Sei sulla pagina 1di 5

PENGARUH PENYAKIT GIGI DAN MULUT

TERHADAP HALITOSIS
Ni Putu Adnyani1, I Made Budi Artawa2
1
Tenaga Laboratorium JKG Poltekkes Denpasar
2
Dosen JKG Poltekkes Denpasar

Abstract. Dental Health of include cover congeniality about healthy tooth, of caries other
diseases and that happened in mouth cavity. Health of unfavorable mouth and tooth and
diseases in mouth cavity which do not be taken care of, often represent trouble of feel
generated pain as well as can generate to feel to lower self to its patient caused by mouth
aroma which is not delicate or recognized with halitosis. Problems of this research do
disease of mouth and tooth can generate halitosis. Intention of this research is to know role
of disease of mouth and tooth to the happening of halitosis. This research of descriptive
method, because only giving picture about an situation objectively. This research present
theorys beforehand and studied problems answer pursuant to obtained theorys through
bibliography study. Result of this research indicate that halitosis happened caused by
plaque accumulation, poket, haemorrahage and deterioration of network at tooth caries,
gangraen pulpa, gingivitis, periodontitis, stomatitis, glosistis, and oral cavity cancer.
Conclude this research is halitosis happened caused by make-up of caused by VSC the
existence of plaque stomachache, poket, haemorrahage and deterioration of network at
tooth caries, gangraen pulva, gingivitis, periodontitis, stomatitis, oral cavity cancer and
glositis. Suggested to society so that to be always keep in good health tooth and mouth so
that protected from halitosis. To medical energy specially nurse of tooth of so that
intensifying preventive program of disease of mouth and tooth to prevent incidence of
halitosis

Key Words: halitosis, disease of mouth and tooth

Pendahuluan penderitanya yang disebabkan oleh multi


faktorial. 4
Masalah penyakit gigi dan mulut
Rongga mulut adalah pintu
di Indonesia sampai saat ini masih perlu
pertama masuknya bahan-bahan
mendapatkan perhatian, mengingat
kebutuhan untuk pertumbuhan individu
berbagai upaya peningkatan dan usaha
yang sempurna. Rongga mulut juga
untuk mengatasi masalah kesehatan gigi
merupakan tempat mikroorganisme
dan mulut yang belum menunjukkan hasil
penyebab infeksi yang dapat
nyata bila diukur dengan indikator derajat
mempengaruhi keadaan kesehatan
kesehatan gigi dan mulut masyarakat,
umum. Kesehatan mulut dan kesehatan
yaitu prevalensi karies gigi dan penyakit
umum saling berhubungan, karena
periodontal.7 Hampir semua manusia
kesehatan gigi dan mulut dapat
pernah mengalami problem terhadap
mempengaruhi kesehatan umum .
kesehatan gigi dan mulutnya, bisa berupa
Kesehatan mulut sama pentingnya
gigi berlubang, radang gusi, radang
dengan kesehatan tubuh umumnya.
penyangga gigi dan bau mulut yang
Perubahan jaringan di mulut juga
dikenal dengan halitosis atau oral
1 menandakan perubahan status
malodor. Halitosis adalah suatu 17
kesehatan.
kecacatan sosial yang serius bagi

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1 ( Pebruari 2016) 24


Sumber halitosis sebagian besar penyakit dalam mulut yang tidak dirawat
berasal dari dalam mulut itu sendiri. Hasil sering merupakan gangguan karena rasa
penelitian terhadap 405 pasien yang sakit yang ditimbulkan dan juga dapat
datang ke klinik gigi 86% bau mulut menyebabkan rasa rendah diri pada
berasal dari dalam mulut pasien.1 penderitanya karena adanya bau mulut
Sumber halitosis oral disebabkan karena yang tidak sedap atau dikenal dengan
adanya tumpukan plak pada gigi, gusi, halitosis. 17
lidah dan gigi tiruan. Adanya sisa Halitosis berasal dari sulfur
makanan disela-sela gigi berlubang juga berbentuk gas Volatile Sulphur
6
merupakan penyebab halitosis. Compounds atau VSC yang mudah
Berdasarkan latar belakang masalah maka menguap, merupakan produk sampingan
Permasalah penelitian ini adalah apakah dari bakteri. Adanya inflamasi dalam
penyakit gigi dan mulut dapat rongga mulut, poket yang dalam,
menimbulkan halitosis ?. Tujuan pendarahan, apalagi dengan pendarahan
penelitian ini adalah untuk mengetahui spontan dapat meningkatkan konsentrasi
mekanisme penyakit gigi dan mulut VSC dalam mulut sehingga dapat
menimbulkan halitosis. menimbulkan halitosis. 13
Halitosis dihubungkan dengan
Metode penyakit gigi dan jaringan sekitarnya
Penelitian ini menggunakan study seperti karies gigi, ganggren pulpa,
pustaka, karena hanya memberikan gingivitis, periodontitis, stomatitis,
gambaran tentang suatu keadaan secara glosistis dan kanker rongga mulut, semua
objektif. Penelitian ini menyajikan teori- penyakit ini dapat menimbukan halitosis
teori terlebih dahulu dan jawaban patologis atau halitosis yang disebabkan
permasalahan yang dibahas berdasarkan oleh karena penyakit .4
teori-teori yang diperoleh melalui studi Karies gigi adalah kerusakan gigi
kepustakaan. Penelitian ini dilaksanakan yang ditandai dengan rusak email dan
melalui studi kepustakaan dengan cara dentin yang progresif yang disebabkan
membaca dan mengumpulkan data-data keaktifan metabolisme bakteri.3 Pada
dan teori-teori dari literatur berupa tahap awal sampai karies lanjut gigi
makalah, jurnal, buku-buku yang masih vital, karies gigi dapat
berkaitan dengan permasalahan. meningkatkan kadar VSC yang
disebabkan karena adanya pembusukan
Pembahasan sisa makanan oleh bakteri didalam karies
sehingga akan menimbulkan halitosis.16
Pengertian penyakit gigi dan mulut Pada tahap karies lanjut atau karies sudah
mencakup pengertian tentang gigi sehat, mencapai pulpa bila tidak dilakukan
gigi karies dan penyakit-penyakit lain perawatan maka dapat menimbulkan
yang terjadi didalam rongga mulut. peradangan pada jaringan pulpa. Jaringan
Kesehatan gigi dan mulut sangat Pulpa yang meradang bila tidak dirawat
dipengaruhi oleh kebiasaan pemeliharaan lama kelamaan akan menyebabkan
kesehatan gigi dan mulut. Bila kematian dan membusuk. Pembusukan
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut jaringan pulpa gigi yang mati atau
secara rutin dilaksanakan maka gangraen akan menimbulkan bau yang
kemungkinan akan terjadi penyakit dalam khas yang dihasilkan oleh gas gangraen
rongga mulut lebih kecil dibanding bila yang terdapat didalam gigi tersebut. 14
hal tersebut diabaikan.7 Kesehatan gigi Gingivitis biasanya disebabkan oleh
dan mulut yang kurang baik dan penyakit- kondisi lokal maupun sistemik. Kondisi

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1 ( Pebruari 2016) 25


lokal meliputi hygiene mulut yang buruk aktivitas bakteri dalam mulut terbentuk
impaksi makanan, dan iritasi lokal . gas VSC yang berbau tidak sedap dan
Kondisi sitemik dipengaruhi oleh menimbulkan halitosis .2 Poket dan
perubahan hormonal dan pemberian akumulasi plak akan menimbulkan bau
obat-obatan seperti obat anti konvulsan mulut yang sangat mengganggu karena
phenytoin dan derivatnya.17 Proses adanya pembusukan sisa makanan dan
gingivitis biasanya diawali dengan pembusukan jaringan pada poket. 12
adanya perubahan gingival yang ditandai Stomatitis aftosa recurens atau
adanya perubahan warna, bentuk, ukuran, RAS adalah salah satu kelainan mukosa
konsentrasi dan karakteristik permukaan mulut yang paling sering terjadi . RAS
gingival.5 Rasa nyeri dan sakit diklasifikasikan menjadi stomatitis aftosa
merupakan tanda yang langka dari recurrens minor atau MIRAS dan
gingivitis. Rasa nyeri biasanya timbul stomatitis aftosa recurens mayor atau
pada saat menyikat gigi dan kadang MARAS. MARAS lebih hebat daripada
timbul pendarahan, oleh karena itu MIRAS, secara klinis ulser ini
penderita cenderung menyikat lebih berdiameter kira-kira 1- 3 cm
lembut dan lebih jarang sehingga plak berlangsung selama empat minggu atau
akan semakin terakumulasi dan dapat lebih dan dapat terjadi dibagian mana
memperparah kondisi gingiva. Gingivitis saja dalam rongga mulut. Ulser pada
dalam kondisi yang sudah parah dapat mukosa mulut akan menimbulkan rasa
terjadi pendarahan spontan sehingga akan sakit terutama bila tersentuh , pasien akan
menimbulkan bau mulut atau halitosis mengabaikan kebersihan gigi dan
yang berasal dari darah dan akumulasi mulutnya, sehingga terjadi peningkatan
pada gingival yang meradang.9 kadar VSC yang berasal dari pembusukan
Meningkatnya akumulasi plak yang sisa makanan dan jaringan pada
berasal dari sisa makan yang mengandung stomatitis mayor yang dapat
protein dan adanya sel darah yang mati menimbulkan halitosis.8
pada gingival, akan meningkatkan kadar Glositis merupakan istilah yang
VSC, sehingga menimbulkan halitosis. 2 dipergunakan untuk menggambarkan
Periodontitis terjadi karena perubahan pada lidah. Khususnya
masuknya kuman ke jaringan pendukung perubahan bagian-bagian dari lidah
gigi bisa melalui gusi atau melalui daerah tampak mengalami denudasi atau lebih
apikal sebagai kelanjutan dari karies yang merah dari lazimnya.9 Lidah memiliki
tidak dirawat.10 Terjadinya peradangan area permukaan kasar yang luas. Area
pada jaringan penyangga gigi tersebut merupakan tempat tertimbunnya
menyebabkan terbentuknya poket dan plak, yang merupakan lapisan tipis yang
resesi gingival. Poket merupakan ciri berasal dari sisa makanan, terutama pada
utama dari periodontitis. Poket ditandai bagian posterior lidah.2 Peradangan pada
dengan warna gingival menjadi merah lidah atau glositis yang parah, akan
sampai kebiruan pada gingival tepi meningkatkan akumulasi plak pada
sampai gingival cekat. Bentuk tepi lidah, karena daerah tersebut akan
gingival membesar dan membulat, semakin sulit untuk dibersihkan sehingga
papilla interdental tumpul, kadang akan meningkatkan kadar VSC dan
12 15
timbul pendarahan pada gingival . Poket menimbulkan halitosis.
dan pendarahan pada gingival akan Kangker rongga mulut adalah
meningkatkan konsentrasi VSC, karena tumor ganas yang sering terjadi di dalam
protein yang berasal dari sisa makanan rongga mulut yang biasanya berupa lesi
dan sel darah yang mati pada poket, oleh dan kadang-kadang timbul pendarahan.

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1 ( Pebruari 2016) 26


Lesi ini dapat terjadi pada dasar mulut, 5. Houwink, B., Dirk, O. B.,
gusi, mukosa bukal dan lidah.11 Lesi dan Gramwinclel., A. B., Crielaers. P.
pendarahan pada kanker rongga mulut J.A., Veld, J.H.H.I.,Kono9ng, K.G.,
akan meningkatkan kadar VSC sehingga Moltzer, G., Helderman, W. H., Pilot,
menimbulkan halitosis.13 T., Roukenia, P.,A., Shautter , H., Tan,
H.,H., Velden-Vald, M.I., Woltgens,
Simpulan J.H.N., 1993, Ilmu Kedokteran Gigi
Pencegahan (terj.), Edisi I,
Simpulan dari penelitian ini Yogyakarta : Gajah Mada University
adalah halitosis terjadi karena adanya Press, h. 72-76
peningkatan VSC yang disebabkan karena
adanya akumulasi plak, poket, pendarahan 6. Johnson, I., 2006, Menangkis Bau
dan pembusukan jaringan pada karies Mulut, http: / www. Promosi
gigi, gangraen pulpa, gingivitis, Kesehatan Com./ tips. PhP nid=1001,
periodontitis, stomatitis, glositis dan 25/03/2006.
kanker rongga mulut.
7. Kristina, D., 2003, Pengaruh
Saran – saran Komunikasi Terapiutik Terhadap
Perilaku Kesehatan Gigi dan Mulut
Berdasarkan simpulan hasil Pasien , Majalah Kedokteran Gigi,
penelitian maka dapat disarankan (1) Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Kepada Masyarakat agar selalu menjaga Airlangga, Edisi Khusus Temu Ilmiah
kesehatan gigi dan mulutnya agar Nasional III, Surabaya: 354-58
terhindar dari halitosis. (2) Untuk tenaga
medis khususnya perawat gigi disarankan 8. Lewisw, M, A, O., Lamey, P.J., 1998,
agar mengintensifkan program Tinjauan Klinis Penyakit Mulut, (terj),
pencegahan penyakit gigi dan mulut Jakarta : Widya Medika, h. 58-59
untuk mencegah timbulnya halitosis.
9. Linch, M.A., Brighman, V.J.,
Greenberg, M. S., 1994, Ilmu Penyakit
Daftar Pustaka
Mulut Diagnosis dan Terapi, (terj),
Edis xiii, Jakarta : Bina Rupa Aksara,
1. Agung, A., 2006, Hindari Gangguan
h. 336-70.
pada Gigi dan Mulut, http:/ www,
Republika C.O. L.d/Koran Dental asp?
10. Machfoedz, I., Zein, A.,Y., 2005,
Id.21/02/2006.
Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Anak-Anak dan Ibu Ibu Hamil, Edisi I,
2. Djaya, A., 2000, Halitosis Nafas Tak
Yoyakarta :Fitramaya, h.23.
Sedap, PT. Dental Lintas Meditama,
Jakarta, h. 9 – 10
11. Mansjoer, A., Triyanti, K., Savitri, R.,
Wardhani, W. I., Setio, W., Tiara, A.
3. Ford, F, T, R., 1993, Restorasi Gigi,
D., Hamsah, A., Padmini, E.,
(terj.) Jakarta : EGC, h.5
Yunihastuti, E., Madona., F.,
Wahyudi, I., Kartini, Harimurti, K.,
4. Herawati, D., 2003, Mengenali
Nurbaiti, Suprohaita, Usyihara,
Halitosis Patologis Berdasarkan
Azwani, W., 1999, Ilmu Penyakit Gigi
Lokasi Asal untuk Keberhasilan
dan Mulut, Kapita Selekta
Perawatan Mal Odor Oral, Majalah
Ceril, xii (3) : 118 -22.

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1 ( Pebruari 2016) 27


Kedokteran, Universitas Indonesia,
Jakarta Edisi III: 144-183

12. Manson, J. D., Eley, B.M., 1993,


Buku Ajar Periodonti, (terj.), Edisi H,
Jakarta: Hipocrates, h. 126-30.

13. Mustaqimah, D. N., 2002, Terjadinya


Halitosdis Secara Biokimia, Majalah
Ilmiah Kedokteran Gigi, Edisi Khusus
FORIL: 197-202.

14. Moestopo, 1993, Memelihara Gigi


Dimulai Sejak dari Kandungan Sang
Ibu, Edisi II, Jakarta : Ghalia
Indonesia, h.24-5.

15. Prijono, E., Dewi, W., Puspa, T.K.,


2005, Efektifitas Pembersihan Lidah
Secara Mekanis Menggunakan
Tongue Scraper terhadap jumlah
Populasi Bakteri Anaerob Lidah,
Jurnal Kedokteran Gigi, Fakultas
Kedokteran Gigi Universitas
Padjajaran, Bandung, Indonesia, Edisi
Khusus: 94-100.

16. Raharjo, A., Miyazaki, H., 2003,


Etologi Clasification and Treatment
Needs (TN) for Oral Mal Odor, Jurnal
Kedokteran GIgi Indonesia, Edisi
Khusus KPPIKG, 10:811-15.

17. Sugiharto, A. A., 2003, Hubungan


Kesehatan Mulut dan Pemnyakit
Sistemik , Majalah Kedokteran Gigi ,
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Airlangga, Surabaya, Edisi Khusus
Temu Ilmiah Nasional III: 499 – 502.

Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 4 No. 1 ( Pebruari 2016) 28

Potrebbero piacerti anche