Sei sulla pagina 1di 12

STRUCTURE OF BIVALVES COMMUNITIES

IN THE WATER OF THE ESTUARY OF KAWAL RIVER

Ali Yunus
College Student of Marine Science, FIKP UMRAH, aliyunus1990@gmail.com

Henky Irawan
Lecture of Marine Science, FIKP UMRAH, henkyirawan.umrah@gmail.com

Fadhliyah Idris
Lecture of Marine Science, FIKP UMRAH, fadhliyahidris87@gmail.com

Abstract
The research was determined from February to June 2015. The purpose of this study was
to know the structure of Bivalves communities in the waters of the estuary of Kawal river. The
method used is purposive sampling. There are 2 locations of observation. Sampling Bivalves using
a transect line with transects 50 m. Plot size 1x1 m2 with a distance of 5 m between plot. From the
results of research on found the type of Bivalves with 2 families and 5 types of families Veneridae
and Glycymerididae. Family Veneridae with Callista impar, Anomalocardia squamosa, Gafrarium
pectinatum and Marcia japonica and Family Glycymerididae with Tucetona strigilata types. Value
abundance of Bivalves is 73708 ind/ha. Then, diversity index (H ') is 1.50; uniformity index (E) is
0.65; and dominance index is 0.50. The highest Important Value Index is species of Gafrarium
pectinatum of 105.51% and species of Anomalocardia squamous is the lowest at 18.82 % with
Bivalves clumped distribution patterns.

Keywords: Community Structure, Bivalves, Estuary, Kawal

1
STRUKTUR KOMUNITAS BIVALVIA
DI PERAIRAN MUARA SUNGAI KAWAL

Ali Yunus
Mahasiswa Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, aliyunus1990@gmail.com

Henky Irawan
Dosen Ilmu Kelautan, FIKP UMRAH, henkyirawan.umrah@gmail.com

Fadhliyah Idris
Dosen Ilmu Kelautan FIKP UMRAH, fadhliyahidris87@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini di lakukan pada bulan Februari sampai bulan Juni 2015. Tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui struktur komunitas Bivalvia di perairan muara Sungai Kawal. Metode
yang digunakan adalah purposive sampling. Terdapat 2 lokasi pengamatan. Pengambilan contoh
Bivalvia menggunakan transect line dengan jarak antar transek 50 m. Ukuran plot 1x1 meter
dengan jarak antar plot 5 meter. Dari hasil penelitian mengenai struktur komunitas Bivalvia di
muara Sungai Kawal ditemukan jenis Bivalvia dengan 2 famili dan 5 jenis yaitu famili Veneridae
dan Glycymerididae. Famili Veneridae dengan jenis Callista impar, Anomalocardia squamosa,
Gafrarium pectinatum dan Marcia japonica serta Famili Glycymerididae dengan jenis Tucetona
strigilata. Nilai kelimpahan total Bivalvia yaitu 73708 ind/ha. Untuk nilai indeks keanekaragaman
(H’) yaitu 1,50; indeks keseragaman (E) yaitu 0,65; dan indeks dominansinya yaitu 0,50. Indeks
Nilai Penting yang tertinggi yaitu jenis Gafrarium pectinatum sebesar 105,51 % Sedangkan Indeks
Nilai Penting terendah yaitu jenis Anomalocardia squamosa sebesar 18,82 dengan pola sebaran
Bivalvia mengelompok.

Kata kunci : Struktur Komunitas, Bivalvia, Muara Sungai, Kawal

2
I. PENDAHULUAN dinamakan bivalvia. (Romimohtarto dan
Juwana, 2007).
Muara sungai merupakan daerah
yang sangat produktif, karena penambahan Perairan Muara Sungai Kawal
bahan-bahan organik yang berasal dari darat merupakan daerah yang sangat rentan
melalui aliran sungai dan perairan sekitarnya, terhadap perubahan lingkungan karena
secara terus menerus. Percampuran kedua daerah Muara Sungai Kawal di sisi kiri dan
masa air yang terjadi di muara sungai dapat kanannya merupakan daerah litoral atau
menyebabkan perubahan kondisi fisik daerah intertidal yang apabila surut terlihat
oseanografi di lokasi tersebut (Usman, 2014). hamparan pantai yang terdapat ekosistem
Daerah muara sungai merupakan habitat dari berupa padang lamun, mangrove dan biota-
berbagai macam organisme hewan bentik, biota laut lainnya. Keberadaan dari ekosistem
salah satunya adalah bivalvia. ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas yang ada
dilingkungan Muara Sungai sekitarnya.
Zona Lithoral atau Intertidal
Beragam aktivitas dan pemanfaatan yang
merupakan suatu daerah yang selalu
ada disepanjang kawasan Muara Sungai
terkena hempasan gelombang tiap saat.
Kawal ini diduga turut memberikan
Daerah ini juga sangat terpengaruh dengan
pengaruh terhadap keberadaan Bivalvia dan
dinamika fisik lautan yakni pasang surut.
juga perubahan-perubahan lingkungan
Menurut Nybakken (1992) dalam Utama
sekitarnya.
(2014) zona intertidal merupakan daerah
yang paling sempit diantara zona laut yang Berdasarkan faktor-faktor tersebut di
lainnya. Zona intertidal dimulai dari pasang atas maka perlu untuk meneliti struktur
tertinggi sampai pada surut terendah. Zona ini komunitas Bivalvia di muara Sungai Kawal.
hanya terdapat pada daerah pulau atau Data penelitian ini akan sangat diperlukan
daratan yang luas dengan pantai yang untuk memonitor perubahan komunitas
landai. bivalvia di muara Sungai Kawal dan dapat
digunakan juga sebagai salah satu
Bivalvia termasuk golongan
pertimbangan untuk menentukan kebijakan
kekerangan, remis, dan sebangsanya. Mereka
pengelolaan selanjutnya.
biasanya simetri bilateral, mempunyai
cangkang setangkup dan sebuah mantel yang Berdasarkan latar belakang yang
berupa dua daun telinga atau cuping. Tiram, telah dijelas di atas maka, perumusan
kerang dan sebangsanya mempunyai dua masalah yang akan diteliti pada penelitian
cangkang dan dari dua sisi tubuh hewan. ini adalah bagaimanakah Struktur Komunitas
Karena cangkang ini disebut tangkup (valve) Bivalvia di Perairan Muara Sungai Kawal
dan dua buah jumlahnya maka kelas ini yang mencangkup jenis, kelimpahan, serta
indeks (dominansi, keanekaragaman,

3
keseragaman dan nilai penting dan Pola Bivalvia ialah berbagai jenis kerang ,
Penyebarannya) dan bagaimana kondisi remis dan kijing. Kebanyakan hidup dilaut
kualitas perairannya. terutama di daerah littoral, beberapa di daerah
pasang surut dan air tawar. Beberapa jenis di
Tujuan penelitian adalah untuk
laut hidup pada kedalaman sampai 5.000
menganalisis struktur komunitas Bivalvia
meter. Umumnya hidup didasar perairan yang
dari segi indeks keanekaragaman, indeks
berlumpur atau berpasir , beberapa hidup
keseragaman, indeks dominansi, kelimpahan,
pada substrat yang lebih keras seperti
pola penyebaran dan indeks nilai penting di
lempung, kayu atau batu (Suwignyo et., al,
perairan muara Sungai Kawal.
2005). Menurut Suwignyo et., al (2005)
Adapun manfaat yang diharapkan Tubuh Bivalvia pada dasarnya berbentuk

dari penelitian tersebut, ialah : pipih secara lateral dan seluruh tubuh
tertutup dua keping cangkang yang
1. Sebagai bahan informasi dalam berhubungan di bagian dorsal dengan
pengelolaan, pemanfaatan, dan adanya hinge ligament yaitu semacam pita
pelestarian wilayah perairan muara elastik yang terdiri dari bahan organik
Sungai Kawal. seperti zat tanduk (conchiolin) sama dengan
2. Sebagai bahan informasi dan bahan periostrakum, bersambungan dengan
pembanding untuk penelitian lebih cangkang. Kedua keping cangkang pada
lanjut. bagian dalamnya juga ditautkan oleh sebuah
otot aduktor anterior dan sebuah otot
II. TINJAUAN PUSTAKA
aduktor posterior, yang bekerja secara
Muara sungai adalah bagian hilir
antagonis dengan hinge ligamen. Bila otot
dari sungai yang berhubungan dengan laut.
aduktor rileks, ligamen berkerut, maka
Permasalahan di muara sungai dapat ditinjau
kedua keping cangkang akan terbuka,
di bagian mulut sungai (river mouth) dan
demikian pula sebaliknya.
estuari. Mulut sungai adalah bagian paling
hilir dari muara sungai yang langsung III. METODE
bertemu dengan laut. Sedangkan estuari
adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi
oleh pasang surut. Muara sungai berfungsi
untuk mengalirkan debit sungai terutama
pada waktu banjir ke laut. Selain itu muara
sungai juga harus melewatkan debit yang
ditimbulkan oleh pasang surut yang bisa lebih
besar dari debit sungai sehingga muara Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian
sungai harus cukup lebar dan dalam (Usman,
2014).

4
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan mempunyai pertimbangan tertentu (Fachrul,
Februari 2015 – Juni 2015 di Perairan Muara 2007).
Kawal. Alat dan bahan yang digunakan
dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel
1.

Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan

No Alat Kegunaan
Menentukan titik
1 GPS
koordinat
Menarik garis Gambar 2. Peta Penentuan Lokasi
2 Meteran Penelitian
transek
3 Transek Kuadrat Pengamatan
1x1m Bivalvia Berdasarkan pertimbangan peneliti
Pengambilan wilayah yang menjadi diambil untuk
sampel Bivalvia
4 Sekop Kecil didalam substrat sampling Bivalvia pada ekosistem muara
dan pengambila sungai yaitu daerah litoralnya yang masih
sampel sedimen
5 Kamera Dokumentasi terkena pengaruh muara sungai dimana
Mengukur suhu diperoleh 2 lokasi sampling, yakni lokasi
Multitester (YK-
6 Mengukur DO
2005WA) litoral pada sebelah kanan dan kiri muara
Mengukur pH
Saltmeter (YK- sungai di Desa Kawal. Peneliti tidak
9 Mengukur salinitas
31SA)
melakukan sampling Bivalvia di bagian alur
Memisahkan fraksi
10 Sieve net
sedimen muara dikarenakan lokasi tersebut merupakan
Mengeringkan
11 Oven jalur transportasi pelayaran kapal, apabila
sedimen
Wadah untuk dilakukan sampling akan berbahaya untuk
12 Plastik Sampel
sampel
peneliti.
13 Kertas Label Menandai sampel
Mencatat hasil Metode pengambilan sampling yang
14 Buku dan pena
penelitian
digunakan pada penelitian ini menggunakan
http:/seasellhub.
15
Com metode line transect. Jarak antar transek pada
Acuan identifikasi
http:/marinespeci
penelitian ini dibuat 50 m untuk semua
es. org
No Nama Bahan Kegunaan lokasi. Untuk jarak antar plot diberi jarak 5
1 Hewan Bivalvia Identifikasi
meter disemua lokasi penelitian, jarak antar
Untuk
2 Aquades
membersihkan alat plot tersebut dibuat berdasarkan studi
3 Kertas Label Menandai sampel
dilapangan dengan jarak yang paling efektif
Penentuan lokasi penelitian dilakukan untuk mendapatkan sampel Bivalvia yang
berdasarkan teknik Purposive Sampling yaitu banyak. Jumlah plot ditentukan dari masing-
teknik pengambilan sampel yang digunakan masing panjang lokasi dari bibir pantai
apabila sampel yang akan diambil sampai kearah surut terendah (berbatasan
dengan alur pelayaran). Ukuran plot yang

5
digunakan berukuran 1x1 m2 dan peletakan
Dengan :S = jumlah keseluruhan dari spesies
plot mengacu pada Fachrul (2007). H’max= keragaman maks (log2 x S)
Pengukuran kualitas perairan diambil
c. Indeks Dominansi (Fachrul, 2007)
dikawasan muara sungai yang berdekatan 𝑆 2
𝑛𝑖
dengan lokasi pengamatan Bivalvia. Kawasan D=
𝑁
𝑖=1
ini dibagi 3 bagian secara vertikal pantai.
Dengan :ni=jumlah individu dari spesies ke-i
Pengukuran kualitas perairannya diambil
N=jumlah keseluruhan dari individu
ditengah-tengah pada setiap kawasan yang
d. Kelimpahan Spesies (Satria, 2014)
telah dibagi tersebut. Sehingga didapat 3 titik
sampling pengukuran kualitas perairan. 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑣𝑖𝑑𝑢 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑠𝑝𝑒𝑠𝑖𝑒𝑠
𝐾𝑒𝑙𝑖𝑚𝑝𝑎ℎ𝑎𝑛 =
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐾𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡
Parameter perairan yang diukur dipilih
berdasarkan pertimbangan yang menjadi e. Pola Sebaran Jenis (Krebs, 1989 dalam
faktor-faktor pembatas bagi kehidupan Adi, 2013)
Ʃ𝑥 2 − 𝑁
Bivalvia. Pengukuran parameter lingkungan 𝐼𝑑 = 𝑁
𝑁(𝑁 − 1)
seperti suhu, salinitas, darajat keasaman
Ket: Id = Indeks penyebaran
(pH), dan dissolved oxiygen (DO) dilakukan N= Jumlah total individu yang diperoleh
pengulangan sebanyak 3 kali pengulangan X = Jumlah individu setiap lokasi
n = Jumlah lokasi
dan dilakukan pada pagi, siang dan sore.
Pengolahan data struktur komunitas Pengujian pola penyebaran digunakan
Bivalvia mencangkup Kelimpahan, Indeks chi square (x2) yaitu untuk membandingkan
Keanekaragaman (H’), Indeks Dominasi (D), harapan hitung dengan nilai pengamatan
Keseragaman (E), Kelimpahan Spesies, Pola dengan persamaan sebagai berikut (Brower
Sebaran Jenis dan Indeks Nilai Penting. Data and Zar, 1989 dalam Adi, 2013):
sampel Bivalvia yang diperoleh baik pada 𝑥2
𝑥2 = 𝑛 −𝑁
𝑁
lokasi 1 dan lokasi 2 digabung untuk diolah
Ket.:x2= Chi square
sehingga diperoleh data kondisi struktur N= Jumlah lokasi pengambilan
komunitas Bivalvia di muara Sungai Kawal. N= jlh. individu didapat didalam plot
Σx2=jumlah total individu yang diperoleh

a. Indeks Keanekaragaman f. Indeks Nilai Penting Magurran (1998)


(Koesoebiono, 1987 dalam Fachrul, dalam Alfiansyah (2014)
2007)
𝑆 INP = Frekuesi Relatif + Kerapatan
H′ = − 𝑃𝑖 𝑙𝑜𝑔2 𝑃𝑖 Relatif
𝐼=1

Dengan :Pi = jumlah individu masing-masing Hasil perhitungan data Indeks


jenis (i = 1, 2, 3,...) Keanekaragaman (H’), Indeks Dominansi
s = jumlah jenis
H’= pendugaan keanekaragaman (D), Keseragaman (E), Kelimpahan Spesies,
Pola Sebaran Jenis dan Indeks Nilai Penting
b. Indeks Keseragaman (Fachrul, 2007)
𝐻′
E=
𝐻 ′ 𝑚𝑎𝑥

6
yang telah dikategorikan dalam Kategori Biota Laut (Kep. Men LH, no 51 tahun
indeks. 2004).
Nilai Indeks Keanekaragaman yang
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
diperoleh dibandingkan dengan kategori
indeks keanekaragaman Shannon–wiener
Berdasarkan hasil pengamatan pada
(Fachrul, 2007) sehingga didapat kategori
daerah Muara Sungai Kawal adalah 2 famili
nilai indeks keanekaragaman jika H’ > 3
dan 5 spesies yaitu famili Veneridae dengan
Nilai keanekaragaman spesies tinggi, lalu jika
jenis Bivalvia Anomalocardia squamosa,
H’ 1 ≤ H’ ≤ 3 Nilai keanekaragaman spesies
Callista impar, Gafrarium pectinatum dan
sedang, sedangkan jika H’ < 1 Nilai
Marcia japonica Famili Glycymerididae
keanekaragaman spesies rendah.
dengan jenis Bivalvia Tucetona strigilata.
Nilai indeks keseragaman yang
Total kelimpahan Bivalvia yang ditemukan
didapat selanjutnya dibandingkan dengan
sebesar 73708 ind/ha dengan kelimpahan
kategori indeks keseragaman (Krebs, 1989
tertinggi pada jenis Gafrarium pectinatum
dalam Handayani, 2009) E < 0,4 maka
sebanyak 50693 ind/ha dan jenis terendah
Keseragaman populasi rendah, lalu jika 0,4 <
yaitu Anomalocardia squamosa sebanyak
E < 0,6 maka Keseragaman populasi sedang,
4326 ind/ha. Perbedaan jumlah jenis tersebut
sedangkan E > 0,6 maka Keseragaman
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya
populasi tinggi.
faktor parameter fisika perairan yang
Nilai indeks dominasi yang didapat
berbeda-beda disetiap lokasi serta jenis
dibandingkan dengan kategori indeks
substrat. Menurut Alfiansyah (2014) Kondisi
dominasi Krebs (1989) dalam Handayani
fisika dan kimia perairan sangat mendukung
(2009) yaitu dengan D < 0,4 maka dominasi
keberadaan bivalvia, selain dari
populasi rendah, lalu jika 0,4 < D < 0,6 maka
ketersediaan makanan, unsur hara dan
dominasi populasi sedang, lalu jika D > 0,6
bahan organik maupun kemampuan biota
maka dominasi populasi tinggi.
untuk dapat beradaptasi terhadap kondisi
Nilai pola sebaran habitat yang
fisik lingkungan yang selalu berubah
didapat selanjutnya dibandingkan dengan
bahkan terhadap tekanan ekologis seperti
kategori indeks pola sebaran habitat (Krebs,
pemangsaan oleh organisme lain bahkan
1989 dalam Adi, 2013). Nilai indeks
memperebut tempat demi kelangsungan
moristita berupa penyebaran spesies di
hidupnya.
kategorikan kedalam pola penyebaran
bersifat seragam jika Id < 1, pola penyebaran
1. Komposisi Jenis Total Bivalvia di
bersifat acak jika Id = 1, pola penyebaran
Muara Sungai Kawal
bersifat mengelompok jika Id > 1.
Hasil penelitian yang di lakukan di
Analisis data kualitas perairan akan
Muara Sungai Kawal dari 13 transek
mengacu kepada Baku Mutu Air Laut untuk

7
mendapatkan 3936 individu Bivalvia. Bivalvia di Muara Sungai Kawal
Bivalvia di Muara Sungai Kawal kehadirannya lebih banyak diwakili dari
kehadirannya lebih banyak diwakili dari Famili Veneridae yaitu ditemukan 4 jenis.
famili Veneridae yaitu ditemukan 4 jenis. Ruppert dan Barnes (1991) dalam
Untuk melihat komposisi jenis Bivalvia dapat Alfiansyah (2014) menyatakan hal ini
dilihat pada Tabel 2 dan Diagram Komposisi karena famili tersebut memiliki
jenis Bivalvia di Muara Sungai Kawal di kemampuan yang tinggi untuk beradaptasi
bawah ini. dengan berbagai habitat. Sementara jenis
Tabel 2. Jumlah dan Komposisi Total Jenis Bivalvia terendah ditemukan pada jenis
Bivalvia di Muara Sungai Kawal Anomalocardia squamosa. Diagram
Persentase komposisi jenis kelas Bivalvia
Komposisi
No Jenis Jumlah
Jenis (%)
di Muara Sungai Kawal pada Gambar 8

2707 diatas.
1 Gafrarium pectinatum 68,78
389
2 Tucetona strigilata 9,88
2. Indeks Keanekaragaman,
287
3 Marcia japonica 7,29
322 Keseragaman, Dominansi Total di
4 Callista impar 8,18
231 Muara Sungai Kawal
5 Anomalocardia squamosa 5,87
Jumlah 3936
100
Sumber : Data primer 2015 Secara keseluruhan, nilai Indeks
Spesies yang jumlahnya ditemukan Keanekaragaman (H’) Bivalvia di muara
paling banyak adalah jenis Gafrarium Sungai Kawal yaitu 1,50 ini termasuk
pectinatum dari famili Veneridae yaitu kedalam kategori sedang, karena ditemukan
sebesar 68,78%. Jenis ini hampir ditemukan jenis Bivalvia yang cukup beragam yaitu 5
pada setiap titik pengambilan terutama pada jenis. Menurut Clarc (1974) dalam
daerah yang masih terdapat genangan air. Alfiansyah (2014), keanekaragaman
mengekspresikan variasi spesies yang ada
Gambar 3. Diagram Komposisi Jenis Total
dalam suatu ekosistem, ketika suatu
Bivalvia di Muara Sungai Kawal
ekosistem memiliki indeks keanekaragaman
Diagram Komposisi Jenis Total yang tinggi maka ekosisten tersebut
Bivalvia di Muara Sungai Kawal cenderung seimbang. Sebaliknya, jika suatu
5,87 %
8,18 %
ekosistem memiliki indeks keanekragaman
7,29 % Gafrarium
9,88 % 68,78 % pectinatum yang rendah maka mengindikasikan
Tucetona ekosistem tersebut dalam keadaan tertekan
strigilata
atau terdegradasi. Sedangkan menurut Odum
(1993) dalam Alfiansyah (2014),
(Sumber : Data primer 2015)
menegaskan bahwa keanekaragaman jenis
dipengaruhi oleh banyak hal, diantaranya

8
jenis habitat tempat hidup, stabilitas yang mendominansi dari suatu spesies dalam
lingkungan, produktifitas, kompetisi, dan komunitas. Untuk lebih jelasnya, indeks
penyangga makanan. keanekaragaman, keseragaman dan dominans
Bivalvia di muara Sungai Kawal dapat dilihat
Tabel 3. Indeks Keanekaragaman, pada tabel 11 diatas.
Keseragaman, Dominansi Total di Muara
3. Indeks Nilai Penting Total Jenis
Sungai Kawal
Bivalvia di Muara Sungai Kawal
Indeks Nilai Kategori
Keanekaragaman (H') 1,50 Sedang
Jenis yang memiliki INP terendah
Keseragaman (E) 0,65 Tinggi
menunjukkan bahwa jenis tersebut
Dominansi (D) 0,50 Sedang
mempunyai peranan yang kecil terhadap
Sumber : Data primer 2015
struktur komunitas Bivalvia di Muara Sungai
Untuk nilai indeks keseragaman (E)
Kawal. Berdasarakan hasil perhitungan untuk
yaitu 0,65 masuk ke dalam kategori tinggi.
Indeks Nilai Penting total jenis Bivalvia di
Kondisi komunitas dikatakan stabilbila
Muara Sungai Kawal didapatkan Indeks Nilai
memiliki nilai keseragaman jenis mendekati
Penting yang tertinggi yaitu jenis Gafrarium
1. Semakin kecil nilai kesergaman
pectinatum sebesar 106,51 %. Untuk lebih
mengindikisikan bahwa penyebaran jenis
lengkap, hasil perhitungan Indeks Nilai
relatif merata (Brower dan Zar, 1979 dalam
Penting Total di lokasi Muara Sungai Kawal
Alfiansyah, 2014).
dapat dilihat pada Tabel 16 di bawah ini:
Sedangkan untuk nilai indeks
dominansi (D) yaitu 0,50 masuk kedalam
Tabel. 4. Indeks Nilai Penting Total Jenis
kategori sedang karena tidak ada 1 jenis yang
Bivalvia di Muara Sungai Kawal
mendominasi tapi ada juga jenis lain yang
ditemukan cukup banyak. Menurut Kharisma Frekuensi
Kelimpahan
No Jenis Relatif INP
et al., (2012) dalam Akhrianti (2014) indeks Relatif (%)
(%)
keseragaman ini menggambarkan 1
Gafrarium
68,78 37,73 106,51
pectinatum
keseimbangan ekologis pada suatu Tucetona
2 9,88 18,42 28,31
komunitas, dimana semakin tinggi nilai strigilata
Marcia
3 7,29 15,04 22,34
keseragaman maka kualitas lingkungan japonica
semakin baik dan cocok dengan kehidupan 4 Callista impar 8,18 16,01 24,19
Anomalocardia
bivalvia. Menurut (Odum 1971 dalam 5 5,87 12,95 18,82
squamosa
Alfiansyah, 2014) nilai indeks dominasi yang Jumlah Total 100 100 200
mendekati 1 menunjukkan adanya spesies Sumber : Data primer 2015

yang mendominansi spesies lainnya Hal ini menunjukkan bahwa secara

sedangkan nilai indeks dominansi yang keseluruhan jenis Gafrarium pectinatum

mendekati 0 menunjukkan hampir tidak ada memberikan peranan yang besar terhadap

9
struktur komunitas Bivalvia pada Muara Tabel. 5 Pola Sebaran Total Bivalvia di
Sungai Kawal, jenis ini ditemukan melimpah Muara Sungai Kawal
pada daerah pengamatan dengan karaketristik
Chi Nilai
No Jenis Sebaran
habitat pasir maupun pasir berlumpur. Hal ini Square X2 Kritis x2
dikernakan Gafrarium pectinatum termasuk 1 G. pectinatum 1218,40 590,474 Mengelompok
dalam Famili Veneridae. Ruppert dan 2 T. strigilata 751,76 590,474 Mengelompok
Barnes (1991) dalam Alfiansyah (2014) 3 M. japonica 738,21 590,474 Mengelompok
menyatakan hal ini karena famili tersebut 4 C. impar 696,25 590,474 Mengelompok
memiliki kemampuan yang tinggi untuk 5 A. squamosa 677,49 590,474 Mengelompok

beradaptasi dengan berbagai habitat. Sumber : Data primer 2015


Sedangkan Indeks Nilai Penting total Menurut Kilburn (1999) dalam
terendah yaitu jenis Anomalocardia Akhrianti (2014) Gafrarium spp hidupnya
squamosa sebesar 18,82 %. Jenis yang terbenam secara vertikal, kadang kadang
memiliki INP terendah menunjukkan posteriornya muncul pada permukaan pasir.
bahwa jenis tersebut mempunyai peranan Umumnya famili Veneridae hidup di
yang kecil terhadap struktur komunitas laguna atau perairan yang dangkal dan
Bivalvia di perairan muara sungai Kawal. terkadang kerang-kerang tersebut
membentuk populasi yang padat, hal ini
4. Pola sebaran Bivalvia Total di merupakan bentuk adaptasi dari Gafrarium
Muara Sungai Kawal spp terhadap faktor kekeringan dan untuk
menghindari predator (Kurihara, 2003
Berdasarkan hasil pengamatan 5
dalam Akhrianti, 2014).
jenis Bivalvia yang ditemukan dari 13 transek
Kondisi sebaran jenis Bivalvia pada
dan 534 plot di zona litoral/intertidal Muara
lokasi penelitian umumnya adalah pola
Sungai Kawal dapat dijelaskan bahwa
sebaran yang mengelompok. Kondisi
keseluruhan jenis yang ditemukan tersebut
morfologi pantai akan mempengaruhi
hidup atau pola sebarannya adalah
kerapatan dan jenis-jenis biota yang terdapat
mengelompok. Pola yang bersifat
didalamnya, termasuk juga akan
mengelompok, hal ini karena adanya
mempengaruhi distribusi dan komposisi jenis
pengumpulan individu sebagai strategi dalam
Bivalvia (karang-kerangan) yang hidup
menanggapi perubahan cuaca dan musim,
dihabitat tersebut (Riniatsih, 2007)
serta perubahan habitat dan proses
reproduksi (Odum 1993, dalam Alfiansyah,
2014). Pola sebaran Bivalvia di Muara
Sungai Kawal dapat dilihat pada tabel 19. Di
bawah ini:

10
5. Parameter Perairan Anomalocardia squamosa, Gafrarium
pectinatum dan Marcia japonica serta Famili
Tabel 6. Hasil Pengukuran Parameter Glycymerididae dengan jenis Tucetona
Perairan
Hasil Baku
strigilata.
Parameter Satuan
Pengukuran Mutu Nilai indeks ekologis Bivalvia di
Suhu o
C 29,4 – 30,5 28 – 32
DO mg/l 4,9 – 7,2 >5 Muara Sungai Kawal sebagai berikut :
Salinitas o
/oo 25,8 – 35,5 33 – 34
pH - 9,37 – 10,88 7 – 8,5 1. Indeks keanekaragaman (H’) 1,50
berkatagori sedang
Berdasarkan KepMenLH no. 51
2. Indeks keseragaman (E) 0,65 berkatagori
tentang baku mutu air laut untuk biota laut,
tinggi
parameter perairan diwilayah Muara Sungai
3. Indeks dominansi (D) 0,50 berkatagori
Kawal mendukung kehidupan Bivalvia yakni
sedang
suhu, oksigen teralrut (DO), dan salinitas.
Dari nilai indeks diatas
Sedangkan pH perairannya tidak mendukung
menggambarkan bahwa komunitas Bivalvia
kehidupan Bivalvia di Muara Sungai Kawal.
di Muara Sungai Kawal dalam kondisi stabil
Sedimen di lokasi 1 berupa pasir dan
dan jenis Gafrarium pectinatum memiliki
pasir berlumpur. Sedangkan sedimen di
kelimpahan tertinggi dari jenis lainnya yaitu
lokasi 2 berupa pasir. Menurut Gab-Alla et
50693 ind/ha dengan kelimpahan total adalah
al.(2007) dalam Akhrianti (2014), Gafrarium
73708 ind/ha.
pectinatum lebih banyak tersebar pada zona
Indeks Nilai Penting yang tertinggi
intertidal berpasir. Menurut Baron and
yaitu jenis Gafrarium pectinatum sebesar
Clavier (2008) dalam Akhrianti (2014)
105,51 % Sedangkan Indeks Nilai Penting
Gafrarium spp lebih menyenangi habitat
terendah yaitu jenis Anomalocardia
dengan substrat dasar berpasir hingga
squamosa sebesar 18,82 dengan pola sebaran
sedimen berlumpur di permukaan dasar
Bivalvia mengelompok.
substrat, hal ini berkaitan dengan tingkah
Parameter perairan diwilayah Muara
laku biota baik itu untuk memperoleh
Sungai Kawal seperti Suhu berkisar antara
makanan dengan filter feeder ataupun
29,4 °C – 30,4 °C, Oksigen teralrut (DO)
untuk menggali lubang demi menghindari
berkisar antara 5 mg/l – 6,57 mg/l dan
diri dari predator.
Salinitas berkisar antara 26 ‰ – 35,4 ‰
V. PENUTUP mendukung untuk kehidupan Bivalvia yang
ditetapkan KepMen LH no. 51 tentang baku
a. Kesimpulan
mutu air laut untuk biota laut. Sedangkan
Dari hasil penelitian yang telah
Derajad Keasaman (pH) berkisar 9,49 – 10,8
dilakukan di Muara Sungai Kawal ditemukan
cukup tinggi sehingga tidak mendukung
2 famili dangan 5 spesies Bivalvia yaitu
kehidupan Bivalvia. Sedimen yang
famili Veneridae dan Glycymerididae. Famili
ditemukan di Muara Sungai Kawal adalah
Veneridae dengan jenis Callista impar,

11
pasir berlumpur dan pasir merupakan jenis Handayani, D. 2009. Kelimpahan dan
substrat yang memdukung untuk kehudupan Keanekaragaman Plankton Diperairan
Bivalvia. Pasang Surut Tambak Blanakan,
b. Saran Subang. Skripsi: Universitas Islam
Berdasarkan hasil penelitian Struktur Syarif Hidayatullah, Jakarta
Komunitas Bivalvia Di Muara Sungai Kawal
dan jenis Bivalvia yang mendominasi di Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut Suatu
perairan Muara Sungai Kawal yaitu jenis Pendekatan Ekologi, PT. Gramedia,
Gafrarium pectinatum, sehingga jenis Jakarta.
Gafrarium pectinatum berpotensi sebagai
bioindikator perairan. Disarankan untuk Pratama R. R. 2013. Analisis Tingkat
diteliti lebih lanjut terhadap jenis Gafrarium Kepadatan dan Pola Persebaran
pectinatum sebagai bioindikator perairan di populasi siput laut Gonggong
Muara Sungai Kawal. (strombus Canarium) di perairan
pesisir Pulau Dompak. Skripsi:
DAFTAR PUSTAKA Universitas Maritim raja Ali Haji,
Tanjungpinang
Akhianti, I. 2014. Distribusi dan Preferensi
Bivalvia di Pesisir Perairan Rinaiatsih, I. dan Widianingsih. 2007.
Kecamatan Simpang Pesak Kabupaten Kelimpahan dan Pola Sebaran Kerang
Belitung Timur. Jurnal : Insitut – kerangan (Bivalve) di Ekosistem
Pertanian Bogor Padang Lamun, Perairan Jepara.
Jurnal Ilmu Kelautan. Vol 12 (1) : 53 -
Alfiansyah, A. 2014. Struktur Komunitas
58. Universitas Diponogoro,
Bivalvia Pada Kawasan Ekosistem
Semarang.
Lamun Di Perairan Teluk Dalam.
Skripsi : Universitas Maritim raja Ali
Romimohtarto, K. & S. Juwana. 2007.
Haji. Tanjungpinang
Biologi Laut. Jakarta: Djambatan

Arbi, U. C. 2011. Struktur Komunitas


Moluska di Perairan Padang Lamun Sari, A. 2011. Analisis Struktur Komunitas

Perairan Pulau Taliase, Sulawesi Bivalvia Pada Beberapa Kondisi

Utara. Jurnal Oseanologi dan Kawasan Mangrove Di Kecamatan

Limnologi Indonesia 37(1): 71-89. Sinjai Timur Dan Sinjai Utara


Kabupaten Sinjai. Skripsi: Universitas

Fachrul, M. F. 2007. Metode Sampling Hasanuddin Makassar

Bioekologi. Jakarta: Bumi Askara

12

Potrebbero piacerti anche