Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Known by,
Responsibility Lecturer
(McMurry, 2011:
Tyrosine Aspartic acid 505-507).
Phenylalanine, tyrosine, and tryptophan, with their aromatic side chains,
are relatively nonpolar (hydrophobic). All can participate in hydrophobic
interactions. The hydroxyl group of tyrosine can form hydrogen bonds, and it is
an important functional group in some enzymes. Tyrosine and tryptophan are
significantly more polar than phenylalanine, because of the tyrosine hydroxyl
group and the nitrogen of the tryptophan indole ring. (Nelson, 2004: 75).
A peptide bond is an amide bond that forms when the of one amino acid
reacts with the of the next amino acid. The linking of two or more amino acids by
peptide bonds forms a peptide. A chain of five amino acids is a pentapeptide, and
long chains of amino acids are called polypeptides. The dipeptide forms when the
carbonyl group in glycine bonds to the N atom in of alanine. During the
amidation, the O atom removed from the carboxylate combines with two H atoms
from ¬NH3 to produce H2O
5. Hydrolysis of Protein
No. Activities Result
0,5 gr of casein + 10 mL of HCl 20% The color of solution is
colorless.
Heated until 30 minutes The color become dark
Cooled it until temperature room brown.
1st test tube: The color is dark brown
5 mL of solution and cooled in ice
2nd test tube: The color is dark brown.
1 5 mL of solution + 3 mL of NaOH
10% and heated The solution formed two
layers.
Upper layer: White
+ 3 drops of CuSO4 2% Bottom layer: Light brown
Brown solution
G. DISCUSSION
1. Kelarutan dan sifat amfoterik
Tujuan dilakukan percobaan ini yaitu untuk mengetahui kelarutan dan sifat
amfoterik dari asam-asam amino. Dalam pengujian ini digunakan tiga jenis
larutan uji, diantaranya glisin, L-tirosin, dan kasein.
Pada pengujian glisin, menunjukkan bahwa glisin dapat larut sempurna
dalam air. Hal ini disebabkan karena kebebasan gugus amin lebih besar dari pada
karboksil, maka kedua gugus amin dan karboksil di dalam asam amino akan
saling bereaksi menghasilkan ion zwitter. Oleh karena itu struktur dipolar ini
maka asam amino mudah larut dalam air. Glisin diuji dengan menggunakan kertas
lakmus merah yang kemudian berubah warna menjadi biru sebagai penanda
bahwa glisin bersifat basa seingga hasil percobaan yang dilakukan tidak sesuai
dengan teori.
H – C – COOH + H2O → H – CH – COO- + H2O
NH2 NH3+
( gilisin ) ( ion dipolar )
Apabila dilihat dari strukturnya seharusnya glisin bersifat netral karena ia tidak
mengandung gugus karbonil dan gugus amina yang berlebih.
Pada pengujian L-tirosin, menunjukkan bahwa ia larut dalam air kerena
adanya ion H+ yang terdisosiasi dalam larutan yang berasal dari gugus karboksil ..
Sedangkan pada pengujian pH menunjukkan L-tirosin bersifat basa. Hal ini tidak
sesuai dengan teori dimana L-tirosin bersifat netral. Dimana reaksinya yaitu :
OH OH OH
2. Reaksi dengan asam nitrit
Percobaan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya gugus amin. Pada saat
glisin dereaksikan dengan HCl untuk memberikan suasana asam, lalu
ditambahkan lagi dengan NaNO2 yang mampu bereaksi dengan asam amino gas
N2 setelah itu didinginkan untuk mempercepat reaksi dan menghasilkan larutan
keruh dan terdapat banyak gelembung gas. Hal ini menunjukkan bahwa asam
amino ini mengandung gugus amin yang bereaksi dnegan nitrit (HNO2)
menghasilkan gas N2. Reaksinya :
H – CH – COOH + HCl + NaNO2 → H – CH – COOH + H2O + N2 +NaCl
NH2
Sedangakan pada larutan tanpa glisin yaitu campuran HCl dan NaNO2
menghasilkan larutan bening dan terdapat sedikit gelembung, seharusnya pada
percobaan ini menghasilkan gas NO. reaksinya :
HCl + NaNO2 → HNO2 + NaCl
3HNO3 ⇄ H+ + NO3- + H2O + 2NO
Sedangkan untuk larutan uji kasein yang ditambahkan dengan NaNO2
menghasilkan larutan keruh, terdapat endapan berwarna kuning dan larutan tanpa
gelembung. Hal ini menunjukkan tidak terdapat gugus amin yang bebas sehingga
tidak terbentuk gas N2. Reaksinya:
O
-NH – CH – C – N – CH – C – + NaNO2 nH2N – CH – COONa + HNO3
CH2 H CH2 CH2
OH OH OH
( kasein ) ( natrium nitrit)
3. Uji Biuret
Percobaan ini bertujuan untuk menguji ikatan peptide dalam protein. Hal
ini ditandai dengan terbentuknya larutan berwarna ungu. Urea yang dilelehkan
untuk menghasilkan gas NH3 kemudian diukur pH nya dengan menggunakan
kertas lakmus merah yang berubah warna menajadi biru sebagai penanda bahwa
urea bersifat basa. Urea tersebut dipanaskan kemudian dicuci dengan
menggunakan air panas sehingga larutan tidak berwarna. Pada penambahan
NaOH dan CuSO4 urea larut dan warna berubah menjadi ungu. Penambahan
NaOH bertujuan untuk memberikan situasi alkalin sehinggal larutan dapat
terbentuk dan berubah warna sehingga mencegah deposisi dari Cu(OH)2. Fungsi
penambahan CuSO4 yakni mematahkan ikatan peptida. Hal ini menunjukkan
bahwa pada kasein terdapat ikatan peptide. Reaksi pemanasan urea adalah
berikut:
H2N – C – NH2 + H2N – C – NH2 → H2N – C – NH – C – NH2 + NH3
O O O O
( urea )
H2N – C – NH – C – NH2 + CuSO4 → H2N H2N
O O O C C O
NH Cu2+ NH
C C
(tembaga NH3
NH3
( urea ) sulfat) Senyawa kompleks
Sebagai pembanding, larutan urea ditambahkan dengan NaOH dan
direaksikan dengan CuSO4 menghasilkan larutan biru prusi yang berarti tidak
terdapat ikatan peptida.
Kasein yang direaksikan dengan aquades dan larutan CuSO4 menghsilkan
larutan ungu yang berarti terdapat ikatan peptida kerena kasein adalah protein
yang tersusun dari asam amino.
H2N CH C NH CH C NH CH C OH + H2O
R O R O R O
H2N CH C NH CH C NH CH C OH2 + H+
R O R O R O
4. Uji Xantroproteat
Percobaan ini bertujuan untuk membuktikan adanya cincin aromatik. Pada
percobaan ini kasein dilarutkan dengan asam nitrat pekat dan menghasilkan
larutan kuning. Kasein digunakan dalam hal ini karena ia dapat dengan mudah
dipisahkan dari campurannya. Setelah itu larutan dipanaskan dan ditambahkna
dengan NaOH 10 % menghasilkan larutan kuning, tetapi setelah ditambahkan
basa berlebih larutan berubah menjadi warna kning pucat. Hal ini menunjukkan
adanya cincin aromatik pada kasein yang mengalami nitrasi pada saat
penambahan asam nitrat sehingga menghsilkan nitro yang berwarna kuning. Ini
sesuai dengan teori dimana adanya cincin aromatik pada kasen ditandai dengan
perubahan warna larutan menjadi kuning.
O O
H2N – CH – C – NH – CH – C + NHO3
CH2 CH2
OH OH
( kasein ) (asam nitrat)
O O
H2N – CH – C – NH – CH – C – OH
CH2 CH2
NO2 NO2
NO2 NO2
OH OH
O O
H2N – CH – C – NH – CH – C – OH + NaOH
CH2 CH2
NO2 NO2
NO2 NO2
OH OH
O O
H2N – CH – C – NH – CH – C – OH + NaOH
CH2 CH2
NO NO2
NO2 NO2
OH OH
5. Hidrolisis Protein
Percobaan ini bertujuan untuk memutuskan ikatan peptida. Pada
percobaan ini kasein dilarutkan dalam HCl menghasilkan larutan bening yang
berarti larutan larut sempurna. Setelah itu larutan dipanaskan yang bertujuan
untuk mempercepat reaksi hidrolisis. Larutan kemudian dibagi menjadi dua dalam
tabung reaksi yang berbeda, pada tabung reaksi pertama larutan didinginkan dan
diperoleh larutan berwarna coklat yang yang berarti kasein telah terhidrolisis
menjadi asam-asam aminonya sebab hidrolisis menyebabkan putusnya ikatan
peptida protein.
Larutan pada tabung reaksi kedua didinginkan ditambah dengan NaOH
menghasilkan dua lapisan yakni pada lapisan atas berwarna putih yang merupakan
sisa HCl dan NaOH sedangkan pada lapisan bawah berwarna coklat yang
merupakan kasein yang telah terputus ikatan peptidanya. Dan pada pengujian
dengan CuSO4 menghasilkan larutan berwarna coklat. Hal ini membuktikan pada
proses hidrolisis, ikatan peptidanya terputus sehingga pada saat penambahan
CuSO4 manghasilkan pengujian yang positif. Reaksinya :
-NH – CH – C – N – CH – C – O
CH2 O H CH2 O HCl nH2N – OH – C – OH
CH2
OH OH
n OH
+ H2O
H2N – Cu – C – OH + NaOH H2N – CH – C – ONa + H2O
R O R O
H2N – Cu – C – Ona + CuSO4 + 2H2O H2N – CH – C – ONa + H2O +
R O R O
Cu(OH)2 + H2SO4
H. CONCLUSION AND SUGGESTION
1. Conclusion
a. The existance of peptide bond can proved by biuret test marked with color
changing became purple.
b. Xanthoproteic test shown benzene group in amino acid that marked by color
changing became yellow cause nitration reaction in benzene group when
addition of HNO3. Biurette test shown the present of peptide bond in protein
that marked by color changing became purple cause ion Cu2+ react with biuret
in alkaline solution.
c. Amino acid soluble in water because it has dipolar structure. Amino acid are
amphoteric which reacts alkaline and acid because R group –NH2 and –COOH
are free.
d. To identificate the free amine group can react with HNO3 that marked the
present of gases bubbles (N2).Protein can hydrolysis became amino acid by
termination of peptide bond.
2. Suggestion
a. I suggest to apprentice should be carefully and focus in laboratiory so we can
got the result which accordance with theory.
b. I suggest to assistant for more care with us when do the experiment so there is
no incident in the laboratory.
BIBLIOGRAPHY
1. Giv the molecular formula of glycine, tyrosine and explain about acidic,
alkaline and neutral if solution in the water.
Answer:
a. Glycine : CH2 – COOH
NH2
Glycine is neutral amino acid because not have amino or carboxylic group in
the side chain (R) or in the structure.
b. Aspartate Acid : COOH – CH2 – CH – COOH
NH2
Aspartic acid is acidic amino acid because have carboxylic group in the side
chain. This carboxylic acid will lose its proton in the water so form aspartate
ion.
HOOC – CH2 – CH – COOH + H2O -
OOC – CH2 – CH – COO- + H2O
NH2 NH3+
( Aspartate Acid ) ( Aspartate Ion )
c. Tyrosine :