Documenti di Didattica
Documenti di Professioni
Documenti di Cultura
Abstract
Although the agriculture activities has been introduced for relatively a long time, the subsistent
agriculture of the Arfak Tribal Group has still dominated in their agriculture system. In their
agriculture activities, the new innovations has been adopted for a short time. The new
innovations to be seen as a disturbance to their conservative norms. But this theory disagreed
by Boef et al. (1993:206) as noted that the conservative system is not the cause but the top down
agriculture program which contradicted with the local norms. This research are aimed to:(1)
Identify the factors influencing the adoption process by the Arfak tribal group.(2)Identify the
perceptions of the Arfak people about the agriculture innovations and extension education
which they received from the government.(3) Identify the social culture values (norms,
traditional system, custom) both the supporting and the obstructing the farm of Arfak people.
The research used survey method and participation observation. Data are analized by
proportion analysis and Structural Equation Model (SEM). The results of the research showed
that:(1) The social capital which supported the innovations adoption process by the Arfak tribe
are emphaty ability, cosmopolitant behaviour, creative and innovative ability.(2) There are
significant correlation between the Arfak people with their learning needs, social culture, and
responsive behavior of extension education launched by the government officials.
dianggap menguasai materi yang akan diukur, Langkah pengujian sbb.: (1) Membuat
(3) membuat kuesioner penelitian, dan (4) tabulasi skor untuk setiap nomor pertanyaan
menetapkan lokasi uji. Instrumen ini telah untuk setiap responden; dan (2) pengujian
diuji di Kampung Hink Distrik Warmare dan validitas menggunakan rumus korelasi
Kampung Bremi Distrik Manokwari Utara Product Moment yang hasilnya adalah:
dengan jumlah responden 30 orang petani.
Tabel 1. Hasil Uji Validitas Instrumen
Tabel 2. Hubungan saling Pengaruh Kondisi, Karakteristik petani Arfak, dan Atribut
Inovasi terhadap Proses Adopsi Inovasi (n = 100)
pemerintah, tokoh agama, dan tokoh adat menggunakan komunikasi vertikal (top down)
untuk meminta bantuan memecahkan yaitu dari Pemerintah, Kepala Suku, dan
permasalahan yang dihadapinya. Mereka Pendeta, sedangkan melalui media massa
masih berorientasi masa lalu dan bekerja (koefisien pengaruh = 0,68) dan forum diskusi
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. atau kelompok tani belum efektif dilakukan.
Hal ini kemungkinan disebabkan oleh
Tahap Persuasif. Pada tahap ini,
karakteristik pendidikan mereka yang relatif
seseorang membentuk sikap berkenan atau
rendah dan kepemilikan fasilitas media massa
tidak berkenan terhadap inovasi. Artinya,
seperti radio, televisi, dan koran yang masih
inovasi yang diterima oleh masyarakat Arfak
sedikit.
selama ini masih sulit untuk keberlanjutannya.
Misalnya, saprodi seperti bibit sayur fitsai, Tahap ini adalah menetapkan keputusan
kol, serta pembasmi hama harus dibeli di kota untuk menerima atau menolak inovasi. Pada
Manokwari yang berjarak puluhan bahkan tahap adopsi ini masih besar tergantung pada
ratusan kilo meter. Demikian juga inovasi tahap dua sebelumnya. Kalau respon terhadap
dirasakan sulit dicoba dan dilihat secara nyata tahap dua berkurang maka pada tahap ini
keberhasilannya. Salah satu syarat pokok semakin sedikit mau mengadopsi inovasi.
terjadinya pembangunan pertanian menurut Oleh sebab itu pada tahap ini peubah
Mosher (1983: 115) adalah tersedianya sarana komunikasi masih tetap menjadi andalan
produksi dan peralatan secara lokal, walaupun untuk lebih meyakinkan tentang manfaat
kemajuan pertanian diwarnai oleh inovasi, pendekatan persuasif masih
ketergantungan dengan sumber-sumber di luar digunakan dengan lebih mengingatkan
lingkungan petani, tetapi saprodi tersebut kembali kelebihan dan manfaat inovasi
tetap harus ada. tersebut.
Hanya pengaruh sub peubah atribut
inovasi kompatabilitas/tingkat kesesuaian Perubahan Tingkat Kebutuhan Belajar,
inovasi (0,52) yang diduga masih berpengaruh Nilai Budaya, dan Sikap Masyarakat Arfak
yang dapat diartikan bahwa inovasi tersebut
masih dapat disesuaikan dengan sosial budaya Berdasarkan Tabel 3 di atas
dan tata cara mereka bertani sebelumnya. menunjukkan bahwa petani Arfak telah
Faktor kesesuaian inovasi dengan kebutuhan mengalami perubahan atau masa transisi dari
dan sosial budaya setempat sangat penting masyarakat tradisonal (peasant) ke arah
diperhatikan dalam mendesiminasi inovasi masyarakat maju (modern).
kepada masyarakat/petani Arfak. Mereka sulit Kebutuhan belajar adalah kondisi mental
mengadopsi inovasi yang tidak dibutuhkan sebagai kekuatan utama dalam diri seseorang
dan tidak sesuai dengan teknologi lokal yang dapat menggerakkan orang itu untuk
(kearifan tradisional) yang sudah nereka berkembang secara dinamis. Kebutuhan
miliki sebelumnya. Misalnya, inovasi belajar merupakan dasar untuk memenuhi
pemupukan atau membajak tidak pernah ada kebutuhan pendidikan, selanjutnya kebutuhan
pada tradisi masyarakat Arfak, hanya pendidikan sebagai dasar untuk memenuhi
mengenal teknologi ladang berpindah secara tingkat kebutuhan lainnya (Soedjana, 2004:
bergiliran dan menggali tanah dengan kayu 207-219). Petani Arfak mau belajar karena
tugal dan tenaga ternak babi untuk membalik ingin memenuhi kebutuhan dasarnya yaitu
tanah. berupa makanan, pakaian, dan perumahan.
Tahap Keputusan. Pada tahap Kebutuhan dasar tersebut diperoleh melalui
keputusan, seseorang terpilih dalam kegiatan usaha pertanian yang diolah di ladang/kebun
yang mengarah pada pemilihan untuk mereka. Kebutuhan dasar diperoleh dengan
menerima atau menolak inovasi. Pada cara menjual produksi pertanian menghasilkan
penelitian ini, saluran komunikasi yang masih dalam bentuk uang tunai. Artinya, kebutuhan
aktif dilakukan kepada petani Arfak adalah dasar yang dirasakan oleh masyarakat Arfak
Mulyadi, Basita Ginting Sugihen, Pang S. Asngari, dan Djoko Susanto/ 117
Jurnal Penyuluhan September 2007, Vol. 3 No. 2
dapat dideteksi melalui kebutuhan belajar (2) Kebutuhan belajar yang tinggi pada
yang dimilikinya. petani Arfak adalah faktor pendukung,
sedangkan karakteristik sosial ekonomi
Perubahan pada orientasi nilai budaya
yang rendah dan pola komunikasi
menunjukkan petani Arfak sudah mulai
vertikal adalah faktor penghambat
mengadopsi nilai-nilai budaya dari luar dalam
pengadopsian inovasi.
bentuk inovasi atau informasi yang dipadu
padankan dengan nilai-nilai budaya yang (3) Secara nyata petani Arfak telah
selama ini dianut atau diperankan. Nilai mengalami perubahan sosial, budaya, dan
budaya pasrah dan ketergantungan kepada orientasi ekonomi (masa transisi) dari
kekuatan alam dan hal-hal gaib lainnya mulai masyarakat tradisional ke modern,
ditinggalkan. Seperti hakekat hidup bagi ditunjukkan oleh kebutuhan belajar yang
mereka adalah berat tetapi harus diselaraskan tinggi, nilai budaya yang mendukung,
dengan upaya kerja keras. Waktu sekarang, dan sikap terhadap kegiatan penyuluhan
yang akan datang dan yang lalu sama yang responsif.
pentingnya. Kepada alam dan sesama manusia
saling menjaga keselarasan hidup.
Koentjaraningrat (2004: 34-36) menyatakan
Rujukan
bahwa nilai budaya yang harus lebih banyak
dimiliki oleh masyarakat Indonesia adalah
budaya yang berorientasi ke masa depan, de Boef, W., K. Amanor, K. Wellard dan A
hasrat mengeksplorasi lingkungan alam dan Bebbington. 1993. Cultivating knowledge:
kekuatan-kekuatan alam. Suatu nilai semacam Genetic Diversity, Farmer Experimentation
and Crop Research. London: Intermediate
itu akan menambah kemungkinan inovasi
Technology Publications.
terutama inovasi dalam teknologi.
Fujisaka, S. 1993. Were Farmers Wrong in
Tingginya sikap terhadap kegiatan Rejecting a Recommendation? The Case of
penyuluhan adalah seperti isi (materi) dan Nitrogen at Transplanting for Irrigated
metode penyampaian yang mereka sudah Rice. Agricultural System.
menganggap baik. Didukung juga sikap
Koentjaraningrat. 2004. Kebudayaan Mentalitas
personal penyuluh yang membawakan materi dan Pembangunan. Cetakan ke-21. Jakarta:
penyuluhan mereka terima dari golongan Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama.
mana pun tanpa membedakan asal, agama, Jakarta: PT Pustaka Pembangunan Swadaya
suku, dan jenis kelamin, walaupun berharap Nusantara.
penyuluh lebih baik dari suku mereka sendiri.
Mosher, A.T. 1983. Menggerakkan dan
Sikap petani Arfak ini merupakan gambaran Membangun Pertanian. Cetakan ke-8.
kepada agen pembangunan bahwa penyuluhan Jakarta: CV. Yasaguna.
harus dipersiapkan dengan baik tentang materi
yang mereka butuhkan, metode yang menarik Pretty, J. 1995. Regenerating Agriculture: Policies
sesuai dengan kemampuan mereka, dan and Practice for Sustainability and Self
Reliance. London: Earthscan Publications
dilakukan oleh petugas yang profesional.
Ltd.
Purwanto. 2000. Difusi Inovasi. Jakarta: STIA
Kesimpulan Press.
Rogers, Everett. 1983. Diffusion of Innovations,
(1) Tahapan yang sangat menentukan proses Third Edition. New York: The Free Press.
adopsi inovasi pada petani Arfak adalah Rogers, Everett, dan F. Floid Shoemaker. 1971.
pada tahap awal (pengetahuan) yaitu Memasyarakatkan Ide-ide Baru.
mulai mengenal adanya inovasi dan Diterjemahkan oleh Abdillah Hanafi.
memperoleh beberapa pengertian tentang Surabaya: Usaha Nasional.
cara inovasi tersebut berfungsi.
118 Mulyadi, Basita Ginting Sugihen, Pang S. Asngari, dan Djoko Susanto/
Jurnal Penyuluhan September 2007, Vol. 3 No. 2