Sei sulla pagina 1di 7

ASUHAN KEPERAWATAN CA SERVIKS APLIKASI NANDA, NOC, NIC

Diposkan oleh Rizki Kurniadi


A. PENGERTIAN
Kanker adalah istilah umum yang mencaKup setiap pertumbuhan maligna dalam setiap
bagian tubuh, pertumbuhan ini tidak bertujuan, bersifat parasit, dan berkembang dengan
mengorbankan manusia sebagai hospesnya (Hinchliff, 1999).
Kanker serviks adalah kanker yang terjadi pada serviks uteri, dan merupakan karsinoma
ginekologi yang terbanyak diderita oleh wanita.
Kanker serviks adalah keadaan dimana sel-sel neoplastik terdapat pada seluruh lapisan
epitel serviks uteri (Price dan Wilson, 1995).

B. ETIOLOGI

Penyebab pasti belum diketahui. Faktor ekstrinsik yang diduga berhubungan dengan
insiden karsinoma uteri adalah smegma, infeksi virus human papilloma virus (HPV), dan
spermatozoa. Faktor resiko timbulnya ca cervix selain usia dini saat melakukan hubungan
seksual, melahirkan pada usia muda, dan memiliki banyak pasangan seksual, termasuk
pemajanan terhadap Human Papilo Virus (PHV), Infeksi HIV, merokok, dan pemajanan terhadap
dietil still besteral in utero.

C. KLASIFIKASI

Klasifikasi menurut FIGO (Federation Internationale de Gynecologic et Obstetrigue), 1988:


Tingkat Kriteria
Karsinoma Pra invasif
0 Karsinoma in situ atau karsinoma intra epitel.

Karsinoma Invasif

I Proses terbatas pada serviks (perluasan ke korpus uteri tidak dinilai).


Ia Karsinoma serviks preklinis hanya dapat didiagnostik secara mikroskopis,
lesi tidak lebih dari 3 mm atau secara mikroskopik kedalamannya > 3-5
mm dari epitel basal dan memanjang tidak lebih dari 7 mm.
Ib Lesi invasif > 5, dibagi atas lesi < 4 Cm dan > 4 Cm.
II Proses keganasan telah keluar dari serviuks dan menjalar ke 2/3 bagian atas
vagina dan atau ke parametrium tetapi tidak sampai dinding panggul.
II a Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari infiltrat tumor.
II b Penyebaran ke parametrium, uni atau bilateral tetapi belum sampai dinding
pangguL
III Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau ke parametrium sampai dinding
panggul.
III a Penyebaran sampai 1/3 distal vagina namun tidak sampai ke dinding
panggul.
III b Penyebaran sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerah bebas
infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau proses pada tingkat I
atau II tetapi sudah ada gangguan faal ginjal/hidronefrosis.
IV Proses keganasan telah keluar dari panggul kecil dan melibatkan mukosa
rektum dan atau vesika urinaria (dibuktikan secara histologi) atau telah
bermetastasis keluar panggul atau ketempat yang jauh.
IV a Telah bermetastasis ke organ sekitar.
IV b Telah bermetastasis jauh.

D. GAMBARAN KLINIS

Tidak ada gejala yang spesifik untuk kanker serviks, perdarahan merupakan satu-satunya
gejala yang nyata tetapi sering tidak terjadi pada awal penyakit sehingga kanker sudah lanjut
ketika ditemukan.
1. Keluhan metroragia.
2. Keputihan .
3. Perdarahan pasca koitus.
4. Perdarahan spontan.
5. Bau busuk yang khas.
6. Obstruksi total vesika urinaria.
7. Cepat lelah.
8. Kehilangan berat badan.
9. Anemia.
10. Serviks teraba membesar, ireguler, teraba lunak.
11. Lesi pada porsio dan vagina.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Sitologi, dengan cara Pap smear untuk pemeriksaan penyaring guna mendeteksi perubahan
neoplastik.
2. Kolposkopi untuk mengarahkan tindakan biopsi pada daerah abnormal untuk mengambil contoh
jaringan.
3. Servikografi.
4. Pemeriksaan visual langsung.
5. Gineskopi.
6. Pap net (pemeriksaan terkomputerisasi dengan hasil lebih sensitif).

F. PENATALAKSANAAN

Tingkat Penatalaksanaan
0 Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal.
Ia Biopsi kerucut, Histerektomi transvaginal.
I b,II a Histerektomi radikal dengan limfadenektomi panggul dan evaluasi kelenjar
limfe paraaorta (bila terdapat metastasis dilakukan radioterapi pasca
pembedahan).
II b, III, Histerektomi transvaginal.
IV
IV a, IV b Radioterapi, radiasi paliatif, kemoterapi.

G. PROGNOSIS

Setelah pengobatan maka akan baik jika lesi ditemukan dan diobati lebih dini. Tingkat
kesembuhan dapat mencapai 85 % untuk stadium I, 50-60 % untuk stadium II, 30 % untuk
stadium III, dan 5-10 % untuk stadium IV.
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Cemas b.d. Situasi krisis.


2. Berduka b.d. dengan Potensial kehilangan fungsi tubuh, Efek kanker yang dirasakan pada gaya
hidup.
3. Intoleran aktifitas b.d. kelelahan, malnutrisi, penurunan mobilitas.
4. Ketidakseimbangan nutrisi: Kurang dari kebutuhan tubuh b.d. Status hipermatebolik berkenaan
dengan kanker.
5. Perubahan proses keluarga b.d. Ketakutan diagnosis kanker yang baru saja diterima,
Ketidakpastian masa depan.
6. Risiko infeksi b.d. Ketidakadekuatan pertahanan sekunder.
7. Risiko kerusakan integritas kulit b.d. Efek radiasi dan kemoterapi.
8. Risiko perubahan pola seksualitas b.d. Ketakutan/ansietas, Keletihan.

RENCANA KEPERAWATAN

DIAGNOSA PERENCANAAN
NO KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI

1. Cemas b.d. Situasi Klien menunjukkan1.Reduksi kecemasan


krisis. kontrol kecemasana. Kaji tingkat kecemasan dan respon
dengan kriteria: fisiknya.
1. Dapat mengidentifikasi, b. Gunakan kehadiran, sentuhan (dengan
verbalisasi, danijin), verbalisasi untuk mengingatkan klien
mendemonstrasikan tidak sendiri.
teknik menurunkanc. Terima pasien dan keluarganya apa
kecemasan. adanya.
2. Menunjukkan postur, d.
Gali reaksi personal dan ekspresi cemas.
ekspresi wajah, perilaku,
e.Bantu mengidentifikasi penyebab.
tingkat aktivitas yang f.Gunakan empati untuk mendukung orang
menggambarkan tua.
kecemasan menurun. g. Anjurkan untuk berfikir positif.
3. mampu mengidentifikasi h.Intervensi terhadap sumber cemas.
dan verbalisasi penyebab Jelaskan aktivitas, prosedur.
cemas. Gali koping klien.
k.Ajarkan tanda-tanda kecemasan.
Bantu orang tua mendefinisikan tingkat
kecemasan.
m. Ajarkan teknik distraksi dan relaksasi.
n. Ajarkan teknik manajemen cemas.
2. Intoleransi aktifitas Klien toleran terhadap 1. Perawatan jantung: Rehabilitasi
b.d. kelelahan, aktivitas dengan kriteria:a. Tingkatkan aktivitas klien setiap shift
malnutrisi, penurunan1. Kebutuhan ADL sesuai indikasi.
mobilitas. terpenuhi. b. Bantu klien menyusun frekuensi ambulasi.
2. Memperlihatkan c. Berikan periode istirahat yang adekuat.
toleransi terhadapd. Tingkatkan aktivitas perawatan diri klien
aktivitas (nadi, dari perawatan parsial sampai komplit
pernafasan stabil pada sesuai indikasi.
saat latihan aktivitas).
2. Monitoring tanda-tanda vital
a. Ukur tanda-tanda vital sebelum dan
sesudah aktivitas.

Dukungan emosional
a. Identifikasi dan hargai kemajuan yang
dicapai klien.

4. Manajemen energi
a. Rencanakan periode istirahat yang adekuat
sesuai dengan jadwal harian klien.
b. Bantu klien untuk menyimpan kekuatan
seperti istirahat sebelum dan sesudah
aktivitas.
c. Bantu ADL s jika perlu.

5. Pendidikan kesehatan
a. Ajarkan cara memantau respon fisiologis
terhadap aktivitas.
b. Ajarkan cara menghemat energi
selama/saat kerja/aktivitas:
Perlunya waktu istirahat sebelum dan
sesudah aktivitas/kerja.
Hentikan jika merasa letih dan hipoksia.
c. Instruksikan untuk konsultasi jika akan
meningkatkan aktivitas.

3. Ketidakseimbangan Status nutrisi kliena. Timbang BB sesuai indikasi.


nutrisi: Kurang dari seimbang denganb. Monitor intake klien.
kebutuhan tubuh b.d. kriteria: c. Berikan makanan dalam porsi kecil tapi
Status hipermatebolik1. BB stabil. sering dan sajikan dalam keadaan hangat.
berkenaan dengan2. Turgor kulit membaik. d. Anjurkan klien menjaga kebuersihan
kanker. 3. Intake makanan mulutnya.
meningkat. e. Atur lingkungan yang tenang dan bersih
selama makan.
f. Pasang sonde jika perlu, dengan
menggunakan teknik bersih.
g. Observasi keadaan sonde.
h. Lakukan aspirasi pada sonde sblm
pemberian makan.
i. Posisikan kepala klien lebih tinggi dari
kaki.
j. Pantau masukan dan haluaran.
k. Berikan nutrisi parenteral sesuai indikasi

4. Risiko infeksi b.d. Menunjukkan kontrol 1. Kontrol infeksi


Ketidakadekuatan infeksi selama dalam a. Bersihkan lingkungan secara rutin.
pertahanan sekunder, perawatan dengan
b. Batasi jumlah pengunjung.
Tindakan invasif. kriteria: c. Ajarkan cara mencuci tangan klien.
1. Bebas dari tanda infeksi.d. Anjurkan klien untuk mencuci tangan
2. Mendemonstrasikan sebelum dan sesudah melkukan aktivitas.
tindakan hygienes sepertie. Gunakan sabun anti mikroba untuk cuci
mencuci tangan, oral tangan.
care, perineal care. f. Gunakan sarung tangan dalam setiap
tindakan.
g. Pakai gaun khusus.
h. Cukur dan bersihkan kulit sebagai
persiapan tindakan invasif.
Pertahankan lingkungan aseptik ketika
mengganti NGT.
Ganti iv line sesuai protap.
k. Gunakan perawatan aseptik pada iv line.
Berikan intake mutrisi yang adekuat.
m. Berikan cairan dan istirahat yang cukup.
n. Atur pemberian antibiotik.
o. Ajarkan kepada keluarga tanda-tanda
infeksi.

2. Proteksi infeksi
a. Monitor tanda infeksi lokal dan sistemik.
b. Monitor granulosit, WBC, diferensiasi.
c. Inspeksi kulit dan mukosa dari kemerahan,
panas, atau drainase.
d. Batasi pengunjung.
e. Pertahankan teknik isolasi.
f. Lakukan perawatan kulit yang baik.
g. Lakukan kultur.
h. Sediakan peningkatan aktivitas dan
mobilisasi.
Ajarkan kepada keluarga cara mencegah
infeksi.
Jauhkan bunga segar dan hewan dari area
pasien.
k. Laporan adanya dugaan infeksi pada
pasien.

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, L.J. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC. Jakarta
Carpenito, L. J. 1998. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis. Edisi 6. EGC. Jakarta
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta
Guyton. Hall. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9. EGC. Jakarta
Hinchliff, S. 1999. Kamus Keperawatan. Edisi 17. EGC. Jakarta
http://www. Us elsevierhealth. com. Nursing diagnoses. Outcomes and interventions
Manuaba. 1998. Ilmu Kebidanan, PenyakitKandungan dan Keluarga Berencana. EGC. Jakarta
Mansyoer, A., Dkk. 1999. Kapita SeleKta Kedokteran. Media Aeskulapius FKUI. Jakarta
NANDA. 2001. Nursing Diagnoses: Definitions & Classification. Philadelphia
Sarwono, P. 1994. Ilmu Kebidanan. Balai Penerbit UI. Jakarta
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Tridasa. Jakarta

Potrebbero piacerti anche