Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
yang professional dalam jumlah dan jenis yang sesuai dengan kebutuhan
antara lain, meningkatkan mutu lulusan Diknas, mutu institusi Diknas dan
terbatas di dalam kelas saja. Pengajaran yang berlangsung pada pendidikan ini
lebih ditekankan pada pengajaran yang menerobos di luar kelas, bahkan di luar
Dalam hal ini Praktek Kerja Lapangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari sistem program pengajaran serta merupakan wadah yang tepat untuk
1
Lahan praktek sebagai sarana belajar mengajar utama untuk mewujudkan
secara utuh bagi seorang mahasiswa yang telah mendapat pelajaran teori di kelas
Bandung merupakan salah satu lahan praktek kerja lapangan yang ditentukan oleh
institusi kami.
lapangan kerja.
2
C. Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Adapun manfaat atau kegunaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini adalah:
perkuliahan.
tugas.
terjadi lapangan.
3
BAB II
GAMBARAN UMUM
tentara Belanda. Setelah zaman kemerdekaan lembaga ini di ambil alih oleh
nama dan perubahan fungsi, hingga pada tahun 1985 dilakukan reorganisasi
1. Visi
obatan bagi angkatan darat, Lafi Ditkesad memiliki visi yaitu “menjadi
sebagai salah satu lembaga produksi yang mampu memenuhi kebutuhan obat
bermutu dan aman bagi prajurit dan PNS angkatan darat serta
4
2. Misi
strategis.
II.1.4 Sertifikat
pada lampiran1. Struktur tersebut telah diterapkan sejak bulan April 2005,
1. Eselon Pimpinan
5
a) Kepala Lembaga Farmasi, disingkat Kalafi Kalafi dijabat oleh
kepada Dirkesad.
Madya Tekfi.
6
bertanggung jawab kepada Kalafi. Kabagminlog dalam
Kasirengar Ada.
3. Eselon Pelayanan
golongan tiga serta satu perwira urusan yang dijabat oleh Pamen TNI
Kaurminperslog.
4. Eselon Pelaksana
7
1 Instalasi Penelitian dan Pengembangan, disingkat Instal Litbang
terdiri dari:
8
Wastu Ka Instal. Wastu dijabat oleh seorang Pamen TNI Angkatan
oleh satu Kepala Urusan yang dijabat oleh Pama TNI Angkatan
9
Darat berpangkat Kapten CKM dan satu Perwira Urusan yang
terdiri dari:
1. Manajemen mutu
mutu.
2. Personalia
juga harus memiliki kesehatan mental dan fisik yang baik, sehingga mampu
10
melakukan tugasnya secara profesional, memiliki sifat dan kesadaran yang
teknik.
11
dengan spesifikasinya atau bila tidak dibuat sesuai prosedur
catatan-catatan.
a. Pelatihan
12
2) Pelatihan mengenai CPOB dilakukan secara
memadai.
3. Peralatan
rancang bangun dan konstruksi yang tepat, ukuran yang memadai serta
ditempatkan dengan tepat, sehingga mutu yang dirancang bagi tiap produk
obat terjamin secara seragam dari bets ke bets, serta untuk memudahkan
13
2. Peralatan yang digunakan untuk menimbang,
14
1. Peralatan hendaklah ditempatkan sedemikian rupa
jelas.
baik.
15
7. Sistem-sistem penunjang seperti pemanas, ventilasi,
tujuannya.
c. Pemeliharaan
setiap aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan hygiene meliputi
wadahnya dan setiap hal yang dapat menjadi sumber pencemaran produk.
a. Personalia
16
1) Semua personil hendaklah menjalani pemeriksaan
b. Bangunan
17
1) Gedung yang digunakan untuk pembuatan obat harus
penanggungjawab sanitasi.
c. Peralatan
18
penerapan prosedur yang bersangkutan cukup efektif dan
5. Produksi
sehingga menjamin obat yang dihasilkan sesuai dengan spesifikasi yang telah
ditentukan.
1) Bahan Awal
pengawasan mutu.
19
d. Label harus menunjukkan status bahan awal hanya boleh
1. Validasi proses
tepat.
2. Pencemaran
20
antara, produk ruahan atau obat jadi suatu bets atau lot
secara terpisah.
produksi.
5. Pengembalian
21
a. Semua bahan baku, bahan pengemas, produk antara dan
hendaklah didokumentasikan.
6. Pengolahan
7. Produk Steril
akhir.
22
b. Semua produk steril dibuat dengan kondisi terkendali dan
dibuat.
bidangnya.
23
retak. Tidak boleh ada bagian yang dapat menjadi tempat
dibersihkan.
8. Pengemasan
24
peralatan dan ruang kerja dalam keadaan bersih dan bebas
khusus.
pemberian label.
25
memenuhi standar, spesifikasi dan karakteristik yang
didistribusikan.
26
waktu pendek dan hanya atas persetujuan pimpinan
yang bertanggungjawab.
pemeliharaan.
di kontrakkan.
Pengawasan mutu adalah bagian yang esensial dari cara pembuatan obat
yang baik untuk memastikan tiap obat yang dibuat senantiasa memenuhi
a. Ketentuan umum
27
Bagian pelaksanaan mutu melaksanakan tugas pokok antara lain
sebagai berikut :
mendatang.
suatu produk.
b. Laboratorium pengujian
28
bekerja personil hendaklah memakai pakaian pelindung dan
alkali.
control negative.
ditunjuk.
29
mengikuti instruksi yang tercantum dalam prosedur pengujian
sterilitas.
c. Validasi
2. Pengolahan ulang
30
a. Pengolahan ulang tidak boleh dilakukan sebelum
pengawasan mutu.
diproduksi.
peralatan produksi.
31
memenuhi semua prosedur yang telah ditetapkan sebelum
5. Penelitian stabilitas
keluhan.
penanganannya.
7. Obat kembalian
32
keluhan, kerusakan, daluarsa atau hal lain yang menimbulkan
7. Dokumentasi
mendapat instruksi secara rinci dan jelas mengenai bidang tugas yang harus
lisan.
setiap bets atau lot suatu produk sehingga memungkinkan penyelidikan serta
penelusuran terhadap bets atau lot untuk produk yang bersangkutan. Sistem
33
dokumentasi digunakan juga dalam pemantauan dan pengendalian seperti
bahan awal, produk antara, produk ruahan, dan obat jadi. Tiap spesifikasi
kecil saja dari suatu bets yang diambil untuk pengujian mutu.
BAB III
PEMBAHASAN.
listrik, telepon, ketersediaan tenaga yang cukup, bebas pencemaran dan tidak
mencemari lingkungan.
dan non betalaktam dan sefalosporin. Saran dan prasaran unit produksi non
34
betalaktam dan non betalaktam bertujuan untuk mencegah terjadinya
e) Fasilitas sumber air PDAM dan air baku farmasi untuk seluruh
kebutuhan pabrik.
CPOB.
35
1. Perencanaan
2. Pengadaan
pengadaan obat yang dilakukan dengan cara pembelian obat jadi dan
produksi obat Lafi Ditkesad yang terdiri dari rencana kebutuhan bahan
berdasarkan formula dan spesifikasi obat yang telah ditentukan oleh Lafi
Ditkesad.
36
Pengadaan barang dilakukan oleh Ditkesad kemudian dikirim ke
barang lulus uji mutu akan dibuatkan Laporan Hasil Pengujian ( LHP )
diGudang Pusat II, Untuk barang yang tidak memenuhi spesifikasi akan
3. Penyimpanan
First Out ( FIFO ), First Expired First Out ( FEFO ), dan First Unstable
4. Produksi
37
Kegiatan produksi obat-obat dilaksanakan oleh Instalasi Produksi
yang dihasilkan oleh Lafi Ditkesad berupa produk betalaktam dan produk
sediaan padat, seksi sediaan cair/steril, seksi sediaan khusus dan seksi
POM.
mesin),jumlah sumber daya manusia, jam kerja serta waktu produksi yang
tersedia.
(Batch Record) yang disusun oleh tim CPOB dan disetujui oleh Kepala
untuk setiap produk. Barang yang telah dikeluarkan dari Instal Simpan
38
selanjutnya memasuki tahap pengolahan pada masing-masing seksi yang
a) Sediaan Tablet
39
Metode pembuatan tablet yang biasa digunakan
fase dalam
Proses pengayakan
Proses pengeringan
Proses pengayakan
Pengawasan mutu
Pengawasan mutu
Pengawasan mutu
Proses penyalutan
Pengawasan mutu
40
Proses penyetripan
Pengawasan mutu
b) Sediaan Kapsul
sebagai berikut :
Pencampuran / Granulasi
Pengawasan mutu
Pengisian Kapsul
Polishing
Penyetripan
Pengawasan mutu
dari sediaan salep , sediaan sirup dan sediaan cairan obat luar.
41
a) Sediaan Salep
dimulai dari :
Pelelehan basis
malam
Pencampuran
Pengawasan mutu
Pengisian ke dalamtube
Pengawasan mutu
b) Sediaan Sirup
42
Peralatan yang digunakan antara lain mixer, colloid
diawali dengan :
Pencampuran
Pengawasan mutu
Pengawasan mutu
c) Sediaan Injeksi
labiomed Jakarta.
43
3) Seksi Sediaan Khusus ( Si Diasus )
memudahkan pembersihan.
II meliputi koridor kelas II, Air shower, ruang isi vial, dan
bersih, ruang simpan alat, ruang IPC, loker kelas III pria dan
44
botol/vial, ruang cuci botol, ruang simpan alat, ruang laundry,
45
produk ruahan tablet, kapsul,sirup dan salep. Pengemasan
zak plastik, setiap zak plastik berisi 25 strip dan setiap strip
46
Setiap dus kecil berisi 25 tube kemudian dimasukan lagi
5. Pengemasan
kedalam zak plastic dan dislep, setiap zak plastik berisi 25 strip, tiap-tiap
strip berisi 10 tablet. Hasil slep dimasukkan kedalam dus dimana setiap
dus isinya berbeda sesuai dengan ukuran diameter tablet. Untuk tablet
dengan diameter 7.5mm, setiap dus berisi 50 zak plastic. Untuk tablet
dengan diameter 10-30mm, setiap dus berisi 30 zak plastic. Untuk kaplet
sudah distrip, dipilih yang baik kemudian dimasukkan kedalam zak plastik
47
lalu dislep. Hasil slep kemudian dimasukkan kedalam dus dimana tiap dus
berisi 20 zak plastik, setiap zak plastik berisi 25 strip dan setiap strip berisi
10 kapsul. Untuk sirup dipak kedalam dus. Tiap dus berisi 25 botol
tube kemudian dimasukan lagi kedalam dus besar yang berisi 24 dus kecil.
C. Pengawasan Mutu
Instal Wastu bertanggung jawab terhadap setiap hal yang menyangkut kualitas
bahan baku obat, bahan pembantu, bahan pengemas produk antara, produk
48
Pelaksanaan kegiatan di Instal Wastu ditunjang oleh fasilitas instrument HPLC,
proses produksi dan setelah proses produksi. Beberapa kegiatan Instal Wastu
diantaranya :
Indonesia.
pemeriksaan.
49
tidaknya hasil suatu tahap produksi sampai hasil produk
akhirnya.
D. Pengolahan Limbah
50
di sekitar indusri tersebut. Limbah Lafi Ditkesad berasal dari proses produksi
dan proses pengujian, yang terbagi atas limbah padat dan limbah cair.
dengan menggunakan dust kolektor yaitu limbah (debu) disedot dari ruang
dan dibakar. Khusus untuk limbah dari proses penyalutan tablet, terlebih
dahulu diolah dengan air washer. Sedangkan limbah cair produksi non
melalu air washer, dimana limbah padat (debu-debu) disedoto oleh vacum dari
ruangan yang berdebu seperti ruangan strip, isi kapsul, cetak, coating, campur,
dan ruang isi sirup kering, kemudian di semprot dengan air bertekanan 4 bar
sehingga debu akan jatuh dibak penampungan. Air dialirkan kebak destruksi
yang di lengkapi dengan dozing pump dan PH meter. Cairan ini di destruksi
51
Aluminium Chloride) pada bak koagulan dan flokulan polimer anioni pada bak
MPK sebagai nutrisi untuk bakteri. Tahapan pengolahan air limbah di IPAL
pertama).
c. Bak Equalisasi
fluktuasi jumlah air kotor yang tidak merata, yaitu pada jam
kerja dan diluar jam kerja. Bak ini juga di sertai dengan
mengendap.
52
d. Bak Aerasi
menampung endapan.
f. Bak Koagulasi
53
dalam larutan yaitu 50kg PAC dalam 1000 L air . Bak
g. Bak Flokulasi
cairan.
54
Dari bak ini cairan yang kemungkinan
berbahaya.
air limbah dari bak flokulasi. Melalui bak bidang miring ini, air
j. Bak Kontrol
dan BOD, jumlah zat padat total yang terlarut dan PH. Jika
pembuangan akhir.
1. PH.
2. Suhu.
55
5. Biological Oxygen Demand (BOD)
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Struktur Organisasi
pada lampiran1. Struktur tersebut telah diterapkan sejak bulan April 2005,
5. Eselon Pimpinan
56
c) Kepala Lembaga Farmasi, disingkat Kalafi Kalafi dijabat oleh
kepada Dirkesad.
Madya Tekfi.
57
bertanggung jawab kepada Kalafi. Kabagminlog dalam
Kasirengar Ada.
7. Eselon Pelayanan
golongan tiga serta satu perwira urusan yang dijabat oleh Pamen TNI
Kaurminperslog.
8. Eselon Pelaksana
58
6 Instalasi Penelitian dan Pengembangan, disingkat Instal Litbang
terdiri dari:
59
Wastu Ka Instal. Wastu dijabat oleh seorang Pamen TNI Angkatan
oleh satu Kepala Urusan yang dijabat oleh Pama TNI Angkatan
60
Darat berpangkat Kapten CKM dan satu Perwira Urusan yang
terdiri dari:
sekali, selain itu minggu terakhir di setiap bulannya pada minggu militer,
61
dilaksanakan dibawah bimbingan atasan yang bersangkutan, para praktisi dan
listrik, telepon, ketersediaan tenaga yang cukup, bebas pencemaran dan tidak
mencemari lingkungan.
betalaktam dan non betalaktam dan sefalosporin. Saran dan prasaran unit
C. Peralatan
dimiliki Lafi Ditkesad ditempatkan pada posisi yang tepat dan jarak yang
tersendiri dalam merawat alat atau mesin tersebut agar senantiasa siap untuk
digunakan. Yang luput dari perhatian adalah apabila untuk memproses bahan
yang sama mesin yang telah digunakan dalam suatu produksi tdak selalu
62
Sanitasi dan higiene di Lafi Ditkesad telah diupayakan untuk dapat terus
ditingkatkan sesuai prinsip CPOB. Hal ini dilakukan antara lain dengan jalan
laktam harus dalam keadaan sehat dan setelah proses produksi selesai
E. Produksi
yang ada dalam ruang produksi Lafi Ditkesad seperti lantai, dinding, dan
melengkung.
khusus yang bersih di lengkapi dengan penutup rambut dan sepatu khusus
pakaian khusus, kain penutup rambut, masker, dan sepatu khusus. Personil
63
yang akan melakukan proses pengolahan produk harus menggunakan
loker yang menuju ruang produksi maupun ruang kerja lain belum
bekerja. Walaupun, personil telah terbiasa dengan tahapan ini dan selalu
meminimalkan kesalahan.
Alur produksi di Lafi Ditkesad terdiri dari alur material, personil dan
alur proses produksi sesuai dengan yang ditetapkan dalam CPOB. Selama
khusus sesuai dengan ruang kerjanya juga harus melalui ruang antara atau
air shower, yang diperuntukan masuknya personil sesuai alur yang telah
64
dibuat protabnya, begitu juga untuk bahan awal harus melewati alur
masker, alas kaki khusus, dan sarung tangan. Pakaian ini harus langsung
dicuci setelah digunakan dengan mesin cuci sistem khusus yang tidak
F. Pengawasan Mutu
pembuatan obat yang baik dengan tujuan untuk menghasilkan obat yang
bakuobat, bahan pembantu dan bahan kemas serta obat jadi yang telah
65
Pengawasan Mutu meliputi semua fungsi analisis termasuk pengambilan
produk ruahan dan obat jadi, program uji stabilitas dan penetapan tanggal
spesifikasi yangberlaku bagi tiap bahan baku dan produk jadi termasuk
dilakukan dengan cara menimbang setiap folding box dan master box.
dari instalasi produksi (seksi kemas) ke instalasi simpan. Obat jadi akan
66
inspeksi yang dipilih dari instalasi produksi, wastu, litbang dan
yang lebih objektif. Setelah tim inspeksi terbentuk maka tim menyusun
contoh pertinggal sehingga bila terjadi keluhan terhadap obat maka dapat
dilakukan pengujian ter hadap bets obat tersebut dan penelusuran ulang
sesuai CPOB.
G. Dokumentasi
meliputi:
67
pengolahan dan pengujian, metoda dan instruksi serta protap-
bahan baku, bahan setengah jadi, produk ruahan, maupun obat jadi
tetapi master formula dan batch record yang sudah di isi, disimpan
H. Pengolahan Limbah
68
lingkungan di sekitar indusri tersebut. Limbah Lafi Ditkesad berasal dari
proses produksi dan proses pengujian, yang terbagi atas limbah padat dan
limbah cair.
tablet, terlebih dahulu diolah dengan air washer. Sedangkan limbah cair
limbah.
melalu air washer, dimana limbah padat (debu-debu) disedoto oleh vacum
dari ruangan yang berdebu seperti ruangan strip, isi kapsul, cetak, coating,
campur, dan ruang isi sirup kering, kemudian di semprot dengan air
Sedangkan limbah cair produksi obat betalaktam tidak melalui air washer.
69
BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB), ini dibuktikan dengan telah
70
V.2Saran
Perlu dilakukannya pelatihan secara berkala mengenai seluruh aspek CPOB terkini
yang diikuti secara menyeluruh, dari tingkat pimpinan sampai dengan tingkat
operator.
71
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengawas Obat dan Makanan.2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat Yang
Saputra Eka.2008. Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Industri. Fakultas Farmasi
72