Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
1/1
PROSEDUR
TETAP
Dr. H. BAKHRIZAL, MKM
Nip. 19670425 199903 1 003
Pemberian atau pelimpahan tindakan medis anestesi dari dokter spesialis
anestesi kepada penatan anestesi
Pengertian
1. Bidang Pelayanan
2. Instalasi Bedah Sentral
Unit terkait
3. IGD
4. Ruang Rawat Inap Bedah
KUNJUNGAN PRE ANESTESI
1/2
PROSEDUR
TETAP
Dr. H. BAKHRIZAL, MKM
Nip. 19670425 199903 1 003
1/2
PROSEDUR
TETAP
1/2
PROSEDUR
TETAP
1. Mengurangi kecemasan
2. Mengurangi sekresi saliva
Tujuan
3. Mencegah reflex-refleks yang tidak di inginkan
4. Sebagai bagian dari anestesi :
4.1. Memudahkan induksi anestesi
4.2. Mengurangi dosis obat anestesi
5. Menghasilkan amnensia
6. Menghasilkan analgesia
7. Mencegah muntah
8. Menaikan pH cairan lambung
9. Mencegah reaksi alergi
Kebijakan Berdasarkan SK Direktur No. Tentang Kebijakan Pelayanan
Anestesi
A. Persiapan Alat
1. Spuit sesuai kebutuhan
prosedur
2. Kapas injeksi
B. Persiapan Obat
1. Golongan hipnotik sedative
1.1. Diazepam
1.2. Sedacum
2. Golongan analgetik narkotik
2.1. Petidin
2.2. Fenthanyl
3. Golongan Antikolinergik
Sulfas Atropin
4. Anti muntah
4.1. Ondansetron
4.2. Trovensis
5. H2 Reseptor antagonis
Ranitidin
6. Anti alergi
Dexamethason
C. Prosedur Kerja
1. Siapkan obat dan alat yang dibutuhkan sesuai dengan
perencanaan anestesi
2. Obat diberikan dengan memperhitungkan
1/3
PROSEDUR
TETAP
A. Persiapan alat.
1. Alat anestesi
Prosedur
1.1. Mesin anestesi
1.2.Monitor elektrik
1.3. Stetoskop
2.5. Kasa
2.6.Bengkok
2.7.Plester
B. Persiapan obat
1. Inhalasi
1.1. O2 & N2O
2. Premedikasi
2.1Fentanyl (100 mg/ 2ml) di encerkan jadi 10 ml (10 mg/ml))
Sedacum (5 mg/ 5ml)
2.3. Sulfas atropin (0,25mg/ml
3. Induksi
3.1 Propofol 200 mg/20 ml, sediaan cair
3.2.Ketalar 1000mg/ 10ml, sedian cair
C. Langkah kerja
1. Pre induksi :
1.1. Periksa mesin anestesi, alat penghisap/suction, peralatan
pemeliharaan jalan nafas, obat obatan.
1.2. Pasang monitor anestesi dan periksa fungsinya.
1.3. Berikan obat obat premedikasi sesuai perencanaan
anestesi.
1.4. Berikan O2 100 % melalui sungkup muka selama 1 – 3
menit.
2. Semua obat disiapkan, kemudian obat dimasukansesuai
perencanaan Induksi
3. Setelah pasien tidur,pasang masker / Laringeal Mask /
Endotrakeal Tubesesuai kebutuhan
4. Pemeliharaan anestesi dilakukan dengan inhalasi ataupun
dengan intra vena
5. Jika diperlukan pelumpuh otot dapat diberikan sesuai kebutuhan.
6. Sebelum operasi selesai diberikan obat analgetik.
7. Pemberian O2 100 % setelah anestesi dihentikan.
8. Rongga orofaring dibersihkan dengan penghisap lendir.
9. Jika terpasang Endotrakeal Tube , ekstubasi dilakukan jika
refleks jalan nafas sudah berfungsi kembali, pasien bernafas
spontan.
10. Pemakaian obat obat premedikasi, obat anestesi dan
pemantauan selama enestesi dicatat dalam rekam medis pasien
1/3
PROSEDUR
TETAP
A. Persiapan alat :
1. Alat Anestesi
prosedur
1.1. Mesin anestesi
1.2. Monitor elektrik
1.3. Suction dan kanula suction
1.4. Stateskop
1.5. Laringoskop
1.6. Endotrakeal tube
1.7. Guedel
1.8. Spuit 20 cc untuk fiksasi
1.9. Spuit 3cc dan 5 cc sesuai kebutuhan
1.10. Jarum spinal dengan ujung tajam
1.11. Peralatan a dan anti septik seperti betadine dan alkohol.
1.12. Alas kain steril
1.13. Plester
1.14. Kasa Steril
2. Obat
2.1. Obat anestesi lokal
2.1.1. Bufivacain 20 mg / 4ml
2.1.2. Decain 20 mg / 4 ml
2.2. Obat pre-medikasi
2.2.1. Ranitidin 100 mg / 2 ml
2.2.2. Ondansetron 4 mg / 2 ml
2.3. Obat campuran untuk memperkuat efek obat dan
memperpanjang durasi anestesi lokal
2.3.1. Catapres
2.3.2. Fentanyl 100 mg / 2 ml
2.4. Obat emergency
2.4.1. Sulfas Atropin 0,25 mg / 1 ml
2.4.2. Efedrin 50 mg / 1 ml
2.4.3. Adrenalin
2.4.4. Dexamethason
2.5. Cairan kristaloid dan Koloid
2.6. Obat Analgetik
2.7. Obat obat anestesi umum
B. Persiapan pasien
Sesuai dengan persiapan pasien dengan anestesi umum.
C. Langkah kerja
1. Periksa semua persiapan kerja alat dan obat obatan
2. Setelah pasien dipindahkan ke meja operasi pasang monitor
3. Berikan cairan kristaloid / RL cepat minimal 500 ml
4. Atur posisi pasien duduk atau posisi tidur lateral dekubitus
5. Lakukan tindakan a atau antiseptik
6. Jarum spinal ditusukan ke celah intervetebra L2 – L3 atau L3 –
L4 atau L4 – L5
7. Mandrin jarum spinal di cabut dan setelah keluar cairan liguor /
cairan spinal pasang spuit yang berisi obat anestesi lokal dan
dimasukan pelan-pelan dan diselingi dengan aspirasi sedikit
untuk meyakinkan posisi jarum tetap baik
8. Lakukan tekhnik a atau antiseptik
9. Atur posisi pasien telentang kembali
10. Monitor tensi, nadi, pernafasan dan kesadaran pasien
11. Nilai ketinggian hambatan sensorik dan motorik dengan uji Pin-
Prick dan skala Bromage
12. Setelah adekuat operasi dapat dilakuakan
13. Setelah selesai operasi dapat diberikan obat analgetik
14. Pemakaian obat obat premedikasi dan obat anestesi serta
monitoring selama anestesi dicatat dalam rekam medis pasien
1/3
PROSEDUR
TETAP
prosedur
1. Handscoen
2. Monitor elektrik
3. Stateskop
4. Jarum spinal
5. Spuit 3 dan 5 ml
6. Kassa steril
7. Alas kain steril
8. Bengkok
9. Plester
10. Alat alat emergensi
10.1. Ambubag dewasa
10.2. Guedel
11. Obat obatan :
11.1. Bufivacain
11.2. Fenthanyl
11.3. Catapres
11.4. Efedrin
11.5. Ondansetron
11.6. Ranitidin
11.7. Oksigen
11.8. Cairan RL
11.9. Obat obat emergensi
11.9.1. Sulfas Atropin
11.9.2. Dexamethason
11.9.3. Adrenalin
B. Persiapan Pasien
C. Cara Kerja
Pasien yang dilakukan tindakan ILA adalah pasien yang sedang
menjalani persalinan kala I dengan pembukaan porsio lebih dari 5 cm,
presentasi kepala dengan kemungkinan besar dapat melewati jalan
lahir tanpa kontra indikasi seperti resiko perdarahan, hipertensi berat,
gagal organ, riwayat trauma atau defek tulang belakang, adapun
tekhniknya :
1/1
PROSEDUR
TETAP
1/2
PROSEDUR
TETAP
Tindakan yang dlakukan oleh personil atau tim anestesi selama tindakan
anestesi ( umum dan regional ) dan pembedahan
Pengertian
1/2
PROSEDUR
TETAP
1/2
PROSEDUR
TETAP
1/1
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Agar pasien bisa di bawa dan dipindahkan lagi ke tempat tidur lain
Tujuan
1/2
PROSEDUR
TETAP
1/3
PROSEDUR
TETAP
Kebijakan
A. Persiapan :
1. Status Rekam Medis pasien
Prosedur
2. Hasil pemeriksaan penunjang
3. Formulir transfer pasien
4. Peralatan medis yang diperlukan sesuai kondisi pasien
B. Pelaksanaan
1. Informasikan pada pasien dan keluarga tentang rencana transfer
yang akan dilakukan
2. Lakukan koordinasi dengan perawat/petugas unit yang dituju dan
komunikasikan tentang rencana pemindahan pasien yang
meliputi :
a) Identitas pasien ( nama, tgl lahir, jenis kelamin )
b) Diagnosa medis dan riwayat penyakit
c) Rencana tindakan yang akan dilakukan
3. Periksa kelayakan kondisi pasien untuk transfer ( oleh DPJP/dr.
Anestesi/dr. IGD/dr. ruangan )
4. Tentukan SDM yang akan mendampingi pasien selama transfer
dengan ketentuan sebagai berikut :
a) Pasien level 0, didampingi oleh perawat dan brangkar man
yang memiliki kompetensi minimal kemampuan BLS
b) Pasien level 1, didampingi perawat yang memiliki
kompetensi BLS dan cara pemberian O2 dan obat-obatan
yang spesifik, melakukan suction dan brangkar man yang
memiliki kompetensi BLS
c) Pasien level 2, didampingi oleh perawat yang mempunyai
kompetensi level 1 ditambah kompetensi memberikan
bantuan pernafasan menggunakan ambubag, perawatan
tracheostomi dan pengalaman kerja merawat pasien pasien
kritis serta brangkar man dengan kompetensi BLS
d) Pasien level 3, didampingi oleh perawat dengan kompetensi
seperti level 2 ditambah kompetensi ACLS dan pengetahuan
tentang panduan monitor pasien saat transfer dan brangkar
man dengan kompetensi BLS
5. Siapkan peralatan yang harus disertakan saat transfer sesuai
dengan kondisi pasien berdasarkan level, yaitu :
a) Pasien level 0, Status rekam medis pasien, hasil
pemeriksaan penunjang, formulir transfer/serah terima yang
sudah diisi lengkap, kursi roda/tempat tidur
b) Pasien level 1, semua peralatan pada level 0 ditambah
dengan tabung O2 dan kanul, standar infus
c) Pasien level 2, semua peralatan pada level 1 ditambah
dengan monitor bila memungkinkan
d) Pasien level 3, semua peralatan level 2 ditambah dengan
alat bantu pernafasan bila diperlukan
6. Isi formulir pemindahan antar ruangan dengan lengkap
7. Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital pasien, sebelum
pasien ditransfer oleh perawat pendamping, catat dalam catatan
keperawatan
8. Antar pasien ke unit yang akan dituju
9. Monitor keadaan umum, kesadaran selama transfer
10. Lakukan serah terima dengan perawat unit yang dituju
Hal-hal yang diserah terimakan :
a) Identitas pasien ( nama, tanggal lahir, jenis kelamin )
b) Dokter yang merawat
c) Diagnosa medis dan riwayat penyakit
d) Keadaan umum, kesadaran dan hasil observasi tanda-tanda
vital pasien
e) Tindakan yang telah dilakukan
f) Terapi yang telah diberikan ( cairan infus, obat-obatan )
g) Pemeriksaan penunjang yang telah dilakukan ( laboratorium,
radiologi dll serta follow up hasil pemeriksaan yang belum
selesai )
h) Riwayat alergi
i) Rencana tindakan, pemeriksaan penunjang, terapi yang akan
dilakukan/dilanjutkan.
j) Status Rekam Medis Pasien
k) Daftar barang pasien jika tidak ada keluarga
l) Informasi lain yang dianggap perlu
m) Tanda tangani formulir serah terima
n) Kembalikan peralatan yang telah dipakai saat transfer ke
tempat semula
C. Hal-hal yang perlu diperhatiakn
Pastikan level kondisi pasien :
1. Level 0 : pasien yang hanya membutuhkan ruang perawatan
biasa.
2. Level 1 : pasien yang beresiko mengalami perburukan kondisi,
pasien yang sebelumnya menjalani perawatan di High
NursingDeppedency
3. Level 2 : pasien yang memerlukan observasi dan intervensi lebih
ketat, termasuk penangganan kegagalan satu sistem organ atau
perawatan pasca operasi
4. Level 3 : pasien yang membutuhkan bantuan pernafasan lanjut (
Advanced Respiratory Support ) atau bantuan nafas dasar (
Basic Respiratory Support ) dengan dukungan / bantuan pada
minimal 2 sistem organ, termasuk pasien-pasien yang
membutuhkan penangganan kegagalan multi organ.
1/1
PROSEDUR
TETAP
Serah terima pasien pre operasi yang dilakukan antara petugas rawat
inap, IGD, dengan petugas kamar operasi
Pengertian
Prosedur
Unit terkait
SOP
1/1
PROSEDUR
TETAP
Pengertian
Tujuan
Prosedur
Unit terkait
Aldrette Score
Steward Score
Kesadaran Menangis 2
1
Bereaksi terhadap rangsang
0
Tidak bereaksi
KRITERIA SKOR