Sei sulla pagina 1di 14

MODUL PERKULIAHAN

Entrepreneurship and
Innovation Management

Konsep Dasar dan Karakteristik


Pengusaha

Program Program Studi TatapMuka Kode MK Disusun Oleh

01
Pascasarjana Magister Manajemen 35007 Dr.Ahmad Badawi Saluy,SE.,M.M

Abstrak Kompetensi
Konsep dan definisi pengusaha, Mahasiswa diberikan pemahaman dam
Entrepreneurship sebagai pola pikir, kesadaran tentang konsep dasar,
Mengapa menjadi pengusaha (become an karakteristik, serta tujuan pembelajaran
entrepreneur), dan ruang lingkup entrepreneurship
wirausaha

Topik bahasan:

1. Konsep dan definisi entrepreneur 3. Mengapa harus berwirausaha?


2. Entrepreneur sebagai pola piker 4. Ruang lingkup kewirausahaan
1. Konsep dan Definisi Entrepreneur
Gambar di bawah ini memperlihatkan konsep yang menggambarkan kerangka kerja
strategis dari entrepreneurship.

Model Strategic of Entrepreneurial:


Secara global entrepreneurship terdiri dari 15 % tenaga kerja produktif dewasa di
dunia yang memiliki potensi menjadi self employee.
Sekarang mari kita cermati pengertian yang tantang entrepreneurship yang diberikan
oleh beberapa pakar. Menurut Griffin dan Ebert (2007), entrepreneur adalah individu
yang melihat peluang dan mau menanggung resiko yang timbul dari penciptaan dan
pengoperasiaan usaha bisnis baru. Konsep pemasaran: Filosofi bahwa agar
mendatangkan keuntungan, bisnis harus terfokus pada identifikasi dan pemuasan
keinginan konsumen. Sementara Zimmerer, Scarborough, dan Wilson (2008)
Entrepreneur adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil
risiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi berbagai peluang penting dan menggabungkan sumber daya yang
diperlukan untuk mengaplikasikan berbagai sumber daya dimaksud. Selanjutnya
menurut Pearce and Robinson (2013, pp.414) entrepreneurship is the process of
bringing together creative and innovative ideas and actions with the management
and organizational skill necessary to mobilize the appropriate people , money and
operating resources to meet an identifiable need and create wealth in the process.

Dari ktiga pengertian tersebut kita melihat bahwa entrepreneurship fokus pada
inovasi dan kreativitas di luar lingkungan organisasional. Memiliki kemampuan
melihat peluang bisnis yang dihadapi dan bersedia menanggung risiko yang mungkin
timbul dan dialami. Dapat menghasilkan benefit, membuka lapangan pekerjaan,
membentuk struktur organisasi, dan melakukan manajemen operasional dengan
baik. Entrepreneur juga memiliki kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru
dan berbeda; orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang
baru,berbeda dari yang sudah eksis lebih dahulu atau mampu menciptakan sesuatu
yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya.

Maka, entrepreneurship merupakan suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi


dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki
kehidupan atau usaha. Untuk menciptakan sesuatu diperlukan suatu kretivitas dan
jiwa inovator yang tinggi. Seorang yang memiliki kreativitas dan jiwa inovator tentu
berfikir untuk mencari dan menciptakan peluang yang baru agar lebih baik dari
sebelumnya.

2. Entrepreneurship Sebagai Pola Pikir.


Generasi muda sudah saatnya untuk mengubah pola pandang untuk tidak hanya
berfikir atau berorientasi menjadi pegawai setelah lulus dari lembaga
pendidikan tinggi, apalagi pegawai negeri sipil. Menjadi wirausaha perlu dipikirkan
dan didudukkan sebagai pilihan. Untuk memajukan perekonomian dan kesejahteraan
rakyat, Indonesia butuh 4 juta wirausaha terutama yang Inovatif. Menurut Ir.
Ciputra (tokoh dan salah satu wirausaha sukses di Indonesia), saat ini di
Indonesia hanya ada 400.000 wirausahawan atau 0,18% dari total populasi,
sedangkan idealnya adalah sebanyak 2% dari populasi.

Hal yang paling fundamental dari pola pikir seorang pengusaha adalah kreativitas
dan inovasi (akan dibahas pada pertemuan 5) pada level tinggi serta memiliki
kemampuan management skill dan pengetahuan bisnis yang mumpuni.
Common to the vocabulary of most business excutives is a distinction between
invention and innovation. Invention of the jet engine was patented in 1930, yet
the first commersial jet airplane did not fly until 1957. Innovation is the innitial
commercialization of invention by producing and selling new product, as executive
across each of surveys summarized earlier typically put it, innovation is turning
ideas into profit. The creation of new product or processes throught the
development of new knowledge or from new combinations of knowledge.
(Pearce and Robinson, 2013, pp. 399) The initial commercialization of
invention by producing and selling a new product, service or process.
Jika pelaku usaha dapat mengidentifikasi kebutuhan konsumen yang tidak terpenuhi,
ataupun cara yang lebih baik untuk memenuhi kepuasan akan kebutuhan konsumen,
maka sesorang yang dapat menemukan adanya suatu peluang menjanjikan, dan
kemudian membuat suatu rencana yang baik untuk berinvestasi pada peluang
tersebut.

3. Mengapa Harus Berwirausaha?


Telah banyak penelitian yang dilakukan oleh para peneliti untuk memahami
munculnya kewirausahaan, yang hasilnya memberikan pemahaman dan kebenaran
bahwa mitos-mitos seputar kewirausahaan tidak boleh dipercaya. Berikut disajikan
beberapa mitos yang harus dipatahkan menjadi alasan logis mengapa kita harus
berwirausaha, yaitu
a. Wirausaha merupakan bakat dan keturunan
Bakat memang dapat membantu seseorang menjadi pengusaha, namun
bukanlah satu-satunya penentu untuk jadi pengusaha. Kenyataannya banyak
pengusaha dapat meraih kesuksesan yang diawali oleh adanya keterpaksaan
dan kondisi hidup yang sulit, serta banyak pula pengusaha sukses bukan karena
faktor keturunan. Sebagai contoh, pemilik Griya Bersih Sehat Ir. Haryono
(Alumnus Teknik Sipil ITB ) yang mengembangkan usahanya sampai ke negara
tetangga. Bukanlah berasal dari keturunan keluarga pengusaha.

b. Pengusaha adalah pelaku bukan pemikir


Banyak yang beranggapan bahwa pengusaha adalah pelakuyang langsung
menjalankan usaha di lapangan. Padahal pengusaha merupakan pelaku
sekaligus pemikir. Penekanan untuk mematahkan mitos ini akan dijelaskan pada
pembahasan perencanaan bisnis, dimana terdapat satu indikasi bahwa
“pemikiran “ wirausaha adalah sama pentingnya dengan “melakukan” wirausaha.
Wirausaha harus memiliki kecakapan dalam mempersiapkan bisnisnya dengan
strategi, taktik, dan cara yang semuanya harus diputuskan berdasarkan
pemikiran yang mendalam meski terdapat keputusan intuitif yang bisa saja
dijalankan. Dr. Moeryati Soedibyo, pemilik Mustika Ratu, telah berhasil
mengembangkan obat dan tanaman tradisional menjadi komoditi internasional,
bahkan beliau pun masih sanggup menyelesaikan studi S-3 pada usianya yang
ke-70 tahun.

c. Wirausaha tidak bisa diajarkan atau dibentuk


Dewasa ini, bagaimanapun pengenalan kewirausahaan sebagai suatu disiplin
ilmu dapat membantu mengusir mitos ini. Seperti semua disiplin ilmu yang lain,
kewirausahaan mempunyai model, proses, dan studi kasus yang menjelaskan
bahwa karakteristik kewirausahaan sebenarnya dapat diciptakan. Ciri-ciri
keagresifan, prakarsa, pengarah, kesanggupan menanggung resiko, kemampuan
analisis, dan ketrampilan dalam hubungan antar manusia dapat diajarkan.
Contohnya adalah Dr. Ir. H. Wahyu Saidi, seorang pengusaha yang belajar
sampai strata tiga di bidang teknik, ternyata sukses dengan Bakmi Tebet dan
Bakmi Langgara-nya. Ia pun banyak membuat buku dan seminar untuk membagi
ilmu serta pengalamannya kepada orang lain.

d. Pengusaha adalah selalu sebagai investor


Pendapat yang menyatakan bahwa pengusaha adalah mereka yang bettindak
sebagai investor atau orang yang menyetorkan modalnya tidak salah, namun
akan menjadi salah apabila hal tersebut dianggap satu-satunya, sebab seorang
investor juga harus memiliki perilaku yang inovatif. Meskipun seseorang pada
awalnya tidak mampu menjadi seorang investor, jika ia memiliki kemampuan
inovasi yang baik, maka kemampuan tersebut dapatpula dijadikan modal yang
dapat menggantikan sumber daya uang sebagai investasi. Sebagai contoh,
Made (Edam Burger) semula menjual burger orang lain, namun berkat kerja
kerasnya lama-kelamaan ia bisa memiliki pabrik roti burger sendiri dengan omset
mencapai Rp30 juta per hari.

e. Pengusaha membutuhkan keberuntungan


Pada “tempat dan waktu yang tepat” selalu dapat keberuntungan, tetapi yang
pasti “keberuntungan“ terjadi ketika sudah dilakukan persiapan untuk
menemukan peluang. Pengusaha disiapkan untuk menangkap peluang dan
ketika peluang itu muncul, sering kali dipandang sebagai “keberuntungan“.
Sebenarnya akan lebih baik jika melakukan persiapan terlebih dahulu untuk
menghadapi berbagai peluang yang pasti akan terjadi dan pandai memanfaatkan
momentum.
Eka Cipta Wijaya, pendiri dan pemilik Sinar Mas Group, menceritakan bahwa
kesuksesannya didapat berkat belajar di pinggir jalan. Peluang yang
dimanfaatkannya, mulai dari menjual kopi di pinggir jalan (karena tidak mungkin
di tengah jalan) sampai menjadi kontraktor kuburan di Sulawesi Selatan,
mengantarkannya menjadi salah satu konglomerat di negeri ini.
f. Pengusaha harus selalu sukses dan tidak boleh gagal
Persepsi ini sangat keliru, karena pengusha yang sukses selalu membangun
bisnisnya dengan jatuh bangun dan banyak yang mengalani kegagalan.
Merupakan hal yang wajar bila pengusaha mengalami sejumlah kegagalan
sebelum meraih kesuksesan. Mereka mengikuti pepatah jika pada mulanya
gagal, maka anda harus berani mencoba, mencoba dan terus mencoba sampai
berhasil. Sebenarnya, kegagalan memberikan banyak pelajaran kepada mereka
yang berkeinginan untuk terus belajar dan sering justru mengarahkan seseorang
mencapai kesuksesan di masa mendatang. Bob Sadino, bos agrobisnis dan
supermarket Kemchick yang sudah kenyang makan asam garam dan jatuh
bangun dalam menjalankan bisnisnya, mengawali kariernya sebagai seorang
supir taksi, kuli bangunan dan menjual telur ayam secara keliling.

g. Pengusaha adalah sama seperti penjudi


Pengusaha tidak dapat dikatakan sama dengan penjudi. Semua hal berkenaan
dengan. usaha pasti tidak terlepas dari sebuah risiko, dari risiko kecil sampai
besar. Seorang penjudi terkadang tidak dapat menghitung risikonya dan
mendapatkan kemenangan dari hanya keberuntungan, sedangkan pengusaha
mendapatkan keuntungan atau kesuksesan dengan menghitung risiko.
Pengusaha akan berhasil bila mengawali usahanya dengankerja keras melalui
perencanaan dan persiapan yang matang untuk memperkecil risiko. Hari
Dharmawan, pendiri dan pemilik ritel besar “Matahari” selalu berpegang bahwa
pengetahuan dan kemampuan mengelola bisnis. Termasuk menghitung risiko
yang mungkin terjadi di masa depan, harus dimiliki setiap pengusaha. Karena hal
tersebut memungkinkan usaha apa pun yang dirintis bisa tumbuh dan
berkembang menjadi besar.

Sementara itu para ekonom mengatakan bahwa:


1. Sektor pemerintahan tidak mungkin untuk menampung seluruh angkatan kerja
dan tidak mungkin pula semua angkatan kerja menjadi pegawai pemerintah.
2. Tidak dipungkiri bahwa sektor swasta yang merupakan dunia para wirausahawan
merupakan penggerak ekonomi suatu negara, sementara pemerintah hanya
berperan sebagai regulator dan penyedia infrastruktur.
3. Negara atau pemerintah tidak memiliki kemampuan untuk membuat semua
produk (barang dan jasa) yang dibutuhkan semua orang,
menjadi alasan mengapa harus banyak penduduk suatu negara yang menjadi
wirausahawan. Sementara itu, memerhatikan perkembangan zaman pada era
globalisasi seperti :
a. Tahun 1980 ditandai oleh kemajuan teknologi produksi, komputer, sistem
informasi dan kemampuan alat komunikasi,
b. Munculnya perekonomian global yang nyata,
c. Produk suatu negara banyak digunakan pada negara lain, bb di ind, honda di
Amerika Serikat,
d. Globalisasi adalah fakta kehidupan bagi kebanyakan bisnis dewasa ini.
Komunikasi dan transportasi yang semakin membaik, efisiensi metode-
metode internasional untuk pembiayaan, produksi, distribusi serta
pemasaran produk dan jasa telah berpadu sehingga membuka kesempatan
bagi dunia untuk meraih tempat pasar yang jauh,
e. Isu utama yang berhubungan dengan globalisasi mencakup hak pekerja yang
bekerja di fasilitas lepas pantai dan menyeimbangkan biaya dan keuntungan
outsourcing,
f. Beragam tren dan kesempatan, dan tantangan yang penting dalam era global,
g. Banyak bisnis di Amerika Serikat banyak dirugikan oleh persaingan asing,
h. Keuntungan mencari pasar-pasar yang baru di luar negeri,
i. Persaingan internasional telah memaksa sebagian besar bisnis di Amerika
Serikat lebih banyak memotong biaya, meningkatkan efisiensi dan
memperbaiki kualitas,
telah membuat kewirausahaan menjadi isu global. Bisnis global memperhatikan
persaingan, pasar- pasar baru di luar negeri dan persaingan internasional yang ketat,
sehingga aspek competitive intelegent sangat diutamakan dalam meraih pasar baru
dan memenangkan persaingan bisnis.
Untuk dapat mewujudkan persaingan internasional dalam bisnis yang kompetitif
diperlukan strategi bisnis yang meliputi; memotong biaya operasional, meningkatkan
efisiensi, dan selalu dengan konsisten memperbaiki kualitas produk maupun jasa.
Perihal ini, hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jiwa
kewirausahaan.
Ciputra, salah seorang entrepreneur terkemuka di negeri ini mengolongkan
entrepreneur sebagai berikut:
1. Necessity entrepreneur, yaitu menjadi wirausaha karena terpaksa dan desakan
kebutuhan hidup.
2. Replicative entrepreneur, yaitu entrepreneur yang cenderung meniru-niru
bisnis yang sedang tren. Entrepreneur seperti ini rentan terhadap persaingan
dan kejatuhan.
3. Innovative entrepreneur, yaitu wirausahawan inovatif yang terus berpikir kreatif
dalam melihat peluang dan meningkatkannya.
Untuk dapat meningkatkan taraf kualitas kehidupan secara mikro maupun makro,
seorang entrepreneur perlu memperhatikan aspek- aspek yang meliputi:
1. Bisnis memproduksi barang dan jasa yang diperlukan oleh masyarakat.
2. Mempekerjakan dan mengembangkan keterampilan sumber daya manusia.
3. Menciptakan banyak inovasi.
4. Menciptakan peluang bisnis baru bagi pemasok.
5. Berkontribusi pada penciptaan iklim bisnis yang sehat dan kualitas kehidupan
dan standar hidup masyarakat melalui produk yang dihasilkannya.

4. Entrepreneur dan Perekonomian


Aktivitas seorang entrepreneur sebagiain besar merupakan bidang ekonomi, dan
kegiatan ekonomi tidak terlepas dari system ekonomi yang dianut oleh suatu Negara
di mana ia berada. Untuk itu kepada para entrepreneur dituntut paham akan system
ekonomi, seperti:

1. Sitem ekonomi terpimpin.


2. Sistem ekonomi pasar, yang terdiri atas:
a. Pasar input dan pasar out put.
b. Sistem kapitalis
c. Perekonomian campuran
Sistem ekonomi terpimpin merupakan suatu sistem perekonomian yang
mengandalkan pemerintah pusat untuk mengendalikan semua faktor produksi dan
membuat semua keputusan produksi dan alokasi/ sebagian besar.

Sementara itu sistem ekonomi pasar adalah sistem perekonomian di mana individu
atau swasta mengendalikan keputusan produksi dan alokasi melalui mekanisme
penawaran dan permintaan yang terjadi di pasar. Dengan demikian pasar
merupakan tempat terjadinya mekanisme pertukaran antara pembeli dan penjual
atas suatu barang dan atau jasa.

Pasar input, merupakan pasar tempat perusahaan membeli sumber daya dan
pemasok rumah tangga. Sedangkan pasar output, merupakan pasar tempat
perusahaan menyediakan barang dan jasa sebagai tanggapan atas permintaan dari
rumah tangga

Sistem kapitalis, merupakan sisteme perekonomian pasar yang memberikan


kepemilikan produksi pribadi dan sangat mendorong kewirausahaan dengan
menawarkan laba sebagai insentif. Semntara itu, perekonomian pasar campuran
adalah sistem ekonomi yang menampilkan sifat-sifat perekonomian terpimpin
maupun perekonomian pasar.

Pada kenyataannya, sistem kapitalisme dapat mendorong kewirausahaan dengan


berorientasi laba sebagai intensif yang dapat menggerakan perekonomian pasar
secara jangka panjang, dengan tingkat kepemilikan produksi pribadi bagi setiap
pengusahan yang solid, dan melakukan pengembangan bisnis secara luas agar
dapat bermanfaat bagi masyarakat yang lebih luas, dapat menghilangkan tingkat
kemiskinan dan pengangguran secara mikro, sedangkan secara makro dapat
meningkatkan PDB suatu bangsa.
Pada negara yang menganut sistem ekonomi kapitalis, kewirausahaan tumbuh
sumbur dibandingkan dengan Negara yang menganut sistem ekonomi campuran.
Demikian pula, kewirausahaan lebih tumbuh subur pada negara penganut sistem
ekonomi campuran dibandingkan pada negara dengan sistem ekonomi terpimpin
yang tidak memungkinkan tumbuhnya kewirausahaan.

5. Ruang Lingkup Kewirausahaan


Kewirausahaan sudah berkembang sebagai ilmu terapan yang didukung oleh
berbagai ilmu. Maka, dewasa ini kewirausahaan diposisikan sebagai disiplin ilmu
terapan yang mempelajari tentang nilai, kemampuan, dan perilaku seseorang dalam
menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko
yang mungkin dihadapinya. Menurut Zimmerer, Scarborough, dan Wilson (2008),
kewirausahaan adalah hasil dari suatu proses disiplin serta proses sistematis
penerapan kreativitas dan inovasi dalam memenuhi kebutuhan dan peluang di pasar.
Seseorang yang memiliki insting kewirausahaan dapat mengembangkan minat yang
dimilikinya melalui pendidikan atau pembelajaran. Mereka yang menjadi
wirausahawan adalah orang-orang yang mengenali potensi dan
mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasikan usaha
dalam mewujudkan cita-citanya. Memiliki bakat saja belum cukup untuk menjadi
seorang wirausahawan yang sukses, diperlukan juga pengetahuan mengenai
berbagai aspek usaha yang ditekuninya.
Dalam lingkup keilmuan, sebagai ilmu terapan ilmu kewirusahaan didukung oleh
ilmu lain seperti manajemen keuangan, manajemen pemasaran, manajemen sumber
daya manusia, manajemen strategik, teknik informatika, statistika dan matematika,
psikologi, ilmu komunikasi, dan lain-lain. Artinya, seorang wirausahawan dituntut
untuk mengerti ilmu-ilmu yang mendukung kegiatannya. Sedangkan dalam lingkup
operasional, kewirausahaan sudah memasuki seluruh sektor ekonomi.
Menurut Soeharto Prawirokusumo, pendidikan kewirausahaan sebagai suatu disiplin
ilmu tersendiri harus diajarkan karena:
a. Ilmu kewirausahaan berisi bidang pengetahuan yang riil, di mana terdapat teori,
konsep, dan metode ilmiah yang lengkap.
b. Dalam kewirausahaan terdapat dua konsep, yaitu posisi permulaan dan
pendidikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen dan
kepemilikan usaha.
c. Dalam kwirausahaan terdapat disiplin ilmu yang memiliki objek tersendiri, yaitu
kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
d. Kewirausahaan sebagai alat untuk menciptakan pemerataan usaha dan
pendapatan atau kesejahteraan rakyat.

Seperti halnya dari sisi keilmuan, pada sisi operasional kewirausahaan juga
berkembang dan diterapkan dalam berbagai sektor. Pada mulanya kewirausahaan
berkembang dalam sektor perdagangan, namun kemudian masuk ke sektor lainnya
seperti industri, pertambangan, pertanian, bahkan menyentuh juga sektor yang
semula sepenuhnya merupakan sektor sosial seperti pendidikan dan kesehatan.

DaftarPustaka
Hisrich, Robert D and Michael P Peters. 2002. ’Enterpreneurship’, Mc Graw Hill, New York

Kuratku, Donald F and Hodgetts, Richard. 2004. ”Entrepreneurship : Theory, Process,


Practice ”. 6th ed., Thomson South-Western, Ohio

Kiyosaki, Robert. 2000. Cashflow Quadran, Kompas Gramedia, Jakarta

Lambing. 2000. ’Enterpreneurship’, McGraw Hill, New York

Longenecker, G Just M Carlos W Moore and J.W.Petly, 2003.‘Small Business Management


an Enterpreneurial Emphasis’,

Morse, Eric A and Ronald K Mitchell. 2006. ’Cases in Entrepreneurship: The Venture
Creation Process’,The Ivey Casebook Series, SAGE Publication

Zimmerrer, Thomas W and Norman M Scarborough. 2005. ‘Essential of Entrepreneurship


and Small Business Management’

Potrebbero piacerti anche