Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract: Increasing population and economy in Pekanbaru City was clearly followed by an
increase in the number of motor vehicles has the potential to cause air pollution and
endanger human health. This research was aimed to analyze the pollutant load gases of CO,
HC, NO2, SO2 and PM10 emissions from motor vehicles at at Pekanbaru City. Survey on the
volume of motor vehicles, roadside air quality and vehicle emission test was conducted on
three different road in Pekanbaru city. The volume of motor vehicles and pollutants loads
from motor vehicle emissions was highest at Sudirman road and the lowest at Diponegoro
road. There are very significant differences between Sudirman road with Diponegoro road
and Tuanku Tambusai road with Diponegoro road. Higher pollutant load was found for gas
CO (76,4 %), than gas HC (19,4 %), gas NO2 (3,6 %), gas SO2 (0,1 % ) and PM10 ( 0,7 % ).
The largest contribution of pollutant load gas CO, HC and PM10 comes from motorcycles, gas
NO2 from the city cars and gas SO2 coming from the truck. The quality of roadside air in the
third road to the gases CO, NO2, SO2 and PM10 are still below the ambient air quality
standards, whilest gas HC had passed the ambient air quality standard. A positive correlation
between concentrations of roadside air pollutants with a load of motor vehicle emissions was
found. The percentage of motor vehicle emission test results explain that the rates of vehicles
fueled with gasoline were higher than diesel vehicles and that do not pass of the emission test
were generally produced before 2007, while for diesel vehicles that do not pass the emissions
test opacity value that were produced in the 2010 onward.
Udara merupakan komponen kehidupan yang menjadi 474.596 unit pada tahun 2011 dengan
sangat penting untuk kelangsungan hidup komposisi terbesar adalah sepeda motor
manusia dan makhluk hidup lainnya. berjumlah 342.272 unit atau 72% dari total
Pencemaran udara yang terjadi khususnya di kendaraan (BPS, 2012). Peningkatan volume
kota-kota besar sumber utamanya adalah kendaraan di jalan raya dengan kapasitas jalan
aktivitas transportasi, Berdasarkan penelitian yang tetap dan disertai dengan pola jalan-
yang dilakukan oleh Japan Internatioal berhenti yang sering, juga akan secara langsung
Cooperation Agency (JICA) bahwa sektor mempengaruhi besarnya emisi gas buang
transportasi diperkirakan menyumbangkan 70 kendaraan bermotor yang dihasilkan dan
% pencemaran udara di daerah perkotaan memberikan kontribusi terhadap mutu udara
(JICA, 1997). ambien di lokasi tersebut. Selain itu jenis dan
Kota Pekanbaru merupakan ibukota kareteristik perangkat mesin, sistem
Provinsi Riau dengan tingkat pertumbuhan, pembakaran dan jenis bahan bakar juga menjadi
migrasi dan urbanisasi yang cukup tinggi. Saat faktor yang akan menentukan tingkat emisi
ini Kota Pekanbaru mengalami perkembangan pencemaran dari setiap jenis kendaraan
ekonomi begitu pesat yang menjadi pendorong (Soedomo, 2001). Penelitian terdahulu oleh
peningkatan jumlah penduduk, dan peningkatan Syahrial (2010) menunjukkan kualitas udara
jumlah kendaraan bermotor. Kota Pekanbaru sangat dipengaruhi oleh sektor
Berdasarkan data Pekanbaru Dalam transportasi.
Angka telah terjadi peningkatan jumlah Pertambahan jumlah kendaraan bermotor
kendaraan bermotor yang sangat pesat dalam 8 yang sangat pesat di kota Pekanbaru merupakan
tahun terakhir yaitu dari 52.752 unit tahun 2004 suatu masalah yang perlu ditangani, namun
Dinamika Lingkungan Indonesia 72
pada sisi yang lain sangat sulit untuk melakukan Data aktivitas kendaraan ini untuk
pengukuran langsung terhadap kendaraan menghitung beban emisi kendaraan bermotor.
bermotor yang sangat banyak jumlahnya, Klasifikasi ditentukan untuk menghitung beban
sehingga mengestimasi besaran emisi kendaraan pencemaran yaitu kendaraan roda dua (sepeda
bermotor yang dikeluarkan melalui pendekatan motor), mobil sedan/van (kendaraan
faktor emisi sangat membantu untuk penumpang pribadi seperti mobil Avanza,
memprediksi beban pencemar udara ambien Inova, AVP, kijang dan lain-lain), angkot, L-
yang bersumber dari kendaraan bermotor. maka 300, bus, pick-up dan truk. Penentuan
perlu dilakukan suatu analisis bagaimana beban klasifikasi kendaraan ini mengacu pada faktor
pencemar melalui penelitian dengan judul emisi jenis kendaaraan. Sedangkan untuk
Estimasi Beban Pencemar dari Emisi survey kecepatan dilakukan pada saat jam
Kendaraan Bermotor di Ruas Jalan Kota puncak waktu pagi, siang sore dan malam.
Pekanbaru. Metode pengukuran kecepatan kendaraan
ditentukan dengan cara menghitung waktu
BAHAN DAN METODE tempuh yang dibutuhkan kendaraan melewati
dua titik dengan jarak yang telah ditentukan.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Survey kecepatan dilakukan secara acak
September-Desember 2013 di ruas Jalan terhadap kendaraan yang melintas di ruas jalan
Sudirman, Jalan Tuanku Tambusai dan Jalan tersebut dengan klasifikasi kendaraan
Diponegoro Kota Pekanbaru. Metode yang penumpang umum dan pribadi, angkutan
digunakan dalam penelitian ini adalah metode barang dan sepeda motor.
survey untuk mendapatkan data mengenai Perhitungan beban pencemar udara
volume dan kecepatan kendaraan, kualitas udara dari emisi kendaraan bermotor. Dalam
ambien di ruas jalan dan data emisi kendaraan perhitungan beban pencemar udara dari
bermotor yang melintas di ketiga ruas jalan kendaraan bermotor, maka data aktivitas
Kota Pekanbaru. kendaraan akan dikalikan dengan faktor emisi
(Suhadi, 2008). Perhitungan beban pencemar
untuk suatu polutan dari kendaraan bermotor
pada suatu segmen jalan menggunakan metode
pendekatan jarak tempuh kendaraan yang
dilewati dan volume kendaraan berdasarkan
katagori jenis kendaraan yang melintas (KLH,
2010). Untuk melihat perbandingan beban
pencemaran di ketiga ruas jalan, maka panjang
segmen yang diamati ketiga ruas jalan tersebut
harus sama. Perhitungan beban pencemar untuk
suatu polutan dari kendaraan bermotor pada
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
suatu segmen jalan dengan menggunakan
persamaan :
Survey volume kendaraan dan kecepatan lalu
lintas. Survey lapangan kinerja lalu lintas = = . . . = .
mencakup volume kendaraan yang melintas
berdasarkan jenis kendaraan dan kecepatan lalu Pemantauan kualitas udara ambien di
lintas di ruas jalan. Survey dilakukan pada ruas jalan raya. Metode pemantauan kualitas
porsi terbesar arus lalu lintas yang terjadi antara udara ambien di ketiga ruas jalan dilakukan
jam 06.00 pagi hingga jam 22.00 malam. Untuk dengan metode manual yaitu pengambilan
mendapatkan data harian volume kendaraan dan sampel udara terlebih dahulu lalu dianalis di
melihat estimasi beban pencemar udara maka laboratorium. Alat yang digunakan untuk
survey pengamatan lalu lintas dilakukan pengambilan sampel gas adalah Portable
pembagian waktu pagi, siang sore dan malam. sampling Infinger merk Sibata dengan metode
absorbsi untuk menyerap gas SO2, NO2 CO, HC
Dinamika Lingkungan Indonesia 73
dan untuk partikel adalah High Volume Sampler 12.000 10.206 8.941
(HVS) 2000 dengan metode gravimetric untuk 8.000
3.162
menentukan PM10. 4.000
di ketiga ruas jalan tersebut terdapat pada Jalan JL.Sudirman Jl.Diponegoro Jl.T.Tambusai
Sudirman yaitu 10.206 unit/jam dan terendah
terdapat pada Jalan Diponegoro sejumlah 3.162 1. Arah ke Bandara 1. Arah ke Pattimura 1. Arah ke Sudirman
unit/jam.
2. Arah ke Kota 2. Arah ke Kalijuang 2. Arah ke SKA
adalah gas CO. Jalan Sudirman total beban Tabel 3. Estimasi beban pencemar gas pada interval waktu di
ketiga ruas jalan
pencemar (424.244,66 gram/hari) yang terdiri
dari gas CO : 75,4 % , gas HC : 20,1 %, gas Rata-rata beban pencemar gas HC (gram/jam)
Waktu Jln. Jln. Jln.T.
NO2 : 3,7 %, gas SO2 : 0,1 % dan PM10 : 0,8 Sudirman Diponegoro Tambusai
%. Jalan Diponegoro total beban pencemar
Pagi 5.573,3 1.213,5 4.252,1
(136.590,4 gram/hari) persentase : CO : 76,9% , Siang 4.982,4 1.374,4 5.345,3
gas HC : 19,0 %, gas NO2 : 3,5 %, gas SO2 :
Sore 5.809,1 2.111,9 5.552,2
0,1 % dan PM10: 0,7 %. Jalan Tuanku
Malam 4.943,5 1.771,8 3.531,0
Tambusai (374.854,5 gram/hari) persentase :
gas CO : 75,8 % , gas HC : 19,9 %, gas NO2 :
3,5 %, gas SO2 : 0,1 % dan PM10 : 0,7%. Kontribusi beban pencemar gas HC yang
Beban pencemar gas CO.Estimasi beban paling dominan adalah berasal dari sepeda
pencemar gas CO berdasarkan hasil perhitungan motor dan mobil sedan/van. Jalan Sudirman
volume kendaraan dari jam 06.00-22.00 WIB 79,3% dan 18,4 %, Jalan Diponegoro 75,0 %
dengan jarak pengamatan 100 meter, adalah dan 23,9%, Jalan Tuanku Tambusai 78,6 % dan
Jalan Sudirman 319.823 gram/hari, Jalan 17, 9 %. Sedangkan untuk jenis kendaraan
Diponegoro 104.975 gram/hari dan jalan angkot, L300, Bis, Pick up, dan truk kontribusi
Tuanku Tambusai 283.994 gram/hari. beban pencemarnya kurang dari 1 %, .
Beban pencemar gas NO2. Estimasi
Tabel 2. Estimasi beban pencemar gas CO pada Interval waktu beban pencemar gas NO2 adalah Jalan
di ketiga ruas jalan
Sudirman 15.542 gram/hari, Jalan Diponegoro
Beban pencemar gas CO (gram/jam) 4.735 gram/hari dan Jalan Tuanku Tambusai
Waktu Jln. Jln. Jln. T Tambusai adalah 13.083 gram/hari.
Sudirman Diponegoro
19.909,9 4.828,1 15.803,3
Pagi Tabel 4. Estimasi beban pencemar gas NO2 pada interval waktu
19.723,2 5.989,4 21.070,3 di ketiga ruas jalan
Siang
22.143,9 8.713,6 19.715,0 Beban pencemar gas NO2 (gram/jam)
Sore Waktu
18.178,8 6.712,7 14.409,9 Jln. Jln. Jln.
Malam Sudirman Diponegoro T.Tambusai
Pagi 939,6 214,8 714,3
Kontribusi beban pencemar gas CO di Siang 1.060,9 278,4 1.026,4
Jalan Sudirman tertinggi berasal dari sepeda
Sore 1.105,2 412,3 872,9
motor (50, 02 %), selanjutnya mobil sedan/van
Malam 779,8 278,2 657,1
(44,8%), pick-up (2,6 %), angkot (1,4 %), L300
dan truck (0,4%) dan bus ( 0,3 %). Untuk jalan
Diponegoro Beban pencemar gas CO dihasilkan Kontribusi beban pencemar gas NO2 di
dari sedan/Van (53,8%), sepeda motor (43,9 %), Jalan Sudirman mobil sedan/van : 51,9 %,
pick-up (1,9 %), truck (0,2 %), angkot dan sepeda motor : 21,4 %, truk : 15,5%, bus : 6%,
L300 (0,1%). Kontribusi beban pencemar gas pick-up : 3,3 %, angkot : 1,4 % dan L300 : 0,5
CO di Jalan Tuanku Tambusai adalah sepeda %. Jalan Diponegoro sedan/van : 67,1 %,
motor (49,1%), sedan/Van (43 %), pick-up sepeda motor : 22,2 %, truk : 9,0%, bus : 6%,
(4,3%), angkot (2,9%), L300 dan truck (0,3%), pick-up : 0,9%, L300 : 0,2 % dan angkot : 0,1
dan bus 0,1 %. %. Jalan Tuanku Tambusai sedan/van : 52,5 %,
Beban pencemar gas HC. Estimasi sepeda motor : 22,1 %, truk : 14,3%, pick-up :
beban pencemar gas HC di Jalan Sudirman 5,9%, angkot : 3,1 %, bus : 1,7%, dan L300 :
adalah 85.233 gram/hari. Jalan Diponegoro 0,5 %.
25.886 gram/hari dan Jalan Tuanku Tambusai Beban pencemar gas SO2.Estimasi
adalah 74.730 gram/hari. beban pencemar gas SO2 berdasarkan hasil
perhitungan volume kendaraan dari jam 06.00-
22.00 WIB dengan jarak pengamatan 100 meter
adalah Jalan Sudirman sebesar 417,34
gram/hari, Jalan Diponegoro adalah 96,72
Dinamika Lingkungan Indonesia 75
gram/hari dan Jalan Tuanku Tambusai sebesar van/sedan : 5,3 %, bus : 1 % dan pick-up 0,4
328,43 gram/hari. %.
Hasil uji Anova menunjukkan beban
Tabel 5. Estimasi beban pencemar gas SO2 pada interval waktu pencemar gas CO, HC, dan PM10 berbeda
di ketiga ruas jalan
sangat signifikan antar Jalan Sudirman dan
Waktu
Beban pencemar gas SO2 (gram/jam) Jalan Diponegoro serta Jalan Diponegoro dan
Jln. Jln. Jln. T Jalan Tuanku Tambusai dengan nilai p<0,01.
Sudirman Diponegoro Tambusai
Pagi 26,4 4,3 17,9 Sedangkan Jalan Sudirman dan Jalan Tuanku
Tambusai perbedaannya tidak signifikan dengan
Siang 30,3 5,2 26,3
nilai p > 0,05.
Sore 29,8 9,0 23,6 Kualitas udara ambien jalan raya
Malam 17,9 5,7 14,3
(Roadside). Konsentrasi udara ambien untuk
masing-masing parameter di ketiga ruas jalan
10000
7444
konsentrasi CO
8000 6871
Kontribusi beban pencemar gas SO2 di 5728 5728 5628 5728
(µg/m3)
6000
Jalan Sudirman dan Jalan Tuanku Tambusai 4000
didominasi dari jenis kendaraan truk sedangkan 2000
di Jalan Diponegoro dari jenis mobil van/sedan. 0
Persentase beban pencemar gas SO2 di Jalan Jl.Sudirman Jl. Diponegoro Jl. T. Tambusai
Sudirman dari jenis truk : 26,7 %, van/sedan: 280 244
Konsentrasi gas HC
160 131
Jalan Diponegoro adalah van/sedan: 39,7 %, : 120
sepeda motor : 27,2 %, Truk: 20,5 %, pick-up : 80
40
8,3%, bus :3,3 %, L 300 : 0,9 % dan angkot : 0
0,1 %. Jalan Tuanku Tambusai adalah Truk : Jl.Sudirman Jl. Diponegoro Jl. T. Tambusai
26,5 %, van/sedan: 25,3 %, sepeda motor : 24,2
150
%, pick-up : 15,4%, bus :5,2 %, angkot : 1,7 %
Konsentrasi PM10
90 71 70 71 63
Beban pencemar PM10. Estimasi beban
60
pencemar PM10 Jalan Sudirman 3.228,43
30
gram/hari Jalan Diponegoro adalah 896,95
0
gram/hari dan Jalan Tuanku Tambusai beban
Jl.Sudirman Jl. Diponegoro Jl. T. Tambusai
pencemar PM10 sebesar 2.719,38 gram/hari.
150
Konsentrasi NO2
ruas jalan 90
48 57 56 45 51 47
60
Beban Pencemar PM10 (gram/jam) 30
Waktu
Sudirman Diponegoro T.Tambusai 0
200 106
100 55 55 45 51 60
Persentase beban pencemar PM10 dari 0
jenis kendaraan di jalan Sudirman adalah Jl.Sudirman Jl. Diponegoro Jl. T. Tambusai
sepeda motor : 85,2 %, truk : 5,9 %, mobil
van/sedan : 5,3 %, bus : 3,4 % dan pick-up 0,2
Keterangan Tahun 2012, Tahun 2013
%. Jalan Diponegoro sepeda motor : 88,0 %,
mobil van/sedan : 7,5 %, truk : 3,8 %, bus : 0,5 Gambar 3. Konsentrasi gas CO, HC, NO2, SO2 dan PM10 di
% dan pick-up 0,2 %. Jalan Tuanku Tambusai ketiga ruas jalan Kota Pekanbaru
sepeda motor : 87,8 %, truk : 5,5%, mobil
Dinamika Lingkungan Indonesia 76
Korelasi antara beban pencemar emisi Gambaran hasil uji emisi kendaraan
kendaraan bermotor dengan kualitas udara bermotor di Ruas Jalan Kota Pekanbaru.
ambien di ruas jalan. Hasil analisis regresi Jumlah kendaraan yang dilakukan uji emisi
linier menunjukkan regresi positif artinya kendaraan bermotor di ruas Jalan Tuanku
semakin tinggi beban pencemar dari emisi Tambusai sebanyak 969 unit, Jalan Sudirman
kendaraan bermotor semakin tinggi konsentrasi 566 unit dan Jalan Diponegoro 476 unit dengan
gas pencemar udara ambien. prosentase komposisi jenis bahan bakarnya
pada Gambar 5.
8000 konsentrasi gas CO = 5043,3
+ 0.0812 beban
Konsentrasi gas CO
250 0%
Konsentrasi gas HC
200
R² = 0,1688
r = 0,4108
150 Gambar 5. Komposisi jumlah kendaraan yang di uji emisi
100
Dari hasil uji emisi tersebut komposisi
- 1.500 3.000 4.500 6.000
hasil uji emisi kendaraan
Beban Pencemar gas HC (gram/jam)
100%
19% 23% 19%
Tidak
60 konsentrasi gas NOx = 75% Lulus
konsentrasi gas NO2
50 R² = 0,0155 50%
45 r=0,1245 81% 77% 81%
40 25%
200 400 600 800 1.000
80 R² = 0,1291
r = 0, 3593 Komposisi tingkat kelulusan dari jenis
(ug/m3)
40
kendaraan berbahan bakar bensin lebih banyak
0
yang lulus daripada kendaraan yang berbahan
5 10 15 20 25 30
bakar solar.
Beban pencemar gas SO2 (gram)g/jam
PEMBAHASAN
80 konsentrasi PM10 =64,978 +
Konsentrasi PM10
R² = 0.3443
70 r = 0,5868 Menurut Suhadi (2008), bahwa volume dan
65
jenis kendaraan yang terdapat di jalan akan
60
mempengaruhi beban emisi yang dihasilkan.
50 150 250
Tipikal jenis kendaraan di ketiga ruas jalan
Beban Pencemar PM10 (gram /jam)
lebih banyak kendaraan yang berbahan bakar
bensin dibandingkan dengan kendaraan
Gambar 4. Korelasi antara konsentrasi udara ambien di ruas berbahan bakar solar, jenis kendaraan bermotor
jalan dengan beban pencemar emisi kendaraan
bermotor.
yang berbahan bakar bensin akan mengeluarkan
Dinamika Lingkungan Indonesia 77
gas CO dan HC lebih tinggi dibandingkan terbesar beban pencemar gas NO2 di ketiga ruas
kendaraan berbahan bakar solar. Jalan Kota Pekanbaru.
Beban pencemar gas CO di jalan Menurut Suhadi (2008), bahwa
Sudirman tertinggi dihasilkan pada waktu sore kandungan sulfur dalam solar (0,2156 %) lebih
28 %, diikuti waktu pagi dan siang sebesar 25 besar dari bensin (0,015 %). dan berat jenis
%, waktu malam sebesar 23 %. Beban bahan bakar solar (838 g/l) lebih besar dari
pencemar gas CO tertinggi di waktu sore karena bensin (735 g/l), kondisi inilah yang
volume kendaraan dan jenis kendaraan mempengaruhi nilai faktor emisi. Beban
berbahan bakar bensin lebih tinggi dari waktu pencemar gas SO2 di Jalan Sudirman banyak
lainnya. Sementara waktu pagi walaupun terjadi pada waktu siang dan sore hari, hal ini
volume kendaraan lebih banyak dari waktu karena tinggginya volume kendaraan sepeda
siang, namun jenis kendaraan mobil berbahan motor dan mobil van/sedan selain itu juga
bakar bensin lebih sedikit sehingga banyak jenis kendaraan truk diwaktu siang dan
menghasilkan beban pencemar CO yang sama sore hari. Kontribusi beban pencemar gas SO2
(25 %). di Jalan Sudirman dan Jalan Tuanku Tambusai
Jalan Diponegoro beban pencemar gas didominasi dari jenis kendaraan truk sedangkan
CO yang dihasilkan pada waktu sore sebesar 33 di Jalan Diponegoro dari jenis mobil van/sedan.
%, malam 26 %, siang 23% dan pagi 18 %. Kontribusi beban pencemar PM10
Pada waktu pagi, siang dan sore beban dominan dihasilkan dari jenis kendaraan sepeda
pencemar gas CO dari mobil van/sedan motor karena selain volumenya tinggi faktor
merupakan penyumbang tertinggi dibandingkan emisi untuk sepeda motor adalah 0,24 gram/km
sepeda motor, sedangkan waktu malam tertinggi sebanding dengan kendaraan berbahan bakar
dihasilkan oleh sepeda motor. Jalan Tuanku bensin lainnya. Sedangkan untuk truk dan bus
Tambusai beban pencemar gas CO tertinggi walaupun volumenya sedikit namun faktor
dihasilkan pada interval waktu siang 30 %, emisinya lebih tinggi yaitu 1,4 gram/km.
dilanjutkan sore 28 %, pagi adalah 22 %, dan Korelasi antara beban pencemar emisi
waktu malam 20 %. Volume tertinggi di jalan kendaraan bermotor dengan kualitas udara
Tuanku Tambusai terjadi waktu sore, namun ambien di ruas jalan. Hasil kualitas udara
penyumbang pencemar gas CO tertinggi terjadi ambien di ketiga ruas jalan tersebut jika
pada interval waktu siang, hal ini disebabkan dikonversikan ke nilai Indek Standar Pencemar
volume mobil van/sedan lebih banyak pada Udara (ISPU) maka untuk gas CO, SO2 dan
waktu siang. PM10 termasuk dalam kategori sedang (50-100)
Kontribusi beban pencemar gas CO jenis artinya tingkat kualitas udara yang tidak
sepeda motor merupakan jumlah terbanyak di berpengaruh pada kesehatan manusia ataupun
ketiga ruas jalan dibandingkan dengan hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang
kendaraan lain/mobil, namun beban pencemar sensitif dan nilai estetika. Sedangkan gas NO2
gas CO yang dihasilkan oleh sepeda motor lebih masih dalam kategori baik
kecil dari jumlahnya daripada mobil berbahan Gas CO dengan nilai koefisien
bakar bensin. Hal ini disebabkan karena determinasinya R² = 0,3737 artinya bahwa
perbedaan faktor emisi gas CO untuk sepeda pengaruh beban pencemar gas CO dari emisi
motor adalah 14 gram/km sedangkan mobil kendaraan bermotor di tiga ruas jalan terhadap
sedan/van adalah 33,8 gram/km. konsentrasi kualitas udara ambien CO sebesar
Jenis kendaraan truk dan bus mempunyai 37,37 % sedangkan 62,63 % ditentukan oleh
faktor emisi gas NO2 lebih tinggi dibandingkan faktor –faktor lain. Nilai koefisien korelasi r
jenis kendaraan lainnya sehingga walaupun yang diperoleh sebesar = 0,6113 yang
jumlahnya kecil tetapi beban pencemar yang menunjukkan bahwa hubungan kedua variabel
diemisikan menjadi besar. Sepeda motor sedang. Faktor – faktor lain tersebut seperti
walaupun faktor emisinya rendah namun sifat gas CO yang mudah terkoksidasi
jumlahnya besar sehingga menghasilkan beban membentuk CO2 sehingga semakin jauh jarak
pencemar yang cukup significant. Jenis pemantauan dari sumber akan semakin kecil
kendaraan sedan/van merupakan kontribusi kandungan CO nya (Djayadiningrat, 2001).
Kondisi kepadatan lalu lintas juga berpengaruh
Dinamika Lingkungan Indonesia 78
terhadap kecepatan kendaraan, di Jalan Tuanku menjadi NO2 sekunder. Menurut Sugiarta
Tambusai terjadi peningkatan arus pada (2008) bahwa konsentrasi NO2 di udara dalam
kapasitas tertentu terjadi penurunan kecepatan suatu tempat bervariasi sepanjang hari
(macet), sehingga tidak ada pergerakan tergantung dari sinar matahari, mobilitas
kendaraan yang menyebabkan volume kendaraan, dan aktivitas penduduk. Faktor
kendaraan tetap. Semakin rendah kecepatan penghijauan di ruas jalan juga berpengaruh
semakin tinggi emisi gas CO sehingga terhadap konsentrasi NO2 karena jalur hijau di
konsentrasi gas CO di jalan Tuanku Tambusai ruas jalan berfungsi sebagai peneduh, penyerap
lebih tinggi. Faktor lainnya kondisi meteorologi polutan, penciptaan iklim mikro yang nyaman
kecepatan dispersi udara dan pembersihan gas dan untuk keindahan ataupun estetika. Nilai
yang dipengaruhi faktor meteorologi (kecepatan koefisien korelasi r yang diperoleh sebesar =
dan arah angin, temperatur, radiasi matahari, 0,1245 yang menunjukkan bahwa hubungan
tutupan awan, presipitasi, dan lai-lain), kondisi kedua variabel sangat lemah.
topografi, dan kualitas udara background. Beban pencemar PM10 dengan nilai
Selain itu perbedaan tutupan lahan (penghijauan koefisien determinasinya R² = 0,3443 artinya
dan bangunan) juga akan berpengaruh terhadap bahwa pengaruh beban pencemar gas PM10 dari
konsentrasi gas CO di udara (Fardiaz, 1992). emisi kendaraan bermotor di tiga ruas jalan
Beban pencemar gas HC dengan nilai sebesar 34,43 % sedangkan 65,57 % ditentukan
koefisien determinasinya R² = 0,1688 artinya oleh faktor – faktor lain. Faktor – faktor lain
bahwa pengaruh beban pencemar gas HC dari tersebut seperti kondisi meteorologis seperti
emisi kendaraan bermotor di tiga ruas jalan curah hujan, arah dan kecepatan angin dan
sebesar 16,88 % sedangkan 83,12 % ditentukan tutupan lahan. akan mempengaruhi pola
oleh faktor – faktor lain. Faktor – faktor lain penyebaran dan pembersihan partikel di udara.
tersebut seperti konsentrasi HC dinyatakan Hubungan kedua variabel sedang dengan nilai
dalam rata-rata puncak 3 jam (06.00-09.00). koefisien korelasi r = 0,5868.Komposisi tingkat
Pada waktu sore konsentrasi gas HC juga kelulusan dari jenis kendaraan berbahan bakar
meningkat dan akan memberikan konsentrasi bensin lebih banyak yang lulus daripada
yang besar juga, namun HC yang teremisikan kendaraan yang berbahan bakar solar.
pada sore hari tidak berubah menjadi ozon Gambaran Hasil Uji Emisi Kendaraan
fotooksidan karena rendahnya tingkat dan Bermotor di Ketiga Ruas Jalan Kota
intensitas radiasi ultraviolet (Soedomo, 2001) . Pekanbaru. Kendaraan yang tidak lulus uji
Hasil pengukuran Jalan Tuanku Tambusai dan emisi berbahan bakar bensin disebabkan oleh
Sudirman sudah melampaui ambang batas baku nilai CO atau HC yang melebihi baku mutu
mutu udara ambien, hal ini disebabkan karena emisi kendaraan bermotor lama. Hasil
tingginya volume kendaraan di kedua ruas jalan penelitian menunjukkan bahwa di ketiga ruas
tersebut dan gas HC pencemar utamanya adalah jalan nilai CO yang lebih dominan melebihi
kendaraan bermotor. Konsentrasi gas HC baku mutu dibandingkan dengan nilai HC.
dihasilkan dari pelepasan molekul bahan bakar Tingginya nilai CO disebabkan pembakaran
yang tidak terbakar selama berlangsungnya yang tidak sempurna karena kurangnya
pembakaran dalam mesin kendaraan (Soedomo, perbandingan udara dan bensin. (ƛ<1).
2001). Nilai koefisien korelasi r yang diperoleh Sedangkan tahun produksi kendaraan yang diuji
sebesar = 0,4108 yang menunjukkan bahwa emisi lebih banyak kendaraan dibawah Tahun
hubungan kedua variabel sedang. 2007 yang tidak lulus uji emisi, kondisi ini
Beban pencemar gas NO2 dengan nilai disebabkan keausan komponen mesin yang
koefisien determinasinya R² = 0,0155 artinya mengakibatkan menurunnya performa mesin
bahwa pengaruh beban pencemar gas NO2 dari seiring waktu pemakaian. Namun Tahun
emisi kendaraan bermotor di tiga ruas jalan kendaraan produksi > 2007 juga ada yang tidak
sebesar 1,55 % sedangkan 98,45 % ditentukan lulus uji emisi, kondisi ini disebabkan
oleh faktor – faktor lain. Faktor – faktor lain kurangnya perawatan kendaraan. Tingginya
tersebut seperti sinar matahari yang kendaraan berbahan bakar solar yang tidak lulus
memancarkan sinar ultraviolet, konsentrasi NO2 uji emisi karena kendaraan berbahan bakar solar
meningkat karena perubahan NO primer lebih dominan kendaraan umum (L- 300, pick-
Dinamika Lingkungan Indonesia 79