Sei sulla pagina 1di 15

THE OVERVIEW OF SURGICAL SITE INFECTION OF PASCA CAESAREAN

SECTION AT ARIFIN ACHMAD GENERAL HOSPITAL OF RIAU PROVINCE


1 JANUARY – 31 DECEMBER 2014 PERIOD

M. Imam Muttaqien
M. Yulis Hamidy
Ruza Prima Rustam
muttaqien.fk@gmail.com

ABSTRACT

Caesarean section has high risk of surgical site infection (SSI). This research
explain about surgical site infection after caesarean section in RSUD Arifin Achmad
Province of Riau 1 January – 31 December period. The method of this research is
retrospective descriptive. The source of data were taken from medical record of
patient that underwent caesarean section in RSUD Arifin Achmad Province of Riau.
This research found 573 patients that underwent caesarean section in 2014. The
number of SSI in this research is 3.49% (20 patients). Based on the characteristics,
the SSI were found most in the age of 18-34 years, the normal nutritional status and
obesity level one and level of elementary education. Based on preoperative condition,
the SSI were found most in the preoperative hemoglobin ≥11 g/dl, preoperative
diagnosis with the complications and were not given prophylactic antibiotics. Based
on intraoperative conditions, the SSI were found most in cito surgery, Pfannenstiel
incision and amount of bleeding <1000 ml with an average duration of surgery 58.75
minute. Based on postoperative condition, the SSI were found most in the period <5
days. The conclusion from this research is the incidence of surgical site infection after
caesarean section at Arifin Achmad 1 January – 31 December period is good enough
according to the prevalence of the SSI in Indonesia.

Key word : surgical site infection, caesarean section, feature of patient

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 1


PENDAHULUAN Gejala yang dapat timbul
Infeksi luka operasi (surgical pada infeksi luka operasi seksio
site infection) merupakan infeksi yang sesarea sama halnya dengan infeksi
terjadi karena kontaminasi bakteri di luka operasi lainnya yaitu adanya
luka operasi. Infeksi luka operasi telah purulen, peningkatan drainase, nyeri,
menjadi komplikasi umum dari kemerahan dan bengkak di sekeliling
tindakan pembedahan dan menempati luka, peningkatan suhu, dan
urutan pertama di rumah sakit.1 peningkatan jumlah sel darah putih.7
Data dari World Health
Organization (WHO) melaporkan METODE PENELITIAN
bahwa angka kejadian infeksi luka Desain penelitian ini adalah
operasi di dunia berkisar 5%-34%. penelitian deskriptif retrospektif
Infeksi luka operasi di United dengan mengambil data dari rekam
Kingdom memiliki angka kejadian medik pasien seksio sesarea di RSUD
infeksi luka operasi sekitar 10%.2 Arifin Achmad Provinsi Riau periode
Penambahan waktu perawatan 1 Januari – 31 Desember 2014.
mengakibatkan biaya penanganan
infeksi luka semakin meningkat, Lokasi dan Waktu Penelitian
seperti di Amerika Serikat terjadi Penelitian ini dilaksanakan di
peningkatan lebih dari 1,5 miliar Instalasi Rekam Medik RSUD Arifin
dolar.3 Achmad Provinsi Riau pada bulan
Prevalensi infeksi luka Juni-November 2015.
operasi di Indonesia sekitar 2,3-18,3%.
Persentase kejadian infeksi luka Populasi dan Sampel Penelitian
operasi di RSUD Dr. Pringadi Medan Populasi pada penelitian ini
tahun 2006 12%, RSUP Dr. Sardjito adalah seluruh pasien yang menjalani
tahun 2007 5,9%, dan di RSUP Adam seksio sesarea di RSUD Arifin
Malik Medan tahun 2010 5,6%.4 Achmad periode 1 Januari - 31
Salah satu pembedahan Desember 2014 yang memenuhi
tersering adalah seksio sesarea. kriteria inklusi. Kriteria inklusi pada
Pembedahan ini bertujuan untuk penelitian ini adalah Dewasa >18
melahirkan janin dengan membuka tahun yang mengalami infeksi luka
dinding perut dan uterus.5 Hasil data operasi (surgical site infection) pasca
surveilans kejadian infeksi luka seksio sesarea di RSUD Arifin
operasi obstetri dan ginekologi yang Achmad periode 1 Januari - 31
dilakukan Tim Pencegahan dan Desember 2014. Kriteria eksklusi
Pengendalian Infeksi (PPI) RSUD adalah data yang tidak lengkap dan
Arifin Achmad pada tahun 2011 yaitu pasien dengan infeksi prabedah yang
0,45% dan tahun 2012 0,73%.6 belum teratasi.

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 2


Seluruh populasi pada penelitian ini Hasil
menjadi sampel penelitian (total Penelitian mengenai gambaran
sampling). kejadian infeksi luka operasi pasca
seksio sesarea di RSUD Arifin
Prosedur pengumpulan data Achmad Provinsi Riau periode 1
Pengumpulan data dilakukan Januari - 31 Desember 2014 telah
dengan cara sebagai berikut: dilakukan dengan mengambil data
1. menghitung angka kejadian rekam medik pasien. Dari 685 jumlah
seksio sesarea RSUD Arifin pembedahan seksio sesarea yang
Achmad tahun 2014. terdata selama periode tersebut,
2. Mengelompokkan kriteria didapatkan sampel penelitian yang
inklusi dan eksklusi memenuhi kriteria inklusi sebanyak
3. Mencatat data yang diperlukan 573 sampel. Jumlah kejadian infeksi
meliputi usia, berat badan, tinggi luka operasi sebanyak 20 sampel.
badan, tingkat pendidikan, skor Penelitian yang dilakukan pada bulan
ASA, Hb preoperatif, diagnosis Juni sampai Oktober 2015
preoperatif,antibiotik profilaksis, mendapatkan hasil sebagai berikut;
jenis operasi, jenis sayatan
Angka kejadian infeksi luka operasi
operasi, lama operasi, jumlah
pada pasien pasca seksio sesarea
perdarahan, dan rentang waktu
terkena infeksi post operasi. Hasil penelitian yang dilakukan
4. Mengolah dan menganalisis di RSUD Arifin Achmad Provinsi
data. Riau terhadap jumlah kasus infeksi
luka operasi pada pasien seksio sesarea
Pengolahan dan Analisis Data periode 1 Januari – 31 Desember 2014
Pengolahan data gambaran dapat dilihat dalam tabel 1.
kejadian infeksi luka operasi (surgical
Tabel 1 Distribusi angka kejadian
site infection) pasca seksio sesarea di
ILO SC
RSUD Arifin Achmad periode 1
Januari – 31 Desember 2014 dilakukan
secara manual dan disajikan dalam Infeksi luka
bentuk tabel distribusi frekuensi. operasi n %
Ya 20 3,49
Etika penelitian Tidak 553 96,51
Penelitian ini dinyatakan lolos Jumlah 573 100
kaji etik oleh unit etika penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas Riau
Berdasarkan Tabel 1 dapat
dengan nomor:
dilihat bahwa sebanyak 20 dari 573
61/UN.19.5.1.1.8/UEPKK/2015

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 3


pasien yaitu 3,49% mengalami infeksi operasi pasca seksio sesarea lebih
luka operasi pasca seksio sesarea. banyak pada kelompok umur 18-34
tahun yaitu sebanyak 17 orang (85%),
Gambaran penderita infeksi luka
sama banyak pada kelompok normal
operasi pada pasien pasca seksio
dan obesity class I yaitu sebanyak 3
sesarea berdasarkan karakteristik
orang (15%), dan lebih banyak pada
pasien
kelompok tingkat pendidikan SD yaitu
Distribusi penderita infeksi
4 orang (20%).
luka operasi pasca seksio sesarea di
RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
Gambaran penderita infeksi luka
periode 1 Januari – 31 Desember 2014
operasi pada pasien pasca seksio
berdasarkan karakteristik pasien dapat
sesarea berdasarkan kondisi pasien
dilihat pada Tabel 2.
preoperatif
Tabel 2 Distribusi gambaran
Distribusi penderita infeksi
karakteristik ILO SC
luka operasi pasca seksio sesarea di
Karakteristik RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau
pasien n=20 % periode 1 Januari – 31 Desember 2014
Kelompok usia berdasarkan kondisi pasien preoperatif
18-34 tahun 17 85 dapat dilihat pada Tabel 3.
≥35 tahun 3 15 Tabel 3 Distribusi Kondisi
Status Gizi preoperatif ILO SC
Underweight 0 0 Kondisi pasien
Normal 3 15 preoperatif n=20 %
Pre-obesity 0 0
Hb pra-bedah
Obesity class I 3 15 <11 g/dl 5 25
Obesity class II 0 0 ≥11 g/dl 13 65
Obesity class III 2 10
Tidak ada data 2 10
Diagnosis pra-bedah
Tingkat Dengan penyulit 15 75
pendidikan Tanpa penyulit 5 25
SD 4 20 Antibiotik profilaksis
SMP 2 10 Diberikan 8 40
SMA 3 15 Tidak diberikan 12 60
Sarjana 1 5 Sifat pembedahan
Tidak ada data 10 50 Cito 14 70
Elektif 6 30
Berdasarkan Tabel 2 dapat
dilihat bahwa penderita infeksi luka

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 4


Berdasarkan Tabel 3 dapat Kondisi pasien
dilihat bahwa infeksi luka operasi intraoperatif n=20 %
pasca seksio sesarea lebih banyak Jenis sayatan operasi
terjadi pada pasien dengan Hb ≥11 g/dl Pfannenstiel 16 80
yakni 13 orang (65%), lebih banyak Midline 4 20
terjadi pada pasien dengan diagnosis Jumlah perdarahan
pra-bedah dengan penyulit yakni 15 < 1000 ml 20 100
orang (75%), lebih banyak terjadi pada ≥ 1000 ml 0 0
pasien yang tidak diberikan antibiotik
profilaksis pre-operasi yakni 12 orang Berdasarkan Tabel 4 dapat
(60%), dan lebih banyak terjadi pada dilihat bahwa infeksi luka operasi
pasien yang melakukan pembedahan pasca seksio sesarea lebih banyak
cito yakni 14 orang (70%). terjadi pada pasien yang dilakukan
Distribusi penderita infeksi seksio sesarea dengan jenis sayatan
luka operasi pada pasien pasca seksio operasi Pfannenstiel yakni 16 orang
sesarea di RSUD Arifin Achmad (80%) dan semua pasien jumlah
Provinsi Riau periode 1 Januari – 31 perdarahannya <1000 ml yakni 20
Desember 2014 berdasarkan skor ASA orang (100%).
tidak dapat ditampilkan karena dari 20
data pasien tersebut tidak tercantum Tabel 5
keterangan skor ASA. Lama pembedahan N
30 menit 3
Gambaran penderita infeksi luka 40 menit 1
operasi pada pasien pasca seksio 45 menit 1
sesarea berdasarkan kondisi pasien 50 menit 3
intraoperatif 60 menit 6
Distribusi penderita infeksi 70 menit 1
luka operasi pada pasien pasca seksio 75 menit 3
sesarea di RSUD Arifin Achmad 90 menit 1
Provinsi Riau periode 1 Januari – 31 105 menit 1
Desember 2014 berdasarkan kondisi Jumlah 20
pasien intraoperatif dapat dilihat pada
tabel 4 dan tabel 5. Berdasarkan Tabel 5 dapat
Tabel 4 Distribusi Kondisi Intra dilihat bahwa mean lama pembedahan
operatif ILO SC pasien infeksi luka operasi pasca
seksio sesarea yakni 58,75 menit
dengan modus 60 menit dan median
60 menit.

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 5


Gambaran penderita infeksi luka sesarea sebesar 3,49%. Angka kejadian
operasi pada pasien pasca seksio pada penelitian ini lebih rendah jika
sesarea berdasarkan kondisi pasien dibandingkan dengan penelitian yang
postoperatif dilakukan oleh Wloch et al di rumah
sakit Hammersmith London tentang
Distribusi penderita infeksi
infeksi luka operasi pada pasien pasca
luka operasi pada pasien pasca seksio
seksio sesarea yakni sebesar 9,6%.8
sesarea di RSUD Arifin Achmad
Hasil penelitian ini juga lebih rendah
Provinsi Riau periode 1 Januari – 31
jika dibandingkan dengan penelitian
Desember 2014 berdasarkan rentang
yang dilakukan oleh Wardoyo et al di
kondisi pasien postoperatif dapat
Rumah Sakit Cipto Mangan Kusumo
dilihat pada Tabel 6.
Jakarta dengan angka kejadian sebesar
Tabel 6 Distribusi Kondisi pasien 4,4%.9
postoperatif ILO SC Hasil penelitian ini juga lebih
rendah jika dibandingkan dengan
Kondisi pasien postoperatif penelitian
N=20 yang dilakukan% oleh Nupur
Rentang waktu terjadi infeksi et al di salah satu rumah sakit tersier
< 5hari amerika
17 serikat dengan angka
85 kejadian
10
≥ 5 hari sebesar3 3,5%. Hasil penelitian
15 ini
lebih rendah jika dibandingkan dengan
Berdasarkan tabel 6 dapat penelitian yang dilakukan oleh Son et
dilihat bahwa infeksi luka operasi al di Rumah Sakit Hungvuong Ho Chi
pasca pembedahan seksio sesarea lebih Minh Vietnam dengan angka kejadian
banyak terjadi pada rentang waktu < 5 sebesar 9,8%.11 Namun hasil penelitian
hari pasca pembedahan yakni ini lebih tinggi jika dibandingkan
sebanyak 17 orang (85%). dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dhar et al di Rumah Sakit Nizwa
Pembahasan Oman dengan angka kejadian sebesar
2,66%.12
Angka kejadian infeksi luka operasi Terbatasnya jumlah dan waktu
pada pasien pasca seksio sesarea pengambilan sampel kemungkinan
mempengaruhi rendahnya angka
Penelitian telah dilakukan kejadian infeksi luka operasi pasca
terhadap rekam medik pasien seksio seksio sesarea pada penelitian ini.
sesarea dengan hasil 20 dari 573 Selain itu, pada penelitian Wloch et al
subjek yang diteliti menderita infeksi dan Wardoyo et al terdapat data hasil
luka operasi. Berdasarkan jumlah kultur mikroorganisme pada bagian
tersebut didapatkan angka kejadian luka operasi untuk menegakkan infeksi
infeksi luka operasi pasca seksio luka operasi. sedangkan pada

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 6


penelitian ini, penegakan infeksi luka pembedahan seksio sesarea bila
operasi berdasarkan gejala klinis yang dibandingkan pasien yang berusia ≥35
tertulis di rekam medik pasien. tahun. Hal ini menjelaskan bahwa
bukan hanya faktor usia yang
Gambaran penderita infeksi luka berpengaruh terhadap kejadian infeksi
operasi pasca seksio sesarea luka operasi, namun juga beberapa
berdasarkan karateristik pasien faktor lain terutama penanganan pasien
saat preoperatif, intraoperatif, maupun
Berdasarkan Tabel 2 dapat
postoperatif.
dilihat bahwa penderita infeksi luka
Berdasarkan Tabel 2 dapat
operasi pasca pembedahan seksio
dilihat bahwa penderita infeksi luka
sesarea terbanyak pada kelompok usia
operasi pasca seksio sesarea sama
18-34 tahun yakni 17 orang ( 85%),
besar untuk pada kelompok normal
diikuti dengan kelompok usia ≥35
dan obesity class I yaitu sebanyak 3
tahun yakni 3 orang (15%). Hasil
orang (15%). Diikuti oleh kelompok
penelitian ini sama dengan penelitian
obesity class III yaitu sebanyak 2
yang dilakukan oleh Wloch et al
orang (10%), tidak ada pasien pada
dimana kelompok usia paling tinggi
kelompok underweight, pre-obesity
menderita infeksi luka operasi berada
dan obesity class II, serta tidak ada
pada kelompok usia 18-34 tahun yakni
keterangan yakni 12 orang (60%).
70,8%, jika dibandingkan dengan
Hasil penelitian ini berbeda dengan
kelompok usia ≥35 tahun yakni
penelitian yang dilakukan oleh Wloch
29,2%.8 Hasil penelitian ini juga sama
et al dimana kelompok normal yang
dengan penelitian yang dilakukan oleh
paling tinggi yakni 29,9% diikuti oleh
Nupur et al dimana kelompok usia
kelompok pre-obesity 28,6%, obesity
paling tinggi menderita infeksi luka
class II-III 20,8%, obesity class I
operasi berada pada kelompok usia 18-
19,7%, dan yang paling rendah
34 tahun yakni 79%, jika dibandingkan
underweight yaitu 1%.8
dengan kelompok usia ≥35 tahun
Menurut teori, indeks massa
yakni 13%.10
tubuh yang tinggi atau obesitas
Menurut kepustakaan, umur
merupakan salah satu faktor risiko
18-34 tahun merupakan umur
kejadian infeksi luka operasi. hal ini
reproduktif. Sedangkan umur ≥35
terjadi karena pada proses
tahun umumnya pada wanita sudah
penyembuhan luka operasi
menggunakan alat kontrasepsi atau
(remodelling) luka operasi tertutup
sudah dilakukan kontrasepsi mantap.13
oleh jaringan lemak pada daerah
Pada penelitian ini juga ditemukan
subkutan dan tidak mendapat udara
bahwa pasien yang berusia 18-34
(O2). Sehingga memungkinkan bakteri
tahun lebih banyak menjalani
anaerob dapat menginfeksi di bagian

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 7


luka operasi. Hasil penelitiaan ini pembedahan seksio sesarea
sesuai dengan kepustakaan dimana berdasarkan kondisi pasien
kelompok penderita infeksi luka preoperatif
operasi paling besar berada pada
Distribusi penderita infeksi
kelompok obesity class I dan obesity
luka operasi pada pasien pasca seksio
class III yaitu sebesar 25%.
sesarea di RSUD Arifin Achmad
Berdasarkan Tabel 2 dapat
Provinsi Riau periode 1 Januari – 31
dilihat bahwa penderita infeksi luka
Desember 2014 berdasarkan skor ASA
operasi pasca seksio sesarea paling
tidak dapat ditampilkan karena dari 20
tinggi pada tingkat pendidikan SD
data pasien tersebut tidak tercantum
yakni 4 orang (20%). Diikuti oleh
keterangan skor ASA. Maka dari itu,
tingkat pendidikan SMA yakni 3 orang
peneliti tidak dapat membahas lebih
(15%), tingkat pendidikan SMP yakni
lanjut terkait dengan variabel skor
2 orang (10%), dan pada tingkat
ASA pada penelitian ini.
pendidikan Sarjana yakni 1 orang
Berdasarkan Tabel 3 dapat
(5%).
dilihat bahwa penderita infeksi luka
Hasil penelitian ini sesuai
operasi pasca seksio sesarea terbanyak
dengan kepustakaan dimana edukasi
dengan Hb pra-bedah ≥11 g/dl yakni
tentang infeksi luka operasi perlu
13 orang (65%) diikuti dengan Hb pra
diberikan kepada pasien yang akan
bedah <11 g/dl yakni 7 orang (35%).
menjalani pembedahan, seperti
Menurut kepustakaan, anemia
manifestasi dan konsekuensi infeksi
gravidarum dapat ditegakkan bila Hb
luka operasi, pemberian antibiotik
maternal <11 g/dl. Anemia merupakan
profilaksis yang dapat menurunkan
salah satu faktor yang penting untuk
resiko, dan kebiasaan merokok yang
menunjang keselamatan ibu dan janin
meningkatkan risiko terhadap infeksi
karena zat hem pada hemoglobin dapat
luka operasi. Klinik, rumah sakit,
mengikat oksigen yang penting
media massa seperti majalah kesehatan
disalurkan keseluruh jaringan tubuh. 15
maupun internet dapat menjadi sumber
Anemia gravidarum merupakan salah
informasi bagi pasien yang akan
satu faktor risiko terjadinya infeksi
menjalani suatu pembedahan tertentu.
luka operasi karena kurangnya O2
Dengan adanya edukasi serta
dapat meningkatkan risiko terjadinya
pengetahuan dan didikung oleh tingkat
infeksi luka operasi. Namun hasil
pendidikani, maka terbentuk
penelitian ini tidak sesuai dengan
kewaspadaan akan terhadap risiko
kepustakaan dimana kelompok
terjadinya infeksi luka operasi.14
penderita infeksi luka operasi paling
besar berada pada Hb pra-bedah ≥11
Gambaran penderita infeksi luka
g/dl. Hal ini menjelaskan bahwa bukan
operasi pada pasien pasca

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 8


hanya faktor Hb pra-bedah yang diberikan antibiotik profilaksis yakni 8
berpengaruh terhadap kejadian infeksi orang (40%). Namun, semua penderita
luka operasi, namun juga beberapa infeksi luka operasi tersebut menerima
faktor lain terutama penanganan pasien antibiotik profilaksis secara post-
saat preoperatif, intraoperatif, maupun operasi. Penelitian yang dilakukan
postoperatif. oleh Wardoyo et al menemukan bahwa
Berdasarkan Tabel 3 dapat hanya 40% saja pembedahan seksio
dilihat bahwa penderita infeksi luka sesarea yang mendapatkan pemberian
operasi pasca seksio sesarea terbanyak antibiotik profilaksis dengan angka
dengan diagnosis pra-bedah dengan kejadian infeksi luka operasi pada
penyulit yakni 15 orang (75%) diikuti penelitian tersebut sebesar 4,4%.9
dengan tanpa penyulit yakni 5 orang Lalu, penelitian yang dilakukan oleh
(25%). Hal ini berbeda dengan hasil Andi di RSUD Arifin Achmad
penelitian yang dilakukan oleh Wloch Provinsi Riau tahun 2013 menemukan
et al bahwa penderita infeksi luka bahwa sebesar 84,6% penderita infeksi
terbanyak pada pasien terdiagnosis luka operasi tidak menerima antibiotik
dengan penyulit 46,7% dan tanpa profilaksis.16
penyulit 53,3%.8 Menurut kepustakaan,
Penelitian ini sejalan dengan pemberian antibiotik profilaksis dapat
teori. Menurut teori, keadaan penyulit menurunkan jumlah patogen potensial
dalam kehamilan yang dapat penyebab infeksi pada atau sekitar
meningkatkan risiko infeksi luka sayatan bedah sehingga menurunkan
operasi yaitu ketuban pecah dini, resiko atau mencegah komplikasi
partus lama, solusio plasenta, plasenta infeksi luka pasca operasi. Pemberian
previa,dan bekas seksio sesarea. antibiotik profilaksis dapat dilakukan
Keadaan penyulit seperti ini dapat sebelum, selama dan sesudah
meningkatkan risiko infeksi luka pembedahan. Pada pembedahan seksio
operasi karena adanya jalan masuk sesarea pemberian antibiotik
mikroorganisme untuk menginfeksi profilaksis pada dilakukan secara
pada luka operasi. Namun perlu dikaji rutin.17 Resiko terendah untuk
lebih lanjut mengenai beberapa faktor terjadinya infeksi luka operasi adalah
lain terutama penanganan pasien saat pada pasien yang diberikan antibiotik
preoperatif, intraoperatif, maupun preoperatif.
postoperatif. Hasil penelitian ini
Berdasarkan Tabel 3 dapat menunjukkan bahwa meskipun
dilihat bahwa penderita infeksi luka kebanyakan penderita infeksi luka
operasi pasca seksio sesarea terbanyak operasi tidak menerima antibiotik
tidak diberikan antibiotik profilaksis profilaksis yang diberikan secara
yakni 12 orang (60%) diikuti oleh preoperatif, namun keseluruhan

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 9


penderita yang memiliki diagnosis Gambaran penderita infeksi luka
pasca seksio sesareamenerima operasi pasca pembedahan seksio
antibiotik post-operasi. namun hal ini sesarea berdasarkan kondisi pasien
tidak menurunkan resiko pasien untuk intraoperatif
menderita infeksi luka operasi pasca
Berdasarkan Tabel 4 dapat
pembedahan seksio sesarea. Meskipun
dilihat bahwa penderita infeksi luka
begitu, hasil penelitian dapat berbeda
operasi pasca tindakan seksio sesarea
sehubungan setiap rumah sakit
terbanyak dengan teknik insisi
mempunyai standar prosedur tersendiri
Pfannenstiel yakni 16 orang (80%)
terhadap pemberian antibiotik
diikuti dengan midline yakni 4 orang
profilaksis.
(20%).
Berdasarkan tabel 3 dapat
Menurut teori, saat ini teknik
dilihat bahwa penderita infeksi luka
insisi pada seksio sesarea umumnya
operasi pasca pembedahan seksio
menggunakan teknik pfannenstiel.
sesarea terbanyak pada pembedahan
Teknik pfannenstiel sering digunakan
yang bersifat cito yakni 14 orang
karena mempertimbangkan aspek
(70%) dibandingkan pembedahan yang
kosmetik pada daerah luka operasi.
bersifat elektif yakni 6 orang (30%).
berbeda dengan teknik midline yang
Hal ini sesuai dengan penelitian oleh
bekas luka operasinya lebih tampak.
Wloch et al bahwa angka kejadian
Namun pada halnya tidak ada studi
infeksi luka operasi lebih tinggi pada
yang menjelaskan tentang teknik insisi
pembedahan emergensi 60,7%
pada seksio sesarea berpengaruh
dibandingkan pada pembedahan elektif
terhadap infeksi luka operasi. Perlu
yakni 39,3%.8
dikaji lebih lanjut mengenai beberapa
Penelitian ini sejalan dengan
faktor risiko infeksi luka operasi pasca
kepustakaan. Menurut kepustakaan,
seksio sesarea yang lain terutama pada
pembedahan yang dilakukan secara
penanganan pasien saat preoperatif,
emergensi tidak memenuhi standar
intraoperatif, maupun postoperatif.
persiapan preoperatif yang secara
Berdasarkan Tabel 5 dapat
normal dilaksanakan dalam
dilihat bahwa rata-rata durasi
pembedahan elektif, seperti konfirmasi
pembedahan pada pasien infeksi luka
tanda-tanda vital, persiapan antiseptik
operasi pasca pembedahan seksio
pada kulit yang adekuat. Sehingga
sesarea yakni 58,75 menit, dengan
tidak adekuatnya persiapan preoperatif
durasi pembedahan yang tersering
pada pembedahan emergensi tersebut
yakni 60 menit. Penelitian ini tidak
meningkatkan resiko infeksi luka
jauh berbeda dengan penelitian oleh
operasi.18
Wloch et al bahwa durasi pembedahan

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 10


seksio sesarea 40-55 menit menduduki operasi. Pada kondisi intraoperatif
jumlah tertinggi yakni 41,1%.8 seperti jumlah perdarahan yang masif
Menurut teori, pada umumnya atau hemorhage post partum
durasi pembedahan seksio sesarea (>1000ml) dan jumlah kerusakan
yaitu sekitar 40-45 menit. durasi jaringan berperan dalam proses
operasi berbanding lurus dengan risiko terjadinya luka pasca pembedahan.
infeksi luka operasi serta durasi Pada penelitian ini tidak sejalan
pembedahan yang lama akan dengan teori. Hal ini menjelaskan
memperberat risiko karena jenis bahwa bukan hanya faktor jumlah
kontaminasi selama pembedahan.19 perdarahan yang berpengaruh terhadap
Pada penelitian ini didapatkan hasil kejadian infeksi luka operasi, namun
bahwa durasi pembedahan pada juga beberapa faktor lain terutama
pasien infeksi luka operasi pasca penanganan pasien saat preoperatif,
seksio sesarea masih dalam keadaan intraoperatif, maupun postoperatif.
normal dan tidak berpengaruh terhadap
infeksi luka operasi. Untuk itu, Perlu Gambaran penderita pasien infeksi
dikaji lebih lanjut mengenai beberapa luka operasi pasca pembedahan
faktor risiko infeksi luka operasi pasca seksio sesarea berdasarkan kondisi
seksio sesarea yang lain terutama pada pasien postoperatif
penanganan pasien saat preoperatif,
Berdasarkan Tabel 6 dapat
intraoperatif, maupun postoperatif.
dilihat bahwa pasien pasca seksio
Berdasarkan Tabel 4 dapat
sesarea mengalami infeksi luka operasi
dilihat bahwa pasien pasca seksio
terbanyak pada rentang waktu <5 hari
sesarea mengalami infeksi luka operasi
pasca pembedahan seksio sesarea
terbanyak pada jumlah perdarahan
yakni 17 orang (85%) dan pada
<1000 ml yakni 20 0rang (100%) dan
rentang waktu ≥5 hari yakni 3 orang
tidak ada pasien dengan jumlah
(15%).
perdarahan ≥1000 ml. Hasil penelitian
Menurut teori, pembukaan
ini sangat berbeda dengan penelitian
perban luka operasi seksio sesarea
yang dilakukan oleh Wloch et al
dilakukan pada hari keempat setelah
bahwa pasien seksio sesarea terbanyak
dilakukannya operasi. hal ini
dengan jumlah perdarahan ≥1000 ml
menjelaskan bahwa pada pasien yang
yakni 54,5% diikuti oleh <1000 ml
terkena infeksi luka operasi pada
yakni 45,5%.8
rentang waktu <5 hari kemungkinan
Menurut teori, baik faktor
besar telah terinvasi mikroorganisme
preoperatif, intraoperatif, maupun
pada luka operasi sebelum dilakukan
pasca-operatif mempunyai peran risiko
prosedur pemasangan perban pasca
yang mempengaruhi lamanya
operasi. sedangkan pada pasien yang
terbentuknya infeksi luka pasca

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 11


terkena infeksi luka operasi pada 1. Angka kejadian infeksi luka
rentang waktu ≥5 hari kemungkinan operasi pasca seksio sesarea di RSUD
besar telah terinvasi mikroorganisme Arifin Achmad Provinsi Riau periode
pada luka operasi setelah dilakukan 1 Januari – 31 Desember 2014 adalah
prosedur pemasangan perban pasca sejumlah 20 kasus dari 573 seksio
operasi. Pada penelitian ini didapatkan sesarea (3,49%).
bahwa mayoritas pasien infeksi luka
2. Berdasarkan karakteristik
operasi pasca seksio sesarea
individu, penderita infeksi luka operasi
kemungkinan besar telah terinvasi
pasca seksio sesarea di RSUD Arifin
mikroorganisme pada luka operasi
Achmad Provinsi Riau periode 1
sebelum dilakukan prosedur
Januari – 31 Desember 2014 mayoritas
pemasangan perban pasca operasi.
pada rentang usia 18-34 tahun yakni
Namun perlu dikaji lebih lanjut
17 orang (85%), sama banyak pada
mengenai beberapa faktor risiko
status gizi normal dan obesity class I
infeksi luka operasi pasca seksio
yakni masing-masing 3 orang (15%),
sesarea yang lain terutama pada
dan mayoritas pada tingkat
penanganan pasien saat preoperatif,
pendidikan SD yakni 4 orang (20%).
intraoperatif, maupun postoperatif.
3. Berdasarkan kondisi pre-operatif,
Keterbatasan penelitian penderita infeksi luka operasi pasca
seksio sesarea RSUD Arifin Achmad
Kelemahan pada penelitian ini
Provinsi Riau periode 1 Januari – 31
berupa kurangnya kelengkapan sumber
Desember 2014 mayoritas pada Hb
data khususnya mengenai identitas
pra-bedah ≥11 g/dl yakni 13 orang
pasien yaitu tingkat pendidikan dan
(65%), mayoritas pada diagnosis pra-
kondisi preoperatif yaitu status nutrisi
bedah berupa diagnosis dengan
dan skor ASA. sehingga hal ini cukup
penyulit yakni 15 orang (75%), dan
menyulitkan peneliti dalam
mayoritas tidak menerima antibiotik
pengumpulan dan pengolahan data.
profilaksis bedah yakni 12 orang
(60%).
Simpulan
4. Berdasarkan kondisi intra-
Berdasarkan hasil penelitian operatif, penderita infeksi luka operasi
tentang gambaran kejadian infeksi luka pasca seksio sesarea RSUD Arifin
operasi pasca seksio sesarea di RSUD Achmad Provinsi Riau periode 1
Arifin Achmad Provinsi Riau periode Januari – 31 Desember 2014 mayoritas
1 Januari-31 Desember, maka dapat pada pembedahan yang bersifat cito
diambil simpulan diantaranya: yakni 14 orang (70%), mayoritas pada
teknik insisi pfannenstiel yakni 16

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 12


orang (80%), rata-rata durasi memperhatikan teknik perawatan luka
pembedahan yakni 58,75 menit, dan yang baik pada pasien pasca
seluruh penderita infeksi luka operasi pembedahan untuk menurukan risiko
pasca seksio sesarea (100%) kejadian infeksi luka operasi.
mengalami perdarahan <1000 ml.
b. Pencatatan rekam medik pasien
5. Berdasarkan kondisi post- lebih disempurnakan dan disesuaikan
operatif, terjadinya infeksi luka operasi dengan standar yang berlaku agar
pasca seksio sesarea RSUD Arifin dapat dipergunakan oleh peneliti lain
Achmad Provinsi Riau periode 1 yang akan meneliti data dari rekam
Januari – 31 Desember 2014 mayoritas medik serta untuk kelengkapan data
pada rentang waktu <5 hari yakni 17 pasien, seperti data tentang pemakaian
orang (85%). antibiotik profilaksis dan skor ASA.

Ucapan Terimakasih
Saran Penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya
1. Peneliti lain
kepada pihak Fakultas Kedokteran
Penelitian lanjutan dapat dilakukan Universitas Riau, dr. M. Yulis
untuk membahas hubungan beberapa Hamidy, M.Kes, M.Pd.Ked dan dr.
faktor risiko dengan kejadian infeksi Ruza P. Rustam, Sp.OG, selaku dosen
luka operasi pasca tindakan seksio Pembimbing. dr. Dimas P. Nugraha,
sesarea serta perbandingan kejadian M.Sc dan dr. Desby Juananda, M.Sc,
infeksi luka operasi pasca seksio selaku dosen Penguji, serta dr. Miftah
sesarea pada tahun 2014 dengan tahun- Azrin, Sp.KO, selaku supervisi yang
tahun berikutnya. Selain itu, penelitian telah memberikan waktu, bimbingan,
lanjutan dapat dilakukan untuk nasehat serta ilmu selama penyusunan
membahas pola kuman infeksi luka skripsi sehingga skripsi ini dapat
operasi pasca seksio sesarea. diselesaikan.
2. RSUD Arifin Achmad Provinsi
Daftar pustaka
Riau

a. Untuk tenaga kesehatan, agar 1. Center for disease control and


dapat menjalankan prosedur peri- prevention; Procedure-associated
operatif yang sesuai dengan standar Module. Surgical Site Infection
prosedur yang telah ada khususnya (SSI) Event. Atlanta, united states
mengenai tindakan pre-operatif, seperti of America:January 2015.
memberikan antibiotik profilaksis
yang tepat waktu, tepat dosis, serta 2. Yuwono. Pengaruh Beberapa
tepat regimen. Serta agar Faktor Risiko Terhadap Kejadian

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 13


Surgical Site Infection (SSI) pada section in England : results from a
pasien Laparotomi Emergensi. multicentre cohort study. BJOG
Departemen Mikrobiologi FK An international Journal of
Unsri/RSUP MH Palembang. ; Obstetrics and Gynaecology.
2013. p. 16 – 25. London : department of
healthcare associated infection
3. Gruendemann BJ, Fernsebner B. and antimicrobial resistance,
Buku Ajar Keperawatan Health protection agency UK;
Perioperative. Jakarta : 2012
EGC;2011.
9. Wardoyo EH, Tjoa E, Ocvyanty
4. Putra RA, Asrizal. Tindakan D, Moehario LH. Infeksi Luka
Perawat Dalam Pencegahan operasi (ILO) di Bangsal
Infeksi Nosokomial Luka Post kebidanan dan Kandungan
Bedah. Fakultas Keperawatan RSUPN Cipto Mangankusumo
Universitas Sumatra Utara; 2011. (RSCM) : Laporan Serial Kasus
Bulan Agustus-Oktober 2011.
5. Prawirohardjo S, Saifuddin AB, Jakarta : fakultas kedokteran
Rachmhadhi T, Wiknjosastro GH. universitas indonesia. CDK-
Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat 216/vol. 41 no. 5; 2014.
cetakan ketiga. Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono 10. Nupur K, Kathleen M, Anthony R,
Prawirohardjo;2013. Loie R, Helen K, David W. Long-
Term Effect of Infection Practices
6. Murniasih E. Faktor Risio Infeksi and Case Mix on Cesarean
Luka Operasi Post Laparotomi Surgical Site Infections.
Obstetri dan Ginekologi di RSUD Washington : Division of
Arifin Achmad Pekanbaru. Infectious disease Washington
Yogyakarta : Universitas University School of Medicine,
Gajahmada;2014. and Barnes-Jewish Hospital, St.
Louis, Missouri, USA. Vol. 120-
7. Potter PA, Perry AG. Buku Ajar Issue 2, paart 1 p. 246-251;2012.
Fundamental Keperawatan, Edisi
4. Jakarta : EGC;2005. 11. Son TT, Silom J, Virasakdi C,
Alan G. Risk Factors for
8. Wloch C, Wilson J, Lamagni T, Postcesarean Surgical Site
Harrington P, Charlett A, Sheridan Infection. Ho Chi Minh :
A. Risk factors for surgical site postoperative department,
infection following caesarean Hungvuong Obstetric and

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 14


Gynecological Hospital. Vol. 95- 17. Anderson MD, Ottum A., Serbel
Issue 3 p. 367-371;2000. S., Sethi A., Gaines Martha E.,
Safdar Nasia. A survey to examine
12. Dhar H, Al-Busaidi I, Rathi B, patient awareness, knowledge, and
Nimre EA, Sachdeva V, Hamdi I. perception regarding the risk and
A study of Post-Caesarean Section consequences of surgical site
Wound Infections in a regional infection. American Journal of
referral Hospital, Oman. Oman : Infection Control. 2013. 1-3
Sultan Qaboos University Medical
Journal. Vol. 14(2) p. 197- 18. Cheng Keping, Li Jiawei, Kang
203;2014. Qingfang, Wang C., Ye Nanyuan.
Risk factor for surgical site
13. Prawirohardjo S, Wiknjosastro infection in a teaching hospital : A
GH. Ilmu Kandungan. Edisi prospective study at 1.138 patient.
Ketiga cetakan petama. Jakarta : Patient Preference & adherence.
PT Bina Pustaka Sarwono 2015:9. 1171-77
Prawirohardjo;2011.
19. Yuwono. Pengaruh Beberapa
14. Sjamsuhidajat, S., Jong de Wim. Faktor Risiko Terhadap Kejadian
Buku Ajar Ilmu Bedah . 2nd ed. Surgical Site Infection (SSI) Pada
Penerbit Buku Kedokteran EGC. Pasien Laparotomi Emergensi.
2003. JMJ. 2013;1(1):16-25

15. Banhidy F, Acs N, Puho EH,


Czeizel AE. Iron deficiency
anemia: Pregnancy outcomes with
or without iron supplementation.
Elsevier inc. 2011. Volume 27,
Issue 1, Pages 65–72

16. Kurnia Andi. Gambaran penderita


infeksi luka operasi pada pasien
pasca operasi bersih (clean) di
RSUD Arifin Achmad Provinsi
Riau periode Oktober-Desember
2013. Skripsi. Fakultas
Kedokteran Universitas Riau.
2015

Jom FK Volume 3 No.1. Februari 2016 15

Potrebbero piacerti anche