Sei sulla pagina 1di 16

BAB I

A. Latar Belakang
Industri jasa pada saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan
tumbuh sangat pesat. Pertumbuhan tersebut selain diakibatkan oleh pertumbuhan jenis
jasa yang sudah ada sebelumnya, juga disebabkan munculnya jasa baru sebagai akibat
dari tuntutan dan perkembangan tegnologi. Dengan demikian persaingan pun semakin
gencar antar setiap perusahaan jasa. Hal ini mengakibatkan setiap perusahaan harus
memiliki strategi yang tepat untuk memperkenalkan produk perusahaannya kepada
konsumen dan juga untuk mencapai tujuan dan keuntungan yang maksimal maka
perusahaan perlu membuat rencana yang akan dilakukan dimana ini biasanya disebut
dengan strategi pemasaran suapaya konsumen tertarik menggunakan jasa perusahaan
tersebut. (Srita & Hariyanto, 2013)
Berbagai tantangan dan persaingan mengharuskan setiap perusahaan untuk
mampu berinovasi dan kreatif dalam menyusun strategi dan program-program promosi
agar menang bersaing. Demikian juga halnya dalam bidang perumahsakitan, dengan
bermunculannya banyak rumah sakit swasta baru yang menawarkan berbagai
pelayanan dan juga fasilitas yang menarik pada saat ini. Akumulasi strategi dan
program-program promosi yang tepat akan menghasilkan identitas merek yang lebih
baik. Untuk memiliki identitas brand yang lebih baik perusahaan harus berorientasi
pada pelanggan bukan berorientasi pada produk. Orientasi pada produk akan
mengakibatkan mudah sekali ditiru. Saat ini paradigma pemasaran sudah berubah dari
orientasi produk menjadi orientasi brand. Produk yang memiliki brand yang kuat akan
jauh lebih mudah memenangkan persaingan (Rangkuti, 2013)
B. Tujuan
a) Tujuan Umum:
1. Untuk mengetahui marketing plan.
b) Tujuan khusus:
1. Untuk mengetahui definisi marketing plan.
2. Untuk mengetahui tujuan marketing plan.
3. Untuk mengetahui macam-macam marketing plan.
4. Untuk mengetahui manfaat marketing plan.
5. Untuk mengetahui komponen marketing plan.
6. Untuk mengerti cara menyusun marketing plan.
7. Untuk mengetahui format marketing plan.
8. Untuk mengetahui strategi pemasaran.
9. Untuk mengetahui analisa lingungan marketing plan.
C. Manfaat
1. Untuk memberitahu penulis tentang marketing plan.
2. Untuk memberi pengetahuan pembaca tentang marketing plan.
BAB II

A. Definisi
Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan menukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Jadi
penggunaan dua kata ini berbeda dari sisi pandangan semata (Jusmaliani, 2008).
Marketing Plan merupakan salah satu alat yang sangat penting dalam
melakukan assessment terhadap kesempatan yang sebenarnya dimiliki oleh organisasi
bisnis. Dalam marketing Plan digambarkan secara garis besar tentang bagaimana
melakukan penetrasi, meraih, serta melakukan perbaikan atas market position. Dengan
demikian marketing Plan menjadi landasan penting bagi penyusunan operasi
perusahaan (A. Usmara, 2003).
B. Tujuan
Perencanaan pemasaran bertujuan untuk memberikan pendekatan yang sistematik dan
teratur bagi usaha:
1) Menyeimbangkan dan menyelaraskan kegiatan pemasaran yang dapat
menjamin tercapainya tujuan dan sasaran.
2) Menggunakan cara-cara berusaha di bidang pemasaran secara intensif dan
optimal.
3) Menjamin keselarasan dan keserasian antara bagian yang terdapat dalam
perusahaan dalam usaha pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan.
4) Pengendalian yang cepat, tepat dan teratur atas catatan, gagasan atau
pemikiran dan usaha-usaha atau kegiatan pemasaran dalam perusahaan.

Dari uraian tersebut, dapatlah diketahui bahwa peranan perencanaan pemasaran


sangat menentukan keberhasilan usaha perusahaan mencapai tujuannya.

C. Macam-macam
Dalam suatu perusahaan terdapat beberapa macam perencanaan pemasaran,
yang dapat berupa:
1) Perencanaan pasar yang strategis (strategi Market Planning)
2) Perencanaan strategis pemasaran perusahaan (Corporate marketing planning)
3) Perencanaan pemasaran yang strategis (strategic marketing planning)
4) Perenacaan pemasaran yang operasional (operasional marketing planning)
5) Perencanaan pemasaran produk baru (planning of lounching of new product)
D. Manfaat
Perencanaan pemasaran suatu perusahaan dapat memberikan manfaat bagi:
1) Usaha untuk mendorong cara berfikir jauh kedepan.
2) Usaha mengkoordinasi kegiatan pemasaran secara lebih baik.
3) Usaha mengawasi kegiatan pemasaran yang telah dilakukan yang didasarkan
atas standar prestasi kerja yang ditetapkan dalam rencana.
4) Perumusan tentang tujuan yang ingin dicapai dan kebijakan operasional yang
dapat dilakukan secara lebih mantap.
5) Usaha untuk menggairahkan partisipasi dan mempertebal rasa tanggung jawab
para pelaksana.
E. Tiga Komponen Dari Marketing Concept
Sasaran utama Marketing concept ialah kepuasan konsumen. Untuk mencapai
sasaran tersebut, ada tiga komponen penting yaitu costumer needs and wants,
organizationally integrated marketing strategy and goals (Bygrave 1994 : 68). Inti dari
marketing concept ini ialah bukan membuat konsumen mengkuti keinginan produsen,
tapi sebaliknya mengaharuskan produsen memahami dan berusaha mengikuti selera
konsumen.
Marketing mulai dengan pertanyaan apakah yang ingin dibeli oleh konsumen?
Jawabannya adalah kepuasan. Konsumen mencari nilai dan terpenuhi keinginannya.
Komponen kedua yang membentuk marketing concept ialah organisasi yang
terintegrasi, yang utuh. Walaupun bisnis sudah bertumbuh dari hanya beberapa orang
pendiri telah memiliki ratusan karyawan, namun harus tetap satu arah costumer fokus.
Semua orang dari segala bidang, harus mempunyai pandangan sama, langsung atau
tidak langsung harus selalu membuat konsumen mempunyai persepsi yang baik
terhadap perusahaan. Langkah-langkah yang agak filosofis ini memberika fondasi yang
kuat untuk mengembangkan costumer oriented, dalam sebuah organisasi perusahaan.
Komponen ketiga ialah goal achievement. Memang tujuan perusahaan ialah
untuk meningkakan volume penjualan, tapi jangan hanya menekankan peningkatan
volume, juga harus membuat kegiatan marketing yang lebih efektif yang lebih
menunjang terhadap penjualan yang menguntungkan. Tujuan lainnya ialah
meningkatkan image terhadap perusahaan, dan memperluas market share.
F. Menyusun Marketing Plan
Setelah wirausahawan memahami beberapa konsep pemasaran, maka
selanjutnya disusun marketing plan. Plan berarti merencanakan. Esensi planning tidak
lain adalah decision making. Eksekutif marketing harus mampu menyusun core
strategy ( strategi inti) perusahaan untuk tahun yang akan datang.
Manajer pemasaran jangan meniru saja, mengulang kembali strategi tahun yang
lalu. Akan tetapi harus memikirkan strategi lain yang mungkin lebih baik. Namun, tidak
pula berarti strategi yang lalu harus diganti. Jika memang cocok teruskan, tetapi harus
mau memikirkan modifikasi strategi baru agar ada perbandingan sebagai alternatif.
G. Format marketing plan
Format marketing plan tentu tidak sama pada semua perusahaan, karena
kegiatan usahanya berbeda. Akan tetapi, yang penting adalah core strategy-nya,
sedangkan format berikut ini adalah sebagai rambu-rambu saja.

Marketing plan memuat hal-hal berikut:

1. Analisa situasi ( S.W.O.T)


Wirausaha harus menganalisa keadaan intern dan ekstern
perusahaannya. Keadaan intern meliputi gambaran penjualan tahun terakhir
serta analisis jumlah yang diperoleh. Kemudian juga dianalisa sumber daya
manusia dan sumber daya lainnya yang ada dalam perusahaan. Mengenai
keadaan ekstern perlu diperhatikan keadaan makro yang berhubungan dengan
kepentingan perusahaan. Analisis intern dan ekstern tersebut dilengkapi lagi
dengan analisis kekuatan, kelemahan, peluang,dan ancaman-ancaman atau
kendala yang mempengaruhi kehidupan perusahaan.
2. Tujuan pemasaran (Marketing Objectives)
Tujuan pemasaran perusahaan tentu beraneka ragam sesuai dengan
kepentingan perusahaan masing-masing. Sebagai contoh dapat dikemukakan
tujuan pemasaran, mempertahankan posisi perusahaan sebagai market leader,
atau memperluas penguasaan market share sampai dengan 30%. Tujuan
pemasaran juga bisa menetapkan volume penjualan total sekian Rp Miliyar
setahun, yang dapat dibagi berdasarkan masing-masing item barang yang
diproduksi. Ada perbedaan antar tujuan pemasaran. Jika tujuan pemasaran
dinyatakan untuk mengembangkan produk atau meningkatkan marketing
budget, ini adalah merupakan strategi bukan tujuan. Jadi, tujuan adalah hasil
akhir yang ingin dicapai. Sedangkan strategi merupakan policy untuk mencapai
hasil tersebut.
3. Strategi inti ( Core strategy)
Strategi inti merupakan alternatif strategi yang terpilih dalam decision
making. Untuk menghasilkan strategi inti ini dibutuhkan pemikiran mendalam
didukung oleh data dan fakta sehinga dapat dirumuskan secara tajam. Misalnya,
menguasai pasar didaerah Sumatera dengan mengutamakan penggunan price
policy tertentu. Strategi inti ini biasanya tidak terlalu panjang, paling banyak
satu halaman.
4. Jadwal pelaksanaan (Action plan)
Jadwal pelaksanan atau action plan lebih banyak, sebab disini strategi inti
dielaborasi lebih rinci. Jika misalnya strategi inti yang ingin dilaksanakan
berupa pengembangan produk, maka harus dijabarkan model, bahan, mutu,
kemasan, dan sebagainya.
Action plan harus menjawab beberapa pertanyaan:
a. What, apa tugas yang harus dilakukan?
b. Who, siapa orang yang harus bertugas dan bertangung jawab?
c. When, kapan pekerjaan harus dilaksanakan dan harus selesai?
d. Where, jika diperlukan dimana percobaan pasar akan dilakukan?
e. How, bagaimana cara melaksanakan tugas tersebut?
5. Anggaran pemasaran (marketing budget)
Di dalam marketing budget dengan jelas harus dinyatakan besar biaya yang
diperlukan jenis kegiatan pemasaran untuk berbagai teknik promosi, melakukan
riset pemasaran, dan sebagainya. Jika diperlukan, rincian biaya disusun untuk
masing-masing item produksi.
6. Kontrol (control) (Alex D. Triana, 1985: 75)
Untuk semua implementasi marketing plan harus dilakukan pengawasan.
Pengawasan dilakukan dengan membaca laporan-laporan tertulis dari
pelaksanaan ataupun hasil observasi. Jika terjadi penyimpangan atau kendala
dalam pelaksanaan, maka harus segera diambil tindakan perbaikan.
H. Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran adalah memilih dan menganalisa pasar sasaran yang
merupakan suatu kelompok orang yang ingin dicapai oleh produk perusahaan dan
menciptakan suatu bauran pemasaran yang cocok dan yang dapat memuaskan pasar
sasaran tersebut.

Dalam menyusun strategi pemasaran ada dua variable yang perlu dipertimbangkan
yaitu :
1. Variable yang dapat dikontrol oleh wirausaha yaitu : “Market segmentation”
Di sini pengusaha harus menetapkan strategi arah dari sasaran
produknya. Apakah sasaran pemasarannya ditujukan kepada seluruh lapisan
masyarakat/konsumen, atau hanya tertuju kepada konsumen tertentu saja.
Kedua arah strategi ini memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing.
Perusahaan yang mengarahkan produknya untuk semgmen masyarakat secara
keseluruhan maka akan berpotensi mendapat keuntungan yang besar. Namun
sekaran perusahaan sudah banyak yang memilih segmen tertentu dan khusus
untuk menunjukkan produk yang khas, seperti khas ayam Taliwang (Lombok),
pek mpek (Palembang), fashion ala Khadijah, pasta gigi yang diarahkan ke
konsumen konsumen kelas menengah ke atas dengan harga tinggi atau
sebaliknya, dan lain-lain.
Ada beberapa cara menyusun segmen pasar yaitu :
a. Berdasarkan geografis
Dalam hal ini pasar dapat dipilah-pilah berdasarkan wilayah (daerah,
provinsi dan kota). Untuk bisa menjangkau itu maka dibuatlan iklan
promosi yang dapat menjangkau dan menembus lokasi-lokasi tersebut.
b. Berdasarkan demografis
Dalam hal ini pasar dibagi berdasarkan variable jenis kelamin, umur,
jumlah anggota keluarga, pendapatan, jabatan, pendidikan, agama dan suku.
Faktor ini sangat banyak digunakan dalam menentukan segmen pasar,
seperti yang dinyatakan oleh James F. Engel (1979: 136), “the most useful
dimensions of demograpich classification are: 1) age. 2) income, 3)
geographic location, 4) lifecycle, 5) social class, 6) occupation, 7) home
ownership, 8) education”.
c. Berdasarkan psikografis
Dalam hal ini konsumen dipilah-pilih berdasarkan kelas _ltern
masyarakat seperti gaya hidup, keperibadian dan minat. Kelas _ltern akan
membuat konsumen menentukan lemah dan kuatnya dalam belanja.
Konsumen yang kuat akan berbeda keputusannya membeli merk mobil,
fasilitas rumah tangga, menentukan kemana akan refreshing keluarga.
Begitu juga akan berbeda keputusannya dalam membeli jenis makanan,
tempat pendidikan anak-anaknya dan sebagainya. Jadi istilah psikografis
memusatkan perhatian pada gejala kegaitan (perilaku), minat dan opini
konsumen.
d. Berdasarkan perilaku
Segmentasi ini didasarkan pada sikap, perilaku, pengetahuan dan
tanggapan konsumen pada suatu produk. Untuk membentuk itu perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Kejadian; Maksudnya, kapan terjadi permintaan tersebut, sangat
tergantung pada siatuasi tertentu seperti permintaan tempat rekreasi
akan banyak disaat liburan, hewan kurban akan banyak diminta saat
bulan haji, dan lainnya.
2) Manfaat; Konsumen akan membeli suatu produk apabila produk
tersebut dapat dirasakan manfaat yang tinggi baginya, seperti
manfaat perjalanan untuk berlibur.
3) Status pemakai.
4) Perusahaan perlu mengarahkan produknya kepada status
pemakai/konsumen tetap (potensial). Konsumen ini senantiasa
menjadi pelanggan potensial maka perlu dipelihara, baru kemudian
menggarap konsumen baru.
5) Tingkat pemakain.
Segmentasi ini dapat berbentuk pengelompokan pada pasar ringan, sedang dan
berat.
2. Market budget
Strategi penetapan jumlah dana untuk kegiatan marketing sangat
mempengaruhi keberhasilan pemasaran. Pada umumnya bila dana bertambah
kegiatan marketing maka jumlah penjualan meningkat.
Berapa besarnya jumlah anggaran belanja marketing, sangat tergantung
pada barang yang dipasarkan. Umumnya untuk barang-barang lux akan lebih
banyak barang belanja marketing, dibandingkan dengan barang-barang
kebutuhan sehari-sehari seperti beras, ikan, sayur dan sebagainya. Barang-
barang yang lux akan banyak membutuhkan biaya pemasaran seperti untuk
iklan, surat kabar, radio, baliho. Begitu juga untuk biaya personal selling untuk
melayani konsumen yang besarnya dapat mencapai 50% - 60% dari harga jula.
3. Timing
Disini perusahaan harus melihat waktu yang efektif, kapan ia harus
memulai melancarkan pemasaran barang-barangnya, atau kapan sebuah toko
atau restoran untuk dibuka (launching). Penjualan pakaian lebaran akan tepat
kalau di launching menjelang lebaran, begitu juga dengan pakaian sekolah
timingnya dibuka menjelang tahun ajaran baru. Tindakan timing yang tepat akan
memberikan keuntungan yang besar buat perusahaan tersebut.
4. Marketing mix
Marketing mix berarti bauran pemasaran yaitu kegiatan
mengkombinasikan berbagai kegiatan pemasaran agar dapat dicapai hasil
maksimal. Ada empat jenis marketing mix yang dikenal dengan 4P yaitu :
a. P1 = product. Produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran.
Bagaimana pun hebatnya suatu kegaitan promosi tetapi kalau tidak
diimbangi dengan produk yang bermutu maka menjadi sia-sia kegiatan
pemasarannya. Oleh karena itu perusahaan harus benar-benar menciptakan
quality product yang tinggi sehingga bisa memberikan kepuasan
(satisfaction) yang tinggi juga kepada konsumen. Dalam dunia keperawatan,
bisa juga memasarkan produk-produk herbal, seperti: jamu, kemampuan
herbalis.

b. P2 = price. Masalah kebijakan harga turut menentukan keberhasilan


pemasaran. Kebijakan harga dapat dilakukan pada level produsen, grosir dan
retailer. Harga di sini bukanlah hanya harga yang murah atau yang tinggi
semata, akan tetapi menentukan harga yang tepat, yang disesuaikan dengan
kualitas barang, daya beli masyarakat maupun keadaan pesaingnya.
c. P3 = place. Sebelum perusahaan menyalurkan barangnya, maka sudah ada
perencanaan pola distribusinya. Disini penting sekali diadakan saluran
distribusi untuk meningkatkan frekuensi pemasaran. Produsen dapat
melakukan 2 hal yaitu push dan pull. Push strategy berarti mendorong jalur
distribusi untuk menjual lebih banyak produk ke konsumen, karena
distributor akan memperoleh hadiah dari penjualan tiap unitnya. Sedangkan
pull strategy adalah usaha menarik barang dari dalam toko ke tangan
konsumen dengan mengandalkan promosi di media masa.

d. P4 = promotion. . Antara promosi dan produk tidak dapat dipisahkan. Ini


ibarat setali mata uang, harus disikapi secara bersama untuk suksesenya
pemasaran dan penjualan produk tersebut. Di sini harus ada keseimbangan,
produk berkualitas sesuai dengan selera konsumen, dibarengi dengan teknik
promosi yang tepat akan sangat membantu suksesnya usaha marketing.
Kegiatan-kegiatan promosi dapat dilakukan dengan :
a. Advertising, berarti berita tentang suatu barang atau jasa. Secara lengkap
advertising dapat diartikan sebagai bentuk presentasi atau penyajian dan
promosi mengenai ide, barang dan jasa yang dilakukan oleh sebuah sponsor
tertentu. Media yang digunakan adalah media masa, papan reklame,
spanduk maupun poster.
b. Personal selling, presentasi melalui percakapan satu atau dua orang penjual
dengan tujuan melakukan penjualan. Personal selling ini dapat terjadi di
toko, di rumah-rumah atau tempat-tempat perusahaan yang dikunjungi oleh
agen-agen penjual.
c. Sales promotion, berarti memberi dorongan kepada para pembeli hanya mau
membeli suatu produk dengan imbalan akan mendapat hadiah atau bonus
tertentu. Hadiah dapat diberikan melalui undian, korting atau jual obral.
d. Public relation, tujuannya adalah untuk member citra yang baik dari
masyarakat terhadap perusahaan. Melalui publicity dapat dibentuk
pandangan baik dan mencegah berita-berita negative terhadap perusahaan.
Contohnya, mengundang para wartawan ke perusahaan, kemudian
melakukan wawancara dan dipublikasikan melalui media masa tentang
keunggulan perusahaan dan tanpa pembayaran.
I. Analisis lingkungan marketing Plan
1. Lingkungan Makro
Dalam lingkungan makro terdapat kekuatan-kekuatan uncontrollable yang
dapat memberikan peluang atau menimbulkan ancaman bagi perusahaan
sehingga perlu dicermati dan ditanggapi oleh perusahaan. Kekuatan-kekuatan
lingkungan yang dapat berpengaruh pada proses pengambilan keputusan dalam
perencanaan pemasaran, antara lain:
a. Demografi
Berisikan tentang data kependudukan beserta karakteristik distribusinya.
Perusahaan perlu melihat kecenderungan demografi utama dan
karakteristiknya karena dapat berimplikasi pada pengambilan keputusan
dalam perencanaan pemasaran. Misal data pertumbuhan tingkat jumlah
kelahiran bayi yang meningkat merupakan informasi penting bagi pemasar
untuk mengetahui adanya potensi pasar akan produk perlengkapan bayi dan
susu formula.
b. Kondisi ekonomi
Hal-hal yang terkait antara lain distribusi pendapatan, tabungan, hutang
atau ketersediaan kredit. Pemasar perlu memperhatikan kecenderungan-
kecenderungan utama dalam pendapatan dan pola pengeluaran rumah
tangga yang dipengaruhi oleh faktor tingkat harga dan inflasi. Misal, di saat
tingkat inflasi tinggi yang ditandai oleh adanya peningkatan harga barang-
barang di pasaran, maka tingkat konsumsi masyarakat cenderung menurun
dan tingkat minat untuk menabung menjadi tinggi.
c. Lingkungan teknologi
Perubahan teknologi membawa dampak pada perubahan gaya hidup dan
pola konsumsi pasar. Untuk itu dibutuhkan adanya inovasi penelitian dan
pengembangan (R&D) untuk menciptakan ide-ide kreatif produk baru yang
berorientasi pasar karena adanya kebutuhan konsumen yang perlu
terpenuhi. Misal adanya perkembangan teknologi informasi dan adanya
gaya hidup yang menuntut kepraktisan menuntut pemasar untuk lebih
menawarkan program pemasaran terutama kebijakan pendistribusian
produk malalui fasilitas internet atau electronic marketing seperti internet
based stores, electronic catalog, video marketing, mail marketing atau
cybermalls.
d. Politik dan hukum
Keputusan pemasaran sangat dipengaruhi oleh perkembangan dalam
lingkungan politis yang terdiri dari hukum, badan pemerintah dan
kelompok berpengaruh. Misal, pengaturan pemerintah untuk melindungi
kepentingan konsumen dari perilaku bisnis yang tidak terkendalikan
melalui Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) membawa
dampak pada pengawasan produk secara lebih intensif.
e. Sosial dan budaya
Pergeseran nilai budaya, cara hidup, nilai-nilai sosial, keyakinan dan
kesenangan dari suatu masyarakat perlu mendapat perhatian pemasar
karena dapat mempengaruhi program pemasaran. Misal adanya gaya hidup
dari kalangan menengah ke atas membawa dampak pada kebijakan
periklanan yang menekankan pada unsur estetis dan kesan glamour.
f. Lingkungan fisik atau alam
Pemasar perlu memperhatikan hal-hal seperti keterbatasan sumber daya
alam, pelestarian lingkungan, dan meningkatnya polusi dan biaya energi
untuk penentuan program pemasaran suatu produk. Misal dengan adanya
isu-isu gerakan hijau untuk perlindungan alam (green marketing),
sebaiknya perusahaan menciptakan kemasan produk yang ramah
lingkungan (bukan berasal dari bahan baku yang susah diuraikan secara
biologis, tidak menimbulkan efek rumah kaca/ merusak lapisan ozon).
2. Lingkungan Mikro
lingkungan mikro adalah faktor-faktor lingkungan di luar perusahaan yang
memberi pengaruh secara langsung dan cukup kuat pada perusahaan dalam
proses pengambilan keputusan pemasaran. Seperti lingkungan makro,
lingkungan mikro ini juga merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan,
walau tidak tertutup kemungkinan bagi perusahaan juga dapat mempengaruhi
secara timbal balik pada faktor-faktor lingkungan mikro.
a. Pemasok
Pemasok merupakan suatu lembaga yang membantu perusahaan dalam
memasok kebutuhan perusahaan untuk memproduksi barang dan jasa.
Kerjasama antara pemasok dengan perusahaan memberikan pengaruh
positif satu sama lain. Pemasok memberi pengaruh pada nilai pelanggan
terutama yang terkait dengan masalah ketersediaan bahan baku produksi
dan penghantaran hasil produksi.
b. Perantara pemasaran
Perantara pemasaran memberi pengaruh yang cukup kuat terhadap
kesuksesan upaya pemasaran perusahaan, karena terkait dengan proses
pendistribusian, penjualan, dan pengenalan produk dan jasa yang dihasilkan
perusahaan kepada konsumen akhir. Perantara pemasaran bisanya lebih
mengetahui keadaan pasar karena terdiri dari para distributor dan pengecer
yang berhubungan langsung dengan pembeli atau konsumen.
c. Pelanggan
Perusahaan perlu mengetahui karakteristik dan keinginan pelanggannya
yang merupakan para pembeli produk dan jasa yang ditawarkan.
Perusahaan harus berusaha mengutamakan kepuasan kepada pelanggannya
dengan menawarkan produk dan jasa yang sesuai kebutuhan dan
keinginannya. Dalam hal ini masalah konsumerisme menjadi sesuatu yang
penting untuk melindungi konsumen secara hukum dari propaganda palsu
perusahaan yang mengutamakan keuntungan yang besar dalam jangka
pendek.
d. Pesaing
Lingkungan persaingan sangat mempengaruhi kesuksesan usaha pemasaran
suatu perusahaan untuk meraih pasar sasarannya. Perusahaan perlu
mengetahui berbagai karakteristik dalam lingkungan persaingannya seperti
struktur industri, strategi pemasaran para pesaing, tingkat atau ukuran
persaingan, dan aspek persaingan lainnya untuk memberikan nilai yang
lebih kepada pelanggannya dibanding pesaing.
e. Publik
Yaitu terdiri dari kelompok masyarakat yang mempunyai kepentingan
dengan perusahaan, seperti karyawan, pemegang saham, lembaga
keuangan, masyarakat, media massa, dan lembaga swadaya masyarakat.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Jadi Dapat Kami Simpulkan bahwa Business Plan dan Marketing Plan
mempunyai arti sebagai Rancangan dalam mengambil Suatu Keputusan dalam
berbisnis. Business Plan dan Marketing Plan yang Baik akan menunjang terwujudnya
Keputusan yang akan mempengaruhi kehidupan dalam berbisnis .
B. Saran
Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat memahami tentang
makalah Busisness Plan dan Marketing Plan. Karena didalam Lingkungan Hidup Sehat
sangat penting dalam mewujudkan Keperibadian yang baik,displin, serta dapat
mewujudkan kenyamanan dalam beragama.
Daftar Pustaka

A. Usmara. (2003). Strategi Baru Manajemen Pemasaran. Jogjakarta; Amara Book


Jusmaliani,et.al. (2008). Bisnis Berbasis Syariah. Jakarta; Bumi Akasara.
Srita & Hariyanto, 2013. ANALISIS IMPLEMENTASI STRATEGI PEMASARAN
PADA RUMAH SAKIT LANCANG KUNING PEKANBARU.
Rangkuti, F. (2013). SWOT Balanced Scorecard. PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Potrebbero piacerti anche