebih
mudah
Alternatif 3

Gambar 3.4.9.15 Alternatif 3 Grouping Lantai 2

+ -
Social Club Area Berada dekat dengan kelas-
kelas lainnya sehingga
lebih mudah dan lebih
efektif.
Library Sebagian area library
memiliki view yang bagus.
Mengarah ke depan
bangunan dan kulit
bangunan menggunakan
material kaca.
Mini Bar Berada dekat dengan social
club area dan tidak jauh
dari area kelas-kelas
lainnya sehingga
memudahkan pengguna
untuk menuju ke area mini
bar.
Marketing Office Akses menuju marketing
office mudah karena dekat
dengan tangga.
Encounter Class Akses menuju
complimentary class
mudah karena dekat dengan
tangga.
Complimentary Class Tingkat kebisingan lebih
rendah dari pada area
lainnya karena berada di
pojok bangunan.
Gudang Dekat dengan tangga,
keluar masuk barang lebih
mudah

3. Lantai 3

Alternatif 1

Gambar 3.4.9.16 Alternatif 1 Grouping Lantai 3

+ -
Computer Laboratorium Computer laboratorium
dekat dengan tangga,
privasinya kurang baik.
Mini Theater Mini theater jauh dari
tangga sehingga agak sulit
menuju ke area tersebut.
Director Room Privasinya terjaga karena
tidak memiliki akses
langsung dari tangga.

Alternatif 2

Gambar 3.4.9.17 Alternatif 2 Grouping Lantai 3

+ -
Computer Laboratorium Computer laboratorium
dekat dengan tangga,
privasinya kurang baik.
Mini Theater Akses mudah dari lantai 2
ke area mini theater.
Director Room Akses menuju director
room sedikit sulit karena
terhalangi oleh computer
laboratorium
Alternatif 3

Gambar 3.4.9.18 Alternatif 3 Grouping Lantai 3

+ -
Computer Laboratorium Computer laboratorium
mendapatkan privasinya
karena tidak dekat dengan
tangga. Aksesnya tidak
langsung ke arah computer
laboratorium.
Mini Theater Area mini theater mudah
dijangkau dari lantai 2.
Director Room Director room
mendapatkan view kearah
luar.
3.4.10 Zoning dan Grouping Terpilih

3.4.10.1 Zoning

1. Lantai 1

Alternatif 3

Gambar 3.4.10.1 Zoning Terpilih Lantai 1

Pemilihan terhadap zoning alternatif 3 lantai 1 ini dikarenakan area semi privat yang sebagian

berada di dalam sehingga tingkat kebisingannya rendah, sebagian area semi privat berada di

depan karena mempermudah pengawasan orang tua terhadap anak mereka yang masih kecil

yang sedang belajar di EF English First. Sedangkan area semi privat dekat dengan area privat

sehingga memudahkannya untuk menjangkau oleh murid. Area publik yang dekat dengan

pintu masuk utama dan pintu samping yang membuat akses ke area publik lebih mudah.
2. Lantai 2

Alternatif 3

Gambar 3.4.10.2 Zoning Terpilih Lantai 2

Pemilihan zoning alternatif 3 lantai 2 ini dikarenakan area semi privat yang berada di pojokan

lantai sehingga tingkat kebisingannya rendah sehingga memungkinkan untuk diadakannya

area semi privat. Sedangkan privat yang dekat dengan area semi privat membuat kedua area

tersebut dapat saling berinteraksi dengan mudah.


3. Lantai 3

Alternatif 3

Gambar 3.4.10.3 Zoning Terpilih Lantai 3

Pemilihan zoning lantai 3 pada alternatif 3 dikarenakan urutan area dari tangga teratur, dari

semi publik, semi privat lalu privat.


3.4.10.2 Grouping

1. Lantai 1

Alternatif 1

Gambar 3.4.10.4 Grouping Terpilih Lantai 1

Pemilihan grouping lantai 1 pada alternatif 1 karena computer laboratorium yang berada

dibelakang, tidak begitu terlihat dari area publik sehingga meminimalkan tindakan kriminal.

Sedangkan untuk sebagian classroom berada di depan dan sangat efektif untuk kelas anak-

anak sehingga pengawasan orang tua terhadap anaknya lebih mudah.

2. Lantai 2
Alternatif 3

Gambar 3.4.10.5 Grouping Terpilih Lantai 2

Pemilihan grouping lantai 2 pada alternatif 3 karena social club area menyatu dengan

encounter class dan complementary class yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.

Sedangkan library dekat dengan tangga sehingga pengunjung lebih mudah untuk akses

masuk ke library.
3. Lantai 3

Alternatif 3

Gambar 3.4.10.6 Grouping Terpilih Lantai 3

Pemilihan grouping lantai 3 pada alternatif 3 dikarenakan computer laboratorium yang


mendapatkan privasinya, tidak dekat dengan tangga.

Potrebbero piacerti anche