Sei sulla pagina 1di 9

BAB II

PEMBAHASAN
II.1 Formula Asli
Tiap 2 gram suppositoria mengandung 100 mg Ketoprofen
II.2 Master Formula
Tiap 2 gram suppositoria mengandung :
Ketoprofen 100 mg
Tween-80 2%
Komponen basis ad 2 gram
PEG 1000 96%
PEG 4000 4%
II.3 Alasan penambahan
Alasan Formulasi
Zat aktif yang digunakan dalam sediaan ini adalah ketoprofen.
Ketoprofen merupakan obat golongan AINS turunan asam fenil alkanoat.
Pada penggunaan oral, ketoprofen dapat diabsorbsi cepat dengan kadar
puncak dicapai pada 0,5-2 jam, waktu paruh (T 1/2) eliminasinya pendek
(1,5-4 jam). Bentuk sediaan sustained releasenya menyisahkan masalah
yakni tingkat infasi saluran cerna yang lebih tinggi karena pelepasan obat
yang berlangsung perlahan dan lamanya preparan obat (kapasitas serap
niosom terhadap ketoprofen dan prediksi penggunaan transdermal).
Ketoprofen diabsorbsi dilambung dengan waktu paruh plasma sekitar 2
jam. Efek samping dari penggunaan oral obat ini antara lain terutama
menyebabkan gangguan saluran cerna dan reaksi hipersensivitas
(Farmakologi dan Terapi Edisi 5, hal : 240). Ketoprofen diabsorbsi dengan
baik dari rute intramuskular dan rektal (Martindale 36th Edition, hal 73).
Ketoprofen dalam bentuk tablet salut dapat menyebabkan gangguan
saluran cerna berupa tukak peptik, atau pendarahan saluran cerna,
dyspersia, mual, muntah, nyeri lambung, pusing, sakit kepala, dan
gangguan fungsi ginjal. Juga bisa terjadi flatulen, heartburn, serta rasa
tidak enak pada perut (DOI, hal 954).
Berdasarkan uraian diatas, maka ketoprofen ini dibuat dalam bentuk
sediaan suppositoria. Suppositoria adalah suatu bentuk sediaan padat yang
pemakaiannya dengan cara memasukkan melalui lubang atau celah pada
tubuh dimana akan melebur, melunak dan melarut dan memberikan efek
lokal atau sistemik (Ansel, hal 567).
Sediaan suppositoria ini memiliki keuntungan sebagai berikut :
- Bentuk sediaan rektal ini mungkin digunakan untuk memberikan efek
lokal untuk pengobatan infeksi dan peradangan misalnya wasir.
- Bentuk sediaan rektal digunakan untuk melancarkan sembelit atau
untuk membersihkan usus sebelum operasi. Bentuk sediaan rektal
digunakan untuk memberikan efek sistemik dimana penyerapan obat
secara oral dapat mengiritasi lambung dan tidak dianjurkan.
- Bentuk sediaan rektal dapat digunakan untuk efek lokal pada
pengobatan penyakit usus besar misalnya kolitis ulsinativa.
- Dengan mengikuti nasehat dari apoteker, penggunaan bentuk sediaan
rektal dan vaginal dapat dengan mudah dilakukan oleh pasien.
Suppositoria ketoprofen ini dibuat dengan bobot 2 gram karena
suppositoria ketoprofen ini ditujukan untuk orang dewasa. Dimana
suppositoria rektal untuk orang dewasa adalah 2 gram. Sedangkan untuk
anak-anak adalah 1 gram (Lachman, hal 1148).
Digunakan ketoprofen 100 mg sebagai zat aktif karena dosis
ketoprofen itu sendiri adalah 2 kali 100 mg sehari (Farmakologi dan
Terapi Edisi 5, hal 241).
Farmakologi Ketoprofen
1. Rapid Review Pharmacology, hal 129.
NSAID mempunyai ikatan reversible dengan COX-1 dan COX-2,
memperlihatkan efek antipiretik, analgetik dan antiinflamasi yang
serupa dengan aspirin. Efek antipiretik dapat memblokade produksi
prostaglandin pada sistem saraf pusat untuk mengatur kembali
temperatur pada hipotalamus, memfasilitasi hilangnya panas dengan
cara pelebaran pembuluh darah
2. DOI, hal 964.
Ketoprofen adalah antiinflamasi non steroid yang berskhasiat
analgesik, antipiretik. Sifat antiinflamasi ketoprofen muncul karena
obat ini mampu menghambat sintesa prostaglandin dan menstabilkan
membran lisosom. Sifat analgetik ketoprofen muncul karena
ketoprofen mempunyai aktivitas antibradikinin. Sebab bradikinin
bersamaan dengan prostaglandin dapat menyebabkan timbulnya rasa
sakit. Kerja antipiretik ketoprofen bisa timbul karena kerja sentral obat
pada pusat pengatur panas di hipotalamus yang menimbulkan
vasodilatasi perifer, peningkatan aliran darah di kulit, berkeringat dan
kehilangan panas pada tubuh.
Alasan Penambahan Zat tambahan
1. PEG 1000 dan 4000 (Komponen basis)
- Basis manapun yang digunakan, obat harus didispersikan secara
homogen didalamnya, tetapi obat tersebut harus dapat dilepaskan
dengan laju yang dikehendaki pada cairan tubuh yang encer yang
ada di sekitar suppositoria terebut. Oleh karena itu, kelarutan
bahan-bahan aktif dalam air atau pelarut lainnya harus diketahui.
Jika obat larut dalam air, maka basis lemak dengan angka air kecil
yang dipilih. Sebaliknya, jika obat tersebut sangat mudah larut
dalam lemak, suatu basis tipe air, yang ditambahkan surfaktan
untuk menambah kelarutan merupakan pilihan utama (Lachman,
hal 1184).
- Dalam hal ini ketoprofen memiliki kelarutan praktis tidak larut
dalam air. Sehingga digunakan basis tipe air seperti polietilen
glikol yang memiliki kelarutan praktis tidak larut dalam air (FI IV,
hal 1509)
- Selain itu basis PEG memiliki beberapa kelebihan diantaranya
basis ini tidak mudah terhidrolisis menjadi busuk, mendukung
pertumbuhan mikroba atau tidak menyebabkan iritasi pada
membran mukosa (Scoville, hal 371).
- PEG merupakan basis yang dapat didispersikan dalam air yang
memberikan keuntungan tambahan pada penyimpanan dan
penanganan pada temperatur yang tinggi, tidak membantu
pertumbuhan mikroba, tidak toksik dan tidak sensitif (Lachman,
hal 1176)
- Digunakan kombinasi PEG sebagai basis suppositoria dimana
campuran PEG ini banyak memiliki kelebihan dibandingkan basis
lemak, misalnya titik leleh suppositoria dibuat lebih tinggi untuk
menahan paparan iklim hangat, pelepasan obat yang tidak
tergantung pada titik lebur titik leleh, stabilitas fisik, dalam
penyimpanan yang baik, suppositoria tidak dapat segera larut
dalam cairan tubuh, dalam hal ini cairan rektum (Handbook Of
Pharmaceutical Excipient 6th Edition, hal 545).
- Kombinasi PEG digunakan adalah PEG 1000 dan 4000. PEG 1000
mempunyai titik lebur 37-40OC sedangkan PEG 4000 mempunyai
titik lebur 50-58OC. Penambahan PEG 1000 kedalam basis
suppositoria PEG 4000 dapat menurunkan titik lebur suppositoria.
(Sugita P, 2010).
- Dalam hal ini suppositoria dengan basis PEG tidak melebur ketika
terkena suhu tubuh, tetapi perlahan-lahan melarut dalam cairan
tubuh. Oleh karena itu, basis ini tidak perlu diformulasikan supaya
melebur pada subu tubuh (Ansel, hal 584).
- Konsentrasi dari kedua komponen basis yang digunakan adalah
Polietilenglikol 1000 96%
Polietilenglikol 4000 4%
Basis ini mempunyai titik leleh rendah dan mungkin perlu
pendingin pada musim panas. Basis ini berguna bila diinginkan
pelepasan obat yang cepat (Ansel, hal 1174).
2. Tween 80 (Surfaktan)
- Jika obat sangat mudah larut dalam lemak, digunakan suatu basis
tipe air dan ditambahkan surfaktan untuk menambah kelarutan
merupakan pilihan utama (Lachman, hal 1184)
- Surfaktan yang sering digunakan adalah surfaktan golongan non
ionik yang bersifat tidak toksik seperti tween 80 (Sagita P, 2010).
- Konsentrasi tween 80 yang digunakan adalah 2 %. Dimana
konsentrasi tween sebagai bahan pembasah adalah 0,1-3% dan
sebagai penambah kelarutan adalah 1-15% (Handbook Of
Pharmaceutical Excipient 6th Edition, hal 550).
- Selain itu menggunakan surfaktan Na-Lauryl Sulfat 2%. Namun
penggunaan Na-Lauryl Sulfat dapat bersifat toksik, sehingga
surfaktan yang digunakan adalah tween 80 dengan konsentrasi 2%
(Sagita P, 2010).
II.4 Uraian Bahan
1. Ketoprofen (FI IV hal 478-488 ; ISO VOLUME 47 hal 23 dan 40 ;
Fater hal 231)
Nama Resmi : Ketoprofenum
RM/BM : C16H14O3 / 254,3
Pemerian : Serbuk hablur, putih atau hampir putih, tidak atau
hampir tidak berbau
Kelarutan : Mudah larut dalam etanol, dalam kloroform dan dalam
eter ; praktis tidak larut dalam air
Penyimpanan : Dalam Wadah tertutup rapat
Indikasi : Untuk mengurangi nyeri, inflamasi (peradangan),
serangan gout, dan rheumatic artritis
Farmakologi : Ketopofen adalah salah satu antiinflamasi non steroid
yang termasuk dalam golongan AINS turunan dari
asam propinoat. Ketoprofen memiliki aktifitas
antiinflamasi dan analgesik secara sentral dan perifer.
Ketoprofen menghambat sintesa prostaglandin dengan
cara menghambat enzim siklooksigenase
Dosis : 100 mg
2. PEG (FI IV, hal 508)
Nama Resmi : Polietilen Glikol
Sinonim : Makrogol
RM : (HOCH2CCH2OCH2)2 CH2OH
BM : 4000 = 3000-4800
6000 = 5700-6130
Pemerian : PEG > 1000 berbentuk padat, putih atau tidak berwarna
seperti lilin
Kelarutan : Mudah larut dalam air ; dalam aseton, dalam etanol
95%, dalam kloroform, dalam etilen glikol mono etil
eter dalam etil asetat dan dalam toluena
Penyimpanan : Diwadah yang tertutup rapat, kering, sejuk dan
terlindungi dari cahaya
Kestabilan : Semua kelarutan senyawa phenyl murcuri membentuk
residu hitam logam ketika terkena cahaya atas setelah
penyimpanan lama larutan dapat disterilkan dengan
autoklaf
Inkompatibilitas : Inkom dengan komponen bahan pembantu lainnya,
tidak bercampur dengan garam-garam perak, asam
borat, kinnin, lecitamol, aspirin, benzokain,
inkompatibel dengan halide, patikulen bromide, dan
topoda
Konsentrasi : Polietilenglikol 1000 = 96%
Polietilenglikol 4000 = 4%
3. Tween-80 (FI IV hal 687 ; Handbook of pharmaceutical Excipient 6th
edition, hal. 549)
Nama Resmi : Polysorbatum
Sinonim : Polisorbat-80, Tween-80
RM/BM : C64H12O26 / 1310
Pemerian : Cairan seperti minyak, jernih berwarna kuning muda
hingga coklat muda, bau khas lemah rasa pahit dan
hangat
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, kelarutan tidak berbau
dan praktis tidak berwarna, larut dalam etanol, etil
asetat, tidak larut dalam minyak mineral
Penyimpanan : Dalam wadah yang tertutup rapat
Stabilitas : Stabil dalam elektrolit dari asam serta basa lemah,
proses penyabunan bertahap terjadi dengan asam kuat
dan basa kuat, polisorbat yang higroskopis harus
diperhatikan kadar airnya sebelum digunakan dan jika
perlu dikeringkan
Inkompatibilitas : Perubahan warna dan / atau presipitat terjadi pada
berbagai zat, khususnya fenol, tanin. Aktivitas
pengawet antimikroba paraben, dapat berkurang dengan
adanya polisorbat.
Konsentrasi : Sebagai Pembasah = 0,1-3%
Sebagai Penambah kelarutan = 1-15%
II.4 Perhitungan dan Penimbangan Bahan
Diketahui :
Tiap 3 gram suppositoria mengandung :
Ketoprofen 100 mg
Tween-80 2%
Komponen basis ad 2 gram
PEG 1000 96%
PEG 4000 4%
Berat supositoria yang diinginkan = 3 g. Harga displacement value untuk
Ketoprofen terhadap PEG adalah 1,5 (Lund, 1994).
Ditanyakan : Jumlah bahan yang dibutuhkan untuk formulasi sediaan ?
Penyelesaian :
Bobot zat aktif yang dibutuhkan = 100 mg x 1,5
= 150 mg
Bobot Tween 80 = 2% x 3000 mg
= 60 mg
Bobot zat aktif + Tweet 80 = 150 mg + 60 mg
= 210 mg
Bobot basis yang ditambahkan = 3000 mg – 210 mg
= 2790 mg
a. PEG 1000 = 96% x 2790 mg
= 2678,4 mg
b. PEG 4000 = 4% x 2790 mg
= 111,6 mg
II.5 Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan
2. Ditimbang masing-masing bahan, yaitu :
Ketoprofen 100 mg
Tween-80 60 mg
Komponen basis ad 3 gram
PEG 1000 2678,4 mg
PEG 4000 111,6 mg
3. Dilelehkan basis PEG 4000 dalam cawan porselen di atas penangas air,
setelah meleleh dimasukkan ke dalam PEG 400 sedikit demi sedikit, diaduk
sampai homogeny.
4. Ditambahkan Ketoprofen dan Tween 80 ke dalam basis sambil diaduk-aduk
sampai homogen.
5. Dituang massa suppositoria ke dalam cetakan jika massa suppositoria sudah
agak mengental, untuk menghindari terjadinya pengendapan obat di bagian
bawah cetakan.
6. Massa suppositoria yang sudah agak mengental kemudian dituang ke dalam
cetakan yang telah diolesi parafin. Penuangan pada cetakan dilakukan pelan-
pelan dilewatkan dinding cetakan supaya tidak terdapat ruang kosong pada
cetakan.
7. Didiamkan dalam suhu kamar kemudian dimasukkan ke dalam lemari
pendingin.

Potrebbero piacerti anche