Sei sulla pagina 1di 2

Standard Operational Procedure (SOP)

Therapy of Progressive Relaxation Technique


Standar Operasional Prosedur (SOP)

No Langkah-langkah
1. Lakukan pemeriksaan tanda-tanda vital
Jelaskan Kembali tujuan, manfaat, prosedur dan pengisian lembaran
2. persetujuan
terapi kepada klien
3. Pasien duduk bersandara di kursi yang sudah di sediakan
4. Lakukan latihan nafas dalam dengan menarik nafas melalui hidung
Gerakan pertama, menggengam tangan kiri dan kanan sambil
5. membuat
suatu kepalan. (setiap gerakan dihitung 10 hitungan oleh peneliti).
Pada akhir setiap gerakan klien dipandu untuk ekspirasi maksimal.
Gerakan kedua, menekuk kedua lengan ke belakang pada pergelangan
6. tangan
sehingga otot-otot di tangan bagian belakang dan lengah bawah menegang,
jari-
jari menghadap ke langit-langit.
Gerakan ketiga, diawali dengan menggenggam kedua tangan sehingga
7. menjadi
kepalan kemudian membawa kedua kepalan ke pundak sehingga otot
biceps akan
menjadi tegang.
Gerakan keemapat, mengangkat kedua bahu setinggi-tingginya keakan-akan
8. bahu
akan dibawa hingga menyentuh telinga.
Gerakan kelima, mengerutkan dahi dan alis sampai otot-ototnya terasa dan
9. kulitnya
keriput.
Gerakan keenam, menutup keras-keras mata sehingga dapat dirasakan
10. ketegangan
di sekitar mata dan otot-otot yang mengendalikan gerakan mata.
Gerakan ketujuh, mengatupkan rahang, diikuti dengan menggigit gigi-gigi
11. sehingga
ketegangan di sekitar otot-otot rahang.
Gerakan kedelapan, bibir dimoncongkan sekuat-kuatnya sehingga akan
12. dirasakan
ketegangan di sekitar mulut.
13. Gerakan kesembilan, menekankan kepala pada permukaanbantalan kursi
sedemikian rupa sehingga klien dapat merasakan ketegangan di bagian
belakang
leher dan punggung atas.
Gerakan kesepuluh, gerakan ini dilakukan dengan cara mengangkat tubuh
14. dari
sandaran, kemudian penggung dilengkungkan, lalu busungkan dadanya.
Sehingga
dapat merasakan ketegangan di daerah leher bagian muka.
Gerakan ke sebelas, gerakan ini dapat dilakukan dengan cara mengangkat
15. tubuh
dari sandaran, kemudian punggung dilengkungka, lalu busungkan dada.
Kondisi
tegang dipertahankan selama 10 detik, kemudian rileks.
Gerakan kedua belas, pada gerakan ini, klien diminta untuk menarik nafas
16. panjang
untuk mengisi paru-paru dengan udara sebanyak-banyaknya. Posisi ini
ditahan
selama beberapa saat, sambil merasakan ketegangan di bagian dada
kemudian
turun ke perut. Dilakukan sebanyak 2 kali.
Gerakan ketiga belas, gerakan ini dilakukan dengan cara menarik kuat-kuat
17. perut
ke dalam, kemudian menahannya sampai perut menjadi kencang dan keras.
Setelah 10 detik dilepaskan bebas, kemudian diulang kembali seperti
gerakan
awal untuk perut ini.
Gerakan keempat belas, dilakukan dengan cara meluruskan kedua belah
18. telapak
kaki sehingga otot paha terasa tegang. Gerakan ini dilanjutkan dengan
mengunci
lutut, sedemikian sehingga ketegangan pindah ke otot-otot betis.
(Setyoadi dan Kusharyadi, 2011).

Potrebbero piacerti anche