Sei sulla pagina 1di 20

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmttuallahi wabarakatuh....

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan tugas kuliah kami yaitu Pendidikan Agama Islam (Zakat Mal) ini
dengan tepat waktu. Kami juga berterimaksih kepada Bapak Dosen Drs. Manaon Batubara,
M.A karena tugas ini, wawasan kami semakin bertambah dan kami juga berterima kasih atas
bimbingannya.

Kami juga menyadari bahwa tugas ini masih memiliki banyak kekurangan, oleh
karena itu kami meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan makalah dan kami juga
mengaharapkan saran dan kritik, sehingga kami dapat menyempurnakannya lagi.

Akhir kata kami ucapkan terimaksih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat dan
bisa menambah wawasan (pengetahuan) bagi para pembaca.

Medan, 20 Maret 2018

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang diturunkan kepada umat manusia untuk mengatur
berbagai persoalan dan urussan kehidupan dunia dan untuk mempersiapkan kehidupan
akhirat. Agama islam dikenal sebagai agama yang kaffah (menyeluruh) karena setiap
detail urusan manusia itu telah dibahas dalam Al-Quran dan hadits.
Ketika seseorang sudah beragama islam/ Muslim, maka kewajiban baginya adalah
melengkapi syarat menjadi muslim atau yang dikenal dengan Rukun islam. Rukun islam
terbagi menjadi 5 bagian yaitu pertama, membaca Syahadat, kedua, melaksanakan
sholat, ketiga, menunaikan zakat, keempat, menjalankan puasa, dan kelima, menunaikan
haji bagi orang ynag mampu.
Rukun islam yang keempat, membahas tentang kajian zakat, zakat merupakan
pembagian sebagian harta yang dimiliki untuk mensucikan jiwa, zakat terbagi menjadi 2
bagian yaitu zakat fitrah yang dikeluarkan oleh setiap orang muslim di bulan Ramadhan,
dan Zakat Maal yang dikeluarkan oleh orang muslim yang memiliki kelebihan harta dan
berlaku syarat tertentu

Zakat merupakan suatu kewajiban bagi umat Islam yang digunakan untuk
membantu masyarakat lain, menstabilkan ekonomi masyarakat dari kalangan bawah
hingga kalangan atas, sehingga dengan adanya zakat umat Islam tidak ada yang tertindas
karena zakat dapat menghilangkan jarak antara si kaya dan si miskin. Oleh karena itu,
zakat sebagai salah satu instrumen negara dan juga sebuah tawaran solusi untuk
menbangkitkan bangsa dari keterpurukan. Zakat juga sebuah ibadah mahdhah yang
diwajibkan bagi orang-orang Islam, namun diperuntukan bagi kepentingan seluruh
masyarakat.

Zakat merupakan suatu ibadah yang dipergunakan untuk kemaslahatan umat


sehingga dengan adanya zakat (baik zakat fitrah maupun zakat maal) kita dapat
mempererat tali silaturahmi dengan sesama umat Islam maupun dengan umat lain.
Oleh karena itu kesadaran untuk menunaikan zakat bagi umat Islam harus
ditingkatkan baik dalam menunaikan zakat fitrah yang hanya setahun sekali pada bulan
ramadhan, maupun zakat maal yang seharusnya dilakukan sesuai dengan ketentuan zakat
dalam yang telah ditetapkan baik harta, hewan ternak, emas, perak dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari zakat?
2. Apa saja macam-macam zakat?
3. Apa saja harta benda yang wajib dikeluarkan zakatnya?
4. Siapa saja yang berhak menerima zakat?
5. Apa saja hikmah dari zakat?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Agar mengetahui secara mendalam apa yang dimaksud dengan zakat fitrah dan
zakat mal
2. Agar mengetahui apa saja syarat-syarat zakat.
3. Serta mengetahui bagaimana cara pembayaran zakat.

D. Manfaat
Selain tujuan ada juga maanfaat dari penulisan makalh ini yaitu :
1. Agar menambah wawasan mahasiswa tentang zakat.
2. Agar mahasiswa tau bagaimana cara pembayaran zakat yang sebenarnya.
3. Menambah wawasan bagi para mahasiswa.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Zakat
Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (Ziyadah). Jika
diucapkan, zaka al-zar’, adalah tanaman tumbuh dan bertambah jika diberkati. Kata ini
juga sering dikemukakan untuk makna thaharah (suci) Allah SWT. berfirman:
َْ َ‫قَدْ اَفل‬
‫ح َمنْ زَ َّك َها‬
Artinya:
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu.” (QS. Asy Syams: 9).
Sedangkan arti zakat menurut istilah syari’at Islam ialah sebagian harta benda yang
wajib diberikan orang-orang yang tertentu dengan beberapa syarat, atau kadar harta
tertentu yang diberikan kepada orang-orang yang berhak menerimanya dengan syarat-
syarat tertentu pula
Dalam pengertian istilah syara’, zakat mempunyai banyak pemahaman, diantaranya:
1. Madzhab Maliki, zakat adalah mengeluarkan sebagian yang tertentu dari harta yang
tertentu pula yang sudah mencapai nishab (batas jumlah yang mewajibkan zakat)
kepada orang yang berhak menerimanya, manakala kepemilikan itu penuh dan sudah
mencapai haul (setahun) selain barang tambang dan pertanian.
2. Madzhab Hanafi, zakat adalah menjadikan kadar tertentu dari harta tertentu pula
sebagai hak milik, yang sudah ditentukan oleh pembuat syari’at senata-mata karena
Allah SWT.
3. Madzhab Syafei, zakat adalah nama untuk kadar yang dikeluarkan dari harta atau
benda dengan cara-cara tertentu.
4. Madzhab Hambali, memberikan definisi zakat sebagai hak (kadar tertentu) yang
diwajibkan untuk dikeluarkan dari harta tertentu untuk golongan yang tertentu dalam
waktu tertentu pula.

B. Macam-Macam Zakat
Zakat terbagi atas dua tipe yakni:
a. Zakat Fitrah,
Zakat fitrah adalah zakat yang harus ditunaikan bagi seorang muzakki yang telah
memiliki kemampuan untuk menunaikannya. Adalah zakat yang wajib dikeluarkan
Muslim menjelang Idul Fitri pada bulan Ramadhan. Besar Zakat ini setara dengan 2,5
kilogram makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan. Pada prinsipnya, zakat
fitrah haruslah dikeluarkan sebelum sholat idul fitri dilangsungkan. Hal tersebut yang
menjadi pembeda zakat fitrah dengan zakat lainnya.
Zakat fitrah berarti menyucikan harta, karena dalam setiap harta manusia ada sebagian
hak orang lain. Oleh karenanya, tidak ada suatu alasan pun bagi seorang hamba Allah
yang beriman untuk tidak menunaikan zakat fitrah karena telah diwajibkan bagi setiap
muslim, laki-laki maupun perempuan, orang yang merdeka atau budak, anak kecil atau
orang dewasa. Ini perkara yang telah disepakati oleh para ulama.

b. Zakat Maal (Zakat Harta )


Zakat Maal adalah zakat kekayaan yang harus dikeluarkan dalam jangka satu tahun
sekali yang sudah memenuhi nishab mencakup hasil perniagaan, pertanian,
pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak serta hasil kerja
(profesi). Masing-masing tipe memiliki perhitungannya sendiri-sendiri.
Kata zakat menurut bahasa adalah mempunyai arti “bertambah, berkembang”.
Dinamakan zakat karena, dapat mengembangkan dan menjauhkan harta yang telah
diambil zakatnya dari bahaya. Menurut Ibnu Taimiah hati dan harta orang yang
membayar zakat tersebut menjadi suci dan bersih serta berkembang secara maknawi.
Menurut bahasa (lughat), harta adalah segala sesuatu yang diinginkan sekali sekali
oleh manusia untuk memiliki, memanfaatkan dan menyimpannya. Menurut syar'a,
harta adalah segala sesuatu yang dapat dimiliki (dikuasai) dan dapat digunakan
(dimanfaatkan) menurut ghalibnya (lazim). Sesuatu dapat disebut dengan maal (harta)
apabila memenuhi 2 (dua) syarat, yaitu:
a. Dapat dimiliki, disimpan, dihimpun, dikuasai
b. Dapat diambil manfaatnya sesuai dengan ghalibnya. Misalnya rumah, mobil,
ternak, hasil pertanian, uang, emas, perak, dan lain-lain.

1. Zakat Fitrah
 Syarat wajib zakat fitrah :
1) Islam.
Zakat ini wajib bagi setiap kaum muslimin: orang merdeka maupun budak, laki-
laki maupun wanita, anak maupun dewasa. Berdasarkan hadis Ibn Umar:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitrah…. kepada setiap
budak atau orang merdeka, laki-laki atau wanita, anak maupun dewasa, dari
kalangan kaum muslimin…(HR. Bukhari).
2) Merdeka (bukan budak/ hamba sahaya).
3) Mempunyai kelebihan makanan atau harta dari yang diperlukan di hari raya dan
malam hari raya. Maksudnya mempunyai kelebihan dari yang diperlukan untuk
dirinya sendiri dan orang-orang yang wajib ditanggung nafkahnya, pada malam
dan siang hari raya. Baik kelebihan itu berupa makanan, harta benda atau nilai
uang.
4) Telah masuk waktu wajibnya pembayaran zakat, yaitu ketika terbenamnya
matahari di hari puasa terakhir, menjelang tanggal satu syawal. Berdasarkan hadis
Ibn Umar,
ْ ‫ض زَ كَاة َ ْال ِف‬
َ ‫ط ِر ِم ْن َر َم‬
َ‫ضان‬ َ ‫سلَّ َم فَ َر‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫أ َ َّن َر‬
َ ِ‫سو َل هللا‬
Artinya; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fitri
setelah ramadhan…(HR. Bukhari).
Orang yang meninggal sebelum terbenamnnya matahari di hari terakhir
Ramadhan, dia tidak wajib zakat. Demikian pula bayi yang dilahirkan setelah
terbenamnya matahari di hari terakhir ramadhan, juga tidak wajib zakat.

 Jenis dan Kadar Zakat Fitrah

Kriteria jenis dan kadar zakat fitrah adalah sebagai berikut:

1. Berupa bahan makanan konsumtif daerah/ wilayah tersebut.


2. Tidak boleh campuran
3. Jumlahnya mencapai satu Sho’ untuk setiap orang. ( 1 Sho’ = 4 mud = 2,7
Kilogram )
4. Diberikan di tempatnya orang yang dizakati (tidak boleh berpindah tempat zakat).

Zakat fithrah untuk tiap- tiap jiwa 1sha = 2,305 kg dibulatkan menjadi 2,5 kg dari
beras atau lainnya yang menjadi makanan pokok bagi penduduk negeri.Lebih
utama dikeluarkan sebelum shalat ’Idul Fithri. Boleh juga dikeluarkan semenjak
permulaan bulan Ramadhan sebagai ta’jil. Untuk zakat fithrah dari seorang yang
makanan pokoknya beras tidak boleh dikeluarkan zakat dari jagung ,walaupun
jagung termasuk makanan pokok tetapi, jagung nilainya lebih rendah dari pada
beras.

 Orang yang Berhak Menerima Zakat Fitrah


Allah telah menetapkan siapa-siapa ang berhak menerima zakat fitrah dan zakat
mall. Sebagaimana firmannya
‫صدَقَاتُ إِنَّ َما‬ ِ ‫ين ِل ْلفُقَ َر‬
َّ ‫اء ال‬ ِ ‫سا ِك‬ َ ‫املِينَ َو ْال َم‬
ِ َ‫ب َوفِي قُلُوبُ ُه ْم َو ْال ُم َؤلَّفَ ِة َعلَ ْي َها َو ْالع‬
ِ ‫الرقَا‬ ِ ‫سبِي ِل َوفِي َو ْالغ‬
ِّ ِ َ‫َار ِمين‬ َّ ‫َواِب ِْن‬
َ ِ‫َللا‬
‫سبِي ِل‬َّ ‫ضة ال‬َ ‫َللاِ ِمنَ فَ ِري‬ َّ ُ‫َللا‬
َّ ‫َح ِكيم َع ِليم َو‬

"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang


miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berutang, untuk jalan Allah dan orang-
orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan
Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana."(at-taubah:60).
Dalam ayat diatas, terdapat delapan golongan yang berhak menerima zakat tetapi
untuk zakat fitrah haruslah diutamakan untuk fakir miskin.

I. Faqir

Faqir adalah orang yang tidak mempunyai harta atau pekerjaan sama sekali, atau
orang yang mempunyai harta atau pekerjaan namun tidak bisa mencukupi
kebutuhannya. Semisal seseorang dalam sehari ia membutuhkan biaya hidup sebesar
Rp. 50.000, akan tetapi penghasilannya hanya sebesar Rp. 20.000 (tidak mencapai
separuh yang dibutuhkan). Yang dimaksud dengan harta dan pekerjaan di sini adalah
harta yang halal dan pekerjaan yang halal dan layak.

Dengan demikian yang termasuk golongan faqir adalah :

 Tidak mempunyai harta dan pekerjaan sama sekali.


 Mempunyai harta, namun tidak mempunyai pekerjaan. Sedangkan harta yang dimiliki
tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan selama umumnya usia manusia.
 Mempunyai harta atau pekerjaan saja namun harta atau pekerjaan tersebut haram
menurut agama. Bagi orang yang mempunyai harta yang melimpah atau pekerjaan
yang menjanjikan, namun haram menurut agama, maka orang tersebut termasuk faqir
sehingga berhak menerima zakat.
 Tidak mempunyai harta, namun mempunyai pekerjaan yang tidak layak baginya.
Seperti pekerjaan yang bisa merusak harga diri, kehormatan dan lain-lain.

2. Miskin

Miskin adalah orang yang mempunyai harta atau pekerjaan yang tidak bisa mencukupi
kebutuhannya dan orang-orang yang ditanggung nafkahnya. Misalnya dalam sebulan ia
butuh biaya sebesar Rp; 500.000, namun penghasilannya hanya mendapat Rp; 400.000
(mencapai separuh yang dibutuhkan).

3. Amil

Amil zakat yaitu orang-orang yang diangkat oleh Imam atau pemerintah untuk
mengumpulkan dan membagikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya dan
tidak mendapat bayaran dari baitul mal atau Negara.Yang termasuk amil zakat adaalah
bagian pendataan zakat, penarik zakat, pembagi zakat dan lain-lain. Jumlah zakat yang
diterima oleh amil disesuaikan dengan pekerjaan yang dilakukan/ menggunakan
standart ujroh mistly (bayaran sesuai tugas kerjaannya masing-masing).

Syarat-syarat amil zakat :

1. Islam
2. Laki-laki
3. Merdeka
4. Mukallaf
5. Adil
6. Bisa melihat
7. Bisa mendengar
8. Mengerti masalah zakat

4. Muallaf

Secara harfiyah, muallaf qulubuhum adalah orang-orang yang diluluhkan hatinya untuk
memeluk kepada agama islam. Sedangkan orang-orang yang termasuk muallaf, ada 4
golongan.

1. Orang yang baru masuk Islam, yang iman (niat) nya masih lemah.
2. Orang yang baru masuk Islam dan imannya sudah kuat, namun dia mempunyai
kemuliaan dikalangan kaumnya. Dengan memberikan zakat kepadanya, diharapkan
kaumnya yang masih kafir mau masuk Islam.
3. Orang yang baru masuk Islam yang melindungi kaum muslimin dari gangguan dan
keburukan orang-orang kafir.
4. Orang yang baru masuk Islam yang membela kepentingan kaum muslimin dari
pembangkang zakat atau pemberontak dan orang-orang non Islam.

Semua orang yang tergolong muallaf di atas berhak menerima zakat dengan syarat
Islam. Sedangakan merayu orang non muslim dengan menggunakan harta zakat itu
tidak diperbolehkan.

5. Budak Mukatab (Ar Riqob)

Budak mukatab yaitu budak yang dijanjikan merdeka oleh tuannya apabila sudah
melunasi sebagian jumlah tebusan yang ditentukan dengan cara angsuran. Tujuannya
adalah untuk membantu melunasi tanggungan dari budak mukatab tersebut.

6. Ghorim (Orang yang Berhutang)

Ghorim terbagi menjadi 3 bagian

1. Orang yang berhutang untuk kemaslahatan diri sendiri dan keluarga.


2. Orang yang berhutang untuk mendamaikan dua orang atau dua kelompok yang
sedang bertikai.
3. Orang yang berhutang untuk kemaslahatan umum, seperti berhutang untuk
membangun masjid, sekolah, jembatan dan lain-lain.
4. Orang yang berhutang untuk menanggung hutangnya orang lain.

7. Sabilillah

Sabilillah yaitu orang yang berperang di jalan Allah dan tidak mendapatkan gaji/
bayaran. Sabilillah berhak menerima zakat untuk seluruh keperluan perang. Sejak
berangkat sampai kembali, sabilillah dan keluarganya berhak mendapatkan tunjangan
nafkah yang diambilkan dari zakat. Sedangkan yang berhak memberikan zakat untuk
sabilillah adalah imam (penguasa) bukan pemilik zakat.

Keterangan : Dikalangan ulama terdapat khilaf tentang makna fii sabilillah;


 Pendapat Pertama, mayoritas ulama’ (pendapat yang kuat) mengatakan bahwa yang
dimaksud fii sabilillah tiada lain adalah orang-orang yang menjadi suka relawan untuk
berperang di jalan Allah Swt dan tidak mendapatkan gaji.
 Pendapat Kedua, sebagian ulama mengatakan bahwa fii sabilillah adalah semua
aktifitas yang menyangkut kebaikan untuk Allah sebagaimana dinuqil oleh Imam Al-
Qaffal. Seperti untuk sarana-sarana pendidikan, peribadatan Islam dan orang-orang
memperjuangkan agama islam (seperti guru-guru madrasah, khatib dan bilal masjid)
dan pendapat ini adalah lemah.
 Pendapat Ketiga, dalam Kitab Syarah Tafsir Munir Imam Nawawi Juz I Halaman 344
disebutkan bahwa kata sabilillah diarahkan pada sabilil khair (orang-orang yang
menunjukkan pada kebaikan) dan wujuhil khair (hal-hal kebaikan). Seperti halnya
untuk perawatan jenazah dan lain sebagainya.

8. Ibnu Sabil (musafir)

Ibnu sabil yaitu orang yang memulai bepergian dari daerah tempat zakat atau musafir
yang melewati daerah tempat zakat dengan syarat :

1. Bukan bepergian untuk maksiat.


2. Membutuhkan biaya atau kekurangan biaya.

 Orang-Orang Yang Tidak Berhak Menerima Zakat

1. Orang kafir atau murtad


2. Budak / hamba sahaya selain budak mukatab.
3. Keturunan dari bani Hasyim dan Bani Muthalib (para habaib), sebagaimana hadits
shohih, Nabi Saw bersabda : ‫اس َوإِنَّهَا ََل ت َ ِح ُّل ِل ُم َح َّم ٍد َو ََل ِِل ِل‬
ِ َّ‫خ الن‬ َ ‫ت إِنَّ َما ِه َي أ َ ْو‬
ُ ‫سا‬ ِ ‫ص َد َقا‬
َّ ‫إِنَّ َه ِذ ِه ال‬
‫ُم َح َّم ٍد‬

“Sesungguhya shodaqah ini (zakat) adalah kotoran manusia dan tidak dihalalkan
bagi Muhammad dan keluarga Muhammad “.

4. Orang kaya

Yaitu orang yang penghasilannya sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan
pokok hidupnya.

5. Orang yang ditanggung nafkahnya.

Artinya, orang yang berkewajiban menanggung nafkah, tidak boleh memberikan


zakatnya kepada orang yang ditanggung tersebut.
II. Zakaat Maal
 Syarat-syarat Zakat Maal
1. Islam
Bagi orang yang berzakat wajib beragama Islam. Dan zakat itu adalah tidak wajib
bagi orang kafir asli, dan adapun orang murtad, maka menurut pendapat yang
shalih, bahwa harta bendanya di berhentikan (dibekukan dahulu), maka jika ia
kembali ke agama islam (seperti sedia kala), maka wajib baginya mengeluarkan
zakat, dan jika tidak kembali lagi islam ,maka tidak wajib zakat.
2. Baligh dan berakal
Maka anak kecil dan orang gila tidak diwajibkan membayar zakat, tetapi
dibayarkan oleh wali yang menanggungnya. Begitu juga dengan anak yatim yang
masih kecil.
3. Merdeka
Zakat itu tidak wajib bagi budak. Dan adapun budak muba’ah (budak yang
separuh dirinya sudah merdeka), maka wajib baginya mengeluarkan zakat pada
harta benda yang dia miliki, sebab sebagian dirinya merdeka.
4. Milik Penuh (Milik Sempurna)
Yaitu : harta tersebut berada dalam kontrol dan kekuasaanya secara penuh, dan
dapat diambil manfaatnya secara penuh. Harta tersebut didapatkan melalui proses
pemilikan yang dibenarkan menurut syariat islam, seperti : usaha, warisan,
pemberian negara atau orang lain dan cara-cara yang sah. Sedangkan apabila
harta tersebut diperoleh dengan cara yang haram, maka zakat atas harta tersebut
tidaklah wajib, sebab harta tersebut harus dibebaskan dari tugasnya dengan cara
dikembalikan kepada yang berhak atau ahli warisnya.
5. Sudah mencapai 1 nishab
Artinya harta tersebut telah mencapai jumlah tertentu sesuai dengan ketetapan
syara'. sedangkan harta yang tidak sampai nishabnya terbebas dari Zakat.
Nishab adalah ukuran atau batas terendah yang telah ditetapkan oleh syar’i
(agama) untuk menjadi pedoman menentukan kewajiban mengeluarkan zakat
bagi yang memilikinya, jika telah sampai ukuran tersebut. Orang yang memiliki
harta dan telah mencapai nishab atau lebih, diwajibkan mengeluarkan zakat
 Nishab Dan Kadar Zakat
1. Harta peternakan
a. Harta Peternakan
Sapi, Kerbau dan Kuda.
Nishab kerbau dan kuda disetarakan dengan nishab sapi yaitu 30 ekor. Artinya jika
seseorang telah memiliki sapi (kerbau/kuda), maka ia telah terkena wajib zakat.
Berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh At Tarmidzi dan
Abu Dawud dari Muadz bin Jabbal RA, maka dapat dibuat tabel sebagai berikut :

Jumlah Ternak (ekor) Zakat

30-39 1 ekor sapi jantan/betina tabi' (a)

40-59 1 ekor sapi betina musinnah (b)

60-69 2 ekor sapi tabi'

70-79 1 ekor sapi musinnah dan 1 ekor tabi'

80-89 2 ekor sapi musinnah

Keterangan :
a. Sapi berumur 1 tahun, masuk tahun ke-2
b. Sapi berumur 2 tahun, masuk tahun ke-3

Selanjutnya setiap jumlah itu bertambah 30 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor tabi'. Dan
jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor musinnah.
b. Kambing/domba
Nishab kambing/domba adalah 40 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 40 ekor
kambing/domba maka ia telah terkena wajib zakat. Berdasarkan hadits Nabi
Muhammad SAW, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori dari Anas bin Malik, maka
dapat dibuat tabel sbb:

Jumlah Ternak(ekor) Zakat

40-120 1 ekor kambing (2th) atau domba (1th)

121-200 2 ekor kambing/domba (umur 2-3 th)

201-300 3 ekor kambing/domba (umur 2-3 th)


Selanjutnya, setiap jumlah itu bertambah 100 ekor maka zakatnya bertambah 1 ekor
(domba/kambing betina).
c. Ternak Unggas (ayam,bebek,burung,dll) dan Perikanan
Nishab pada ternak unggas dan perikanan tidak diterapkan berdasarkan jumlah (ekor),
sebagaimana halnya sapi, dan kambing. Tapi dihitung berdasarkan skala usaha. Nishab
ternak unggas dan perikanan adalah setara dengan 20 Dinar (1 Dinar = 4,25 gram
emas murni) atau sama dengan 85 gram emas. Artinya bila seorang beternak unggas
atau perikanan, dan pada akhir tahun (tutup buku) ia memiliki kekayaan yang berupa
modal kerja dan keuntungan lebih besar atau setara dengan 85 gram emas murni,
maka ia terkena kewajiban zakat sebesar 2,5 %
Contoh :
Seorang peternak ayam broiler memelihara 1000 ekor ayam perminggu, pada akhir
tahun (tutup buku) terdapat laporan keuangan sebagai berikut:
1. Ayam broiler 5600 ekor seharga Rp 15.000.000
2. Uang Kas/Bank setelah pajak Rp 10.000.000
3. Stok pakan dan obat-obatan Rp 2.000.000
4. Piutang (dapat tertagih) Rp 4.000.000
Jumlah Rp 31.000.000
5. Utang yang jatuh tempo Rp 5.000.000
Saldo Rp26.000.000
Besar Zakat = 2,5 % x Rp.26.000.000,- = Rp 650.000
Catatan :

Kandang dan alat peternakan tidak diperhitungkan sebagai harta yang wajib dizakati.
Nishab besarnya 85 gram emas murni, jika @ Rp 25.000,00 maka 85 x Rp 25.000,00 =
Rp 2.125.000,00

d. Unta
Nishab unta adalah 5 ekor, artinya bila seseorang telah memiliki 5 ekor unta maka ia
terkena kewajiban zakat. Selanjtnya zakat itu bertambah, jika jumlah unta yang
dimilikinya juga bertambah. maka dapat dibuat tabel sbb:
Jumlah(ekor) Zakat

5-9 1 ekor kambing/domba (a)

10-14 2 ekor kambing/domba

15-19 3 ekor kambing/domba

20-24 4 ekor kambing/domba

25-35 1 ekor unta bintu Makhad (b)

36-45 1 ekor unta bintu Labun (c)

46-60 1 ekor unta Hiqah (d)

61-75 1 ekor unta Jadz'ah (e)

76-90 2 ekor unta bintu Labun (c)

91-120 2 ekor unta Hiqah (d)

Keterangan:
(a) Kambing berumur 2 tahun atau lebih, atau domba berumur satu tahun atau lebih.
(b) Unta betina umur 1 tahun, masuk tahun ke-2
(c) Unta betina umur 2 tahun, masuk tahun ke-3
(d) Unta betina umur 3 tahun, masuk tahun ke-4
(e) Unta betina umur 4 tahun, masuk tahun ke-5
Selanjutnya, jika setiap jumlah itu bertambah 40 ekor maka zakatnya bertambah 1 ekor
bintu Labun (c), dan setiap jumlah itu bertambah 50 ekor, zakatnya bertambah 1 ekor
Hiqah (d).

2. EMAS DAN PERAK


Nishab emas adalah 20 dinar (85 gram emas murni) dan perak adalah 200 dirham
(setara 672 gram perak). Artinya bila seseorang telah memiliki emas sebesar 20 dinar
atau perak 200 dirham dan sudah setahun, maka ia telah terkena wajib zakat, yakni
sebesar 2,5 %. Demikian juga segala macam jenis harta yang merupakan harta
simpanan dan dapat dikategorikan dalam "emas dan perak", seperti uang tunai,
tabungan, cek, saham, surat berharga ataupun yang lainnya. Maka nishab dan
zakatnya sama dengan ketentuan emas dan perak, artinya jika seseorang memiliki
bermacam-macam bentuk harta dan jumlah akumulasinya lebih besar atau sama
dengan nishab (85 gram emas) maka ia telah terkena wajib zakat (2,5 %).
Contoh :
Seseorang memiliki simpanan harta sebagai berikut :

Perhiasan emas atau yang lain tidak wajib dizakati kecuali selebihnya dari jumlah
maksimal perhiasan yang layak dipakai. Jika layaknya seseorang memakai perhiasan
maksimal 60 gram maka yang wajib dizakati hanyalah perhiasan yang selebihnya dari
60 gram. Dengan demikian jumlah harta orang tersebut, sebagai berikut :

Besar zakat = 2,5% x Rp 6.500.000 = Rp 163.500,-\


Catatan :
Perhitungan harta yang wajib dizakati dilakukan setiap tahun pada bulan yang sama.

3. PERNIAGAAN
Harta perniagaan, baik yang bergerak di bidang perdagangan, industri, agroindustri,
ataupun jasa, dikelola secara individu maupun badan usaha (seperti PT, CV, Yayasan,
Koperasi, Dll) nishabnya adalah 20 dinar (setara dengan 85gram emas murni). Artinya
jika suatu badan usaha pada akhir tahun (tutup buku) memiliki kekayaan (modal kerja
danuntung) lebih besar atau setara dengan 85 gram emas (jika pergram Rp 25.000,- =
Rp 2.125.000,-), maka ia wajib mengeluarkan zakat sebesar 2,5 %
Pada badan usaha yang berbentuk syirkah (kerjasama), maka jika semua anggota
syirkah beragama islam, zakat dikeluarkan lebih dulu sebelum dibagikan kepada pihak-
pihak yang bersyirkah. Tetapi jika anggota syirkah terdapat orang yang non muslim,
maka zakat hanya dikeluarkan dari anggota syirkah muslim saja (apabila julahnya lebih
dari nishab)
Cara menghitung zakat :
Kekayaan yang dimiliki badan usaha tidak akan lepas dari salah satu atau lebih dari
tiga bentuk di bawah ini :
1. Kekayaan dalam bentuk barang
2. Uang tunai
3. Piutang
Maka yang dimaksud dengan harta perniagaan yang wajib dizakati adalah yang harus
dibayar (jatuh tempo) dan pajak.
Contoh :
Sebuah perusahaan meubel pada tutup buku per Januari tahun 1995 dengan keadaan
sebagai berikut :

Besar zakat = 2,5 % x Rp 20.000.000,- = Rp 500.000,-


Pada harta perniagaan, modal investasi yang berupa tanah dan bangunan atau lemari,
etalase pada toko, dll, tidak termasuk harta yang wajib dizakati sebab termasuk
kedalam kategori barang tetap (tidak berkembang) Usaha yang bergerak dibidang jasa,
seperti perhotelan, penyewaan apartemen, taksi, renal mobil, bus/truk, kapal laut,
pesawat udara, dll, kemudian dikeluarkan zakatnya dapat dipilih diantara 2 (dua) cara:
1. Pada perhitungan akhir tahun (tutup buku), seluruh harta kekayaan perusahaan
dihitung, termasuk barang (harta) penghasil jasa, seperti hotel, taksi, kapal, dan
lain-lain, kemudian keluarkan zakatnya 2,5 %.
2. Pada Perhitungan akhir tahun (tutup buku), hanya dihitung dari hasil bersih yang
diperoleh usaha tersebut selama satu tahun, kemudian zakatnya dikeluarkan 10%.
Hal ini diqiyaskan dengan perhitungan zakat hasil pertanian, dimana perhitungan
zakatnya hanya didasarkan pada hasil pertaniannya, tidak dihitung harga tanahnya.

4. HASIL PERTANIAN
Nishab hasil pertanian adalah 5 wasq atau setara dengan 750 kg. Apabila hasil
pertanian termasuk makanan pokok, seperti beras, jagung, gandum, kurma, dan lain-
lain, maka nishabnya adalah 750 kg dari hasil pertanian tersebut.
Tetapi jika hasil pertanian itu selain makanan pokok, seperti buah-buahan,
sayursayuran, daun, bunga, dan lain-lain, maka nishabnya disetarakan dengan harga
nishab dari makanan pokok yang paling umum di daerah (negeri) tersebut (di negeri
kita = beras).
Kadar zakat untuk hasil pertanian, apabila diairi dengan air hujan, atau
sungai/mata/air, maka 10%, apabila diairi dengan cara disiram / irigasi (ada biaya
tambahan) maka zakatnya 5%.
Dari ketentuan ini dapat dipahami bahwa pada tanaman yang disirami zakatnya 5%.
Artinya 5% yang lainnya didistribusikan untuk biaya pengairan. Imam Az Zarqoni
berpendapat bahwa apabila pengolahan lahan pertanian diairi dengan air hujan
(sungai) dan disirami (irigasi) dengan perbandingan 50;50, maka kadar zakatnya 7,5%
(3/4 dari 1/10).
Pada sistem pertanian saat ini, biaya tidak sekedar air, akan tetapi ada biaya lain
seperti pupuk, insektisida, dan lain-lain. Maka untuk mempermudah perhitungan
zakatnya, biaya pupuk, intektisida dan sebagainya diambil dari hasil panen, kemudian
sisanya (apabila lebih dari nishab) dikeluarkan zakatnya 10% atau 5% (tergantung
sistem pengairannya).

 Mustahiq zakat harta ( orang-orang yang berhak menerima zakat harta)


Yang dimaksud degan mustahiq zakat fitrah ialah oaring yang berhak menerima zakat.
Sebagai berikut di antara orang-orang yang berhak menerima zakat harta :
a. Orang fakir adalah orang yang tidak ada harta untuk keperluan hidup sehari- hari
dan tidak mampu bekrja atau berusaha.
Fakir adalah orang yang penghasilannya tidak dapat memenuhi kebutuhan pokok
(primer) sesuai dengan kebiasaan masyarakat tertentu. Fakir adalah orang yang tidak
memiliki harta dan penghasilan yang halal dalam pandangan jumhur ulama fikih,
atau yang mempunyai harta yang kurang dari nisab zakat menurut pendapat mazhab
Hanafi. Kondisinya lebih buruk dari pada orang miskin. Ada pula pendapat yang
mengatakan sebaliknya.
b. Orang miskin adalah orang yang berpegasilan sehari-harinya tidak mencukupi
kebutuhan hidupnya.
Miskin adalah orang-orang yang memerlukan, yang tidak dapat menutupi kebutuhan
pokoknya sesuai dengan kebiasaan yang berlaku. Miskin menurut mayoritas ulama
adalah orang yang tidak memiliki harta dan tidak mempunyai pencarian yang layak
untuk memenuhi kebutuhannya. Menurut Imam Abu Hanifah, miskin adalah orang
yang tidak memiliki sesuatu. Menurut mazhab Hanafi dan Maliki, keadaan mereka
lebih buruk dari orang fakir, sedangkan menurut mazhab Syafii dan Hambali,
keadaan mereka lebih baik dari orang fakir. Bagi mereka berlaku hukum yang
berkenaan dengan mereka yang berhak menerima zakat.
c. Amil adalah orang yang bertugas megumpulkan dan membagi-bagikan zakat kepada
orang yang berhak menerimanya. Amil juga dapat disebut degan panitia.
Yang dimaksud dengan amil zakat adalah semua pihak yang bertindak mengerjakan
yang berkaitan dengan pengumpulan, penyimpanan, penjagaan, pencatatan dan
penyaluran harta zakat.
d. Muallaf adalah orang yang baru masuk islam dan imanya masih lemah .
e. Hamba sahaya (budak)adalah orang yang belum merdeka.
f. Gharim adalah orang yang mempuyai bayak hutang sedangkan ia tidak mampu
membayarnya. Yaitu orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan
ma'siat dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk
memelihara persatuan umat Islam di bayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia
mampu membayarnya
g. Sabililih adalah orang- oaring yang berjuang di jalan allah. yaitu untuk keperluan
pertahanan Islam dan kaum muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat
bahwa fisabilillah itu mencakup juga kepentingan-kepentingan umum seperti
mendirikan sekolah, rumah sakit, madrasah, masjid, pesantren, ekonomi umat, dll.
h. Ibnu sabil adalah orang- orang dalam perjalanan (musafir) seperji orang- orang yang
pergi menuntut ilmu, berdakwa dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara bahasa, zakat berarti tumbuh (numuww) dan bertambah (Ziyadah). Sedangkan
menurut istilah zakat adalah penyerahan atau penunaian hak yang wajib yang terdapat
di dalam harta untuk diberikan kepada orang-orang yang berhak. Zakat terbagi dua
yaitu zakat Fitrah dan zakat Maal (Zakat Harta)
Zakat fitrah ialah zakat yang wajib disebabkan berbuka dari puasa ramadhan.
Hukumnya wajib atas setiap muslimin, biar kecil atau dewasa, laki-laki atau wanita,
budak belian atau merdeka.Zakat mal adalah zakat harta yang wajib di keluarkan
seseorang yang hartanya sudah mencapai senisab dan waktunya cukup setahun serta
pemiliknya itu bebas dari utang atau keperluan-keperluan vital. Dan orang yang
berhak menerima zakat: fakir, miskin, para Amilin, Mualaf, budak berlian, ghorimin,
Fi sabilillah, dan ibnu sabill. Dan oarang oarang yang tidak berhak menerima zakat:
orang orang kafir dan golongan ateis, Bani Hasyim, bapak-bapak dan Anak-anak,
isteri , dan memberikan zakat buat amal-amalan.
Jadi zakat dapaat menyucikan orang yang puasa dari perbuatan dan perkataan kosong
serta keji dan untuk memberi makan orang miskin.

B. Saran
Inilah beberapa manfaat dan faidah dari zakat, yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan
Sunnah, kita memohon semoga Allah SWT menjadikan kita termasuk orang-orang
yang senang serta menunaikan zakat dengan ikhlas karena mengharap wajah dan
keridhaan-Nya, amin ya rabbal 'alamin.

Potrebbero piacerti anche