Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Pembimbing:
Dr. Aryanti Ibrahim, Sp.M
Oleh:
Raka Novadlu Cordita, S.Ked
1618012086
A. Identitas
Nama : Ny. N
Usia : 64th
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jl. Bumi Manti Kedaton Bandar lampung
Masuk RSUAM : 18-12-2017
B. Anamnesa
Keluhan Utama : Penglihatan kabur pada mata kanan disertai mata merah
sejak 2 minggu yang lalu
Keluhan tambahan : nyeri kepala
C. Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tekanan darah : 140/90 mmHg
Nadi : 84x/menit
Pernapasan : 20x/menit
Suhu : 36,5oC
Status Generalis
Kepala
- Bentuk : Normochepal
- Rambut : Hitam dan putih, tersebar merata
- Mata : Simetris
- Hidung : Sekret (-), nyeri (-)
- Telinga : Simetris, sekret (-)
- Mulut : Bibir sianosis (-)
Leher
- Inspeksi : Dalam batas normal, edema (-), hiperemis (-)
- Palpasi : Massa (-), pembesaran KGB (-), nyeri tekan (-)
- JVP : Tidak dilakukan pemeriksaan
Thoraks
- Paru : Kesan dalam batas normal (Simetris, FTka=Ftki,
sonor +/+, vesikuler +/+)
- Jantung : Kesan dalam batas normal (Batas jantung normal,
BJ I/II reguler
Abdomen
- Hepar : Kesan dalam batas normal (tidak ada pembesaran)
- Lien : Kesan dalam batas normal (tidak ada pembesaran)
D. STATUS OFTALMOLOGIS
Peningkatan TIO
pada tonomoetri
digital
E. RESUME
Pasien Ny. N usia 64th datang dengan keluhan penglihatan kabur pada mata
kanan sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu, pasien merasakan diatas alis
kanan terasa nyeri, rasa nyeri terasa seperti menusuk dan menjalar sampai ke
kepala sebelah kanan. Rasa nyeri disertai mata merah dan terasa silau jika
melihat ke arah yang terang. Mata merah sempat terjadi 2 bulan yang lalu,
kemudian membaik dan sekarang merah kembali. Tidak ada keluhan mata
gatal maupun keluar kotoran mata yang banyak dan mata tidak pernah
mengalami benturan sebelumnya. Riwayat pengobatan dan penggunaan
kacamata tidak ada. Pasien juga merasakan keluhan lain yaitu nyeri kepala
yang hilang timbul. Riwayat mual dan muntah disangkal. Pasien menderita
tekanan darah tinggi yang baru diketahui kurang lebih 5 tahun terakhir dengan
tekanan darah antara 140-160/100 mmHg namun tidak mengkonsumsi obat
antihipertensi secara teratur. Riwayat diabetes disangkal. Pasien belum pernah
melakukan pengobatan apapun untuk mengatasi keluhan yang dirasakan.
Status Oftalmologis:
OD :
Visus : 1/300
TIO : N+2
OS :
Visus : 6/6
TIO :N
F. PEMERIKSAAN ANJURAN
- Tonometri schiotz
- Gonioskopi
- Funduskopi
G. Diagnosis banding
- Glaukoma sekunder e.c uveitis anterior OD
- Katarak Komplikata OD
H. DIAGNOSIS KERJA
Glaukoma sekunder e.c uveitis anterior OD
I. PENATALAKSANAAN
1. Timolol maleat 0,5% 2x1 gtt OD
2. Asetazolamid 250mg 4x1 tab
3. KSR 2x1 tab
4. Amlodipin 10mg 1x1 tab
5. Rencana tindakan trabekulektomi
J. PROGNOSA
Quad ad vitam : Dubia ad bonam
Quad ad functionam : Dubia ad bonam
Quad ad sanationam : Dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. GLAUKOMA SEKUNDER
Glaukoma sekunder merupakan glaukoma yang terjadi akibat penyakit mata
yang lain atau penyakit sistemik yang menyertainya, seperti :
a. Akibat perubahan lensa (dislokasi lensa, intumesensi lensa, glaukoma
fakolitik dan fakotoksik pada katarak, glaukoma kapsularis/sindrom
eksfoliasi)
b. Akibat perubahan uvea (uveitis anterior, tumor, rubeosis iridis)
c. Akibat trauma (hifema, kontusio bulbi, robeknya kornea atau limbus yang
disertai prolaps iris)
d. Akibat post operasi (pertumbuhan epitel konjungtiva, gagalnya
pembentukan bilik mata depan post-operasi katarak, blok pupil post operasi
katarak)
e. Akibat pemakaian kortikosteroid sistemik atau topikal dalam jangka waktu
yang lama.
C. UVEITIS ANTERIOR
I. Definisi
Uveitis anterior merupakan peradangan iris dan bagian depan badan
siliar (pars plicata), kadang-kadang menyertai peradangan bagian belakang
bola mata, kornea dan sklera. Peradangan pada uvea dapat mengenai hanya
pada iris yang disebut iritis atau mengenai badan siliar yang di sebut siklitis.
Biasanya iritis akan disertai dengan siklitis yangdisebut iridosiklitis atau uveitis
anterior.
II. Klasifikasi
Menurut klinisnya uveitis anterior dibedakan dalam uveitis anterior akut
yaitu uveitis yang berlangsung selama <6 minggu,onsetnya cepat dan
bersifat simptomatik dan uveitis anterior kronik, uveitis yang berlangsung
selama >6 minggu bahkan sampai berbulan-bulan atau bertahun-tahun,
seringkali onset tidak jelas dan bersifata simtomatik. Pada kebanyakan kasus
penyebabnya tidak diketahui. Berdasarkan patologi dapat dibedakan dua jenis
besar uveitis: yang non-granulomatosa (lebih umum) dan granulomatosa.
Penyakit peradangan traktus uvealis umumnya unilateral, biasanya terjadi
pada orang dewasa dan usia pertengahan. Uveitis non-granulomatosa
terutama timbul di bagian anterior traktus uvealis ini, yaitu iris dan korpus
siliaris. Terdapat reaksi radang, dengan terlihatnya infiltrat sel-sel limfosit
dan sel plasma dengan jumlah cukup banyak dan sedikit mononuklear. Uveitis
granulomatosa yaitu adanya invasi mikroba aktif ke jaringan oleh bakteri. Dapat
mengenai uvea bagian anterior maupun posterior. Infiltrat dominan sel
limfosit, adanya aggregasi makrofag dan sel-sel raksasa multinukleus. Pada
kasus berat dapat terbentuk bekuan fibrin besar atau hipopion di kamera okuli
anterior.
III. Etiologi
Penyebab eksogen seperti trauma uvea atau invasi mikroorganisme atau
agen lain dari luar. Secara endogen dapat disebabkan idiopatik, autoimun,
keganasan, mikroorganisme atau agen lain dari dalam tubuh pasien misalnya
infeksi tuberkulosis, herper simpleks. Etiologi uveitis dibagi dalam:
Berdasarkan spesifitas penyebab :
1. Penyebab spesifik (infeksi)
Disebabkan oleh virus, bakteri, fungi,ataupun parasit yang spesifik.
2. Penyebab non spesifik (non infeksi) atau reaksi hipersensitivitas
Disebabkan oleh reaksi hipersensitivitas terhadap mikroorganisme atau
antigen yang masuk kedalam tubuh dan merangsang reaksi
antigen antibodi dengan predileksi pada traktus uvea.
Berdasarkan asalnya:
1. Eksogen: Pada umumnya disebabkan oleh karena trauma,
operasiintraokuler, ataupun iatrogenik.,
2. Endogen: disebabkan idiopatik, auitoimun, keganasan, mikroorganisme
atau agen lain dari dalam tubuh pasien misalnyainfeksi tuberkulosis, herpes
simpleks.