Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
1.1.1.4 SV - Pedoman Survey
1.1.1.4 SV - Pedoman Survey
TAHUN 2018
UPTD PUSKESMAS SEPANJANG
DINAS KESEHATAN KABUPATEN BANYUWANGI
Kata Pengantar
MENGETAHUI,
KEPALA UPTD PUSKESMAS SEPANJANG
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Umum
Mendapatkan informasi terhadap permasalahan kesehatan pada masing –
masing desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sepanjang
2. Khusus
a. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap jenis – jenis
pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Sepanjang
b. Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap jenis – jenis
pelayanan inovatif kesehatan di UPTD Puskesmas Sepanjang
c. Menilai kesesuaian harapan dan kepuasan pada pelayanan kesehatan di
UPTD Puskesmas Sepanjang
d. Mengidentifikasi permasalahan kesehatan prioritas pada masing – masing
desa di wilayah kerja UPTD Puskesmas Sepanjang
e. Mengevaluasi keberhasilan pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas
Sepanjang
C. Out Put Yang Diharapkan
1. Informasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap jenis – jenis pelayanan
kesehatan di UPTD Puskesmas Sepanjang
2. Informasi kebutuhan dan harapan masyarakat terhadap jenis – jenis pelayanan
inovatif kesehatan di UPTD Puskesmas Sepanjang
3. Informasi kesesuaian harapan dan kepuasan pada pelayanan kesehatan di
UPTD Puskesmas Sepanjang
4. Informasi permasalahan kesehatan prioritas pada masing – masing desa di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Sepanjang
5. Informasi keberhasilan pelayanan kesehatan di UPTD Puskesmas Sepanjang
7. Sasaran Kegiatan
1. Masyarakat umum
2. Sasaran Program
3. Pelanggan/Pengunjung Puskesmas
D. Jadwal Survey
Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Survey
Kepuasan
Masyarakat
Survey
Kebutuhan dan
Harapan
Masyarakat
Survey Mawas
Diri
Survey
Keluarga Sehat
BAB 2
A. Pengertian Populasi
Ada banyak sekali pengertian dari populasi, berikut beberapa pendapat para
ahli tentang pengertian dari populasi.
Dari sekian pendapat para ahli dapat kita simpulkan bahwa populasi merupakan
wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek/subyek yang memiliki kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya. Yang dimaksud dengan populasi di sini ialah tidak hanya
terpaku pada makhluk hidup, akan tetapi juga semua obyek penelitian yang dapat
diteliti. Populasi tak hanya meliputi jumlah obyek yang ditelitii, akan tetapi meliputi
semua karakteristik serta sifat- sifat yang dimiliki obyek tersebut.
B. Pengertian Sampel
1. Arikunto (2006: 131), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Jika kita hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut
disebut penelitian sampel.
2. Nana Sudjana dan Ibrahim (2004: 85) menyatakan bahwa sampel adalah
sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama dengan
populasi.
Dari kedua pendapat diatas dapat kita simpulkan bahwa sampel merupakan
sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Atau sampel juga
bisa disebut sebagai bagian kecil dari anggota populasi yang diambil menurut
prosedur tertentu yang dapat mewakili populasinya. Sampel digunakan jika
populasi yang di teliti besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari seluruh
populasi. Kendala tersebut dapat terjadi karena adanya keterbatasan biaya, tenaga
dan waktu yang di miliki peneliti. Sampel yang akan digunakan dari populasi
haruslah benar-benar dapat mewakili populasi yang diteliti.
1. Probability Sampling
Probability sampling merupakan suatu teknik sampling yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dapat dipilih
menjadi anggota sampel. Tekhnik probability sampling terdiri atas:
a. Simple random sampling
Bisa juga disebut sebagai teknik pengambilan sampel sederhana. Simple
random sampling merupakan tehnik pengambilan sampel anggota
populasi yang dilakukan secara acak, tanpa memperhatikan tingkatan yang
terdapat dalam populasi tersebut. Cara ini dapat lakukan jika populasi yang
diteliti merupakan populasi yang homogen.
b. Dispropotionate Stratified Random Sampling
Dispropotionate stratified random sampling merupakan teknik yang digunakan
untuk menentukan jumlah sampel, jika populasi bertingkat-tingkat tetapi tidak
proporsional.
c. Proportionate stratified random sampling
Proportionate stratified random sampling merupakan salah satu teknik
pemngambilan sampel yang digunakan pada populasi yang mempunyai
anggota yang tidak homogen serta bertingkatan secara proporsional.
d. Area sampling (Cluster sampling)
Area sampling (Cluster sampling) merupakan tehnik pengambilan sampel
daerah yang digunakan untuk menentukan sampel pada populasi yang akan
diteliti. Dan populasi tersebut sangatlah luas, seperti jumalah penduduk dari
suatu negara, provinsi atau dari suatu kabupaten.
a. Sampling Sistematis
Sampling sistematis merupakan teknik pengambilan sampel yang menitik
beratkan pada urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut
terlebih dahulu.
b. Sampling Kuota
Sampling kuota merupakan teknik pengambilan sampel yang
populasinya memiliki ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuota yang diinginkan
oleh peneliti terpenuhi. Misalnya, jumlah sampel pelajar putri sebanyak 80
orang maka sampel pelajar putra juga sebanyak 80 orang.
c. Sampling aksidental
Sampling aksidental merupakan teknik pengambilan sampel berdasarkan
kebetulan. yakni siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
dapat dipakai sebagai sampel. jika orang yang kebetulan ditemui tersebut
memnuhi syarat populasi yang akan diteliti maka orang tersebut bisa
dijadikan sebagai sumber data.
d. Purposive Sampling
Purposive sampling merupakan teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu, yakni dengan sleksi khusus. Misalnya, kamu meneliti
penyakit di desa atau daerah tertentu, maka kamu mengambil informan yaitu
bidan atau dokter yang ada di daerah tersebut, seorang penderita penyakit
yang ada di daerah tersebut.
e. Sampling Jenuh
Sampling jenuh merupakan teknik pengambilan sampel yang digunakan
pada populasiyang semua anggotanya digunakan sebagai sampel.
Sampling jenuhdigunakan pada populasi yang memiliki jumlah relatif kecil
atau sedikit, yakni kurang dari 30 orang. Atau juga dapat digunakan jika
penelitian yang ingindibuat memiliki kesalahan yang relatif kecil
f. Sampling Snowball
Sampling snowball merupakan teknik penguaan sampel yang dimana
jumlah mula-mula sampel kecil atau sedikit, lalu kemudian membesar.
Sampling snowball menggunakan sampel berdasarkan penelusuran dari
sampel yang sebelumnya. Seperti misalnya, penelitian mengenai kasus
pembunuhan bahwa sumber informan pertama mengarah kepada informan
kedua lalu informn seterusnya.
1. Metode Slovin
Pertanyaan dalam seringkali diajukan dalam metode pengambilan sampel
adalah berapa jumlah sampel yang dibutuhkan dalam penelitian. Sampel yang
terlalu kecil dapat menyebabkan penelitian tidak dapat menggambarkan kondisi
populasi yang sesungguhnya. Sebaliknya, sampel yang terlalu besar dapat
mengakibatkan pemborosan biaya penelitian.
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah
menggunakan rumus Slovin (Sevilla et. al., 1960:182), sebagai berikut:
dimana
n: jumlah sampel
N: jumlah populasi
2. Pengambilan 20 – 25%
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 2010).
Untuk menentukan besarnya sampel apabila subjek kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya penelitian populasi. Jika subjeknya lebih
besar dapat diambil antara 20-25 % (Arikunto, 2002).
Rumus yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah :
n = 25% x N
Keterangan :
n = besar sampel
N = besar populasi
Jadi, sampel merupakan bagian dari populasi, data yang diperoleh tidaklah
lengkap namun jika pengambilan sampel dilakukan dengan mengikuti kaidah-
kaidah ilmiah maka biasanya sangat mungkin diperoleh hasil-hasil dari sampel
cukup akurat untuk menggambarkan populasi yang diperlukan dalam kajian
yang diperlukan.
3. Menurut Sugiyono
Pada perhitungan yang menghasilkan pecahan (terdapat koma) sebaiknya
dibulatkan ke atas. Sugiono mengemukakan cara menentukan ukuran sampel
yang sangat praktis, yaitu dengan tabel Krejcie. Dengan cara tersebut tidak
perlu dilalukan perhitungan yang rumit. Krejcie dalam melakukan perhitungan
sampel didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi sampel yang diperoleh itu
mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi.
Jika populasi yang didapatkan cukup besar, maka besar sampel yang dapat
diambil sebanyak 10% - 15% dari jumlah populasi
E. ANALISA DATA
Analisa yang digunakan dalam survey dibagi menjadi beberapan metode yaitu :
1. Analisa Kuantitatif
Menggunakan pendekatan distribusi frekuensi dan prosentase
< 50% pemahaman kurang
50% - 75% pemahaman cukup
>75% pemahaman baik
2. Analisa Kualitatif
Menggunakan analisa berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan
mengutip pandangan, pendapat dan data rill
3. Analisa Semikuantitatif
Menggunakan analisa kombinasi dari kuantitatif dan kualitatif
Sedangkan analisa data jika dilihat dari analisa grafik, maka dapat menggunakan
analisa capain kinerja dengan melihat visualisasi grafik.
BAB 3
a. Kader yang telah dilatih tentang apa SMD, cara pengumpulan data
(menyusun daftar pertanyaan sederhana), cara pengamatan, cara
pengolahan/analisa data sederhana & cara penyajian
b. Tokoh masyarakat di desa
a. Persiapan
1) Menyusun daftar pertanyaan :
a) Berdasarkan prioritas masalah yang ditemui di Puskesmas & Desa
(data sekunder)
b) Dipergunakan untuk memandu pengumpulan data
c) Pertanyaan harus jelas, singkat, padat & tidak bersifat
mempengaruhi responden
d) Kombinasi pertanyaan terbuka, tertutup dan menjaring
e) Menampung juga harapan masyarakat
2) Menyusun lembar observasi (pengamatan)
Untuk mengobservasi rumah, halaman rumah, lingkungan sekitarnya.
3) Menentukan Kriteria responden, termasuk cakupan wilayah & jumlah
KK
b. Pelaksanaan:
1) Pelaksanaan interview/wawancara terhadap Responden
2) Pengamatan terhadap rumah-tangga & lingkungan
c. Tindak lanjut
1) Meninjau kembali pelaksanaan SMD,
2) Merangkum, mengolah & menganalisis data yang telah dikumpulkan
3) Menyusun laporan SMD, sebagai bahan untuk MMD
d. Pengolahan data
Setelah data diolah, sebaiknya disepakati:
1) Masalah yang dirasakan oleh masyarakat.
2) Prioritas masalah
3) Kesediaan masyarakat untuk ikut berperan serta aktif dalam
pemecahan masalah