Sei sulla pagina 1di 12

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/291353658

ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL


PENDIRIAN UNIT PENGOLAHAN SUSU
PASTEURISASI DI KUD K....

Thesis · January 2014

CITATIONS READS

0 1,601

3 authors, including:

Retno Astuti Arie Febrianto Mulyadi


Brawijaya University Brawijaya University
15 PUBLICATIONS 28 CITATIONS 66 PUBLICATIONS 57 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Application Pulses Electric Field on plant processing View project

agroindustry View project

All content following this page was uploaded by Arie Febrianto Mulyadi on 22 January 2016.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


ANALISIS KELAYAKAN TEKNIS DAN FINANSIAL PENDIRIAN UNIT PENGOLAHAN
SUSU PASTEURISASI DI KUD KARANGPLOSO

Financial and Technical Feasibility Analysis of Pasteurization Milk Processing Unit Settlement in
KUD Karangploso

Sukma Nan Tegar1*, Retno Astuti 2 dan Arie Febrianto Mulyadi 2


1. Alumni Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas Brawijaya-
Jalan Veteran Malang 65145.
2. Staf Pengajar Jurusan Teknologi Industri Pertanian-Fakultas Teknologi Pertanian-Universitas
Brawijaya-Jalan Veteran Malang 65145.
*Penulis Korespondensi : email sukmanantegar@gmail.com

ABSTRAK
KUD Karangploso yang merupakan KUD susu sapi segar di Kecamatan Karangploso
Kabupaten Malang berencana untuk mendirikan unit pengolahan susu pasteurisasi. Kelayakan
pendirian unit pengolahan susu pasteurisasi dilakukan dengan analisis kelayakan pada aspek teknis
dan aspek finansial. Pada aspek teknis yang akan diteliti adalah kapasitas produksi, jenis teknologi
mesin dan peralatan yang digunakan, bahan baku dan bahan pembantu, utilitas serta tenaga kerja.
Metode yang digunakan untuk analisis finansial adalah NPV (Net Present Value), Tingkat
Pengembalian Investasi (Internal Rate of Return), Rasio Manfaat – Biaya Bersih (Net Benefit-Cost
Ratio) dan Pengembalian Investasi (Payback Period). Lokasi yang dipilih untuk mendirikan unit
pengolahan susu pasteurisasi berada di Jalan Raya Ngijo No. 23 Desa Ngijo Kecamatan Karangploso
Kabupaten Malang. Kapasitas produksi ditentukan 640 liter per hari. Teknologi, mesin dan peralatan
produksi yang dipilih adalah teknologi, mesin dan peralatan yang telah di aplikasikan pada perusahaan
sejenis yang telah ada lebih dulu. Bahan baku dan bahan pembantu dapat memenuhi kebutuhan
produksi dari segi kualitas maupun kuantitas. Utilitas yang digunakan adalah listrik dan air.
Kebutuhan utilitas dipenuhi dari jaringan listrik dan air yang tersedia di Kecamatan Karangploso.
Tenaga kerja yang diserap adalah tenaga kerja dari Kecamatan Karangploso dan sekitarnya. Hasil
analisis kelayakan dari aspek finansial juga menunjukkan bahwa pendirian unit pengolahan susu
pasteurisasi layak untuk dilakukan. Nilai kelayakan dari masing masing kriteria aspek finansial adalah
sebagai berikut. NPV = Rp. 212.070.888. Net B/C = 1,21. IRR = 15,60% Nilai PP = 4,76 tahun.
Kata Kunci : Analisis Kelayakan, Aspek Finansial, Aspek Teknis, Susu Pasteurisasi.

ABSTRACT

KUD Karangploso which is KUD of fresh cow's milk in the district of Malang Regency
Karangploso planned to set up a processing unit pasteurized milk. The feasibility of pasteurized milk
processing unit was performed using feasibility analysis on the technical aspects and financial
aspects. On the technical aspects was carried on the production capacity, the type of technology
machinery and equipment, the avaibility of raw materials and auxiliary materials, utilities and labor.
The method used for financial analysis is the NPV (Net Present Value), Return on Investment (Internal
Rate of Return), Ratio Benefit - Cost Net (Net Benefit-Cost Ratio) and Return on Investment (Payback
Period). The chosen location to establish the pasteurization of milk processing units located on
Highway Ngijo No. 23 Village Ngijo Karangploso District of Malang. Determined production
capacity is 640 liters per day. Technology, machinery and production equipment chosen is the
technology, machinery and equipment that has been applied in similar companies were exist. Raw
materials and auxiliary materials can meet production needs in terms of quality and quantity. Utilities
that use is electricity and water. Utility needs met from electricity and water networks are available in
the District Karangploso. Labor is absorbed labor from the District Karangploso and surrounding
areas. The results of the feasibility analysis of the financial aspects also indicate that establishment
pasteurized milk processing unit feasible. The value of each criterion the feasibility of the financial
aspects are as follows. NPV = Rp. 212 070 888. Net B / C = 1.21. IRR = 15.60% Value PP = 4.76
years.
Keywords: Feasibility Analysis, Financial Aspects, Technical Aspects, Pasteurization Milk.

1
2
PENDAHULUAN adalah pemilihan lokasi, kapasitas produksi, jenis
teknologi mesin dan peralatan yang digunakan,
Latar Belakang bahan baku dan bahan pembantu, utilitas serta
Susu merupakan salah satu sumber protein tenaga kerja. Metode yang digunakan untuk analisis
hewani yang sangat baik bagi kesehatan finansial adalah NPV (Net Present Value), Tingkat
(Zubaidah,2012). Bagi manusia, susu merupakan Pengembalian Investasi (Internal Rate of Return),
bahan pangan yang tersusun oleh zat – zat makanan Rasio Manfaat – Biaya Bersih (Net Benefit-Cost
dengan proporsi seimbang, bernilai gizi tinggi, Ratio) dan Pengembalian Investasi (Payback
mudah dicerna dan mengandung semua unsur Period). Metode tersebut dipilih karena hasil yang
makanan yang dibutuhkan. Susu dapat mudah rusak diperoleh dapat menggambarkan kondisi finansial
dalam waktu yang singkat dikarenakan susu perusahaan yang selanjutnya dapat digunakan
memiliki kandungan gizi yang tinggi sehingga sebagai pedoman dalam pengembangan usaha di
bakteri pathogen maupun yang tidak dapat tumbuh masa yang akan datang.
dengan baik. Salah satu cara penanganan yang Tujuan yang akan dicapai pada penelitian ini
sering dilakukan adalah dengan pasteurisasi, yang adalah mengetahui kelayakan unit pengolahan susu
hasil olahannya disebut susu pasteurisasi pasteurisasi yang akan didirikan oleh KUD
(Budiyono,2009). Karangploso dari aspek teknis dan finansial.
Kecamatan Karangploso merupakan daerah
ideal untuk peternakan sapi perah karena memiliki
METODE PENELITIAN
suhu optimum yaitu 23oC – 29oC dan mempunyai
kelembapan kira – kira 68,2%. Menurut Sugeng Tempat dan Waktu Pelaksanaan
(2003), pemeliharaan sapi perah hendaknya pada
Penelitian dilakukan di KUD Karangploso
suhu antara 27 – 29 o-C dan kelembapan udara
Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang pada
antara 60 – 70%. Terdapat beberapa peternakan
bulan Juni hingga September 2014. Pengolahan
sapi perah yang berdiri di daerah Karangploso
khususnya di desa Ngijo. Susu sapi dari peternak data dilakukan di Laboratorium Manajemen
sebagian dikumpulkan di KUD setempat untuk Agroindustri jurusan Teknologi Industri Pertanian,
Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas
dijual ke perusahaan industry susu seperti Nestle
Brawijaya Malang.
dan sebagian lagi dijual kepada tengkulak. Dengan
didirikannya unit pengolahan susu pasteurisasi Batasan Masalah
Penentuan batasan masalah dilakukan agar
diharapkan dapat memberi nilai tambah ekonomis
susu yang diproduksi disana. pembahasan lebih fokus dan tidak melebar. Batasan
KUD Karangploso adalah satu – satunya masalah dari penelitian ini adalah:
1. Aspek teknis yang dianalisa adalah pemilihan
koperasi unit desa yang memiliki unit usaha sapi
lokasi, penentuan kapasitas produksi, jenis
perah. PT. Nestle Indonesia adalah perusahaan yang
teknologi dan peralatan produksi, bahan baku
membeli susu dari para peternak KUD Karangploso
dan bahan tambahan, utilitas dan tenaga kerja.
dengan catatan kualitas yang diinginkan
perusahaan. Untuk dapat menyerap produk susu 2. Analisa aspek finansial menggunakan metode
sapi segar dari para peternak di Kecamatan Net Present Value (NPV), Net Benefit Cost
Ratio (Net B/C), Internal Rate of Return (IRR)
Karangploso dan dapat terus berkembang maka
dan Payback Period (PP).
diperlukan unit pengolahan susu agar KUD tidak
3. Data yang dipergunakan adalah data milik KUD
hanya bergantung dari satu bentuk usaha saja.
Kondisi tersebut diperlukan sebuah pemikiran Karangploso.
untuk mendirikan sebuah unit pengolahan susu. Prosedur Penelitian
Unit pengolahan susu yang dipilih adalah 1. Survey Pendahuluan dan Studi Literatur
Survey pendahuluan dilakukan dengan
pasteurisasi karena memiliki mekanisme yang
pengamatan secara langsung di perusahaan untuk
cukup sederhana. Pendirian unit pengolahan susu
mengetahui kondisi secara umum perusahaan dan
pasteurisasi tidak serta merta dilakukan, perlu
memperhitungkan keuntungan yang akan diperoleh mengidentifikasi masalah yang ada di dalam
dan investasi yang akan dilakukan sesuai dengan perusahaan sehingga dapat diangkat menjadi tema
maupun topik penelitian. Survey pendahuluan juga
kondisi keuangan KUD saat ini. Analisis kelayakan
berguna untuk mengidentifikasi informasi yang
perlu dilakukan untuk mengetahui kelayakan bisnis
berkaitan dengan aspek teknis dan finansial yang
dari aspek teknis dan finansial.
akan diteliti.
Melihat kondisi tersebut, maka diperlukan
sebuah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui 2. Identifikasi Masalah dan Tujuan Penelitian
kelayakan pendirian unit pengolahan susu Identifikasi permasalahan perusahaan
dilakukan dengan melaksanakan survey
pasteurisasi. Penelitian yang dilakukan merupakan
pendahuluan melalui pengamatan secara langsung
studi kelayakan pendirian unit pengolahan susu
untuk mengetahui permasalahan yang ada dan
pasteurisasi dengan meninjau aspek teknis dan
mengidentifikasi penyebab permasalahan tersebut.
aspek finansial. Pada aspek teknis yang akan diteliti
Untuk mendirikan unit pengolahan susu

3
pasteurisasi KUD Karangploso memerlukan - Konsumsi susu per kapita adalah 11,09 liter.
analisis kelayakan dari aspek teknis dan finansial. - Laju pertumbuhan penduduk adalah 0,79%.
3. Pengumpulan Data - Penjualan meningkat sebesar 4,83% setiap
Metode pengumpulan data yang digunakan tahun.
dalam penelitian adalah sebagai berikut : 3. Penentuan Teknologi Mesin dan Peralatan
a. Penelitian Lapangan yaitu penelitian yang Produksi
dilakukan dengan cara observasi dan wawancara Penentuan teknologi produksi didasarkan pada
untuk mendapatkan data yang lebih tepat sesuai keberhasilan penggunaan jenis teknologi tersebut
kebutuhan yaitu berupa data primer dan data ditempat lain yang memiliki ciri – ciri yang
sekunder. Data primer diperoleh secara langsung di medekati kondisi perusahaan saat ini dengan
lapangan, sedangkan untuk data sekunder melakukan studi banding pada industri pengolahan
merupakan data yang telah diolah atau penulis susu pasteurisasi yang sudah ada. Jumlah,
mengutip dari data yang ada berdasarkan spesifikasi dan fungsi dari masing – masing mesin
dokumentasi perusahaan. Dalam hal ini, data dan peralatan yang digunakan dalam proses
sekunder yang dibutuhkan adalah produksi susu produksi. Pemilihan mesin dan peralatan produksi
sapi segar tahunan, harga peralatan dan mesin didasarkan jumlah kapasitas produksi yang telah
produksi susu pasteurisasi, data permintaan serta ditentukan. Mesin dan peralatan produksi
biaya-biaya terkait proses produksi dan data lain dikatakan layak apabila mesin yang digunakan
yang mendukung penelitian. tepat, sesuai dan mampu untuk memenuhi
b. Penelitian kepustakaan yaitu studi literatur yang kebutuhan kapasitas produksi yang diinginkan.
erat kaitannya dengan masalah yang akan dibahas 4. Bahan Baku dan Bahan Pembantu
yang mencakup proses pasteurisasi dan analisis Data yang dianalisis yaitu ketersediaan bahan
kelayakan teknis dan finansial. baku maupun bahan pembantu, kualitas dan asal
4. Pengolahan dan Analisis Data bahan baku serta penanganan bahan baku,
Analisis data yang dilakukan dalam penelitian Dikatakan layak apabila jumlah bahan baku dan
meliputi aspek teknis dan finansial yang terdiri dari bahan pembantu dapat memenuhi kapasitas
Aspek Teknis produksi yang telah ditentukan.
Aspek teknis dianalisis secara deskriptif yang 5. Utilitas
meliputi : Data yang dianalisis yaitu kebutuhan listrik
1. Pemilihan Lokasi dan air yang diperlukan dalam proses produksi
Penentuan lokasi pendirian unit pengolahan termasuk biaya – biaya yang berhubungan dengan
susu pasteurisasi didasarkan pada kondisi kebutuhan utilitas serta bahan bakar untuk
geografis, kedekatan pasar, pasokan bahan baku, keperluan transportasi. Kebutuhan listrik dihitung
kondisi jalan, ketersediaan sarana transportasi dari jumlah daya masing – masing peralatan
umum, ketersediaan utilitas dan tenaga kerja. produksi dan lama proses. Kebutuhan air dihitung
Metode yang digunakan dalam pemilihan lokasi berdasarkan volume air yang digunakan dalam
adalah metode pemeringkatan faktor. Faktor – proses pasteurisasi dan dalam proses pencucian
faktor yang digunakan sebagai pertimbangan alat pasca produksi. Jumlah air yang digunakan
dalam pemilihan lokasi adalah : sesuai dengan jumlah yang telah diasumsikan.
- Jarak lokasi dengan bahan baku Dikatakan layak apabila kebutuhan utilitas dalam
- Jarak lokasi dengan pasar proses produksi tersedia dan dapat terpenuhi.
- Ketersediaan sarana transportasi Adapun asumsi yang digunakan adalah :
- Biaya dan ketersediaan tenaga kerja - Tarif dasar listrik yang digunakan adalah tariff
- Biaya lokasi (tanah, perluasan bangunan dan September 2014 yaitu Rp. 1.515,82,- per kWh
infrastruktur jalan) - Tarif air yang digunakan adalah tarif air
2. Kapasitas Produksi PDAM Kabupaten Malang yaitu sebesar Rp.
Penentuan kapasitas produksi dihitung 3.700,- per m3
berdasarkan permintaan potensial susu - Masing – masing alat menghabiskan 38 liter
pasteurisasi. Kapasitas produksi dikatakan layak (0.038 m3) untuk proses pencucian.
apabila unit yang akan didirikan mampu 6. Tenaga kerja
memenuhi permintaan potensial yang ada. Metode Data yang dianalisis mengenai jumlah tenaga
yang digunakan untuk menghitung permintaan kerja, gaji untuk tenaga kerja dan jam kerja
adalah : perhari. Dikatakan layak apabila jumlah tenaga
- Metode konsumsi per kapita. kerja yang dibutuhkan tersedia dan dapat
- Metode indeks bulanan. memenuhi kualifikasi yang di tentukan.
Asumsi yang digunakan : Asumsi yang digunakan :
- Permintaan susu pasteurisasi sebanyak 0,5% - Gaji pokok tenaga kerja disesuaikan dengan
dari jumlah permintaan susu. UMR Kabupaten Malang Rp. 1.962.000,-
- Kapasitas total 7,2% dari produksi susu sapi - Gaji tenaga kerja tidak langsung ditanggung
segar. oleh unit sapi perah KUD Karangploso

4
tahunan bagi perusahaan dan biasanya dinyatakan
Aspek Finansial dalam satuan persen.
Untuk mengetahui kelayakan dari aspek finansial, Persamaan yang digunakan untuk menentukan IRR
perlu diperhitungkan dengan menggunakan adalah sebagai berikut (Pujawan, 2004):
beberapa kriteria kelayakan berdasarkan beberapa 𝑁𝑃𝑉 ′
𝐼𝑅𝑅 = 𝑖 ′ + (𝑖" − 𝑖′)….. (2)
metode perhitungan. Beberapa asumsi dasar yang 𝑁𝑃𝑉 ′ −𝑁𝑃𝑉"
akan digunakan dalam perhitungan yaitu : Keterangan : (
- Tingkat suku bunga yang digunakan adalah i’ = discount rate yang menghasilkan NPV
13,7% sesuai dengan aturan yang ditentukan 2
positif
oleh Bank Indonesia tahun 2014 i” = discount rate yang menghasilkan
) NPV
- Nilai Discount Rate yang digunakan adalah negative
8,37% sesuai dengan aturan yang ditentukan NPV’ = nilai bersih sekarang yang bernilai
oleh Bank Indonesia tahun 2014 positif
- Sumber dana yang digunakan sebagai modal NPV” = nilai bersih sekarang yang bernilai
70% berasal dari pinjaman bank dan 30% negative
modal sendiri Kriteria kelayakan berdasarkan IRR yaitu (Sutojo,
- Harga susu yang digunakan adalah harga pada 2006):
saat pengambilan data yaitu Rp. 3.600,- (Juli, 1) IRR > tingkat suku bunga yang ditetapkan,
2014) berarti investasi layak untuk dilaksanakan.
- Penyusutan dihitung dengan menggunakan 2) IRR = tingkat suku bunga yang ditetapkan,
metode garis lurus berarti investasi yang dilakukan tidak
- Pajak Pendapatan sebesar 10% menguntungkan dan tidak merugikan juga.
Metode yang digunakan untuk mengetahui 3) IRR < tingkat suku bunga yang ditetapkan,
kelayakan dari aspek finansial adalah sebagai berarti investasi yang dilakukan tidak layak untuk
berikut : dilaksanakan.
a. Net Present Value (NPV) c. Net B/C
Net Present Value (NPV) adalah manfaat bersih Net B/C merupakan besarnya tingkat tambahan
sekarang yang diperoleh selama umur proyek. manfaat dari setiap tambahan biaya sebesar satu
Dengan demikian, NPV merupakan selisih antara rupiah. Net B/C dapat dirumuskan sebagai
nilai sekarang (present value) dari manfaat (benefit) perbandingan antara nilai NPV yang bernilai positif
dari biaya (cost) pada tingkat suku bunga tertentu. (sebagai pembilang), dengan NPV yang bernilai
Rumus matematis untuk mengetahui nilai NPV negatif (sebagai penyebut). Untuk menghitung nilai
adalah sebagai berikut (Pujawan, 2004): Net B/C terlebih dahulu dihitung benefit bersih
𝐵𝑡−𝐶𝑡
𝑁𝑃𝑉 = ∑𝑛𝑡=1 (1+𝑖)𝑡………………... (1) yang telah di-discount factor untuk setiap tahun t.
Rumus yang digunakan untuk menghitung Net B/C
Keterangan :
adalah sebagai berikut (Pujawan, 2004): (
Bt = Perkalian antara harga susu dengan jumlah 𝐵𝑡−𝐶𝑡
∑𝑛
susu yang dihasilkan pada tahun ke – t 𝑡=1(1+𝑖)𝑡
𝑁𝑒𝑡 𝐵⁄𝐶 = 𝑛 𝐵𝑡−𝐶𝑡…………..
1 (3)
Ct = Biaya produksi susu pada tahun ke – t. Biaya ∑𝑡=1 𝑡 (1+𝑖)
ini terdiri dari biaya investasi dan biaya operasional )
i = tingkat suku bunga yang ditetapkan. (
𝐵𝑡−𝐶𝑡>0
n = umur ekonomis investasi. …………………………. (4)
Kriteria kelayakan finansial berdasarkan NPV,
𝐵𝑡−𝐶𝑡<0 3 (
yaitu (Sutojo, 2006): Keterangan:
1) NPV > nol, berarti layak untuk dilaksanakan Bt = penerimaan usaha yang )4 diterima pada
karena manfaat yang diperoleh lebih besar daripada tahun ke-t.
)
biaya. Ct = biaya usaha yang dikeluarkan pada tahun
2) NPV = nol, berarti secara finansial penggantian ke-t.
yang dilakukan akan mengembalikan nilai yang i = tingkat suku bunga yang ditetapkan.
sama sebesar modal sosial Opportunities Cost n = umur ekonomis usaha.
faktor produksi normal. Kriteria kelayakan berdasarkan Net B/C, yaitu
3) NPV < nol, berarti tidak layak untuk (Pujawan, 2004):
dilaksanakan karena hanya akan mendatangkan 1) Net B/C > 1, maka investasi yang dilakukan
kerugian. menguntungkan dan layak untuk dilaksanakan.
b. Internal Rate of Return (IRR) 2) Net B/C = 1, maka investasi yang dilakukan
IRR merupakan presentase tingkat pengembalian tidak menguntungkan dan tidak merugikan.
investasi yang diperoleh selama umur proyek. IRR 3) Net B/C < 1, maka investasi yang dilakukan
berupa tingkat suku bunga yang menjadikan nilai tidak layak untuk dilaksanakan karena hanya
NPV suatu investasi sama dengan nol. IRR juga mendatangkan kerugian.
merupakan tingkat rata-rata keuntungan internal d. Payback Period (PP)

5
Payback Period (PP) adalah suatu periode yang permukaan laut dengan suhu antara 24 sampai
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran 28oC. Kondisi tesebut cocok untuk pengembangan
investasi dengan menggunakan aliran kas. Metode usaha peternakan sapi perah. Menurut Siregar
Payback Period ini merupakan teknik penilaian (2005), tempat yang cocok untuk usaha sapi perah
terhadap jangka waktu (periode) pengembalian adalah tempat yang memiliki ketinggian 300
investasi suatu usaha. Rumus yang digunakan untuk sampai dengan 500 m di atas permukaan laut
menghitung nilai PP adalah (Pujawan, 2004): karena pada ketinggian tersebut pada umumnya
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑠𝑡𝑎𝑠𝑖 merupakan daerah berhawa dingin sehingga jumlah
𝑃𝑃 = 𝑋 1 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 ……… (5)
(𝑁𝑒𝑡 𝐵𝑒𝑛𝑒𝑓𝑖𝑡) susu yang dihasilkan oleh sapi perah dapat
Kriteria penilaian berdasarkan PP, yaitu(Sutojo, maksimal.
2006): Unit usaha sapi perah yang dimiliki oleh KUD
PP ≤ maksimum payback period-nya, maka Karangploso beranggotakan sebanyak 499 peternak
investasi layak dan dapat dilakukan. yang dibagi menjadi 20 kelompok anggota yang
PP > maksimum payback period-nya, maka tersebar di beberapa daerah di Karangploso.
investasi tidak layak untuk dilakukan Terdapat enam pos penampungan susu milik KUD
Karangploso yaitu Bocek, Supiturang, Tawangargo,
HASIL DAN PEMBAHASAN KUD (pusat), Manggisari dan Ngenep.
Keadaan Umum Perusahan Aspek Teknis Pendirian Unit Pasteurisasi di
KUD Karangploso terletak di Desa Ngijo, KUD Karangploso
tepatnya di jalan Raya Ngijo No.23 Kecamatan Aspek teknis yang diperhatikan dalam
Karangploso, Kabupaten Malang. Wilayah Utara penelitian ini adalah pemilihan lokasi, penentuan
berbatasan dengan Kecamatan Lawang, wilayah kapasitas produksi, penentuan teknologi, mesin dan
Selatan berbatasan dengan Kecamatan Dau, pelatan produksi, bahan baku dan bahan pembantu,
wilayah Timur berbatasan dengan Kecamatan tenaga kerja dan utilitas.
Singosari, dan wilayah Barat berbatasan dengan
Kota Batu. KUD Karangploso pertama kali Pemilihan Lokasi
terbentuk pada tahun 1973 yang pada saat itu masih Lokasi yang dipilih untuk mendirikan unit
dalam bentuk Badan Usaha Unit Desa yang pengolahan susu pasteurisasi di tentukan dengan
disingkat dengan BUUD. Tanggal 18 Februari 1980 mengunakan metode pemeringkatan faktor. Lokasi
BUUD Karangploso diubah menjadi Koperasi Unit – lokasi yang dapat digunakan sebagai alternatif
Desa (KUD) dengan badan hukum 4817 A/B/81 pilihan untuk mendirikan unit pengolahan susu
yang masih beranggotakan 1008 orang dan pasteurisasi berada di desa – desa dalam wilayah
memiliki tiga unit usaha, yaitu unit penggilingan kecamatan Karangploso yang terdapat fasilitas
padi, unit pengadaan pangan dan unit sapi perah. penampungan susu milik KUD Karangploso.
Saat ini KUD Karangploso memiliki 6 unit usaha Lokasi tersebut berada di desa Ngijo dan di desa
yaitu : Tawangargo. Tabel 1 menunjukkan hasil penilaian
1. Unit sapi perah lokasi yang akan digunakan sebagai tempat
2. Unit simpan pinjam mendirikan unit pengolahan susu pasteurisasi
3. Unit pertanian Lokasi yang dipilih untuk mendirikan unit
4. Unit jasa pengolahan susu pasteurisasi adalah desa Ngijo
5. Unit RMU (Rice Milling Unit) kecamatan Karangploso. Lokasi tersebut dipilih
6. Unit toko karena memiliki beberapa keunggulan yaitu :
Secara geografis, KUD Karangploso terletak 1. Kemudahan untuk memperoleh bahan baku
pada ketinggian sekitar 521 – 813 m di atas dan bahan pembantu.

Tabel 1 Hasil Perhitungan Pemeringkatan Faktor

Nilai Nilai Tertimbang


Faktor Bobot (Maksimal 100) (Bobot x Nilai)
Ngijo Tawangargo Ngijo Tawangargo
Jarak lokasi dengan bahan baku 0,15 70 75 10,5 11,25
Jarak lokasi dengan pasar 0,20 80 70 16 14
Ketersediaan sarana transportasi 0,25 80 75 20 18,75
Biaya dan ketersediaan tenaga 0,15 85 85 12,75 12,75
kerja
Biaya lokasi 0,25 80 70 20 17,5
Jumlah 1,00 79,25 74,25
Sumber: Data diolah, 2015

6
2. Kemudahan untuk menjangkau pasar. kapasitas tahunan tersebut dapat diketahui kapasitas
3. Ketersediaan jaringan listrik, air, dan telepon harian unit pengolahan susu pasteurisasi yang akan
sehingga kebutuhan utilitas dapat dipenuhi. didirikan dengan asumsi unit tersebut akan
4. Tenaga kerja di lokasi tersebut banyak beroperasi 20 hari kerja dalam satu bulan yaitu
tersedia. 636,331 liter per hari. Proses produksi susu
pasteurisasi dibagi kedalam 4 batch masing –
Penentuan Kapasitas Produksi masing 159,08 liter. Menyesuaikan dengan
Kapasitas adalah hasil produksi (output) ketersediaan mesin dan peralatan, maka kapasitas
maksimal dari sistem pada periode tertentu. Ukuran produksi dibulatkan menjadi 160 liter per batch
dari kapasitas merupakan jumlah maksimal unit atau 640 liter per hari.
yang dapat diproduksi pada jangka waktu tertentu.
Penentuan kapasitas produksi dilakukan dengan Penentuan Teknologi, Mesin dan Peralatan
mempertimbangkan ketersediaan bahan baku dan Produksi
permintaan di masa mendatang (Render, 2001). Dalam penentuan teknologi, mesin, dan
Kapasitas produksi ditentukan dari hasil peralatan yang akan digunakan dalam proses
peramalan permintaan susu sapi segar di Jawa produksi perlu mempertimbangkan bahwa
Timur. Metode peramalan permintaan susu sapi teknologi yang akan diterapkan ke dalam proses
segar di Jawa Timur yang digunakan adalah metode produksi telah teruji atau telah diterapkan
konsumsi per kapita. Seperti yang telah sebelumnya (Subagyo, 2007). Metode pasteurisasi
diasumsikan, permintaan susu pasteurisasi adalah yang dipilih adalah metode HTST (High
0,5% dari jumlah permintaan susu sapi segar. Temperature Short Time). Di dalam satu rangkaian
Untuk mengetahui proses terdapat beberapa mesin produksi yang
pasokan bahan baku sampai pada tahun 2018 maka dibutuhkan yaitu mesin pendingin (plate cooler dan
jumlah produksi susu sapi segar dihitung dengan cabinet cooler), pasteurisator (Plate Heat
menggunakan metode peramalan. Exchanger), cup sealer, cup filler, homogenizer dan
Tabel 2 menunjukkan hasil permalan produksi mixing tank. Tahapan proses pengolahan susu
susu sapi segar di KUD Karangploso. Data tersebut pasteurisasi sebagai berikut:
digunakan untuk menentukan kapasitas produksi 1. Pendinginan
berdasarkan bahan baku yang tersedia. Susu sapi Proses pendinginan adalah proses awal
segar yang di alokasikan untuk bahan baku adalah penanganan susu sapi segar agar lebih susu menjadi
sebesar 7,2% dari jumlah produksi susu sapi segar lebih awet. Susu sapi segar didinginkan dengan

Tabel 2 Rata – rata produksi susu sapi segar tahun 2012 - 2015
dalam satu tahun. Kapasitas produksi dihitung dari media air dingin pada suhu 10C. Proses pendinginan

Tahun
Bulan 2012 2013 2014 2015
(liter) (liter) (liter) (liter)
Januari 231.766 192.046 208.316 237.653
Februari 218.093 168.173 166.260 158.439
Maret 224.532 179.449 185.544 192.973
April 211.644 174.430 172.360 170.321
Mei 214.417 180.952 183.109 189.955
Juni 219.242 172.710 173.259 170.804
Juli 230.751 178.433 186.870 194.517
Agustus 230.112 183.727 194.603 209.790
September 213.819 173.313 171.726 168.837
Oktober 206.221 169.350 162.788 154.066
November 189.075 163.500 147.541 130.767
Desember 195.375 167.400 155.431 142.981

Jumlah 2.585.047 2.103.483 2.107.805 2.121.104


Sumber: Data diolah, 2015
jumlah produksi susu sapi segar pada tahun 2015 ini akan menghasilkan susu sapi segar dingin
yaitu 2.121.104 liter karena tahun pertama produksi dengan suhu 40C. Pendinginan susu sapi segar
adalah pada tahun 2015 sehingga diketahui dilakukan dengan tujuan memperkecil tingkat
kapasitas tahunan dari unit pasteurisasi yang akan kontaminasi dengan mikroba sehingga dapat
didirikan adalah 152.719,488 liter per tahun. Dari meningkatkan daya simpan (Saleh, 2004).

7
2. Penstabilan Suhu Kemasan adalah suatu wadah yang dapat
Proses penstabilan susu berguna untuk melindungi produk yang terdapat dalam kemasan
mempertahankan suhu pada susu yang telah dari kontaminasi yang dapat merusak kualitas
didinginkan sebelum proses selanjutnya dilakukan produk (Yuyun, 2011). Setelah dilakukan proses
(Saleh, 2004). Alat yang digunakan untuk pencampuran, susu pasteurisasi dituang pada cup
penstabilan susu ini adalah Cabinet cooler. Susu yang ada pada alat cup sealer untuk dikemas. Pada
sapi segar dingin yang digunakan sebagai bahan proses pengemasan, mesin yang digunakan adalah
baku pasteurisasi diambil dari cooling unit yang ada mesin otomatis yang merupakan gabungan dari cup
di KUD Karangploso. sealer dan cup filler. Mesin tersebut dipilih karena
3. Pasteurisasi I dapat menghemat tempat dan tenaga kerja. Proses
Mesin pasteurisator yang akan digunakan pengisian (filling) ke dalam cup akan lebih akurat
berteknologi double jacket. Metode pemanasan karena volume pengisian dapat diatur secara
yang digunakan untuk memanaskan fluida di dalam otomatis.
tabung adalah dengan menggunakan PHE (Plate
Heat Exchanger). Mesin tersebut dipilih karena Bahan Baku dan Bahan Pembantu
dapat menghemat biaya investasi, tempat dan waktu Bahan baku yang akan digunakan adalah susu
pengoperasian karena proses pemanasan dan sapi segar dari peternak sapi perah di daerah
pendinginan pasteurisasi dapat dilakukan dalam Karangploso. Susu sapi di KUD Karangploso
satu mesin. diperoleh dari peternak yang merupakan anggota
4. Homogenisasi KUD. Ketersediaan bahan baku merupakan faktor
Homogenisasi adalah satu atau beberapa proses utama dalam proses produksi. Menurut Sudono
yang digunakan untuk menyeragamkan campuran (2011), kualitas rumput atau hijauan akan
atau zat itu sendiri. Homogenisasi dilakukan untuk mempengaruhi kualitas susu, khususnya kadar
membentuk suspense atau emulsi (Saleh, 2004). lemak dari susu yang dihasilkan.
Proses ini dilakukan dengan menggunakan mesin Di daerah Karangploso masih terdapat peternak
yang disebut dengan Homogenizer. Proses susu sapi yang bukan anggota KUD Karangploso.
homogenisasi bertujuan untuk menyeragamkan Susu sapi dari peternak non anggota memang
molekul di dalam susu. memiliki kualitas yang tidak seragam dan banyak
5. Pasteurisasi II yang digolongkan ke dalam kualitas 3. Susu dari
Proses pasteurisasi kedua ini dilakukan peternak non anggota ini yang akan digunakan
dengan menggunakan metode HTST (High sebagai bahan baku alternatif apabila bahan baku
Temperature Short Time). Pada proses pasteurisasi dari anggota tidak mencukupi.
kedua ini menggukan suhu 70-80oC selama 15 Bahan pembantu atau bahan tambahan yang
detik. Proses ini bertujan untuk membunuh digunakan adalah gula pasir serta perasa (essence)
mikroorganisme patogen yang dimungkinkan masih vanilla dan coklat. Harga gula pasir dalam jangka
ada pada susu. Alat yang digunakan pada proes ini waktu lama cenderung tidak stabil. Selama
sama dengan alat yang dipergunakan dalam proses kebutuhan masih dapat terpenuhi maka penggunaan
pasteurisasi yang pertama, yaitu PHE (Plate Heat gula pasir masih layak untuk dilakukan.
Exchanger) dan pasteurizer. Mesin pasteurisator Perbandingan antara gula dan susu sapi yang akan
yang akan digunakan berteknologi double jacket. digunakan adalah 1:16, yaitu setiap 1 kg gula pasir
6. Pendinginan Susu Pasteurisasi ditambahkan kedalam 16 liter susu sapi segar.
Proses setelah pasteurisasi II adalah Jumlah essence yang ditambahkan dalam 1 batch
pendinginan dari suhu ± 80oC menjadi 6oC. Pada produksi sebanyak 80 ml. Produk yang telah
proses pendinginan ini cara yang digunakan yaitu diproduksi dikemas dalam bentuk cup dengan
mengalirkan air susu pada plate cooler yang akan volume 160 ml, sehingga dengan kapasitas 160 liter
menurunkan suhu susu. Suhu susu harus dapat dihasilkan sebanyak 1000 cup susu
didinginkan dengan cepat sesudah dipanaskan pasteurisasi.
untuk mencegah timbulnya bakteri yang masih
dapat hidup dalam susu yang sudah dipasteurisasi Utilitas
sehingga dapat memperpanjang usia simpan Utilitas yang digunakan dalam proses
(Sofyan, 2012). produksi susu pasteurisasi adalah air dan listrik. Air
7. Pencampuran dalam proses produksi susu pasteurisasi akan
Pencampuran bahan tambahan ke dalam digunakan sebagai media penghantar panas dan
susu yang telah dipasteurisasi dilakukan pada mesin dingin kepada bahan. Listrik digunakan untuk
tersendiri yang disebut dengan mixing tank. Bahan menjalankan semua mesin dalam proses produksi
yang ditambahkan adalah gula dan essence. Tujuan dan untuk penerangan.Konsumsi utilitas listrik dan
dari penambahan gula dan essence adalah selain air ditunjukkan pada Tabel 3.
sebagai variasi rasa juga dapat menambahkan usia
simpan produk. Tabel 3 Kebutuhan Utilitas Dalam Sehari
8. Pengemasan

8
produk Rp. 1.573,- Jumlah modal tetap dan modal
Nama Mesin Listrik Air kerja yang dibutuhkan adalah Rp. 1.484.962.925,- .
(kWh) (m3) Kebutuhan modal tersebut dipenuhi dari modal
Pasteurisator 3,2 0,152 pinjaman dan modal milik perusahaan.
Homogenizer 0,92 0,076 Kriteria kelayakan yang digunakan untuk
Cabinet Cooler 0,608 0,076 melakukan analisis aspek finansial adalah Net
Plate Cooler 1,1 0,076 Present Value (NPV), Net Benefit Cost Ratio (Net
Mixing Tank 1,2 0,076 B/C), Internal Rate of Return (IRR) dan Payback
Packing Machine 2,2 0,076 Period (PP).
Cold Storage 1,12 0,076
Jumlah 10,148 0,608 Net Present Value (NPV)
Sumber: Data Diolah, 2015 NPV adalah nilai yang menunjukkan selisih
nilai investasi sekarang dengan penerimaan kas
Ketersediaan jaringan komunikasi merupakan bersih di masa mendatang. NPV dihitung dengan
Discount Factor pada tahun dan tingkat bunga yang
utilitas pendukung dalam proses produksi susu
pasteurisasi. Penggunaan jaringan komunikasi telah ditentukan. Nilai NPV juga bisa disebut
memberikan kontribusi secara tidak langsung dengan manfaat bersih sekarang yang diperoleh
terhadap proses produksi maupun non produksi di selama usia ekonomis investasi (Pujawan, 2004).
unit pasteurisasi. Jaringan komunikasi tidak hanya Hasil perhitungan NPV pada Discount Factor
dalam bentuk jaringan telepon saja melainkan 8,37% adalah sebesar Rp. 212.070.888. Hasil
tersebut menunjukkan bahwa investasi yang
jaringan seluler dan internet.
dilakukan untuk mendirikan unit pengolahan layak
untuk dilakukan. Nilai tersebut dapat dikatakan
Tenaga Kerja
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja layak karena nilai dari NPV lebih besar dari nol dan
yang secara langsung berhubungan dengan proses tidak bernilai negatif.
produksi. Tenaga kerja tidak langsung memiliki
tugas yang tidak berhubungan langsung pada proses Internal Rate of Return (IRR)
produksi (Anwar, 2012). Tenaga kerja yang IRR merupakan tingkat keuntungan internal
diperlukan dalam unit pengolahan susu pasteurisasi tahunan yang dinyatakan dalam satuan persen.
yang akan didirikan di KUD Karangploso Persen keuntungan tersebut dapat digunakan
diperkirakan berjumlah enam orang. Rincian sebagai persentase tingkat pengembalian investasi
dalam tingkat suku bunga tertentu. Keuntungan dari
pembagian tugas dan posisi yang tersedia adalah
sebagai berikut : menggunakan metode IRR adalah dapat diketahui
Tenaga Kerja Langsung kemampuan suatu perusahaan untuk mengeluarkan
a. Operator mesin produksi dana investasi serta kemampuan untuk
b. Teknisi mesin produksi mengembalikannya (Pujawan, 2004).
Tenaga Kerja Tidak Langsung Kriteria kelayakan IRR adalah dengan
membandingkan nilai IRR dengan suku bunga yang
a. Kepala Unit Pasteurisasi
b. Staf administrasi dan pemasaran berlaku saat ini. Nilai IRR yang lebih besar dari
Di daerah Karangploso terdapat banyak potensi tingkat suku bunga yang berlaku memiliki arti
tenaga kerja yang tersedia. Menurut data bahwa investasi yang dilakukan layak. Nilai IRR
kependudukan Kecamatan Karangploso (2014), yang menunjukkan nilai yang sama dengan tingkat
suku bunga berarti investasi yang dilakukan impas.
dari 79.441 penduduk Kecamatan Karangploso
Nilai IRR yang lebih kecil dari tingkat suku bunga
jumlah penduduk yang belum/tidak bekarja
sebanyak 14.028 jiwa. Besaran upah yang akan berarti investasi tidak layak. Nilai Discount Factor
diberikan kepada para tenaga kerja baik langsung yang dapat menghasilkan nilai NPV positif dan
maupun tidak langsung mengikuti dengan besaran negatif dalam perhitungan IRR secara berurutan
UMR (Upah Minimum Regional) Kabupaten adalah 15% dan 16%. Hasil perhitungan nilai IRR
diperoleh sebesar 15,60%. Perbandingan nilai IRR
Malang. Besaran UMR untuk Kabupaten Malang
dan tingkat suku bunga menunjukkan bahwa nilai
tahun 2015 adalah Rp. 1.962.000,-.
IRR 15,60% lebih besar dari tingkat suku bunga
yang berlaku yaitu 13,7% sehingga berdasarkan
Aspek Finansial Pendirian Unit Pasteurisasi di
kriteria IRR investasi layak untuk dilakukan.
KUD Karangploso
Aspek finansial memiliki peran untuk
mengetahui kelayakan suatu investasi yang akan Net Benefit Cost Ratio (Net B/C)
dilakukan dari segi finansial. Dalam aspek Net B/C merupakan besaran manfaat tambahan
finansial, harga pokok produksi (HPP) digunakan yang diperoleh dari setiap satu rupiah. Nilai Net
untuk menentukan harga jual produk. Hasil B/C dihitung dari perbandingan dari NPV yang
perhitungan HPP sebesar Rp. 1.085.- Ditambah bernilai positif dengan NPV yang bernilai negatif.
dengan mark up 45% maka diperoleh harga jual Kriteria kelayakan dari Net B/C adalah apabila

9
bernilai lebih dari 1 maka investasi layak untuk pembantu dapat memenuhi kebutuhan produksi dari
dilakukan. Nilai Net B/C sama dengan 1 segi kualitas maupun kuantitas. Utilitas yang
menunjukkan bahwa investasi yang dilakukan tidak digunakan adalah listrik dan air. Tenaga kerja yang
memberikan keuntungan dan tidak mengakibatkan diserap adalah tenaga kerja dari Kecamatan
kerugian. Nilai Net B/C apabila kurang dari 1 maka Karangploso dan sekitarnya.
investasi yang dilakukan tidak layak dan dapat Kriteria kelayakan pendirian unit pengolahan
mengakibatkan kerugian (Sutojo, 2006). susu pasteurisasi dari aspek finansial menghasilkan
Perhitungan Net B/C yang dilakukan untuk nilai yang layak. Nilai NPV dengan discount factor
menghitung kelayakan pendirian unit pasteurisasi di 8,37% adalah Rp. 212.070.888 layak karena NPV
KUD Karangploso menghasilkan Net B/C sebesar bernilai positif. Nilai Net B/C adalah 1,21 layak
1,21. Nilai tersebut dapat diterjemahkan bahwa dari karena nilai Net B/C lebih dari 1. Nilai IRR adalah
setiap 1 rupiah yang di keluarkan akan memberikan 15,60% layak karena nilai IRR lebih besar dari nilai
keuntungan sebesar 0,21 rupiah. Oleh karena itu, suku bunga saat ini yaitu 13%. Nilai PP adalah 4,76
maka dapat disimpulkan bahwa investasi yang akan tahun layak karena nilai tersebut lebih kecil dari
dilakukan layak untuk dilanjutkan. nilai PP maksimal yaitu 5 tahun.
Saran yang dapat diberikan pada penelitian
Payback Period (PP) selanjutnya dapat dilakukan penelitian kelayakan
PP adalah jangka waktu tertentu yang dari aspek manajemen, aspek pasar dan analisis
menunjukkan terjadinya arus penerimaan secara sensitivitas sehingga dapat diperoleh hasil yang
kumulatif sama dengan jumlah investasi dalam lebih akurat. Diharapkan perusahaan menggunakan
bentuk present value. Dalam analisis kelayakan, PP hasil penelitian ini sebagai pertimbangan untuk
digunakan untuk mengetahui lama waktu yang mendirikan unit pasteurisasi yang baru.
diperlukan untuk mengembalikan modal investasi
yang dikeluarkan. Kriteria kelayakan dari PP tidak DAFTAR PUSTAKA
dapat disamakan antar kasus investasi yang terjadi. Anwar, B., Siagian, S. 2012. Manajemen Sumber
Batas yang digunakan sebagai kriteria kelayakan Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.
adalah nilai maksimum payback period. Besaran Asmoro, L.C., A.F. Mulyadi dan S. Kumalaningsih.
nilai maksimum payback period tidak selalu sama 2013. Karakteristik Organoleptik Biskuit
disesuaikan dengan situasi kondisi dalam investasi. dengan Penambahan Tepung Ikan Teri
Nilai maksimum payback period pada umumnya Nasi (Stolephorus spp.). FTP UB. Malang
menggunakan jangka waktu jatuh tempo Binta, D., Wijana, S., Mulyadi, AF. 2013. Pengaruh
pembayaran pinjaman bank (Hadi, 2014). Lama Pemeraman Terhadap Kadar Lignin
Nilai payback period untuk investasi Dan Selulosa Pulp (Kulit Buah Dan
mendirikan unit pasteurisasi di KUD Karangploso Pelepah Nipah) Menggunakan
setelah dihitung adalah sebesar 4,76. Nilai tersebut Biodegradator EM 4. Jurnal Industria 2(1):
dapat diartikan bahwa dalam jangka waktu 4,76 75-83.
tahun atau 57,12 bulan seluruh biaya yang Budiyono, H. 2009. Analisis Daya Simpan
dikeluarkan untuk melakukan investasi telah dapat Produk Susu Pasteurisasi Berdasarkan
untuk dikembalikan. Nilai payback period yaitu Kualitas Bahan Baku Mutu Susu. Jurnal
4,76 tahun masih lebih kecil dibandingkan dengan Paradigma 10(2): 198-211
nilai maksimum payback periodnya, yaitu 5 tahun Mulyadi, A.F. Dewi, I.A., Deoranto, P.,
yang ditentukan dari nilai tahun ekonomis terkecil Pemanfaatan Kulit Buah Nipah Untuk
mesin produksi sehinga dapat disimpulkan bahwa Pembuatan Briket Bioarang Sebagai
investasi yang dilakukan layak. Sumber Energi Alternatif. Jurnal
Teknologi Pertanian 14(1): 65-72. 2013.
KESIMPULAN DAN SARAN Mulyadi, A.F., Dewi, I.A., dan Deoranto, P. 2013.
Berdasarkan analisis kelayakan, dapat Pemanfaatan Kulit Buah Nipah untuk
disimpulkan bahwa pendirian unit pengolahan susu Pembuatan Briket Bioarang sebagai
pasteurisasi di KUD Karangploso secara teknis Sumber Energi Alternatif. Jurnal
layak untuk dilakukan karena kebutuhan dari Teknologi Pertanian Vol. 14 No. 1 [April
masing – masing kriteria kelayakan pada aspek 2013] 65-72 Pemanfaatan Kulit Buah
teknis dapat dipenuhi. Lokasi yang dipilih untuk Nipah [Mulyadi dkk].
mendirikan unit pengolahan susu pasteurisasi Mulyadi, A. F., Maligan, J. M., Wignyanto, W., &
berada di Jalan Raya Ngijo No. 23 Desa Ngijo Hermansyah, R. (2014). Organoleptic
Kecamatan Karangploso Kabupaten Malang. Characteristics of Natural Flavour Powder
Kapasitas produksi ditentukan 640 liter per hari. From Waste of Swimming Blue Crabs
Teknologi, mesin dan peralatan produksi yang (Portunus pelagicus) Processing: Study on
dipilih adalah teknologi, mesin dan peralatan yang Dextrin Concentration and Drying
telah di aplikasikan pada perusahaan sejenis yang Temperature. Jurnal Teknologi Pertanian,
telah ada lebih dulu. Bahan baku dan bahan 14(3).

10
Mulyadi, A. F., Dewi, I. A., & Deoranto, P. (2013).
Pemanfaatan Kulit Buah Nipah Untuk
Pembuatan Briket Bioarang Sebagai
Sumber Energi Alternatif. Jurnal
Teknologi Pertanian, 14(1), 65-72.
Mulyadi, A. F., Wijana, S., & Wahyudi, A. S.
(2013, December). Optimization of
Nicotine Extraction In Tobacco Leaf
(Nicotiana tabacum L.):(Study:
Comparison of Ether and Petroleum
Ether). In The International Conference on
Chemical Engineering UNPAR 2013.
Mulyadi, A. F., Wijana, S., Dewi, I. A., & Putri, W.
I. (2014). Organoleptic Characteristics of
Dry Noodle Products from Yellow Sweet
Potato (Ipomoea batatas): Study on Adding
Eggs and CMC. Jurnal Teknologi
Pertanian, 15(1).
Nitisemito, A. 2004. Wawasan Studi Kelayakan
dan Evaluasi Proyek. Bumi Aksara.
Jakarta.
Pujawan, I.N. 2004. Ekonomi Teknik. Penerbit
Guna Widya. Surabaya
Render, B., Heizer, J. 2001. Prinsip – Prinsip
Manajemen Operasi. Salemba Empat.
Jakarta.
Saleh, E. 2004. Teknologi Pengolahan Susu dan
Hasil Ikutan Ternak.
http://library.usu.ac.id/download/fp/ternak-
eniza.pdf (diakses tanggal 25 Oktober
2013).
Sofyan, H. 2012. Aneka Produk Olahan Susu
Sapi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Sutojo, S. 2006. Studi Kelayakan Proyek, Teori
dan Praktek. Gramedia. Jakarta.
Umar, H. 2008. Business An Introduction.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Yuyun, A, Gunarsa, D. Cerdas Mengemas Produk
Makanan dan Minuman. Agromedia
Pustaka. Jakarta.
Zubaidah, E., Joni, K., dan Pendik, S. 2012. Studi
Keamanan Susu Pasteurisasi Yang
Beredar Di Kota Madya Malang
(Kajian Dari Mutu Mikrobiologis Dan
Nilai Gizi). Jurnal Teknologi Pertanian
3(1): 29 – 34

11

View publication stats

Potrebbero piacerti anche