Sei sulla pagina 1di 11

EFEKTIFITAS PENERAPAN EKO-DRAINASE

DENGAN SUMUR RESAPAN KAMPUS TERPADU UII


Khalis Fatmawati. Bambang Sulistiono *)
Program Studi Teknik Sipil, Program Studi Teknik Sipil,
Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan,
Universitas Islam Indonesia, Indonesia Universitas Islam Indonesia, Indonesia
Email: khalis.fatmawati@gmail.com Email: bambangsulis33@gmail.com

Abstract
UII (Universitas Islam Indonesia) areas is one of the land surface must be brought to the river
by drain sytstems. The final project will be designed and renovated by innovayion of drain based on
environment issues or eco-drain. Eco-drain is managed and designed construction of infiltration
wells on the drain system in UII areas. This research provides to know before and all out quatitites
of water to the river after infiltration well does, so we will know efectivity of eco drain application.
Computation of average rainfall in Isohyet method and in all quantities just form by Rational
equation method. Permeability parameters are handled by SNI – 03 - 3968 – 1995. Water intakes by
infiltration wells was designed with aqua proof wall. We’d love to all parametres, so we need to
know about value flow in upstream to eco drain control.
All quantities in infiltration wells are found by flow of drainage channels. The results of this
final project are all quantities of waters get into the river is equal to 100% , at the 2 years period got
93,94%, at the 5 periods are 81,52% and at the 10 periods got 81,52%. The dimensions of infiltration
wells with all decrease of all quantities, combination both are 0,6 to 0,8 metres and the height of
them are 1, 5 dan 2 metres. So we’ll spacing in every first games are 30, 40, 50 and 60 metres.
Keywords: isohyet, drainage, infiltration well, effectivity

Abstrak
Kampus Terpadu UII merupakan salah satu contoh dari lahan yang melimpaskan air hujan
ke badan sungai melalui saluran drainase. Sistem drainase di lokasi tersebut akan diperbaiki dengan
inovasi drainase berwawasan lingkungan atau eko-drainase. Penerapan eko-drainase yaitu dengan
memasang konstruksi sumur resapan di sepanjang saluran drainase Kampus Terpadu UII. Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui debit yang terbuang ke badan sungai sebelum dan sesudah adanya
sumur resapan sehingga diketahui efektifitas dari penerapan eko-drainase tersebut.
Hujan rerata kawasan dicari dengan metode Isohyet, sedangkan debit yang mengalir ke
saluran drainase dicari dengan metode Rasional. Nilai permeabilitas tanah dicari dengan
berpedoman pada SNI – 03 – 3968 – 1995. Sumur resapan didesain dengan konstruksi dinding kedap
air dan bagian dasar rata permeabel. Untuk merancang dimensi dan jarak sumur resapan maka perlu
dilakukan penelusuran aliran dari hulu hingga titik kontrol saluran drainase.
Debit yang masuk ke sumur resapan didapatkan dari aliran pada saluran drainase. Hasil dari
penelitian ini menujukkan bahwa debit yang terbuang ke badan sungai dapat berkurang hingga 100%
pada kala ulang 2 tahun, 93,94% pada kala ulang 5 tahun, dan 81,52% pada kala ulang 10 tahun..
Dimensi sumur resapan yang dipakai agar debit dapat berkurang secara optimal merupakan
kombinasi dari diamater 0,6 dan 0,8 meter, sedangkan kedalaman yaitu 1,5; 2; dan 3 meter. Jarak
antar sumur resapan berkisar diantara 30, 40, 50, dan 60 meter.
Kata kunci: isohyet, drainase, sumur resapan, efektifitas

PENDAHULUAN berkurangnya lahan terbuka, air akan semakin


sulit untuk meresap. Contoh dari
Peningkatan jumlah penduduk berbanding permasalahan tersebut berlokasi di Kampus
lurus dengan peningkatan kebutuhan Terpadu Universitas Islam Indonesia (UII)
pemukiman terutama di daerah perkotaan. Hal dimana wilayah tersebut mempunyai sistem
ini berakibat pada berkurangnya lahan terbuka drainase yang langsung mengalir ke sungai
yang dapat dimanfaatkan sebagai tempat tanpa ada pemanfaatan air yang lebih lanjut.
meresapnya air ke dalam tanah. Semakin Hal ini mengakibatkan adanya luapan berlebih
pada sungai yang menjadi buangan aliran Pengaruh Sumur Resapan dan Kolam
drainase. Terdapat tiga sungai yang dijadikan Retensi di Sistem Drainase UGM (Tri
sebagai buangan aliran drainase di Kampus Nugraha, 2013)
Terpadu UII yaitu Kali Kladuan, Kali
Penelitian ini membahas tentang efektifitas
Kimpulan, Kali Bojotan, dan Kali Pelang.
penggunaan kolam retensi retensi lembah
Sistem drainase di lokasi tersebut akan UGM untuk kala ulang 2, 5 ,dan 10 tahun
diperbaiki dengan inovasi drainase mampu menurunkan debit puncak berturut-
berwawasan lingkungan atau disebut dengan turut sebesar 0,6; 0,2; dan 0,24 m3/detik.
eko-drainase. Penerapan dari konsep tersebut Perbedaan penelitian saat ini adalah
yaitu dengan memasang konstruksi sumur pengunaan konstruksi sumur resapan yang
resapan di samping drainase eksisting di dipakai untuk mengurangi debit pada kala
Kampus Terpadu UII. Tujuan dari penelitian ulang 2,5 dan 10 tahun.
untuk mendapatkan efektifitas penerapan eko-
Perbandingan Tingkat Ketelitian Metode
drainase Kampus Terpadu UII dengan
Rerata-rataan hujan DAS dalam Debit
konstruksi sumur resapan yang dipasang di
Rancangan (Fatma Balany, 2008)
beberapa titik.
Penelitian ini membahas tentang ketelitian
Hujan rerata kawasan dicari dengan debit rancangan terhitung diukur dengan nilai
menggunakan metode Isohyet dengan data kesalahan relatif dengan menggunakan
hujan kombinasi dari stasiun hujan Angin- metode Rata-rata Aljabar, Poligon Thiessen,
angin, Beran, Bronggang, Kemput, Plataran, dan Isohyet. Penelitian terdahulu menjadikan
dan Prumpung. Debit puncak pada saluran penelitian ini sebagai dasar dalam penggunaan
drainase dicari dengan metode Rasional kala metode Isohyet dalam mencari hujan retata
ulang 2, 5 dan 10 tahun. Lluas kawasan yang kawasan.
ditinjau hanya pada perbatasan Kampus
Optimalisasi Sistem Drainase di Kampung
Terpadu UII. . Dalam merencanakan sumur
Sindurejan dalam mengantisipasi Bencana
resapan nilai permeabilitas tanah dicari
Banjir (Diska Nurzuraicha, 2016)
dengan berpedoman pada SNI 03 – 3969 –
1995 tentang Metode Pengukuran Kelulusan Penelitian ini membahas tentang solusi dari
Air pada Tanah Zone Tak Jenuh dengan Banjir yang terjadi di Kampung Sindurejan
Lubang Auger. Dimensi sumur resapan dapat diminimalkan dengan optimalisasi
merupakan kombinasi dari diameter 0,6; 0,8; sistem drainase dan ketersediaan kolam
dan 1 meter dan kedalaman 1,5; 2; dan 3 resapan di setiap rumah penduduk. Perbedaan
meter. Dari beberapa dimensi tersebut dicari penelitian saat ini adalah Optimalisasi sitem
dimensi yang paling tepat agar debit yang drainase menggunakan sumur resapan yang
terbuang ke Kali Kladuan, Kali Kimpulan, dipasang disepanjang saluran drainase.
Kali Bojotan, dan Kali Pelang berkurang
secara optimal. LANDASAN TEORI
Ekodrainase
STUDI PUSTAKA
Ekodrainase merupakan suatu konsep
Rekayasa Sistem Drainase Berwawasan
pengelolaan saluran drainase secara terpadu
Lingkungan pada Kawasan Industri
dan berwawasan lingkungan. Secara garis
Piyungan Kabupaten Bantul Daerah
besar konsep ini menjadikan prasarana
Istimewa Yogyakarta (Triyono, 2015)
drainase di wilayah kota berfungsi sebagai
Penelitian ini membahas tentang sistem pengelola/pengendali air permukaan
drainase berwawasan lingkungan diperoleh (limpasan air hujan) sehingga tidak
nilai efektifitas sumur resapan ditinjau dari menimbulkan masalah genangan, banjir, dan
jumlah debit yang dapat diresap ke dalam kekeringan bagi masyarakat serta bermanfaat
sumur resapan yaitu presentasi kontribusi bagi kelestarian lingkungan hidup. Menurut
peresapan terhadap kapasitas total debit Sunjoto terdapat dua mazab dalam ilmu
penampungan. Perbedaan penelitian saat ini drainase yaitu Con-Water Mazhab (Mazab
adalahe fektifitas sumur resapan pada Nafi-Air) dan Pro-Water Mazhab (Mazab
penelitian ditinjau dari jumlah air yang Pro-Air). Pro-Water Mazhab adalah teknik
terbuang ke sungai. menyelesaikan genangan dengan meresapkan
air hujan kedalam tanah disekitar pemukiman metode yang paling akurat untuk menentukan
secara individual maupun komunal. hujan rata-rata. Cara ini memperhitungkan
Bangunannya berupa sumur resapan air hujan. secara aktual pengaruh tiap-tiap pokok
Dengan pemahaman tersebut maka konsep penakaran hujan. Dengan kata lain asumsi
eko-drainase dan mazab Pro-Air memiliki pada metode Thiessen yang menganggap
persamaan yaitu keduanya menyelesaikan bahwa tap-tiap pos penakar mencatat
genangan dengan meresapkan air hujan ke kedalaman yang sama untuk daerah sekitarnya
dalam tanah dengan menggunakan sumur dapat dikoreksi. Hujan rerata kawasan dapat
resapan ditulis dengan persamaan sebagai berikut:
Hidrologi P1 +P2 P +P
A1 ( ) +A2 ( 2 3 ) +…
P= 2 2 (1)
Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan A1 +A2 +...
air di bumi, baik mengenai terjadinya, dengan:
peredaran dan penyebarannya, sifat-sifatnya, P = Hujan rata-rata kawasan (mm),
dan hubungan dengan lingkungan terutama P1 = Hujan pada garis isohyet 1(mm), dan
dengan makhluk hidup (Bambang T, 2008). A1 = Luas area diantara garis isohyet 1 dan 2
Ilmu hidrologi lebih banyak berdasarkan pada (ha,km2,m2).
pengetahuan empiris dari pada teoritis. Hal ini Dalam menghitung hujan rerata kawasan
karena banyaknya parameter yang metode Isohyet, data hujan yang dipakai yaitu
berpengaruh pada kondisi hidrologi di suatu data hujan maksimum yang terjadi di semua
daerah, seperti kondisi klimatologi, kondisi stasiun dalam waktu yang sama. Namun, di
lahan (daerah aliran sungai, DAS), tata guna lapangan hal itu sangat sulit untuk ditemukan
lahan, kemiringan dan sebagainya. karena hujan yang terjadi di setiap stasiun
Banyaknya parameter tersebut mengakibatkan selalu berubah dan belum tentu mempunyai
analisis hidrologi sulit diselesaikan secara hujan maksimum di hari yang sama. Oleh
analitis. Salah satu komponen utama dari karena itu, perlu dilakukan pendekatan dalam
analisis hirologi adalah hujan. Hujan adalah penyiapan data hujan harian guna
kejadian yang tidak dapat diprediksi dan tidak mendapatkan hujan rerata tahunan. Unruk
dapat diketahui secara pasti seberapa besar mencari.
hujan yang akan terjadi pada suatu periode
waktu. Oleh karena itu, analisis hidrologi Analisis Frekuensi
merupakan bidang yang komplek yang Tujuan dari analisis frekuensi data hidrologi
disebabkan oleh ketidakpastian dalam adalah mencari hubungan antara besarnya
hidrologi. kejadian ekstrim terhadap frekuensi kejadian
Pengujian Seri Data dengan menggunakan distribusi probabilitas.
Besarnya kejadian ekstrim mempunyai
Pengujian konsistensi data hujan dilakukan hubungan terbalik dengan probabilitas
dengan metode kurva massa ganda (double kejadian, misalnya frekuensi kejadian debit
mass curve). Dalam metode ini nilai kumulatif banjir besar adalah lebih kecil dibandingkan
seri data yang diuji dibandingkan dengan nilai frekuensi debit-debit sedang atau kecil. Dalam
kumulatif seri data dari stasiun referensi. analisis frekuensi terdapat beberapa distribusi
Stasiun referensi dapat berupa rerata dari probabilitas yaitu, Gumbel, normal, log
beberapa stasiun disekitarnya. Nilai kumulatif normal, dan log Pearson tipe III.
seri data digambarkan pada grafik sistem
koordinat kartesius (X-Y). Kurva yang Setelah diketahui probabilitas yang dipakai
terbentuk kemudian diperiksa untuk melihat maka dilakukan uji kecocokan probabilitas
perubahan kemiringan. Jika kurva berbentuk dengan metode Chi-Kuadrat dan Smirnov-
garis lurus artinya data A konsisten. Kolmogorov. Dengan analisis frekunsi akan
Sebaliknya jika terjadi perubahan/patahan diperkirakan besarnya banjir dengan interval
kemiringan bentuk kurva, artinya data A tidak kejadian tertentu yaitu 2, 5, dan 10 tahun.
konsisten. Intensitas Hujan
Hujan Kawasan Intensitas hujan adalah tinggi atau kedalaman
Dalam penelitian ini metode yang dipakai air hujan per satuan waktu. Sifat umum hujan
adalah metode isohyet. Metode ini merupakan adalah makin singkat hujan berlangsung
intensitasnya cenderung makin tinggi dan Debit Puncak Metode Rasional
makin besar periode ulangnya makin tinggi
Metode untuk memperkirakan laju aliran
pula intensitasnya. Untuk mencari intensitas
permukaan puncak yang umum dipakai adalah
hujan dibutuhkan data hujan harian. Nilai
metode Rasional USSCS (1973). Metode ini
intensitas hujan dapat dicari dengan
mudah pengunaannya tetapi hanya terbatas
menggunakan persamaan Mononobe sebagai
untuk DAS dengan ukuran kecil yaitu kurang
berikut:
dari 300 ha (Goldman et.all,1986). Persamaan
R24 24 2/3 matematik metode Rasional dinyatakan
I= ( ) (2) sebagai berikut ini.
24 t
dengan: Q = 0,002778 C.I.A (7)
I = Intensitas hujan (mm/jam), dengan:
t = Durasi hujan (jam), dan Q = Laju aliran permukaan (debit) puncak
R24 = Curah hujan maksimum selama 24 jam (m3/detik),
(mm). C = Koefisien aliran permukaan (0 ≤ C ≤ 1),
Nilai dari R24 didapatkan dari hujan rancangan I = Intensitas hujan (mm/jam), dan
pada kala ulang 2, 5, dan 10 Tahun. Dalam hal A = Luas DAS (ha).
ini nilai dari durasi hujan (t) sama dengan
waktu konsentrasi (tc). Waktu konsentrasi Kapasitas Saluran Drainase Eksisting
yaitu waktu yang diperlukan oleh air hujan Analisis kapasitas saluran drainase eksisting
yang jatuh untuk mengalir dari titik terjauh dilakukan untuk mengetahui kemampuan
sampai ke tempat keluaran DAS (titik saluran drainase dalam menampung air hujan.
kontrol). Waktu konsentrasi dapat dicari Berikut adalah persamaan yang dipakai untuk
dengan menggunakan persamaan yang mencari kapasitas saluran drainase.
dikembangkan oleh Kirpich (1940), yang
dapat ditulis sebagai berikut ini. Q=A×V (8)
0,385
1 2/3 1/2
0,87×L2 V= ×R ×S (9)
n
tc = ( ) (3)
∆h
1000×S S = (10)
dengan: L
tc = Waktu konsentrasi (jam), dengan:
L = Panjang saluran utama dari hulu sampai Q = Debit pada saluran (m3/detik),
penguras (km), dan V = Kecepalan aliran saluran (m/detik),
atau, A = Luas penampang basah saluran (m2),
tc = to + td (4) n = Kekasaran Manning,
2 n R = Radius hidraulik (m),
to = ( ×3,28×L× ) (5) S = Kemiringan memanjang saluran,
3 √S
Ls L = Panjang saluran (m), dan
td = (6) ∆h = Perbedaan tinggi hulu ke hilir (m).
60V
dengan: Hidraulika Sumur Resapan
tc = Waktu Konsentrasi (menit)
to = Waktu alir permukaan lahan (menit) Secara teoritis, volume dan efisiensi sumur
td = Waktu alir saluran (menit) resapan dapat dihitung berdasarkan
n = Angka kekasaran Manning, keseimbangan air yang masuk ke dalam
S = Kemiringan lahan, sumur dan air yang meresap ke dalam tanah
L = Panjang lintasan aliran di atas (Sunjoto, 1988) dan dapat dituliskan
permukaan lahan (m), persamaan sebagai berikut ini.
FKT
Ls = Panjang lintasan aliram di dalam Q −
saluran/sungai (m), dan H= (1 − e πR2 ) (11)
FK
V = Kecepatan aliran di dalam saluran
dengan:
(m/detik).
H = Tinggi muka air dalam sumur (m),
Dari persamaan (3) dan (4) dipilih nilai wakti
F = Faktor Geometrik (m),
konsentrasi terbesar.
Q = Debit air masuk (m3/detik),
T = Waktu pengaliran (detik),
K = Koefisien permeabilitas tanah (m/detik),
R = Jari-jari sumur (m). tanah zone tak jenuh dengan menggunakan
lubang Auger adalah sebagai berikut.
Debit Air Masuk (Q)
K = 1,15 . r . a (13)
Debit air yang masuk pada sumur resapan r r
berasal dari debit limpasan air hujan pada log (h(tm )+ ) − log(h(tn )+ )
a= 2 2 (14)
saluran drainase eksisting. Debit tersebut tn − tm
dicari dengan menggunakan metode Rasional h(ti) = D – H(ti) (15)
pada kala ulang 2, 5, dan 10 Tahun. Nilai debit dengan:
yang masuk ke sumur resapan dicari dengan K = Nilai kelulusan tanah (cm/jam),
melakukan penelusuran aliran pada tiap r = Jari-jari lubang pengukuran (cm),
saluran drainase. a = Koefisien,
Faktor Geometrik (F) h(ti) = Ketebalan air dalam sumur pada waktu
ti (cm),
Faktor Geometrik adalah suatu harga yang D = Ketinggian standar acuan pengukuran
mewakili dari bentuk ujung sumur, tampang, dari dasar sumur (cm), dan
radius, kekedapan dinding serta perletakan H(ti) = Data pengukuran pada waktu ke-i
dalam lapisan tanah. Kondisi sumur yang (cm).
direncanakan pada penelitian ini yaitu kondisi
dengan resapan terletak pada tanah yang Dimensi tersebut dapat digambarkan sebagai
seluruhnya porus dengan dinding sumur berikut.
resapan kedap air dan dasar sumur rata
permeabel. Kondisi ini dapat digambarkan
sebagai berikut.

Gambar 2. Dimensi pada Sumur Resapan


METODE PENELITIAN
Gambar 1. Sketsa Kondisi
Sumur Resapan Lokasi penelitian bertempat di Kampus
Terpadu UII dengan badan sungai yang
Nilai faktor geometrik pada kondisi diatas menjadi titik keluaran yaitu Kali Kladuan,
dapat dirumuskan pada persamaan berikut ini. Kimpulan, Bojotan, dan Pelang. Data yang
F = 5,5R (12) dibutuhkan adalah data primer meliputi
dengan: dimensi drainase eksisting dan koefisien
F = Faktor geometrik (m), permeabilitas tanag, sedangkan data sekunder
R = Jari-jari sumur (m), dan meliputi data hujan harian dari tahun 2005 s/d
H = Kedalaman dinding sumur kedap air dari 2015 di stasiun hujan Angin-angin, Beran,
muka tanah (m). Bronggang, Kemput, Plataran, dan Prumpung,
koordinat stasiun hujan, denah dan kontur
Koefisien Permeabilitas Tanah (K) Kampus Terpadu UII.
Untuk mencari nilai permeabilitas tanah Data primer berupa hujan harian diolah
berpedoman pada SNI 03 – 3968 – 1995 dengan menggunakan aplikasi Arc-Gis untuk
tentang Metode Pengukuran Kelulusan Air mendapatkan hujan rerata kawasan metode
pada Tanah Zone Tak Jenuh dengan Lubang Isohyet. Dalam merancang sumur resapan
Auger. Tujuan pengukuran ini adalah untuk diusakan mendekati 100% penempatan sumur
mendapatkan nilai kelulusan air pada zone tak resapan dapat bekerja secara optimal. Berikut
jenuh. Persamaan yang dipakai dalam adalah bagan alir pada penelitian ini.
perhitungan pengukuran kelulusan air pada
2m =
Mulai
A
R =
P
Persiapan 0,42
=
2
Landasan teori = 0,21 m
1
V = . R2/3 . S1/2
Pengumpulan data: n
primer dan sekunder 1
= . 0,212/3 . 0,02061/2
Permeabilitas
0,036
Data hujan Dimensi drainase
tanah = 1,4097 m/detik
Q = A.V
Hujan rerata = 0,42 . 1,4097
metode Isohyet = 0,5921 m3/detik
Jadi saluran nomor 1 mempunyai kapasitas
Pengolahan dan analisis data saluran 0,591 m3/detik
Koefisien Permeabilitas Tanah (K)
debit drainase dimensi, jumlah,
eksisting metode dan jarak sumur Nilai dari koefisien permeabilitas tanah dicari
Rasional resapan dengan berpedoman pada SNI 03 – 3968 –
1995. Pengambilan data permebilitas ditanah
Debit keluaran sebelum Debit keluaran setelah dicari pada 5 titik uji yang menyebar di
ada sumur resapan ada sumur resapan kawasan Kampus Terpadu UII. Nilai dari
koefisien permeabilitas tanah dicari dengan
menggunakan metode grafik. Berikut adalah
Efektifitas eko-drainase grafik dari pengujian permeabilitas lokasi 1.

Selesai 100

Gambar 3. Bagan Alir Penelitian


h+r/2 (cm)

DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN 10

Data Primer
Drainase Eksisting
1
Berdasarkan hasil survei didapatkan jumlah 0 1000 2000 3000 4000 5000
saluran drainase eksisting di Kampus Terpadu t (detik)
UII terdapat 25 sub saluran drainase yang
mempunyai dimensi dan kemiringan masing
masing. Berdasarkan data hasil survei maka Gambar 3. Grafik Uji Permeabilitas
perhitungan sebagai berikut.
Dengan menggunakan persamaan (13), (15),
Perhitungan saluran nomor 1. dan (15) didapatkan hasil pengujian
permeabilitas tanah berikut ini.
h = 0,7 m
b = 0,6 m Tabel 1. Koefisien Permeabilitas Tanah
L = 212,465 m
∆h = 4,384 m Lokasi K (m/det) Ket.
S = 0,0206 Lokasi 1 4,103 . 10-6 FTSP UII
n = 0,036 (Gravel bottom with side of
dry rubble or riprap) Lokasi 2 6,464 . 10-5 Lap. Sepak Bola
A = h.b Lokasi 3 1,948 . 10-5 Utara GOR UII
A = 0,7 . 0,6
= 0,42 m2 Lokasi 4 4,642 . 10-5 Rektorat
P = b + 2h Lokasi 5 2,374 . 10 -5
= 0,6 +2.0,7 Bolevard
Data Sekunder Untuk mencari nilai hujan kawasan
menggunakan persamaan (1).
Data Hujan Harian
1,47.52,5+20,19.53,5+10,23.54,5+0,26.55,5
Data Sekunder berupa data hujan harian pada P=
1,47 +20,19+10,23+0,26
stasiun hujan Kemput, Angin-Angin, = 53,79 mm
Bronggang, Prumpung, Plataran, dan Beran. Berdasarkan perhitungan tersebut maka
Analisis dilakukan dari tahun 2005 s/d 2015. didapatkan hujan rerata kawasan pada tahun
Sebelum melakukan perhitungan hujan rerata 2005 s/d 2015 adalah sebagi berikut.
kawasan perlu dilakukan pengujian seri data
dengan metode kurva massa ganda. Nilai Tabel 2. Hujan Rerata Kawasan Tahunan
hujan harian pada stasiun Kemput, Angin- No Tahun Hujan (mm)
Angin, Bronggang, Prumpung, Plataran, dan
Beran dijumlahkan dan dibandingkan nilai 1 2005 99,74
kumulatif hujan tahunan stasiun yang diuji 2 2006 104,93
dengan kumulatif hujan tahunan stasiun hujan 3 2007 62,21
pembanding. Nilai dari stasiun hujan 4 2008 84,76
pembanding yaitu nilai rata-rata tahunan dari 5 2009 65,21
setiap stasiun yang akan diuji. Berikut adalah 6 2010 43,02
kurva massa ganda pada stasiun Beran. 7 2011 74,89
8 2012 59,06
35000
9 2013 47,12
Kumulatif Tahunan Stasiun Beran

30000 10 2014 47,96


11 2015 90,93
25000

20000 Denah Kampus Terpadu UII

15000 Berikut ini adalah denah dari Kampus


Terpadu UII
10000

5000

0
0 5000 10000 15000 20000 25000
Kumulatif Tahunan Stasiun Pembanding

Gambar 4. Kurva Massa Ganda Stasiun


Hujan Beran
Selanjutnya adalah mencari hujan rerata
kawasan dengan metode Isohyet. Digunakan
aplikasi Arc-Gis untuk menganalisis hujan Gambar 5. Kampus Terpadu UII
pada setiap stasiun agar menjadi hujan rerata
kawasan. Berikut adalah gambar hasil dari Analisis Frekuensi
Isohyet Pada analisis frekuensi didapatkan hasil dari
koefisien probabilitas dengan menggunakan
Distribusi Log Pearson III dengan parameter
statistik berikut ini.
̅
Y = 4,218 mm
s = 0,3119 mm
Cv = 0,0739
Cs = - 0,05
Ck = 2,5532

Nilai kala ulang hujan pada 2, 5, dan 10 tahun


Gambar 5. Analisis Isohyet Tahun 2005 adalah sebagai berikut.
Maksimum ke-3 Kala ulang 2 tahun adalah 68,036 mm,
Kala ulang 5 tahun adalah 88,276 mm, dan pengecekan kinerja sumur resapan pada kala
Kala ulang 10 tahun adalah 101,026 mm. ulang 2, 5, dan 10 tahun. Sumur resapan
menggunakan tipe resapan terletak pada tanah
Analisis Intensitas Hujan
seluruhnya porus dengan seluruh dinding
Analisis intensitas hujan dicara pada kala kedap air dan dasar rata. Dimensi dalam
ulang 2, 5, dan 10 tahun. Setiap saluran perencanaan sumur resapan baik diameter
mempunyai nilai intensitas hujan yang maupun kedalaman sudah ditentukan terlebih
berbeda-beda hal itu dikarenakan waktu dahulu sehingga komponen yang dicari yaitu
pengaliran pada tiap saluran berbeda. Berikut jumlah dan jarak antar sumur resapan. Batasan
adalah perhitungan intensitas hujan kala ulang dimensi yang dipakai untuk jari-jari yaitu 0,6;
2 tahun pada saluran 1. 0,8; dan 1 meter, sedangkan kedalaman yaitu
1,5; 2, dan 3 meter.
R24 = 68,0357 mm
Perencaanaan sumur resapan menggunakan
t = 9,729 menit
sistem trial. Dimensi, jumlah, dan jarak antar
= 0,162 jam
sumur resapan ditentukan berdasarkan
R24 24 2/3 penelusuran debit aliran pada tiap drainase.
I = ( )
24 t Penelusuran debit drainase dimulai dari hulu
68,0357 24 2/3 saluran hingga titik keluaran debit saluran.
= ( )
24 0,162 Debit yang masuk pada bagian hulu
= 79,320 mm/jam merupakan debit saluran pada kala ulang 5
tahun. Aliran debit pada drainase akan terus
Debit Puncak Metode Rasional berkurang bila melewati lubang pipa sumur
resapan yang ada di samping drainase. Berikut
Untuk mencari nilai debit puncak dengan ini adalah perhitungan perencanaan sumur
metode rasional dibutuhkan data berupa resapan saluran 1.
koefisien aliran permukaan, intensitas hujan,
dan luas DAS yang ditinjau. Nilai dari r = 0,6 m
intensitas hujan didapatkan dari perhitungan R = 0,3 m
intensitas hujan dengan kala ulang 2, 5, dan 10
H = 1,5 m
tahun. Luas DAS yang membebani saluran
didapatkan dari pembacaan pada denah L = 40 m
Kampus Terpadu UII. Berikut adalah Ls = 212,4654 m
perhitungan debit puncak kala ulang 2 tahun
0,0461 m3/detik (Kala
pada saluran 1. Q saluran =
ulang 5 Tahun, Tabel 5.26)
C = 0,700
I = 79,230 mm/jam V = 1,4097 m/det
A = 0,230 ha K = 2,374 . 10-5 m/det
Q = 0,002778 C.I.A F = 5,5R
= 0,002778 . 0,7 . 79,230 . 0,230
= 0,0355 m3/detik = 5,5 . 0,3
= 1,65 m
Berdasarkan perhitungan tersebut didapatkan
debit puncak tiap saluran. Nilai dari debit L
T =
tersebut merupakan debit saluran sebelum V
pemasangan sumur resapan. Terdapat saluran 40
yang mendapat beban dari saluran =
1,4097
sebelumnya sehingga perlu dihitung ulang
= 28,37 detik
nilai debit puncak saluran tersebut. Hal ini
dikarenakan waktu pengaliran pada saat = 0,0461 m3/detik
mencari intensitas hujan berbeda antara Q −
FKT
saluran satu dengan yang lainnya. H = (1 − e πR2 )
FK
Perencanaan Sumur Resapan HFK
FKT
Sumur resapan direncanakan berdasarkan Q = −
(1 − e πR2 )
debit kala ulang 5 tahun dan dilakukan
1,5 . 1,65 . 2,374 . 10-5 = 0,0150 m3/detik
1,65 . 2,374 . 10-5 . 28,37
= − Q alir3 = Q masuk – Q resap
(1 − e π . 0,32 )
= 0,0161 – 0,0150
= 0,0150 m3/detik = 0,0011 m3/detik
Sumur Resapan ke-1 ∑ Qresap
% teresap = . 100%
Q masuk1 = Q saluran Q masuk1
= 0,0461 m3/detik 0,015 +0,015+0,015
= . 100%
Q resap1 = Q 0,0461
= 0,0150 m3/detik = 97,51 % < 100%
Q alir1 = Q masuk – Q resap (memenuhi ketentuan)
= 0,0461 – 0,0150 Q sisa = Q alir3
= 0,0311 m3/detik = 0,0011 m3/detik
Sumur Resapan ke-2 Jumlah, n = 3 sumur
Q masuk2 = Q alir1 L toral = Jumlah . Jarak
= 0,0311 m3/detik = 3 . 40
Q resap2 = Q = 120 m < Ls = 212,4654 m
= 0,0150 m3/detik (panjang memenuhi)
Q alir2 = Q masuk – Q resap
Jadi, pada saluran 1 dipakai tiga (3) sumur
= 0,0311 – 0,0150 resapan dengan diameter 0,6 meter,
= 0,0161 m3/detik kedalaman 1,5 meter, jarak antar sumur
resapan 40 meter, persentase air yang teresap
Sumur Resapan ke-3 97,51%, dan debit sisa aliran sebesar 0,0011
Q masuk3 = Q alir2 m3/detik. Berdasarkan perhitungan tersebut
= 0,0161 m3/detik maka didapatkan hasil dari perencanaan
sumur resapan pada tiap saluran adalah
Q resap3 = Q sebagai berikut.
Tabel 3. Perencanaan Sumur Resapan dengan Kala Ulang 5 Tahun
Nomor Q masuk Jumlah D H L Q sisa Teresap
Saluran m3/det sumur m m m m3/det (%)
1 0,0461 3 0,6 1,5 40 0,0011 97,51
2 0,0440 3 0,6 2 50 0,0044 89,95
3 0,0568 2 0,6 2 30 0,0019 96,61
4 0,0167 1 0,6 2 40 0,0018 89,48
5 0,0254 2 0,6 1,5 40 0,0031 87,95
6 0,0609 1 0,8 2 40 0,0039 93,59
7 0,0578 2 0,8 1,5 40 0,0069 88,05
8 0,0208 1 0,6 1,5 50 0,0037 81,96
9 0,2442 2 0,8 3 30 0,0009 99,65
10 0,0378 1 0,8 1,5 40 0,0002 99,60
11 0,0483 3 0,8 3 40 0,0044 90,98
12 0,0117 2 0,6 2 40 0,0014 88,38
13 0,1105 4 0,8 2 40 0,0034 96,88
14 0,0303 3 0,6 2 60 0,0025 91,62
15 0,0937 3 0,6 2 30 0,0094 89,95
16 0,0289 1 0,8 2 50 0,0041 85,79
17 0,1276 5 0,6 2 40 0,0218 82,87
18 0,0820 4 0,6 2 40 0,0036 95,63
Lanjutan Tabel 3. Perencanaan Sumur Resapan dengan Kala Ulang 5 Tahun
19 0,0862 5 0,8 2 50 0,0163 81,06
20 0,0369 4 0,6 2 50 0,0043 88,35
21 0,0594 2 0,6 1,5 30 0,0079 86,75
22 0,0105 1 0,6 1,5 40 0,0006 94,10
23 0,0170 1 0,6 2 40 0,0023 86,44
24 0,0085 1 0,6 1,5 60 0,0006 93,23
25 0,0402 3 0,6 2 50 0,0023 94,26

masing-masing menampung beberapa titik


HASIL
kontrol dari Kampus Terpadu UII. Kampus
Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini Terpadu UII mempunyai 15 titik kontrol yang
berupa perbedaan debit yang terbuang masing-masing mempunyai debit yang
sebelum dan sesudah adanya sumur resapan. beragam. Berikut adalah nilai efektifiras eko-
pada Kali Kladuan, Kali Kimpulan, Kali drainase pada Kala Ulang 5 tahun
Bojotan, dan Kali Pelang. Sungai tersebut
Tabel 4. Efektifitas Eko-drainase pada Titik Kontrol Kala Ulang 5 Tahun
Q kontrol (m3/detik) Teresap
Nomor Keterangan
Sebelum Setelah (%)
1 0,0440 0,0044 89,95 Saluran 2
2 0,0492 0,0019 97,92 Saluran 1, 3, pembuang sawah
3 0,0167 0,0018 89,48 Saluran 4, 5
4 0,1394 0,0146 89,56 Saluran 6, 7, 8
5 0,2442 0,0009 99,65 Saluran 9
6 0,0378 0,0002 99,60 Saluran 10
7 0,0483 0,0044 90,98 Saluran 11
8 0,0117 0,0014 88,38 Saluran 12
9 0,1105 0,0034 96,88 Saluran 13
10 0,0303 0,0025 91,62 Saluran 14
11 0,1419 0,0094 93,37 Saluran 15, 16 ,19
12 0,1276 0,0218 82,87 Saluran 17
13 0,0820 0,0036 95,63 Saluran 18
14 0,0369 0,0043 88,35 Saluran 20
15 0,1073 0,0052 95,17 Saluran 21, 22 ,23 ,24 ,25

Berdasarkan Gambar 5 didapatkan efektifitas


Berdasarkan perhitungan tersebut maka
eko-drainase kala ulang 5 tahun pada tiap
didapatkan hasil pada kala ulang 2,5, dan 10
badan sungai adalah sebagai berikut.
tahun. Efekifitas eko-drainase dengan sumur
Tabel 5. Efektifitas Eko-drainase pada resapan di Kampus Terpadu UII didapatkan
Badan Sungai dari rata-rata efektifitas eko-drainase pada
sebelum Setelah setiap badan sungai pada kala ulang rencana.
Efektifitas
Sungai sumur sumur Berdasarkan pengertian tersebut maka
m3/det m3/det % didapatkan efektifitas penerapan eko-drainase
dengan sumur resapan di Kampus Terpadu UII
Kladuan 0,2929 0,0227 92,26
pada kala ulang 2, 5, dan 10 tahun berturut-
Kimpulan 0,4228 0,0070 98,35 turut yaitu 100%; 93,94%; dan 81,52%.
Bojotan 0,4484 0,0449 89,99 Berikut ini adalah desain dari sumur resapan
Pelang 0,1073 0,0052 95,17
2 Efektifitas penerapan eko-drainase
dengan sumur resapan di Kampus
Terpadu UII pada kala ulang 2, 5, dan 10
tahun berturut-turut yaitu 100%;
93,94%; dan 81,52%.
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 1995. Metode
Pengukuran Kelulusan Air pada Tanah
Zone Tak Jenuh dengan Lubang Auger.
SNI – 03 – 3968 – 1996
Balany, F. 2008. Perbandingan Tingkat
Ketelitian Metode Rerata-Rataan Hujan
DAS dalam Debit Rancangan.
Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Gambar 6. Desain Sumur Resapan Chow, V. T. Open Channerl Hydraulics.
1959. Penerbit McGraw Hill Book
PEMBAHASAN Company. International ed. New York.
Perencanaan ekodrainase di Kampus Terpadu Harto, S. 1993. Hidrologi Terapan.
UII didasarkan pada konsep sunjoto tentang Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Mazab Pro-Air. Air yang terlimpas dari Kamiana, I. M. 2011. Teknik Peritungan Debit
permukaan lahan diselesaikan dengan cara Rencana Bangunan Air. Penerbit Graha
meresapkan air tersebut ke dalam tanah. Ilmu. Yogyakarta
Pemilihan letak sumur resapan yang Nugraha, T. 2013. Pengaruh Sumur Resapan
berdampingan dengan drainase eksisting dan Kolam Retensi di Sistem Drainase
bertujuan agar air yang terlimpas dari UGM. Universitas Gajah Mada.
permukaan dapat disimpan secara maksimal Yogyakarta.
melalui debit yang mengalir pada drainase. Nurzuraicha, D. 2016. Optimalisasi Sistem
Tujuan lain yaitu untuk mengatasi luapan Drainase di Kampung Sinduren dalam
berlebih pada drainase eksisting. Konsep letak Mengantisipasi Bencana Banjir.
sumur resapan sebenarnya terdapat dua tipe Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
yaitu sumur resapan yang ada tepat di bawah Sunjoto. 1989. Teknik Konservasi Air pada
drainase dan sumur resapan yang ada di Kawasan Pemukiman. Universitas Gajah
samping drainase. Akan tetapi, pemilihan Mada. Yogyakarta.
sumur resapan yang berdampingan dengan Sunjoto. 2011. Teknik Drainase Pro Air.
drainase akan memudahkan pekerjaan tanpa Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
harus membongkar drainase eksisting. Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan
yang Berkelanjutan. Penerbit Andi
SIMPULAN Offset. Yogyakarta.
Sutrisno, E., Unnatiq, A., Wisnu, I. Tanpa
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan
Tahun. Perencanaan Sistem Drainase
dalam penerapan ekodrainase di Kampus
Berwawasan Lingkungan (Ekodrainase)
Terpadu UII yaitu dengan menambahkan
di Kelurahan Sekaran Kecamatan
sumur resapan pada tiap saluran drainase
Gunungpati Kota Semarang. Universitas
eksisting maka didapatkan hasil sebagai
Diponegoro. Semarang.
berikut.
Triatmojo, B. 2008. Hidrologi Terapan.
1 Dimensi yang dipakai pada perencanaan Penerbit Beta Offset. Yogyakarta
sumur resapan merupakan komposisi Triyono. 2014. Rekayasa Sistem Drainase
dari diameter 0,6 dan 0,8 meter, Berwawasan Lingkungan pada Kawasan
sedangkan kedalaman komposisi dari Industri Piyungan Kabupaten Bantul
1,5; 2; dan 3 meter. Jarak antar sumur Daerah Istimewa Yogyakarta.
resapan berkisar diantara 30, 40, 50, dan Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
60 meter dengan jumlah sumur resapan
dalam satu saluran berkisar diantara 1
sampai 5 buah.

Potrebbero piacerti anche