Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
PENDAHULUAN
Pengeringan zat padat berarti pemisahan sejumlah kecil air atau zat cair
lain dari bahan padat, sehingga mengurangi kandungan sisa zat cair didalam zat
padat itu sampai suatu nilai terendah yang dapat diterima. Pengeringan biasanya
merupakan alat terakhir dari sederetan operasi, dan hasil pengeringan biasanya
siap untuk dikemas (McCabe, 1993).
2. Tahap B – C, tahap ini dikenal sebagai periode laju pengeringan tetap (constant
rate period). Selama periode ini permukaan bahan tetap jenuh dengan air karena
pergerakan air dalam bahan menuju permukaan seimbang dengan penguapan air
dari permukaan bahan.
3. Titik C adalah titik kadar air kritis (critical moisture content). Titik kadar air
terendah di mana laju pergerakan air bebas dari dalam bahan ke permukaan bahan
sama dengan laju penguapan air maksimum dari permukaan bahan.
4. Tahap C – E, tahap ini dikenal sebagai periode laju pengeringan menurun
(falling rate period), periode ini terdiri dari dua bagian yaitu periode laju
pengeringan menurun pertama (first falling rate period) dan periode laju
pengeringan menurun kedua (second falling rate period). Di dalam periode laju
pengeringan menurun terdapat dua proses yaitu pergerakan air dari dalam bahan
ke permukaan bahan dan penguapan air dari permukaan bahan.
Hubungan antara kandungan air (x) dan waktu (t) dapat dikembangkan
menjadi perhitungan kecepatan pengeringan (N). Perhitungan dilakukan dengan
menghitung garis singgung atau gradien pada periode waktu tertentu. Hubungan
antara kecepatan pengeringan dengan kadar air dapat digambarkan seperti pada
gambar 3.
Ketika kelembaban mencapai 100%, suhu titik embun selalu sama suhu
udara. Semakin besar perbedaan suhu udara dan suhu titik embun, semakin rendah
pula kelembaban udara. Prinsip kelembaban udara (RH) yaitu memanfaatkan
perbedaan suhu antara thermometer bola kering (suhu lingkungan) dan
thermometer bola basah. Untuk mengetahui nilai Rh dilakukan dengan
Perhitungan atau menggunakan table Rh.
Wet bulb temperature (temperatur bola basah), yaitu suhu bola basah.
Sesuai dengan namanya “wet bulb”, suhu ini diukur dengan menggunakan
termometer yang bulbnya (bagian bawah thermometer) dilapisi dengan kain yang
telah basah kemudian dialiri udara yang ingin diukur suhunya.Perpindahan kalor
terjadi dari udara ke kain basah tersebut. Kalor dari udara akan digunakan untuk
menguapkan air pada kain basah tersebut, setelah itu baru digunakan untuk
memuaikan cairan yang ada dalam termometer.
Untuk menjelaskan apa itu wet bulb temperature, dapat kita gambarkan
jika ada suatu kolam dengan panjang tak hingga diatasnya ditutup. Kemudian
udara dialirka melalui permukaan air. Dengan adanya perpindahan kalor dari
udara ke permukaan air maka terjadilah penguapan.Udara menjadi jenuh diujung
kolam air tersebut. Suhu disinilah yang dinamakan wet bulb temperature.Untuk
mengukur dua sifat (dry dan wet bulb temperature) ini sekaligus biasanya
menggunkan alat yang namanya sling, yaitu dua buah termometer yang disatukan
pada sebuah tempat yang kemudian tempat tersebut dapat diputar.Satu termometer
biasa dan yang lainnya termometer dengan bulb diselimuti kain basah.
1.2.7 Temperatur Bola Kering (Dry Ball Temperature)
Dry bulb temperature (temperatur bola kering),yaitu suhu yang
ditunjukkan dengan termometer bulb biasa dengan bulb dalam keadaan kering.
Satuan untuk suhu ini biasa dalam celcius, kelvin, dan fahrenheit. Seperti yang
diketahui bahwa termometer menggunakan prinsip pemuaian zat cair dalam
termometer. Jika kita ingin mengukur suhu udara dengan termometer biasa maka
terjadi perpindahan kalor dari udara ke bulb termometer. Karena mendapatkan
kalor maka zat cair (misalkan: air raksa) yang ada di dalam thermometer
mengalami pemuaian sehingga tinggi air raksa tersebut naik. Kenaikan ketinggian
cairan ini yang di konversika dengan satuan suhu (celcius, fahrenheit, dll)
Prinsip kerja tray dryer adalah udara panas disirkulasikan pada kecepatan
7-15 ft/det diantara rak dengan bantuan kipas dan motor, mengalir melalui
pemanas. Sekat-sekat membagikan udara itu secara seragam diatas susunan rak.
Sebagian udara basah diventilasikan keluar melalui rak pembuang, sedangkan
udara segar masuk melalui pemasuk.
Pengering ini dapat beroperasi dalam vakum dan dengan pemanasan
tak langsung. Uap dari zat padat dikeluarkan dengan ejector atau pompa vakum.
Pengeringan dengan sirkulasi udara menyilang lapisan zat padat memerlukan
waktu sangat lama dan siklus pengeringan panjang yaitu 4-8 jam per tumpak.
Selain itu dapat juga digunakan sirkulasi tembus, tetapi tidak ekonomis karena
pemendekan siklus pengeringan tidak akan mengurangi biaya tenaga kerja yang
diperlukan untuk setiap tumpak.
Alat tersebut juga digunakan untuk mengeringkan hasil pertanian berupa
biji-bijian. Bahan diletakkan pada suatu bak yang dasarnya berlubang-lubang
untuk melewatkan udara panas. Bentuk bak yang digunakan ada yang persegi
panjang dan ada juga yang bulat. Bak yang bulat biasanya digunakan apabila alat
pengering menggunakan pengaduk, karena pengaduk berputar mengelilingi bak.
Kecepatan pengadukan berputar disesuaikan dengan bentuk bahan yang
dikeringkan, ketebalan bahan, serta suhu pengeringan. Biasanya putaran pengaduk
sangat lambat karena hanya berfungsi untuk menyeragamkan pengeringan.
Adapun Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengeringan bahan
(kadar air akhir), yaitu:
a. Struktur bahan beserta parameter pengeringan
b. Dimensi bahan yang akan dikeringkan
c. Suhu medium pemanas
d. Berbagai laju perpindahan pada permukaan
e. Kesetimbangan kadar air
Keuntungan dari alat pengering jenis itu sebagai berikut:
a. Laju pengeringan lebih cepat
b. Kemungkinan terjadinya Over Drying lebih kecil
c. Tekanan udara pengering yang rendah dapat melalui lapisan bahan yang
dikeringkan.
Alat pengering tipe rak (tray dryer) mempunyai bentuk persegi dan di
dalamnya berisi rak-rak yang digunakan sebagai tempat bahan yang akan
dikeringkan. Terdiri dari sebuah ruang dari logam lembaran yang berisi dua buah
truk yang mengandung rak-rak (H), setiap rak memiliki sebuah rak dangkal,
sekitar 30 in persegi dan tebal 2 - 6 in, yang penuh dengan bahan yang akan
dikeringkan. Udara panas disirkulasikan pada kecepatan 7 - 15 ft/det diantara rak
dengan bantuan kipas dan motor kemudian mengalir melalui pemanas. Sekat-
sekat membagikan udara itu secara seragamdiatas susunan rak. Sebagian udara
basah diventilasikan keluar melalui rak pembuang, sedangkan udara segar masuk
melalui pemasuk. Rak-Rak itu disusun diatas roda truk sehingga ada akhir siklus
pengeringan truk didapat ditarik keluar dari kamar dan dibawa ke stasiun
penumpahan rak. Pada umumnya rak tidak dapat dikeluarkan. Beberapa alat
pengering jenis itu rak-raknya mempunyai roda sehingga dapat dikeluarkan dari
alat pengering. Ikan-ikan diletakkan di atas rak yang terbuat dari logam dengan
alas yang berlubang-lubang. Kegunaan dari lubang tersebut untuk mengalirkan
udara panas dan uap air.
Ukuran rak yang digunakan bermacam-macam, ada yang luasnya 200
cm2 dan ada juga yang 400 cm2. Luas rak dan besar lubang-lubang rak tergantung
pada bahan yang akan dikeringkan. Selain alat pemanas udara, biasanya juga
digunakan kipas (fan) untuk mengatur sirkulasi udara dalam alat pengering. Kipas
yang digunakan mempunyai kapasitas aliran 7 - 15 feet per detik. Udara setelah
melewati kipas masuk ke dalam alat pemanas, pada alat tersebut udara dipanaskan
lebih dahulu kemudian dialirkan diantara rak-rak yang sudah berisi bahan. Arah
aliran udara panas di dalam alat pengering dapat dari atas ke bawah dan juga dari
bawah ke atas. Suhu yang digunakan serta waktu pengeringan ditentukan menurut
keadaan bahan. Biasanya suhu yang digunakan berkisar antara 80 - 180 0C. Tray
dryer dapat digunakan untuk operasi dengan keadaan vakum dan seringkali
digunakan untuk operasi dengan pemanasan tidak langsung. Uap air dikeluarkan
dari alat pengering dengan pompa vakum.
Tray Dryer dapat digunakan untuk mengeringkan segala macam bahan,
Pengering Rak ini digunakan untuk pengeringan bahan bernilai tinggi seperti zat-
zat warna dan bahan farmasi.
Alat pengering tipe bak terdiri atas beberapa komponen sebagai berikut :
a. Bak Pengering yang lantainya berlubang-lubang serta memisahkan bak
pengering dengan ruang tempat penyebaran udara panas (Plenum Chamber).
b. Kipas, digunakan untuk mendorong udara pengering dari sumbernya ke Plenum
Chamber dan melewati tumpukan bahan di atasnya.
c. Unit pemanas, digunakan untuk memanaskan udara pengering agar kelembapan
nisbi udara pengering menjadi turun sedangkan suhunya naik.
Jenis-jenis Tray Dryer
Pengering Rak (Tray Dryer ) terdiri dari dua jenis yaitu :
a. Parallel Flow Tray
Parallel Flow Tray atau disebut Compartment Dryer adalah terdiri dari
satu ruang atau Cabinet yang didalamnya tersusun atas Rak-rak yang digunakan
untuk tempat meletakkan bahan yang akan dikeringkan. Parallel Flow Tray ini
dilengkapi dengan Fan atau pemanas uap (Steam Heater). Bahan yang
dikeringkan berbentuk Sheet (lembaran) atau Cake hasil filtrasi yang diletakkakn
diatas Rak-rak yang dapat diambil dan dipasang kembali. Udara pengering
disirkulasikan dan mengalir Parallel atau sejajar dengan permukaan Rak. Tebal
pengisian bahan, Tray Spacing dan kecepatan media pengering harus dibuat
seragam pada tiap Tray. Tebal pengisian bahan pada tiap Tray antara 2 - 10 cm
dengan kecepatan gas 1 - 10 m/det. Makin tebal pengisian bahan pada Tray akan
menguarangi ongkos tenaga kerja tetapi kapasitas pengeringan secara keseluruhan
akan turun karena dengan bertambahnya tebal akan menyebabkan Critical
Moisture Content naik sehingga waktu pengeringan akan bertambah. Bahan Rak
terbuat dari logam akan membantu perpindahan panas melalui bagian bawah Rak.
Laju pengeringan total sekitar 0,2 - 2 kg air yang diuapkan tiap jam tiap m2
permukaan bahan. Effisiensi Thermal dari pengering ini adalah 20 - 50.
b. Through Circulation Tray.
Pada Through Circulation Tray hampir mirip dengan Parallel Flow Tray
tetapi pada Through Circulation Tray arah aliran media pengering tegak lurus
terhadap permukaan Tray. Pada Tray ini bentuknya berlubang atau merupakan
saringan yang dilengkapi dengan sekat (Baffle) sehingga gas dapat menembus
bahan. Pengering ini dapat digunakan untuk mengeringkan bahan makanan Filter
Cake. Laju pengeringan total dalam 1 – 10 kg air yang diuapkan tiap jam tiap m2
luas permukaan Tray. Effisiensi Thermal = 50.
1.2.9 Batu Bara
Batu bara adalah bahan tambang non logam yang sifatnya seperti arang
kayu, tetapi panas yang dihasilkan lebih besar. Batubara adalah fosil dari tumbuh-
tumbuhan yang mengalami perubahan kimia akibat tekanan dan suhu yang tinggi
dalam kurun waktu lama. Komposisi penyusun batu bara terdiri dari campuran
hidrokarbon dengan komponen utama karbon. Di samping itu juga mengandung
senyawa dari oksigen, nitrogen, dan belerang. Batu bara diklasifikasikan menurut
kadar kandungan karbon yang ada di dalamnya, yaitu berturut-turut makin besar
kadarnya lignite, bitumen, dan antrasit.
Pembentukan batu bara berasal dari sisa-sisa tumbuhan yang sudah
menjadi fosil dan mengendap selama jutaan tahun. Secara umum, tahapan
pembentukan batu bara yaitu:
METODOLOGI
Ket:
Berat zat padat kering = 500,09 gr
3.2 Pembahasan
Praktikum kali ini yaitu pengeringan suatu bahan dengan menggunakan
alat try dryer dengan memerhatikan pengaruh apa saja yang terjadi selama
proses pengeringan menggunakan alat tersebut, bahan yang digunakan dalam
percobaan kali ini yaitu batu bara, setelah semua alat dipersiapkan pertama
tama batu bara ditimbang untuk mengetahui berat awal bahan. Kemudian
direndam untuk menambah kadar air yang terkandung pada batu bara tersebut
sehingga dapat diketahui kadar air pada batu bara dalam waktu tertentu
selama proses pengeringan.
Dari percobaan dapat kita ketahui semakin banyak kandungan air bahan
maka dibutuhkan waktu yang semakin lama dalam proses pengeringan bahan
tersebut. Hal ini juga dipengaruhi oleh temperatur alat tray dryer. Semakin
tinggi temperatur di tray dryer maka semakin banyak air yang diuapkan
sehingga waktu yang di perlukan semakin sedikit. Dengan demikian
diperoleh data kecepatan pengering yang berbanding lurus dengan kandungan
cairan pada bahan, namun pada praktikum ini berat zat cair yang hilang pada
waktu 24 menit kenaikan kecepatan pengeringan tidak stabil, besar
kemungkinan ini terjadi karena bahan terlalu lama dibiarkan di udara luar
selama proses penimbangan sehingga kadar air menguap.
3.4 Kesimpulan
Dari data hasil percobaan kali ini dapat disimpulkan bahwa;
- Pada proses pengeringan, kecepatan pengeringan tertinggi berada pada
waktru 6 menit pertama yaitu 25.819 g/menit.m2 semantara kecepatan
pengeringan terendah berada pada menit ke-48 dengan laju pengeringan
2.452 g/menit.m2.
- Berat cariran tertinggi yang hilang berada pada menit ke-24 dengan berat
sebanyak 9,3 gram.
- Dew point tertinggi yang di peroleh pada percobaan berada pada menit ke-
48 dimana waktu tersebut juga merupakan waktu pengukuran terakhir,
dengan nilai dew point pada bagian depan 59,78 dan pada bagian belakang
53,5.
- Semakin lama proses pengeringan berlangsung, semakin tinggi pula
temperature pada proses. Temperatur tertinggi di peroleh pada menit ke-48
(menit pengukuran terakhir) dengan temperature 59,78 oC pada bagian
depan dan 66,17 oC pada bagian belakang.
HASIL PERHITUNGAN
A. Waktu 6 Menit
= 901.12 gram – 893.29 gram
= 7.91 gram
B. Waktu 12 Menit
= 893.29 gram – 885.80 gram
= 7.49 gram
C. Waktu 18 Menit
= 885.80 gram – 877.89 gram
= 7.91 gram
D. Waktu 24 Menit
= 887.89 gram – 868.59 gram
= 9.3 gram
E. Waktu 30 Menit
= 868.59 gram – 861.07 gram
= 7.52 gram
F. Waktu 36 Menit
= 861.07 gram – 854.02 gram
= 7.05 gram
G. Waktu 42 Menit
= 854.02 gram – 846.61 gram
= 7.41 gram
H. Waktu 48 Menit
= 846.61 gram – 840.60 gram
= 6.01 gram
2. Perhitungan Kandungan Cairan
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝐶𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔
Kandungan Cairan ( X ) = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑃𝑎𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔
A. Waktu 6 Menit
7.91 𝑔𝑟𝑎𝑚
= = 0,01582
500,09 𝑔𝑟𝑎𝑚
B. Waktu 12 Menit
7.49 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 500.09 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,01498
C. Waktu 18 Menit
7.91 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 500.09 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,01582
D. Waktu 24 Menit
9.3 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 500.09 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,01860
E. Waktu 30 Menit
7.52 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 500.09 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,01504
F. Waktu 36 Menit
7.05 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 500.09 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,01410
G. Waktu 42 Menit
7.41 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 500.09 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,01482
H. Waktu 48 Menit
6.01 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 500.09 𝑔𝑟𝑎𝑚 = 0,01202
3. Perhitungan Kecepatan Pengeringan ( N )
𝑩𝒆𝒓𝒂𝒕 𝒄𝒂𝒊𝒓𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒉𝒊𝒍𝒂𝒏𝒈
= 𝒎𝒆𝒏𝒊𝒕.𝒎𝟐
A. Waktu 6 Menit
7.91 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 6 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑋 0,05106 𝑀^2 = 25.819 g/ menit.m2
B. Waktu 12 Menit
7.49 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 12 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑋 0,05106 𝑀^2 = 12.224 g/ menit.m2
C. Waktu 18 Menit
7.91 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 18 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑋 0,05106 𝑀^2 = 8.606 g/ menit.m2
D. Waktu 24 Menit
9.3 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 24 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑋 0,05106 𝑀^2 = 7.589 g/ menit.m2
E. Waktu 30 Menit
7.52 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 30 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑋 0,05106 𝑀^2 = 4.909 g/ menit.m2
F. Waktu 36 Menit
7.05 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 36 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑋 0,05106 𝑀^2 = 3.835 g/ menit.m2
G. Waktu 42 Menit
7.41 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 42 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑋 0,05106 𝑀^2 = 3.455 g/ menit.m2
H. Waktu 48 Menit
6.01 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 48 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡 𝑋 0,05106 𝑀^2 = 2.452 g/ menit.m2
LAMPIRAN
Kurva Hasil Percobaan
0.017
Kandungan Cairan (X)
0.016
0.015
0.014
0.013 kurva kandungan cairan
0.012 (X)
0.011
0.01
0 10 20 30 40 50 60
Waktu (menit)
30
25
Kecepatan Pengeringan (N)
20
15
kurva kecepatan
pengeringan (N)
10
0
0.01 0.012 0.014 0.016 0.018
Kandungan Cairan (X)
Geankoplis, C.J. 1993. Transport Process and Unit Operationb 3rd edition.
Prentice-Hall Inc. USA.
Mc Cabe, W.L., Smith, J.C, and Harriot, P. 1993. Unit Operation of Chemical
Engineering 5th edition. Mc Graw-Hill. USA.
http://www.pengertianahli.com/2015/03/pengertian-pembentukan-manfaat-batu-
bara.html
https://www.mallardsgroups.com/kadar-air/
http://btagallery.blogspot.co.id/2010/02/blog-post_12.html
http://coretanmbon.blogspot.co.id/2013/02/pengertian-dan-prinsip-dasar-
pengeringan.html
http://westryantindaon.blogspot.co.id/2013/07/pengeringan.html
https://dokumen.tips/documents/dasar-teori-tray-dryer.html
https://books-on-line-all.blogspot.co.id/2017/06/suhu-dan-temperatur-
thermometer-bola.html
http://akademik.che.itb.ac.id/labtek/2009/02/modul-202-pengeringan.pdf
https://books-on-line-all.blogspot.co.id/2017/06/suhu-dan-temperatur-
thermometer-bola.html
http://logku.blogspot.co.id/2011/02/proses-pembentukan-batubara.html