Sei sulla pagina 1di 18

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pertukaran Ion

Pertukaran ion secara luas digunakan untuk pengolahan air dan limbah cair, terutama digunakan
pada proses penghilangan kesadahan dan dalam proses demineralisasi air.Proses pertukaran ion pada
industri pengolahan air dan limbah cair, banyak diterapkan untuk proses penghilangan kesadahan dan
demineralisasi air. Sebagai bahan yang digunakan untuk keperluan proses ini dapat dibedakan menurut
ion penukarnya, yakni catiaon exchange pertukaran ion positif) dan anion exchange (pertukaran ion
negatif). Sebagai bahan penukar ion positif yang umumnya digunakan adalan ion Natriun (Na+) dan ion
hidrogen (H+), sedangkan bahan penukar ion negatif umumnya yang digunakan adalah (OH-).

2.2 Prinsip-prinsip Pertukaran Ion

Pertukaran ion adalah sebuah proses fisika-kimia. Pada proses tersebut senyawa yang tidak larut,
dalam hal ini resin, menerima ion positif atau negatif tertentu dari larutan dan melepaskan ion lain ke
dalam larutan tersebut dalam jumlah ekivalen yang sama. Jika ion yang dipertukarkan berupa kation,
maka resin tersebut dinamakan resin penukar kation, dan jika ion yang dipertukarkan berupa anion, maka
resin tersebut dinamakan resin penukar anion.

Dalam pengolahan air minum, media ion exchange harus memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

a. Memiliki ion dalam media ion exchange itu sendiri;


b. Tidak larut dalam air;
c. Memiliki luas permukaan yang cukup pada struktur pori-pori sehingga mudah bagi ion untuk
melewatinya;
d. Memiliki kapasitas ion exchange dan dapat diregenerasi dengan bahan kimia yang sesuai;
e. Bersifat tahan lama dan stabil secara kimia;
f. Tidak beracun dan dalam penggunaannya tidak mewarnai air.

Fungsi dari ion exchange adalah:

a. Demineralisi air;

b. Penyisihan amoniak;

c. Penyisihan logam berat;


d. Pengolahan radioaktif tingkat tinggi dan tingkat rendah.

Kriteria desain kolom penukar ion:

a. Kedalaman resin 2,0-8,5 ft;


b. Laju alir larutan 1-8 gpm/ft2;
c. Ukuran diameter butiran (0,1-1) mm;
d. Tingkat kolom harus memungkinkan terjadinya ekspansi resin (resin bergerak
mengembang) selama backwash, tinggi maksimum kolom ± 12 ft;
e. Selama backwash, zeolit berekspansi 25% dari kedalamannya sedangkan resin sintetis akan
mengembang 75-100% dari kedalamannya semula;
f. Bila tinggi kolom yang dikehendaki besar dari 12 ft, digunakan 2 buah kolom.

Salah satu jenis kolom ialah kolom silinder baja dengan tinggi kolom 12 ft dan diameter 3 inchi.

Contoh reaksi pertukaran kation dan reaksi pertukaran anion disajikan pada reaksi (2.1) dan (2.2)
di bawah ini :

Reaksi pertukaran kation :

2NaR (s) + CaCl2 (aq) CaR(s) + 2 NaCl(aq) (2.1)

Reaksi pertukaran anion :

2RCl (s) + Na2SO4 R2SO4(s) + 2 NaCl (2.2)

Reaksi (2.1) menyatakan bahwa larutan yang mengandung CaCl2 diolah dengan resin penukar kation
NaR, dengan R menyatakan resin. Resin mempertukarkan ion Na+ larutan dan melepaskan ion Na+ yang
dimilikinya ke dalam larutan. Proses penukaran kation yang diikuti dengan penukaran anion untuk
mendapatkan air demin (demineralized water). Tahap terjadinya reaksi pertukaran ion disebut tahap
layanan (service).

Jika resin tersebut telah mempertukarkan semua ion Na+ yang dimilikinya, maka reaksi
pertukaran ion akan terhenti. Pada saat itu resin dikatakan telah mencapai titik habis (exhausted),
sehingga harus diregenerasi dengan larutan yang mengandung ion Na+ seperti NaCl. Tahap regenerasi
merupakan kebalikan dari tahap layanan.Reaksi yang terjadi pada tahap regenerasi merupakan kebalikan
reaksi (2.1). Resin penukar kation yang mempertukarkan ion Na+ tahap tersebut di atas dinamakan resin
penukar kation dengan siklus Na. Resin penukar kation dengan siklus H akan mempertukarkan ion H+
pada tahap layanan dan regenerasi.

Gambar Proses penukaranion Ca Gambar Proses Demineralisasi


dengan Na (Pelunakan)
2.3Jenis-jenis Resin Penukar Ion

Resin adalah suatu polimer yang secara elektris memiliki muatan yang satu ionnya dapat
digantikan oleh ion lainnya. Sering kali resin dipakai untuk menghilangkan molekul yang besar dari air
misalnya asam humus, lignin, asam sulfonat. Untuk regenerasi dipakai garam alkali atau larutan natrium
hidroksida, bisa juga dengan asam klorida jika dipakai resin dengan sifat asam.Dalam regenerasi itu
dihasilkan eluen yang mengandung organik dengan konsentrasi tinggi.

Untuk proses air minum sampai sekarang hanya dipakai resin dengan sifat anionik.ibedakan atas
dua jenis:

1. Resin alami

Umumnya yang digunakan adalah zeolit, yaitu mineral yang terdiri dari kristal alumino silikat
terhidrasi yang mengandung kation alkali atau alkali tanah dalam kerangka tiga dimensi

2. Resin buatan atau sintesis

Resin penukar ion sintetis merupakan suatu polimer yang terdiri dari dua bagian yaitu struktur
fungsional dan matrik resin yang sukar larut.

Resin penukar ion ini dibuat melalui polimerisasi kondensasi phenol dengan formaldehid yang
kemudian diikuti dengan reaksi sulfonasi untuk memperoleh resin penukar ion asam kuat.Resin sintesis
memiliki kapasitas ion exchange yang lebih besar dari resin alami baik dari segi penukaran kation
maupun anion. Biasanya resin sintesis terdiri dari polimerasi material organik syrene dan DVB
(divinylbenzene).

Berdasarkan jenis gugus fungsi yang digunakan, resin penukar ion dapat dibedakan menjadi
empat jenis, yaitu :

1. resin penukar kation asam kuat


2. resin penukar kation asam lemah
3. resin penukar anion basa kuat, dan
4. resin penukar anion basa lemah
Resin penukar kation mengandung gugus fungsi seperti sulfonat (R-SO3H), phosphonat (R-
PO3H2), phenolat (R-OH), atau karboksilat (R-COOH), dengan R menyatakan resin. Gugus fungsi pada
resin penukar ion asam kuat adalah asam kuatseperti sulfonat, phosphonat, atau phenolat, dan gugus
fungsi pada resin penukar asam lemah adalah karboksilat.
Gugus fungsi pada resin penukar anion adalah senyawa amina (primer/R-NH2, sekunder/R-N2H,
tersier/R-R'2N) dan gugus ammonium kuartener (R-NR'3/tipe I, R-R'3N+OH/tipe II), dengan R'
menyatakan radikal organik seperti CH3. Resin anion yang mempunyai gugus fungsi ammonium
kuartener disebut resin penukar anion basa kuat dan resin penukar anion basa lemah mempunyai gugus
fungsi selain ammonium kuartener.

 Resin Penukar Kation Asam Kuat


Resin penukar kation asam kuat yang beroperasi dengan siklus H, regenerasi dilakukan
menggunakan asam HCl atau H2SO4. Reaksi pada tahap layanan adalah sebagai berikut :

(2.3)

Konsentrasi asam keseluruhan yang dihasilkan oleh reaksi (2.3) disebut Free Mineral Acid (FMA).Jika
nilai FMA turun, berarti kemampuan resin mendekati titik-habis dan regenerasi harus dilakukan. Reaksi
pada tahap regenerasi adalah sebagai berikut :

(2.4)

 Resin Penukar Kation Asam Lemah


Gugus fungsi pada resin penukar kation asam lemah adalah karboksilat (R- COOH). Jenis resin
ini tidak dapat memisahkan garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat, tetapi dapat menghilangkan
kation yang berasal dari garam bikarbonat untuk membentuk asam karbonat, atau dengan kata lain resin
ini hanya dapat menghasilkan asam yang lebih lemah dari gugus fungsinya.

Reaksi-reaksi yang terj adi pada tahap layanan untuk resin penukar kation asam lemah dengan
siklus H, dinyatakan oleh reaksi-reaksi berikut ini :
(2.5)

Larutan regenerasi dan reaksi yang terjadi pada tahap regenerasi identik dengan resin penukar kation
asam kuat.

 Resin Penukar Anion Basa Kuat


Resin penukar kation asam kuat siklus hidrogen akan mengubah garam-garam terlarut menjadi
asam (reaksi 2.4), dan resin penukar anion basa kuat akan menghilangkan asam-asam tersebut, termasuk
asam silikat dan asam karbonat. Reaksi- reaksi yang terjadi pada tahap layanan dan regenerasi adalah
sebagai berikut :

(2.6)

(2.7)

(2.8)

(2.9)
 Resin Penukar Anion Basa Lemah
Resin penukar anion basa lemah hanya dapat memisahkan asam kuat seperti HCl dan H2SO4 ,
tetapi tidak dapat menghilangkan asam lemah seperti asam silikat dan asam karbonat, oleh sebab itu resin
penukar anion basa lemah acap kali disebut sebagai acid adsorbers. Reaksi-reaksi yang terjadi pada tahap
layanan adalah sebagai berikut :

(2.10)

Resin penukar anion basa lemah dapat diregenerasi dengan NaOH, NH4OH atau N2CO3 seperti
ditunjukkan oleh reaksi di bawah ini :

(2.11)

2.4 Proses Demineralisasi

Proses demineralisasi adalah suatu proses penghilangan garam-garam mineral yang ada didalam
air, sehingga air yang dihasilkan mempunyai kemurnian yang tinggi. Padadasarnya proses ini seperti apa
yang dilakukan didalam pelunakan air secara pertukaran ion. Bahan penukar ion yang digunakan terdiri
dari penukar kation dan penukar anion. Penukar kation dikenal orang dengan sebutan Resin asam karena
penukar ion-nya adalah ion hidrogen (H+), sedangkan penukar anion dikenal dengan sebutan Resin basa

karena penukar ion-nya adalah ion hidroksida (OH-). Resin asam secara umum ditulis dengan simbul H2R

dan Resin basa dengan simbul R(OH)2.


Gambar Proses Demineralisasi dengan Pertukaran Ion

Kedua macam Resin ini dapat ditempatkan secara terpisah pada dua buah bejana ataupun dalam
satu buah bejana.Susunannya harus berurutan (seri) dimana yang pertama adalah Resin asam dan yang
berikutnyaadalah Resin basa. Resin asam berfungsi untuk merubah garam-garam mineral menjadi asam,
dan Resin basa berfungsi untuk merubah (menetralkan) asam yang dihasilkan dari reaksi pertama menjadi
air murni.

2.5Operasi Sistem Pertukaran Ion


Operasi sistem pertukaran ion dilaksanakan dalam empat tahap, yaitu :

1. tahap layanan (service)


2. tahap pencucian balik (backwash)
3. tahap regenerasi, dan
4. tahap pembilasan.

2.6Tahap Layanan
Tahap layanan adalah tahap dimana terjadi reaksi pertukaran ion, seperti ditunjukkan oleh reaksi-
reaksi (2.3), (2.5), (2.6), (2.7) dan (2.8) di atas.Watak tahap layanan ditentukan oleh konsentrasi ion yang
dihilangkan terhadap waktu, atau volume air produk yang dihasilkan.

Hal yang penting pada tahap layanan adalah kapasitas (teoritik dan operasi) dan beban pertukaran
ion (ion exchange load). Kapasitas pertukaran teoritik didefinisikan sebagai jumlah ion secara teoritik
yang dapat dipertukarkan oleh resin per satuan massa atau volume resin. Kapasitas pertukaran ion teoritik
ditentukan oleh jumlah gugus fungsi yang dapat diikat oleh matriks resin. Kapasitas operasi adalah
kapasitas resin aktual yang digunakan untuk reaksi pertukaran pada kondisi tertentu. Beban pertukaran
ion adalah berat ion yang dihilangkan selama tahap layanan dan diperoleh dari hasil kali antara volume air
yang diolah selama tahap layanan dengan konsentrasi ion yang dihilangkan. Tahap layanan ini dilakukan
dengan cara mengalirkan air umpan dari atas (down flow).

2.7Tahap Pencucian Balik


Tahap pencucian balik dilakukan jika kemampuan resin telah mencapai titik habis. Sebagai
pencuci digunakan air produk. Pencucian balik mempunyai sasaran sebagai berikut:

1. pemecahan resin yang tergumpal


2. penghilangan partikel halus yang terperangkap dalam ruang antar resin
3. penghilangan kantong-kantong gas dalam unggun, dan
4. pembentukan ulang lapisan resin Pencucian balik dilakukan dengan pengaliran
air dari bawah ke atas (up flow). Pada tahap ini terjadi pengembangan unggun

antara 50 hingga 70%.

2.8Tahap Regenerasi
Tahap regenerasi adalah operasi penggantian ion yang terserap dengan ion awal yang semula
berada dalam matriks resin dan pengembalian kapasitas ke tingkat awal atau ke tingkat yang diinginkan.

Larutan regenerasi harus dapat menghasilkan titik puncak (mengembalikan waktu regenerasi dan
jumlah larutan yang digunakan). Jika sistem dapat dikembalikan ke kemampuan pertukaran awal, maka
ekivalen ion yang digantikan harus sama dengan ion yang dihilangkan selama tahap layanan. Jadi secara
teoritik, jumlah larutan regenerasi (dalam ekivalen) harus sama dengan jumlah ion (dalam ekivalen) yang
dihilangkan (kebutuhan larutan regenerasi teoritik). Operasi regenerasi agar resin mempunyai
kapasitas seperti semula sangat mahal, oleh sebab itu maka regenerasi hanya dilakukan untuk
menghasilkan sebagian dari kemampuan pertukaran awal.Upaya tersebut berarti bahwa regenerasi
ditentukan oleh tingkat regenerasi (regeneration level)yang diinginkan.Tingkat regenerasi dinyatakan
sebagai jumlah larutan regenerasi yang digunakan per volume resin.Perbandingan kapasitas operasi yang
dihasilkan pada tingkat regenerasi tertentu dengan kapasitas pertukaran yang secara teoritik yang dapat
dihasilkan pada tingkat regenerasi itu disebut efisiensi regenerasi. Efisiensi regenerasi resin penukar
kation asam kuat yang diregenerasi dengan H2 anion basa kuat yang diregenerasi dengan NaOH antara
20-50%, oleh sebab itu pemakaian larutan regenerasi 2-5 kali lebih besar dari kebutuhan teoritik. Pada
resin penukar kation asam lemah dan resin penukar anion basa lemah efisiensi dapat mendekati harga
100%, atau dengan kata lain kebutuhan larutan regenerasi untuk resin penukar golongan lemah lebih
sedikit.Hal tersebut dapat dijelaskan dengan dua alasan.Pertama, kekariban resin golongan lemah dengan
ion H dan ion OH lebih besar dibandingkan dengan resin golongan kuat.Kedua, nilai koefisien selektivitas
untuk regenerasi adalah kebalikan dari koefisien selektivitas untuk pertukaran awal.

Gambar Proses Reaksi Pelunakan dan Reaksi Regenerasi

Besaran untuk menyatakan tingkat efisiensi penggunaan larutan regenerasi adalah nisbah
regenerasi (regeneration ratio) yang didefinisikan sebagai berat larutan regenerasi dinyatakan dalam
ekivalen atau gram CaCO3 dibagi dengan beban pertukaran ion yang dinyatakan dalam satuan yang sama.
Semakin rendah nisbah regenerasi, semakin efisien penggunaan larutan regenerasi.Harga nisbah
regenerasi merupakan kebalikan harga efisiensi regenerasi.Operasi regenerasi dilakukan dengan
mengalirkan larutan regenerasi dari atas.

2.9Tahap Pembilasan
Tahap pembilasan dilakukan untuk menghilangkan sisa larutan regenerasi yang terperangkap oleh
resin. Pembilasan dilakukan menggunakan air produk dengan aliran down flow dan dilaksanakan dalam
dua tingkat, yaitu :

1. tingkat laju alir rendah untuk menghilangkan larutan regenerasi, dan


2. tingkat laju alir tinggi untuk menghilangkan sisa ion.
Limbah pembilasan tingkat laju alir rendah digabungkan dengan larutan garam dan dibuang, sedangkan
limbah pembilasan tingkat laju alir tinggi disimpan dan digunakan sebagai pelarut senyawa untuk
regenerasi.

2.10Penghilangan Gas (Deaerator)


Penghilangan gas dilakukan sebelum air keluaran kolom kation diolah di kolom resin penukar
anion dimaksudkan untuk mengurangi beban pertukaran pada kolom penukar anion, yang berarti juga
mengurangi penggunaan larutan regenerasi. Setelah tahap pertukaran kation di resin penukar kation siklus
hidrogen, alkalinitas bikarbonat yang dikandung dalam air umpan akan dikonversi menjadi asam karbonat
dan karbon dioksida, seperti disajikan pada reaksi (4.26) di bawah ini :

CO2 + H2O ↔ H2CO3 ↔ H+ + HCO3-


Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : karena air keluaran resin penukar kation bersifat
asam, maka reaksi kesetimbangan di atas akan bergeser ke kiri. Air yang diolah di kolom degasifier
mengandung karbon dioksida yang ekivalen dengan alkalinitas bikarbonat ditambah dengan jumlah
karbon dioksida yang larut dalam air tersebut.

Cara kerja kolom degasifier mengikuti teori-teori yang berlaku untuk proses stripping
(pelucutan). Kandungan CO2dalam air dilucuti menggunakan udara yang dihembuskan oleh blower
(Gambar 4.15) atau secara vakum (Gambar 4.16). Pemakaian kolom degasified dapat mengurangi
kandungan karbon dioksida menjadi 5 mg/l.

Gambar Penghilangan gas dengan menggunakan blower (Forced Draft Aerator)


Gambar Deaerator secara vakum

2.11 Manfaat Proses Ion Exchnge Bagi Industri

Pada umumnya pertukaran ion digunakan untuk menghilangkan beberapa senyawa organik,
misalnya pada suatu proses kimia di industri akan dihilangkan senyawa organik yang memiliki bau,
warna, dan rasa.

 Pemurnian Air
 Produksi air kemurnian tinggi
 Pemisahan Logam
 Katalisis
 Gula Manufactur
 Farmasi
 Desalinasi
 Demineralisasi
 Deklorisasi
TUGAS UTILITAS

“Ion Exchange”

Disusun Oleh :

Daniel Roberto C 21030112130137


Yuntika Siti Hutami 21030112130139
Bella Azaria Susanto 21030112130141
Ulul Ilma N 21030112140185
Suryo Tetuko 21030112120028
Angel Natalis 21030112140039
Rizki Angga Anggita 21030112140036
Rizkia Risang K 21030112140041
Salma Nurjihan 21030112130153
Estiono Nugroho 21030112130158
Tegar Fauziyyah P L 21030111120027
Rizqi Cahya Kencana 21030111130102

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2014
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, hingga saat ini tetap melaksanakan
pembangunan industri. Meningkatnya jumlah industri tidak hanya memberikan dampak positif,tetapi juga
memberikan dampak negatif, misalnya pencemaran lingkungan yang diakibatkan olehlimbah industri,
yang dapat menyebabkan penurunan kualitas lingkungan.

Dampak pencemaran lingkungan yang mungkin timbul akibat limbah cair yang dihasilkandari
kegiatan industri dapat diketahui dengan mengukur konsentrasi parameter-paremeter limbahcair, baik
berupa paramater fisik, parameter kimia (organik dan anorganik) ataupun parameterbiologi.

Air konsumsi adalah air yang memenuhi persyaratan sebagaimana


d i t e t a p k a n Kepmenkes RI No. 907/MENKES/SK/VII/2002 tanggal 29 Juli 2002 tentang Syarat-syarat
danPengawasan Kualitas Air Minum yaitu kadar Fe sebesar 0,3 mg/l. Secara kualitas, ditemukanbeberapa
penyimpangan terhadap parameter kualitas air bersih, baik kualitas fisik, kimia, biologi,ataupun
radioaktif. Penurunan kualitas air diantaranya diakibatkan oleh adanya kandungan besiyang sudah ada
pada tanah karena lapisan- lapisan tanah yang dilewati air mengandung unsur-unsur kimia tertentu, salah
satunya adalah persenyawaan besi.

Proses pertukaran ion adalah proses di mana suatu material atau bahan tidak
larutmenangkap ion-ion bermuatan baik positif maupun negatif dari suatu larutan dan melepaskanion-ion
bermuatan sejenis ke dalam larutan dalam jumlah yang setara. Bila proses pertukarantelah mencapai
titik jenuh, maka dilakukan proses regenerasi dengan tujuan agar kapasitaspenukaran
material penukar ion dapat kembali seperti semula.Untuk menjadi penukar ion yang efektif, suatu resin
penukar ion harus mempunyai ion-ion yang mudah bertukar dalam struktur yang tidak
mudah larut dalam air, dan ruangan yangcukup dalam strukturnya untuk menjamin kebebasan ion-
ion bergerak keluar dan masuk dalammatriks bahan

1.2 Rumusan Masalah

Banyak metode yang dapat digunakan untuk penghilangan mineral (penyisihan kesadahan) yang
terkandung pada air diantaranya adalah dengan mengunakan
metodepenukarion (ion exchange).Padametodepenukarionmediayangseringdigunakanadalahberuparesin.R
esinpenukarionmerupakansuatupolimer yang mempunyai gugus tertentu.Pada dasarnya resin penukar ion
dibagi menjadi 2 jenis yaitu kation dan anion, dimanakemampuan dalam proses penukaran ion
dipengaruhi oleh banyaknya bagian sisi aktif yangterkandung dalam resin dan kemampuan penukaran
ionnya. Konsentrasi sisi aktif dankemampuan pernukaran ion suatu resin biasanya tercantum dalam
properties resin tersebut.

Permasalahannya yang muncul adalah bagaimana cara memaksimalkan konsentrasi sisiaktif dan
kemampuan penukaran ion suatu resin

1.3Tujuan Penulisan

1. Mengetahui prinsip-prinsip pertukaran ion

2. Menjelaskan pengolahan air (penghilangan kesadahan, demineralisasi) dengan cara ion exchange
dengan menggunakan resin.

1.4 Manfaat Penulisan

1. Memberikan informasi kepada pembaca tentang prinsip kerja pertukaran ion

2. Memberikan informasi kepada pembacacara pengolahan air dengan metode ion exchange dengan
menggunakan resin.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ion Exchange adalah proses penyerapan ion – ion oleh resin dengan cara Ion-ion dalam fasa cair
(biasanya dengan pelarut air) diserap lewat ikatan kimiawi karena bereaksi dengan padatan resin.
Resin sendiri melepaskan ion lain sebagai ganti ion yang diserap. Selama operasi berlangsung setiap
ion akan dipertukarkan dengan ion penggantinya hingga seluruh resin jenuh dengan ion yang
diserap.

Resin penukar ion adalah suatu struktur polimer yang mengandung suatu gugus aktif yang terikat
pada kerangka organic. Proses pembentukan resin terdiri dari dua tahap yaitu pembentukan kerangka dan
pembentukan gugus aktif. Pada pembentukan kerangka digunakan cros linked polystyrene yang dibentuk
dari tetesan cairan monomer yang disuspensikan dalam air. Dari proses tersebut diperoleh butiran yang
keras,transparan,tidak berwarna dan kedap air. Pada resin penukar ion ada 2 jenis yaitu resin penukar
anion dan resin penukar kation.

Pada resin penukar kation misalnya RSO3H, gugus aktif SO3memiliki daya afinitas yang lebih
besar terhadap kation-kation lain bila dibandingkan H+. Tetapi sebaliknya dapat pula terjadi pada
regenerasi. Hal ini dapat terjadi kalau konsentrasi H+ dalam larutan sangat tinggi.Apabila H+, RSO3H
telah digantikan semua oleh kation-kation atau resin itu sudah jenuh, maka resin itu tidak aktif lagi.
Sehingga harus diaktifkan lagi dengan cara regenerasi. Setelah tahap regenerasi maka perlu dilakukan
pembilasan terhadap resin. Pembilasan yang dilakukan terdiri dari dua tahap yaitu pembilasan awal untuk
menghilangkan sisa-sisa regenerasi yang masih menempel pada resin dan pembilasan akhir untuk
menghilangkan kemungkinan garam yang terbentuk.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.Anion dan Kation.http://auroracahya.wordpress.com/2012/03/15/anion-dan-kation/.


Access: 30 September 2014

Lakraimi, M., Legrouri, A., Barroug, A., de Roy, A., and Besse, J. P., 2000,Preparation of a new
stablehybrid material by chloride/2.4-dichlorophenoxyacetate ion exchange into the zinc-
aluminiumchloridelayered double hydroxide, Journal of Materials Chemistry, 10, 1007-1011

Setiadi. 2007. Pengolahan dan Penyediaan Air.Balai Pustaka :Bandung

Wahono.2007.Resin Penukar Ion.Balai Pustaka : Jakarta

Potrebbero piacerti anche