Sei sulla pagina 1di 8

BAB IV

BATUAN KARBONAT

4.1 DASAR TEORI


4.1.1 Latar Belakang
Batuan karbonat adalah semua batuan yang terdiri dari mineral –mineral
karbonat atau batuan yang fraksi karbonat lebih besar dari fraksi non karbonat. Fraksi
karbonat tersusun oleh unsur logam + CO3 seperti aragonite, kalsit, dolomite,
magnesit, ankerit dan siderite, sedangkan fraksi non karbonat antara lain : mineral
kuarsa, feldspar, lempung, gypsum, anhidrit, glaukonit.
Batuan karbonat mempunyai keistimewaan dalam proses pembentukannya
yaitu dapat terjadi secara insitu dari larutan, praktis tidak ada detritus darat, dapat
terjadi secara kimiawi maupun biokimia dan pada proses tersebut organisme turut
berperan, dapat pula terjadi dari butiran rombakan yang telah mengalami
transportasi secara mekanik dan kemudian diendapkan di tempat lain.
Batuan karbonat dapat pula terjadi akibat proses diagenesa dari batuan
karbonat lain yaitu melalui proses dolomitisasi, yaitu proses perubahan mineral kalsit
menjadi dolomite. Hal lain dari proses pembentukan batuan karbonat adalah
terbentuknya “klastik” sebagai fragmentasi atau pembentukan sekunder (contohnya
batu gamping oolit) dan pengendapannya menyerupai detritus.

4.2 KOMPOSISI KIMIA DAN MINERALOGI BATUAN


KARBONAT

Beberapa mineral penting yang terdapat pada batuan karbonat adalah :


a. Aragonite; merupakan mineral yang paling labil, berbentuk jarum,
diendapkan secara kimiawi langsung dari presipitasi air laut.
b. Kalsit dan Mg kalsit; merupakan mineral batuan karbonat yang stabil,
berbentuk kristal hablur, hasil rekristalisasi aragonite, serta sebagai semen
pengisi ruang antar butir dan rekahan.

IV-82
c. Dolomite; hampir serupa dengan mineral kalsit, namun secara petrografis
dapat dibedakan dari indeks refraksinya, dapat terjadi secara lansung dari
presipitasi air laut, tapi sering terjadi akibat pergantian (replacement)
mineral kalsit.

4.3 KOMPONEN PENYUSUN BATUAN KARBONAT


Komponen penyusun batuan karbonat dibedakan atas :

4.3.1 Non Skeletal Grains (butiran non cangkang )


Non Skeletal Grains (butiran non cangkang ) yaitu terdiri dari :
a. Ooid dan pisoid. Ooid adalah butiran karbonat berbentuk bulat atau elips
yang mempunyai satu atau lebih struktur laminae yang konsentris dan
mengelilingi inti. Inti penyusunnya biasa adalah partikel karbonat atau
butiran kuarsa. Ooid memiliki ukuran butir pada intinya < 2 mm dan apabila
memiliki ukuran butir > 2 mm di sebut pisoid. Ooid disebut juga oolit,.
Pisoid untuk butiran serupa dengan ukuran garis tengah lebih besar, tapi
sebagian besar ooid memiliki diameter berkisar dari 0.2-0.5 mm.
b. Peloid adalah butiran karbonat yang berbentuk bulat, ellipsoid atau
meruncing, tersusun oleh mikrit dan tanpa struktur internal. Ukuran peloid
relatif kecil, berdiameter antara < 0.1-0.5 mm. Kebanyakan peloid berasal
dari kotoran (feacal origin) sehingga disebut juga pellet.
c. Agregat (lump/grapestone) merupakan kumpulan dari beberapa jenis butiran
yang tersemen bersama-sama oleh semen mikrokristalin kalsit atau
tergabung oleh material organik.

4.3.2 Skeletal Grains (butiran cangkang )


Skeletal grain adalah butiran dari bagian resisten organisme dalam
batu gamping, baik yang masih utuh maupun yang sudah hancur. Butiran-
butiran yang termasuk dalam kategori ini adalah fragmen kora, molluska,
pecahan Crinoid, sisa ganggang dan cangkang Foraminifera. Cangkang-
cangkang ini berupa allochem yang dijumpai pada batu gamping. Komponen

IV-83
cangkang ini merupakan petunjuk distribusi invertebrata penghasil karbonat
sepanjang waktu geologi.

4.3.3. Sparit
Merupakan komponen karbonat terdiri dari hablur – hablur kalsit yang
jelas disebut juga sparry calcite atau spar oleh Folk (1974). Secara
mikroskopis mempunyai kenampakan jernih berukuran 0,002 – 1 mm secara
mikroskopis. Semen ini terjadi pada waktu diagenesa, yaitu pengisian rongga
primer atau sekunder antar partikel oleh larutan yang mengendapkan kalsit
sebagai hablur yang jelas.

4.3.4. Mikrit
Mikrit adalah Lumpur karbonat mikrokristalin, merupakan partikel
karbonat yang berukuran halus, dan secara mikroskopis mempunyai
kenampakan yang keruh kecoklatan, dapat terbentuk secara mekanis maupun
kimiawi pada saat pengendapan berlangsung. Micrite tidak homogen dan
menunjukkan adanya ukuran kasar dan halus dan batas antar kristal dapat
planar, melengkung tidak beraturan serta bergerigi. Micrite dapat mengalami
alterasi dan dapat digantikan oleh mozaik mikrospar yang kasar sesuai
pertambahan neomorphisme.

4.4 KLASIFIKASI BATUAN KARBONAT


Klasifikasi batuan karbonat ada 2 macam, yaitu: klasifikasi deskriptif dan
klasifikasi genetic. Klasifikasi deskriptif merupakan klasifikasi yang di dasarkan
pada sifat- sifat batuan yang dapat diamati dan dapat ditentukan secara langsung,
seperti fisik, kimia , biologi, mineralogy, atau tekstur.
Klasifikasi batuan karbonat telah dikemukakan oleh :
1) Klasifikasi Grabau (1913).
Menurut Grabau, batugamping dapat di bedakan menjadi 5 macam, yaitu :
a. Calcirudite, yaitu: batu gamping yang ukuran butirnya lebih besar dari
pasir (>2mm).

IV-84
b. Calcaranite, yaitu: batu gamping yang ukuran butirnya sama dengan
pasir (1/16- 2mm).
c. Calcilutite, yaitu: batu gamping yang ukuran butirnya lebih kecil dari
pasir (< 1/16mm).
d. Calcipulverite, yaitu: batu gamping hasil presipitasi kimiawi seperti
batugamping kristalin.
e. Batugamping organic, yaitu hasil pertumbuan organisme secara insitu,
seperti terumbu dan stromatolit.
2) Klasifikasi Dunham.
Menurut Dunham klasifikasi batuan karbonat dibagi 3 yaitu :
a. Butiran yang di dukung oleh Lumpur (Mud Supported)
b. Butiran saling menyangga (Grain Supported)
c. Sebagian butiran didukung oleh Lumpur dan sebagian butirannya
yang saling menyangga (Partial)
Berdasarkan factor-faktor di atas mengklasifikasikan batuan karbonat
sebagai berikut :
a. Mud supported :
1) Jika jumlah butiran kurang dari 10% : Mudstone
2) Jika jumlah butiran lebih banyak dari 10% : Wackstone
b. Grain supported :
1) Dengan matriks : Packstone
2) Sedikit atau tanpa matriks : Grainstone
c. Komponen yang saling terikat pada waktu pengendapan, dicirikan
dengan adanya stuktur tumbuh : Boundstone
d. Tekstur pengendapan yang tidak teramati dengan jelas : Crystalline
Carbonate
3) Klasifikasi Embry Klovan
Klasifikasi ini didasarkan pada terkstur pengendapan dan merupakan
pengembangan klasifikasi dari Dunham. Berdasarkan cara terjadinya Embry dsn
Klovan membagi batu gamping menjadi 2 yaitu : batu gamping allochothon dan
batu gamping autochthon. Batu gamping autochthon adalah batu gamping yang
komponen penyusunnya berasal dari organisme yang saling mengikat selama

IV-85
pengendapannya. Batu gamping ini dibagi atas 3 yaitu : bafflestone (tersusun oleh
biota berbentuk bercabang), bindstone (tersusun oleh biota berbentuk mengerak
atau lempengan ) , dan framstone ( tersusun oleh biota kubah atau kobis ).
Batu gamping allochthon adalah batu gamping yang komponennya berasal
dari sumbernya oelf fragmentasi mekanik. Dan mengalami transportasi dan
diendapkan kembali sebagai partikel padat.
4) Klasifikasi Folk
Ada 3 macam komponen utama penyusun batu gamping yaitu :
a. Allochem yaitu material karbonat sebagai hasil presipitai kimiawi atau
biokimia yang telah mengalami transportasi, analog dengan butiran
pasir atau gravel pada batuan asal daratan. Ada 4 macam allochem
yaitu : intraclast,oolite,pellet, dan fosil.
b. Microcrystalline calcite ooze (micrite) yaitu mineral karbonat yang
berdiameter 1-4 mikron,translucent dan berwarna kecoklatan ( dalam
asahan tipis ), sedangkan dalam handspecimen,micrite bersifat opak
dan dul,berwarna putih,abu-abu kecoklat-coklatan atau hitam. Micrite
analog dengan lempung pada batu lempung atau matrik lempung batu
pasir.
c. Spary calcite (sparite ) yaitu komponen yang berbentuk butiran atau
kristal yang berdiameter 4-10 mikron dan memperlihatkan
kenampakan yang jernih dan mozaik dalam asahan tipis, berfungsi
sebagai pore filing cement.

4.5 PEMERIAN BATU AN KARBONAT

4.5.1 Pemerian Batu Gamping Klastik


Batugamping klastik adalah batugamping yang terbentuk dari pengendapan
kembali detrital batugamping asal, contoh:
a. Kalsirudit : butiran berukuran rudit (granule)
b. Kalkarenit : butiran berukuran arenit (pasir)
c. Kalsilutit : butiran berukuran lutit (lempung)

IV-86
Sistematika deskripsi pada hakekatnya sama dengan sedimen klastik, yaitu
meliputi tekstur, komposisi mineral dan struktur.

4.5.1.1 Tekstur
Sama dengan pemerian batuan sedimen klastik hanya berbeda istilah
saja, meliputi :
Tabel 4.1 Pemerian nama batuan karbonat
Nama Butir Ukuran Butir
Rudite 1 mm
Arenit 0,062 – 1 mm
Lutite 0,062

4.5.1.2 Komposisi Mineral


Pada batugamping klastik juga terdapat fragmen, matrik, semen,
namun beberapa istilah saja, Menurut Folk (1974), komposisi batugampimg
klastik meliputi:
a. Allochem: merupankan fragmen yang tersusun oleh kerangka atua
butiran- butiran klastik dari hasil abrasi dari batugamping yang telah
ada. Macam- macam Allochem:
1. Kerangka organisme (skeletal) : merupakan fragmen yang terdiri
atas cangkang- cangkang binatang atau hasil pertumbuan.
2. Interclast : merupakan fragmen yang terdiri atas butiran- butiran
dari hasil abrasi batugamping yang telah ada.
3. Pisolitik : merupakan butiran- butiran oolit dengan ukuran lebih
besar dari 2 mm.
4. Pellet : merupakan fragmen yang menyerupai oolit tetapi tidak
menunjukkan adanya struktur konsentris.
b. Mikrit : Identik dengan matrik dalam sediment klastik dan merupakan
kristal- kristal karbonat dengan ukuran lebih kecil dari 0,01mm, yang
terbentuk pada saat sedimentasi serta mengisi rongga antar butir.
c. Sparit : Merupakan hablur-hablur klastik yang jelas teramati.

IV-87
4.5.1.3 Struktur
pemeriannya hampir sama dengan pemerian batuan sedimen klastik.

4.5.2 Pemerian Batu Gamping Non Klastik


Batugamping non klastik adalah batugamping yang terbentuk dari proses-
proses kimiawi maupun organis. Umumnya bersifat monomineral. Batugamping
jenis ini dapat dibedakan menjadi:
1. Hasil biokimia : bioherm, biostrom
2. Hasil larutan kimia : travertin, tufa
3. Hasil replacement : batugamping fosfat, batugamping dolomit, batugamping
silikat dan lain-lain.
Pemeriannya batugamping nonklastik pada prinsipnya sama dengan batuan
sedimen non klastik lainnya.

4.6 Aspek Ekonomis Batu Gamping


Aspek ekonomis batugamping karbonat antara lain :
a) Sebagai reservoir minyak bumi atau kuifer air tanah. Hal ini di sebabkan
karena batuan karbonat mempunyai 2 macam porositas, yaitu porositas
primer dan porositas sekunder.
b) Disektor pertanian batugamping diperlukan meningkatkan kesuburan tanah
dengan cara menurunkan keasaman (pH) tanah.
c) Sebagai bahan keramik, bahan baku industri kaca, bahan baku industri batu
silica, sebagai bahan baku industri, seperti semen Portland, kosmetik, cat,
bahan pemutih kertas dan lain- lain.
d) Apabila batuan karbonat terkena intrusi dari magma yang bersifat
intermediet, maka dapat menghasilkan terbentuknya jebakan- jebakan
mineral bijih, seperti timah (Pb), tembaga (Cu), seng (Zn), emas (Au), dan
greisen, sedangkan endapan yang terbentuk pada batuan gamping disebut
skarn.

IV-88
Hasil Deskripsi Batuan Karbonat di Lab.Jurusan T.Pertambangan

IV-89

Potrebbero piacerti anche